NIM : 1188010203
Referensi :
Makalah :
Referensi :
Van Jaya, Rush.2017. Rencana Strategis dan Manajemen Strategis pada Organisasi Sektor
Publik.http://rushvanjava.blogspot.com/2017/02/rencana-strategis-dan-manajemen.html.
Diakses 26 November 2020.
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat
mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Anggaran sektor publik dapat
digunakan untuk mengendalikan eksekutif.
Pada sektor publik anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen
eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan
tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah teknis akan tetapi lebih merupakan alat
politik. Oleh karena pembuatan anggaran memerlukan political skill, coalition building,
keahlian bernegoisasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh
para manajer publik.
Setiap unit kinerka pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran
publik merupakan alat koordinasi antar bagian pemerintahan. Anggaran publik yang
disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja
dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu juga anggaran pulik berfungsi sebagai
alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
Anggaran merupakan wujud komitmen dari eksekutif kepada legislatif. Kinerja eksekutif
akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan
dengan anggaran yang telah ditetapakan.
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar dapat
bekerja secara ekonomis, efektif, dan efesien dalam mencapai target dan tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Referensi =
1) Dasar pelaksanaan kegiatan bagi satker. DIPA merupakan dasar pelaksanaan kegiatan
dan beban anggaran yang telah ditetapkan bagi masing-masing satuan kerja (satker).
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) atau pejabat yang
ditunjuk/pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pada satker dilarang
melakukan perikatan atau perjanjian yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara apabila DIPA belum disahkan oleh Menteri Keuangan.
5. Birokrasi di Indonesia
Salah satu bentuk efisiensi dan efektifitas birokrasi di Indonesia adalah program e-
government . E-government adalah tata kelola pemerintahan dengan menggunakan teknologi sebagai
tools -nya untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi masyarakat, bisnis, serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan pemerintahan. Akan tetapi, dalam implementasinya masih banyak permasalahan
yang terjadi. Baik permasalahan di lingkungan internal pemerintah sebagai pelayan publik maupun lingkungan
eksternal yaitu masyarakat Indonesia sebagai pengguna layanan publik. Layanan e-government hanya
diterapkan di berbagai wilayah saja diantaranya Kota Bandung, Surabaya dan Kabupaten Banyuwangi.
Masih banyak daerah di Indonesia yang belum menerapkan e-government. Hal tersebut
disebabkan oleh peran pemerintah daerah di masing-masing kabupaten/kota karena penggunaan
e-government merupakan kebijakan dari setiap daerah dan belum diintegrasikan secara nasional.
Selain itu terdapat kesenjangan budaya dalam internal pemerintahan. Pegawai pemerintah yang berada di
generasi tua memerlukan waktu lebih lama dibandingkan generasi muda untuk memahami e-government.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan birokrasi tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan baik
oleh pemerintah. Dalam lingkungan internal pemerintah, diperlukan adanya kemampuan leadership yang
baik di setiap jenjang yaitu kepemimpinan masing-masing kepala daerah. Kepala daerah
berperan penting dalam kesuksesan dari reformasi birokrasi. Peran kepala daerah dapat
meminimalisir tindakan korupsi dalam birokrasi karena tugas kepala daerah sebagai decision maker . Sebagai
contoh adalah kebijakan kepala daerah untuk melakukan kegiatan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)
terhadap program inovasi e-government yang sukses dilakukan di daerah lainnya. Gaya kepemimpinan dapat
saling mencontoh dan tidak harus dimulai dari 0. Dari sisi sistem IT bisa saling mencontoh dan
melakukan replikasi aplikasi sehingga tidak mengeluarkan biaya (gratis) dibandingkan harus
membuat sendiri per daerah dan mengeluarkan biaya yang mahal.