Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.

1 Maret 2017

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA POSTER TERHADAP


PENGETAHUAN MANAJEMEN HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI

Zakiyatul Ulya1, Asep Iskandar2, Fajar Tri Asih3

1Nursing Student, Nursing Program, Faculty of Health Science, University of Jenderal


Soedirman
2 Nursing Program, Faculty of Health Science, University of Jenderal Soedirman
3Public Health Office Banyumas

Email: zulya7911@gmail.com

ABSTRAK
Pengetahuan manajemen hipertensi yang rendah dapat menyebabkan tidak terkontrolnya
tekanan darah dan timbulnya komplikasi penyakit lain. Pengetahuan hipertensi dapat
ditingkatkan dengan pendidikan kesehatan. Media dibutuhkan saat pendidikan kesehatan
untuk memudahkan penyampaian informasi. Poster merupakan salah satu media
pendidikan kesehatan yang menggunakan huruf disertai gambar dan dapat ditempel
dimanapun sehingga dapat dijadikan pengingat informasi yang diberikan. Penelitian ini
merupakan quasi experiment dengan desain pre-test and post-test non equivalent control
group. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Sampel
berjumlah 32 orang dan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kontrol.
Analisis data menggunakan Paired t-test dan Independent t-test. Sebagian besar
responden berusia 45-60 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan Sekolah
Dasar (SD), dan sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hasil uji Paired t-test
terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kelompok intervensi (p
= 0,000) dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,194). Hasil uji Independent t-test
menunjukkan ada peningkatan pengetahuan antara kelompok intervensi dan kontrol (p =
0,016). Pendidikan kesehatan dengan media poster efektif meningkatkan pengetahuan
manajemen hipertensi pada penderita hipertensi.
Kata Kunci: Hipertensi, Pengetahuan, Manajemen Hipertensi, Poster

ABSTRACT
The low hypertension management knowledg causes uncontrolled high blood pressure and
it's complication. A health education may increase the hypertension management
knowledge. Poster is one of the health education media consisting letters, picture, and can
be patch anywhere, so it can be read repeatedly. This was a quasy experiment with pre
and post-test non equivalent control group design. This study recruited the respondents
using a consecutive sampling method. The sample size was 32 respondents which divided
into intervention and control group. The data were analyzed using Paired t-test and
Independent t-test. The majority of respondents were age between 45-60 years old,
female, housewife, and graduated elementary school. The Paired t-test results showed that
there were significant differences of the knowledge pre and post-test scores in the
intervention group (p = 0,000) and control group (p = 0,194). The Independent t-test results
showed that there were significant differences between the knowledge post-test scores
among the intervention group and control group (p= 0,016). Health education using posters
may improve the hypertension management knowledge among the hypertension patients.

38
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Keywords: Hypertension, Hypertension Management Knowledge, Poster

PENDAHULUAN olahraga, istirahat, mengendalikan stres


Hipertensi merupakan masalah serta menghindari makanan-makanan
kesehatan utama di dunia. Menurut data tertentu yang dapat memperparah
World Health Organization (WHO) pada tekanan darah seseorang.
tahun 2011, 26,4% penduduk di dunia Pengetahuan masyarakat
menderita hipertensi dan kemungkinan mengenai manajemen hipertensi saat ini
akan meningkat menjadi 29,2% pada masih kurang. Pendidikan merupakan
tahun 2025. Hasil Riset Kesehatan salah satu cara yang dapat digunakan
Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan
26,5% penduduk Indonesia terkena seseorang. Pendidikan dapat diberikan
hipertensi dan Jawa Tengah menempati pada berbagai bidang, termasuk
peringkat ke-delapan terjadinya kesehatan. Notoatmodjo (2012)
hipertensi di Indonesia yaitu sebesar menyebutkan bahwa pendidikan
26,4% (Kementrian Kesehatan Republik kesehatan adalah suatu proses yang
Indonesia [Kemenkes R.I.], 2013). Data dapat meningkatkan derajat kesehatan
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan seseorang. Pendidikan kesehatan dapat
Banyumas jumlah penderita hipertensi diberikan kepada seluruh sasaran,
pada bulan Januari-September 2016 namun harus menggunakan metode
sebanyak 8690 kasus, lebih tinggi yang tepat agar informasi yang diberikan
dibandingkan tahun sebelumnya yang dapat diterima dengan baik.
mencapai 7223 kasus. Terdapat berbagai macam
Hipertensi yang berlangsung media pendidikan kesehatan yang dapat
dalam jangka waktu lama dan tidak digunakan, namun tidak semuanya dapat
terkontrol akan menimbulkan komplikasi diterapkan pada seluruh usia. Pada pra
pada organ lain. Smeltzer dan Bare lansia yang sering dikaitkan dengan
(2008) mengatakan komplikasi yang kemunduran fungsi fisik maupun kognitif
dapat terjadi pada hipertensi adalah membutuhkan suatu media untuk
stroke, infark miokard, dan gagal ginjal. memudahkan pemahaman informasi
Soenarta, Erwinanto, Mumpuni, Barack, yang diberikan dan dijadikan sebagai
Lukito, Hersunarti, dan Pratikto (2015) pengingat meskipun tidak dalam proses
mengatakan bahwa hipertensi pemberian pendidikan kesehatan. Poster
merupakan penyakit yang tidak dapat merupakan salah satu media pendidikan
disembuhkan, namun dapat dikendalikan kesehatan yang menggunakan huruf
agar tekanan darah tetap stabil sehingga dengan ukuran besar dan jelas serta
mengurangi risiko komplikasi pada organ disertai gambar (Wongsawat, 2015). Hal
lain. Selain itu, menurut Kang (2016) tersebut dapat minat pembaca dan
manajemen hipertensi adalah salah satu memudahkan pemahaman informasi
hal yang dapat dilakukan sebagai upaya yang terdapat didalamnya. Selain itu,
mencegah terjadinya komplikasi pada poster juga dapat ditempel di rumah
penyakit lain. Menurut Kemenkes R.I. maupun tempat umum sehingga dapat
(2014) manajemen hipertensi yang dijadikan pengingat (Maharani, 2011).
dilakukan antara lain kombinasi obat- Hasil studi pendahuluan yang
obatan dan modifikasi gaya hidup, dilakukan pada 10 penderita hipertensi di
seperti membatasi asupan garam, Desa Banteran menunjukkan 8 dari 10

39
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

penderita hipertensi tidak mengetahui data univariat pada penelitian bertujuan


apa yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk mendeskripsikan semua variabel
bagi penderita hipertensi, mereka hanya yang diteliti. Sedangkan analisis bivariat
mengetahui dilarang mengkonsumsi pada penelitian ini dilakukan untuk
makanan yang banyak mengandung
garam. Semua penderita hipertensi yang Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden
diwawancari mengatakan bahwa tidak Karakteristik Usia SD
Mean Min. Max.
pernah dilakukan pendidikan kesehatan
Kelompok 4,225
selain saat posyandu lansia. Pendidikan 53,88 48 60
Intervensi
kesehatan yang diberikan biasanya 4,527
Kelompok Kontrol 54,31 45 60
hanya sekedar ceramah saat diukur
tekanan darahnya termasuk tinggi. membuktikan hipotesis dari penelitian.
Kurangnya pendidikan
kesehatan mengenai manajemen HASIL
hipertensi menyebabkan kurangnya Penelitian ini telah dilaksanakan
pengetahuan pada penderita hipertensi. pada tanggal 29 November sampai 19
Masyarakat membutuhkan pendidikan Desember 2016. Analisa data
kesehatan mengenai manajemen menggunakan Dependen T-Test dan
hipertensi disertai dengan media yang Independent T-Test. Karakteristik
sesuai agar dapat meningkatkan responden yang dilihat pada penelitian
pengetahuan manajemen hipertensi. ini meliputi usia, jenis kelamin,
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik pendidikan, dan pekerjaan. Jenis
untuk melakukan penelitian yang kelamin responden pada penelitian ini
berjudul “Pengaruh Pendidikan 100% adalah perempuan. Pendidikan
Kesehatan dengan Media Poster terakhir responden pada penelitian ini
terhadap Pengetahuan Manajemen 100% Sekolah Dasar (SD).
Hipertensi pada Penderita Hipertensi di
Desa Banteran, Kebupaten Banyumas.” Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Karakteristik Pekerjaan
METODE Kelompok Kelompok
Karakteristik intervensi kontrol
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif quasi experiment n % n %
dengan desain pre-test and post-test non Pekerjaan
equivalent control group. Terdapat dua Swasta 5 31,2 2 12,5
Buruh 3 18,8 3 18,8
kelompok, yaitu kontrol dan intervensi. IRT 6 37,5 7 43,8
Kedua kelompok pre-test sebelum Petani 2 12,5 4 25,0
intervensi. Kedua kelompok diberikan
pendidikan kesehatan dengan ceramah Tabel 4.1 menunjukkan bahwa usia
secara bersamaan, kemudian untuk minimal pada penelitian ini 45 tahun dan
kelompok intervensi dibagikan poster usia maksimalnya 60 tahun. Tabel 4.2
yang diberikan secara langsung dari menunjukkan distribusi frekuensi
peneliti ke rumah responden. Kedua karakteristik responden berdasarkan
kelompok melakukan post-test setelah pekerjaan pada kelompok intervensi dan
satu minggu. kelompok kontrol. Hasil tersebut
Analisis yang dilakukan yaitu menunjukkan bahwa hampir >50%
analisis univariat dan bivariat. Analisis responden merupakan ibu rumah tangga

40
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Tabel 4.3 Perbedaan Peningkatan Skor Pengetahuan Manajemen Hipertensi


Responden Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol

Sebelum Sesudah
Kelompok p N
Mean SD SE Mean SD SE

Intervensi 65,06 6,547 1,637 71,25 7,594 1,898 0,000 16

Kontrol 64,06 6,060 1,515 65,06 5,961 1,490 0,194 16

Tabel 4.4 Perbedaan Peningkatan struktural dan fungsional pada sistem


Rerata Skor Pengetahuan pembuluh darah sehingga dapat
Manajemen Hipertensi Responden menimbulkan kenaikan tekanan darah.
pada Kelompok Intervensi dan Menurut Smeltzer dan Bare (2008)
Kelompok Kontrol perubahan yang terjadi antara lain
aterosklerosis, hilangnya elastisitas
Kelompok Mean SE p N jaringan ikat, dan penurunan relaksasi
Intervensi 16 otot polos pembuluh darah. Perubahan
5,250 1,047 0,001
Kontrol 16 tersebut akan mempengaruhi
kemampuan aorta dan arteri besar
yaitu 6 responden (37,5%) pada mengakomodasi volume darah yang
kelompok intervensi dan 7 responden dipompa jantung sehingga akan terjadi
(43,8) pada kelompok kontrol. penurunan curah jantung dan
Tabel 4.3 menunjukkan uji peningkatan tahanan perifer (Smeltzer &
Paired T-Test mendapatkan hasil bahwa Bare, 2008).
kelompok intervensi memiliki nilai p Peneliti hanya memilih
<0,05 yaitu 0,000. Sedangkan pada responden yang berusia 45-60 tahun.
kelompok kontrol didapatkan nilai p = Pembatasan usia dilakukan untuk
0,194 atau >0,05 yang menunjukkan memudahkan penerimaan materi
bahwa tidak ada perbedaan yang pendidikan kesehatan yang diberikan
bermakna pada skor pengetahuan oleh peneliti. Semakin tua usia maka
manajemen hipertensi kelompok kontrol. semakin sulit kemampuan penerimaan
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil uji dan pemahaman materinya. Erfandi
statistik diperoleh p value sebesar (2009) mengatakan bahwa usia dapat
0,001. Hasil tersebut menunjukkan berpengaruh terhadap daya tangkap dan
bahwa p value < 0,05, maka Ha diterima. pola pikir seseorang.
Distribusi pendidikan responden
PEMBAHASAN pada kedua kelompok 100%
Hasil penelitian ini menunjukkan berpendidikan terakhir Sekolah Dasar
distribusi frekuensi usia berada pada (SD) atau sederajat. Tingkat pendidikan
rentang 45 sampai 60 tahun. Usia yang setara pada kedua kelompok dapat
responden terbanyak 60 tahun, hal memudahkan penelitian karena informasi
tersebut menunjukkan bahwa semakin yang telah dimiliki relatif sama. Terbukti
bertambahnya usia maka semakin saat penelitian kedua kelompok berada
berisiko terjadinya hipertensi. Semakin pada rentang tingkat pengetahuan yang
bertambah usia, maka terjadi perubahan sama saat sebelum diberikan pendidikan

41
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

kesehatan. Sriyono (2015) mengatakan Tingkat pengetahuan antara laki-


bahwa tinggi rendahnya tingkat laki dan perempuan berbeda satu sama
pendidikan seseorang menentukan lain. Penelitian Erkoc, Isikli, Metintas dan
pengetahuan, sikap dan perilakunya. Kalyoncu (2012) menunjukkan bahwa
Tingkat pendidikan tidak hanya perempuan mempunyai tingkat
mempengaruhi tingkat pengetahuan pengetahuan mengenai manajemen
seseorang, namun juga kemampuan hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan
penerimaan informasi. Setaranya tingkat dengan laki-laki. Hal tersebut terjadi
pendidikan responden pada penelitian ini karena perempuan mempunyai
diharapkan agar kemampuan keinginan yang kuat untuk mencari
pemahaman informasi sama antar informasi mengenai kondisi yang ada di
responden. Hal tersebut dibuktikan sekitarnya (Cant dan Scheers, 2012).
dengan hasil posttest responden yang Jenis pekerjaan responden pada
berada pada rentang tingkat penelitian ini terdiri dari swasta, buruh,
pengetahuan yang sama dan dapat ibu rumah tangga, dan petani. Hasil
menunjukkan bahwa kemampuan distribusi frekuensi menunjukkan jenis
pemahaman pendidikan kesehatan yang pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah
diberikan sama antar responden sesuai tangga. Hal ini sesuai dengan penelitian
dengan intervensi yang diterimanya. Rahmi (2015) yang menunjukkan bahwa
Distribusi jenis kelamin pada sebagian besar responden penderita
kedua kelompok adalah sama yaitu hipertensi bekerja sebagai ibu rumah
100% perempuan. Hal tersebut terjadi tangga. Banyaknya penderita hipertensi
karena posyandu lansia di Desa yang bekerja sebagai ibu rumah tangga
Banteran, Kecamatan Sumbang, dapat disebabkan oleh kurangnya
Banyumas selalu diadakan pada pagi aktifitas fisik yang dilakukan. Hal ini
hari sehingga warga yang mengikuti dikarenakan orang yang tidak aktif
posyandu lansia tersebut mayoritas cenderung mempunyai frekuensi denyut
adalah perempuan. Hipertensi juga jantung yang lebih tinggi sehingga otot
dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. jantungnya harus bekerja lebih keras
Penelitian Chen, Lo, Chang, dan Kuo pada setiap kontraksi (Smeltzer dan
(2014) mendapatkan hasil 51.2% Bare, 2008). Semakin keras dan sering
perempuan dan 48.8% laki-laki otot jantung harus memompa maka
menderita hipertensi. Menurut Cheng, semakin besar tekanan yang dibebankan
dkk (2014) perempuan lebih banyak pada arteri sehingga dapat
menderita hipertensi setelah menyebabkan peningkatan tekanan
menopause, hal tersebut terjadi karena darah.
adanya penurunan hormon yang Pekerjaan yang sering
menyebabkan penurunan homeostatis berinteraksi dengan orang lain umumnya
tubuh. setelah usia 45 tahun perempuan dapat memberikan informasi lebih
lebih berisiko terkena hipertensi karena banyak dibandingkan dengan pekerjaan
produksi hormon estrogen yang yang lebih sedikit berinteraksi dengan
mempengaruhi kadar High Density orang lain. Hal tersebut dapat dijadikan
Lipoprotein (HDL). Perubahan hormon sebagai sumber informasi dalam hal
tersebut dapat menyebabkan hipertensi tertentu. Informasi yang diperoleh dapat
dan penebalan pembuluh darah atau memberikan landasan kognitif
aterosklerosis.

42
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

terbentuknya pengetahuan terhadap hal pengetahuannya lebih baik dibandingkan


tersebut (Notoatmojo, 2012). yang tidak terpapar informasi. Oleh
Uji Paired T-Test menunjukkan karena itu, meskipun kedua kelompok
adanya perbedaan skor pengetahuan diberikan pendidikan kesehatan dengan
manajemen hipertensi sebelum dan isi materi yang sama namun ketika
sesudah perlakuan pada kelompok kelompok intervensi diberikan poster
intervensi memperoleh hasil nilai maka pengetahuannya akan lebih baik
p=0,000 (p < 0,05) yang berarti ada dibandingkan dengan kelompok kontrol
perbedaan yang bermakna pada skor yang tidak diberikan poster.
pengetahuan manajemen hipertensi Hasil penelitian menunjukkan
sebelum dan sesudah perlakuan. skor pengetahuan manajemen hipertensi
Hasil tersebut menunjukkan baik pada kelompok intervensi maupun
bahwa pendidikan kesehatan dapat kelompok kontrol sama-sama
meningkatkan pengetahuan seseorang. mengalami peningkatan setelah
Keberhasilan pendidikan kesehatan juga diberikan perlakuan. Namun, ada
dapat didukung dengan adanya alat perbedaan yang bermakna pada
bantu atau media untuk membantu peningkatan skor pengetahuan
memudahkan penyampaian pesan atau manajemen hipertensi antara kelompok
materi yang ingin disampaikan. Salah intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini
satu media pendidikan kesehatan yang dibuktikan dengan hasil uji Independent
digunakan oleh peneliti adalah media T-Test yang menghasilkan nilai p=0,001
poster. Poster merupakan media visual (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
yang digunakan untuk menyampaikan pendidikan kesehatan dengan media
pesan atau materi melalui gambar, poster lebih efektif meningkatkan
warna, dan tulisan (Daryanto, 2015). Hal pengetahuan manajemen hipertensi
tersebut dapat meningkatkan minat dibandingkan dengan pemberian
pembaca untuk membaca informasi yang pendidikan kesehatan tanpa poster.
ada didalamnya. Beberapa responden Media poster merupakan media
saat penelitian mengatakan tertarik untuk yang menyajikan informasi dalam
membaca poster karena disertai warna bentuk visual dan menstimulasi indera
dan gambar sehingga penasaran dan penglihatan. Menurut Notoatmodjo
dibaca berulang kali. Selain itu, (2012) sebagian besar pengetahuan
bentuknya yang sederhana dan mudah manusia diperoleh melalui indera
ditempel dimana saja memudahkan penglihatan dan informasi lebih sering
pembaca untuk membaca poster diingat apabila mereka dapat membaca
tersebut tanpa harus mencarinya terlebih informasi tersebut secara mandiri.
dahulu. Penggunaan media poster bertujuan
Uji Paired T-Test perbedaan untuk menyajikan informasi dalam
skor pengetahuan manajemen hipertensi bentuk yang menarik, mudah dimengerti,
sebelum dan sesudah perlakuan pada dan dapat dijadikan pengingat (Daryanto,
kelompok kontrol memperoleh hasil nilai 2015). Poster dapat ditempel di tempat
p=0,194 (p > 0,05) yang berarti tidak ada strategis sehingga memudahkan
perbedaan yang bermakna pada seseorang untuk membaca informasi
kelompok kontrol. Menurut Notoatmodjo yang terdapat didalamnya. Apabila
(2012) seseorang yang lebih sering seseorang membaca poster berkali-kali
terpapar oleh informasi maka tingkat maka informasi yang disampaikan di

43
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

poster tersebut dapat dipahami dan kelompok kontrol. Hal tersebut


diharapkan selain mempengaruhi menunjukkan bahwa pendidikan
pengetahuan juga memotivasi seseorang kesehatan menggunakan media poster
untuk mengikuti informasi yang terdapat lebih efektif meningkatkan pengetahuan
didalamnya. manajemen hipertensi dibandingkan
Penelitian ini didukung oleh dengan tidak menggunakan poster.
penelitian Wongsawat (2015) yang telah
membuktikan bahwa poster memiliki
pengaruh yang bermakna terhadap
pengetahuan diet diabetes tipe 2 pada DAFTAR PUSTAKA
penderita diabetes melitus tipe 2 dengan Adib, M., 2009, Cara Mudah Memahami
nilai p=0,001 (p < 0,05). Hal tersebut dan Menghindari Hipertensi
diperkuat oleh penelitian Mamangkey Jantung dan Stroke, Dianloka,
(2015) yang menunjukkan bahwa Yogyakarta.
penggunaan media poster memiliki Anggara Dwi, F H., dan Prayitno, N.,
pengaruh yang bermakna terhadap 2013, Faktor-faktor yang
pengetahuan keluarga mengenai Berhubungan denganTekanan
manajemen hipertensi. Meskipun Darah di Puskesmas Telaga Murni
demikian, belum ada referensi yang jelas Cikarang Barat, Jurnal Ilmiah
mengenai frekuensi membaca poster Kesehatan, 5 (1).
yang dapat meningkatkan pengetahuan, Anggraini, D., Zulpahiyana, Mulyanti,
sehingga saat penelitian frekuensi 2015, Faktor Dominan Lansia Aktif
membaca poster antara responden satu Mengikuti Kegiatan Posyandu di
dan yang lainnya berbeda-beda Dusun Ngentak, Jurnal Ners dan
sehingga hal tersebut dapat Kebidanan Indonesia, 150-155.
mempengaruhi proses penyerapan dan Anisa, D. N., 2012, Pengaruh Pendidikan
pemahaman informasi yang terdapat Kesehatan terhadap Perilaku Cuci
didalamnya. Tangan Pakai Sabun pada Anak
Usia Sekolah di SD 2 Jambidan
SIMPULAN Banguntapan Bantul, Skripsi,
Karakteristik responden di Desa STIKES ‘AISYIYAH Yogyakarta,
Banteran, Kecamatan Sumbang, Yogyakarta.
Banyumas berdasarkan usia adalah usia Ardliyah, S. N., 2015, Pengaruh Edukasi
45-60 tahun, keseluruhan jenis kelamin Dengan Modul Pembelajaran
perempuan, pendidikan terakhir SD, dan terhadap Kepatuhan Diet
sebagian besar responden bekerja Penderita Hipertensi di Desa
sebagai ibu rumah tangga. Hasil uji Rempoah Kecamatan Baturaden
Paired T-Test terdapat perbedaan rerata Kabupaten Banyumas, Skripsi,
skor pengetahuan manajemen hipertensi Universitas Jenderal Soedirman,
yang bermakna sebelum dan sesudah Purwokerto.
perlakuan pada kelompok intervensi dan Arikunto S, 2006, Prosedur Penelitian
kelompok kontrol. Uji Independent T-Test Suatu Pendekatan Praktik, PT
menunjukkan terdapat perbedaan Rineka Cipta, Jakarta.
peningkatan rerata skor pengetahuan Asosiasi Dietsien Indonesia, 2006,
manajemen hipertensi yang bermakna Penuntun Diet, Gramedia Pustaka
antara kelompok intervensi dan Utama, Jakarta.

44
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Baradero, M., Dayrit, W., dan Siswadi, Giles, T., Materson, B., Cohn, J., Kostis,
Y., 2008. Klien Gangguan J., 2009, Definition and
Kardiovaskular, EGC, Jakarta. Classification of Hypertension: an
Cant, M., dan Scheers, L.V., 2012, Update, The Journal of Clinical
Identifying the Correlation Hypertensions, 11 (11).
between the Gender and Herlinah, L., Wiarsih, W., dan Rekawati,
Knowledge of the South African E., 2013, Hubungan Dukungan
Consumer in the Selection of Keluarga dengan Perilaku Lansia
Grocery Products, 2nd dalam Pengendalian Hipertensi,
International Conference on Jurnal Keperawatan Komunitas, 1
Economics, Trade and (2) : 108-115.
Development, 36. Kang, H., 2016, A Mobile App for
Chandra, B., 2009, Metodologi Penelitian Hypertension Management Based
Kesehatan, EGC, Jakarta. on Clinical Practice Guidelines:
Chen, K., Chiou, C.F., Plauschinat, C.A., Development and Deployment,
Frech, F., Harer, A. & Dubois, R., JMIR Mhealth And Uhealth, 4 (1).
2005, Patient Satisfaction with Kartikawati, A., 2008, Prevalensi dan
Antihypertensive Therapy, Journal Determinan Hipertensi pada
of Human Hypertension, 19, 793- Pasien Puskesmas di Jakarta
799. Utara, Skripsi, Fakultas Kesehatan
Dalyoko, D. A. P., 2010, Faktor-faktor Masyarakat, Universitas
yang Berhubungan dengan Upaya Indonesia.
Pengendalian Hipertensi pada Kemenkes R.I., 2013, Riset Kesehatan
Lansia, Skripsi, Program Studi Dasar, Kementerian Kesehatan
Kesehatan Masyarakat Republik Indonesia, Jakarta.
Universitas Muhammadiyah Kemenkes R.I., 2014, Infodatin
Surakarta, Surakarta. Hipertensi, Kementerian
Daryanto, 2015, Media Pembelajaran, Kesehatan Republik Indonesia,
Satu Nusa, Bandung. Jakarta.
Dawes, M., Kaczorowski, J., Swanson, Kemenkes R.I., 2015, Rencana Strategis
G., Hickey, J., & Karwalajtys, T., Kementerian Kesehatan,
2010, The Effect of a Patient Kementerian Kesehatan Republik
Education Booklet and BP Indonesia, Jakarta.
‘Tracker’ on Knowledge About Maharani, R., 2011, Pengaruh
Hypertension, Oxford Journals, Pendidikan Kesehatan tentang
472-478. Sadari terhadap Pengetahuan dan
Dharma, K. K., 2011, Metodologi Sikap Remaja Putri dalam Upaya
Penelitian Keperawatan, Trans Deteksi Dini Kanker Payudara di
Info Media, Jakarta. SMK Bisnis Manajemen
Erkoc, S.B., Isikli, B., Metintas, S., dan Administrasi Perkantoran Bina
Kalyoncu, C., 2012, Hypertension Satria Medan Tahun 2010, Skripsi,
Knowledge-Level Scale (HK-LS): Universitas Sumatera Utara,
A Study on Development, Validity Sumatera.
and Reliability, Int. J. Environ. Mamangkey, J., 2015, Pengaruh
Res. Public Health, 9, 1018-1029. Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Keluarga tentang

45
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Manajemen Hipertensi pada Hipertensi pada Penyakit


Lansia di desa Tupabbiring Kardiovaskular, Perhimpunan
kecamatan Bontoa kabupaten Dokter Spesialis Kardiovaskular
Maros Sulawesi Selatan, Skripsi, Indonesia, Jakarta.
Fakultas Kedokteran Universitas Sriyono, 2015, Pengaruh Tingkat
Hasanuddin, Makassar. Pendidikan dan Pemahaman
Notoatmodjo, S., 2012, Promosi Masyarakat tentang Ikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Berformalin Terhadap Kesehatan
Rineka Cipta, Jakarta. Masyarakat, Faktor Exacta, 8 (1):
Nursalam, dan Efendi, F., 2008, 79-91.
Pendidikan dalam Keperawatan, Sumantri, A., 2014, Pengaruh
Salemba Medika, Jakarta. Pendidikan Hipertensi pada
Oliveria, S.A., Chen, R.S., McCarthy, Keluarga terhadap Kepatuhan Diet
B.D., Hill, M.N., 2005, Rendah Garam Lansia Hipertensi
Hypertension knowledge, di Kecamatan Sukolilo Kabupaten
awareness, and attitudes in a Pati, Skripsi, STIKES ‘AISYIYAH
hypertensive population, J Gen Yogyakarta, Yogyakarta.
Intern Med, 20(3):219-25. Widianingrum, R., 2012, Efektifitas
Rahmi, D. N., 2015, Efektifitas Terapi Penyuluhan Tentang Hipertensi
Humor Audio Digital dan Terapi Masayarakat Rentang Usia 45-60
Tertawa Terhadap Penurunan tahun Dibandingkan dengan
Tekanan Darah pada Penderita Masyarakat Rentang Usia 61-75
Hipertensi Primer di Desa tahun, Skripsi, Fakultas
Rempoah Kecamatan Baturaden Kedokteran Universitas
Kabupaten Banyumas, Skripsi, Muhammadiyah Semarang.
Universitas Jenderal Soedirman, Wongsawat, S., 2015, Integrating Poster
Purwokerto. and Actual-Sized Fruit Models in
Simamora, R. H, 2009, Buku Ajar Health Education on Fruit Diets for
Pendidikan dalam Keperawatan, Elderly Patient, International
EGC, Jakarta. Journal of Arts & Sciences.
Smeltzer, S. C., dan Bare, B. G., 2008, Yanti, H. I., 2008, Hubungan Antara
Buku Ajar Keperawatan Medikal- Pengetahuan Keluarga Tentang
Bedah Brunner & Suddarth, EGC, Komplikasi Hipertensi dengan
Jakarta. Praktek Pencegahan Komplikasi
Soenarta, A.A., Erwinanto, Mumpuni, Hipertensi di Wilayah Kerja
A.S., Barack, R., Lukito, A.A., Puskesmas Gamping II Sleman
Hersunarti, N., Pratikto, R.S., Yogyakarta, Skripsi, Universitas
2015, Pedoman Tatalaksana Muhammadiyah Yogyakarta.

46

Anda mungkin juga menyukai