BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut majalah Swa, dalam Aditya M Salwa (2010), perkembangan
Distro (Distribution Store) atau Clothing yang dibangun oleh para pengusaha
usaha kecil menengah (Small Medium Entreprise) di kota Bandung, menjadi
usaha yang sangat subur. Pengusaha distro menjual barang-barang konveksi
seperti kaos, kemeja, celana, jacket, topi dan assesoris lainnya yang didesign
dengan baik dan menarik dengan harga yang murah (berkisar di angka Rp.
80.000) sehingga membuat banyak anak muda kelas menengah ke bawah yang
tertarik untuk membelinya.
“Embrio” adalah salah satu distriution store (Distro) atau bisa diartikan
sebagai tempat/outlet/toko yang secara khusus mendistribusikan produk dari suatu
komunitas. Biasanya berasal dari komunitas musik band-band independent atau
band indie, komunitas skateboard, atau komunitas surfboard dan lain sebagainya.
Untuk Distro yang memilih jalur musik maka produk-produknya tiada lain terdiri
dari album-album band indie sampai ke pernak perniknya seperti kaos dan
aksesoris dan produk-produk lainnya. Begitu pula yang mengarah ke komunitas
skateboard karakter yang ditampilkan dari produknya yaitu tidak jauh dari
skateboard. Yang menarik dari distro adalah desain penataan layout interiornya
yang mempunyai ciri khas tersendiri antara distro satu dengan distro lainnya,
semua ingin menampilkan identitasnya masing-masing.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.komunikasi Pemasaran
a. Tidak berwujud, jasa tidak berwujud dilihat, dirasa, didengar atau dicium
sebelum ada transaksi pembelian. Jadi dalam hal ini pembeli harus percaya
dan yakin kepada penjual jasa.
b. Tidak dapat dipisahkan, suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari
sumbernya. Dalam hal ini orang-orang harus berhubungan langsung
dengan sumber atau penyedia jasa tersebut. Namun apakah sumber itu
hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada.
c. Berubah-ubah, jasa ini sangat bergantung kepada siapa yang menyajikan
kapan dan dimana, oleh karena itu pembeli atau pemakai jasa sering
bertanya-tanya dulu sebelum menentukan pemilik jasa yang dipilih.
d. Daya tahan, jasa yang baik tidak terpakai jelas tidak dapat disimpan atau
diganti waktu pemakaiannya, konsumen jasa tidak punya daya tahan.
BAB III
METODE PENELITAN
3.1 Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data
dalam makalah ini pengumpulan data dengan dua cara; wawancaradan
observasi. Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data Primer
Aspek manajemen dalam perusahaan distro, bisnis yang hanya dibangun
oleh perseorangan (milik pribadi) . tentunya, dalam menjalankan distro ini,
pemilik memercayakan kepada marketing dan beberapa karyawan toko.
Bermula dari sebuah konveksi yang awalnya hanya membuat brand lain.
Dari waktu ke waktu, jalur pendistribusian konveksi tersebut dikhsuskan untuk
membuat brand sendiri yaitu embrio.
Analisis dari segi regional, distro ini bertempat di jl. Dalem kaum yang
berdekatan dengan alun-alun kota Bandung sehingga memudahkan konsumen
untuk menjangkau lokasi distro Embrio karena berada di pusat kota dan mudah
akan transfortasi umum. Di sekitar lokasi distro pun terdapat beberapa tempat
wisata, rumah makan/kedai, hiburan dll. sehingga mampu memberikan alternatif
pilihan bagi masyarakat untuk melakukan rekreasi, belanja serta kuliner terutama
bagi para wisatawan.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada usaha
Distro Embrio yang bertempat di Parahyangan Plaza. Distro Embrio merupakan
salah satu usaha yang dapat berkembang untuk beberapa tahun kedepan,Jika
dalam mendesain produk semakin variatif dan juga sistem marketing di evaluasi
setiap bulannya. Setelah melakukan analisa pasar dapat dilihat bahwa potensi
produk lokal dapat bersaing dengan produk lain. Para wirausaha menggunakan
proses inovasi sebagai alat pemberdaya sumber-sumber untuk menciptakan suatu
nilai barang dan jasa. Proses inovasi pun dikendalikan oleh kreativitas. Dengan
memanajemen suatu usaha pemilik jangan sampai mengabaikan faktor internal
maupun faktor eksternal.
11
DAFTAR PUSTAKA