Anda di halaman 1dari 8

Nama : Salsiya Peparing Gusti

NIM : 1188010203

Kelas : Administrasi Publik D Semester 5

UTS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

1. Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari


penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini meliputi
perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan,
audit, serta pertanggung jawaban organisasi sektor publik seperti pemerintahan pusat,
pemerintahan daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga
peribadatan.
a. Perencanaan Publik, proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi yaitu
menentukan strategi, Untuk pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta
merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkordinasi seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi.
b. PPenganggaran Publik, Penganggaran merupakan rencana keuangan ang secara
sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material, dan sumber daya
lainnya. Berbagai sistem penganggaran organisasi sektor publik telah dikembangkan
untuk mencapai berbagai tujuan termasuk pengendalian keuangan, rencana manajemen,
prioritas penggunaan data, dan pertanggung jawaban kepada publik.
c. Realisasi Anggaran Publik,, realisasi anggaran merupakan hasil pencapaian kinerja
organisasi. Proses realisasi anggaran pada umumnya mengikuti langkah-langkah berikut
ini: a) Dana digulirkan untuk berbagai bagian/departemen sesuai dengan aturan yang
ditetapkan. b) Organisasi sektor publik memulai pengeluaran secara langsusng atau
dengan pengadaan barang dan jasa. c) Pembayaran dilakukan untuk pengeluaran.
d).Transaksi pengeluaran dicatat dalam buku akuntansi. e) Laporan tahunan dihasilkan
dalam satu tahun, yaitu kulminasi akhir tahun dengan penutupan buku akuntansi dan
laporan akhir tahun.
d. Pengadaan barang dan jasa public, Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan
barang dan/atau jasa dengan total biaya kepemilikan yang paling masuk akal, dalam
kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu yang tepat, pada tempat yang tepat, dan
dari sumber yang tepat untuk memperoleh manfaat secara langsung.
e. Pelaporan Sektor Publik, Karakteristik kualitatif yang utama adalah dapat diperbandingkan.
Berdasarkan tenggang waktu pembuatannya, laporan statistik keuangan dibedakan
menjadi dua yaitu : a. Disusun setiap bulan b. Disusun setiap tahun.Au
f. Audit Sektor Publik, sebuah sitematika dan pemeriksaan independen untuk menentukan
apakah kualitas kegiatan serta hasil terkait yang telah sesuai dengan rumusan
perencanaan, dan apakah perencanaan telah dilaksanakan secara efektif serta sesuai
untukmencapai tujuannya. Karakteristik kuantitatif proses audit sektor publik, sama
seperti dalam siklus akuntansi sektor publik sebelumnya yaitu dapat dipahami, relevan,
keandalan,  dan dapat dibandingkan. 
g. Pertanggungjawaban Publik, Secara tradisional, konsep pertanggung jawaban publik
didasarkan pada regulasi dan kekeliruan fungsi pemerintah di berbagai tindakan nasional
maupun daerah. Pertanggungjawaban publik tidak semata-mata dimaksudkan sebagai
upaya untuk menemukan kelemahan pelaksanaan pengelola organisasi, melainkan juga
untuk meningktkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan akuntabilitas
penyelenggaraan organisasi public.

Referensi :

Makalah :

Aprilani, Manikam dkk.2015. kerangka konseptual akuntansi sektor


publik.https://www.academia.edu/16662939/makalah_kerangka_konseptual_akuntansi_sekt
or_publik. Diakses 26 November 2020.

2. Proses perumusan rencana strategis dalam sektor publik.


a. Analisis situasi : Eksternal dan Internal
Menilai lingkungan eksternal adalah tindakan mengeksplorasi lingkungan di luar
organisasi untuk mengindetifikasi peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal
merupakan faktor-faktor yang diluar kontrol organisasi, meliputi kecenderungan politik,
ekonomi, sosial budaya dan teknologi (PEST), kelompok masyarakat yang harus
dilayani, dan pesaing (competitor). Anggota-anggota majelis sekolah yang berasal dari
luar sekolah, misal asosiasi profesi, praktisi industri pada umumnya lebih tajam dalam
menilai faktor eksternal.
Menilai lingkungan internal adalah upaya mengenali kekuatan dan kelemahan yang ada
dalam organisasi. Kita dapat mengenalinya dari sumber daya (inputs), strategi yang
dijalankan sekarang (process), dan kinerja (outputs).
b. Menetapkan arah Paroki : Tujuan dan Sasaran Prioritas
Tujuan merupakan turunan dari misi. Segala sesuatu dalam misi yang menunjukkan
organisasi anda harus ‘berada ditempat tertentu’ (mencapai hal pada tahap tertentu)
selama jangka waktu tertentu membutuhkan tujuan. Sasaran adalah sesuatu yang
mendorong tercapainya tujuan.
c. Menetapkan tolak ukur pencapaian : Indikator dan target.
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, selanjutnya menentukan indicator atau
targetnya. Ini dilakukan agar strategi yang kita tentukan memenuhi target yang kita buat
apa tidak. Tujuan dibuat target adalah untuk mengetahui apakah strategi kita berhasil
memenuhi target apa tidak dan juga agar lebih tertata strateginya dengan mengikuti
indicator yang sudah di buat. Target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga
tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk
dicapai.
d. Implementasi perangka, biaya (mendukung atau tidak)
Pada tahap implementasi disusun program, anggaran dan prosedur untuk merealisasikan
rencana strategi yang telah disusun pada tahap formulasi. Formulasi strategi merupakan
tahap dimana organisasi merumuskan misi, tujuan, strategi dan kebijakan berdasarkan
hasil pemindaian lingkungan eksternal dan internal. Keberhasilan dalam implementasi
strategi merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi swasta maupun organisasi
publik. Tanpa implementasi, strategi yang paling bagus sekalipun tidak akan bermanfaat.
Implementasi strategi pada awalnya dianggap sebagai hal yang sederhana, yaitu strategi
diformulasikan kemudian diimplementasikan. Implementasi dianggap hanya sekedar
mengalokasikan sumber daya dan merubah struktur organisasi. Namun merubah strategi
menjadi aksi merupakan tugas yang kompleks dan sulit. (Aaltonen dan Ikävalko,
2002:415)
e. Memonitor dan Mengevaluasi
Organisasi akan membandingkan kinerja aktual yang dicapai dengan standar kinerja
sebagai bentuk evaluasi, yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk melakukan
pengendalian.

Referensi :

PPT Pertemuan ke 3 tentang Akuntansi Manajemen Sektor Publik

LingkarLSM.2012. Empat Langkah Menyusun Rencana Strategis .http://lingkarlsm.com/empat-


langkah-menyusun-rencana-strategis/. Diakses 26 November 2020.

LingkarLSM.2013. Delapan Langkah Pendekatan Perencanaan Strategis


.http://lingkarlsm.com/delapan-langkah-pendekatan-perencanaan-strategis/. Diakses 26
November 2020.

Van Jaya, Rush.2017. Rencana Strategis dan Manajemen Strategis pada Organisasi Sektor
Publik.http://rushvanjava.blogspot.com/2017/02/rencana-strategis-dan-manajemen.html.
Diakses 26 November 2020.

3. Fungsi Anggaran dalam Sektor Publik


a. Sebagai alat Perencanaan
Anggran sektor publik dbuat uantuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari
belanja pemerintah tersebut.

b. Sebagai alat pengendalian

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat
mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Anggaran sektor publik dapat
digunakan untuk mengendalikan eksekutif.

c. Sebagai alat kebijakan fiskal

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan


ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat
diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi
dan estimasi ekonomi.

d. Sebagai alat politik

Pada sektor publik anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen
eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan
tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah teknis akan tetapi lebih merupakan alat
politik.  Oleh karena pembuatan anggaran memerlukan political skill, coalition building,
keahlian bernegoisasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh
para manajer publik.

e. sebagai alat komonikasi dan koordinasi

Setiap unit kinerka pemerintahan  terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran
publik merupakan alat koordinasi antar bagian pemerintahan. Anggaran publik yang
disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja
dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu juga anggaran pulik berfungsi sebagai
alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.

f. sebagai alat penilaian kinerja

Anggaran merupakan wujud komitmen dari eksekutif kepada legislatif. Kinerja eksekutif
akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan
dengan anggaran yang telah ditetapakan.

g. Sebagai alat motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar dapat
bekerja secara ekonomis, efektif, dan efesien dalam mencapai target dan tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.

h. Sebagai alat untuk menciptakan ruang publik


Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam proses penganggaran sektor publik. Kelompok masyarakat yang
terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan
mereka.

Referensi =

PPT Pertemuan ke 4 tentang Penganggaran Sektor Publik

Rosa.2014. Fungsi-Fungsi Anggaran Sektor Publik.


https://blog.ub.ac.id/rosaninamauludyah/2014/09/23/fungsi-fungsi-anggaran-sektor-
publik/ Diakses 27 November 2020.

4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)


a. DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, berdasarkan rencana kerja dan anggaran
kementrian negara/lembaga (RKAK/L) yang telah disetujui oleh DPR dan telah
ditetapkan dalam peraturan presiden mengenai rincian APBN oleh menteri keuangan.

Fungsi DIPA ada 3 yaitu :

1) Dasar pelaksanaan kegiatan bagi satker. DIPA merupakan dasar pelaksanaan kegiatan
dan beban anggaran yang telah ditetapkan bagi masing-masing satuan kerja (satker).
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) atau pejabat yang
ditunjuk/pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pada satker dilarang
melakukan perikatan atau perjanjian yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara apabila DIPA belum disahkan oleh Menteri Keuangan.

2) Dasar Pencairan dana/pengesahan bagi BUN/Kuasa BUN. Setiap pelaksanaan kegiatan


dan pembebanan anggaran yang dikeluarkan oleh PA/KPA harus sesuai dengan DIPA
yang telah disahkan. Setiap kegiatan atau belanja yang dilakukan satker harus diuji
kebenarannya apakah telah sesuai dengan DIPA. DIPA memuat semua perencanaan
satker yang diuraikan mulai dari bagian anggaran, fungsi, subfungsi, program, kegiatan
dan subkegiatan, sampai jenis belanja dan pagu anggaran masing-masing akun belanja.
Selain akun belanja, DIPA juga memuat akun pendapatan.
3) DIPA berfungsi sebagai alat pengendali, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan, dan
sekaligus merupakan perangkat akuntansi pemerintah. Pagu dalam DIPA merupakan
batas pengeluaran tertinggi yang tidak boleh dilampaui dan pelaksanaannya harus dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Jenis-jenis belanja yang digunakan dalam penyusunan DIPA K/L
Dalam penyusunan anggaran (RKA-KL) penggunaan jenis belanja mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Bagan Akun Standar (BAS) dengan penjelasan
teknis pada Buletin Teknis Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP).
1) Belanja Pegawai
2) Belanja Barang
3) Belanja Modal
4) Bunga Utang
5) Subsidi
6) Bantuan sosial
7) Hibah
8) Belanja lain-lain
Referensi :

Abdul, Ahmad. 2015. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. http://www.wikiapbn.org/daftar-


isian-pelaksanaan-anggaran/ . Diakses 27 November 2020.

KEMENKEU.2011. LAMPIRAN IIPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR


104/PMK.02/2010TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN
RENCANA KERJADAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA
TAHUNANGGARAN 2011
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2010/104~PMK.02~2010PerLampII.pdf . Diakses 27
November 2020.

5. Birokrasi di Indonesia
Salah satu bentuk efisiensi dan efektifitas birokrasi di Indonesia adalah program e-
government . E-government adalah tata kelola pemerintahan dengan menggunakan teknologi sebagai
tools -nya untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi masyarakat, bisnis, serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan pemerintahan. Akan tetapi, dalam implementasinya masih banyak permasalahan
yang terjadi. Baik permasalahan di lingkungan internal pemerintah sebagai pelayan publik maupun lingkungan
eksternal yaitu masyarakat Indonesia sebagai pengguna layanan publik. Layanan e-government hanya
diterapkan di berbagai wilayah saja diantaranya Kota Bandung, Surabaya dan Kabupaten Banyuwangi.
Masih banyak daerah di Indonesia yang belum menerapkan e-government. Hal tersebut
disebabkan oleh peran pemerintah daerah di masing-masing kabupaten/kota karena penggunaan
e-government merupakan kebijakan dari setiap daerah dan belum diintegrasikan secara nasional.
Selain itu terdapat kesenjangan budaya dalam internal pemerintahan. Pegawai pemerintah yang berada di
generasi tua memerlukan waktu lebih lama dibandingkan generasi muda untuk memahami e-government.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan birokrasi tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan baik
oleh pemerintah. Dalam lingkungan internal pemerintah, diperlukan adanya kemampuan leadership yang
baik di setiap jenjang yaitu kepemimpinan masing-masing kepala daerah. Kepala daerah
berperan penting dalam kesuksesan dari reformasi birokrasi. Peran kepala daerah dapat
meminimalisir tindakan korupsi dalam birokrasi karena tugas kepala daerah sebagai decision maker . Sebagai
contoh adalah kebijakan kepala daerah untuk melakukan kegiatan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)
terhadap program inovasi e-government yang sukses dilakukan di daerah lainnya. Gaya kepemimpinan dapat
saling mencontoh dan tidak harus dimulai dari 0. Dari sisi sistem IT bisa saling mencontoh dan
melakukan replikasi aplikasi sehingga tidak mengeluarkan biaya (gratis) dibandingkan harus
membuat sendiri per daerah dan mengeluarkan biaya yang mahal.

Anda mungkin juga menyukai