Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KINETIKA KIMIA

TEGANGAN PERMUKAAN

Nama : Ni Wayan Devie Anggraeni

NIM : 118270102

Asisten : Berlian Filda Y.S., M.Si

PROGRAM STUDI KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Tujuan
Menentukan tegangan permukaan zat cair dengan pipa kapiler
1.2.Latar Belakang

Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal gerakannya yang mengikuti gerakan
Brown dan daya alirnya (fluiditasnya). Selain itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan
permukaan yang merupakan salah satu sifat penting lainnya dari cairan. Permukaan cairan
berperilaku seperti lapisan yang memiliki tegangan dan cenderung mengambil bentuk permukaan
paling sempit. Penjepit kertas dapat mengapung di atas permukaan air dan tetes-tetes embun
yang jauh jatuh pada sarang laba-laba berbentuk bola merupakan fenomena tegangan permukaan.

Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh gaya tarik menarik antara molekul dalam
cairan. Umumnya cairan yang mempunyai gaya tarik antara molekulnya besar seperti raksa,
maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya cairan seperti alkohol gaya tarik menarik
antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaan juga kecil. Dalam kehidupan sehari-hari
tegangan permukaan cairan banyak dimanfaatkan dalam hubungan dengan kemampuan cairan
tersebut membasahi benda. Detergen sintesis misalnya di desain untuk meningkatkan
kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan
tegangan permukaan sehingga hasil cucian menjadi bersih. Demikian pula alkohol dan jenis obat
antiseptik lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh kuman yang baik juga memiliki
tegangan permukaan rendah agar membasahi seluruh permukaan luka.

Dalam hal menentukan tegangan dari permukaan suatu benda kita haruslah meninjau dari
besarnya massa benda yang mengalir dalam fluida.Bila dihubungkan dengan bidang farmasi,
ternyata banyak sekali pembahasaan tegangan permukaan yang terselubung dalam permasalahan
obat-obat di kehidupan sehari-hari. Seperti, dalam mengatasi sediaan obat yang berbusa adsorbsi
obat pada saluran pencernaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan


sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut
terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari
pada gaya khohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam
pada permukaan cairan (Giancoli,2001).

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil
dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur
lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara (Giancoli,2001).

Molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat khusus yang tidak


dimiliki oleh sebagian dasar molekul-molekul dalam cairan. Salah satu sifat khusus ini
adalah tegangan permukaan. Apabila jarum diletakkan secara hati-hati di atas permukaan
air, jarum akan terapung. Padahal jelas berat jenis jarum lebih besar daripada berat jenis
air, sehingga diharapkan jarum akan tenggelam. Terapungnya jarum disebabkan
permukaan air seolah-olah diliputi oleh selaput tipis yang berhubungan dengan tegangan
permukaan yaitu terbentuknya miniskus apabila dimasukkan cairan ke dalam tabung
reaksi. Air yang membasahi dinding kapiler dan akan naik sehingga lebih tinggi daripada
permukaan air sekitarnya. Spons yang dapat menyerap air ataupun air yang dapat
meresap ke dalam tanah merupakan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa tegangan
permukaan memang ada (Bird,1993).

Tegangan permukaan didefenisikan sebagai kerja yang dilakukan dalam


memperluas permukaan cairan dengan suatu satuan luas. Satuan untuk tegangan
permukaan (Y) adalah J.m-2 atau dyne.cm-1. Metode yang paling umum untuk mengukur
tegangan permukaan adalah kenaikan atau penurunan cairan dalam pipa kapiler (Francis
Weston, 1994).
Di dalam zat cair suatu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul lainnya yang
sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik menarik sesama molekul (kohesi) adalah
sama. Pada permukaan zat cair terjadi suatu gaya tarik menarik antar molekul zat cair
dengan molekul udara (gaya adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan dengan
gaya kohesi, sehingga molekul di permukaan zat cair cenderung untuk masuk ke dalam.
Tetapi hal ini tidak terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan
zat cair untuk mengimbangi. Sedangkan tegangan antar permukaan karena gaya adhesi
antara zat cair untuk mengimbangi gaya kohesi. Sedangkan tegangan antar permukaan
selalu lebih kecil dari tegangan permukaan (Lachman, 1994).

Pada umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar, tetapi apabila zat cair
bersentuhan dengan zat padat atau dinding bejana, maka permukaan bagian tepi yang
bersentuhan dengan dinding akan melengkung. Gejala melengkungnya permukaan zat
cair disebut dengan ministus (Estien, 2005).

Ada dua jenis miniskus yaitu miniskus cekung dan miniskung cembung. Miniskus
cekung terjadi jika gaya tarik menarik antara partikel zat cair dipermukaan dengan
partikel zat padat (gaya adhesi) lebih besar dari pada gaya tarik menarik antara partikel-
partikel zat cair (gaya kohesi) (Estien, 2005).

Secara kuantitatif tegangan ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, yang
paling lazim adalah tegengan permukaan, yakni gaya yang dikerahkankebidang
permukaan per satuan panjang ( Robert, 1991).

Fenomena lain yang berhubungan dengan tegangan permukaan adalah


terbentuknya meniskus apabilah cairan dimasukkan ke dalam tabung reaksi . Air yang
membasahi dinding kapiler dan akan naik sehingga akan lebih tinggi dari pada
permukaan air sekitarnya , spon yang dapat menyerap air ataupun air yang dapat meresap
kedalam tanah merupakan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa tegangan
permukaan itu memang ada (Tony, 1993).

Pada permukaan temu antara cairan dangas, atau dua cairan yang tidak dapat
bercampur, seolah-olah terbentuk suatu selaput atau lapisan khusus, yang nampaknya
disebabkan oleh tarikan molekul-molekul cairan di bawah permukaan tersebut adalah
suatu percobaan yang sederhana untuk meletakkan sebuah jarum kecil pada permukaan
air yang tenang dan mengamati bahwa jarum itu didukung di sana oleh selaput tersebut
(Wyle, 1988).

Cairan mempunyai sifat yang menyerupai gas dalam hal gerakannya yang
mengikuti gerakan brown dan gaya alirnya (fluiditasnya). Selain itu, cairan juga dapat
menunjukkan adanya tegangan permukaan yang merupakan salah satu sifat yang penting
dari cairan (Najib, 2006).

Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya persatuan panjang yang diperlukan


untuk memperluas permukaan. Simbol yang digunakan untuk tegangan permukaan
adalah Y dan satuannya adalah dyne/cm (Sutrisno, 1992).

Daya tarik kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan dan oleh nilai relatif
adhesi antara cairan dan benda padat terhadap kohesi cairan. Cairan yang membasahi
benda padat mempunyai adhesi yang lebih besar daripada kohesi. Kegiatan tegangan
permukaan dalam hal ini menyebabkan cairan naik di dalam tabung vertical kecil yang
terendam sebagian dalam cairan itu. Bagi cairan yang tidak membasahi benda padat,
tegangan permukaan cenderung untuk menekan miniskus dalam tabung vertikel kecil.
Bila sudut kontak antara cairan dan zat padat diketahui maka kenaikan kapiler dapat
dihitung untuk bentuk miniskus yang diasumsikan (Benjamin,1988).

Tegangan permukaan atau tegangan antar muka adalah suatu gaya nyata yang
efeknya tampak pada tingkat makroskopik seperti halnya pada tingkat molekuler. Hal ini
dapat dilukiskan dengan meletakkan sebuah kerangka kawat dengan batang yang dapat
bergerak dalam larutan energi per satuan luas jika kerja yang diperlukan untuk
memindahkan batang yang bergerak dengan suatu jarak kecil. Kebanyakan antar yang
tercakup dalam sistem farmasetik berbentuk lengkung (Lachman, 1994).

Mekanisme aksi surfaktan diduga melibatkan absorbsi hidrokarbon oleh


permukaan partikel yang hidropibik sedangkan bagian polar surfaktan diserahkan ke fase
air dan pada poliserbat adalah salah satu bahan pembasah yang digunakan dalam sediaan
farmasi dan merupakan hal yang konsensi oleat dari sursobotol anhidrannya
berkondensasi dengan lebih kurang 20 molekul etilekosida, berupa cairan kental dengan
kekentalan 600 CPS dan bersifat non ionik. Bahan pembasah adalah bahan yang dapat
menurunkan tegangan antara partikel-partikel (Sutrisno, 1992).

Bintik air yang jatuh di udara atau gelembung udara yang ada dalam air akan
selalu berbentuk bola terbatas dan pengaruh gaya luas seperti gaya gravitasi akibat
viskositas. Bila air dituang ke dalam gelas bersih sampai penuh maka pada batas tertentu
permukaan air pada gelas dapat lebih tinggi dari permukaan dinding gelas. Bila tabung
pipa kaca bersih dicelupkan tegak lurus pada permukaan air maka air pada tepi luar
tabung akan naik. Lebih hingga sedikit dari permukaan air sekelilingnya. Contoh-contoh
tersebut adalah efek dari adanya tegangan permukaan karena adanya tarik-menarik antara
molekul-molekul dekat permukaan air sekelilingnya. Contoh-contoh tersebut adalah efek
dari adanya tegangan permukaan pada zat cair. Properti ini dikenal dengan nama
tegangan permukaan karena adanya tarik menarik antara molekul-molekul dalam
permukaan. Kerja molekul ini terjadi untuk membawa molekul ke permukaan.
Pembentukan permukaan dikenal dengan nama tegangan permukaan yang biasanya diberi
notasi σ. Tegangan permukaan σ berdimensi tegangan persatuan panjang. Gaya ini selalu
tegak lurus (normal) dengan setiap garis yang dapat digambar pada permukaan. Sebagai
contoh tegangan permukaan dan air dalam udara sekitar 0,073 N/m (Maksud,1992).
Tegangan permukaan sebuah campuran zat cair fungsi sederhana permukaan komponen
murni karena komposisi permukaan pada campuran tidak sama dengan komposisi pada
cairnya. Dalam situasi begini, kita hanya mengetahui komposisi badan cair (Reed,1991).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan :
1. Mikroskop Geser
2. Tabung (Pipa) Kapiler
3. Gelas Beaker
4. Klem dan Penyangga
5. Dudukkan kayu
6. Termometer
3. 2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan : Larutan Garam NaCl 6 M
3.3 Prosedur pekerjaan
 Cairan Pipa Kapiler
Larutan NaCl

Ditaruh dalam pipa kapiler


Dibenamkan didalam air (Temperture 80℃)
Diposisikan dalam gravitasi 10,44 m/s (saturnus)
Dihitung nilai ketinggian cairan NaCl (minikus)
Dicatat
Hasil
 Permukaan Pipa Kapiler
Larutan NaCl

Ditaruh dalam pipa kapiler


Dibenamkan didalam air (Temperture 80℃)
Diposisikan dalam gravitasi 10,44 m/s (saturnus)
Dihitung nilai ketinggian permukaan NaCl
Dicatat
Hasil
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan

 Permukaan Cairan
h1 = main scale + vernier scale
= 2.47 + 0.21
= 2.68 mm
= 2.68 x 10-3 m
 Miniskus (cembung)
h2 = main scale + vernier scale
= 4.69 + 0.46
= 5.15 mm
= 5.15 x 10-3 m

4.2. Perhitungan

 Density gula 40 ( ) = 1.149 g/mL = 1.149 x 103 kg m-3


 Cos =1
 r = 0.75 mm
= 7.5 x 10-4 m
 g = 10.44 m/s2
 h = h2 – h1
= 5.15 x 10-3 – 2.68 x 10-3
= 2.47 x 10-3 m
( )
T =

( )
=

= 0.02235565 N/m
4.3. Pembahasan

Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-
olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar
partikel sejenis didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh
molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak
terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau
tarikan kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan
tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan (Herinaldi, 2004).

Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-
molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul pada
permukaan mengalami tarikan kedalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam
rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang diatas permukaa
cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung mengerut untuk mencapai luas yang sekecil
mungkin (Halliday, 1991).

Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan,
suhu, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul
besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar.

Suhu memiliki pengaruh terhadap tegangan permukaan suatu larutan. Jika suhu semakin
tinggi maka tegangan permukaannya semakin kecil. Hal ini terjadi dengan meningkatnya suhu,
molekul-molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara molekul berkurang
sehingga tegangan permukaan menurun. Semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan-
muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin
besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena
partikel yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan
yang mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula.

Pada percobaan ini digunakan sampel gula dengan densitas pada suhu 40 yaitu 1.149 x
103 kg m-3 berdiameter 1.5mm serta gaya gravitas di planet sarturnur (g) 10.44 m/s2 dan melalui
percobaan di peroleh tinggi kolom cairan (h1) 2.68 x 10-3 meter dan (h2) 5.15 x 10-3 meter.
Sehingga melalui perhitungan di peroleh nilai (T) sebesar 0.02235565 N/m sedangkan pada web
percobaan/ atau secara teori nilai (T) diperoleh sebesar 0.07370 N/m hal ini karena micrometer
skrup dan massa jenis dari gula yang digunakan.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Semakin tinggi suhu, akan
berpengaruh terhadap interaksi antar molekul akan berkurang pada gerakannya dan tegangan
permukaan semakin turun.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2012., “Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II”., UMI., Makassar

Bird., 1993., “Kimia Fisika Untuk Universitas”.,PT.Gramedia Pustaka Utama., Jakarta

Dirjen POM., 1979., “Farmakope Indonesia Edisi III”., Departemen Kesehatan RI., Jakarta

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Kosman,R., 2006.,”Farmasi Fisika”., UMI., Makassar

Maksud,L., 1992., “Dasar-dasar Analisis Aliran Disfungsi dan Muatan”., UII Press., Jogjakarta

Robert C. Reid. 1991. ”SIfat Gas dan Zat Cair”. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Reed., 1991.,”Sifat Gas dan Zat Cair”., PT.Gramedia Pustaka Utama., Jakarta

Tony Bird. 1993. ”Kimia Fisaka Untuk Universitas”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Wyle,B.E., 1988.,”Mekanika Fluida”., Erlangga., Jakarta

Yazid, Estien, 2004. “Kimia Fisika untuk Paramedis” Penerbit Andi, Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai