Anda di halaman 1dari 143

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGEPAKAN PRODUK DENGAN


KENDALI PLC SIEMENS S7-300

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

disusun oleh :

ATIKA WAHYUNINGSIH
NIM : 125114057

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

FINAL PROJECT

SYSTEM FOR PACKING PRODUCTS WITH PLC


SIEMENS S7-300 CONTROL

In partial fulfilment of the requirements


for the degree of Sarjana Teknik
Electrical Engineering Study Program
Electrical Engineering Departement
Science and Technology Faculty Sanata Dharma University

ATIKA WAHYUNINGSIH
NIM : 125114057

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
2015

ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

Motto :

Belajar adalah sarana untuk mengubah hidup dan segala sesuatu pasti
ada waktunya.

Skripsi ini saya persembahkan untuk


Yesus Kristus Pembimbingku yang setia
Orang Tua dan Keluarga terkasih
Sahabat yang setia
Teman-teman Instruktur dan mahasiswa ATMI yang aku banggakan

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Industri makanan di Indonesia beberapa belum menggunakan sistem otomasi pada


proses penyortiran dan packaging produk. Proses masih dilakukan secara manual. Sistem
ini merealisasikan PLC Siemens S300 untuk mengendalikan sistem otomasi pensortiran,
packaging dan stamping produk dalam kemasan, agar proses produksi agar lebih efektif
dan efisien. Produk yang diproses terdiri dari tiga warna yaitu merah, biru dan putih.
Sistem memiliki tiga bagian yaitu Unit Sortir, Unit Packaging dan Unit Stamping.
Unit Sortir digunakan untuk memisahkan benda warna merah, biru dan putih. Unit Sortir
memiliki sensor warna TSC3200 yang berguna untuk membedakan benda warna merah,
biru dan putih. Unit Packaging terdiri dari 2 bagian yaitu Unit Packaging A dan Unit
Packaging B. Unit Packaging A digunakan untuk penataan benda warna merah dan Unit
Packaging B digunakan untuk penataan benda warna biru. Benda warna putih akan
dipisahkan di Unit sortir dan tidak akan diproses. Unit Stamping berada pada ujung
konveyor dimana unit stamping ini akan bekerja ketika kardus sudah berisi produk
sejumlah 3buah.
Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik dan
stabil pada jarak antar produk 9 cm. secara umum sistem ini dapat bekerjadengan tingkat
keberhasilan 100% Pada unit Sortir, Unit Packaging dan Unit Stamping dapat bekerja
berdasarkan fungsinya masing-masing.

Kata Kunci : PLC Siemens S7-300, Otomasi, konveyor, packaging ,sensor warna

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

The food industry in Indonesia some not use automation systems in the process
of sorting and packaging of products. Processes are still done manually. These systems
realize the Siemens S300 PLC automation systems for controlling the sorting, packaging
and stamping products in the packaging, so that the production process for more effective
and efficient. Processed products consist of three colors, namely red, blue and white.
The system has three parts: Sort Unit, Unit Packaging and Stamping Unit. Sort
the unit is used for separating the colors red, blue and white. Sort unit has a color sensor
TSC3200 useful to distinguish objects in red, blue and white. Packaging unit consists of 2
parts: Packaging Unit A and Unit B. Packaging Packaging Unit A is used for the
arrangement of objects in red and Packaging Unit B is used for the arrangement of objects
in blue. Objects white color will be separated in the sorting unit and will not be processed.
Stamping Unit is at the end of the conveyor where the stamping unit will work when the
box already contains a number 3buah products.
The test results can be concluded that the system can work well and is stable at a
distance of 9 cm between products. in general the system can bekerjadengan success rate
of 100% in units Sort, Unit Packaging and Stamping Unit can work on their respective
functions.

Keywords : PLC Siemens S7-300, Automation,conveyor, packaging

ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karuniaNya,
sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian yang berupa tugas akhir ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa
Jurusan Teknik Elektro untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan, gagasan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Tuhan Yesus selalu memberikan banyak kejutan dalam hidupku
2. Bapak, Ibu, dan adik yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya kepada penulis.
3. Petrus Setyo Prabowo, M.T., selaku Kaprodi Teknik elektro, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
4. Ir. Th. Prima Ari Setiyani, M.T, Selaku pembimbing I yang telah bersedia
memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melaksanakan tugas akhir.
5. Romo T. Agus Sriyono SJ, M.A, M.Hum. yang telah memberikan bantuan berupa
dana selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
6. Temen seperjuangan yang tidak ada henti memberikan banyak keceriaan dan Tim
TPM support tiada hentinya, terimakasih buat Bapak Tri Hannanto Saputra yang
menjadi guru besar dalam penulisan Tugas Akhir ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas bantuan, bimbingan,
kritik dan saran.
Semoga Tuhan membalas kebaikan anda. Penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan. Semoga tugas ini dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain sehingga tulisan ini dapat
lebih bermanfaat.

Yogyakarta, 25 September 2015


Penulis,

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman Sampul (Bahasa Indonesia)……………………………………………… i


Halaman Sampul (Bahasa Inggris)………………………………………………… ii
Halaman Persetujuan …………………………………………………………..… iii
Halaman Pengesahan……………………………………………………………... iv
Kenyataan Keaslian Karya………………………………….…………………..… v
Halaman Persembahan dan Motto………………………………………………… vi
Intisari………...…………………………………………………………………… vii
Abstrak………...……………………………………………………………………viii
Kata Pengantar…………………………………………..………………………… ix
Daftar Isi………………...………………………………………………………… x
Daftar Gambar………...………………………………………………………..… xii
Daftar Tabel….………...………………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………….…… 1
1.2 Tujuan dan Manfaat…………………………………….…….………... 2
1.3 Batasan Masalah …………………………………………….………… 3
1.4 Metodologi Penulisan Tugas Akhir………………………….………… 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Konveyor……………… ………………………………………….……5
2.1.1. Belt Konveyor……..…………………………………….……… 5
2.2. Pneumatic………… …………………………………………….…… 6
2.2.1. Double Acting Cylinder………………………………….……… 7
2.2.2. Generator Vakum……..………………………………….……… 9
2.2.3. Katub Solenoid………..………………………………….……… 9
2.2.4. Linear Drive Pneumatik.………………………………….……… 10
2.3. Motor DC………… …………………………………………….…… 11
2.4.. PLC(Programmable Logic Controller)… …………………….…… 11
2.4.1. Komponen Utam PLC.………………………………….……….. 12
2.4.2. PLC Siemens S-300….………………………………….……….. 16
2.5.. Simatic manager Step 7……………...….……………………….…… 16

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.6. Reed Switch………… ……………………………………………….. 17


2.7. Photo Sensor………………………...….……………………….…… 16
2.8. Sensor Warna TSC3200………………………………………………..18
2.9. Mikrokontroler ATMEGA 8535..…………………………………….. 20
2..9.1. Arsitektur Atmega8535….…………………………….………. 21
2..9.2.Blok Diagram Mikrokontroler Atmega8535.………….……….. 22
2..9.3.Blok Pin Mikrokontroler Atmega8535………………….………. 22
BAB III PERANCANGAN
3.1 Blok Diagram Sistem ………………………………………….………. 25
3.2 Proses Kerja Sistem…………………………………….…….………. 26
3.3. Perancangan Perangkat Keras………………………….…….………. 27
3.3.1.Diagram Alir Pembuatan Konveyor…………………….………. 27
3.3.2.Desain Konveyor Unit Sortir...........................………….……….. 28
3.3.3..Desain Konveyor pada Unit Packaging A dan Packaging B.…... 29
3.3.4..Desain Unit Pemindah dan Sortir…………………………..…... 30
3.4. Perancangan Wiring PLC Siemens S-300….………….…….………. 31
3.5. Perancangan Sensor Warna…………….….………….…….………. 38
3.5.1.Rangkaian Sistem Minimum ATMEGA 8535.……….………. 38
3.5.2.Desain Konveyor Unit Sortir...........................………….……….. 39
3.6. Perancangan Perangkat Lunak………….….………….…….………. 41
3.6.1..Perancangan Unit Sortir……………………….……….………. 41
3.6.2. Perancangan Unit Packaging A......................………….……….. 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Betuk fisik alat otomasi ………………………………………….…… 46
4.2 Cara penghoperasian mesin………………………….…….………… 50
4.3 Pengujian dan Analisa Hardware ……………………………….…… 55
4.3.1.Pengujian dan Analisa Hasil Sistem …………..……….………. 55
4.3.1.Pengujian dan Analisa Sensor Warna.............………….……….. 58
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan…………… ………………………………………….…… 61
5.2 Saran…………………………………………………….…….………. 61
DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………………….……. 62
LAMPIRAN

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Jenis_jenis Konveyor………………………………. ……………… 5


Gambar 2.2. Pneumatic……………………………………………………...…… 6
Gambar 2.3 Klasifikasi elemen sistem pneumatik…………………………...…… 7
Gambar 2.4 Double Acting Cylinder ……………………………………….…… 8
Gambar 2.5. Double Acting Cylinder ……………………………….…….…….. 8
Gambar 2.6. Generator Vakum……. ……………………………………….…… 9
Gambar 2.7. Generator Vakum.. ……………………………….…….………….. 9
Gambar 2.8. Torak silnder pneumatik ……………………………….…….…….. 9
Gambar 2.9. Torak silnder pneumatik ……………………………….…….……. 10
Gambar 2.10. Simbol Katub Solonoid 5/2…………………………….…….……. 11
Gambar 2.11.Linear Drive Pneumatik ……………………………….…….……. 10
Gambar 2.12. Motor DC ……………………………….…….………………….. 11
Gambar 2.13. Komponen Utama PLC….…………………………….…….……. 12
Gambar 2.14. Komponen Utama CPU ……………………………….…….….... 13
Gambar 2.15. Sistem PLC………………………….…….…………………........ 13
Gambar 2.16. Rangkaian modul PLC….…………………………….…….…….. 14
Gambar 2.17.Rangkaian Modul keluaran…………………………….…….…….. 14
Gambar 2.18. Miniprogrammer atau Programming Cosole….…………………... 15
Gambar 2.19. Perangkat Keras PLC….…………………………….…….…….. 15
Gambar 2.20. PLC Siemens S7-300 ……………………………….…….…….. 16
Gambar 2.21. Reed Switch…………………………….…….…………………... 17
Gambar 2.22. Photosensor………….….…………………………….…….…….. 17
Gambar 2.23.Sketsa Fisik TCS3200…………………………….…….………… 18
Gambar 2.24. Grafik Karakteristik TCS3200………….…….…………………... 20
Gambar 2.25. Blok Diagram Mikrokontroler……………………….…….…….. 22
Gambar 2.26.Susunan pin mikrokontroler Atmega8535…………….…….…….. 23
Gambar 2.27.Relai 12V………………………………...…………….…….……. 24
Gambar 3.1.Blok Diagram…... ……………………….…….…………………... 25
Gambar 3.2.. Desain Prototype……………………….…….………………….... 27
Gambar 3.3.Diagram Alir…... ……………………….…….……………….......... 27

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 3.4. Desain Konveyor……………………….…….…………………..... 28


Gambar 3.5. Desain Konveyor A dan B….………….…….…………………...... 29
Gambar 3.6. Desain unit pemindah……….………….…….…………………..... 31
Gambar 3.7. Desain control Panel……….………….…….…………………........ 32
Gambar 3.8. Wiring Input untuk control panel……….…….…………………..... 33
Gambar 3.9. Wiring Output untuk control panel ……….….…………………...... 33
Gambar 3.10. Wiring Input untuk control sortir……….…….…………………... 34
Gambar 3.11. Wiring Output untuk control sortir…….…….………………….... 35
Gambar 3.12. Wiring Input untuk Packing A……….…….…………………........ 36
Gambar 3.13. Wiring Output untuk Packing A …….…….…………………........ 36
Gambar 3.14. Wiring Input untuk Packing B……….…….…………………....... 37
Gambar 3.15. Wiring Output untuk Packing B …….…….…………………........ 37
Gambar 3.16. Diagram Proses Kerja Sensor Warna.…….…………………........ 38
Gambar 3.17. Rangkaian Mikrokontroler Atmega 8535….…………………........ 39
Gambar 3.18. Rangkaian TSC3200 dengan Mikrokontroler Atmega 8535…........ 39
Gambar 3.19. Diagram Alir untuk unit sortir………………………………..…......... 41
Gambar 3.20. Diagram cara kerja unit packaging A………………………..…......... 42
Gambar 3.21. Unit packaging A…………………………….………………..…......... 43
Gambar 3.22. Diagram cara kerja unit packaging B………………………..…......... 44
Gambar 3.23. Unit packaging B…………………………….………………..…......... 45
Gambar 4.1. Realisasi Alat Otomati.......…………….…….…………………...... 46
Gambar 4.2. Desain Packaging……………………….…….…………………...... 49
Gambar 4.3. Desain Pemindah……………………….…….…………………...... 49
Gambar 4.4. Desain kontrol….……………………….…….…………………...... 50
Gambar 4.5. Sistem Loading Produk………………….…….…………………......53
Gambar 4.6. Flowchart Proses Hardware…………….…….…………………...... 50
Gambar 4.7. Layout Pengujian Pengisian benda…….…….…………………...... 53

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Koneksi TCS 3200 dengan DB-Expander………………….…….…… 19


Tabel 3.1 Keterangan Input output operation panel………………….…….…… 32
Tabel 3.2 Keterangan Alamat Input output PLC….……………………………… 33
Tabel 3.3 Keterangan Alamat Input output PLC unit A….……………………… 35
Tabel 3.4 Keterangan Alamat Input output PLC unit B….……………………… 35
Tabel 4.1 Keterangan perbandingan rancangan model dan prototype….……… 47
Tabel 4.2. Keterangan Komposisi RGB pada produk………………...….……… 55
Tabel 4.3. Keterangan Hasil Pengujian produk secara acak……………….……… 56
Tabel 4.4. Keterangan Hasil Pengujian sensor unit A …………………….……… 58
Tabel 4.5. Keterangan Hasil Pengujian sensor unit B…………………….……… 58
Tabel 4.6. Keterangan Hasil Pengujian sensor warna jarak produk 8cm….……… 57
Tabel 4.7. Keterangan Hasil Pengujian sensor warna jarak produk 9cm….……… 58
Tabel 5.1. Keterangan Komposisi RGB pada produk………………...….……… 61

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di industri berkembang cepat terutama
dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri, sebelumnya banyak
pekerjaan menggunakan tenaga manusia, kemudian beralih menggunakan mesin,
berikutnya dengan electro-mechanic (semi otomatis) dan sekarang sudah menggunakan
robotic (full automatic) seperti penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan
Computerized Integrated Manufacture (CIM) dan sebagainya. Manfaat dari sistem otomasi
antara lain dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan, mengurangi waktu produksi
dan mengurangi biaya untuk tenaga kerja manusia.
Begitu pesat dan luas penggunaan sistem otomasi disetiap bidang industri, yang
mana sistem otomasi tersebut tidak lepas dari penggunaan sistem kontrol konvensional
yang terdiri dari beberapa komponen yaitu Relay, Kontaktor, Magnetik Kontaktor, namun
sistem tersebut sudah semakin ditinggalkan karena memiliki banyak kelemahan dan
digantikan oleh kehadiran PLC (Programmable Logic Controller) yang memiliki banyak
kelebihan. PLC merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian
sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional, dirancang untuk
mengontrol suatu proses permesinan secara otomatis. PLC banyak digunakan pada
aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses pengepakan, penanganan bahan, perakitan
otomatis dan lain-lain.
Sistem otomasi dengan kontrol PLC banyak dijumpai di Industri makanan,
kapasitas produksi yang tinggi menuntut proses produksi lebih cepat dan efisien. Campur
tangan manusia dalam proses produksipun diminimalisir agar produk makanan lebih
hegienis. Sekarang ini, proses pembuatan produk makanan hingga proses pengemasan atau
pengepakan makanan banyak menggunakan sistem otomasi. Salah satu proses yang sangat
menyita waktu dan tenaga kerja di industri makanan yaitu proses penataan produk dan
pengepakan ke dalam kemasan/kardus. Produk makanan yang sudah melalui proses
pengemasan akan dibawa/ditata dalam kardus dan selanjutkan akan didistribusikan ke
seluruh daerah. Proses penataan dalam kardus membutuhkan banyak tenaga kerja,

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

sedangkan proses produksi dengan kapasitas yang besar menuntut kecepatan proses
pengepakan lebih efisien.
Pada saat penulis melakukan kunjungan industri pada tanggal 3-5 Desember 2012 ,
beberapa industri makanan di daerah Jakarta belum menggunakan sistem otomasi pada
proses penyortiran dan pengepakan produk. Proses penyortiran dan pengepakan produk
masih dilakukan dengan cara manual. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis
berusaha mengembangkan sebuah sistem otomasi pensortiran dan penataan produk
makanan dalam kemasaan agar dapat membantu proses produksi lebih efektif dan efisien.
Sistem otomasi yang akan dikembangkan oleh penulis menggunakan sistem kendali
dengan kontrol PLC Siemens S7-300.
Sistem otomasi ini meliputi sistem penyortiran, sistem pengepakan dan sistem
stamping. Sistem penyortiran dilakukan pada saat produk makanan yang sudah dikemas
keluar dari sistem produksi yang kemudian akan disortir. Pada sistem penyortiran ini
produk makanan akan dipisahkan sesuai warna kemasannya. Produk makanan dengan
kemasan warna merah akan ditata pada kardus pada konveyor Unit Packaging A
sedangkan produk makanan dengan kemasan berwarna hijau akan ditata pada kardus yang
berada dikonveyor Unit Packaging B, sedangkan produk makanan dengan warna yang
tidak sesuai (bukan merah atau hijau) akan dipisahkan dari line produksi. Dari proses
penyortiran, produk dengan kemasan yang berwarna merah maupun hijau akan ditata dan
dimasukkan kedalam kardus sesuai jumlah yang diinginkan. Setelah proses pengepakan
selesai, kardus akan distampel dan siap didistribusikan. Proses otomasi tersebut diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas industri makanan, meningkatkan konsistensi dan
kesesuiaan terhadap spesifikasi kualitas produk.

1.2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penelitihan Tugas Akhir dengan judul Sistem Pengepakan Produk
dengan Kendali PLC Siemens S7-300 ini adalah menciptakan suatu alat otomasi untuk
penyortiran dan penataan produk makanan dalam kemasan dengan kontrol PLC Siemens
S7-300. Manfaat penulisan Tugas Akhir ini bagi dunia industri adalah membantu
meningkatkan produktivitas terutama pada industri makanan, meningkatkan konsistensi
dan kesesuiaan terhadap spesifikasi kualitas produk.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah dari perancangan Sistem Pengepakan Produk dengan Kendali
PLC Siemens S7-300 ini adalah
1. Barang/produk yang akan dipindahkan dan ditata dalam kardus merupakan
produk makanan yang sudah dalam kemasan. Produk yang keluar dari
konveyor unit sortir secara acak
2. Sistem penyortiran dan penempatan menggunakan komponen
elektropneumatik dan menggunakan sensor warna pada sistem penyortiran
pada produk makanan
3. Terdapat bak pembuangan pada sistem penyortiran, produk yang berwarna
putih akan dibuang dari line produksi
4. Produk dimasukkan dalam kardus sesuai dengan warnanya. Dimensi Produk
80mmx80mmx20mm
a) Warna merah mewakili rasa stroberi dimasukkan pada kardus pada
konveyor Unit Packaging A
b) Warna hijau mewakili rasa melon dimasukkan pada kardus pada
konveyor Unit Packaging B
5. 1 Kardus berisi 3 produk dengan warna yang sama
6. Kardus yang masuk kedalam konvoyer pengepakan sudah dalam keadaan
dilipat, dan kardus bagian atas dalam keadaan terbuka
7. Proses pengeleman dan pelipat kardus di luar dari Tugas Akhir ini
8. Sistem tinta pada unit stamping diluar dari Tugas Akhir ini
9. Kontrol yang digunakan PLC Siemens S7-300

1.4. Metodologi Penulisan Tugas Akhir


Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai metode-metode yang digunakan dalam
penyusunan tugas Akhir ini adalah:
1. Studi literature, yaitu Metode yang digunakan dalam perancangan mesin ini
menggunakan kajian pustaka agar mendapat tingkat keakuratan data yang baik dan
menjadi pertimbangan tersendiri dalam diri penulis. Kajian pustaka sebagai
landasan dalam melakukan sebuah penulisan, diperlukan teori penunjang yang
memadai, baik mengenai ilmu dasar, metode penelitian, teknik analisis, maupun
teknik penulisan. Teori penunjang ini dapat diperoleh dari buku pegangan, jurnal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

ilmiah baik nasional maupun internasional, serta media online. Teori ditekankan
pada perancangan sistem kontrol PLC, perancangan konveyor dan sistem sortir
produk dengan elektro pneumatic. Tahap ini dapat dilakukan dimana saja dan
dilakukan sepanjang proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
2. Eksperimen, yaitu dengan langsung melakukan praktek maupun pengujian terhadap
hasil pembuatan alat dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
3. Perancangan Sistem, yaitu mengumpulkan data kemudian mencari bentuk model
yang optimal dari sistem yang akan dibuat dengan mempertimbangan dari faktor-
faktor permasalahan dan kebutuhan yang telah ditentukan. Permodelan merupakan
salah satu tahap paling penting dan memakan waktu dalam pengerjaan Tugas
Akhir.
4. Pembuatan sistem hardware, ada 3 unit yang akan penulis rancang. Unit tersebut
antara lain unit penyortiran, unit pengepakan dan unit stamping. Unit penyortiran,
untuk menyortir produk sesuai warna yang dibutuhkan. Unit pengepakan, untuk
menata produk yang kemudian produk dimasukkan ke dalam kardus. Unit
stamping, untuk memberikan tanda cap bahwa produk layak jual dan siap
didistribusikan.
5. Pengujian dan pengambilan data. Tahap ini alat yang dibuat dilakukan percobaan,
pengujian sensor-sensor, pengujian modul-modul, pengujian hardware serta
mengintegrasikan modul dan hardware dengan perangkat lunak untuk
mengendalikan sistem agar menjadi satu kesatuan yang utuh. Data yang diambil
berupa tegangan, kestabilan sistem, dan performa alat. Pengambilan data dilakukan
dengan cara pengukuran tegangan, waktu, pengujian sensor, rangkaian kontrol dan
sistem keseluruhan.
6. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan. Analisa data dilakukan dengan
mengamati fungsi dari setiap unit, menganalisa singkronisasi kecepatan dari unit
penyortiran dan unit pengepakan. Sistem hardware dapat berfungsi dengan baik
jika perpindahan produk dari unit sortir ke unit packaging A dan B sesuai warna
dan jumlah yang diinginkan. Produk berwarna merah akan dipindah dari unit sortir
ke kardus pada packaging A sedangkan produk berwarna hijau dpindahkan dari
konveyor unit sortir ke kardus pada konveyor packaging B. Penyimpulan hasil
percobaan dapat dilakukan dengan mengamati pergerakan dari masing-masing unit.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail peralatan yang
digunakan dalam Tugas Akhir ini. Peralatan yang dibahas adalah Konveyor sebagai
perangkat penggerak, Motor DC, Pneumatik, Programmable Logic Controller (PLC)
Siemens S7-300 sebagai perangkat lunak, Reed Switch, Inductive Proximity Switch dan
Vacuum Switch.

2.1. Konveyor [1]


Konveyor (Conveyor) merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai
dalam industri perakitan maupun proses produksi untuk mengangkut bahan produksi
setengah jadi maupun hasil produksi dari suatu bagian ke bagian yang lain. Sistem
konveyor dapat mempercepat proses transportasi material atau produk dan membuat
jalannya proses produksi menjadi lebuh efisien, oleh karena itu sistem konveyor menjadi
pilihan yang popular dalam dunia industri khususnya proses pengepakan. Pada gambar 2.1
dijelaskan jenis konveyor yang dibuat sesuai dengan kebutuhan industri seperti Belt Conveyor,
Chain Conveyor, dan Screw Conveyor .

Gambar 2.1. Jenis-jenis konveyor

2.1.1. Belt Conveyor

Dari banyak jenis konveyor maka dipilihlah Konveyor Sabuk (Belt Conveyor)
karena lebih mudah dibuat dan lebih hemat. Komponen utama dari Konveyor Sabuk ini
adalah : Roller, Sabuk (Belt), Rangka, Motor DC, Roda Gigi/Pulley. Konveyor Sabuk (Belt
Conveyor) merupakan salah satu handling system yang digunakan untuk memindahkan

5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

hulk load dan juga ada yang dipakai untuk memindahkan unit load. Belt merupakan sabuk
yang berputar pada drum yang ditumpu oleh idler pulley atau stationary runways. Syarat
yang harus dipenuhi dari suatu belt adalah sifat hidrokopis harus rendah (tidak mudah
lembab). Belt harus kuat menahan beban yang direncanakan, beratnya ringan, fleksibel,
masa pemakaian yang panjang. Belt pada conveyor digunakan untuk meletakkan barang
diatasnya sehingga, lebar belt harus diperhatikan. Lebar belt ini dipengaruhi oleh lebar dari
barang yang diangkut.
Lapisan belt juga sangat menentukan kekuatan dari belt, semakin banyak lapisan
belt semakin kuat belt conveyor tersebut, selain itu lapisan belt ini dapat menyerap
tegangan longitudinal yang disebabkan oleh barang yang diangkut.

Gambar 2.2. Konveyor Sabuk (Belt Conveyor)

2.2. Pneumatic
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘pneuma’ yang berarti napas atau
udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan,
baik tekanan di atas maupun di bawah 1 atmosfer (vacuum). Berdasarkan pengertian
tersebut berarti pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara
bertekanan. Sistem pneumatik memiliki aplikasi yang luas karena udara pneumatik bersih
dan mudah didapat. Industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi
seperti industri makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun
industri yang lain [2].
Penggunaan udara bertekanan sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk
berbagai keperluan proses produksi, misalnya untuk melakukan gerakan mekanik yang
selama ini dilakukan oleh tenaga manusia, seperti menggeser, mendorong, mengangkat,
menekan, dan lain sebagainya. Gerakan mekanik tersebut dapat dilakukan juga oleh
komponen pneumatik, seperti silinder pneumatik, motor pneumatik, robot pneumatik,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

rotasi maupun gabungan keduanya. Perpaduan darigerakan mekanik oleh aktuator


pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang
terus menerus (continue), dan flexibel.
Udara yang digunakan dalam pneumatik sangat mudah didapat disekitar kita. Udara
dapat diperoleh dimana saja kita berada, serta tersedia dalam jumlah banyak. Udara yang
terdapat di sekitar kita juga sebagian besar bersih dari kotoran dan zat kimia yang
merugikan. Udara juga dapat dibebani lebih tanpa menimbulkan bahaya yang besar. Sifat
pneumatik yang tahan terhadap suhu, membuat pneumatik banyak digunakan pada
industri pengolahan logam dan sejenisnya.
Prinsip kerja dari pneumatik secara umum yaitu udara yang dihisap oleh
kompresor, akan disimpan dalam suatu tabung penampung. Udara dari kompresor sebelum
digunakan, diolah terlebih dahulu di dalam regulator agar menjadi kering dan mengandung
sedikit pelumas. Udara yang keluar dari regulator baru dapat digunakan menggerakkan
katub penggerak, baik berupa silinder yang bergerak translasi maupun motor pneumatik
yang bergerak rotasi. Gerakan bolak-balik dan berputar pada aktuator digunakan untuk
berbagai keperluan gerakan.

Gambar 2.3. Klasifikasi elemen sistem pneumatik [3]

2.2.1. Double Acting Cylinder

Salah satu jenis actuator pneumatic adalah double acting cylinder. Double acting
cylinder adalah elemen gerak linier dengan dua masukan tekanan, jadi dalam otomasi
harus dikontrol tekanan untuk maju atau mundur dari pistonnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Gambar 2.4. Double Acting Cylinder

Silinder ini mendapat suplai udara kempa dari dua sisi. Konstruksinya hampir sama
dengan silinder kerja tunggal. Keuntungannya adalah bahwa silinder ini dapat memberikan
tenaga kepada dua belah sisinya. Silinder kerja ganda ada yang memiliki batang torak
(piston road) pada satu sisi dan ada pada kedua pula yang pada kedua sisi. Konstruksinya
yang mana yang akan dipilih tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan. Silinder
pneumatik penggerak ganda akan maju atau mundur oleh karena adanya udara
bertekanan yang disalurkan ke salah satu sisi dari dua saluran yang ada. Silinder pneumatik
penggerak ganda terdiri dari beberapa bagian, yaitu torak, seal, batang torak, dan silinder.
Sumber energi silinder pneumatik penggerak ganda dapat berupa sinyal langsung melalui
katup kendali, atau melalui katup sinyal ke katup pemproses sinyal (processor) kemudian
baru ke katup kendali. Pengaturan ini tergantung pada banyak sedikitnya tuntutan yang
harus dipenuhi pada gerakan aktuator yang diperlukan. Secara detail silinder pneumatik
dapat dilihat seperti gambar 2.5 [4].

Silinder yang akan digunakan pada Tugas Akhir nanti menggunakan double acting
cylinder dengan diameter 16mm panjang langkah 75mm, Cylinder Guide DFM-32-160 dan
Cylinder Guide DFM-20-80 yang diproduksi oleh FESTO. Pada gambar 2.5 merupakan
double acting cylinder sedangkan pada gambar 2.6 merupakan Cylinder Guide DFM.

Gambar 2.5. Double Acting Cylinder [3]


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Gambar 2.6. Cylinder Guide DFM [3]

2.2.2. Generator Vakum [5]

Generator vakum digunakan untuk menghasilkan udara vakum atau udara


hisap. Digunakan bersamaan dengan mangkuk hisap untuk memindahkan berbagai
benda kerja. Alat ini bekerja pada prinsip venturi meter (vakum). Pada gambar 2.7.
menjelaskan bagian dalam generator vakum.

Gambar 2.7. Generator vakum dengan mangkuk hisap

2.2.3. Katub Solenoid [5]


Katup Solenoid adalah kombinasi dari dua unit fungsional, solenoida
(elektromagnet) dengan inti atau plungernya dan badan katup (valve) yang berisi lubang
mulut pada tempat piringan atau stop kontak ditempatkan untuk menghalangi atau
mengizinkan aliran. Pada gambar 2.8. dan 2.9. menjelaskan aliran udara pada solenoida.

Gambar 2.8. Torak silinder pneumatik akan keluar bila solenoida diberi daya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

Gambar 2.9. Torak silinder pneumatik akan masuk bila solenoida


tidak diberi daya

Gambar 2.10. Simbol katup solenoid 5/2

2.2.4. Linear Drive Pneumatik


Linear Drive Pneumatik merupakan komponen pneumatik yang digunakan untuk
gerakan linear yang dikendalikan dengan tenaga angin. Linear drive yang digunakan pada
Tugas Akhir ini tipe DGPL dengan panjang stroke 500mm.

1. Adjustable cushioning
2. Slide
3. Cover Strip
4. Supplay Port Position
5. Piston
6. Mounting
7. Stable Profile

Gambar 2.11. Linear Drive DGPL [3]


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

2.3. Motor DC

Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai


sumber tenaganya. Prinsip kerja motor DC berdasar pada penghantar yang membawa arus
ditempatkan dalam suatu medan magnet. Penghantar akan mengalami gaya yang
dijelaskan pada sebuah kawat berarus yang dihubungkan pada kutub magnet utara dan
selatan. Arah gaya dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kiri. Apabila
suatu kumparan jangkar (rotor) dialiri arus listrik dalam suatu medan magnet maka akan
terbangkit gaya (pada rotor tersebut) [6]
Gaya menimbulkan torsi yang akan menghasilkan rotasi mekanik sehingga motor
akan berputar. Jadi motor DC menerima sumber arus searah jala-jala kemudian dirubah
menjadi energi mekanik berupa putaran, yang nantinya dipakai oleh peralatan lain.
Adapun konstruksi motor DC meliputi, sikat berfungsi untuk mensuplay arus pada
jangkar melalui komutator, posisi sikat berada pada inti kumparan. Stator adalah bagian
dari motor yang tidak bergerak (diam), stator pada motor DC dari magnet permanen.
Fungsi dari stator adalah untuk menghasilkan medan magnet. Rotor adalah bagian dari
motor yang bergerak, rotor terdiri dari dua bagian yaitu, komutator fungsinya untuk
membuat arah arus jangkar mengalir dalam satu arah tertentu sehingga putaran juga
searah. Jangkar adalah tempat membelitkan kabel-kabel jangkar yang berfungsi untuk
menghasilkan torsi [6].

Gambar 2.12. Motor DC

2.4. PLC (Programmable Logic Controller)

PLC ialah rangkaian elektronik berbasis mikroprosesor yang beroperasi secara


digital, menggunakan programmable memory untuk menyimpan instruksi yang
berorientasi kepada pengguna, untuk melakukan fungsi khusus seperti logika, sequencing,
timing, arithmetic, melalui input baik analog maupun discrete/digital, untuk berbagai
proses permesinan [7].
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

PLC merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian


sederetan relay yang banyak dijumpai pada sistem kontrol konvensional, dirancang untuk
mengontrol suatu proses permesinan [8]. PLC jika dibandingkan dengan sistem kontrol
konvensional memilki banyak kelebihan antara lain :
1. Butuh waktu yang tidak lama untuk membangun, memelihara, memperbaiki dan
mengembangkan sistem kendali, pengembangan sistem yang mudah.
2. Ketahanan PLC jauh lebih baik,
3. Mengkonsumsi daya lebih rendah,
4. Pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat,
5. Pengkabelan lebih sedikit dan perawatan yang mudah,
6. Tidak membutuhkan ruang kontrol yang besar,
7. Tidak membutuhkan spare part yang banyak, dan lain-lain.

2.4.1. Komponen-komponen Utama PLC


Komponen Utama atau perangkat keras penyusun PLC yang digambarkan pada
gambar 2.13. adalah (1) Catu Daya / Power Supply, (2) CPU (Central Processing Unit)
yang didalamnya terdapat prosesor, dan memori, (3) Modul Masukan (Input Modul), dan
Modul Keluaran (Output Modul), dan (4) Perangkat Pemrograman.

Gambar 2.13. Komponen-komponen utama PLC [9]

A. Catu Daya (Power Supply)


Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan daya keseluruh komponen-
komponen PLC. Kebanyakan PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC,
beberapa PLC catu dayanya terpisah (sebagai modul tersendiri), yang demikian biasanya
merupakan PLC besar, sedangkan PLC medium atau kecil catu dayanya sudah menyatu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

B. CPU ( Central Processing Unit )


CPU atau Unit Pengolahan Pusat, terdiri dari 3 komponen penyusun : (1) Prosesor,
(2) Memori dan (3) Catu Daya ( Power Supply )

Gambar 2.14. Komponen utama penyusun CPU [10]

Prosesor merupakan otak dari sebuah PLC ,fungsi utama adalah mengatur tugas
pada keseluruhan sistem PLC, mengerjakan berbagai operasi antara lain mengeksekusi
program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca nilai input dan
mengatur nilai output, memeriksa kerusakan, melakukan operasi-operasi matematis,
manipulasi data, tugas-tugas diagnostik, serta melakukan komunikasi dengan perangkat
lain. Memori adalah area dalam CPU PLC tempat data serta program disimpan dan
dieksekusi oleh prosesor, pengetahuan tentang sistem memori pada PLC akan sangat
membantu dalam memahami cara kerja PLC.

Gambar 2.15. Sistem PLC [11]

C. Modul Masukan dan Modul Keluaran


Modul masukan dan keluaran adalah perantara antara PLC dengan perangkat keras
masukan dan perangkat keras keluaran. Gambar 2.16. menunjukan posisi keduanya dalam
sistem PLC. Modul masukan dan keluaran pada PLC mini umumnya sudah Built in di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

PLC. Tujuannya adalah melindungi CPU PLC dari sinyal yang tidak dikehendaki yang
dapat merusak CPU itu sendiri. Modul masukan dan modul keluaran ini berfungsi untuk
mengkonversi atau mengubah sinyal-sinyal masukan dari perangkat keras masukan ke
sinyal-sinyal yang sesuai dengan tegangan kerja CPU PLC (misalnya masukan dari sensor
dengan tegangan kerja 5 Volt DC harus dikonversikan menjadi tegangan 24 Volt DC agar
sesuai dengan tegangan kerja CPU PLC). Hal ini dapat dilakukan dengan mudah yaitu
dengan menggunakan opto-isolator sebagaimana ditunjukan pada gambar 2.17.

Gambar 2.16. Rangkaian modul masukan [8]

Dengan menggunakan opto-isolator maka tidak ada hubungan kabel sama sekali
antara perangkat keras masukan/keluaran dengan unit CPU. Secara optic dipisahkan
(perhatikan gambar 2.17) dengan kata lain, sinyal ditransmisikan melalui cahaya. Cara
kerjanya sederhana, perangkat keras masukan akan memberikan sinyal untuk
menghidupkan LED (dalam opto-isolator) akibatnya phototransistor akan menerima
cahaya dan akan menghantarkan arus (ON), CPU akan melihatnya sebagai logika nol.
Begitu juga sebaliknya, saat sinyal masukan tidak ada lagi maka LED akan mati dan
phototransistor akan berhenti menghantar sinyal (OFF), CPU akan melihatnya sebagai
logika satu. Perbedaan antara modul masukan dan modul keluaran adalah LED pada
modul masukan dihidupkan oleh perangkat keras masukan sementara LED pada modul
keluaran dihidupkan oleh CPU PLC.

Gambar 2.17. Rangkaian modul keluaran [8]


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

D. Perangkat Pemrograman (Programming Device)


Programming Device adalah alat untuk memasukan (membuat atau mengedit)
program ke dalam PLC. Ada 2 perangkat program yang biasa digunakan (1)
Miniprogrammer atau Programming Console, dan (2) Komputer.
Miniprogrammer atau Programming Console (biasa disebut Konsol) adalah sebuah
perangkat seukuran kalkulator saku yang berfungsi untuk memasukkan instruksi-instruksi
program ke dalam PLC. Umumnya, instruksi-instruksi program dimasukan dengan
mengetikkan simbol-simbol diagram tangga dengan menggunakan kode mnemonic.

Gambar 2.18. Miniprogrammer atau Programming Console


Pemrograman PLC dengan menggunakan miniprogrammer ini akan sangat
melelahkan jika jumlah anak tangga pada diagram ladder yang akan diprogram
berukuran relatif besar. Umumnya, penggunaan konsol ini biasa digunakan hanya
untuk pengeditan program saja. Untuk memasukkan program secara keseluruhan
pada PLC, dapat digunakan Komputer. Vendor-vendor PLC umumnya menyertakan
perangkat lunak (Software) untuk mengimplementasikan pemasukan program diagram
tangga, pengeditan, dokumentasi dan monitoring ke dalam PLC.
E. Perangkat Keras masukan/Keluaran PLC
PLC harus dihubungkan dengan perangkat keras masukan sebagai pengendali
dan perangkat keras keluaran sebagai sesuatu yang dikendalikan sementara PLC
tersebut bekerja sebagai pemproses, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.19. Perangkat keras masukan dan keluaran PLC [9]


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Input Device merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat


luar yang memberikan masukan kepada CPU, perangkat masukan dapat berupa
tombol, Switch, Saklar, Sensor atau perangkat ukur lain.
Output Device Merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat
luar yang memberikan keluaran dari CPU, perangkat keluaran dapat berupa Motor
AC/DC, lampu, katup dan lain-lain. Perangkat keluaran tersebut akan bekerja sesuai
dengan perintah yang dimasukan kedalam PLC.

2.4.2. PLC Siemens S300

PLC sebagai pengontrol sistem, bekerja berdasarkan masukan yang diterima


kemudian menentukan keluarannya sesuai dengan program yang telah di buat. PLC
Siemens S300 merupakan jenis PLC Siemens yang modular. PLC ini diproduksi oleh
Siemens. Seri PLC Siemens S300 yang akan digunakan pada Tugas Akhir nanti yaitu
PLC Siemens S7-300 CPU 314C- 2PN/DP. Pada gambar 2.20 merupakan tampilan PLC
Siemens S300 yang akan digunakan.

Gambar 2.20. PLC Siemens S7-300 CPU 314C- 2PN/DP

2.5. Simatic Manager Step 7 [12]


Simatic Manager adalah aplikasi dasar untuk mengkonfigurasi atau memprogram.
Fungsi-fungsi berikut ini dapat ditampilkan dalam Simatic Manager Step 7 :
a. Setup project
b. Mengkonfigurasi dan menetapkan parameter ke hardware
c. Mengkonfigurasi hardware networks
d. Program blok
e. Debug dan commission program-program
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

SIMATIC Manager dapat di operasikan dengan cara :


a. Offline, tidak terhubung dengan Programmable Controller Dengan bekerja pada
operasi offline ini, kita dapat menguji program yang dibuat secara simulasi ,
dimana menu simulasi sudah tersedia pada toolbar Simatic Manager.
b. Online, terhubung dengan Programmable Controller. Kebalikan dari mode
offline, pada mode operasi ini, PC terhubung langsung ke hardware, sehingga
menu simulasi tidak dapat digunakan.

2.6. Reed Switch

Reed Switch adalah saklar listrik yang dioprasikan dengan medan magnet. Ini terdiri
dari sepasang kontak pada tubuh logam besi dalam tertutup rapat kaca amplop. Kontak
yang mungkin normal terbuka menutup jika medan magnet hadir, atau biasanya menutup
dan membuka ketika medan magnet diterpakan. Switch ini dapat ditekan oleh kumparan,
membuat relai buluh akan kembali keposisi semula.

Gambar 2.21. Reed Switch

2.7. Photo Sensor

Photo sensor adalah alat atau sensor yang dapat mendeteksi cahaya infrared atau
sejenisnya yang dipancarkan oleh pemancar yang disebut emitter dan memiliki panjang
gelombang yang berbeda-beda. Photo sensor umumnya dipakai pada mesin-mesin industri
yang bekerja secara otomatis ataupun manual, pada mesin yang bekerja secara automatic
menggunakan sensor ini sebagai pemberi sinyal masukan atau informasi, untuk dikontrol
lebih secara lanjut, agar mesin dapat berjalan auto.

Gambar 2.22. Photosensor


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Prinsip kerja Photosensor :


Ketika transmiter mengirimkan cahayanya ke bagian receiver dan diterima dengan
baik tanpa ada satupun penghalang, maka sensor dalam keadaan stanby, tidak ada reaksi
dan kontaknya pun tidak berhubungan, tetapi pada saat cahaya yang dikirimkan oleh
transmiter terhalang oleh suatu benda padat seperti besi atau karet, sehingga receiver tidak
dapat menerima cahaya karena tertutup benda , maka ketika itu pula sensor akan bekerja
dan menghubungkan kontak yang ada didalamnya yaitu dibagian receiver. Receiver ini
yang nantinya dihubungkan dengan perangkat kontrol lainnya atau untuk memberi perintah
pada motor penggerak agar berputar.

2.8. Sensor warna TCS3200

TCS3200 adalah IC pengkonversi warna cahaya ke nilai frekuensi. Ada dua


komponen utama pembentuk IC ini, yaitu photodioda dan pengkonversi arus ke frekuensi,
sebagaimana bisa dilihat pada gambar 2.20. Photodiode pada IC TC3200 disusun secara
array 8x8 dengan konfigurasi: 16 photodiode untuk menfilter warna merah, 16 photodiode
untuk memfilter warna hijau, 16 photodiode untuk memfilter warna biru, dan 16
photodiode tanpa filter. Kelompok photodiode mana yang akan dipakai bisa diatur
melalui kaki selektor S2 dan S3. Photodiode akan mengeluarkan arus yang besarnya
sebanding dengan kadar warna dasar cahaya yang menimpanya. Arus ini kemudian
dikonversikan menjadi sinyal kotak dengan frekuensi sebanding dengan besarnya arus
[13].

Gambar 2.23. Sketsa fisik dan blok fungsional TCS3200


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

Frekuensi Output ini bisa diskala dengan mengatur kaki selektor S0 dan S1.
Dengan demikian, program yang kita perlukan untuk mendapatkan komposisi RGB
adalah program penghitung frekuensi.

Tabel 2.1. Koneksi TCS 3200 dengan DB-Expander [13]

Sensor Warna TCS3200 dapat mendeteksi dan mengukur intensitas warna tampak.
Beberapa aplikasi yang menggunakan sensor ini diantaranya : pembacaan warna,
pengelompokkan barang berdasarkan warna, ambient light sensing and calibration,
pencocokan warna, dan banyak aplikasi lainnya.

A. Fitur sensor warna TCS3200


1. Power : (2.7V to 5.5V)
2. Interface : Digital TTL
3. High-Resolution Conversion of Light Intensity to Frequency
4. Programmable Color and Full-Scale Output Frequency
5. Power Down Feature
6. Communicates Directly to Microcontroller
7. Size = 28.4x28.4mm

B. Catatan Penggunaan
1. Tegangan,VDD = 6V
2. Jarak tegangan masukan, Semua masukan,Vi = −0.3 V to VDD + 0.3 V
3. Suhu untuk beroperasi = −40°C to 85°C
4. Suhu untuk penyimpanan = −40°C to 85°C
5. Temperatur maksimum penyolderan sesuai dengan JEDEC J-STD-020A = 260°C
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Gambar 2.24. Grafik Karakteristik TCS3200 [14]

2.9. Mikrokontroler ATMEGA 8535

Atmega8535 merupakan mikrokontroler yang masuk dalam golongan keluarga AVR


dengan memiliki arsitektur RISC 8 bit, sehingga semua instruksi dikemas dalam kode 16-
bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock.
Dan ini sangat membedakan sekali dengan instruksi MCS-51 (berarsitektur CISC) yang
membutuhkan siklus 12 clock. RISC adalah Reduced Instruction Set Computing sedangkan
CISC adalah Complex Instruction Set Computing. AVR dikelompokkan ke dalam 4 kelas,
yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga Atmega, dan keluarga AT86RFxx. Dari
kesemua kelas yang membedakan satu sama lain adalah ukuran onboard memori, onboard
peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan mereka bisa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

dikatakan hampir sama [15]. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel,
yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah.
ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis
yaitu ATtiny, AVR klasik, ATmega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang
tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu
contohnya adalah ATMega8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz membuat ATMega8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS 51.
Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega8535 sebagai mikrokontroler
yang powerfull. Mikrokontroler ini merupakan produk keluaran atmel dan memiliki fitur
yang cukup lengkap. Mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup
besar, interupsi, timer/counter, analog comparator, EEPROM internal dan juga ADC
internal semuanya ada dalam ATMega8535 [16].

2.9.1. Arsitektur Atmega8535


Mikrokontroler Atmega8535 memiliki arsitektur sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

2.9.2. Blok Diagram Mikrokontroler Atmega8535


Gambar 2.25. merupakan gambar blok diagram mikrokontroler Atmega8535.

Gambar 2.25. Blok diagram mikrokontroler Atmega8535 [17]


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

2.9.3. Susunan Pin Mikrokontroler Atmega8535


Susunan pin dari mikrokontroler Atmega8535 sebanyak 40 pin dapat dilihat pada
gambar 2.26.

Gambar 2.26. Susunan pin mikrokontroler Atmega8535 [17]

Dari gambar 2.26. tersebut dapat dijelaskan secara fungsional susunan pin
Atmega8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A ( PA0..PA7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B ( PB0..PB7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, komparator analog dan SPI.
5. Port C ( PC0..PC7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog dan Timer Oscilator.
6. Port D ( PD0..PD7 ) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

2.10. Relay

Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian
elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Koil : lilitan dari relay
2. Common : bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan normal)
3. Kontak : terdiri dari Normally Close dan Normally Open
NC (Normally Closed) merupakan saklar dari relay yang dalam keadaan normal
(relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common. Sedangkan NO (Normally Open)
merupakan saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan)
tidak terhubung dengan common.

Gambar 2.27. Relay 12V


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
RANCANGAN PENELITIAN

Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype alat otomasi penataan produk
dengan kontrol PLC Siemens S7-300 ini diperlukan beberapa alat dan bahan yang
menunjang pembuatannya. Selain pembuatan perangkat keras (Hardware) yang berwujud
konveyor beserta pengendalinya juga diperlukan pembuatan program (Software) yang akan
dimasukkan ke dalam CPU PLC sebagai pengendali Prototype konveyor tersebut.

3.1. Blok Diagram Sistem

Gambar 3.1. Blok diagram sistem

25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

Penjelasan dari gambar 3.1. blok diagram sistem adalah :


1. Ada empat tombol untuk pengoperasian alat otomasi penataan produk
Tombol ON = untuk menghidupkan/menjalankan alat secara otomatis
Tombol Auto manual = untuk menghidupkan/menjalankan alat secara manual
Tombol OFF = untuk mematikan mesin
Tombol Reset = untuk mengembalikan alat keposisi semula/awal
2. Sensor photosensor digunakan untuk mendeteksi keberadaan benda pada konveyor
3. Sensor warna digunakan untuk mendeteksi warna atau jenis benda.Warna Produk yang
akan dideteksi ada 3 warna. (warna merah,hijau dan putih)
4. PLC berfungsi sebagai pengendali utama sistem
5. Driver merupakan rangkaian perantara untuk mengaktifkan motor DC dan selenoid
6. Motor DC sebagai penggerak konveyor
7. Selenoid valve untuk menggerakkan silinder pneumatik dan Silinder pneumatik
merupakan aktuator

3.2. Proses Kerja Sistem


Perancangan alat ini terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu konveyor untuk unit
sortir, konveyor unit packaging A yang digunakan untuk produk berwarna merah,
konveyor unit packaging B yang digunakan untuk produk berwarna hijau, unit stamping,
unit sortir dan kontrol PLC Siemens S7-300 sebagai sistem kendali.
Konveyor pada unit sortir, merupakan konveyor yang membawa produk menuju
sistem penataan dimana produk akan dimasukkan ke dalam kardus sesuai warna yang telah
ditentukan, pada konveyor ini warna produk masih acak. Setelah produk sampai pada unit
sortir, sensor warna akan memdeteksi warna produk. Input dari sensor warna akan
mengatur pergerakan unit sortir. Unit sortir akan memindahkan produk yang berwarna
merah pada kardus pada konveyor unit packaging A, sedangkan produk yang berwarna
hijau akan dipindahkan oleh unit sortir ke kardus pada konveyor unit packaging B. Pada
konveyor unit packaging A dan konveyor unit packaging B, masing-masing terdapat unit
stamping. Unit stamping pada konveyor unit packaging A maupun pada konveyor unit
packaging B akan bekerja jika photosensor mendeteksi kardus yang sudah berisi produk
dimana dalam satu kardus berisi 3 produk. Semua sistem yang bekerja dalam rancangan
otomasi penataan produk akan dikendalikan dengan PLC Siemens S7-300, baik itu sistem
konveyor, unit sortir maupun unit stamping.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

3.3. Perancangan Perangkat Keras

Perancangan dan pembuatan perangkat keras ini bertujuan untuk pembuktian dan
aplikasi secara nyata dari proses sistem pengendali yang berbentuk sebuah prototype,
sehingga dapat dipahami dengan mudah dan jelas. Gambar 3.2. merupakan desain
prototype alat otomasi penataan produk dengan kontrol PLC Siemens S7-300. Dimensi
total prototype ini adalah 1000mmx900mmx1500mm.

Gambar 3.2. Desain prototype alat otomasi penataan produk

3.3.1. Diagram Alir Pembuatan Konveyor


Adapun langkah pembuatan prototype konveyor seperti gambar 3.3. berikut :

Mulai

Penggambaran
konveyor
il
Pembuatan roller, rangka dan Belt

Perakitan roller,
rangka, belt, adjuster
dan motor DC

Selesai

Gambar 3.3. Diagram alir pembuatan prototype konveyor


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

Gambar 3.3. merupakan proses pembuatan konveyor belt, dari penggambaran


hingga perakitan konveyor. Pada perancangan sistem otomasi penataan produk ini, ada 3
konveyor yang akan digunakan. Tiga konveyor tersebut antara lain;
1. Konveyor yang digunakan pada unit sortir sebagai input produk
2. Konveyor unit packaging A untuk produk berwarna merah
3. Konveyor unit packaging B untuk produk berwarna hijau
Ketiga Konveyor tersebut menggunakan konveyor belt yang digerakkan
menggunakan motor DC 12Volt.

3.3.2. Desain Konveyor pada Unit Sortir

Frame Konveyor
Belt Konveyor

Tranmisi
Konveyor

Motor DC

Roll Konveyor

Adjuster

Foot Konveyor

Gambar 3.4. Desain konveyor pada unit sortir


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

Perancangan konveyor pada unit sortir ini, bahan yang digunakan adalah Mild steel
dan belt yang terbuat dari karet. Dimesi total dari konveyor ini adalah
800mmx248mmx115mm dengan lebar belt 150mm. Desain konveyor ditunjukan pada
gambar 3.2 adapun bagian-bagian dari konveyor tersebut adalah;
1. Belt konveyor terbuat dari PVC dengan ketebalan 2mm dengan lebar belt
150mm dan panjang kurang lebih 1750mm
2. Frame dan foot konveyor terbuat dari Ms Sheet dengan tebal 1.2mm dengan
proses bending kemudian dicat agar tidak mudah berkarat
3. Roll Konveyor berbentuk silinder dimana didalam silinder tersebut terdapat
bantalan gelinding (bearing) sebagai penahan beban radial pada saat roll
berputar. Dimensi roll adalah bagian tengah yang digunakan sebagai landasan
belt berdiamter 1 inch sedangkan pada bagian ujung berdiamter 20mm
4. Adjuster terbuat dari Mild Steel yang berfungsi untuk
mengencangkan/mengendorkan belt konveyor dengan cara mengatur posisi roll
konveyor
5. Penggerak dari sistem konveyor ini menggunakan Motor DC 12V

3.3.3. Desain Konveyor pada Unit Packaging A dan Unit Packaging B


Desain konveyor pada unit packaging A sama dengan konveyor pada unit
packaging B, dengan dimensi 760mmx185mmx115mm dengan lebar belt 100mm. Desain
konveyor ditunjukan pada gambar 3.3 adapun bagian-bagian dari konveyor tersebut
adalah;
1. Belt konveyor dengan material PVC dimensi 1750mmx100mmx2mm
2. Frame dan foot konveyor terbuat dari Ms Sheet dengan tebal 1mm dengan
proses bending kemudian dicat agar tidak mudah berkarat.
3. Roll Konveyor terdapar 2 jenit, roll mati dan roll hidup dengan dimensi roll HV
76mmx100mmx50mmx50mm. Roll mati sebagai roll penggerak dimana roll
ini akan dihubungkan dengan motor DC sedangkan roll hidup sebagai roll
tergerak didalam terdapat bantalan gelinding (bearing) sebagai landasannya.
4. Adjuster pada konveyor ini hanya menggunakan bolt dan nut, desain pada
frame dibuat slot berbentuk ellips.
5. Penggerak dari sistem konveyor ini menggunakan Motor power window DC
12V
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

Roll Konveyor

Belt
Kon
Adjuster
vey
or
Foot Konveyor
Frame Konveyor

Motor DC

Gambar 3.5. Desain konveyor pada unit packaging A dan B

3.3.4. Desain Unit Pemindah dan Sortir


Pada perancangan unit pemindah dan sortir, selain memisahkan produk sesuai
warnanya, unit ini juga berfungsi sebagai pemindah produk masuk ke dalam kardus.
Komponen yang digunakan pada unit ini sebagian besar menggunakan komponen
pneumatik. Konstruksi unit sortir diletakkan di atas meja yang terbuat dari bahan kayu dan
baja profile, dengan maksud agar mudah dalam sistem pengoperasian. Fungsi dari meja
tersebut juga digunakan untuk peletakkan 3 konveyor, di bagian bawah meja dapat
digunakan untuk tempat sistem kontrol PLC. Pada gambar 3.6 dijelaskan bagian-bagian
dari unit pemindah dan sortir.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

3 4
Keterangan
2
1. Meja (multiplex)
5
2. Alumunium profile
1
3. Linear drive Festo DGPL-25-400
4. Cylinder Guide Festo DFM -32-160
6 5. Cylinder Guide Festo DFM -20-80
7 6. Vaccum Suction Gripper Festo
7. Air survice Unit Festo

8 8. Profile baja

Gambar 3.6. Desain unit Pemindah dan Sortir

3.4. Perancangan Wiring PLC Siemens S300


Pada Perancangan Sistem Pengepakan Produk dengan Kendali PLC Siemens S7-300
meliputi 3 perancangan wiring, yaitu ;
1. Wiring input output untuk unit sortir
2. Wiring input output untuk unit packaging A
3. Wiring input output untuk unit packaging B
A. Rancangan Elektrik
Ada empat tombol untuk pengoperasian alat otomasi penataan produk
Tombol ON = untuk menghidupkan/menjalankan alat secara otomatis
Tombol Auto manual = untuk menghidupkan/menjalankan alat secara manual
Tombol OFF = untuk mematikan mesin
Tombol Reset = untuk mengembalikan alat keposisi semula/awal
Pada gambar 3.7. merupakan desain tombol pengoperasian untuk prototype alat
otomasi penataan produk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

Gambar 3.7. Desain operasional panel

Tabel 3.1. Alamat input output PLC untuk kontrol panel


KODE
NO NAMA JENIS SIMBOL ADDRESS
WIRING
SWITCH AUTO
1 INPUT SW_AutoMan AUTOMAN I1.7
MANUAL

2 START INPUT PB_Start START I2.0

3 STOP INPUT PB_Stop STOP I2.1

4 RESET INPUT PB_Reset RESET I2.2

5 LAMPU PROSES OUTPUT PL_Proses PL PROSES Q1.0


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33

Gambar 3.8. Wiring Input untuk kontrol panel

Gambar 3.9. Wiring Output untuk kontrol panel

B. Rancangan elektrik unit sortir

Tabel 3.2. Alamat input output PLC unit sortir


KODE
NO NAMA JENIS SIMBOL ADDRESS
WIRING
CONVEYOR SORTIR US_Conv
1 OUTPUT U_SORTIR_CVY_RIGHT Q0.0
KANAN Right
CYLINDER
US_Sil
2 PNEUMATIK DGPL OUTPUT U_SORTIR_CYL_DGPL Q0.1
DGPL(L)
[R]
CYLINDER
US_Sil
3 PNEUMATIK DGPL OUTPUT U_SORTIR_CYL_DGPL Q1.1
DGPL(L)
[L]
4 HGDS (VACCUM) OUTPUT US_HGDS U_SORTIR_HGDS Q0.2

CYLINDER
5 OUTPUT US_Sil DFM U_SORTIR_DFM Q0.5
PNEUMATIK DFM
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
Lanjutan Tabel 3.2. Alamat input output PLC unit sortir

KODE
NO NAMA JENIS SIMBOL ADDRESS
WIRING

SENSOR CYLINDER S_US Sil


6 INPUT U_SORTIR_SENS_CYL_DFM I0.0
PNEUMATIK DFM DFM
SENSOR DGPL
7 INPUT S_US DGPL U_SORTR_SENS_DGPL I0.1
RIGHT

8 SENSOR WARNA A INPUT S_US ClrA U_SORTIR_SENS_WARNAA I0.2

9 SENSOR WARNA B INPUT S_US ClrB U_SORTIR_SENS_WARNAB I0.3

PHOTOSENSOR
10 INPUT S_US Input U_SORTIR_SENS_INPUT I0.4
UNIT SORTIR
PHOTOSENSOR
11 COUNTER
INPUT S_US Output U_SORTIR_OUTPUT I0.5

Gambar 3.10. Wiring Input untuk unit sortir


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35

Gambar 3.11. Wiring Output untuk unit sortir

B. Rancangan elektrik unit packaging A

Tabel 3.3. Alamat input output PLC untuk unit packaging A


KODE
NO NAMA JENIS SIMBOL ADDRESS
WIRING
CONVEYOR
PA_Conv
1 PACKAGING OUTPUT U_PACKA_CVY_RIGHT Q0.3
Right
KANAN A
CYLINDER
STA_Sil
2 PNEUMATIK OUTPUT U_STAMPA_CYL Q0.6
Stamp
STAMPING A
SENSOR INPUT
3 INPUT S_PA Input U_PACKA_SENS_INPUT I0.6
PACKAGING A
SENSOR OUTPUT
4 INPUT S_PA Output U_PACKA_SENS_OUTPUT I0.7
PACKAGING A
SENSOR DGPL
5 INPUT S_PA DGPL U_PACKA_SENS_DGPL I1.0
PACKAGING A
SENSOR READY S_STA
6 INPUT U_STAMPA_SENS_READY I1.5
STAMPING A Ready
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36

Gambar 3.12. Wiring input untuk unit packaging A

Gambar 3.13. Wiring output untuk unit packaging A

C. Rancangan elektrik unit packaging B

Tabel 3.4. Alamat input output PLC untuk unit packaging B

KODE
NO NAMA JENIS SIMBOL ADDRESS
WIRING
CONVEYOR PB_Conv
1 OUTPUT U_PACKB_CVY_RIGHT Q0.4
PACKAGING KANAN B Right

CYLINDER
STB_Sil
2 PNEUMATIK OUTPUT
Stamp
U_STAMPB_CYL Q0.7
STAMPING B
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
Lanjutan Tabel 3.4. Alamat input output PLC untuk unit packaging
B
KODE
NO NAMA JENIS SIMBOL ADDRESS
WIRING

SENSOR INPUT
3 INPUT S_PB Input U_PACKB_SENS_INPUT I1.1
PACKAGING B

SENSOR OUTPUT
4 INPUT S_PB Output U_PACKB_SENS_OUTPUT I1.2
PACKAGING B

5 SENSOR DGPL B LEFT INPUT S_PB DGPL U_PACKB_SENS_DGPL I1.4

SENSOR READY S_STB


6 INPUT U_STAMPB_SENS_READY I1.6
STAMPING B Ready

Gambar 3.14. Wiring input untuk unit packaging B

Gambar 3.15. Wiring output untuk unit packaging B


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38

3.5. Perancangan Sensor Warna

Pada tahap pembuatan perangkat keras ini terdiri dari sensor warna TCS3200
dengan minimum sistem berbasis ATMega8535 sebagai pengolah data frekuensi. warna
benda yang terdeteksi menjadi gelombang pulsa yang frekuensinya setara dengan arus.
Setelah itu frekuensi yang merupakan susunan RGB warna yang terdeteksi akan
diproses dalam mikrokontroler .

Gambar 3.16. Diagram proses kerja sensor warna

3.5.1. Rangkaian Sistem Minimum Atmega 8535


Rangkaian mikrokontroler merupakan pusat pengendalian dari sistem. Pada
sistem perancangan ini digunakan mikrokontroler jenis Atmega8535 yang rangkaian
sistemnya seperti pada gambar 3.11. yang menggunakan kristal 12 MHz dan kapasitor 33
pF pada pin XTAL1 dan XTAL2 yang berfungsi sebagai pembangkit sinyal (clock),
resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF dan tombol push button pada pin reset, port A-D
sebagai masukan dan keluaran dari mikrokontroler.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39

Gambar 3.17. Rangkaian mikrokontroler Atmega8535

3.5.2. Rangkaian Sensor Warna

Gambar 3.18. Rangkaian TCS3200 dengan mikrokontroler ATMEGA 8535


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40

Pada Tugas Akhir ini menggunakan satu sensor warna yang digunakan untuk
memilih warna produk yang akan dimasukkan ke dalam kardus. Cara kerja rangkaian
sensor warna pada gambar 3.18. yaitu:
1. Sensor warna akan mengeluarkan frekuensi berupa gelombang kotak
2. Frekuensi yang dikeluarkan menyatakan frekuensi dari hasil baca sensor tersebut
dengan karakteristik setiap warna mengeluarkan frekuensi yang berbeda.
3. Sensor ini memiliki 4 filter ,16 photodiode untuk menfilter warna merah, 16
photodiode untuk memfilter warna hijau, 16 photodiode untuk memfilter
warna biru, dan 16 photodiode tanpa filter.
4. R(Red), G(Green), B(Blue) Dan Clear (no Filter), jadi setiap warna yang dideteksi
oleh sensor akan memberikan hasil berupa nilai R,G,B dengan nilai tertentu.
5. Pendeteksian RGB disetting melalui port S2 dan S3 pada sensor warna TCS3200
6. Sebelum diketahui nilai frekuensi dari warna yang diinginkan, dilakukan kalibrasi
atau trial untuk mendapatkan nilai frekuensi yang nantinya akan digunakan dalam
program
7. Sensor disetting dengan syarat program yang telah ditentukan dari pencatatan
sebelumnya untuk mendeteksi 3 warna yang diinginkan.
Warna yang diinginkan pada Tugas Akhir ini yaitu
1. Warna merah mewakili rasa stroberi
2. Warna hijau mewakili rasa melon
3. Warna putih dianggap sebagai produk reject
8. 2 relay sebagai penguat output dari mikrokontroller yang akan masuk ke PLC
dengan logika sebagai berikut:
a. Putih : relay_1 dan Relay_2 tidak mengeluarkan output
b. Merah : relay_1 = 0, relay_2 = 1
c. Hijau : relay_1 = 1, Relay_2 = 0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41

3.6. Perancangan Perangkat Lunak

3.6.1. Perancangan Unit Sortir

Gambar 3.19. Diagram alir untuk unit sortir

Keterangan proses kerja unit Sortir:


1. Tombol start ditekan maka konveyor akan aktif.
(konveyor pada unit sortir akan berjalan)
2. Jika sensor input pada unit sortir aktif, maka konveyor akan mati.
3. Sensor warna dalam kondisi (NC), jika sensor warna mati , setelah 1 detik maka
sortir aktif (warna putih akan di sortir)
4. Jika produk terdeteksi warna merah maka produk akan dipindahkan ke unit
packaging A, jika produk berwarna hijau maka akan dipindahkan ke unit
packaging B dan jika produk berwarna putih maka akan disortir ke bak
pembuangan produk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42

3.6.2. Perancangan Unit Packaging A

Gambar 3.20. Diagram cara kerja unit packaging A


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43

Pada unit packaging A, produk yang dipindah ke kardus hanya berwarna


merah. Jika pada konveyor unit sortir terdeteksi ada produk berwarna merah, maka
produk tersebut akan dibawa oleh unit pneumatik menuju konveyor pada unit
packaging A. Satu kardus pada konveyor packaging A berjumlah 3 produk.

Unit packaging
Unit sortir
A

Gambar 3.21. Unit packaging A

Keterangan proses kerja unit Packaging A :


1. Tombol start ditekan, maka konveyor akan aktif.
2. Jika sensor stopper packaging A aktif, maka konveyor akan mati
3. Jika sensor warna aktif, maka silinder DGPL sortir akan aktif setelah 2 detik
pencekam akan aktif.
4. Setelah 2 detik Silinder DGPL sortir akan mati.
5. Jika sensor silinder DGPL sortir aktif, maka DGPL Packaging A akan aktif.
6. Jika sensor DGPL packaging A aktif, maka silinder DGPL sortir akan aktif
dan setelah 2 detik, maka pencekam akan mati.
7. Jika sensor stopper packaging A aktif dan setelah 2 detik, maka silinder DGPL
sortir dan silinder stopper packaging A akan mati
8. Setelah 2 detik, maka konveyor, right DGPL, silinder stamping A akan aktif.
9. Jika sensor stamping A, sensor ready stamping A aktif dan setelah 2 detik,
maka silinder stamping A akan aktif dan right DGPL akan mati.
10. Setelah 2 detik, maka silinder stamping A akan mati.
11. Setelah 2 detik, maka silinder stopper stamping A akan mati.
12. Jika sensor input packaging A aktif maka proses akan berulang dan jika sensor
input packaging A mati maka konveyor kanan akan mati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44

3.6.3. Perancangan Unit Packaging B

Gambar 3.22. Diagram cara kerja unit packaging B


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45

Pada unit packaging B, produk yang dipindah ke kardus hanya berwarna hijau.
Jika pada konveyor unit sortir terdeteksi ada produk berwarna hijau, maka produk
tersebut akan dibawa oleh unit pneumatik menuju konveyor pada unit packaging B.
Satu kardus pada konveyor packaging B berjumlah 3 produk.

Unit packaging
Unit sortir
B

Gambar 3.23. Unit packaging A

Keterangan proses kerja unit Packaging B :


1. Tombol start ditekan, maka konveyor akan aktif.
2. Jika sensor stopper packaging B aktif, maka konveyor akan mati
3. Jika sensor warna aktif, maka silinder DGPL sortir akan aktif setelah 2 detik
pencekam akan aktif.
4. Setelah 2 detik Silinder DGPL sortir akan mati.
5. Jika sensor silinder DGPL sortir aktif, maka DGPL Packaging B akan aktif.
6. Jika sensor DGPL packaging B aktif, maka silinder DGPL sortir akan aktif
dan setelah 2 detik, maka pencekam akan mati.
7. Jika sensor stopper packaging B aktif dan setelah 2 detik, maka silinder DGPL
sortir dan silinder stopper packaging B akan mati
8. Setelah 2 detik, maka konveyor, right DGPL, silinder stamping A akan aktif.
9. Jika sensor stamping B, sensor ready stamping A aktif dan setelah 2 detik,
maka silinder stamping B akan aktif dan right DGPL akan mati.
10. Setelah 2 detik, maka silinder stamping A akan mati.
11. Setelah 2 detik, maka silinder stopper stamping A akan mati.
12. Jika sensor input packaging B aktif maka proses akan berulang dan jika sensor
input packaging B mati maka konveyor kanan akan mati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai hasil pengamatan dari prototype alat otomasi penataan
produk dengan kontrol PLC Siemens S7-300. Hasil pengamatan berupa pengujian alat
berupa pengujian kestabilan sistem, pengujian sensor warna TCS3200 dalam mendeteksi
warna produk dan kestabilan sistem dalam penataan produk dalam kardus.

4.1. Bentuk Fisik Alat Otomasi Penataan Produk dengan Kontrol PLC
Siemens S7-300
Bentuk fisik alat Otomasi Penataan Produk dengan Kontrol PLC Siemens S7-300
pada gambar 4.1 terdiri dari beberapa unit, yaitu unit packaging, unit pemindah produk,
unit stamping dan Unit Kontrol PLC.

Unit Pemindah

Unit Packaging

Unit Kontrol Unit Stamping

Gambar 4.1 Realisasi Alat Otomasi Penataan Produk dengan Kontrol PLC Siemens S7-300

46
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47

Pada realisasi produk ada beberapa perubahan konsep produk diantaranya pada
desain unit penyortir terutama pada sistem vaccum, arah putaran konveyor dan letak unit
stamping. Perubahan desain tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Perbandingan Perancangan Model dengan Realisasi Produk

Keterangan Konsep Desain Realisasi Alat

Pada unit pemindah ditambahkan


Desain unit rotary pnemutik dipasangkan
penyortir
diantara pada slinder DFM dan
vaccum pneumatic.
Pada unit pemindah vaccum
Alasan perubahan desain karena
pneumatic dipasangkan pada
Stroke pada DGPL ke Konveyor
slinder DFM pneumatik
Packaging B kurang, sehingga
ada penyambungan dengan cara
menambahkan rotary pneumatik
agar produk diambil bisa sampai
ke Konveyor Packaging B

Arah Gerakan
konveyor

Arah putaran konveyor sortir dan Arah putaran konveyor sortir dan
packaging B searah dan pada packaging B searah dan pada
packaging A berlawan arah. packaging A berlawan arah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Lanjutan Tabel 4.1. Perbandingan Perancangan Model dengan Realisasi Produk

Keterangan Konsep Desain Realisasi Alat


Alasan perubahan desain karena
dimensi unit sortir yang terbatas
(jarak rangka pada unit sortir
disesuaikan dengan stroke pada
DGPL)

Letak Unit
Stamping

Alasan perubahan desain karena


perubahan arah gerakan
konveyor. (karena keterbatasan
meja pada training unit)

Pada Realisasi Produk, Unit Packaging ada 3 konveyor, konveyor pertama adalah
Konveyor sortir merupakan konveyor input yang membawa benda kerja (sebagai inputan
awal) pada konveyor pertama terdapat sensor warna TCS3200 dan sensor benda kerja
(photo sensor BJ 300 – DOT) sensor warna untuk membedakan warna pada produk dan
sensor benda kerja untuk mendeteksi ada atau tidaknya benda kerja yang lewat pada
konveyor sortir.
Konveyor packaging A membawa kardus yang akan diisi produk berwarna merah.
Pada konveyor packaging A terdapat photo sensor BYD100 – DOT untuk mendeteksi ada
dan tidaknya kardus dan BJ 300-DOT terletak dekat unit stamping untuk mendeteksi
kardus yang akan distamping.
Konveyor packaging B membawa kardus yang akan diisi produk berwarna biru.
Pada Bab 1.3. Batasan masalah no 4 bahwa Konveyor packaging B diisi dengan produk
warna hijau namun pada realisasi alat karena belt konveyor yang ada dipasaran berwarna
hijau maka warna produk yang digunakan pada pengujian alat berwarna merah dan biru.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49

Pada konveyor packaging B terdapat photosensor BYD100 – DOT untuk


mendeteksi ada dan tidaknya kardus dan BJ 300-DOT terletak dekat unit stamping untuk
mendeteksi kardus yang akan di stamping. Ketiga konveyor tersebut diletakkan diatas meja
agar saat pengoperasian lebih mudah. Pada Konveyor Packaging A dan Packaging B
terdapat unit Stamping.

Unit Stamping Unit Stamping


A B

Konveyor
Konveyor Sortir Konveyor Packaging A Packaging B

Gambar 4.2. Unit Packaging


Pada Unit Pemindah komponen yang dipakai menggunakan komponen pneumatik,
diantaranya adalah
8 4

1. Meja (multiplex) 3
2. Alumunium profile
5
3. Linear drive Festo DGPL-25-400
4. Cylinder Guide Festo DFM -32-160
6
5. Cylinder Guide Festo DFM -20-80
6. Rotary Pneumatic Festo 2
7
7. Vaccum Suction Gripper Festo
8. Proximity sensor

1
Gambar 4.3. Unit Pemindah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50

Sistem dikontrol pada alat ini menggunakan PLC Siemens S300 CPU 314C 2PN-
DP. Diletakan dimeja terpisah dari alat tersebut. Sedangkan kontrol panel diletakkan
disamping meja bagian bawah dan valve pneumatic diletakkan dibagian belakang meja.

Gambar 4.4. Unit Kontrol

4.2. Cara Pengoperasian Mesin


4.2.1. Cara Pengoperasian Hardware
1. Aktifkan Power Listrik 220 VAC
2. Aktifkan Power Listrik PLC
3. Aktifkan Power Supply 5Vdc
4. Aktifkan Power Regulator Pneumatic
5. Aktifkan sistem dengan menggunakan Tombol Start, Stop, Reset, dan Switch
Emergency.
a. Tombol Start berfungsi untuk mengaktifkan sistem.Sistem akan bekerja sesuai
proses kerja yang telahditentukan.
b. Tombol Stop berfungsi untuk menghentikan sementara proses kerja. Apabila
tombol start ditekan kembali, maka proses kerjaakan melanjutkan.
c. Tombol Reset berfungsi untuk mengembalikan keposisi semula. Tombol reset
hanya berlaku setelah Switch Emergency bekerja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51

d. Switch Emergency berfungsi untuk menghentikan proses kerja. Proses


kerjaakan tetap berhenti walaupun tombol start ditekan kembali. Proses kerja
hanya dapat dilanjutkan oleh Tombol Reset untuk mengembalikan keposis
isemula.

4.2.2. Cara Kerja Alat


Sistem Pengepakan terdiri dari empat unit yaitu Unit Sortir (Konveyor 1), Unit
Konveyor Packaging A, Konveyor Packaging B dan Unit Pemindah. Sistem dikontrol
oleh PLC Siemens S300 CPU 314C 2PN-DP. Benda kerja yang diproses dalam sistem
pengepakan ini memiliki warna biru, merah dan putih.
Unit Sortir berfungsi untuk tempat inputan benda kerja. Benda kerja masuk dalam
unit sortir idealnya memiliki jarak 10 cm. Unit sortir rmemiliki bagian berupa sensor
warna yang berfungsi untuk membedakan warna merah, biru dan putih. Unit sortir juga
memiliki sensor benda kerja yang berfungsi untuk menghentikan benda kerja apabila
berwarna merah atau biru. Benda kerja warna putih, ketika terdeteksi oleh sensor benda
kerja tidakakan berhenti dan langsung akan dilanjutkan keluar dari unit sortir.
Unit Konveyor packaging A berfungsi untuk memproses benda kerja warna merah.
Unit Konveyor packaging A memiliki bagian actuator berupa Konveyor dan Silinder
Stamp A. Unit Konveyor packaging A juga memiliki input berupa Sensor Box A, Sensor
Stamp A dan Sensor Silinder Stamp A. Cara kerja Unit Konveyor packaging A adalah
sebagai berikut. Tombol Start ditekan maka Konveyor packaging A aktif dan kardus
masuk dalam Konveyor packaging A tersebut. Ketika Sensor Box A aktif maka Konveyor
packaging A OFF, sehingga kardus akan berhenti. Kardus akan menunggu diisi oleh benda
kerja yang berwarna merah sebanyak tiga kali. Proses pemindahan dan pengisian benda
kerja ke dalam kardus dilakukan oleh Unit Pemindah. Setelah kardus diisi oleh tiga benda
kerja warna merah, maka Konveyor packaging A akan aktif, sehingga kardus juga akan
berjalan.
Ketika Sensor Stamping A aktif, maka Konveyor packaging A akan OFF, sehingga
kardus akan berhenti. Setelah kardus berhenti, maka kardus akan di beri tanda oleh Silinder
Stamp A. Kemudian setelah Silinder Stamp A aktif maksimal, maka Sensor Maksimal
Silinder Stamp A aktif sehingga Silinder Stamping A akan kembali OFF. Setelah proses
stamping selesai maka Konveyor 2 akan kembali aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52

Unit Konveyor packaging B berfungsi untuk memproses benda kerja warna biru.
Unit Konveyor packaging B memiliki bagian actuator berupa Konveyor dan Silinder
Stamp B. Konveyor packaging B juga memiliki input berupa Sensor Box B, Sensor Stamp
B dan Sensor Silinder Stamp B. Cara kerja Unit Konveyor packaging B adalah sebagai
berikut Tombol Start ditekan maka Konveyor packaging B aktif dan kardus masuk dalam
Konveyor packaging B tersebut. Ketika Sensor Box B aktif maka Konveyor packaging B
OFF, sehingga kardus akan berhenti. Kardus akan menunggu diisi oleh benda kerja yang
berwarna biru sebanyak tiga kali. Proses pemindahan dan pengisian benda kerja ke dalam
kardus dilakukan oleh Unit Pemindah. Setelah kardus diisi oleh tiga benda kerja warna
biru, maka Konveyor3 akan aktif, sehingga kardus juga akan berjalan.
Ketika Sensor Stamp B aktif, maka Konveyor packaging B akan OFF, sehingga
kardus akan berhenti. Setelah kardus berhenti, maka kardus akan di beri tanda oleh Silinder
Stamp B. Kemudian setelah Silinder Stamp B aktif maksimal, maka Sensor Maksimal
Silinder Stamp B aktif sehingga Silinder Stamp Bakan kembali OFF. Setelah proses
stamping selesai maka Konveyor 3 akan kembali aktif
Unit Pemindah berfungsi untuk memindah benda kerja warna merah ke Konveyor
packaging A dan memindah benda kerja warna biru ke Konveyor packaging B. Unit
Pemindah memiliki actuator berupa Silinder DFM Down, Silinder DFM Up, Silinder
DGPL Right, Silinder DGPL Left, Silinder Vacuum dan Silinder Rotary. Cara kerja Unit
Pemindah yaitu setelah sensor warna di Unit Sortir mendeteksi benda kerja warna merah
atau biru dan dideteksi oleh Sensor Benda Kerja maka Konveyor Unit Sortir akan berhenti,
sehingga benda kerja juga akan berhenti d depan sensor benda kerja. Setelah benda kerja
berhenti, maka Silider DFM Down akan aktif sampai Sensor DFM A aktif. Setelah 1 detik
Vacuum akan aktif, sehingga benda kerja akan menempel di Vacuum. Setelah Vacuum
aktif Silinder DFM B Up aktif sampai Sensor DFM B aktif, yang berarti Silinder DFM
berada di atas Konveyor. Setelah Sensor DFM B aktif maka Silider DGPL Left akan aktif
menuju Konveyor packaging A jika benda kerja berwarna merah dan menuju Konveyor
packaging B jika benda kerja berwarna biru. Setelah benda dimasukkan kedalam kardus
maka Silinder DGPL Right akan aktif sampai dengan Sensor A min aktif. Hal ini berarti
Silider DGPL dan silinder DFM berada di atas Unit Sortir.
Pada proses pengambilan produk, ada perbedaan gerakan saat mengambil produk
dari unit sortir ke packaging A dan unit sortir ke packaging B. Gerakan dari konveyor
sortir ke konveyor packaging A , DFM turun kemudian vaccum mengambil produk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53

berwarna merah , Silinder DFM naik, kemudian DGPL bergerak menuju konveyor
packaging A, setelah sampai ke packaging A, vaccum pneumatic akan melepaskan produk
berwarna merah. Sedangkan gerakan dari konveyor sortir ke konveyor packaging B ,
DFM turun kemudian vaccum akan mengambil produk berwarna biru , silinder DFM
naik, kemudian DGPL bergerak menuju konveyor packaging B, setelah sampai ke
packaging B, Rotary pneumatic berputar berlawanan arah dengan arah jarum jam sebesar
180deg, setelah itu Vaccum pneumatic akan melepaskan produk berwarna biru. Sebelum
kembali ke unit sortir (mengambil produk lagi) rotary pneumatic akan berputar searah
jarum jam sebesar 180 deg ( rotary pneumatic kembali ke posisi semula).
Jika saat pengambilan produk , konveyor packaging A dan konveyor packaging B
tidak terdapat kardus. Maka posisi benda akan tetap berada di atas konveyor dimana benda
tersebut akan dipindahkan ( vaccum akan tetap mencekap produk sampai ada kardus
terdeteksi). Cara kerja dari sistem pengepakan ini dapat dilihat lebih detail dalam gambar
4.5.

Gambar 4.5. Sistem loading produk saat kardus tidak ada pada konveyor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54

Start

Konveyor 1 ON Konveyor 2 ON Konveyor 3 ON

Sensor Box Sensor Box


Benda Kerja Masuk
Merah Biru

Tidak Konveyor 2 OFF Konveyor 3 OFF


Sensor Warna
= Putih Sensor A0 Sensor A0
Vacuum OFF Vacuum OFF
Tidak
Ya Sensor Warna
= Merah
Benda Merah Benda Biru
=3 =3
Count Out Sortir Sensor Warna = Biru

Ya
Sensor Benda Timer 1 dt Timer 1 dt

Konveyor 1 OFF Konveyor 1 OFF Konveyor 2 ON Konveyor 3 ON

Sensor Stamp Sensor Stamp


Timer 1 dt Timer 1 dt
Merah Biru

Sil DFM A Down = ON Sil DFM A Down = ON Konveyor 2 OFF Konveyor 3 OFF

Sensor DFM A Sensor DFM A Timer 1 dt Timer 1 dt

Sil Vacuum = ON Sil Vacuum = ON


Sil Stamp A ON Sil Stamp B ON
Sil DFM A Down = OFF Sil DFM A Down = OFF

Timer 1 dt Timer 1 dt Sensor Stamp A Sensor Stamp B

Sil DFM B Up = ON Sil DFM B Up = ON Sil Stamp A OFF Sil Stamp B OFF

Sensor DFM B Sensor DFM B

Sil DFM B Up = OFF Sil DFM B Up = OFF


Sil DGPL B Left = ON Sil Rotary = ON

Sensor A0 Timer 1 dt

Sil DGPL B Left = OFF Sil DGPL B Left = ON

Timer 1 dt Sensor A Max

Sil Vacuum = OFF Sil DGPL B Left = OFF

Timer 1 dt Timer 1 dt

Sil DGPL A Right = ON Sil Vacuum = OFF

Sensor A Min Timer 1 dt

Sil DGPL A Right = OFF Sil DGPL A Right = ON

Sensor A Min

Sil DGPL A Right = OFF

Gambar 4.6. Flowchart proses hardware yang diimplementasikan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55

4.3. Pengujian dan Analisa Hardware


4.3.1. Pengujian dan Analisa Hasil Sistem Secara Keseluruhan
Pada pengujian sensor warna ini ada 3 produk yang digunakan untuk pengujian.
Produk warna merah, biru dan putih. Benda di masukan pada konveyor sortir dan dari
konveyor sortir dilewatkan dibawah sensor warna. Pada pengujian ini dilakukan dengan
pengujian benda kerja dengan warna acak dan jarak yang berbeda.
Yang sangat mempengaruhi dalam pengujian pengambilan data ini adalah
intensitas cahaya saat melakukan percobaan. Hasil pengujian pada waktu pagi hari dan
siang hari sangat berbeda terutama pada pembacaan warna pada benda kerja. Agar hasil
pengujian stabil maka pengujian dilakukan di dalam ruangan dengan keadaan ruang
tertutup dan lampu menyala dengan intensitas cahaya 158x10 lux.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian produk warna merah, biru dan putih
dengan nilai RGB pada produk sebagai berikut ini.

Tabel 4.2. komposisi nilai RGB pada warna produk

Warna Produk Red (R) Green (G) Blue (B)

Merah 64 17 15

Biru 12 28 36

Putih 128 173 128

Sensor Warna TCS3200


Konveyor Sortir

Produk

Gambar 4.7. Layout pengujian pengisian benda dengan warna dan jarak acak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Pengisian Benda dengan Warna dan Jarak Acak

Counter
Tempat
Jarak Sensor
Urutan Sensor Pengisian
Produk antar Warna
Benda
(Pengujian Unit
Percobaan Kerja
produk pemindah)
Merah Biru Putih

Konveyor
1 Biru 0cm Biru Terdeteksi 1
Packaging B
Konveyor
2 Merah 3cm Merah Terdeteksi
Packaging A
1

Konveyor
3 Putih 3cm Biru Terdeteksi 2
Packaging B
Konveyor
4 Biru 0cm Biru Terdeteksi
Packaging B
3

Konveyor
5 Putih 3cm Merah Terdeteksi 2
Packaging A

Konveyor
6 Merah 5cm Merah Terdeteksi 3
Packaging A
Konveyor
7 Biru 3cm Biru Terdeteksi 1
Packaging B
Konveyor
8 Biru 5cm Biru Terdeteksi
Packaging B
2

Konveyor
9 Merah 5cm Merah Terdeteksi 1
Packaging A
Konveyor
10 Biru 4cm Biru Terdeteksi
Packaging B
3

Konveyor
11 Merah 5cm Merah Terdeteksi
Packaging A
2

Konveyor
12 Putih 7cm Merah Terdeteksi 3
Packaging A

Konveyor
13 Merah 7cm Merah Terdeteksi
Packaging A
1

Konveyor
14 Biru 5cm Biru Terdeteksi
Packaging B
1

Konveyor
15 Merah 5cm Merah Terdeteksi
Packaging A
2

Konveyor
16 Biru 4cm Biru Terdeteksi 2
Packaging B
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
Lanjutan Tabel 4.3. Hasil Pengujian Pengisian Benda dengan Warna dan Jarak Acak
Tempat
Jarak Sensor
Urutan Sensor Pengisian
Produk antar Warna
Benda
(Pengujian Unit
Merah Biru Putih
Percobaan Kerja
produk pemindah)

Konveyor
17 Merah 5cm Merah Terdeteksi 3
Packaging A
Konveyor
18 Putih 8cm Biru Terdeteksi 3
Packaging B

Konveyor
19 Biru 8cm Biru Terdeteksi 1
Packaging B

tidak Lanjut ke unit


20 Putih 10cm Putih 1
terdeteksi sortir
Konveyor
21 Merah 5cm Merah Terdeteksi 1
Packaging A
Konveyor
22 Biru 5cm Biru Terdeteksi 2
Packaging B
tidak Lanjut ke unit
23 Putih 9cm Putih
terdeteksi sortir
2

Konveyor
24 Biru 3cm Biru Terdeteksi
Packaging B
3

Konveyor
25 Merah Merah Terdeteksi
Packaging A
2

Pada Pengujian benda kerja dengan warna dan jarak acak. Produk warna merah
dan biru dapat dideteksi pada jarak 0cm-10cm dengan baik. Namun produk warna putih
pada jarak 0cm-8cm tidak dapat terdeteksi warna putih namun terdeteksi warna sebelum
warna produk putih tersebut. Misalkan jika produk berwarna putih dibelakangnya terdapat
produk merah, maka produk warna putih tersebut terbaca warna merah. Pada jarak 9-10cm
produk warna putih dapat terdeteksi dengan baik. Hasil dalam pengujian pengisian benda
dengan warna dan jarak acak sebagai berikut
1. Warna merah dengan jumlah produk warna merah 9 buah dapat terdeteksi dengan
baik oleh sensor warna, hasil pengujian produk warna merah 100% terdeteksi
dengan jarak acak.
2. Warna Biru dengan jumlah produk warna biru 10 buah dapat terdeteksi dengan baik
oleh sensor warna, hasil pengujian produk warna merah 100% terdeteksi dengan
jarak acak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58

3. Warna Putih dengan jumlah produk warna putih 6 buah, tidak dapat terdeteksi
dengan baik oleh sensor warna, hasil pengujian warna produk putih 30% dari totak
produk warna putih (produk putih terdeteksi dengan baik hanya 2 buah dari 6 buah
produk warna putih) dimana produk dapat terdeteksi dengan baik pada jarak 9cm
dan 10cm.
4. Unit pemindah/DGPL dan DFM dapat bekerja dengan baik, warna merah 100%
dipindahkan pada konveyor unit packaging A dan warna biru dipindahkan pada
konveyor unit packaging B.
Selain Pengujian pada unit konveyor sortir, dilakukan juga pengujian sensor pada
konveyor unit packaging A dan sensor pada konveyor unit packaging B.

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Sensor pada Unit Packaging A

Sensor Stamping Cylinder


Sensor Packaging A
Urutan Percobaan Jumlah Produk (photosensor 1)
A Stamping A
(photosensor 2) (Reed switch)

Kardus 1 3 terdeteksi terdeteksi terdeteksi

Kardus 2 3 terdeteksi terdeteksi terdeteksi

Kardus 3 3 terdeteksi terdeteksi terdeteksi

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Sensor pada Unit Packaging B


Sensor Stamping
Cylinder
Sensor Packaging B B
Urutan Percobaan Jumlah Produk (photosensor 1) (photosensor 2)
Stamping B
(Reed switch)

Kardus 1 3 terdeteksi terdeteksi terdeteksi

Kardus 2 3 terdeteksi terdeteksi terdeteksi

Kardus 3 3 terdeteksi terdeteksi terdeteksi

Kardus 4 3 terdeteksi terdeteksi terdeteksi

Hasil pengujian photosensor dan sistem kerja konveyor pada unit packaging A dan pada
unit packaging B. Bahwa sensor 100% dapat mendeteksi kardus dan sistem dapat bekerja
dengan baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59

4.3.2. Pengujian dan Analisa Sensor Warna


Pada Pengujian benda kerja dengan warna dan jarak acak dihasilkan bahwa warna
putih tidak dapat terdeteksi dengan baik di jarak antara benda 0-8cm dan semua warna
dapat terdeteksi dengan baik dijarak 9-10 cm. Untuk mengetahui penyebab ketidakstabilan
pembacaan warna, maka dilakukan pengujian khusus untuk sensor warna. Pengujian
dilakukan dengan melakukan dua kali pengujian dengan pengujian pertama jarak antar
produk 8cm dan pengujian kedua dengan jarak antar produk 9cm, pengujian dengan 15
produk dengan warna acak. Pengujian dilakukan di dalam rungan dengan kondisi pintu dan
jendela tertutup namun lampu menyala dengan nilai intensitax cahaya 158x10 lux.

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Sensor Warna dengan Jarak Antara Produk 8 cm

Urutan Hasil Pengujian Sensor Benda


Warna Produk
Percobaan Sensor warna Kerja

1 Biru Biru Terdeteksi

2 Putih Merah Terdeteksi

3 Merah Merah Terdeteksi

4 Biru Biru Terdeteksi

5 Merah Merah Terdeteksi

6 Putih Merah Terdeteksi

7 Merah Merah Terdeteksi

8 Biru Biru Terdeteksi

9 Putih Biru Terdeteksi

10 Biru Biru Terdeteksi

11 Merah Merah Terdeteksi

12 Merah Merah Terdeteksi

13 Biru Biru Terdeteksi

14 Merah Merah Terdeteksi

15 Biru Biru Terdeteksi

Dalam pengujian pengisian benda dengan warna acak pada jarak 8 cm diambil
sampel produk merah berjumlah 6 buah, produk biru 6 buah dan produk putih 3 buah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60

Hasil pengujian pada jarak antara benda 8 cm warna merah dan biru dapat dideteksi
dengan baik, Hasil pengujian warna merah dan biru 100% dapat terdeteksi oleh sensor
warna. Namun hasil pengujian untuk warna putih 0%, sensor tidak dapat bekerja dengan
baik, produk warna putih akan terdeteksi warna sesuai warna benda kerja dibelakangnya.

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Sensor Warna dengan Jarak Antar Produk 9cm

Urutan Hasil Pengujian Sensor Benda


Warna Produk
Percobaan Sensor warna Kerja

1 Biru Biru Terdeteksi

2 Putih Putih Terdeteksi

3 Merah Merah Terdeteksi

4 Biru Biru Terdeteksi

5 Merah Merah Terdeteksi

6 Putih Putih Terdeteksi

7 Merah Merah Terdeteksi

8 Biru Biru Terdeteksi

9 Putih Putih Terdeteksi

10 Biru Biru Terdeteksi

11 Merah Merah Terdeteksi

12 Merah Merah Terdeteksi

13 Biru Biru Terdeteksi

14 Merah Merah Terdeteksi

15 Biru Biru Terdeteksi

Dalam pengujian pengisian benda dengan warna acak pada jarak 9 cm diambil
sampel produk merah berjumlah 6 buah, produk biru 6 buah dan produk putih 3 buah, hasil
pengujian pada jarak benda 9 cm semua benda dapat terdeteksi dengan baik. 100%
produk warna merah,biru dan putih dapat terdeteksi dengan baik oleh sensor warna.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari proses Tugas Akhir yang telah dilakukan.
Bab ini juga menguraikan saran pengembangan yang dapat dilakukan sebagai
penyempurnaan sistem.

5.1.Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan pengujian alat otomasi penataan produk dengan kontrol
PLC Siemens S7-300 diambil kesimpulan:
1. Sistem yang dirancang untuk pengepakan barang berbasis PLC Siemens S7-300
dengan menggunakan konveyor telah bekerja dengan baik.
2. Pada jarak antar produk 9 cm sistem dapat berjalan dengan stabil dengan tingkat
keberhasilan 100%.
3. Penggunaan sensor warna TCS3200 sebagai pendeteksi warna benda sangat
dipengaruhi intensitas cahaya di sekitar ruangan. Pada pengujian rancangan alat
otomasi penataan produk ini digunakan intensitas cahaya sebesar 158x10 lux.
Dengan komposisi warna RGB (Red Green dan Blue) warna Merah 64, 17, 15,
nilai RGB warna biru 12, 28, 36 sedangkan nilai RGB warna putih 128,173,128.
4. Sensor reed switch dan photosensor mampu mendeteksi benda dengan baik,
100% dapat mendeteksi produk. Baik sensor yang berada pada unit sortir, unit
pemindah maupun pada unit konveyor packaging.

5.2. Saran
Setelah melakukan pengujian maka diperoleh beberapa hal yang bisa menjadi saran
untuk perkembangan penelitian lebih lanjut:
1. Sistem otomasi dapat dirancang untuk bisa mendeteksi warna selain warna
merah, biru dan putih.
2. Sensor warna diberi wadah agar lebih akurat dalam pembacaan warna dan tidak
terpengaruh cahaya dari ruangan.
3. Penambahan photosensor pada unit sortir agar sistem lebih stabil.

61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
[1] Sonjaya,2008, Rancangan Bangun Sistem Kontrol Konveyor Penghitung Barang
menggunakan PLC (Programmeble Logic Controller) Omron Tipe CPM1A 20 SDR,
CDR Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin.
[2] Drs Wirawan, Pneumatik-Hidrolig Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
hal 458.
[3] 2005, Data Sheet Festo Fluidsim.
[4]Wirawan,Pneumatik-Hidrolig Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang hal 478
[5] Ari Setiawan, Sumardi, Iwan Setiawan, ST. MT. Labratorium Teknik Kontrol
Otomatik Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
[6] Berahim, 1991, “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”, Edisi kedua, Andi Offset,
Yogyakarta.
[7] Tung Yan, Tang, 1998, Simulator PLC (Software), Malaysia., Johor.
[8] Eko Putra, Agfianto, 2007, PLC Konsep, Pemrograman dan Aplikasi. Edisi
Pertama, Gava Media, Yogyakarta.
[9] Wicaksono, Handy, 2009, Programmable Logic Controller, Teori Pemrograman
dan Aplokasinya Dalam Otomasi Sistem. Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
[10]Bryan,L.A.&E.A Bryan, 1997,Programmable Controller: Theory and
Implementation, Second Edition, Industrial Text Company, United States of America.
[11] Bolton,William, 2004, Programmable Logic Controller (PLC), Edisi Ketiga,
Erlangga, Jakarta.
[12] Asnal Effendi 1), Robby Wirza 2) Dosen Teknik Elektro 1), Mahasiswa Teknik
Elektro 2)Perancangan Sistem Scada Cooling Tower Menggunakan Siemens Simatic
Step 7 dan Wincc, Fakultas Teknologi Industri – Intitut Teknologi Padang 2013
[13] Delta Electronic. Sensor warna,2009
[14] TCS3200, TCS3210, 2009, Programmable Color Light-to-Frequency Converter.
[15] Heryanto, Ary, dan Adi Wisnu., 2008, Pemrograman Bahasa C untuk
Mikrokontroler ATMega8535, Penerbit Andi, Yogyakarta.
[16] Wardhana, L,2006, Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535
Simulasi, Hardware, dan Aplikasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
[17] ATmega8535(L) - Atmel (www.atmel.com/images/doc2502.pdf)

62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 1

Lampiran 1. Datasheet PLC Siemens

PLC SIEMENS CPU 314C-2 PN/DP

Overview

 The compact CPU with integral digital and analog inputs/outputs and technological
functions
 High processing performance in binary and floating-point arithmetic
 For connecting distributed I/O via PROFIBUS and PROFINET
 Combined MPI/PROFIBUS DP master/slave interface
 PROFINET interface with 2-port switch
 PROFINET IO Controller for operating distributed I/O on PROFINET
 PROFINET I-Device for connecting the CPU as intelligent PROFINET device under a
SIMATIC or third-party PROFINET I/O controller
 Component based Automation (CBA) on PROFINET
 PROFINET proxy for intelligent devices on PROFIBUS DP in Component based
Automation (CBA)
 Integrated Web server with the option of creating user-defined web pages
 Isochronous mode on PROFINET

SIMATIC Micro Memory Card required for operation of CPU.

Application

The CPU 314C-2 PN/DP is the compact CPU for plants with a distributed structure. With its
extended main memory, this compact CPU is also suitable for medium-sized applications.
Integrated digital and analog inputs/outputs permit direct connection to the process. The
integrated PROFIBUS DP master/slave and PROFINET IO Controller/I-Device interfaces allow
the connection of distributed I/O sections over PROFIBUS and PROFINET. This allows the
CPU 314C-2 PN/DP to be used as a distributed unit for high-speed preprocessing, and as a
higher-level controller with a lower-level fieldbus system on PROFIBUS and PROFINET.

Other possible uses result from the integrated technological functions:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 2

 Counting
 Frequency measurement
 Period measurement
 Pulse width modulation
 PID control
 Controlled positioning

Design

The CPU 314C-2 DP is equipped with the following:

 Microprocessor;
the processor achieves an execution time of approximately 60 ns per binary instruction
and 0.59 µs per floating-point operation.
 Extensive memory;
192 KB high-speed RAM (equals approx. 64 K instructions) for program sections
relevant to execution offer user programs sufficient memory space
; SIMATIC Micro Memory Cards (max. 8 MB) as load memory for the program also
allow the project to be stored in the CPU (complete with symbols and comments).
 Flexible expansion capability
; max. 31 Modules, (4-tier configuration)
 Multi-point interface (MPI);
the integrated MPI can establish connections to the S7-300/400 (up to 12
simultaneously), or to PGs, PCs, OPs. Of these connections, one is always reserved for
PGs and one for OPs. With the MPI, it is possible to set up a simple network of up to 16
CPUs by means of "global data communication".
 PROFIBUS DP interface:
The CPU 314C-2 PN/DP with PROFIBUS DP master/slave interface allows a distributed
automation configuration offering high speed and ease of use. From the user perspective,
the distributed I/O is treated as central I/O (same configuring, addressing and
programming).
 Ethernet interface;
the second integral interface of the CPU 314C-2 PN/DP is a PROFINET interface with 2-
port switch, based on Ethernet TCP/IP.
It supports the following protocols:
o S7 communication for data exchange between SIMATIC controllers;
o PG/OP communication for programming, commissioning and diagnostics via
STEP 7;
o PG/OP communication for interfacing to HMI and SCADA;
o Open TCP/IP, UDP and ISO-on-TCP (RFC1006) communication via
PROFINET;
o SIMATIC NET OPC-Server for communication with other controllers and I/O
devices with integral CPU
 Integrated inputs/outputs;
24 digital inputs (all for alarm processing) and 16 digital outputs as well as 5 analog
inputs and 2 analog outputs make the CPU 314C-2 DP a fully-fledged controller.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 3

Function

 Password protection;
a password concept protects the user program from unauthorized access.
 Block encryption;
the functions (FCs) and function blocks (FBs) can be stored in the CPU in encrypted
form by means of S7-Block Privacy to protect the know-how of the application.
 Diagnostics buffer;
the last 500 error and interrupt events are stored in a buffer for diagnostic purposes. Of
these, the last 100 entries are retentive.
 Maintenance-free data backup;
the CPU automatically saves all data (up to 64 KB) in case of a power failure so that the
data are available again unchanged when the power returns.

Parameterizable properties

The S7 configuration as well as the properties and response of the CPUs can be parameterized
using STEP 7:

 General:
Definition of the name, plant designation and location designation.
 Startup;
definition of the startup characteristics of the CPU and the monitoring time
 Synchronous cycle interrupts;
setting of IO system number, process image partition number, and delay time
 Cycle/clock memory;
specification of the maximum cycle time and load. Setting of the clock memory address.
 Retentivity;
definition of the number of retentive bit memories, counters, timers and data blocks
 Clock interrupts;
setting the start date, start time and periodicity
 Watchdog interrupts;
setting of periodicity
 System diagnostics;
determining handling and scope of the diagnostic alarms
 Clock;
setting the type of synchronization in the AS or on the MPI
 Protection level;
specifying the access rights to program and data
 Communication;
reservation of connection resources
 Web;
settings for the Web server of the CPU
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 4

 MPI/PROFIBUS DP interface;
setting the interface type. Determining node addresses. Parameterizing the operating
mode and configuring the transfer areas in the case of PROFIBUS DP. Parameterizing
the time synchronization
 PROFINET interface;
setting the addresses. Parameterizing the PROFINET properties, the I-Device
functionality, the type of synchronization on PROFINET, the time synchronization using
NTP procedure, the media redundancy, and the KeepAlive function. Assigning
parameters to Port 1 and Port 2.
 Digital inputs/outputs;
setting of addresses, input delay and process interrupt
 Analog inputs/outputs;
setting of addresses;
in the case of inputs: Setting the temperature unit, the measurement type, the measuring
range, and the interference frequency;
in the case of outputs: Setting the output type and output range
 Integrated function "counting";
setting the addresses, parameter assignment of the modes "continuous counting", "single
counting", "periodic counting", "frequency measurement" and "pulse width modulation"
 Integrated function "positioning";
setting of addresses, parameterizing of "positioning with digital outputs" and "positioning
with analog outputs"
 Integrated "Rules" function

Display and information functions

 Status and error indications;


LEDs indicate hardware, programming, time or I/O errors, for example, and operating
statuses such as RUN, STOP and start-up.
 Test functions;
the PG is used to indicate signal states during program execution, to modify process
variables independently of the user program and to output the contents of stack
memories.
 Information functions;
you can use the PG to obtain information about the storage capacity and operating mode
of the CPU as well as the current loading of the main and load memories as well as
current cycle times and diagnostic buffer contents in plain text.

Integrated communication functions

 PG/OP communication
 Global data communication
 S7 basic communication
 S7 communication
 Routing
 Data record routing
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 5

 PROFIBUS DP master/slave
 Open communication over TCP/IP, ISO-on-TCP and UDP
 PROFINET IO Controller
 PROFINET I-Device
 PROFINET CBA
 Web server

Integrated functions

 Counters;
4 counters (up to 60 KHz) with direction-dependent comparators, and for direct
connection of 24V incremental encoders
 4 channels for frequency measurement;
frequency measurement (up to max. 60 kHz) enables, for example, speed measurement of
a shaft with speed range monitoring or throughput measuring (parts per measuring time)
with range monitoring.
 Period measurement;
the period duration of the counting signal can be measured up to a counting frequency of
1 kHz
 Pulse width modulation;
4 outputs for direct control of valves, final controlling elements, switching devices,
heating equipment, etc., switching frequency 2.5 kHz. The period length can be set and
the pulse-pause ratio can be changed while running.
 Controlled positioning;
an SFB integrated into the operating system enables an axis to be positioned via 2 digital
outputs or one analog output.
 Alarm inputs (all digital inputs);
the alarm inputs enable the detection of process events as well as the rapid triggering of
responses.

Technical specifications

Order number 6ES7314-6EH04-0AB0


CPU314C-2PN/DP, 24DI/16DO/4AI/2AO,
192KB
General information
Engineering with
 ● Programming package
STEP7 V5.5 or higher with HSP191
Supply voltage
Rated value (DC)
 ● 24 V DC
Yes
Power loss
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 6

Order number 6ES7314-6EH04-0AB0


CPU314C-2PN/DP, 24DI/16DO/4AI/2AO,
192KB
Power loss, typ. 14 W
Memory
Work memory
 ● integrated
192 kbyte
 ● Size of retentive memory for retentive
data blocks 64 kbyte

Load memory
 ● Plug-in (MMC), max.
8 Mbyte
CPU processing times
for bit operations, typ. 0.06 µs
for word operations, typ. 0.12 µs
for fixed point arithmetic, typ. 0.16 µs
for floating point arithmetic, typ. 0.59 µs
Counters, timers and their retentivity
S7 counter
 ● Number
256
IEC counter
 ● present
Yes
S7 times
 ● Number
256
IEC timer
 ● present
Yes
Data areas and their retentivity
Flag
 ● Number, max.
256 byte
Address area
I/O address area
 ● Inputs
2 048 byte
 ● Outputs
2 048 byte
Process image
 ● Inputs, adjustable
2 048 byte
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 7

Order number 6ES7314-6EH04-0AB0


CPU314C-2PN/DP, 24DI/16DO/4AI/2AO,
192KB
 ● Outputs, adjustable
2 048 byte
Time of day
Clock
 ● Hardware clock (real-time clock)
Yes
Digital inputs
integrated channels (DI) 24
Digital outputs
integrated channels (DO) 16
Analog inputs
integrated channels (AI) 5; 4 x current/voltage, 1 x resistance
Input ranges
 ● Voltage
Yes; ±10 V / 100 kΩ; 0 V to 10 V / 100 kΩ
 ● Current Yes; ±20 mA / 100 Ω; 0 mA to 20 mA / 100
Ω; 4 mA to 20 mA / 100 Ω
 ● Resistance thermometer
Yes; Pt 100 / 10 MΩ
 ● Resistance
Yes; 0 Ω to 600 Ω / 10 MΩ
Analog outputs
integrated channels (AO) 2
Output ranges, voltage
 ● 0 to 10 V
Yes
 ● -10 V to +10 V
Yes
Output ranges, current
 ● 0 to 20 mA
Yes
 ● -20 mA to +20 mA
Yes
 ● 4 mA to 20 mA
Yes
1. Interface
Interface type Integrated RS 485 interface
Physics RS 485
Functionality
 ● MPI
Yes
 ● DP master
Yes
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 8

Order number 6ES7314-6EH04-0AB0


CPU314C-2PN/DP, 24DI/16DO/4AI/2AO,
192KB
 ● DP slave
Yes
 ● Point-to-point connection
No
DP master
 ● Number of DP slaves, max.
124
2. Interface
Interface type PROFINET
Physics Ethernet RJ45
Number of ports 2
Functionality
 ● MPI
No
 ● DP master
No
 ● DP slave
No
 ● PROFINET IO Controller Yes; Also simultaneously with IO-Device
functionality
 ● PROFINET IO Device Yes; Also simultaneously with IO Controller
functionality
 ● PROFINET CBA
Yes
PROFINET IO Controller
 ● Number of connectable IO Devices for
RT, max. 128

 ● Number of IO Devices with IRT and the


option "high flexibility" 128

 ● Number of IO Devices with IRT and the


option "high performance", max. 64

Isochronous mode
Isochronous operation (application synchronized
Yes; For PROFINET only
up to terminal)
Communication functions
PG/OP communication Yes
Data record routing Yes
Global data communication
 ● supported
Yes
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 9

Order number 6ES7314-6EH04-0AB0


CPU314C-2PN/DP, 24DI/16DO/4AI/2AO,
192KB
S7 basic communication
 ● supported
Yes
S7 communication
 ● supported
Yes
S5 compatible communication
 ● supported
Yes; via CP and loadable FC
Open IE communication
 ● TCP/IP Yes; via integrated PROFINET interface and
loadable FBs
 — Number of connections, max.
8
 ● ISO-on-TCP (RFC1006) Yes; via integrated PROFINET interface and
loadable FBs
 — Number of connections, max.
8
 ● UDP Yes; via integrated PROFINET interface and
loadable FBs
 — Number of connections, max.
8
Web server
 ● supported
Yes
Number of connections
 ● overall
12
Integrated Functions
Number of counters 4; See "Technological Functions" manual
Counting frequency (counter) max. 60 kHz
Frequency measurement Yes
4; up to 60 kHz (see "Technological
Number of frequency meters
Functions" manual)
controlled positioning Yes
Yes; PID controller (see "Technological
integrated function blocks (closed-loop control)
Functions" manual)
PID controller Yes
4; Pulse width modulation up to 2.5 kHz (see
Number of pulse outputs
"Technological Functions" Manual)
Limit frequency (pulse) 2.5 kHz
Ambient conditions
Ambient temperature during operation
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1 - 10

Order number 6ES7314-6EH04-0AB0


CPU314C-2PN/DP, 24DI/16DO/4AI/2AO,
192KB
 ● min.
0 °C
 ● max.
60 °C
Configuration
Programming
Programming language
 — LAD
Yes
 — FBD
Yes
 — STL
Yes
 — SCL
Yes
 — CFC
Yes
 — GRAPH
Yes
 — HiGraph®
Yes
Know-how protection
 ● User program protection/password
protection Yes

 ● Block encryption
Yes; With S7 block Privacy
Dimensions
Width 120 mm
Height 125 mm
Depth 130 mm
Weights
Weight, approx. 730 g
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 1

Lampiran 2. Cara penggunaan Software Simatic Manager Step 7

1. Start – All Program – Siemens Automation – Simatic – Simatic Manager

2. Maka akan muncul tampilan berikut ini


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 2

3. Buka menu File - New

4. Berikan nama project di cell name,


Simpan project di Storage location dengan menekan tombol browse
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 3

5. Muncul tampilan projectprogram yang disimpan tadi

6. Klik kanan pada kolom kiri project program, Pilih insert new object>Simatic 300 Station,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 4

7. Muncul di kolom kanan tampilan Simatic 300, Double clik Simatic 300

8. Muncul window HW Config


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 5

9. Buka catalog simatic 300 - rack-300 - rail, klik dan tarik ke kolom kiri

10. Pilih catalog CPU-300 >CPU-314C-2PN/DP > 6ES7 314-6EH04-0AB0 > V3.3
masukkan ke kolom sebelah kiri di baris 2 atau baris yang berwarna hijau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 6

11. Masukkan tampilan alamat IP tiap PLC, pilih OK

12. Muncul tampilan berikut.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 7

13. Doubel clik pada baris yang bertuliskan DI24/DO16 - tab Addresses, uncheck system
default dan sesuaikan alamat start input dan output kemudian OK
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 8

14. Muncul tampilan berikut

15. Pilih menu Save and Compile, tutup window HW Config


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 9

16. Muncul tampilan berikut

17. Double clik CPU 314-2PN/DP


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 10

18. Masukkan Simbol


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 11

19. Double clik OB1

20. Muncul tampilan berikut, pilih OK


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 12

21. Buat Program

22. Download Program, Masuk SIMATIC 300(1)- DOWNLOAD - Yes


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 13

Lampiran 3. Program PLC

Pada realisasi produk, kontrol yang digunakan sebagai sistem kendali alat Otomasi
Penataan Produk adalah PLC Siemens S7-300 CPU 314C- 2PN/DP dengan menggunakan
program Simatic step 7.0. Sistem pengepakan produk pada skripsi ini dikontrol dengan
menggunakan PLC Siemens S300. Pemrograman menggunakan software Simatic Manager Step
7. Program dibagi dalam bentuk Main Program dan Sub Program. Pembagian dan fungsi
program tersebut yaitu :

OB1 (Organization Block 1) = Program utama atau main program

FC1 (Function 1) = Sub Program 1 digunakan untuk mendeteksi benda warna putih.

FC2 (Function 2) = Sub Program 2 digunakan untuk mendeteksi benda warna merah.

FC3 (Function 3) = Sub Program 3 digunakan untuk mendeteksi benda warna biru.

FC4 (Function 4) = Sub Program 4 digunakan untuk memproses sistem konveyor 2.

FC5 (Function 5) = Sub Program 5 digunakan untuk memproses sistem konveyor 3.

FC6 (Function 6) = Sub Program 6 digunakan untuk mengaktifkan aktuator.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 14

Organization Block 1(OB1) atau main program terdiri dari beberapa proses, detail dari
proses tersebut yaitu:

Ketika PLC aktif maka OB1 akan memanggil sub program. Call FC1 digunakan untuk
memanggil sub program FC1 yang memproses pendeteksian benda warna putih. Call FC2
digunakan untuk memanggil sub program FC2 yang memproses pendeteksian benda waran
merah. Call FC3 digunakan untuk memanggil sub program FC3 yang memproses pendeteksian
benda warna biru.

Call FC4 digunakan untuk memanggil sub program FC4 yang memproses sistem di konveyor 2.
Call FC5 digunakan untuk memanggil sub program FC5 yang memproses sistem di konveyor 3.
Call FC6 digunakan untuk memanggil sub program FC6 yang akan mengaktifkan aktuator.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 15

Jika Switch Emergency ditekan maka akan mengholding Memory Emergency M240.0. Memory
Emergency hanya dapat dimatikan jika Memory Home Position aktif. Jika Memory Emergency
aktif maka seluruh proses akan berhenti ditempat.

Jika Memory Emergency aktif dan Tombol Home aktif maka akan mengholding Memory Home
Position M240.1. Jika Memory Home Position aktif maka seluruh aktuator akan kemabali ke
posisi awal. Memory Home Position hanya dapat dimatikan jika semua aktuator sudah berada
diposisi awal.

Jika Tombol Stop aktif maka akan mengholding Memory Stop M240.2. Jika Memory Stop aktif
maka seluruh aktuator akan berhenti ditempat sementara. Memory Stop hanya dapat dimatikan
jika tombol start ditekan. Jadi jika Tombol Start ditekan maka proses akan melanjutkan ke proses
berikutnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 16

Jika Tombol Start ditekan maka akan mengholding Memory Start M240.5. Jika Tombol Start
ditekan maka proses kerja akan dimulai. Memory Start M240.5 hanya dapat dimatikan jika
Memory Home Pos bekerja.

Jika Tombol Start Hardware atau Tombol Start wonderware ditekan maka akan mengaktifkan
Memory Start M240.3. Jika Tombol Start ditekan maka proses kerja akan dimulai. Jika Memory
Emergency M240.0 aktif atau Memory Alarm Sortir aktif, maka lampu alarm akan menyala.

Function Block 1 (FC1) atau Sub Program 1 terdiri dari beberapa proses, detail dari
proses tersebut yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 17

Jika Memory Start M240.3 aktif maka akan mengaktifkan Memory Konveyor 1 M0.0. Memory
ini digunakan untuk mengaktifkan Memory Konveyor 1. Memory hanya bisa dimatikan oleh
Memory Emergency M240.0.

Jika Sensor Out Sortir mendeteksi benda maka akan memberikan inputan kepada Counter 1 dan
nilai akan disimpan dalam Memory Display Out Sortir MW5.

Ketika Memory Konveyor 1 aktif, namun karena Memory Stop M240.2, Memory Konveyor 1
Stop Merah Aktif M10.1, Memory Konveyor Stop Biru M30.1 aktif maka akan mematikan
Motor Konveyor sementara.

Jika Memory Start M240.3 aktif dan salah satu dari Sensor Benda Stop I0.5, Sensor Box A I0.7,
Sensor Box B I1.2 aktif maka akan mengaktifkan Memory Alarm M240.4. Hal ini berarti
bahwa ketika pertama kali aktif maka kardus tidak boleh berada didepan sensor benda maupun
sensor box.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 18

Jika Memory Start aktif maka akan mengaktifkan Memory Start Bold M240.5. Sensor Benda
Stop akan mengaktifkan Memory Alarm Sortir setelah 15 detik. Hal ini berarti jika tidak ada
benda yang berada di Konveyor 1 atau tidak terdeteksi oleh Sensor Benda Stop maka Memory
Alarm Sortir akan aktif.

Jika Memory Start dan Sensor Benda Stop aktif maka akan mengaktifkan Conter 2 dan nilainya
akan disimpan di Memory Display Total Produk MW3

Function Block 2 (FC2) atau Sub Program 2 terdiri dari beberapa proses, detail dari
proses tersebut yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 19

Memory safety benda kerja merah M28.0 merupakan memory keamanan yang berfungsi untuk
mematikan memory kerja pada proses benda kerja biru. Sehingga dapat dipastikan bahwa ketika
Memory safety benda kerja merah M28.0 aktif yang bekerja hanya proses benda kerja merah.

Memory sensor merah M10.0akan aktif jika Memory Konveyor 1 M0.0 aktif dan Sensor Warna
Merah aktif. Memory sensor merah M10.0akan Off ketika memory Emergency Off atau
Memory sensor warna merah M10.0 dan Sensor warna merah aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 20

Memory M11.0 digunakan untuk menyimpan kondisi ketika sensor merah aktif. Memory M11.0
akan aktif jika Memory Sensor Merah aktif. Memory M11.0 akan Off ketika Memory Konveyor
1 Stop Merah aktif atau Memory Emergency M240.0 aktif.

Memory Konveyor 1 Stop Merah M10.1akan aktif jika Memory M11.0 dan Sensor Benda Stop
aktif. Memory Konveyor 1 Stop Merah M10.1 akan Off ketika Memory DGPL Right Merah
atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 21

Memory DFM Down merah M10.2 akan aktif 1 detik setelah Memory Konveyor 1 Stop Merah
M10.1 dan Sensor A1 DGPL Sortir aktif. Memory DFM Down merah M10.2 akan Off ketika
Memory Vacum On merah M10.3 atau Memory Emergency M240.0 aktif.

Memory Vacuum On Merah M10.3 akan aktif ketika Memory DFM Down Merah M10.2 dan
Sensor C1 I0.1 aktif. Memory Vacuum On Merah M10.3 akan Off ketika Memory Vacuum Off
merah menyala setelah 1 detik atau Memory Home Pos M240.1 dan Sensor C0 I0.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 22

Memory DFM Up Merah M10.4 akan aktif jika Memory Vacuum On Merah M10.3 dan Sensor
A1 I0.2 aktif selama 1 detik. Memory DFM Up Merah M10.4 akan Off jika Memory DGPL Left
Merah M10.5 atau Memory Emergency M240.0 aktif.

Memory DGPL Left Merah M10.5 akan aktif jika Memory DFM Up Merah M10.4 dan Sensor
C0 (DFM Up) aktif. Memory DGPL Left Merah M10.5 akan Off jika Memory Vacuum Off
Merah atau Memory Emergency aktif.

Memory Hold A0 Merah M12.0 akan aktif ketika Sensor A0 (DGPL Pack A) aktif. Memory
Hold A0 Merah M12.0 akan Off jika Memory DGPL Right Merah M10.7 aktif atau Sensor A1
I0.2 aktif atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 23

Memory Vacuum Off Merah M10.6 akan aktif ketika Memory DGPL Left Merah M10.5 dan
Sensor Box A I0.7 aktif. Memory Vacuum Off Merah M10.6 akan Off ketika Memory DGPL
Right Merah aktif atau Sensor A1 I0.2 aktif atau Memory Emergency M240.0 aktif.

Memory DGPL Right Merah M10.7 aktif ketika Memory Vacuum Off Merah M10.6 aktif
selama 2 detik.

Memory DGPL Right Merah M10.7 akan Off ketika Memory DGPL Right Merah M10.7 dan
Sensor A1 aktif atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 24

Jika Memory Vacuum Off Merah aktif maka akan mengaktifkan counter C10 dan nilainya akan
disimpan di MW20. Conter hanya akan di reset ketika memory Emergency M240.0 aktif atau
Sensor Box A aktif.

Memory Silinder DFM A Down M29.0 akan aktif ketika Memory DFM Down Merah M10.2
aktif.

Memory Solenoid Vacuum M29.1 akan aktif ketika Memory Vacuum On Merah M10.3 aktif.

Memory Silinder DFM B Up M29.2 akan aktif ketika Memory DFM Up Merah M10.4 atau
Memory Home Position M240.1 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 25

Memory Silinder DGPL B Left M29.3 akan aktif ketika Memory DGPL Left Merah M10.5 dan
Sensor C0 I0.0 aktif.

Memory Silinder DGPL A Right M29.4 akan aktif ketika Memory DGPL Right Merah dan
Sensor C0 I0.0 aktif, atau Memory Home Pos M240.1 dan Sensor C0 I0.0 aktif.

Function Block 3 (FC3) atau Sub Program 3 terdiri dari beberapa proses, detail dari proses
tersebut yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 26

Memory safety benda kerja biru M32.7 merupakan memory keamanan yang berfungsi untuk
mematikan memory kerja pada proses benda kerja merah. sehingga dapat dipastikan bahwa
ketika Memory safety benda kerja biru M32.7 aktif yang bekerja hanya proses benda kerja biru.

Memory sensor biru M30.0akan aktif jika Memory Konveyor 1 M0.0 aktif dan Sensor Warna
Biru aktif. Memory sensor biru M30.0akan Off ketika memory Emergency Off atau Memory
sensor warna biru M30.0 dan Sensor warna biru I0.4 aktif.

Memory M31.7 digunakan untuk menyimpan kondisi ketika sensor biru aktif. Memory
M31.7akan aktif jika Memory Sensor biru aktif. Memory M31.7akan Off ketika Memory
Konveyor 1 Stop Biru aktif atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 27

Memory Konveyor 1 Stop Biru M30.1akan aktif jika Memory M31.7 dan Sensor Benda Stop
aktif. Memory Konveyor 1 Stop Merah M30.1akan Off ketika Memory DGPL Right Biru atau
Memory Emergency M240.0 aktif

Memory DFM Down biru M30.2 akan aktif 1 detik setelahMemory Konveyor 1 Stop Biru M30.1
dan Sensor A1 DGPL Sortir aktif. Memory DFM Down Biru M30.2 akan Off ketika Memory
Vacuum On Biru M30.3 atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 28

Memory Vacuum On Biru M30.3 akan aktif ketika Memory DFM Down Biru M30.2 dan Sensor
C1 I0.1 aktif. Memory Vacuum On Biru M30.3 akan Off ketika Memory Vacuum Off Biru
menyala setelah 1 detik atau Memory Home Pos M240.1 dan Sensor C0 I0.0 aktif.

Memory DFM Up Biru M30.4 akan aktif jika Memory Vacuum On Biru M30.3 dan Sensor A1
I0.2 aktif selama 1 detik. Memory DFM Up Biru M30.4 akan Off jika Memory DGPL Left Biru
M30.5 atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 29

Memory DGPL Left Biru M30.5 akan aktif jika Memory DFM Up Biru M10.4 dan Sensor C0
(DFM Up) aktif. Memory DGPL Left Biru M30.5 akan Off jika Memory Vacuum Off Biru atau
Memory Emergency aktif.

Memory Hold A0 Biru M32.0 akan aktif ketika Sensor A0 (DGPL Pack A) aktif. Memory Hold
A0 Biru M32.0 akan Off jika Memory DGPL Right Biru M30.7 aktif atau Sensor A1 I0.2 aktif
atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 30

Memory Rotary Biru M31.0 akan aktif jika Memory DGPL Left Biru M30.5 dan Memory Hold
A0 Biru M32.0 aktif. Memory Rotary Biru M31.0 akan Off jika Memory Rotary Off M31.1
aktif atau Sesnor C0 I0.0 dan Memory Home Position M240.1 aktif.

Memory Vacuum Off Biru M30.6 akan aktif ketika Memory DGPL Left Biru M30.5 dan Sensor
Box A I0.7 aktif. Memory Vacuum Off Biru M30.6 akan Off ketika Memory DGPL Right Biru
aktif atau Sensor A1 I0.2 aktif atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 31

Memory DGPL Right Biru M30.7 aktif ketika Memory Vacuum Off Biru M30.6 aktif selama 2
detik.Memory DGPL Right Biru M30.7 akan Off ketika Memory DGPL Right Biru M30.7 dan
Sensor A1 I0.2 aktif atau Memory Emergency M240.0 aktif

Jika Memory Vacuum Off Biru aktif maka akan mengaktifkan counter C30 dan nilainya akan
disimpan di MW40. Counter hanya akan di reset ketika memory Emergency M240.0 aktif atau
Sensor Box B aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 32

Memory Silinder DFM A Down M59.0 akan aktif ketika Memory DFM Down Biru M30.2 aktif.

Memory Solenoid Vacuum M59.1 akan aktif ketika Memory Vacuum On Biru M30.3 aktif.

Memory Silinder DFM B UpM59.2 akan aktif ketika Memory DFM Up Biru M30.4 atau
Memory Home Position M240.1 aktif.

Memory Silinder DGPL B Left M59.3 akan aktif ketika Memory DGPL Left Biru M30.5 dan
Sensor C0 I0.0 aktif.

Memory Silinder DGPL A Right M59.4 akan aktif ketika Memory DGPL Right Biru dan Sensor
C0 I0.0 aktif, atau Memory Home Pos M240.1 dan Sensor C0 I0.0 aktif.

Memory Rotary Biru M31.0 akan mengaktifkan Memory Silinder Rotary Left M59.5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 33

Function Block 4 (FC4) atau Sub Program 4 terdiri dari beberapa proses, detail dari
proses tersebut yaitu:

Memory M50.1 akan aktif ketika Memory Start M240.3 aktif. Memory M50.1 akan Off ketika
memory M50.2 atau Memory Emergency M240.0 aktif.

Memory M50.2akan aktif ketika Sensor Box A I0.7 aktif. Memory M50.2 akan Off ketika Sensor
Box A I0.7 mati atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 34

Memory M50.3 akan aktif ketika Memory M50.2, Silinder DGPL A dan benda merah sudah
terisi kardus sebanyak tiga kali aktif. Memory M50.3akan Off ketika Sensor Box A I0.7 atau
Memory Emergency M240.0 aktif.

Memory M51.7akan aktif ketika Memory DGPL Right Merah M10.7 dan Sensor Box A aktif.
Memory M51.7akan Off ketika Sensor Box A I0.7Off.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 35

Memory M50.4akan aktif ketika Sensor Stamp A I1.5 aktif. Memory M50.4akan Off ketika
Memory M50.5 atau memory Emergency M240.0 aktif.

Memory M50.5akan aktif ketika Memory M50.4 aktif selama satu detik. Memory M50.5akan
Off ketika Memory M50.6 aktif selama dua detik atau memory Emergency M240.0 aktif.

Memory M50.6 akan aktif ketika Memory M50.5 dan Sensor Silinder Stamp A aktif. Memory
M50.6akan Off ketika Memory M50.7 atau memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 36

Memory M50.6 akan memberikan inputan kepada counter C50 dan nilainya akan disimpan di
Memory Display Total Merah MW57.

Memory M50.7akan aktif ketika Memory M50.6 aktif selama dua detik lima puluh mili detik.
Memory M50.7akan Off ketika Memory M50.3 atau memory Emergency M240.0 aktif.

Motor Konveyor 2 Q0.1 akan aktif ketika Memory M50.1 atau M50.3 aktif

Silinder Stamp A Q1.0 akan aktif ketika Memory M50.5 dan Memory Start Hold M240.5 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 37

Function Block 5 (FC5) atau Sub Program 5 terdiri dari beberapa proses, detail dari proses
tersebut yaitu:

Memory M60.1 akan aktif ketika Memory Start M240.3 aktif. Memory M60.1 akan Off ketika
memory M60.2 atau Memory Emergency M240.0 aktif.

Memory M60.2 akan aktif ketika Sensor Box B I1.2 aktif. Memory M60.2 akan Off ketika
Sensor Box B I1.2 mati atau Memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 38

Memory M60.3akan aktif ketika Memory M60.2, Silinder DGPL A dan benda biru sudah terisi
kardus sebanyak tiga kali aktif. Memory M60.3akan Off ketika Sensor Box B I1.2 atau Memory
Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 39

Memory M61.7akan aktif ketika Memory DGPL Right Merah M30.7 dan Sensor Box B aktif.
Memory M61.7 akan Off ketika Sensor Box B I1.2 Off.

Memory M61.0 aktif ketika Sensor Stamp B dan Sensor Box B aktif.

Memory M60.4akan aktif ketika Sensor Stamp B I1.6 aktif. Memory M60.4akan Off ketika
Memory M60.5 atau memory Emergency M240.0 aktif.

Memory M60.5akan aktif ketika Memory M60.4 aktif selama satu detik. Memory M60.5akan
Off ketika Memory M60.6 aktif selama dua detik atau memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 40

Memory M60.6akan aktif ketika Memory M60.5 dan Sensor Silinder Stamp B aktif. Memory
M60.6akan Off ketika Memory M60.7 atau memory Emergency M240.0 aktif.

Memory M60.6 akan memberikan inputan kepada Counter C50 dan nilainya akan disimpan di
Memory Display Total Biru MW67.

Memory M60.7akan aktif ketika Memory M60.6 aktif selama dua detik lima puluh mili detik.
Memory M60.7 akan Off ketika Memory M60.3 atau memory Emergency M240.0 aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 41

Motor Konveyor 3 Q0.2 akan aktif ketika Memory M60.1 atau M60.3 aktif Silinder Stamp
BQ1.1akan aktif ketika Memory M60.5 dan Memory Start Hold M240.5 aktif.

Function Block 6 (FC6) atau Sub Program 6 terdiri dari beberapa proses, detail dari proses
tersebut yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2 - 42

Silinder DFM A Down akan aktif jika Memory Silinder DFM A Down benda warna merah
M29.0 dan Memory Silinder DFM A Down benda warna biru M59.0 aktif. Solenoid Vacuum
akan aktif jika Memory Solenoid Vacuum benda warna merah M29.1 dan Memory Solenoid
Vacuum benda warna biru M59.1 aktif. Silinder DFM B Up akan aktif jika Memory Silinder
DFM B Up benda warna merah M29.2 dan Memory Silinder DFM B Up benda warna biru
M59.2 aktif. Silinder DGPL B Left akan aktif jika Memory Silinder DGPL B Left benda warna
merah M29.3 dan Memory Silinder DGPL B Left benda warna biru M59.3 aktif. Silinder DGPL
A Right akan aktif jika Memory Silinder DGPL A Right benda warna merah M29.4 dan Memory
DGPL A Rightbenda warna biru M59.4 aktif. Silinder Rotary Left akan aktif jika Memory
Rotary Left benda warna biru M59.5 aktif.
PLAGIAT TCS3200, TCS3210
r
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PROGRAMMABLE
r COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

D High-Resolution Conversion of Light PACKAGE D


Intensity to Frequency 8-LEAD SOIC
(TOP VIEW)
D Programmable Color and Full-Scale Output
Frequency S0 1 8 S3
D Communicates Directly With a Microcontroller
S1 2 7 S2
D Single-Supply Operation (2.7 V to 5.5 V)
D Power Down Feature OE 3 6 OUT
D Nonlinearity Error Typically 0.2% at 50 kHz
GND 4 5 VDD
D Stable 200 ppm/°C Temperature Coefficient
D Low-Profile Lead (Pb) Free and RoHS
TCS3200

Compliant Surface-Mount Package


S0 1 8 S3
Description S1 2 7 S2
The TCS3200 and TCS3210 programmable color
OE 3 6 OUT
light-to-frequency converters that combine confi-
gurable silicon photodiodes and a current-to-fre- GND 4 5 VDD
quency converter on a single monolithic CMOS
integrated circuit. The output is a square wave TCS3210
(50% duty cycle) with frequency directly propor-
tional to light intensity (irradiance).
The full-scale output frequency can be scaled by one of three preset values via two control input pins. Digital
inputs and digital output allow direct interface to a microcontroller or other logic circuitry. Output enable (OE)
places the output in the high-impedance state for multiple-unit sharing of a microcontroller input line.
In the TCS3200, the light-to-frequency converter reads an 8 x 8 array of photodiodes. Sixteen photodiodes have
blue filters, 16 photodiodes have green filters, 16 photodiodes have red filters, and 16 photodiodes are clear
with no filters.
In the TCS3210, the light-to-frequency converter reads a 4 x 6 array of photodiodes. Six photodiodes have blue
filters, 6 photodiodes have green filters, 6 photodiodes have red filters, and 6 photodiodes are clear with no
filters.
The four types (colors) of photodiodes are interdigitated to minimize the effect of non-uniformity of incident
irradiance. All photodiodes of the same color are connected in parallel. Pins S2 and S3 are used to select which
group of photodiodes (red, green, blue, clear) are active. Photodiodes are 110 μm x 110 μm in size and are on
134-μm centers.

Functional Block Diagram

Output

Photodiode Current-to-Frequency
Light Converter
Array

S2 S3 S0 S1 OE

The LUMENOLOGY r Company Copyright E 2009, TAOS Inc.


r
Texas Advanced Optoelectronic Solutions Inc.
1001 Klein Road S Suite 300 S Plano, TX 75074 S (972)
r 673-0759
www.taosinc.com 1
TCS3200, TCS3210
PLAGIAT
PROGRAMMABLE PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

Terminal Functions
TERMINAL
I/O DESCRIPTION
NAME NO.
GND 4 Power supply ground. All voltages are referenced to GND.
OE 3 I Enable for fo (active low).
OUT 6 O Output frequency (fo).
S0, S1 1, 2 I Output frequency scaling selection inputs.
S2, S3 7, 8 I Photodiode type selection inputs.
VDD 5 Supply voltage

Table 1. Selectable Options

S0 S1 OUTPUT FREQUENCY SCALING (fo) S2 S3 PHOTODIODE TYPE


L L Power down L L Red
L H 2% L H Blue
H L 20% H L Clear (no filter)
H H 100% H H Green

Available Options
DEVICE TA PACKAGE − LEADS PACKAGE DESIGNATOR ORDERING NUMBER
TCS3200 −40°C to 85°C SOIC−8 D TCS3200D
TCS3210 −40°C to 85°C SOIC−8 D TCS3210D

Copyright E 2009, TAOS Inc. The LUMENOLOGY r Company


r

r
2 www.taosinc.com
PLAGIAT TCS3200, TCS3210
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PROGRAMMABLE
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

Absolute Maximum Ratings over operating free-air temperature range (unless otherwise noted)†
Supply voltage, VDD (see Note 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 V
Input voltage range, all inputs, VI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −0.3 V to VDD + 0.3 V
Operating free-air temperature range, TA (see Note 2) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −40°C to 85°C
Storage temperature range (see Note 2) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . −40°C to 85°C
Solder conditions in accordance with JEDEC J−STD−020A, maximum temperature (see Note 3) . . . 260°C
† Stresses beyond those listed under “absolute maximum ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, and
functional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated under “recommended operating conditions” is not
implied. Exposure to absolute-maximum-rated conditions for extended periods may affect device reliability.
NOTES: 1. All voltage values are with respect to GND.
2. Long-term storage or operation above 70°C could cause package yellowing that will lower the sensitivity to wavelengths < 500nm.
3. The device may be hand soldered provided that heat is applied only to the solder pad and no contact is made between the tip of
the solder iron and the device lead. The maximum time heat should be applied to the device is 5 seconds.

Recommended Operating Conditions


MIN NOM MAX UNIT
Supply voltage, VDD 2.7 5 5.5 V
High-level input voltage, VIH VDD = 2.7 V to 5.5 V 2 VDD V
Low-level input voltage, VIL VDD = 2.7 V to 5.5 V 0 0.8 V
Operating free-air temperature range, TA −40 70 °C

Electrical Characteristics at TA = 25°C, VDD = 5 V (unless otherwise noted)


PARAMETER TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNIT
VOH High-level output voltage IOH = − 2 mA 4 4.5 V
VOL Low-level output voltage IOL = 2 mA 0.25 0.40 V
IIH High-level input current 5 μA
IIL Low-level input current 5 μA
Power-on mode 1.4 2 mA
IDD Supply current
Power-down mode 0.1 μA
S0 = H, S1 = H 500 600 kHz
Full-scale
Full scale frequency (See Note 4) S0 = H, S1 = L 100 120 kHz
S0 = L, S1 = H 10 12 kHz
Temperature coefficient of responsivity λ ≤ 700 nm, −25°C ≤ TA ≤ 70°C ± 200 ppm/°C
kSVS Supply voltage sensitivity VDD = 5 V ±10% ±0.5 %/ V
NOTE 4: Full-scale frequency is the maximum operating frequency of the device without saturation.

The LUMENOLOGY r Company Copyright E 2009, TAOS Inc.


r

r
www.taosinc.com 3
TCS3200, TCS3210
PLAGIAT
PROGRAMMABLE PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

Operating Characteristics at VDD = 5 V, TA = 25°C, S0 = H, S1 = H (unless otherwise noted)


(See Notes 5, 6, 7, and 8). Values for TCS3200 (TCS3210) are below.
CLEAR BLUE GREEN RED
TEST PHOTODIODE PHOTODIODE PHOTODIODE PHOTODIODE
PARAMETER S2 = H, S3 = L S2 = L, S3 = H S2 = H, S3 = H S2 = L, S3 = L UNIT
CONDITIONS
MIN TYP MAX MIN TYP MAX MIN TYP MAX MIN TYP MAX

Ee = 47.2μW/cm2, 12.5 15.6 18.7


61% 84% 22% 43% 0% 6%
λp = 470 nm (4.7) (5.85) (7)
Output 12.5 15.6 18.7
Ee = 40.4 μW/cm2,
fO frequency 8% 28% 57% 80% 9% 27% kHz
λp = 524 nm (4.7) (5.85) (7)
(Note 9)
Ee = 34.6 μW/cm2, 13.1 16.4 19.7
5% 21% 0% 12% 84% 105%
λp = 640 nm (4.9) (6.15) (7.4)
331
λp = 470 nm 61% 84% 22% 43% 0% 6%
(124)
Irradiance 386 Hz/
Re responsivity λp = 524 nm 8% 28% 57% 80% 9% 27% (μW/
( W/
(Note 10) (145) cm2)
474
λp = 640 nm 5% 21% 0% 12% 84% 105%
(178)
1813
λp = 470 nm −− −− −−
(4839)
Saturation 1554 μW/
irradiance λp = 524 nm −− −− −−
(4138) cm2
(Note 11)
1266
λp = 640 nm −− −− −−
(3371)
Dark
fD Ee = 0 2 10 2 10 2 10 2 10 Hz
frequency
fO = 0 to 5 kHz ± 0.1 ± 0.1 ± 0.1 ± 0.1
Nonlinearity f = 0 to 50 kHz ± 0.2 ± 0.2 ± 0.2 ± 0.2
O % F.S.
(Note 12)
fO = 0 to 500 kHz ± 0.5 ± 0.5 ± 0.5 ± 0.5
Recovery
from power 100 100 100 100 μs
down
Response
time to out-
100 100 100 100 ns
put enable
(OE)
NOTES: 5. Optical measurements are made using small-angle incident radiation from a light-emitting diode (LED) optical source.
6. The 470 nm input irradiance is supplied by an InGaN light-emitting diode with the following characteristics:
peak wavelength λp = 470 nm, spectral halfwidth Δλ½ = 35 nm, and luminous efficacy = 75 lm/W.
7. The 524 nm input irradiance is supplied by an InGaN light-emitting diode with the following characteristics:
peak wavelength λp = 524 nm, spectral halfwidth Δλ½ = 47 nm, and luminous efficacy = 520 lm/W.
8. The 640 nm input irradiance is supplied by a AlInGaP light-emitting diode with the following characteristics:
peak wavelength λp = 640 nm, spectral halfwidth Δλ½ = 17 nm, and luminous efficacy = 155 lm/W.
9. Output frequency Blue, Green, Red percentage represents the ratio of the respective color to the Clear channel absolute value.
10. Irradiance responsivity Re is characterized over the range from zero to 5 kHz.
11. Saturation irradiance = (full-scale frequency)/(irradiance responsivity) for the Clear reference channel.
12. Nonlinearity is defined as the deviation of fO from a straight line between zero and full scale, expressed as a percent of full scale.

Copyright E 2009, TAOS Inc. The LUMENOLOGY r Company


r

r
4 www.taosinc.com
PLAGIAT TCS3200, TCS3210
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PROGRAMMABLE
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

TYPICAL CHARACTERISTICS

NORMALIZED OUTPUT FREQUENCY


PHOTODIODE SPECTRAL RESPONSIVITY vs.
ANGULAR DISPLACEMENT
1 1
Normalized to
0.9 Clear

fO — Output Frequency — Normalized


@ 715 nm
0.8 Blue 0.8
Clear TA = 25°C
0.7
Relative Responsivity

Optical Axis
Red
0.6 Green
0.6
Blue
0.5

0.4 0.4

0.3

0.2 0.2

0.1 Angular Displacement is


Green
Equal for Both Aspects
0 0
300 500 700 900 1100 −90 −60 −30 0 30 60 90
λ − Wavelength − nm  − Angular Displacement − °

Figure 1 Figure 2

IDD vs. NORMALIZED OUTPUT


VDD vs. vs.
TEMPERATURE VDD
1.55 100.6

1.5

1.45 Saturated
100.4
VDD = 5 V
Normalized Output — %

1.4
100.2
1.35
IDD — mA

1.3 Saturated
VDD = 3 V 100
1.25

1.2 99.8
1.15
Dark
1.1 99.6
VDD = 3 V
1.05 Dark
VDD = 5 V
1 99.4
0 25 50 75 100 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
TA − Free-Air Temperature − °C VDD − V

Figure 3 Figure 4

The LUMENOLOGY r Company Copyright E 2009, TAOS Inc.


r

r
www.taosinc.com 5
TCS3200, TCS3210
PLAGIAT
PROGRAMMABLE PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

TYPICAL CHARACTERISTICS

PHOTODIODE RESPONSIVITY TEMPERATURE COEFFICIENT


vs.
WAVELENGTH OF INCIDENT LIGHT
9k

Temperature Coefficient — ppm/deg C 8k

7k

6k

5k

4k

3k

2k

1k

0
600 650 700 750 800 850 900 950 1000
λ − Wavelength of Incident Light − nm
Figure 5

Copyright E 2009, TAOS Inc. The LUMENOLOGY r Company


r

r
6 www.taosinc.com
PLAGIAT TCS3200, TCS3210
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PROGRAMMABLE
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

APPLICATION INFORMATION

Power supply considerations


Power-supply lines must be decoupled by a 0.01-μF to 0.1-μF capacitor with short leads mounted close to the
device package.

Input interface
A low-impedance electrical connection between the device OE pin and the device GND pin is required for
improved noise immunity. All input pins must be either driven by a logic signal or connected to VDD or GND —
they should not be left unconnected (floating).

Output interface
The output of the device is designed to drive a standard TTL or CMOS logic input over short distances. If lines
greater than 12 inches are used on the output, a buffer or line driver is recommended.
A high state on Output Enable (OE) places the output in a high-impedance state for multiple-unit sharing of a
microcontroller input line.

Power down
Powering down the sensor using S0/S1 (L/L) will cause the output to be held in a high-impedance state. This
is similar to the behavior of the output enable pin, however powering down the sensor saves significantly more
power than disabling the sensor with the output enable pin.

Photodiode type (color) selection


The type of photodiode (blue, green, red, or clear) used by the device is controlled by two logic inputs, S2 and
S3 (see Table 1).

Output frequency scaling


Output-frequency scaling is controlled by two logic inputs, S0 and S1. The internal light-to-frequency converter
generates a fixed-pulsewidth pulse train. Scaling is accomplished by internally connecting the pulse-train output
of the converter to a series of frequency dividers. Divided outputs are 50%-duty cycle square waves with relative
frequency values of 100%, 20%, and 2%. Because division of the output frequency is accomplished by counting
pulses of the principal internal frequency, the final-output period represents an average of the multiple periods
of the principle frequency.
The output-scaling counter registers are cleared upon the next pulse of the principal frequency after any
transition of the S0, S1, S2, S3, and OE lines. The output goes high upon the next subsequent pulse of the
principal frequency, beginning a new valid period. This minimizes the time delay between a change on the input
lines and the resulting new output period. The response time to an input programming change or to an irradiance
step change is one period of new frequency plus 1 μs. The scaled output changes both the full-scale frequency
and the dark frequency by the selected scale factor.
The frequency-scaling function allows the output range to be optimized for a variety of measurement
techniques. The scaled-down outputs may be used where only a slower frequency counter is available, such
as low-cost microcontroller, or where period measurement techniques are used.

The LUMENOLOGY r Company Copyright E 2009, TAOS Inc.


r

r
www.taosinc.com 7
TCS3200, TCS3210
PLAGIAT
PROGRAMMABLE PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

APPLICATION INFORMATION

Measuring the frequency


The choice of interface and measurement technique depends on the desired resolution and data acquisition
rate. For maximum data-acquisition rate, period-measurement techniques are used.
Output data can be collected at a rate of twice the output frequency or one data point every microsecond for
full-scale output. Period measurement requires the use of a fast reference clock with available resolution directly
related to reference clock rate. Output scaling can be used to increase the resolution for a given clock rate or
to maximize resolution as the light input changes. Period measurement is used to measure rapidly varying light
levels or to make a very fast measurement of a constant light source.
Maximum resolution and accuracy may be obtained using frequency-measurement, pulse-accumulation, or
integration techniques. Frequency measurements provide the added benefit of averaging out random- or
high-frequency variations (jitter) resulting from noise in the light signal. Resolution is limited mainly by available
counter registers and allowable measurement time. Frequency measurement is well suited for slowly varying
or constant light levels and for reading average light levels over short periods of time. Integration (the
accumulation of pulses over a very long period of time) can be used to measure exposure, the amount of light
present in an area over a given time period.

PCB Pad Layout


Suggested PCB pad layout guidelines for the D package are shown in Figure 6.

4.65 6.90

1.27 2.25
0.50

NOTES: A. All linear dimensions are in millimeters.


B. This drawing is subject to change without notice.

Figure 6. Suggested D Package PCB Layout

Copyright E 2009, TAOS Inc. The LUMENOLOGY r Company


r

r
8 www.taosinc.com
PLAGIAT TCS3200, TCS3210
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PROGRAMMABLE
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

MECHANICAL INFORMATION

This SOIC package consists of an integrated circuit mounted on a lead frame and encapsulated with an electrically
nonconductive clear plastic compound. The TCS3200 has an 8 × 8 array of photodiodes with a total size of 1 mm
by 1 mm. The photodiodes are 110 μm × 110 μm in size and are positioned on 134 μm centers.

PACKAGE D PLASTIC SMALL-OUTLINE


NOTE B
TOP VIEW BOTTOM VIEW
2.12 3.00  0.250
 0.250

PIN 1

PIN 1

6  1.27 8  0.510
0.330
SIDE VIEW

 2.8 TYP
CLEAR WINDOW

5.00
END VIEW 4.80
5.3
MAX
0.50 0.88 TYP TOP OF
0.25 45 SENSOR DIE

1.75
1.35
DETAIL A

4.00
3.80
6.20
5.80 0.25
0.19

Pb 1.27
0.41
0.25
0.10

NOTES: A. All linear dimensions are in millimeters.


B. The center of the 1-mm by 1-mm photo-active area is referenced to the upper left corner tip of the lead frame (Pin 1).
C. Package is molded with an electrically nonconductive clear plastic compound having an index of refraction of 1.55.
D. This drawing is subject to change without notice.

Figure 7. Package D — TCS3200 Plastic Small Outline IC Packaging Configuration

The LUMENOLOGY r Company Copyright E 2009, TAOS Inc.


r

r
www.taosinc.com 9
TCS3200, TCS3210
PLAGIAT
PROGRAMMABLE PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

MECHANICAL INFORMATION

This SOIC package consists of an integrated circuit mounted on a lead frame and encapsulated with an electrically
nonconductive clear plastic compound. The TCS3210 has a 4 × 6 array of photodiodes with a total size of 0.54 mm
by 0.8 mm. The photodiodes are 110 μm × 110 μm in size and are positioned on 134 μm centers.

PACKAGE D PLASTIC SMALL-OUTLINE


NOTE B
TOP VIEW BOTTOM VIEW
2.12 3.00  0.250
 0.250

PIN 1

PIN 1

6  1.27 8  0.510
0.330
SIDE VIEW

 2.8 TYP
CLEAR WINDOW

5.00
END VIEW 4.80
5.3
MAX
0.50 0.88 TYP TOP OF
0.25 45 SENSOR DIE

1.75
1.35
DETAIL A

4.00
3.80
6.20
5.80 0.25
0.19

Pb 1.27
0.41
0.25
0.10

NOTES: A. All linear dimensions are in millimeters.


B. The center of the 0.54-mm by 0.8-mm photo-active area is referenced to the upper left corner tip of the lead frame (Pin 1).
C. Package is molded with an electrically nonconductive clear plastic compound having an index of refraction of 1.55.
D. This drawing is subject to change without notice.

Figure 8. Package D — TCS3210 Plastic Small Outline IC Packaging Configuration

Copyright E 2009, TAOS Inc. The LUMENOLOGY r Company


r

r
10 www.taosinc.com
PLAGIAT TCS3200, TCS3210
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PROGRAMMABLE
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

MECHANICAL INFORMATION

SIDE VIEW
Ko 2.11  0.10 [0.083  0.004]
0.292  0.013
[0.0115  0.0005]

TOP VIEW END VIEW


8  0.1 4  0.1 2  0.05
 1.50 1.75  0.10
[0.315  [0.157  [0.079 
0.004] 0.004] 0.002] [0.069  0.004]

B
5.50  0.05
[0.217  0.002]

12 + 0.3 − 0.1
[0.472 + 0.12 − 0.004]

B
A A

DETAIL A DETAIL B

6.45  0.10 5.13  0.10


[0.254  0.004] [0.202  0.004]
Ao Bo

NOTES: A. All linear dimensions are in millimeters [inches].


B. The dimensions on this drawing are for illustrative purposes only. Dimensions of an actual carrier may vary slightly.
C. Symbols on drawing Ao, Bo, and Ko are defined in ANSI EIA Standard 481−B 2001.
D. Each reel is 178 millimeters in diameter and contains 1000 parts.
E. TAOS packaging tape and reel conform to the requirements of EIA Standard 481−B.
F. This drawing is subject to change without notice.

Figure 9. Package D Carrier Tape

The LUMENOLOGY r Company Copyright E 2009, TAOS Inc.


r

r
www.taosinc.com 11
TCS3200, TCS3210
PLAGIAT
PROGRAMMABLE PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

MANUFACTURING INFORMATION

The Plastic Small Outline IC package (D) has been tested and has demonstrated an ability to be reflow soldered
to a PCB substrate.
The solder reflow profile describes the expected maximum heat exposure of components during the solder
reflow process of product on a PCB. Temperature is measured on top of component. The component should
be limited to a maximum of three passes through this solder reflow profile.

Table 2. TCS3200, TCS3210 Solder Reflow Profile


PARAMETER REFERENCE TCS32x0
Average temperature gradient in preheating 2.5°C/sec
Soak time tsoak 2 to 3 minutes
Time above 217°C t1 Max 60 sec
Time above 230°C t2 Max 50 sec
Time above Tpeak −10°C t3 Max 10 sec
Peak temperature in reflow Tpeak 260° C (−0°C/+5°C)
Temperature gradient in cooling Max −5°C/sec

Not to scale — for reference only


Tpeak
T3

T2

T1
Temperature (C)

Time (sec) t3
t2
tsoak t1

Figure 10. TCS3200, TCS3210 Solder Reflow Profile Graph

Copyright E 2009, TAOS Inc. The LUMENOLOGY r Company


r

r
12 www.taosinc.com
PLAGIAT TCS3200, TCS3210
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PROGRAMMABLE
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

Moisture Sensitivity
Optical characteristics of the device can be adversely affected during the soldering process by the release and
vaporization of moisture that has been previously absorbed into the package molding compound. To prevent
these adverse conditions, all devices shipped in carrier tape have been pre-baked and shipped in a sealed
moisture-barrier bag. No further action is necessary if these devices are processed through solder reflow within
24 hours of the seal being broken on the moisture-barrier bag.
However, for all devices shipped in tubes or if the seal on the moisture barrier bag has been broken for 24 hours
or longer, it is recommended that the following procedures be used to ensure the package molding compound
contains the smallest amount of absorbed moisture possible.

For devices shipped in tubes:


1. Remove devices from tubes
2. Bake devices for 4 hours, at 90°C
3. After cooling, load devices back into tubes
4. Perform solder reflow within 24 hours after bake
Bake only a quantity of devices that can be processed through solder reflow in 24 hours. Devices can be
re-baked for 4 hours, at 90°C for a cumulative total of 12 hours (3 bakes for 4 hours at 90°C).

For devices shipped in carrier tape:


1. Bake devices for 4 hours, at 90°C in the tape
2. Perform solder reflow within 24 hours after bake
Bake only a quantity of devices that can be processed through solder reflow in 24 hours. Devices can be
re−baked for 4 hours in tape, at 90°C for a cumulative total of 12 hours (3 bakes for 4 hours at 90°C).

The LUMENOLOGY r Company Copyright E 2009, TAOS Inc.


r

r
www.taosinc.com 13
TCS3200, TCS3210
PLAGIAT
PROGRAMMABLE PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
COLOR LIGHT-TO-FREQUENCY CONVERTER
TAOS099 − JULY 2009

PRODUCTION DATA — information in this document is current at publication date. Products conform to
specifications in accordance with the terms of Texas Advanced Optoelectronic Solutions, Inc. standard
warranty. Production processing does not necessarily include testing of all parameters.

LEAD-FREE (Pb-FREE) and GREEN STATEMENT


Pb-Free (RoHS) TAOS’ terms Lead-Free or Pb-Free mean semiconductor products that are compatible with the current
RoHS requirements for all 6 substances, including the requirement that lead not exceed 0.1% by weight in homogeneous
materials. Where designed to be soldered at high temperatures, TAOS Pb-Free products are suitable for use in specified
lead-free processes.

Green (RoHS & no Sb/Br) TAOS defines Green to mean Pb-Free (RoHS compatible), and free of Bromine (Br) and
Antimony (Sb) based flame retardants (Br or Sb do not exceed 0.1% by weight in homogeneous material).

Important Information and Disclaimer The information provided in this statement represents TAOS’ knowledge and
belief as of the date that it is provided. TAOS bases its knowledge and belief on information provided by third parties,
and makes no representation or warranty as to the accuracy of such information. Efforts are underway to better integrate
information from third parties. TAOS has taken and continues to take reasonable steps to provide representative
and accurate information but may not have conducted destructive testing or chemical analysis on incoming materials and
chemicals. TAOS and TAOS suppliers consider certain information to be proprietary, and thus CAS numbers and other
limited information may not be available for release.

NOTICE
Texas Advanced Optoelectronic Solutions, Inc. (TAOS) reserves the right to make changes to the products contained in this
document to improve performance or for any other purpose, or to discontinue them without notice. Customers are advised
to contact TAOS to obtain the latest product information before placing orders or designing TAOS products into systems.

TAOS assumes no responsibility for the use of any products or circuits described in this document or customer product
design, conveys no license, either expressed or implied, under any patent or other right, and makes no representation that
the circuits are free of patent infringement. TAOS further makes no claim as to the suitability of its products for any particular
purpose, nor does TAOS assume any liability arising out of the use of any product or circuit, and specifically disclaims any
and all liability, including without limitation consequential or incidental damages.

TEXAS ADVANCED OPTOELECTRONIC SOLUTIONS, INC. PRODUCTS ARE NOT DESIGNED OR INTENDED FOR
USE IN CRITICAL APPLICATIONS IN WHICH THE FAILURE OR MALFUNCTION OF THE TAOS PRODUCT MAY
RESULT IN PERSONAL INJURY OR DEATH. USE OF TAOS PRODUCTS IN LIFE SUPPORT SYSTEMS IS EXPRESSLY
UNAUTHORIZED AND ANY SUCH USE BY A CUSTOMER IS COMPLETELY AT THE CUSTOMER’S RISK.

LUMENOLOGY, TAOS, the TAOS logo, and Texas Advanced Optoelectronic Solutions are registered trademarks of Texas Advanced
Optoelectronic Solutions Incorporated.

Copyright E 2009, TAOS Inc. The LUMENOLOGY r Company


r

r
14 www.taosinc.com

Anda mungkin juga menyukai