Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut majalah Swa, dalam Aditya M Salwa (2010), perkembangan
Distro (Distribution Store) atau Clothing yang dibangun oleh para pengusaha
usaha kecil menengah (Small Medium Entreprise) di kota Bandung, menjadi
usaha yang sangat subur. Pengusaha distro menjual barang-barang konveksi
seperti kaos, kemeja, celana, jacket, topi dan assesoris lainnya yang didesign
dengan baik dan menarik dengan harga yang murah (berkisar di angka Rp.
80.000) sehingga membuat banyak anak muda kelas menengah ke bawah yang
tertarik untuk membelinya.

Menurut Suciati, S.Pd, M, Ds, Distro merupakan perwujudan dari konsep


DIY (Do It Yourself) yaitu suatu konsep untuk melakukan segala sesuatunya
secara sendiri dan mandiri. Distro lahir dan tumbuh dari komunitas yang
independen. Distro pada awalnya merupakan wadah bagi penjualan album,
merchandise serta pernak-pernik bagi band-band indie yang memasarkan produk
mereka secara independen. Distro menjadi semacam counter culture bagi pelaku
industri besar serta merupakan alternatif pilihan bagi selera mainstream
masyarakat luas. Distro, pada awalnya diperkenalkan oleh orang-orang yang
tumbuh bersama komunitas independen. Mereka ingin membuat suatu usaha street
fashion sendiri yang eksklusif dan mencerminkan lifestyle komunitas tempat
mereka berasal.

Kehadiran Distro, masih menurut suciati, memang telah menjadi sebuah


fenomena baru di kota-kota seluruh Indonesia. Hal ini juga membuka sebuah
lapangan usaha baru bagi kalangan anak muda yang mencoba naluri bisnis untuk
menekuni bisnis Distro. Produk busana yang ditawarkan di Distro memiliki
kekhasan desain yang didasarkan psikologi dan fisik remaja yang unik, ceria dan
agak selalu ingin tampil berbeda dari yang lain. Ragam busana yang ditawarkan
memiliki desain yang terkadang tidak biasa dan keluar dari pakem teori busana,
tetapi justru hal seperti itulah yang mereka cari.
2

“Embrio” adalah salah satu distriution store (Distro) atau bisa diartikan
sebagai tempat/outlet/toko yang secara khusus mendistribusikan produk dari suatu
komunitas.  Biasanya berasal dari komunitas musik band-band independent atau
band indie, komunitas skateboard, atau komunitas surfboard dan lain sebagainya.
Untuk Distro yang memilih jalur musik maka produk-produknya tiada lain terdiri
dari album-album band indie sampai ke pernak perniknya seperti kaos dan
aksesoris dan produk-produk lainnya. Begitu pula yang mengarah ke komunitas
skateboard karakter yang ditampilkan dari produknya yaitu tidak jauh dari
skateboard. Yang menarik dari distro adalah desain penataan layout interiornya
yang mempunyai ciri khas tersendiri antara distro satu dengan distro lainnya,
semua ingin menampilkan identitasnya masing-masing.

“Embrio” merupakan Distro yang memilih konsep streetwear. Di mana


konsep ini tidak terpaku pada satu karakter atau komunitas saja tetapi masuk ke
pada semua komunitas baik musik, skatebboard, dan lain-lain.

Gambar 1.1 toko embrio


3

Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa pola komunikasi pemasaran di


Distro Embrio di Plaza Parahyangan Bandung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana embrio menentukan kelompok pembeli?
2. bagaimana embrio menentukan produk dan memprogram strategi
pemasarannya?

1.3 Tujuan Penelitian


1. untuk Mengetahui embrio menentukan kelompok pembeli?
2. untuk Mengetahui embrio menentukan produk dan memprogram strategi
pemasarannya?
4

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.komunikasi Pemasaran

Pemasaran menurut Swastha DH (2005:36) adalah sebuah falsafah bisnis yang


menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan dan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Fandy
Tjiptono (2001:219) Dalam pemasaran kita kenal ada tiga unsur dasar yaitu :

1.      Orientasi pada konsumen

a.       Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) pembeli yang akan


dilayani dan dipenuhi.

b.      Menentukan kelompok pembeli yang akan dilayani.

c.       Menentukan produk dan program pemasarannya.

d.      Mengadakan penelitian pada konsumen.

e.       Menentukan dan melaksanakan strategi yang baik

2.      Menyusun kegiatan pemasaran secara integral (Integrated Marketing)

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap


bagian dalam perusahaan turut berkepentingan dalam suatu usaha yang
terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan
dapat terealisir.

3.      Kepuasan konsumen (Consumer Satisfaction)

Faktor kepuasan konsumen merupakan tujuan perusahaan. Dengan


demikian perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan
kepada konsumen.

Kotler (2002:46) mengatakan pemasaran adalah kegiatan yang diarahkan


untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran.
Sedangkan menurut Stanton (2003:68) pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
5

potensial. Bila dicermati lebih mendalam, maka pengertian di atas lebih


berorientasi pada sifat dan proses pemasaran yang dihubungkan dengan perilaku
manusia di dalam mencapai kebutuhannya. Sehingga tidak menyebutkan tentang
apa yang dipertukarkan. Namun dapat diketahui bahwa alat pemuas kebutuhan
dan keinginan manusia adalah produk. Tentu saja konsep produk yang dimaksud
di sini tidak terbatas pada barang wujud (fisik) melainkan meliputi barang yang
tidak berwujud, seperti jasa-jasa, ide dan sebagainya yang menjadi kebutuhan dan
keinginan setiap manusia. Dalam hubungannya dengan penyusunan program
pemasaran untuk jasa, beberapa karakteristik jasa yang perlu dipertimbangkan
menurut Kotler (2002: 428) adalah :

a. Tidak berwujud, jasa tidak berwujud dilihat, dirasa, didengar atau dicium
sebelum ada transaksi pembelian. Jadi dalam hal ini pembeli harus percaya
dan yakin kepada penjual jasa.
b. Tidak dapat dipisahkan, suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari
sumbernya. Dalam hal ini orang-orang harus berhubungan langsung
dengan sumber atau penyedia jasa tersebut. Namun apakah sumber itu
hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada.
c.  Berubah-ubah, jasa ini sangat bergantung kepada siapa yang menyajikan
kapan dan dimana, oleh karena itu pembeli atau pemakai jasa sering
bertanya-tanya dulu sebelum menentukan pemilik jasa yang dipilih.
d. Daya tahan, jasa yang baik tidak terpakai jelas tidak dapat disimpan atau
diganti waktu pemakaiannya, konsumen jasa tidak punya daya tahan.

Berdasar pada pengertian pemasaran di atas yang dihubungkan dengan


konsep produk atau jasa sebagai tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia,
maka pada gilirannya mengarah pada pemahaman tentang proses terjadinya
pertukaran. Selanjutnya Dennis (2001:83) menjelaskan pengertian pemasaran
adalah salah satu fungsi yang paling nyata dan luas yang dilakukan dalam
perdagangan/bisnis atau spektrum kegiatan yang luas yang mencakup pemenuhan
kebutuhan konsumen, merancang dan mengembangkan produk dan pelayanan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, penentuan harga pokok dan pelayanan
6

termasuk secara bersaing, dan mempromosikan serta membagikan barang-barang


tersebut dengan cara yang ekonomis, tepat waktu dan menyenangkan.

2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi Pemasaran


Promosi merupakan salah satu variable di dalam marketing mix. Adapun unsur-
unsur yang terdapat dalam promosi dapat dilihat dari batasan pengertian promosi
yang dipaparkan oleh William (Swastha, 2001: 349).Uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa prokotional mix adalah suatu program komunikasi dalam
perusahaan yang mengkombinasikan dengan orang yang dapat menjadi konsumen
mereka.
1.  Advertising (periklanan)
Advertising merupakan suatu kegiatan promosi yang dilakukan
oleh perusahaan secara tidak langsung berhubungan dengan konsumen sebagai
pembeli.
2.  Personal Selling
Personal Selling adalah melakukan kegiatan penjualan secara langsung ke
konsumen.
3. Sales Promotion (promosi penjualan)
Kegiatan promosi ini biasanya dilakukan bersama dengan kegiatan-
kegiatan promosi yang lain dan biasanya relatif murah. Promosi penjualan terdiri
dari alat-alat yang mencakup:
1. Promosi konsumen
2. Promosi dagang
3. Promosi tenaga
7

BAB III
METODE PENELITAN
3.1 Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data
dalam makalah ini pengumpulan data dengan dua cara; wawancaradan
observasi. Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).

wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan


sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari
interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relation ship)
antara si pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan sumber
informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat


situasi penelitian.
8

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data Primer
Aspek manajemen dalam perusahaan distro, bisnis yang hanya dibangun
oleh perseorangan (milik pribadi) . tentunya, dalam menjalankan distro ini,
pemilik memercayakan kepada marketing dan beberapa karyawan toko.

Sumber data yang digunakan peneliti adalah melalui survei langsung


secara individu dengan pendekatan analisis data berupa wawancara.

4.2 Data Sekunder


Distro Embrio merupakan industri perdagangan yang berdiri pada Agustus
2010 di kota Bandung yaitu di Jalan Dalem kaum no. 54 lantai 2, Parahyangan
Plaza Bandung . Distro Embrio adalah sektor bisnis yang memproduksi pakaian
jadi untuk anak muda.

Bermula dari sebuah konveksi yang awalnya hanya membuat brand lain.
Dari waktu ke waktu, jalur pendistribusian konveksi tersebut dikhsuskan untuk
membuat brand sendiri yaitu embrio.

Pola pemasaran awalnya hanya dari mulut ke mulut. Namun, seiring


berjalannya waktu, dibantu oleh beberapa karyawan pernah pula mengikuti event
dan juga melalui beberapa media sosial yag sedang berkembang seperti BBM,
Facebook, twitter, dan lain-lain akhirnya bisa bertahan sampai sekarang.

Dalam menentukan sasaran pembeli Embrio mengambil konsep sreetwear


yang memilih karakter lebih aman. Konsep tersebut agar bisa masuk ke dalam
beberapa komunitas.
9

Analisis dari segi regional, distro ini bertempat di jl. Dalem kaum yang
berdekatan dengan alun-alun kota Bandung sehingga memudahkan konsumen
untuk menjangkau lokasi distro Embrio karena berada di pusat kota dan mudah
akan transfortasi umum. Di sekitar lokasi distro pun terdapat beberapa tempat
wisata, rumah makan/kedai, hiburan dll. sehingga mampu memberikan alternatif
pilihan bagi masyarakat untuk melakukan rekreasi, belanja serta kuliner terutama
bagi para wisatawan.
10

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada usaha
Distro Embrio yang bertempat di Parahyangan Plaza. Distro Embrio merupakan
salah satu usaha yang dapat berkembang untuk beberapa tahun kedepan,Jika
dalam mendesain produk semakin variatif dan juga sistem marketing di evaluasi
setiap bulannya. Setelah melakukan analisa pasar dapat dilihat bahwa potensi
produk lokal dapat bersaing dengan produk lain. Para wirausaha menggunakan
proses inovasi sebagai alat pemberdaya sumber-sumber untuk menciptakan suatu
nilai barang dan jasa. Proses inovasi pun dikendalikan oleh kreativitas. Dengan
memanajemen suatu usaha pemilik jangan sampai mengabaikan faktor internal
maupun faktor eksternal.
11

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip (1997), Marketing Management:Analysis, Planning,


Implementation, and Control, 9th ed. Englewood Cliffs, N.J: Prentice-
Hall International, Inc
Kotler, Philip and Gary Armstrong (2000), Principles of Marketing, 6th
ed.Englewood Cliffs, N.J: Prentice-Hall International, Inc
Tjiptono, Fandy (2000), Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer,
Penerbit Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai