Anda di halaman 1dari 1

INTISARI POKOK BAHASAN

“BENARKAH PANCASILA YANG SUDAH DISAHKAN SEBAGA DASAR NEGARA BANGSA


INDONESIA MASIH MENGHADAPI ANCAMAN, JELASKAN ?”

Ancaman terhadap Pancasila tentu selalu ada jika masyarakat Indonesia tidak mau memahami
dan mengamalkan makna dari nilai-nilai pancasila, sebagaimana kalian ketahui bahwa dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila pernah berkali-kali memperoleh ancaman, baik dari dalam
maupun luar negeri. Ancaman dari dalam negeri bersumber dari perilaku-perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, serta berbagai upaya yang ingin mengganti dasar negara
Pancasila dengan dasar dan ideologi yang lain. Adapun ancaman dari luar negeri berupa pengaruh
kehidupan serta ideologi bangsa lain.

Ancaman terhadap Pancasila dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu ancaman fisik dan
ancaman nonfisik.

Ancaman fisik berupa tindakan-tindakan serta pemberontakan bersenjata yang berusaha


mengganti ideologi Pancasila. Berikut beberapa ancaman fisik yang pernah terjadi di Indonesia.

1) Gerakan DI/TII di Jawa Barat tahun 1949 yang dipimpin oleh S. M. Karto Suwiryo, ia
memproklamasikan NII (Negara Islam Indonesia) pada 7 Agustus 1949.
2) Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah pada tahun 1951.
3) Pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan tahun 1952.
4) Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) tahun 1950 yang dipimpin oleh Dr.
Soumokil.
5) Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
6) Gerakan OPM (Organisasi Papua Merdeka).

Ancaman terhadap Pancasila yang bersifat nonfisik adalah pengaruh dari paham atau ideologi
komunisme dan kapitalisme. Kedua paham ini ajarannya banyak sekali bertentangan dengan jiwa
dan nilai-nilai Pancasila.

Dengan demikian rakyat Indonesia harus mempunyai sikap Positif terhadap Pancasila, hal ini
berarti menunjukan adanya pengakuan rakyat terhadap bangsa Indonesia, disamping itu juga harus
mengakui akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya karena berkat ridho
dari Tuhan YME Pancasila bisa terjaga hingga sekarang. Oleh karena itu sebagai umat yang
beragama dengan sendirinya harus taat kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang tertuang
pada sila pertama.

Anda mungkin juga menyukai