Anda di halaman 1dari 8

BAB

TEHNIK HECTING /JAHIT LUKA

Oleh dr. Yoyok S, SpBS

A. JAHITAN BEDAH

Secara umum penjahitan ini dilakukan untuk mempertautkan kembali dua sisi atau lebih dari
jaringan lunak yang kontinyuitasnya terganggu. Dengan dilakukan penjahitan diharapkan luka tersebut
dapat kembali keposisinya semula dan dapat terjadi penyembuhan yang lebih cepat.
Ada 3 (tiga) hal utama yang harus diperhatikan dalam melakukan hecting luka, yaitu :
- Benang jahit
- Instrumentarium
- Tehnik menjahit

a. Benang Jahit
Benang jahit yang digunakan dibidang kedokteran terbagi atas benang jahit yang dapat
diabsorbsi ( Absorbable sutures) dan benang jahit yang tidak dapat diabsorbsi (Non Absorbable
sutures). Secara umum , jahitan yang terletak dipermukaan luar tubuh menggunakan benang jahit yang
non-absorbable, sedangkan yang terletak dibawah kulit menggunakan benang yang absorbable.
Benang yang non absorbable antara lain adalah : nylon (polyamide), sutera (Silk), Polypropylene ( Mis:
Prolene, Ethilon), Polyester ( Mis: Dacron).
Benang yang absorbable antara lain adalah : Polyglactin, polyglycolic acid, plain gut ( cat gut) dan
chromic gut.
Ukuran benang ini menggunakan kode angka 0 (nol). Semakin banyak angka nolnya berarti semakin
kecil ukurannya. Untuk kulit dan wajah biasanya menggunakan ukuran 6-0, untuk rongga mulut
menggunakan ukuran 4-0 atau 5-0, untuk daerah perut dan extremitas dapat menggunakan benang
ukuran yang lebih besar lagi.

b. Instrumentasi/Instrumentarium:

Untuk melakukan penjahitan diperlukan peralatan – peralatan , antara lain berupa Needle
holder, needle, tang fiksasi jaringan, pinset dan gunting .
Needle holder / Nald Voeder ( pemegang jarum) :
Desain Needle holder cukup banyak. Ukuran besarnya juga bervariasi. Alat ini yang dipergunakan
untuk memegang jarum (needle). Ada 2 sistim pemegangan jarumnya yaitu dengan menggunakan
sistem Locked system dan Un-Locked System. Needle holder dengan sistem kunci paruhnya akan
terfiksasi secara erat dan terkunci pada saat tangkainya dikatupkan. Sedangkan untuk Un-Locked system
tidak dapat terkunci pada saat dikatupkan. Needle holder ada juga yang berbentuk seperti pinset.

Hegar Mathieu De Bakey

Cara penggunaan Needle holder adalah dengan memasukkan ibu jari dan jari manis kedalam
cincin/lingkaran gagangnya dan jari telunjuk ditumpukan pada tangkai untuk membantu mengontrol
gerakan. Penempatan jarum pada needl holder dilakukan dengan menjepitnya pada pertemuan antara
sepertiga pangkal jarum dan sepertiga tengah atau pada pertemuan sepertiga ujung jarum dengan sepertiga
tengah, tergantung situasinya.
Memegang Needle Holder tangannya tidak kaku tetapi harus lemah gemulai sehingga NeedleHolder yang
dipegang terlihat seolah-olah akan jatuh dari tangan kita
Pinset dipegang oleh tangan kiri seperti memegang pensil

Needle Holder Pinset

1. Suture Needle ( jarum jahit ):


Jarum jahit ini mempunyai ukuran yang besarnya bervariasi menurut panjang nya (Needle Length), diameter
(Needle Diameter), jarak lengkung ( Radius of Curvature) dan diameter lengkungnya ( Chord Length). Ujung
jarum juga mempunyai berbagai tipe meliputi a.l cutting, reverse cutting, blunt taper point dan spatula ( Lihat
Gambar).

Bentuk mata jarum


Karakteristi jarum

Atraumatic vs Traumatic Needle

Ukuran Jarum

2. Tang fiksasi jaringan:

Tang untuk fiksasi jaringan digunakan untuk menstabilkan jaringan sehingga jarum bisa
dimasukkan pada tempat yang tepat. Fungsi ini bisa juga dilakukan dengan menggunakan pinset chirurgis.
3. Gunting jahit:
Gunting mempunyai bermacam-macam desain, misalnya jenis Dean ( 7 inci) untuk pengambilan
jaringan dan incisi jaringan lunak, Mayo dengan bentuk lurus mempunyai ujung runcing disatu sisi dan
ujung tumpul disisi satunya dan masih banyak lagi jenisnya.

Kecil runcing Khusus


Secara umum, gunting dipergunakan untuk merapikan tepi jaringan yang dijahit atau untuk menggunting
benang.

4. Pinset :
Ada 2 (dua) jenis pinset yang sering digunakan dalam proses hechting adalah pinset chirurgis
danpinset anatomis. Pinset chirurgis digunakan untuk menarik / memegang jaringan yang akan dijahit.
Pinset anatomis dipergunakan untuk memegang jaringan yang lunak dan untuk mengambil jarum.

Anatomis Sirurgis Adson

c. Tehnik menjahit

Secara umum dikenal 2 teknik menjahit, yaitu secara jahitan terputus dan tehnik kontinyu.
Tehnik jahitan terputus ini sering dipergunakan karena terasa “lebih mudah”. Dengan metode ini dibuat
setik (simpul) tunggal/ individu dan masing2 diikat tersendiri dengan simpul square atau simpul bedah.

a. Simpul Tunggal (Interrupted)


b. Mattress (Horisontal)

c. Mattress Vertikal d. Continuous Biasa


(Over - And - Over)

e. Continuous Lock Stayblanket


/ Continuous Interlocking f. Mattress Continuous
Horizontal

g. Subcuticular

h. Jahitan sudut
Tehnik jahitan kontinyu berarti tidak melakukan pemutusan benang sebelum penjahitan
selesai. Tehnik ini bisa mengadaptasikan tehnik mattress dengan kuncian. Keuntungan sistim kunci
( Locked system) ini adalah jahitan yang dibuat sebelumnya akan tetap kencang walaupun tidak
ditarik.
Hal yang penting untuk diingat dalam penjahitan ini adalah antara lain :
- Jahitan adalah benda asing, karena itu makin sedikit jahitan makin kecil trauma dan makin sedikit
reaksi jaringan.
- Jahitan yang diikat terlalu kencang akan menghalangi suplai darah dan mengurangi drainase.
- Jahitan dimulai dari jaringan yang bergerak/tidak melekat ditautkan kejaringan yang tidak
bergerak/fixed.
- Jahitan juga bisa dimulai dari jaringan yang “tipis” ditautkan ke jaringan yang ”tebal”
- Jarah masuknya jarum dari tepi luka berkisar antara 2-4 mm dan jarak antara jahitan yang satu
dengan jahitan lainnya biasanya 4-10 mm
- Kesalahan umum pada penjahitan adalah menempatkan terlalu banyak jahitan dan pengikatan
terlalu kencang.
- Tempatkan simpul menjauhi luka atau menjauhi incisi
B. CHECK LIST SKIL HECTING
Aspek yang dinilai Nilai
No 0 1 2
1. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan secara
aseptic
2. Membersihkan/sterilisasi bagian tubuh yang akan di
operasi menggunakan larutan antiseptic dengan
gerakan dari dalam ke luar
3. Memasang kain penutup steril.
4. Menggunakan pinset bergerigi halus untuk sedikit
mengangkat tepi luka.
5. Memasang jarum lengkung pada klem pemegang
jarum diantara 2/3 depan dan 1/3 belakang dan
mengunci klem.
6. Menusukkan jarum pada kulit dengan posisi tegak
lurus dengan posisi tangan pronasi penuh, dengan
siku membentuk 90 dan bahu abduksi.
7. Penusukan dilakukan 1 cm dari tepi luka di dekat
tempat yang dijepit pinset dengan mengangkat kulit
dan kulit ditegangkan.
8. Mendorong jarum maju dengan gerakan supinasi
pergelangan tangan dan adduksi bahu yang serentak,
dalam arah melengkung sesuai dengan kelengkungan
jarum.
9. Setelah jarum muncul da ri balik kulit, ujung jarum
ditarik dengan klem pemegang jarum dengan menarik
benang sampai ujungnya tersisa 3-4 cm dari kulit.
10. Menusukkan jarum ke tepi luka yang lain dari dalam
dengan kedalaman yang sama dan cara yang sama.
11. Tangan kiri memegang benang yang lebih panjang
dan tangan kanan memegang klem pemegang jarum.
12. Membuat lilitan benang panjang dengan klem
pemegang jarum.
13. Membuat simpul dengan menggunakan instrumen
14. Memotong benang dengan menyatukan ujung gunting
yang terbuka pada benang digeser sampai ke simpul
diputar miring 45 dan dikatupkan
15 Hasil jahitan tidak terlalu ketat dan tepi luka saling
bertemu
16 Dressing luka
Total (N 1)
KET: Nilai 0: tidak Dilakukan, Nilai 1: Dilakukan Tidak
Sempurna, Nilai 2: Sempurna
Rating Scala Nilai
1 2 3 4
1 Pemilihan Tindakan
2 Profesionalisme
3 Tindakan Urut
Total (N 2)
KET: 1.Gagal Dilakukan; 2.Borderline; 3.Memenuhi Harapan;
4.Sangat Baik (Melebihi Harapan)

( jumlahNila i1 : ?)  ( JumlahNila iN : 12)


Nilai Akhir = x100
2

Anda mungkin juga menyukai