Anda di halaman 1dari 7

Studi Pembangunan PLTU Hululais 2x55MW Sebagai

Pemenuhan Kebutuhan Beban Dasar Di Bengkulu


Ditinjau Dari Aspek Teknis, Ekonomi, Dan
Lingkungan
Rachmat Hadi S., Syariffuddin Mahmudsyah, Teguh Yuwono
Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

utama penghasil energi listrik di Indonesia, serta makin


Abstrak - Kebutuhan energi listrik pada era teknologi meningkatnya kesadaran akan usaha untuk
sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat melestarikan lingkungan.
penting di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Mengingat pentingnya energi listrik bagi
Indonesia. Dengan semakin berkembang dan kehidupan orang banyak dan bagi pembangunan
bertumbuhnya perekonomian Indonesia terutama nasional, maka suatu sistem tenaga listrik harus bisa
daerah Bengkulu tentunya secara otomatis melayani pelanggan secara baik, dalam arti sistem
berpengaruh terhadap dituntutnya perkembangan dan tenaga listrik tersebut aman dan handal. Aman disini
pertumbuhan sektor ketenagalistrikan di Bengkulu mempunyai pengertian bahwa sistem tenaga listrik ini
yang semakin baik. Dengan semakin menipisnya tidak membahayakan manusia dan lingkungannya dan
cadangan minyak bumi dan juga cadangan gas alam handal mempunyai arti bahwa sistem tenaga listrik ini
serta transportasi yang kian mahal, maka salah satu dapat melayani pelanggan secara memuaskan misalnya
pilihan yang diambil adalah dengan menggunakan dalam segi kontinyuitas dan kualitasnya
batubara sebagai energi primer non bbm. Beban
puncak merupakan salah satu ukuran besarnya II. TEORI PENUNJANG
konsumsi energi listrik, dimana kebutuhan energi A. Bahan Bakar Batu Bara
listrik yang terus bertambah menyebabkan perlunya Batu bara adalah sisa tumbuhan dari jaman
pengembangan sistem ketenagalistrikan yang ada. Oleh prasejarah yang berubah bentuk yang awalnya
sebab itu diperlukan pembangunan suatu pembangkit berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Penimbunan
baru, dalam hal ini PLTU Hululais 2x55MW, sehingga lanau dan sedimen lainnya, bersama dengan pergeseran
kebutuhan energi listrik khususnya di Bengkulu dapat kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik)
terpenuhi dengan baik. mengubur rawa dan gambut yang seringkali sampai ke
kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan
tersebut, material tumbuhan tersebut terkena suhu dan
Kata kunci : Kebutuhan Energi Listrik, Beban Puncak,
tekanan yang tinggi. Suhu dan tekanan yang tinggi
PLTU
tersebut menyebabkan tumbuhan tersebut mengalami
proses perubahan fisika dan kimiawi dan mengubah
I. PENDAHULUAN tumbuhan tersebut menjadi gambut dan kemudian batu

M erupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan


energi, khususnya energi listrik di Indonesia, makin
berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari
bara.
Batu bara terdiri atas berbagai campuran karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa pengotoran
kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan lain. Sebagian karbon itu tetap padat bilamana
pesatnya peningkatan pembangunan di bidang teknologi, dipanaskan, dan sebagian lagi akan berubah menjadi
industri dan informasi. Namun pelaksanaan penyediaan gas dan keluar bersama-sama unsur-unsur gas lainnya.
energi listrik yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero), Bagian gas ini mudah terbakar dan menyala terus-
selaku lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menerus serta agak lebih berasap daripada karbon
mengelola masalah kelistrikan di Indonesia, sampai saat ini padat yang membara. Kadar air dan debu yang tidak
masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan dapat dibakar yang terkandung dalam batu bara, tidak
energi listrik secara keseluruhan. Kondisi geografis negara bermanfaat.
Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan kepulauan, Batu bara dibagi dalam berbagai kategori dan sub
tersebar dan tidak meratanya pusat-pusat beban listrik, kategori berdasarkan nilai panas karbonnya, dimulai
rendahnya tingkat permintaan listrik di beberapa wilayah, dengan lignit, yang kadar karbon padatnya terendah,
tingginya biaya marginal pembangunan sistem suplai energi melalui berbagai tingkatan batu bara muda, batu bara
listrik, serta terbatasnya kemampuan finansial, merupakan sub-bituminus, batu bara bituminus, hingga kepada
faktor-faktor penghambat penyediaan energi listrik dalam antrasit.
skala nasional.
Selain itu, makin berkurangnya ketersediaan sumber
daya energi fosil, khususnya minyak bumi, yang sampai
saat ini masih merupakan tulang punggung dan komponen

1
B. Pembangkit Tenaga Listrik Untuk menghilangkan kandungan campuran, batu
Secara umum pembangkitan tenaga listrik dapat bara tertambang mentah dipecahkan dan kemudian
diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :. dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai ukuran.
• Berdasarkan metode pembangkitannya, dapat Pecahan-pecahan yang lebih besar biasanya diolah
dibedakan menjadi: dengan menggunakan metode ”pemisahan media
a. Metode pembangitan dengan konversi langsung padatan”. Dalam proses demikian, batu bara dipisahkan
(direct energy conversion), yaitu terbangkitnya dari kandungan campuran lainnya dengan diapungkan
energi listrik (dari energi primer) terjadi secara dalam suatu tangki berisi cairan dengan gravitasi
langsung, tanpa keterlibatan bentuk energi lain tertentu, biasanya suatu bahan berbentuk magnetit
sebagai antara (medium) tanah halus. Setelah batu bara menjadi ringan, batu
b. Metode pembangkitan dengan konversi tak langsung bara tersebut akan mengapung dan dapat dipisahkan.
(indirect energy conversion), yaitu terbangkitnya Sementara batuan dan kandungan campuran lainnya
energi listrik (dari energi primer) berlangsung yang lebih berat akan tenggelam dan dibuang sebagai
dengan cara melibatkan suatu bentuk energi lain. limbah.
Bila energi lain yang berfungsi sebagai medium ini
tidak ada, maka tidak akan terbangkit energi listrik. Pengangkutan batu bara
• Berdasarkan proses pembangkitannya, dapat Cara pengankutan batu bara ke tempat batu bara
dibedakan menjadi : tersebut akan digunakan tergantung pada jaraknya.
a. Pembangkit non thermal, yaitu pembangkit yang Untuk jarak dekat, umumnya batu bara diangkut
dalam pengoperasiannya tanpa melalui proses dengan menggunakan ban berjalan atau truk. Untuk
thermal atau pemanasan. jarak yang lebih jauh di dalam pasar dalam negeri, batu
b. Pembangkit thermal, yaitu pembangkit yang dalam bara diangkut menggunakan kereta api atau tongkang
pengoperasiannya melalui proses thermal atau atau dengan alternatif lain dimana batu bara dicampur
pembakaran. dengan air untuk membentuk bubur batu dan diangkut
melalui jaringan pipa. Disamping itu, pengangkutan
C. Sistem Kerja PLTU Batu Bara batu bara juga bisa dilakukan dengan menggunakan
Dalam pemanfaatannya, batubara harus diketahui kapal laut.
terlebih dulu kualitasnya. Hal ini dimaksudkan agar
spesifikasi mesin atau peralatan yang memanfaatkan Sistem pembakaran batu bara bersih
batubara sebagai bahan bakarnya sesuai dengan mutu Adapun prinsip kerja PLTU itu adalah batu bara
batubara yang akan digunakan, sehingga mesin-mesin yang akan digunakan/dipakai dibakar di dalam boiler
tersebut dapat berfungsi optimal dan tahan lama. secara bertingkat. Hal ini dimaksudkan untuk
Secara umum, parameter kualitas batubara yang sering memperoleh laju pembakaran yang rendah dan tanpa
digunakan adalah kalori, kadar kelembaban, kandungan zat mengurangi suhu yang diperlukan sehingga diperoleh
terbang, kadar abu, kadar karbon, kadar sulfur, ukuran, dan pembentukan NOx yang rendah. Batu bara sebelum
tingkat ketergerusan, di samping parameter lain seperti dibakar digiling hingga menyerupai butir-butir beras,
analisis unsur yang terdapat dalam abu (SiO2, Al2O3, P2O5, kemudian dimasukkan ke wadah (boiler) dengan cara
Fe2O3, dll), analisis komposisi sulfur (pyritic sulfur, sulfate disemprot, di mana dasar wadah itu berbentuk rangka
sulfur, organic sulfur), dan titik leleh abu (ash fusion panggangan yang berlubang. Pembakaran bisa terjadi
temperature). dengan bantuan udara dari dasar yang ditiupkan ke atas
dan kecepatan tiup udara diatur sedemikian rupa,
Pengolahan batu bara akibatnya butir batu bara agak terangkat sedikit tanpa
Batu bara yang langsung diambil dari bawah tanah terbawa sehingga terbentuklah lapisan butir-butir batu
disebut batu bara tertambang run-of –mine (ROM). Batu bara yang mengambang. Selain mengambang butir
bara tersebut seringkali memiliki kandungan campuran batu bara itu juga bergerak berarti hal ini menandakan
yang tidak diinginkan seperti batu bara dan lumpur dan terjadinya sirkulasi udara yang akan memberikan efek
berbentuk pecahan dengan berbagai ukuran. Namun yang baik sehingga butir itu habis terbakar.
demikian, pengguna batu bara membutuhkan batu bara
dengan mutu yang konsisten. Pengolahan batu bara juga Proses terjadinya energi listrik
disebut pencucian batu bara (coal benification atau coal Pembakaran batu bara ini akan menghasilkan uap
washing) yang mengarah pada penanganan batu bara dan gas buang yang panas. Gas buang itu berfungsi
tertambang (ROM coal) untuk menjamin mutu yang juga untuk memanaskan pipa boiler yang berada di atas
konsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna akhir lapisan mengambang. Gas buang selanjutnya dialiri ke
tertentu. pembersih yang di dalamnya terdapat alat pengendap
Pengolahan tersebut tergantung pada kandungan batu abu setelah gas itu bersih lalu dibuang ke udara melalui
bara dan tujuan penggunaannya. Batu bara tersebut cerobong. Sedangkan uap dialiri ke turbin yang akan
mungkin hanya memerlukan pemecahan sederhana atau menyebabkan turbin bergerak, tapi karena poros turbin
mungkin memerlukan proses pengolahan yang kompleks digandeng/dikopel dengan poros generator akibatnya
untuk mengurangi kandungan campuran. gerakan turbin itu akan menyebabkan pula gerakan
generator sehingga dihasilkan energi listrik. Uap itu

2
kemudian dialiri ke kondensor sehingga berubah menjadi III. KONDISI UMUM PROVINSI BENGKULU
air dan dengan bantuan pompa air itu dialiri ke boiler A. Letak Provinsi Bengkulu
sebagai air pengisi. Provinsi Bengkulu terletak antara 2o16′‑5º31’
PLTU ini dilengkapi dengan presipitator elektro static Lintang Selatan dan 101o01′‑ 103o46′ Bujur Timur,
yaitu suatu alat untuk mengendalikan partikel yang akan membentang sejajar dengan Bukit Barisan dan
keluar cerobong dan alat pengolahan abu batu bara. Sedang berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia pada
uap yang sudah dipakai kemudian didinginkan dalam garis pantai lebih kurang 525 km, secara geografis
kondensor sehingga dihasilkan air yang dialirkan ke dalam berbatasan : Sebelah Utara dengan Provinsi Jambi dan
boiler. Pada waktu PLTU batubara beroperasi suhu pada Sumatera Selatan; Sebelah Selatan Samudra Indonesia;
kondensor naiknya begitu cepat, sehingga mengakibatkan Sebelah Barat Provinsi Sumatera Barat; dan Sebelah
kondensor menjadi panas. Sedang untuk mendinginkan Timur Provinsi Lampung. Bagian Timurnya berbukit-
kondensor bisa digunakan air, tapi harus dalam jumlah bukit dengan daratan tinggi yang subur, sedangkan
besar, hal inilah yang menyebabkan PLTU dibangun dekat bagian barat merupakan dataran yang rendah yang
dengan sumber air yang banyak seperti di tepi sungai atau relatif sempit, memanjang dari Utara ke Selatan serta
tepi pantai. diselang-selingi daerah yang bergelombang.
Luas Wilayah Administrasi mencapai
D. Metode Peramalan Kebutuhan Listrik 1.978.870 hektar atau 19.788,7 kilometer persegi,
Peramalan kebutuhan listrik adalah untuk mengetahui terdiri dari 8 Kabupaten dan 1 Kota.
akan kebutuhan listrik di tahun yang akan datang dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan metode
regresi dan metode DKL 3.01 Metode regresi adalah suatu
metode dengan menggunakan model matematik.

Metode Regresi Linear berganda


Dalam Metode Regresi linear berganda diperlukan
faktor/parameter yang akan dijadikan acuan dalam perhitungan.
Dalam peramalan kebutuhan energi listrik parameter-parameter
yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan jumlah pelanggan rumah tangga (X1)
2. Pertumbuhan jumlah pelanggan bidang usaha (X2) Gambar 1 Peta Bengkulu
3. Pertumbuhan jumlah pelanggan bidang publik (X3)
4. Pertumbuhan jumlah pelanggan industri (X4) B. Sistem Ketenagalistrikan Bengkulu
5. Pertumbuhan jumlah penduduk (X5) Kebutuhan tenaga listrik diBengkulu dilayani
6. Peningkatan PDRB suatu wilayah (X6) dari energi transfer dari sistem interkoneksi Sumbagsel
7. Energi listrik terjual (Y)
Nilai matriks β dicari melalui persamaan 2.1:
– Jambi – Bengkulu (S2JB) sebagai pemasok utama
melalui jaringan saluran transmisi 70 kV, 150 kV, 275
β = ( XX ' ) − 1 XY ...............................................(2.1) kV.
Matriks Y akan dapat dihitung dengan memasukkan nilai β pada
persamaan 2.2.
Kapasitas Pembangkit Listrik di Bengkulu
Yi =β0 + β1x1i + β2x2i +.....+ βkxki ..................................(2.2)
Selama ini Bengkulu hanya memanfaatkan
tenaga air sebagai pembangkit listrik utama.
E. Beban Puncak
Pembangkit listriknya dibangun dari tenaga air.
Beban puncak merupakan salah satu ukuran
Beberapa pembangkit listrik yang ada diantaranya,
besarnya konsumsi energi listrik, sehingga dengan
PLTA Musi dan PLTA Tes, Selain itu ialah
diketahui besar beban puncak, maka akan dapat
menggunakan bahan bakar solar (PLTD) Data-data
diperhitungkan produksi atau kapasitas terpasang yang
mengenai pembangkit-pembangkit tersebut diberikan
harus tersedia.
pada Tabel 3.1 berikut.
Perkiraan beban puncak ditentukan dengan menggunakan
Tabel 1
rumus sebagai berikut :
Data Pembangkit di Bengkulu Tahun 2008
EPTt
BPt = ........................................(2.3) DAYA ( MW )
8760 xLFt URAIAN
JML
Dimana : UNIT TERPASANG MAMPU
BPt = Beban puncak pada tahun t -PLTA 2 1,66 1,47
EPTt = Energi produksi pada tahun t -PLTD 91 22,72 12,6
LFt = Faktor beban pada tahun t
TOTAL 93 24,38 14,07
Sumber: Statistik Kelistrikan Bengkulu Tahun 2010

3
IV. ANALISA PERENCANAAN PLTU
HULULAIS 2X55 MW
Program pembangunan pembangkit baru harus
segera dilaksanakan karena untuk pemenuhan
kebutuhan listrik yang semakin besar seiring dengan
pertumbuhan penduduk yang juga semakin besar.

Gambar 2 Kurva Beban Harian Daerah Bengkulu

Konsumsi Energi Listrik


Konsumsi energi listrik di Bengkulu
menunjukkan pemakaian yang terus meningkat tiap
Gambar 3 Lokasi PLTU Hululais 2x55MW
tahunnya. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang
cenderung meningkat setiap tahunnya dan semakin
A. Analisa Ketersediaan Bahan Bakar
berkembangnya sektor industri. Sektor rumah tangga
Ketersediaan bahan bakar untuk operasi PLTU
merupakan sektor yang paling banyak pelanggannya diikuti
Hululais tentunya juga harus diperhitungkan. Dengan
dengan sektor komersil, publik dan industri. Untuk lebih
kapasitas 2 x 55 MW, dibutuhkan sejumlah bahan
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
bakar yang setidaknya selama PLTU beroperasi
Tabel 2 Jumlah pelanggan Per kelompok Pelanggan
pasokan bahan bakar tersebut tidak berhenti.
Provinsi Bengkulu
Tabel 4 Pemakaian Bahan Bakar PLTU Hululais 2x55
MW

Sumber: Statistik Kelistrikan Bengkulu Tahun 2010

Rasio Elektrifikasi
B. Lay Out PLTU Hululais
Sampai dengan tahun 2009 di Bengkulu memiliki
Tata letak komponen PLTU Hululais 2x55
rasio elektrifikasi sebesar 51,56 %, jika dilihat dari tahun-
MW yaitu :
tahun sebelumnya rasio elektrifikasi bengkulu mengalami
a. Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat
peningkatan meskipun pada tahun – tahun tertentu
kapal laut pengangkut bahan bakar minyak di
mengalami penurunan. Rasio elektrifikasi akan naik jika
PLTU Hululais. Kedalaman dermaga ini
banyak rumah tangga yang teraliri listrik
adalah 18 m dari dasar laut, sehingga
Tabel 3 Rasio Elektrifikasi Provinsi Bengkulu
memungkinkan kapal-kapal besar merapat.

b. Coal Pile (Tempat Penampungan Batubara)


pengiriman batubara ke plant dilakukan
dengan menggunakan Truk atau kereta api,
yang kemudian akan ditampung di Coal Pile
dengan kapasitas 670.000 ton untuk
selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar.
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar,
batubara akan melalui beberapa proses yaitu
Stacking, Reclaiming dan Processing.

c. Boiler adalah Dalam power plant, energi secara


terus menerus diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain untuk menghasilkan listrik.
Sumber: Statistik Kelistrikan Bengkulu tahun 2010 Komponen yang mengawali perubahan dan
pengaliran energi disebut boiler. Definisi
boiler sendiri sebagai suatu komponen pada

4
power plant adalah suatu bejana tertutup yang C. Analisa Perbandingan Peramalan Konsumsi
secara efisien mampu mengubah air menjadi steam Energi antara Regresi Linier Berganda Dengan
dengan bantuan panas dari proses pembakaran DKL 3.01
batubara. Jika dioperasikan dengan benar, boiler Adapun analisa ini akan membahas tentang
secara efisien dapat mengubah air dalam volume penghitungan perkiraan kebutuhan energi listrik
yang besar menjadi steam yang sangat panas provinsi Bengkulu, sehingga akan didapat hasil
dalam volume yang lebih besar lagi. Jenis boiler perhitungan kebutuhan energi listrik sampai tahun
yang digunakan pada PLTU Hululais adalah 2021.
Pulverized Fuel Boiler, yang memungkinkan
Dari hasil peramalan dengan metode regresi linier
terjadinya sirkulasi sebagian air dalam boiler
berganda diperoleh bahwa laju pertumbuhan rata-rata
secara terus menerus. Pengoperasian Pulverized
konsumsi energi dalam kurun waktu 10 tahun sebesar
Fuel Boiler yang efisien dan aman sangat
10 % per tahun, sedangkan dengan metode DKL 3.01
tergantung pada sirkulasi air yang konstan di
laju pertumbuhannya rata-rata sebesar 9,8 % per tahun.
beberapa komponen steam circuit, diantaranya
Hasil perhitungan. Proyeksi konsumsi energi listrik
Economizer, Steam Drum dan Boiler Water
antara regresi berganda dan DKL 3.01 dapat dilihat
Circulaating Pump.
pada Tabel 4.2
d. Turbin, konversi energi terjadi pada Turbine Blades,
Tabel 5 Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Antara
Turbin mempunyai susunan Blade bergerak
Regresi Linier Berganda Dengan DKL 3.01 (GWh)
berselang seling dengan Blade tetap. Steam akan
masuk ke Turbin dan dialirkan langsung ke Turbin Tahun Regresi DKL
Blades, Blades bergerak dan bekerja untuk 357,06
2010 456.21
mengubah energi thermal dalam Steam menjadi
2011 482.19 398,62
energi mekanis berotasi, yang menyebabakan rotor
Turbin berputar, perputaran rotor ini akan 2012 508.17 421,21
menggerakkkan Generator dan akhirnya energi 2013 534.15 447,77
mekanik menjadi energi listrik. Hubungan peralatan 2014 561.35 479,07
serta prinsip kerja dari Turbin ditunjukkan pada 2015 587.33 516,08
bagian – bagian dari Turbin: 559,61
2016 613.30
• Nozel, berfungsi untuk merubah energi (pipa 2017 639.28 661,26
pancar) potensial menjadi energi kinetik dari 2018 666.48 672,67
steam. 754,85
2019 692.46
• Blades,berfungsi untuk merubah tenaga 833,20
2020 718.44
kecepatan menjadi tenaga putar.
2021 744.18 937,65
• Disck (roda turbin), berfungsi untuk meneruskan
tenaga putar turbin kepada pesawat yang
digerakkan. Tenaga yang dihasilkan adalah
tenaga makanis steam.

e. Water Treatment Plant adalah tempat pengolahan


air yang akan dipergunakan untuk pengisian air
ketel (boiler) harus dijaga mutunya untuk
menghindari scalling dan korosi. Setelah air laut
ditawarkan menggunakan desalination plant,
kemudian dilakukan pengolahan air tawar menjadi
air ketel dengan menggunakan bahan kimia, Gambar 5 Grafik Perbandingan Antara Regresi Linier
diantaranya larutan hydrazine. Berganda dengan DKL 3.01 (GWh)

Dari hasil analisa diperoleh hasil perhitungan


produksi energi listrik di Provinsi Bengkulu sampai
tahun 2020 sebagai berikut :

Tabel 6 Peramalan Produksi Energi Listrik Provinsi


Bengkulu sampai tahun 2021
Energi Produksi Konsumsi
Tahun
(GWh) (GWh)
2010 428,16 357.06
Gambar 4 Rencana Letak Komponen PLTU Hululais 2x55 2011 448,10 398,62
2012 556,43 421,21
MW 2013 634,33 447,77

5
Lanjuatan Tabel 6 Lanjutan Tabel 9
2014 723,14 479,07 2015 24 171,09 -152,09
2015 824,35 516,08 2016 134 184.84 -77,64
2016 890.82 559,61
2017 134 201.92 -94,72
2017 973.21 661,26
2018 1055.61 672,67 2018 134 219 -111,8
2019 1138.01 754,85 2019 134 236.08 -128,9
2020 1220.41 833,20 2020 134 253.16 -145,95
2021 1302.81 937,65 2021 134 270.24 -163,04

D. Analisa Pertumbuhan Beban Puncak Provinsi Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa kebutuhan
Bengkulu energy listrik di daerah Bengkulu dari tahun ke tahun
Dari hasil analisa maka akan diperoleh hasil mengalami penambahan,sedangkan kapasitas sistem
perhitungan beban puncak di Bengkulu sampai tahun 2021, yang ada pada tahun 2010 adalah sebesar 24 MW
dimana beban puncak dari tahun ke tahun mengalami sehingga kapasitas cadangan system untuk tahun
peningkatan. selanjutnya mengalami defisit. Unutk memenuhi
kebutuhan konsumsi energi tersebut daerah Bengkulu
Tabel 7 Peramalan Beban Puncak Provinsi Bengkulu
mendapat supply energi dari system interkoneksi S2JB,
Energi Produksi Beban Puncak Artinya system Bengkulu harus diperlukan lagi
Tahun
(GWh) (MW)
penambahan pembangkit listrik untuk memenuhi
2010 428,16 89.01
2011 448,10 93,00
kebutuhan energy listrik diBengkulu.
2012 556,43 115,48 Untuk itu pengoperasian PLTU Hululais
2013 634,33 131,65 2x55MW sangat perlu dilakukan untuk menekan defisit
2014 723,14 150,09 energi dibengkulu, pembangunan PLTU tersebut
2015 824,35 171,09 memakan waktu kurang lebih 4 tahun sehingga sudah
2016 890.82 184.84 dapat dioperasikan pada awal tahun 2016. Pada tabel
2017 973.21 201.92
4.6 diperlihatkan neraca daya Bengkulu setelah adanya
2018 1055.61 219
2019 1138.01 236.08 pembangunan PLTU Hululais 2x55 MW. Dimana
2020 1220.41 253.16 dengan pengoperasian pembangkit tersebut pada tahun
2021 1302.81 270.24 2016 defisit energi dibengkulu dapat ditekan menjadi
Dari peramalan kebutuhan energi listrik di atas 77,64 MW
dapat disusun neraca daya sistem Bengkulu sebagai berikut .
: E. Analisa Perhitungan Harga Pokok Penyediaan
Tabel 8 Neraca Daya Bengkulu Sampai Tahun 2021 Setelah Pembangunan PLTU
Perhitungan biaya penyediaan listrik setelah di
Kapasitas Beban
selisih bangun PLTU hululais 2x55 MW diharapkan
Tahun Terpasang Puncak
(MW) mengalamai penurunan harga dimana BPP daerah
(MW) (MW)
2010 24 89.01 -70,01 Bengkulu dianggap sebagai daerah yang terisolasi
2011 24 93,00 -74 sehingga tidak membutuhkan transfer energi dari
2012 24 115,48 -96,48 Provinsi lain dan tanpa subsidi harga oleh pemerintah.
2013 24 131,65 -112,65
a. PLTD = 22,72 MW x 0,85 x 24 x 365 = 169,17 GWh
2014 24 150,09 -131,09
b. PLTA = 1,66 MW x 0,85 x 24 x 365 = 12,36 GWh +
2015 24 171,09 -152,09
189,53 GWh
2016 24 184.84 -160,84 Jika pembangkit di Bengkulu tidak ditambah sampai
2017 24 201.92 -177,02 tahun 2011. Harga Pokok Penyediaan Listrik untuk
2018 24 219 -195 Bengkulu, dengan asumsi beroperasi selama 24 jam
2019 24 236.08 -212,08 yaitu :
2020 24 253.16 -229,16
2021 24 270.24 -246,24 a. BPP PLTD = 169,17 x Rp. 2.696,52 = Rp. 2406,85 / kWh
189,53
Tabel 9 Neraca Daya Bengkulu Sampai Tahun 2021 b. BPP PLTA = 12,36 x Rp.139,6 = Rp. 8,58 / kWh +
Dengan Penambahan PLTU Hululais 2x55MW 189,53 = Rp. 2415,43/ kWh

Kapasitas Beban
selisih Harga BPP Pembangkitan Bengkulu adalah 0,8 x Rp.
Tahun Terpasang Puncak 2415,43 = Rp. 1932,344
(MW)
(MW) (MW)
Setelah dibangun PLTU Hululais akan menurunkan
2010 24 89.01 -70,01
harga BPP Pembangkitan Bengkulu Isolated dan tanpa
2011 24 93,00 -74
Subsidi dari Pemerintah.
2012 24 115,48 -96,48
2013 24 131,65 -112,65 a. PLTD = 22,72 MW x 0,85 x 5 x 365 = 169,17 GWh
2014 24 150,09 -131,09 b. PLTA = 1,66 MW x 0,85 x 24 x 365 = 12,36 GWh
c. PLTU = 2 x 55,0 MW x 0,85 x 24 x 365 = 819,06 GWh +
1.000,59 GWh

6
Sedangkan Harga Pokok Penyediaan Listrik setelah DAFTAR PUSTAKA
dibangunnya PLTU Hululais adalah :
a. BPP PLTD = 169 x Rp. 2696,52 = Rp. 455,44 / kWh [1] Djiteng Marsudi Ir, 2005, “Pembangkitan Energi
1.000,59 Listrik”, Erlangga, Jakarta.
b. BPP PLTA = 12,36 x Rp.139,6 = Rp. 1,63 / kWh [2] Djoko Santoso Ir, 2006, “Pembangkitan Tenaga
1.000,59 Listrik”, Diktat Kuliah, Teknik Elektro ITS,
c. BPP PLTU 2x55 = 819,06 x Rp.598,31 = Rp. 489,76/ kWh +
1.000.59 Rp. 946,83/ kWh Surabaya
[3] Syariffuddin, Mahmudsyah, 2010, Hand Out
Sehingga di dapatkan harga BPP Pembangkitan baru Kuliah Pembangkit dan Manajemen Energi
Bengkulu Isolated dan tanpa subsidi setelah PLTU Hululais Listrik, Surabaya.
2x55 MW dibangun adalah Rp. 946,83 x 0,8 = Rp. 757,46 [4] Purnomo Yusgiantoro, 2000, “Ekonomi Energi
turun 60,8% dari BPP awal Teori dan Praktek”. LP3ES, Jakarta.
[5] Syariffuddin, Mahmudsyah, 2008, “Energi Panas
V. KESIMPULAN Bumi”, Surabaya.
Dari hasil pembahasan dan analisa, dapat disimpulkan [6] FER-55-3-080-2009, Kawerau and Nga Awa Purua
beberapa hal sebagai berikut : Geothermal Power Station Projects, New Zealand
1. Dengan bertambahnya waktu dan pertumbuhan [7] Statistik PLN 2010
penduduk yang terus meningkat,sehingga [8] Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik
pembangkit bengkulu tidak mampu lagi dapat Indonesia
memenuhi kebutuhan akan energi listrik.pada [9] Statistik Energi Indonesia 2010
proyeksi neraca daya tahun 2010 provinsi [10] Booklet_okt 2009
Bengkulu mengalami defisit energi sebesar 74 [11] Peta Potensi Energi Nasional Propinsi Bengkulu
MW dan pada tahun-tahun berikutnya [12] Statistik Propinsi Bengkulu
kebutuhuhan akan energi meningkat rata-rata 6% [13] http://202.106.220.3/statistik/tahunan.asp?
pertahunnya sehingga membutuhkan lebih banyak [14] http://www.esdm.go.id
lg supply energi dari system interkoneksi S2JB. [15]http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/_aplikasi_stz
2. Penggunaan bahan bakar pada PLTU hululais tistik/statistik_list.php?mod=aplikasi_statistik&su
selama beroperasi yaitu selama 30 thn adalah b=statistik_tabel
menggunakan batubara tipe lignite dengan 4200 [16] http://www.koran-jakarta.com/berita-detail
Kcal/kg dan hanya membutuhkan 1,15% dari total terkini.php?id=23115
cadangan batubara dibengkulu 1.470.850.000 Ton [17]. http://siteresources.worldbank.org/
sehingga selama PLTU beroperasi diproyeksikan INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-
tidak akan kekurangan bahan bakar atau pun 1106130305439/617331-1110769011447/810296
mendatangkan batubara dari daerah lain. 1110769073153/Infrastruktur.pdf
3. Harga jual listrik baru setelah operasional PLTU [18] Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Hululais 2x55 MW mempengaruhi tarif dasar Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Mineral
listrik didaerah bengkulu yang awalnya BPP= Rp. dan Energi, 2009. Handbook of Energy &
1932,344 setelah dibangun harga BPP menjadi Rp. Economic Statistic of Indonesia, Jakarta
757,46 turun 60,8 % dari BPP awali. [19] PT PLN , Revisi RUPTL 20010-2019, Jakarta
2010

BIOGRAFI PENULIS

Rachmat Hadi Sutejo lahir di Bengkulu


pada tanggal 15 Juni 1988. Setelah lulus
dari SMUN 2 Jombang, penulis
melanjutkan studi di Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya dan lulus
pada tahun 2009. Setelah lulus D3,
penulis melanjutkan studi ke jenjang
strata 1 (S1) melalui program lintas jalur
di jurusan Teknik Elektro – ITS, bidang
studi Teknik Sistem Tenaga.

Anda mungkin juga menyukai