METODOLOGI PENELITIAN
21
22
sekolah dan rangkuman materi yang diberikan oleh guru secara langsung dan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik masih rendah.
Kajian literatur dilakukan untuk mencari referensi terkait mengenai
kemampuan pemecahan masalah, pengembangan LKPD, analisis kurikulum dan
telaah materi. Berdasarkan kajian literatur menunjukkan kemampuan pemecahan
masalah merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk menghadapi
revolusi industri 4.0 sehingga penting untuk dikuasai peserta didik.
Pengembangan LKPD dapat dilakukan dengan mengacu berbagai model
pengembangan yang tersedia dan dapat diintegrasikan dengan berbagai model
pembelajaran saintifik. Analisis kurikulum dilakukan dengan menganalisis silabus
dan kompetensi dasar materi hidrolisis garam sehingga dapat mengembangkan
indikator pencapaian kompetensi yang sesuai. Telaah materi dilakukan untuk
mengetahui cakupan materi yang disusun dalam LKPD.
3.4.2 Tahap Design
Tahap design merupakan tahap merancang LKPD dan instrumen penelitian
yang dibutuhkan. Pada tahap ini dilakukan perancangan desain awal LKPD sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Perancangan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah pengembangan LKPD pada tahap berikutnya. LKPD berbasis
discovery learning dirancang semenarik mungkin sehingga peserta didik tertarik
untuk mempelajari materi sekaligus membantu peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Selain itu, juga dilakukan
penyusunan instrumen penilaian meliputi lembar validasi ahli untuk mengetahui
kelayakan LKPD yang dikembangkan, angket keterbacaan, angket respon dan soal
uraian.
3.4.3 Tahap Development
Tahap development merupakan tahap merealisasikan desain LKPD yang
telah disusun menjadi LKPD yang siap untuk divalidasi oleh ahli. Proses validasi
ahli dilakukan oleh ahli materi dan ahli media yang terdiri dari dosen kimia
Universitas Negeri Semarang dan guru kimia yang mengajar kelas XI. Validasi
yang dilakukan terdiri dari empat aspek yaitu aspek kelayakan isi, penyajian,
bahasa dan grafis. Hasil dari validasi adalah skor penilaian, saran dan komentar.
LKPD kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan ahli. Revisi dilakukan
untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada LKPD hasil pengembangan.
23
define
Permasalahan
Pengembangan LKPD
berbasisdiscovery
learning
design
Desain LKPD berbasisdiscovery learning
untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik
Revisi Validasi
Belum Sudah
Sudah layak?
development
Analisis angket Uji coba
Data hasil uji coba
keterbacaan skala kecil
Analisis peningkatan
kemampuan
Revisi
pemecahan masalah dan angket respon
pengembangan. Soal tes yang diberikan berbentuk uraian (pretest dan posttest)
dan valid berdasarkan validasi konstruk. Soal disusun sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi dan indikator pemecahan masalah.
3.5.3 Metode Angket
Metode angket digunakan untuk mengetahui keterbacaan dan respon
(kelayakan) yang diberikan peserta didik terhadap LKPD yang dikembangkan
baik berupa skor penilaian, komentar, kritik maupun saran. Komentar, kritik
maupun saran hasil penilaian dijadikan masukan untuk merevisi LKPD yang
dikembangkan.
3.6 Instrumen Penilaian
3.6.1 Lembar validasi LKPD
Lembar validasi LKPD yang disusun terdiri dari lembar validasi ahli
materi dan media. Lembar validasi ahli materi untuk menilai kelayakan isi,
penyajian, dan bahasa. Sedangkan lembar validasi ahli media untuk menilai
kelayakan grafis. Sistem penskoran kelayakan menggunakan skala Likert dengan
4 pilihan skor. Penilaian kelayakan LKPD mengacu pada rubrik penilaian yang
telah disusun. Rubrik penilaian ini bertujuan untuk membantu validator dalam
melakukan penilaian terhadap LKPD yang dikembangkan.
3.6.2 Soal Uraian
Soal uraian yang telah disusun divalidasikan kepada ahli. Validasi yang
dilakukan adalah validasi konstruk dengan mengkonsultasikan soal kepada ahli
(judgement expert) yaitu dosen kimia FMIPA UNNES dan guru kimia kelas XI.
Skor hasil validasi ahli dikonversi menjadi nilai dengan skala 4 menurut Mardapi
(Avianto, 2016) seperti pada Tabel 3.1
Keterangan:
𝑋̅ = rerata skor ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
26
SBx = simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
X = skor yang diperoleh hasil validasi
Skor maksimal ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
Skor minimal ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh konversi skor validasi soal menjadi
kategori seperti pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Konversi Skor Validasi Soal
Interval Skor Kategori
X≥3 Sangat baik
3 > X ≥ 2,5 Baik
2,5 > X ≥ 2 Cukup
X<2 Kurang
Pada penelitian ini nilai kelayakan soal ditentukan dengan nilai minimal
dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil penilaian ahli (validasi) memberikan
skor rata-rata 3,76 pada kategori sangat baik sehingga soal yang disusun layak
digunakan dalam penelitian.
3.6.3 Angket Keterbacaan LKPD
Angket keterbacaan LKPD yang telah disusun divalidasikan kepada ahli.
Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk dengan mengkonsultasikan
angket kepada ahli (judgement expert) yaitu dosen kimia FMIPA UNNES. Skor
hasil validasi ahli dikonversi menjadi nilai dengan skala 4 menurut Mardapi
(Avianto, 2016) seperti pada Tabel 3.1. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
konversi skor validasi angket keterbacaan menjadi kategori seperti pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Konversi Skor Validasi Angket Keterbacaan
Interval Skor Kategori
X≥3 Sangat baik
3 > X ≥ 2,5 Baik
2,5 > X ≥ 2 Cukup
X<2 Kurang
Pada penelitian ini nilai kelayakan angket respon ditentukan dengan nilai
minimal dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil penilaian ahli (validasi)
memberikan skor rata-rata 3,83 pada kategori sangat baik sehingga angket respon
yang disusun layak digunakan dalam penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Kelayakan LKPD
LKPD berbasis discovery learning hasil pengembangan dinyatakan layak
apabila memperoleh skor rata-rata hasil validasi ahli (materi dan media) yang
berada pada kategori cukup dan memperoleh skor rata-rata hasil angket respon
peserta didik yang berada pada kategori cukup.
3.7.1.1 Skor Hasil Validasi Ahli LKPD
Skor hasil validasi ahli LKPD dikonversi menjadi nilai dengan skala 4
menurut Mardapi (Avianto, 2016) seperti pada Tabel 3.1. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh konversi skor validasi ahli materi dan media menjadi
kategori seperti pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Konversi Skor Validasi Ahli Materi dan Media
28
Berdasarkan analisis hasil validasi ahli materi dan media, LKPD dinyatakan layak
apabila memperoleh skor rata-rata 2,5 > X ≥ 2 kategori cukup.
3.7.1.2 Angket Respon Peserta Didik
Hasil angket respon peserta didik berupa penilaian sangat setuju, setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju sehingga harus dihitung skornya dengan
panduan kriteria skor penilaian menurut Avianto (2016) seperti pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Kriteria Skor Penilaian
Penilaian Keterangan Skor
SS Sangat setuju 4
S Setuju 3
TS Tidak setuju 2
STS Sangat tidak setuju 1
Berdasarkan analisis angket respon peserta didik, LKPD dinyatakan layak apabila
memperoleh skor rata-rata 49,95 > X ≥ 44,61 kategori cukup.
3.7.2 Analisis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui data yang
diperoleh dalam penelitian berdistribusi normal ataupun tidak. Data yang
digunakan untuk uji normalitas adalah nilai pretest dan posttest peserta didik. Pada
penelitian ini, normalitas data diukur dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics
21. Penginterpretasian uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan
melihat kolom Asymp. Sig. (2-tailed), apabila a. Sig > 0,05 maka data
berdistribusi normal
b. Sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
3.7.2.2 Uji Paired t-test
Uji Paired t-test merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel yang saling berpasangan. Pada penelitian
ini uji paired t-test dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata
nilai sebelum dan sesudah menggunakan LKPD berbasis discovery learning. Data
yang digunakan untuk uji paired t-test adalah nilai pretest dan posttest peserta
didik. Pengujian paired t-test dilakukan dengan bantuan aplikasi IBM SPSS
Statistics 21.
Penginterpretasian output paired t-test dilakukan sebagai berikut.
(1) Penentuan nilai signifikansi α (α=5%=0,05)
(2) Penentuan nilai df (degree of freedom) = N-1 (62-1) = 61
b. 𝑡ℎ𝑖𝑡 < 𝑡𝑡𝑎𝑏 dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05 → 𝐻𝑜 diterima dan Ha
ditolak
(Widiyanto, 2013)
3.7.2.3 Uji n-gain
Uji n-gain merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui besar
peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Menurut Meltzer
(Fayakun & Joko, 2015) persamaan n-gain sebagai berikut.
Klasifikasi n-gain ternormalisasi menurut Hake (Fayakun & Joko, 2015) dapat
dilihat pada Tabel 3.8
Tabel 3.8 Klasifikasi n-gain
Nilai n-gain Klasifikasi
0,70 < n-gain ≤ 1,00 Tinggi