Anda di halaman 1dari 13

1

Seputar Alkohol dan Peranan Guru BK


Dosen Pengampu : Endah Rahmawati, M.Pd

Disusun Oleh :
Ari Fajar Kusumadewi (18012006)

Muchlis Nur Cahyo (18012021)

Rika Andriyani (18012023)

Rika Rahmawati (18012024)

Rizqi Sepriyani (18012026)

Tasa Susan Klinda (18012030)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI WATES
TAHUN 2020
2

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Seputar Alkohol dan
Peranan Guru BK” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Endah Rahmawati, M.Pd  pada mata kuliah Kesehatan Mental.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang informasi minuman
bercampur alkohol yang dikaitkan dengan peranan guru BK di sekolah baik negeri maupun
swasta di berbagai jenjang pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Endah Rahmawati, selaku dosen mata kuliah Kesehatan
Mental yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Wates, 01 Juni 2020

Penulis
3

Daftar Isi

Halaman Judul................………………………………………………........…. 1
Kata Pengantar ...........……………………………………....……….....…….... 2
Daftar Isi........................………………………............…………………........... 3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang.....……………………………………….....…………. 4
B. Rumusan Masalah……………………………………………....……. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alkohol .....................……………………………………. 5
B. Hubungan Alkohol dengan gaya hidup……………………………… 5
C. Penyebab kecanduan Alkohol…………………………………….…. 6
D. Peran guru BK………………………………………………............. 6

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………….............….…. 12
Daftar Pustaka…………………………………………..................………. 13
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai
cabang dari alifatik hirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering di temukan adalah yang
mengandung tiga gugus hidroksil dengan satu gugus hidroksi dalam satu rantai karbon.
Sedangkan jenis alkohol lainya adalah alkhol yang mengandung lebih dari satu gugus hidroksi
dalam satu rantai karbon. Jenis alkohol yang kedua inilah yang bersifat toksik yaitu etanol ( etil
alkohol ), metanol ( metil alkohol ), dan isopropanol ( isopropil alkohol ).
Pada umumnya semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi daya toksisitasnya.
Tapi ada pengecualian dalam teori ini ialah metanol lebih toksi daripada etanol. Dihidroksi
alkohol disebut juga glikol ( dari asal kata glyc atau glykol yang artinya manis ) ini
mencerminkan rasa dari gikol yang terasa manis. Dihidraksi etan juga etilen glikol adalah
merupakan bentuk sederhana dari glikol. Etilen glikol ini jg merupakan cairan anti beku dan
merupakan cairan yang toksik. Glikol jenis lain ialah trihidroksipropan ( propilen glikol ), caira
ini merupakan bentuk pruduk farmasi yang relatif tdk toksik.

1.2. Rumusan Masalah
Agar masalah yang dibahas terarah maka masAlah tersebut dirumuskan sebagai berikut            :
1. Apa itu pengertian alkohol?
2. Apa hubungan alkohol dengan gaya hidup dari masa ke masa?
3.  Apa yang dimaksud dengan kecanduan alkohol?
4.  Apa saja penyebab kecanduan alkohol?
5. Bagaimana peran guru BK dalam menghadapi pecandu alkohol?
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alkohol

Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai
karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan
alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang
terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH 3CH2CH2OH (C3H7O).
Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang
terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak
pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain (Fessenden, 1997).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan
hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap
sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih
seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam
air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada
temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan
kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin
benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi,
reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka
semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat
hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam
air (Hart, 1990).Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat.
Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak
oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan
alkena yang kemudian dioksidasi (Fessenden, 1997).

B. Hubungan Alkohol dengan Gaya Hidup dari Masa ke Masa

Alkohol sendiri sebenarnya mempunyai fungsi bagi kesehatan termasuk digunakan oleh
6

para tenaga medis untuk membersihkan luka pada pasien yang mengalami kecelakaan ataupun
luka-luka lain yang bersinggungan langsung dengan kulit atau yang disebut luka luar. Ciri-ciri
alkohol murni adalah yang tidak mempunyai bau dan tidak berwarna. penggunaan alkohol
pada setiap bahan tentunya tidak 100% karena disesuaikan dengan takaran takaran tertentu.
Seperti dalam pemasarannya alkohol yang beredar mempunyai kadar 70%.

Namun dari masa ke masa tidak sedikit mereka yang melakukan penyelewengan kegunaan
alkohol seperti yang dicampur kan kepada minuman atau yang sering kita kenal dengan
minuman keras atau miras. Dalam minuman keras kadar alkohol nya rata- rata adalah 40%.
Contohnya tanya pada merk whiskey ram kin dan vodka dan lain sebagainya. jika
dibandingkan dengan biar seperti anggur hanya mempunyai kadar alkohol 4,5% hingga 11%,
sebagai perbandingan segelas whisky berukuran 45 mili mengandung jumlah alkohol yang
sama yang terdapat dalam 360 mili pr dan 150 mili anggur. Alkohol sendiri merupakan
gabungan antara hidrogen oksigen dan karbon yang mungkin terdengar tidak berbahaya. Akan
tetapi di ketiga bahan tersebut merupakan balok balok penyusun kimia yang membentuk
etanol atau etil- alkohol seperti yang terkandung dalam bir anggur dan minuman keras.

Alkohol sendiri sebenarnya mempunyai fungsi bagi dunia kesehatan atau tenaga medis
karena alkohol biasanya digunakan untuk membersihkan luka luar maupun tindakan medis
lainnya yang tentu berada di bawah pengawasan dan juga tenaga ahli. Contoh untuk
membersihkan area kulit sehat akan dilakukan pengambilan sampel darah dan membersihkan
luka akibat Kecelakaan baik lalu lintas maupun senjata tajam. Alkohol yang murni
mempunyai ciri-ciri tidak berbau dan tidak berwarna alkohol yang murni mempunyai ciri-ciri
tidak berbau dan tidak berwarna. dalam pasarannya alkohol dijual sebagai obat luka luar yang
memiliki kadar 70% dan tidak dijual bebas.
Seiring perkembangan dunia ada beberapa pihak yang menggunakan alkohol untuk dicampur
ataupun diolah ke dalam suatu minuman serta diperjualbelikan secara tertutup. Meski kadar
alkoholnya tidak mencapai seperti pada pasaran umumnya namun tetap saja berbahaya bagi
kesehatan karena dikonsumsi masuk ke dalam tubuh atau diminum atau yang selama ini
dikenal oleh masyarakat awam dengan sebutan minuman keras. Minuman keras atau
minuman beralkohol dapat mengancam penggunanya, terlebih jika mengkonsumsinya secara
sering atau terus-menerus hingga mengakibatkan ketergantungan. Minuman beralkohol
menjangkit dari usia remaja sampai usia dewasa termasuk di Indonesia ataupun di negara-
negara lain, dan sampai saat ini masih banyak orang yang mengkonsumsinya karena dianggap
sebagai media hiburan penenang atau bahkan pelampiasan oleh mereka-mereka yang
mengalami hambatan dalam hidupnya. Para peminum dibawah umur sering tidak mampu
mengendalikan kebiasaan minumnya banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa
7

minuman keras atau yang disebut miras atau Liquor dan anggur mempunyai kadar alkohol
yang lebih tinggi daripada bir sebuah ketidak mengertian dapat membawa dampak drastis.
Ketidaktahuan ini pemicu utamanya adalah kurangnya informasi tentang bagaimana minum
yang bertanggung jawab maupun akibat lingkungan atau pergaulan sehari-hari. Dalam gallup
youth survey pada tahun 1999 dilaporkan bahwa 9% remaja berusia 13 hingga 17 tahun
mengkonsumsi minuman alkohol lebih banyak daripada yang seharusnya. Dalam penelitian
ini sungguh didapatkan pengakuan yang mengejutkan yaitu 96% remaja yang meminum
minuman keras mengaku bahwa mereka takut menjadi peminum bermasalah.

Jika ditinjau dari budaya Indonesia misalnya dalam agama Islam mengkonsumsi minuman
keras atau minuman beralkohol atau yang disebut juga Khamr hukumnya adalah haram tetap
saja banyak dari mereka yang yang masih saja mengkonsumsi minuman keras ini. Hal ini
selalu menjadi perhatian bagi semua pihak baik orang tua yang tidak ingin anaknya terjerumus
hal-hal negatif masyarakat maupun pemerintahan. Meski kadar alkohol dalam minuman keras
tidak mencapai angka 100% akan tetapi tetap saja dapat mempengaruhi kesehatan baik secara
fisik maupun mental terhadap minumnya. Contohnya adalah Whisky biasanya mengandung
40% kadar alkohol dan minuman keras lainnya yang memiliki merek dagang Chrome vodka
gim dan lain sebagainya jika dibandingkan dengan bir hanya mempunyai kadar alkohol 4,5%
dan anggur 11% sebagai perbandingan dalam segelas Wiski berukuran 45 mili mengandung
jumlah alkohol yang sama yang terdapat dalam 36 mili bir dan 150 mili anggur. Minuman
keras sendiri merupakan gabungan antara hidrogen oksigen dan karbon mungkin terdengar
tidak berbahaya akan tetapi ketiganya mengandung kimia yang membentuk etanol atau etil
alkohol atau juga jenis alkohol yang terkandung di dalam bir anggur dan minuman keras.
Proses pembuatannya sendiri yaitu dengan menggabungkan jamur mikroskopis yang disebut
khamir dengan gula untuk memulai sebuah proses yang disebut fermentasi. sedangkan proses
pembuatan anggur itu dibuat dari buah anggur yang difermentasikan dan bir di buat dari bulir
Serealia yang telah diolah sebelum difermentasi. Untuk pengolahan minuman keras sendiri
mengalami proses tambahan yang disebut dengan distilasi yaitu pemanasan jus atau bulir yang
telah difermentasi hingga mengeluarkan uap air yang kemudian menghasilkan alkohol murni
setelah didinginkan.

Umumnya mereka yang mengonsumsi minuman mengandung alkohol dalam waktu yang
relatif lama atau sering dapat terlihat dari fisik seperti mata memerah, jalan sempoyongan,
bicara melantur dan lain lain. Dari segi psikologisnya akan ada rasa ketidak percayaan diri
apabila tidak mengonsumsi atau mempunyai minuman beralkohol tersebut serta lambat laun
fungsi tubuh akan menurun.
8

Kecanduan Alkohol
Kecanduan alkohol adalah ketika tubuh menjadi bergantung pada alkohol dan sulit
untuk mengendalikan konsumsinya. Terdapat beberapa istilah lain yang digunakan untuk
keadaan ini, seperti alkoholisme atau gangguan penggunaan alkohol (alcohol use disorder).
Pola konsumsi alkohol seperti ini bisa menimbulkan masalah dan gangguan serius, tetapi
seseorang yang kecanduan alkohol tidak akan berhenti mengonsumsi alkohol meski
kebiasaan tersebut menyebabkan masalah pada dirinya atau bahkan bisa muncul gejala putus
zat bila orang tersebut menghentikan konsumsi alkohol.
Kecanduan alkohol adalah kondisi saat tubuh telah bergantung pada alkohol dan sulit
untuk mengendalikan konsumsinya. Pola konsumsi alkohol seperti ini dapat menimbulkan
masalah dan gangguan serius. Seseorang pecandu alkohol tidak akan berhenti mengonsumsi
alkohol, meski kebiasaan tersebut menyebabkan masalah pada dirinya. Parahnya lagi, kondisi
ini dapat memunculkan gejala putus zat, jika pecandu tersebut menghentikan konsumsi
alkohol.
Sayangnya, kondisi ini sangat rentan dialami oleh para remaja. Sebanyak 35 persen
remaja pun dilaporkan pernah meminum alkohol sejak ia masih berusia 15 tahun. Parahnya
lagi, di Ameriksa Serikat, alkohol telah menjadi penyebab seseorang dilarikan ke UGD
sebanyak 189.000 orang dan menyebabkan 4.300 kasus kematian setiap tahunnya.
Kecanduan alkohol adalah hasil dari gabungan yang cukup kompleks antara faktor
genetik, psikologis, dan lingkungan. Alkoholisme tidak memiliki satu penyebab dan tidak
diturunkan dari generasi ke generasi di keluarga. Kondisi ini pun bisa dikatakan sebagain
salah satu gangguan mental.

Alkoholisme juga bisa dialami oleh siapapun. Mereka yang mengidap kondisi ini akan
terus minum walaupun minum alkohol berdampak negatif, seperti kehilangan pekerjaan.
Beberapa orang bahkan sudah menyadari bahwa kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat
berdampak buruk. Sayangnya, hal tersebut sering kali tidak cukup untuk menghentikan
kebiasaan tersebut.

Gejala Kecanduan Alkohol

Beberapa gejala kecanduan alkohol, antara lain:


9

 Konsumsi alkohol berlebih, meningkatnya jumlah atau frekuensi konsumsi.

 Toleransi tinggi terhadap alkohol.

 Minum di saat yang tidak tepat (pagi hari atau di tempat kerja).

 Perubahan pada hubungan pertemanan.

 Perubahan emosi, seperti depresi dan kelesuan.

 Ketergantungan terhadap alkohol untuk berkegiatan sehari-hari.

 Menghindari kontak dengan orang terdekat.

 Bicara yang melantur.

 Keseimbangan yang buruk dan kecanggungan.

 Refleks yang terlambat.

 Tremor pada pagi hari setelah minum.

 Kehilangan ingatan setelah minum-minum.

 Gejala sakau saat tidak minum, seperti gemetar, mual, dan muntah.

C. Penyebab Kecanduan Alkohol


Kecanduan alkohol terjadi saat alkohol sudah membuat perubahan kimia otak.
Perubahan ini meningkatkan sensasi kepuasan saat penderita minum alkohol, sehingga
memicunya untuk lebih sering minum dan mengakibatkan kecanduan. Sensasi puas yang
dirasakan akan hilang, oleh karena itu pecandu akan tetap minum alkohol untuk mencegah
gejala putus zat.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang mengalami kecanduan alkohol.
Faktor-faktor tersebut antara lain faktor psikologis, sosial, dan genetik. Biasanya stres yang
dialami seseorang menjadi faktor psikologis yang mengakibatkan seseorang mengalami
kecanduan alkohol. Faktor sosial, seperti dorongan dari orang lain untuk minum alcohol,
serta ketersediaan alkohol, juga ikut mempengaruhi. Seseorang yang memiliki keluarga
pecandu alkohol juga lebih rentan untuk kecanduan alkohol, sehingga faktor genetik juga
dianggap berhubungan dengan kecanduan alkohol.
10

Beberapa faktor risiko kecanduan alkohol, antara lain:


 Gelisah atau depresi.
 Memiliki orangtua pecandu alkohol.
 Perilaku antisosial.
 Pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual saat kanak-kanak.
 Minum alkohol pada usia yang terlalu dini.

D. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menghadapi Pecandu Alkohol


Minuman beralkohol amat disukai para remaja sekolah, bahkan sekolah-sekolah yang
jauh dari kota besar. Akibat alkohol, maka tingkat kejahatan para siswa sekolah terlihat amat
meningkat. Terjadi perkelahian antar sekolah, pencurian, dan lain sebagainya. Terutama yang
dilakukan remaja putus sekolah, mereka kebanyakan menjadi perampok sepeda motor,
mencopet, memperkosa, dan sebagainya. Bahkan banyak anak muda yang keluar masuk
penjara akan tetapi tidak pernah jera.

Di sekolah yang saya teliti terdapat permasalahan pencandu alkohol yang biasanya
mengakibatkan dampak tidak baik, bahkan dapat mengganggu kondisi kejiwaan siswa itu
sendiri dari meminum minuman tersebut jika masih terus mengonsumsinya.

Jika dihubungkan dengan kurikulum yang ada di Indonesia, mungkin tidak


berpengaruh dalam permasalahan meminum alkohol, karena yang harus diperketat yaitu
controling atau pengawasan terhadap setiap sekolah agar dapat mengurangi ataupun
mencegah terjadinya pennyalah gunaan minuman alkohol.

Di sini peran dari guru BK pun sangat dibutuhkan karena dalam hal ini guru BK akan
melakukan berbagai pendekatan baik itu pendekatan secara bertahap ataupun pendekatan
secara langsung, sehingga dengan demikian BK dapat mengetahui apa yang menjadi
permasalahan sehingga sampai terjadi kecanduan minuman alkohol yang dialami peserta
didiknya, dan peran guru BK pun akan berusaha untuk menjadi solusi dari permasalahan
yang terjadi. Sehingga dengan demikian hubungan antara guru BK dan peserta didik semakin
dekat dan bisa mengurangi atau bahkan mencegah terjadi kecanduan ini.
11

Tugas guru BK adalah bertanggung jawab untuk membimbing siswa secara individual
sehingga memiliki kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya secara
menyeluruh. Dengan demikian diharapkan siswa tersebut mampu membuat keputusan terbaik
untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka sendiri maupun dalam menetapkan
karir mereka dimasa yang akan datang ketika individu tersebut terjun ke masyarakat.

Beberapa peran guru Bk agar siswa terhindar dari bahaya alkohol yaitu:

a. Mengoptimalkan pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan semaksimal mungkin


seperti memberikan layanan informasi mengenai bahaya narkoba dan alkohol dengan
tujuan agar siswa tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan memilih teman yang
baik dan menolak tawaran teman untuk mencoba-coba
b. Hal yang dilakukan untuk mencegah pemakaian obat terlarang dan kecanduan
alkohol adalah dengan cara membuat media gambar mengenai dampak bahaya
mengonsumsi alhkohol di setiap kelas dan peringatan tentang bahaya alkohol di
lingkungan sekolah.

Guru memberikan bantuan dengan menggunakan beragam pendekatan konseling dan


memberdayakan klien terhadap lingkungan sosial agar klien segera menjadi anggota
masyarakat yang normal dan bermoral. Ragam pendekatan konseling yang diterapkan pada
siswanya yaitu:

1. Konseling Individual

Konseling individual ini konselor membantu klien secara individual dengan mengutamakan
hubungan emosional, sehingga besar kepercayaan klien terhadap konselor.

2. Bimbingan Kelompok

Pada layanan ini konselor memberi kesempatan kepada klien untuk berpartisipasi
dalam memberi ceramah dan diskusi dengan berbagai masyarakat. Klien diharapkan
mengalami peningkatan dalam hal kepercayaan diri untuk hidup normal sehingga menjadi
orang yang berguna.

3. Konseling Keluarga
12

Dukungan dari keluarga terdekat sangat penting bagi pemulihan klien pencandu
alkohol. Fasilitator konseling keluarga adalah konselor, sedangkan pesertanya adalah klien,
orang tua, saudara, suami/istri, dan sebagainya. Dengan nuansa emosional yang akrab dan
rasa keterbukaan akan memberikan dampak yang baik terhadap pemulihan klien seperti
tumbuh rasa aman, peraya diri dan rasa tanggung jawab.

Ketiga layanan diatasadalah layanan yang perlu diterapkan kepada anak yang
memiliki resiko terutama pecandu alkohol kategori kasus berat. Selain itu, kolaborasi dan
kontribusi antaraguru, keluarga dan masyarakat sangat diperlukan untuk membantu
menangani siswa yang memiliki kasus berat seperti pecandu alkohol. Dengan begitu, akan
mengurangi jumlah kegagalan anak beresiko di Negara ini.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Minuman beralkohol bagi sebagian orang merupakan bukti kejantanan atau ke-modern-an
dalam pergaulan. Ironisnya minuman ini tidak hanya dikomsumsi oleh orang dewasa, akan
tetapi kaum remaja sudah mulai coba-coba mencicipinya. Pola hidup yang tidak sehat yang
banyak diterapkan oleh kaum dewasa awal ini juga dapat membentuk sebuah ketergantungan.
Salah satunya adalah ketergantungan pada obat-obatan terlarang dan alkohol. Ketergantungan
(addiction) adalah ketergantungan fisik pada suatu obat. Ketergantungan psikologis
(psychological dependence) adalah kebutuhan untuk menggunakan obat-obatan untuk
mengatasi masalah dan stres. Obat-obatan psikoaktif, yaitu semua obat yang mempengaruhi
sistem syaraf untuk mengubah keadaan, mengubah persepsi dan mengubah suasana hati;
memiliki peran yang kuat dalam ketergantungan baik fisik maupun psikologis. Pemulihan
bagi pecandu alcohol dalam perspektif Islam adalah bagaimana individu itu bisa
mengendalikan emosi dirinya untuk tidak minum minuman yang beralkohol. Terlebih jika
alcohol dijadikan pelarian dari masalah-masalah yang tengah dihadapi. Individu yang
menjadi pecandu alcohol umumnya bersifat pemarah, dan hal tersebut merupakan gangguan
kepribadian dalam domain keihsanan. Berwudhu dan membaca shalawat Nabi Muhammad
SAW merupakan salah satu terapi untuk dapat meredakan kemarahan termasuk yang
diakibatkan oleh alkohol.
13

Mungkin seutas saran yang dapat disampaikan adalah jangan memakan dan meminum
sesuatu secara berlebihan dan dapat merugikan termasuk alkohol.

DAFTAR PUSTAKA
Gail Snyder. Gallup Youth Survey: Isu dan Tren Utama Remaja&Alkohol. Pakar Raya. PT.
Intan Sejati. Bandung. 2007.
https://www.halodoc.com/kesehatan/kecanduan-alkohol
http://alviescoot.blogspot.com/2014/09/makalah-alkohol.html
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/view/859

Anda mungkin juga menyukai