Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR (HANDOUT)

Bahan Kajian : Administrasi dan Supervisi Pendidikan


Sks : 2 (dua)
Program Studi : UNP (Kependidikan)
Fakultas : UNP (Kependidikan)
Minggu ke : 7 (tiga)
Kode :

Learning Outcomes (capaian pembelajaran) mata kuliah terkait KKNI


Mengerti dan menguasai konsep dasar administrasi sarana dan
prasarana sekolah dan mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah
dengan benar
Soft Skills/Karakter : Religius, Berfikir kritis dan kreatif, jujur, teliti

Materi :
1. Konsep dasar administrasi Sarana dan Prasarana Sekolah
2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah

A. KONSEP ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH

Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan


dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, seringkalian masalah dapat
muncul. Masalah-masalah itu dapat di kelompokan sesuai dengan tugas-
tugas administratif yang menjadi tanggung jawab administrator sekolah,
sehingga merupakan substansi tugas-tugas administratif kepala sekolah
selaku administrator. Di antaranya adalah tugas yang di kelompokan
menjadi substansi perlengkapan sekolah.
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung
kemampuan manajerial Kepala Sekolah. Kepala Sekolah hendaknya
berupaya untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun
material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan
pendidikan di sekolah secara optimal.
Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh
sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah,
kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik
siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas)
tenaga kependidikan yang handal, dan kesemuanya itu di dukung sarana-
prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar,

77
dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta
partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai
dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka
efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal. Dengan
demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen di atas.
Untuk mencapai keseimbangan tersebut, di perlukan pengelola yang
mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana
sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu. Berikut ini ada
beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam mengelola sarana dan
prasarana di sekolah.
1. Apa yang di maksud dengan manajemen sarana prasarana / fasilitas
pendidikan ?
2. Apa saja ruang lingkup dalam pelaksanaan pemenuhan sarana prasarana
pendidikan tersebut ?
3. Bagaimana prinsip- prinsip manajemen sarana prasarana pendidikan ?
4. Bagaimana proses yang harus di lakukan dalam manajemen serana
prasarana pendidikan ?
5. Bagaimana hubungan sarana prasarana dengan program pengajaran ?
6. Bagaimana tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan
pengurusan dan prosedur sarana prasarana ?
7. Bagaimana prosedur pengadaan dan pendistribusian sarana prasarana
sekolah ?
Dalam rangka melaksanakan tugas-tugas yang di kelompokkan
sebagai substansi perlengkapan sekolah itu, di gunakan suatu pendekatan
administratif tertentu yang disebut juga manajemen, yang merupakan istilah
yang cukup populer. Manajemen merupakan proses pendayagunaan semua
sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan disebut manajemen
(Sergiovanni, 1987 ).
Berdasarkan uraian singkat di atas dapat dikatakan bahwa
manajemen perlengkapan sekolah merupakan salah satu bagian kejian
dalam administrasi sekolah ( school administation ), atau administrasi
pendidikan (educational administration).
Secara sederhana, manajemen sarana prasarana sekolah dapat
didefinisikan sebagai proses kerja pendayagunaan semua perlengkapan
pendidikan secara efektif dan efisien. Perlengkapan sekolah, atau juga sering

78
disebut dengan fasilitas sekolah, dapat dapat di kelompokan menjadi sarana
pendidikan dan prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam
pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan
olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah
semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang , buku,
perpustakaan, labolatarium dan sebagainya.
Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana
pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
1. Bangunan dan perabut sekolah
2. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan
labolatarium
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang
menguanakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat
penampil.

B. TUJUAN
Secara umum, tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan
adalah memberi layanan secara profesional di bidang sarana prasarana
pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif
dan efisien. Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengupayakan pengadaan serana dan prasarana pendidikan
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama.
Dengan perkataan ini, melalui manajemen perlengkapan pendidikan di
harapkan semua perlengkapan yang di dapatkan oleh sekolah adalah
serana dan serana pendidikan yang berkualitas tnggi, sesuai dengan
kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara tepat
dan efisien.
3. Untuk menupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dan kondisi siap pakai setiap di perlukan
oleh semua personel sekolah.

79
C. PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI SARANA PRASARANA
Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada
beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di
sekolah, prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1. Prinsip pencapaian tujuan
2. Prinsip efisiensi
3. Prinsip administratif
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab
5. Prinsip kekohesifan
1) Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan
maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai.
Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil
bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap
seorang personel sekolah akan menggunakannya.
2) Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati, sehingga bisa
memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah.
Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah
hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi
pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan
petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut
di komunikasikan kepada semua personil sekolah yang di perkirakan akan
menggunakannya. Selanjutnya, bilaman di pandang perlu, di lakukan
pembinaan terhadap semua personel.
3) Prinsif administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang
berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah
peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik
negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan
perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan
undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di
berlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya, setiap
penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya
memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut dan

80
menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di perkirakan akan
berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan
4) Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang
sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat
banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilaman hal itu
terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan
pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab
semua orang yang terlibat itu perlu di deskripsikan dengan jelas
5) Prinsip Kekohesfan
Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan
pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja
sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang
terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya
harus selalu bekerja sama dengan baik.
D. PROSES- PROSES MANAJEMEN SARANA PRASARANA
Sebelum telah di tegaskan bahwa manajemen sarana prasarana
sekolah merupakan proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan
sekolah secara efektif dan efisien. Satu hal yang perlu di pertegas dalam
definisi tersebut adalah bahwa manajemen sarana prasarana sekolah
merupakan suatu proses pendayagunaan yang sasarannya adalah
perlengkapan pendidikan, seperti perlengkapan sekolah, perlengkapan
perpustakaan, media pengajaran, dan perlengkapan lainnya, manajeman
perlengkapan sekolah itu terwujud sebagai suatu proses yang terdiri atas
langkah-langkah tertentu secara sistematis.
Akhir- akhir ini banyak sekali uraian tentang langkah-langkah
manajemen sarana prasarana sekolah sebagaimana di kemukakan oleh para
teoritisi penggelolaan perlengkapan pendidikan. Stoops dan Johnson (1967)
pernah menggungkapkan bahwa langkah-langkah manajemen sarana
prasarana pendidikan itu meliputi analisis kebutuhan, analisis anggaran,
seleksi, penetapan kebutuhan, pembelian, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemakaian, inventarisasi dan pemeliharaan. Sementara
pakar manajemen pendidikan lainnya menyimpulkan bahwa manajemen
sarana prasarana pendidikan disekolah itu meliputi analisis dan
penyusunan kebutuhan, pengadaan, penyaluran, pemakaian dan
pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan.

81
Kegiatan seperti analisis dan penyusunan kebutuhan, pembelian,
penerimaan perlengkapan sekolah yang pada dasarnya dilakukan oleh
pengelola perlengkapan pendidikan sebagai perencanaan pengadaan
perlengkapan. Oleh karena itu, semua kegiatan tersebut dapat dikategorikan
dengan pengadaan perlengkapan pendidikan. Begitu perlengkapan sekolah
yang diadakan itu diterima, lalu semuanya disimpan untuk di distribusikan
kepada unit-unit yang akan memakainya. Semantara dipakai, semua
perlengkapan sekolah hendaknya selalu dipelihara, sehingga secara
keseluruhan dalam keadaan siap pakai. Selanjutnya secara periodik semua
perlengkapan sekolah tersebut di inventarisasikan. Apabila dalam
inventarisasinya ternyata ada sejumlah perlengkapan yang sudah tidak
layak pakai maka perlu dilakukan penghapusan. Pada gilirannya nanti,
semua hasil inventarisasi dan penghapusan tersebut dijadikan analisis
kebutuhan untuk pengadaan perlengkapan sekolah pada masa berikutnya.

E. HUBUNGAN SARANA PRASARANA DENGAN PROGRAM PENGAJARAN


Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan
cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap
program mengajar–belajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan
menghambat proses belajar-mengajar. Demikian pula administrasinya yang
jelek akan menurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut,
sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa.
Titik berat dalam hal ini adalah kepada belajar yang di kaitkan dengan
masalah-masalah dan kebutuhan serta kegunaan hasil belajar nanti di
dalam kehidupannya. Karena penyediaan saran pendidikan di suatu sekolah
haruslah di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan
hasilnya di masa-masa mendatang.

F. TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH DAN KAITANNYA


PENGURUSAN DAN PROSEDURS SARANA-PRASARANA
Sekolah merupakan sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan
upaya mewujudkan tujuan tersebut, serangkaian masalah dapat muncul.
Masalah-masalah itu dapat dikelompokkan sesuai dengan tugas-tugas
administratif yang menjadi tanggung jawab administrator sekolah, sehingga
merupakan substansi tugas- tugas administratif kepala sekolah selaku
administrator. Di antaranya adalah tugas yang dikelompokkan menjadi
substansi perlengkapan sekolah.

82
Salah satu tugas utama utama kepala sekolah dalam pengadministrasian
sarana prasarana ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar
kebutuhan mereka akan alat-alat sarana tersebut dan mempersiapkan
perkiraan tahunan untuk di usahakan penyediaannya. Kemudian
menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada guru-guru yang
bersangkutan, dan menginventarisasi alat-alat atau sarana tersebut pada
akhir tahun pelajaran.
1. Mempersiapkan perkiraan tahunan
Biasanya kepala sekolah membuat daftar alat-alat yang diperlukan
di sekolahnya sesuai dengan kebutuhannya dengan daftar alat yang
standadisasi. Sedangkan untuk alat-alat yang belum di standardisasi,
kepala sekolah bersama-sam menyusun daftar kebutuhan sekolah
masing-masing.
2. Menyimpan dan mendistribusikan
Ada beberapa prinsip administrasi penyimpanan peralatan dan
perlengkapan pengajaran sekolah, yaitu:
a) Semua alat-alat dan perlengkapan harus di simpan di tempat-tempat
yang bebas dari factor-faktor perusak seperti: panas,
lembab,lapuk,dan serangga.
b) Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun yang keluar
alat.
c) Mudah di dapat bila sewaktu-waktu di perlukan
d) Semua penyimpanan haris di administrasikan menurut ketentuan
bahwa persediaan lama harus lebih dulu di pergunakan
e) Harus diadakan inventarisasi secara berkala
f) Tanggungjawab untuk pelaksanaan yang tepat dari tiap-tiap
penyimpanan harus di rumuskan secara terperinci dan di fahami
dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan.
Pendistribusian peralatan dan perlengkapan pengajaran ini harus
berada dalam tanggungjawab salah seorang anggota staf yang di tunjuk.
Karena pelaksanaan tanggungjawab ini hanya bersifat ketatausahaan
maka kurang tepat jika kepala sekolah atau sendiri yang langsung
melaksanakannya. Yang paling tepat adalah pegawai tata usaha.
Kebijaksanaan pendistribusian ini hendaklah di tekankan kepada prinsip
efisien dan pleksibilitas, maksudnya bila di perlukan sewaktu-waktu
segara dapat di sediakan.
G. PENGADAAN DAN DAN PENDISTRIBUSIAN SARANA PRASARANA

83
SEKOLAH
Aktivitas pertama dalam manjemen sarana prasarana pendidikan
adalah pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan
perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah
menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau
sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga
memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang
setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan
pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua
pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan pemenuhan
kebutuhan di sekolah.
1. Prosedur Perencanaan Perlengkapan Sekolah
Akhir-akhir ini telah banyak teoritisi mendeskripsikan langkah-
langkah perencanaan perlengkapan pendidikan di sakolah, antara lain
adalah seorang teoritisi administrasi pendidikan, yaitu Jame J. Jones
(1969). Janes menegaskan bahwa perencanaan pengadaan
perlengkapan pendidikan di sekolah di awali dengan menganalisis
jenis pengalaman pendidikan yang di berikan di sekolah itu. Janes
mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan
perlengkapan sekolah sebagai berikut :
a) Menganalisis kebutuhan pendidikan suatu masyarakat dan
menetapakan program untuk masa yang akan datang sebagai
dasar untuk menevaluasi keberadaan fasilitas dan membuat model
perencanaan perlengkapan yang akan datang.
b) Melakuakan survey keseluruh unit sekolah untuk menyususn
master plan untuk jangka waktu tertentu.
c) Memilih kebutuhan utama berdasarkan hasil survei.
d) Mengembangkan educational specification untuk setiap proyek yang
terpisah-pisah dalam usaha master plan.
e) Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan
spesifikasi pendidikan yang diusulkan.
f) Mengembangkan dan menguatkan tawaran atau kontrak dan
melaksanakan sesuai dengan gambaran kerja ang diusulkan.
g) Melenkapi perlengkapan gedung dan meletakannya sehingga siap
untuk digunakan.
Berdasarkan uraian tentang prosedur perencanaan pengadaan
di atas dapat di tegaskan bahwa perencanaan perencanaan

84
perlengkapan sekolah tidaklah mudah. Perencanaan perlengkapan
pendidikan bukan sekedar sebagai upaya mencari ilham, melainkan
upaya memikirkan perlengkapan yang di perlukan di masa yang akan
datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, dan
teliti berdasarkan informasi dan realistis tentang kondisi sekolah.
Agar prisip-prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak
yang dilibatkan atau di tunjuk sebagai panitia perencanaan
pengadaan perlengkapan sekolah perlu mengetahui dan
mempertimbangkan program pendidikan, perlengkapan yang sudah di
miliki, dana yang tersedia, dan harga pasar. Dalam hubungannya
dengan program pendidikan yang perlu di perhatikan adalah
organisasi kurikulum sekolah, metode pengajaran, dan media
pengajaran yang di perlukan.
Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan
perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut :
a) Merupakan proses menetapkan dan memikirkan.
b) Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya
memenuhi sarana prasarana pendidikan yang di butuhkan
sekolah.
c) Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan
efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah.
d) Perencanaan perlengkapan sekolah seherusnya memenuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut
 Harus betul-betul merupakan proses intelektual;
 Di dasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi
komprehensif menganai masyarakat sekolah dan kemungkinan
pertumbuhannya, serta prediksi populasi sekolah;
 Harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran;
 Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas
dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya.
2. Pengadaan Perlengkapan Sekolah
Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan
upaya merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah di
susun sebelumnya sering kali sekolah mendapat bantuan saran
prasarana pendidikan dari pemerintah, dalam hal ini Departemen

85
Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Nasional Provinsi, dan Dinas
Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
Di sisi lain, dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan
berbasis sekolah (PMPBS), atau dalam ramgka Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), pengadaan perlengkapan sekolahharus di lakukan
sendiri oleh sekolah, baik dengan menggunakan dana bantuan
pemerintah maupun dana sekolah sendiri. Artinya dalam kerangka
MPMBS ATAU MBS semua bentuk penyerahan perlengkapan
pemerintah kesekolah harus di ubah dari bentuk pemberian dana ke
dalam bentuk block grand kepada sekolah, kemudian kepala sekolah
bersama guru dan bila perlu, pengurus komite merencanakan dan
melakukan pengadaan sendiri perlengkapan yang di butuhkan secara
efektif dan efisien.
3. Pendistribusian Sarana Prasarana Sekolah
Penditribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan
kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab penyimpanan
kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu.
Dalam prosesnya ada 3 hal yang harus di perhatikan yaitu ketepatan
barang yang di sampaikan, baik jumlah maupun jenisnya; ketepatan
sasaran penyampaiannya, ketepatan kondisi barang yang di salurkan.
Dalam rangka itu paling tidak 3 langkah yang sebaiknya di tempuh
pleh bagian penanggung jawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu :
a) Penyusunan alokasi barang;
b) Pengiriman barang;
c) Penyerahan barang.
Barang yang telah di terima di investarisasikan oleh panitia
pengadaan, setelah kebenaranmya di periksa berdasarkan daftar yang
ada perlu surat pengantar, tidak berarti semua personil sekolah bisa
menggunakan secara bebas. Barang-barang tersebut perlu di atur
lebih lanjut untuk memudahkan oengawasan dan pertanggung
jawaban. Apabila pendistribusiannya tidak di atur dengan sebaik-
baiknya, pengelolaan perlengkapan sekolah akan mengalami kesulitan
dalam membuat laporan pertanggung jawabannya.
Dalam kaitan dengan perihal di atas, perlu adanya penyusunan
alokasi pendistribusian. Dengan terlebih dahulu di lakukan
penyusunan olokasi pendistribusian barang-barang yang telah di
terima oleh sekolah yang dapat di selurkan sesuai dengan kebutuhan

86
barang pada bagian-bagian sekolah, dengan melihat kondisi, kualitas,
dan kuantitas barang yang ada. Semakin jelas alokasinya, semakin
jelas pula pelimpahan tanggung jawab pada penerima. Dengan
demikian pendistribusian akan lebih mudah di laksanakan dan di
kontrol setiap saat. Tujuan akhir penyusunan alokasi tersebut pada
akhirnya adalah untuk menghindari pemborosan yang seharusnya
tidak terjadi.
Berdasarkan keseluruhan uraian tentang distribusi di atas
dapat di tegaskan bahwa pada dasarnya ada 2 sistem pendistribusian
barang yang dapat di tempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah,
yaitu sistem langsung dan sistem tidak langsung. Dengan
menggunakan sistem pendistribusian langsung, berarti barang-barang
yang sudah di terima dan di inventarisasikan langsung di salurkan
pada bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses
penyimpanan terlebih dahulu. Sedangkan dengan menggunakan
sistem pendistribusian tidak langsung berarti barang-barang yang
sudah di terima dan sudah di inventarisasikan tidak secara langsung
di salurkan, melainkan harus di simpan terlebih dahulu di gudang
penyimpanan dengam teratur. Hal ini biasanya di gunakan apabila
barang-barang yang lalu ternyata masih tersisa.
Untuk dapat di katakan berjalan secara efektif, dalam
pendistribusian harus memenuhi beberapa asas pendistribusian. Ada
beberapa asas pendistribusian yang perlu di perhatikan,yaitu :
1) Asas ketepatan
2) Asas kecepatan
3) Asas keamanan
4) Asas ekonomi
Namun jika di gunakan sistem pendistribusian tidak langsung
maka barang-barang yang perlu di simpan di gudang perlu
mendapatkan pengawasan yang efektif. Dalam rangka mempermudah
pengawasannya perlu di buat kartu stok barang yang di tempelkan
pada barang tersebut untuk mempermudah dalam pengenalan dan
pengawasan.
Pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan sudah
merupakan pekerjaan rutin dan orang-orang di hadapkan kesukaran-
kesukaran yang kurang berarti, namun untuk penyempurnaan

87
pekerjaan para ahli menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan
administrasinya, sbb :
1) Hendaknya kepala sekolah sebagai administrator tidak terlalu
menyibukkan dirinya secara langsung dengan urusan pelaksanaan
administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran
2) Melakukan sisi pencatatan yang tepat sehingga mudah di kerjakan
3) Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus
senantiasa di tinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar
pelaksanaan program pengajaran
Kondisi-kondisi di atas akan terpenuhi jika administrator
mengikutsertakan semua guru dalam perencanaan seleksi, distribusi
dan penggunaan serta pengawasan peralatan dan perlengkapan
pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bafadal Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. PT
BUMIKARSA. Jakarta.
2. TIM. 2003. Sarana dan Prasarana Tunjang Kualitas Pendidikan. Jakarta.
© Harian Sinar Harapan.
3. Ihwal Chairul. 2001. Manajemen Pendidikan, Problematika dan
Tantangannya. Bandung, PT REMAJA ROSDAKRYA.
4. TIM. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogkarta. UNY Press.

88

Anda mungkin juga menyukai