Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN METODE TEBAK
PUZZLE SISWA KELAS VIII B MTS MIFTAHUL HUDA NGRECO”

Disusun Oleh :

Aulia Nafahatil Khoiriyah (932504618)


Dian Mandasari (932501918)
Iklima Devi K (932509718)
Nadya Alfaina K (932509418)
Minhatul Maula (932507218)
Yunida Nur Afifah (932509518)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI (IAIN)

2020
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Meningkatkan Penguasaan Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
a. Pengertian Kosakata Bahasa Arab (Dasar)
b. Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kosakata Bahasa Arab
B. Pengertian Metode Tebak Puzzle
a. Pengertian Metode Tebak Puzzle
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Tebak Puzzle
c. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tebak Puzzle
C. Hipotesis Tindakan
D. Pertanyaan Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Subyek Penelitian
C. Bentuk Penelitian
D. Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Penelitian
BAB IV
PROSEDUR TINDAKAN
SIKLUS 1

A. Perencanaan Tindakan
B. Implementasi Tindakan
C. Observasi
D. Refleksi

SIKLUS 2

A. Perencanaan Tindakan
B. Implementasi Tindakan
C. Observasi
D. Refleksi

SIKLUS 3

A. Perencanaan Tindakan
B. Implementasi Tindakan
C. Observasi
D. Refleksi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
C. Keterbatasan Penelitian
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan tak asing lagi dengan bahasa Arab. Bahasa Arab
menjadi asupan materi dasar disetiap jenjang. Bahasa Arab dikenal sebagai
bahasa yang sulit . Bahasa yang memiliki banyak kaidah-kaidah dan bahasa
yang unik.
Dalam penerapannya bahasa Arab sangat sulit jika dibandingkan bahasa
Indonesia.Bahasa Arab memliki 4 aspek penting yaitu mendengar, berbicara,
membaca, menulis. Mendengar suara orang Arab asli agar kita bisa
melafalkan logat Arab ,biasanya mendengarkan audio percakapan atau
bacaan. Kalam : berbicara bahasa Arab. Setelah mendengar suara orang Arab
langkah selanjutnya yaitu belajar menirukan, melafalkan logat Arab. Qiro’ah
: membaca tulisan Arab dengan benar . Sesuai kaidah nahwu-shorofnya.
Kitabah : menulis bahasa Arab dengan baik dan benar. Ke empat aspek
tersebut sangat berhubungan. Jika ingin memahami bahasa Arab harus
paham keempat nya. Sebelum mempelajari Pelafalan yang fasih, Dalam
pembelajaran bahasa Arab berhubungan erat dengan kosakata(mufrodat).
Kosakata adalah pondasi untuk belajar bahasa Arab. Yakni mempelajari satu
persatu kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab.
Permasalahan yang serupa yaitu rendahnya hasil pembelajaran kosakata
bahasa Arab juga terjadi pada kelas VIII B MTS MIFTAHUL HUDA
Ngreco. Beberapa kemungkinan penyebab yaitu, Dalam penerapan nya para
siswa kesulitan memahami bentuk-bentuk kosakata dan menghafalnya.
Peserta didik masih banyak yang sulit dengan pemahaman kosakata
berbahasa Arab penyebab lainnya yaitu disebabkan kurangnya fokus dan
respon didalam kelas. Dan beberapa sistem pembelajaran nya yang kurang
inovatif. Para peserta didik masih banyak yang ramai sendiri dan berbicara
dengan teman sebangkunya. Ini menjadikan respon terhadap materi ini sulit
diterapkan dan fokus mereka terbagi. Dalam kelas kondisi ini sangat perlu
diperhatikan, karna pembelajaran tidak akan berlangsung baik jika peserta
didik dan guru tidak satu fokus pada satu materi. Dan sistem pembelajaran
yang kurang inovatif, dikarenakan guru hanya monoton membacakan materi.
Jadi peserta didik hanya duduk tapi hanya sebagian yang mendengarkan
materi dari guru. Seharusnya disisipkan cara pengajaran yang baru.
Karena itu, peneliti bersama guru bermaksud untuk mengatasi
permasalahan diatas dengan mengadakan suatu Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan judul “ Meningkatkan penguasaan kosakata dalam
pembelajaran bahasa Arab dengan metode tebakpuzzle siswa kelas VIII B
MTS MIFTAHUL HUDA Ngreco”. Penelitian ini bertujuan agar para
peserta didik mengenal model pengajaran baru yang lebih inovatif. Agar para
peserta Didik bisa fokus dalam mengkap materi yang disampaikan. Dalam
proses pembelajaran yang paling sulit adalah membuat fokus peserta didik,
karena jika peserta didik tidak fokus apa yang diterangkan guru maka
otomatis tidak dapat memahaminya.
Metode tebak puzzle mengajarkan bagaimana menerapkan materi kosakata
dengan permainan tebak-tebakan. Pada peserta didik akan lebih bersemangat
dengan begitu fokus mereka akan terbentuk. Para guru hanya akan
menerapkan kosakata dalam permainan tebak puzzle ini. Dengan pengajaran
model seperti ini dapat meningkatkan pemahaman dan hafalan kosakata
peserta didik. Permainan ini akan dilakukan seluruh siswa dalam kelas yang
akan dipandu oleh guru. Dan permainan ini bertujuan untuk mengasah
kemampuan otak para peserta didik.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, diidentifikasi
masalah-masalah yang akan diteliti untuk memudahkan pemecahan masalah
penelitian yang dianggap paling penting untuk ditemukan jawabannya,
antara lain:

1. Siswa kesulitan melafalkan kosakata bahasa Arab yang banyak

2. Kurangnya minat dengan sistem pembelajaran didalam kelas yang


padat
3. Respon semangat yang kurang menjadikan siswa malas dan tidur
saat jam belajar berlangsung

C. Batasan Masalah
1. Kosakata bahasa Arab: hanya pola kosakata yan#g berbahasa Arab
(dasar).
2. Siswa kelas VIII B MTS MIFTAHUL HUDA Ngreco: seluruh siswa
dikelas VIII B MTS MIFTAHUL HUDA Ngreco.
3. Metode tebak puzzle: rangkaian tebak-tebakan yang berjenis puzzle ,
berbentuk bahasa Arab.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode
tebak puzzle pada siswa kelas VIII B MTS MIFTAHUL HUDA Ngreco.
2. Apakah model pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode tebak
puzzle dapat meningkatkan kosakata siswa kelas VIII B MTS
MIFTAHUL HUDA Ngreco.
3. Bagaimana meningkatkan kosakata pembelajaran bahasa Arab siswa
kelas VIII B MTS MIFTAHUL HUDA Ngreco menggunakan metode
tebak puzzle.

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui model pembelajaran bahasa Arab menggunakan
metode tebak puzzle pada siswa kelas VIII B MTS MIFTAHUL HUDA
Ngreco.
2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran bahasa Arab
menggunakan metode tebak puzzle dapat meningkatkan kosakata siswa
kelas VIII B MTS MIFTAHUL HUDA Ngreco.
3. Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kosakata pembelajaran
bahasa Arab siswa kelas VIII B MTS MIFTAHUL HUDA Ngreco
menggunakan metode tebak puzzle.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru: penelitian ini sebagai bahan metode baru. Agar dalam
penyampaian pembelajaran bagi guru lebih inovatif dan kreatif.
Khususnya pembelajaran bahasa Arab.
2. Bagi siswa: penelitian ini sebagai pematangan evaluasi. Adanya metode
baru bagi siswa akan memberikan efek respon tanggap dan semangat
yang tinggi dalam pembelajaran bahasa Arab.
3. Bagi peneliti: penelitian ini sebagai pengetahuan baru dan referensi agar
kedepannya dapat menyelesaikann problem dalam kelas pembelajaran.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Meningkatkan Penguasaan Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa


Arab
a. Pengertian Kosakata Bahasa Arab (Dasar)
Keraf (1991: 24) mengemukakan bahwa kosakata atau
pembendaharaan kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki
oleh sebuah bahasa. Pendapat Keraf tersebut memberikan penegasan
bahwa sesungguhnya kosakata itu merupakan keseluruhan kata yang
dimiliki suatu bahasa. Ulrich (2007: 3) dalam bukunya mengungkapkan
bahwa “Wörter sind unser Tor zur Welt, Wörter sind unser Weg zu den
Menschen: Sie ermöglichen uns das Denken, sie sind die Grundlage
unserer Verständigung miteinander“. Penjelasan tersebut menerangkan
bahwa kata-kata adalah gerbang kita menuju dunia, kata-kata merupakan
sarana untuk menjalin komunikasi sesama manusia: kata-kata
memungkinkan kita untuk berfikir, kata-kata merupakan dasar untuk
saling berkomunikasi.
Kosakata merupakan komponen yang sangat penting bahkan bisa
disebut sebagai kunci dalam mempelajari bahasa asing, karena kekayaan
kosakata seseorang turut menentukan kualitas keterampilan berbahasa
orang tersebut. Menurut Nurgiyantoro (2001: 146), kosakata adalah
perbendaharaan kata atau apa saja yang dimiliki oleh suatu bahasa.
Menurut Zulhanan, “kosakata atau mufradat adalah kumpulan
kosakata yang digunakan oleh seseorang baik secara lisan maupun tulisan
yang sudah memiliki pengertian dan uraian terjemahannya tanpa
dirangkaikan dengan kata-kata lain serta tersusun secara abjadiyah”. 1 Kosa
kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua katakata yang
dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan
akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimatkalimat yang
baru. Kosakata (mufradat) merupakan kumpulan kata-kata yang

1
Zulhanan, “Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif”, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), 109.
membentuk bahasa yang diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut
yang akan digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan
masyarakat sekitar.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat di deskripsikan bahwa
kosakata merupakan kunci dalam komunikasi dalam berbahasa arab. Dan
merupakan menjadi hal wajib untuk dipelajari. Oleh karena itu banyak
cara dan media untuk meningkatkan kosakata dalam bahasa arab pada
siswa. Namun tidak semua cara dan media dapat diterima atau diterapkan
dalam suatu kelas. Karena adanya beberapa faktor yang
mempengaruhinya.

b. Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kosakata Bahasa Arab


Media pembelajaran adalah suatu alat bantu dalam proses
pembelajaran. Agar proses pembelajaran lebih efektif dan inovatif. Media
dimaksudkan untuk merangsang daya pola pikir siswa dalam menangkap
materi yang dijelaskan. Media pembelajaran sangat bermacam-macam.
Akan tetapi banyak media pembelajaran yang belum dimanfaatkan secara
maksimal. Hal ini dalam berbagai alasan, salahsatunya kurangnya
pemahaman cara penggunaan media (pengelolaannya).
Pada dasarnya ada banyak macam pembelajaran untuk
meningkatkan kosakata bahasa Arab peserta didik. Disini peneliti
mengambil media permainan tebak puzzle. Para peserta didik akan
bermain sekaligus belajar. Saling menebak kosakata yang dipaparkan
secara acak. Dalam permainan ini akan melatih daya ingat para siswa
dalam memahami kosakata.

B. Pengertian Metode Tebak Puzzle


a. Pengertian Metode Tebak Puzzle
Metode tebak puzzle adalah permainan menganalisa tebakan
dengan cepat namun tepat. Permainan ini sudah sering dipakai dikalangan
umum. Jadi jika penerapan nya dilakukan dikelas pembelajaran pasti
menyenangkan. Para peserta didik akan saling berlomba-lomba menebak..
Metode tebak puzzle ini berbentuk kosakata bahasa Arab. Setiap tebakan
hanya seputar materi kosakata bahasa Arab saja. Dimaksudkan agar dapat
meningkatkan dan menambah kosakata peserta didik.
Berfokus pada kemampuan kognitif manusia sehingga
mengantarkannya pada suatu istilah cognitive code yang dikatakan oleh
aliran baru dalam pembelajaran bahasa, sebagai pengganti dari respon
terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan, jika guru merasa bertanggung
jawab ketika mengajar, dan sibuk melakukan hipotesis untuk
membantunya menyingkap kaidah-kaidah bahasa sasaran, dan kesalahan-
kesalahan yang terjaadi ketika harus membiasakan hal ini, yaitu dalil-dalil
yang menerangkan bahwa ia sibuk menguji kebenaran hipotesa-hipotesa
itu. Dengan ini peserta didik dapat meningkatkan kemampuan
berbahasanya secara berangsur-angsur. Pada awalnya banyak peserta didik
yang gagap dalam berbicara dan ini adalah hal yang diharapkan.
Melakukan empat keterampilan berbahasa: membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara secara bersama-sama sejak awal
pembelajaran, karena semuanya itu sama-sama penting.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Tebak Puzzle


Pertama : Guru akan memberikan penjelasan mengenai aturan
permainan.
Kedua : Guru secara acak membagi menjadi beberapa kelompok.
Ketiga : Semua peserta didik akan diberi waktu untuk menghafal
kan kosakata dari buku LKS.
Keempat : Kemudian satu orang ditunjuk sebagai leader. Seorang
leader bertugas menyusun kosakata dari anggota.
Kelima : Setiap kelompok sudah disediakan kertas berisikan
kosakata namun berbahasa Indonesia.
Keenam : Saat permainan dimulai seluruh kelompok berbaris. Jika
guru memulai permainan.maka setiap anggota kelompok akan mengambil
kertas tadi secara acak dan menebak bahasa arabnya . kemudian leader
akan bertugas menyusun sesuai kertas tadi, dengan di ucapankan
berbahasa arab dari anggota mereka . Leader akan menulis dipapan yang
sudah disediakan.
Ketujuh : Guru akan menilai benar atau salah nya susunan kosakata
dari masing-masing kelompok.

c. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tebak Puzzle


Sebagaimana metode-metode yang lain, Tebak Puzzle juga
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Di antara Kelemahannya adalah :

1. Membutuhkan waktu yang lama untuk persiapan.

2. Membutuhkan tempat yang agak luas ,tergantung pembagian setiap


kelompok beranggotakan berapa orang.

3. Waktu terbuang ,karena adanya anggota yang tidak bisa menebak


kosakata bahasa Indonesia ke bahasa Arab.

4. Tidak semua siswa dapat giliran bermain selama satu jam


pelajaran.

Di antara Kelebihan adalah:

1. Menambah daya ingat peserta didik dalam pemahaman kosakata


bahasa Arab.

2. Menumbuhkan rasa kerja sama antar anggota kelompok.

3. Menjadikan susasana kelas pembelajaran menjadi lebih hidup dan


menyenangkan.

4. Melatih mental.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, metode
pembelajaran menggunakan tebak puzzle dapat meningkatkan penguasaan
kosakata dalam pembelajaran bahasa Arab.
D. Pertanyaan Penelitian
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MTS MIFTAHUL HUDA Ngreco yang berada
di Jl. Raya Ngreco, Ngreco, Kec. Kandat, Kediri, Jawa Timur (64173). Waktu
penelitian akan dilakukan pada tanggal 06 Oktober sampai 30 Oktober 2020
pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

B. Subyek Penelitian
Adapun subyek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VIII B. Jumlah
siswa kelas tersebut sebanyak .... orang terdiri dari .... orang laki-laki dan ...
orang perempuan.

C. Bentuk Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Actions
Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian
yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.2
Pelaksanaan PTK dilakukan secara Siklus dan setiap Siklus terdiri atas
empat tahapan. Tahapan dalam setiap Siklus tersebut meliputi : Tahapan
perencanaan, Tahap Pelaksanaan tindakan, Tahap Observasi dan evaluasi dan
Tahap Refleksi.3

D. Sumber Data

2
Ani Widayati, “Penelitian Tindakan Kelas”, Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, 1 (2008), 88-
89.
3
Hajria Arfah, Skripsi: “Efektivitas Metode Resitasi dalam Meningkatkan Kemampuan Peserta
Didik Menghafal Mufrodat pada Pelajaran Bahasa Arab Kelas Vi Madrasah Ibtidaiyah Hasri
Agang Je’ne Kab. Jeneponto”, (Makassar: UIN Alaudin, 2015), 28.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil pre test dan post
test siswa, observasi kepada siswa, dan dokumen. Data yang diperoleh dari
sumber di atas dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Adapun data primer yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah : (1) hasil nilai tes siswa (pre test dan post test), (2) hasil observasi
kepada siswa berkaitan langsung dengan fokus penelitian seperti
kemampunan kitabah siswa dan bagaimana keadaan waktu belajar ketika
diadakan dengan metode tebak puzzle. Adapun sumber data sekunder dalam
penelitian ini adalah dokumen atau bahan tertulis atau bahan perpustakaan
yaitu buku-buku, artikel, jurnal ilmiah dan koran yang membahas masalah
yang relevan dengan masalah-masalah ini.

E. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Jenis instrumen pengumpulan data yang digunakan
adalah:
a. Test
Test adalah cara yang dipergunakan atau prosedur yang perlu
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang
harus dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari
hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi testee.4 Adapun pelaksanaannya, dapat
dilaksanakan secara lisan maupun tertulis yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam kemampuan Penguasaan mufrodat sebelum dan
setelah menggunakan metode Tebak puzzle.

b. Observasi
Pengamatan atau observasi merupakan cara pengumpulan data
dengan terjun langsung atau melihat langsung kelapangan, mengamati

4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015), 66
obyek yang diteliti. Serta untuk menggali berbagai sumber data baik
berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan kendala, serta rekaman gambar
atau pemutusan langsung para pembuat keputusan kegiatan yang sedang
berjalan.5 Berbagai macam metodeobservasi yaitu observasi partisipantif
dan observasi nonpartisipatif. Dalam penelitian ini digunakan jenis
observasi partisipantif, adalah observasi yang dilakukan apabila observer
ikut serta dalam kegiatan atau situasi yang dilakukan oleh obserment.
Maka dari itu, apabila peneliti ingin mengetahui bagaimana aktivitas
peserta didik dalam mengikuti suatu diskusi, maka peneliti (observer) ikut
serta dalam kegiatan diskusi.

c. Metode dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, legger, agenda dan
sebagainya. Pada teknik ini, peneliti memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden
atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan
sehari-hari. Adapun beberapa dokumentasi yang dapat membantu peneliti
dalam mengumpulkan data penelitian yang ada relevansinya dengan
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, seperti:
a. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Berbagai macam ujian hasil dan tes.
c. Laporan tugas siswa.
d. Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran soal
yang dikerjakan peserta didik.

F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
adaalat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut dengan Instrumen
penelitian. Menurut(Suharsimi Arikunto 2013, hal. 203) “Instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
5
Muhammad Ali Gunawan, Statistik Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi Sosial,
(Yogyakarta: Parama Publishing, 2015), 6.
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”
Menurut (N.S. Sukmadinata 2011, hal. 230) “Instrumen penelitian adalah
berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi tentang pertanyaan dan
pernyataan yang latrenatif jawabannya memiliki stnadar jawaban tertentu,
benar salah maupun skala jawaban.”

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian


merupakan alat atau fasilitas dalam mengumpulkan data yang digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan
yang memiliki standar skala jawaban tertentu.

a. Test
Instrumen tes dikembangkan untuk menjawab pertanyaan input
dan output yakni penyiapan perangkat test sebelum dan setelah siswa
mengikuti pembelajaran (pretest dan posttest). Soal yang dibuat
berdasarkan kurikulum, SK, KD, dan silabus tahun 2020/2021.
Alokasi waktu dalam memberikan soal ini yakni 2 jam sesuai jadwal
pelajaran bahasa Arab biasanya dilakukan di kelas. Materi yang dipilih
peneliti yaitu bab ‫(المهنـة‬profesi). Bentuk tes ini termasuk jenis tes
obyektif (pilihan ganda). Jumlah butir soal hanya 10 saja karena dirasa
lebih efektif dan efisien baik dalam menjawab maupun mengoreksi.
Batas waktu mengerjakan yakni 30 menit dan setiap soal diberi skor 10
jika benar.

b. Observasi
Menurut Nawawi dan Martini, mereka menjelaskan bahwa observasi
merupakan kegiatan mengamati, yang diikuti pencatatan secara urut.
Hal ini terdiri atas beberapa unsur yang muncul dalam fenomena di
dalam objek yang diteliti. Hasil dari proses tersebut dilaporkan dengan
laporan yang sistematis dan sesuai kaidah yang berlaku. Pada
penelitian ini observasi dilakukan langsung oleh peneliti dengan
mengikuti kegiatan para siswa di sekolah dan di dalam kelas.
c. Dokumentasi
1. Sejarah MTS MIFTAHUL HUDA NGRECO.
2. Identitas MTS MIFTAHUL HUDA NGRECO.
3. Letak geografis lokasi MTS MIFTAHUL HUDA NGRECO.
4. Visi dan Misi MTS MIFTAHUL HUDA NGRECO.
5. Keadaan siswa kelas VIII B MIFTAHUL HUDA NGRECO.
6. Keadaan guru dan tenaga kependidikan bahasa Arab di kelas VIII
B MTS MIFTAHUL HUDA NGRECO.
BAB IV

PROSEDUR TINDAKAN

Proses PTK pada pelaksanaan penelitian ini dirujuk dari model Kemmis &
Mc. Taggart yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah
sebagai berikut, yaitu: Perencanaan (planning), Tindakan (acting),
Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting). Sehingga pada penelitian
ini merupakan siklus spiral, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan atau memodifikasi perencanaan dan refleksi.(Yuli Eko Siswono
2009, hal. 5.)

Siklus 1

a. Perencanaan

1. Menyusun RPP pada KD tentang bab ‫(المهنة‬profesi) secara tepat dan


benar.

2. Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa.

3. Menyiapkan format evaluasi pretest atau post test.

4. Menyiapkan sumber belajar yang berupa materi diskusi, puzzle,


buku/kertas dan pen.

5. Mengembangkan skenario pembelajaran dengan metode tebak puzzle.


b. Tindakan

1. Guru melakukan apresiasi, motivasi untuk mengarahkan siswa


memasuki KD yang akan dibahas.

2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Guru menjelaskan tambahan kosakata dengan metode tebak puzzle.

4. Guru membagi siswa ke berapa kelompok.

5. Siswa diberi kesempatan waktu untuk berdiskusi.

6. Guru memotivasi seluruh peserta untuk berpartisipasi dalam kelompok


dan menuliskan hasilnya pada kertas yang disediakan.

7. Guru mendiskusikan hasil dari masing-masing kelompok dengan


seluruh siswa, bila perlu mengadakan penambahan materi.

8. Guru mengadakan tes/ulangan.

c. Pengamatan

1.Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat


pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan
instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa.

2. Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran dari pre test


dan post test yang diisi siswa.

d. Refleksi

1. Pada siklus I terlihat ada beberapa kelompok belum mengerti tugas


sehingga pembelajaran belum berjalan dengan lancar.

2. Siswa masih belum dapat memanfaatkan waku yang tersedia dengan


tepat.
3. Siswa masih banyak merasa kesulitan untuk menemukan jawaban
yang tepat, maka dari itu hasil beberapa kelompok masih belum
selesai, karena yang ditulis belum sempurna.

4. Pada saat diberi kesempatan berdiskusi hanya sedikit siswa yang mau
bertanya karena malu.

5. Pada saat presentasi terdapat beberapa kelompok terlihat kurang


percaya diri. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan
untuk mencari alternatif pemecahan masalah pada siklus ke 2.

Siklus 2

a. Perencanaan

1. Menyusun RPP pada bab ‫(المهنة‬profesi) secara tepat dan benar.

2. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah.

3. Menyiapkan instrumen penelitian, yaitu instrumen pembelajaran guru


dan siswa.

4. Menyiapkan sumber belajar berupa materi, kertas/buku dan pen.

5. Menyiapkan evaluasi pretest dan post test

6. Membentuk kelompok dalam kelas.

7. Membuat skenario pembelajaran.

b. Tindakan

1. Guru melakukan apresiasi, dan motivasi untuk mengarahkan siswa


memasuki KD yang akan dibahas.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Guru menjelaskan tambahan kosakata dengan metode tebak puzzle.


4. Masing-masing kelompok memahami materi berupa video yang sudah
dibuat dan ditayangkan oleh guru untuk menambahkan semangat
siswa.

5. Guru memotivasi siswa untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan


kelompok kerjanya dan menuliskan hasil kerjanya pada kertas yang
tersedia.

6. Guru melihat hasil kerja sambil memberikan penghargaan pada


masing-masing kelompok.

7. Guru mendiskusikan kembali dengan seluruh siswa dan bila perlu


mengadakan pengembangan materi.

8. Guru mengadakan tes/ulangan.

c. Pengamatan

1. Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan guru pada saat


pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan
instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa.

2. Guru mengevaluasi kegiatannya dengan menggunakan pedoman


wawancara.

d. Refleksi

1. Antusias siswa dalam mengikuti KBM sangat baik terlihat semua


siswa aktif mencari sumber belajar, tapi kelancaran mengemukakan
ide dalam memecahkan masalah baru mencapai 50%.

2. Ketelitian dalam menghimpun hasil diskusi masih kurang, terlihat hasil


tulisan yang dipresentasikan masih ada yang kurang.

Siklus 3

a. Perencanaan
1. Menyusun RPP pada bab ‫(المهنة‬profesi) secara tepat dan benar.

2. Menyiapkan instrumen penelitian, yaitu instrumen pembelajaran guru


dan siswa.

3. Menyiapkan sumber belajar berupa materi, kertas/buku, pen.

4. Menyiapkan evaluasi pretest dan post test.

5. Membentuk kelompok dalam kelas.

6. Membuat skenario pembelajaran.

7. Guru memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah.

b. Tindakan

1. Guru melakukan apresiasi dan motivasi untuk mengarahkan siswa


memasuki KD yang akan dibahas.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Menjelaskan materi kosakata pelajaran hari itu dengan metode tebak


puzzle.

4. Masing-masing kelompok berdiskusi dengan sumber belajar dan


lembar kegiatan siswa.

5. Guru memotivasi siswa untuk berpartisipasi bekerja dengan kelompok


diskusinya dan menuliskannya hasil kerja kelompoknya pada kertas
yang tersedia.

6. Guru melihat hasil kerja sambil memberikan penghargaan pada


masing-masing kelompok.

7. Guru mengoreksi dan memberitahu kekurangan hasil dari diskusi


kelompoknya.
8. Guru mendiskusikan kembali dengan seluruh siswa untuk mengambil
kesimpulan bersama siswa dan bila perlu mengadakan pengembangan
materi.

9. Guru mengadakan tes/ulangan.

c. Pengamatan

1. Observasi (kolaborasi) mengamati kegiatan gurusiswa dengan


menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa.

2. Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran dari wawancara


siswa.

d. Refleksi

1. Pada siklus ke-3 terjadi kemajuan yang signifikan. Kelancaran


mengemukakan pendapat, kemampuan menghimpun hasil diskusi, dan
presentasi sangat baik.

2. Ketelitian dalam menuliskan hasil diskusi pada saat dilaporkan sangat


baik dan menarik.

3. Dari siklus ke-3 dapat disimpulkan bahwa siswa mencapai lebih dari
90% dalam proses belajar mengajar sehingga kegiatan tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kosakata merupakan komponen yang sangat penting bahkan bisa
disebut sebagai kunci dalam mempelajari bahasa asing, karena kekayaan
kosakata seseorang turut menentukan kualitas keterampilan berbahasa
orang tersebut. Media pembelajaran adalah suatu alat bantu dalam proses
pembelajaran. Agar proses pembelajaran lebih efektif dan inovatif. Media
dimaksudkan untuk merangsang daya pola pikir siswa dalam menangkap
materi yang dijelaskan. Media pembelajaran sangat bermacam-macam.
Akan tetapi banyak media pembelajaran yang belum dimanfaatkan secara
maksimal. Dalam hal ini berbagai alasan, salahsatunya kurangnya
pemahaman cara penggunaan media (pengelolaannya), maka disini
peneliti memcoba membuat sebuah metode untuk membantu para siswa
dalam menghafal kosakata yaitu metode tebak puzzle. Metode tebak
puzzle adalah permainan menganalisa tebakan dengan cepat namun tepat.
Permainan ini sudah sering dipakai dikalangan umum. Jadi jika penerapan
nya dilakukan dikelas pembelajaran pasti menyenangkan. Para peserta
didik akan saling berlomba-lomba menebak.. Metode tebak puzzle ini
berbentuk kosakata bahasa Arab. Setiap tebakan hanya seputar materi
kosakata bahasa Arab saja. Dengan maksud dan tujuan agar dapat
meningkatkan dan menambah kosakata peserta didik.

B. Saran

Dengan selesainya penyusunan sebuah penelitian yang berjudul "meningkatkan


penguasaan kosakata dalam pembelajaran bahasa arab dengan metode tebak
puzzle siswa kelas VIII B MTS Miftahul Huda Ngreco"

penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: Hendaknya siswa


mempunyai penguasaan kosakata Bahasa Arab yang baik. Hendaknya
guru mampu meningkatkan kualitas penguasaan kosakata Bahasa Arab
agar semangat siswa terdorong untuk berbicara menggunakan Bahasa
Arab yang baik dan benar.
C. Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi
penelitian Tindakan kelas ini yaitu:
1. Tidak semua materi bahasa arab dapat diterapkan dengan metode
tebak puzzle, sehingga pertemuan hanya dilaksanakan dalam tiga
siklus.
2. Pada pertemuan pertama siklus I, terlihat ada beberapa kelompok
belum mengerti tugas sehingga pembelajaran belum berjalan
dengan lancar.
3. Pada saat diberi kesempatan berdiskusi hanya sedikit siswa yang
mau bertanya karena malu menyebabkan waktu yang digunakan
menjadi tidak efisien.
4. Karena Keterbatasan waktu dimasa pandemi menjadikan peneliti
kurang leluasa dalam melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai