Disusun Oleh
Nama : Yuniar Rizka
Nim : PO.71.24.2.16.039
Puji syukur Saya panjatkan kepada tuhan YME, karena atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan tujuan penulisan ini
adalah Untuk mengetahui pengertian respiratory distress syndrome (RDS) dan untuk
melengkapi salah satu tugas Praktik Kebidanan Komperehensif (PK 3)Dalam
penulisan ini saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Maka
dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih, semoga dengan penulisan
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah ilmu pengetahuan.
Palembang, 8 November 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
1.2. TUJUAN PENULISAN................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1. DEFINISI......................................................................................................................3
2.2. ETIOLOGI....................................................................................................................3
2.3. PATOFISIOLOGI.........................................................................................................4
2.4. PENCEGAHAN RDS...................................................................................................5
2.5. MANIFESTASI KLINIS..............................................................................................5
2.6 PERAN BIDAN TERHADAP RDS..............................................................................6
2.7 KLASIFIKASI GANGGUAN NAFAS.........................................................................7
2.8 PENUNJANG / DIAGNOSTIK.....................................................................................9
2.9 PENATALAKSANAAN.............................................................................................10
2.10 KOMPLIKASI PENYAKIT......................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sekitar5 -10% didapatkan pada bayi kurang bulan, 50% pada bayi dengan berat
501-1500gram (lemons et al,2001).Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi
dan berat badan danmenurun sejak digunakan surfaktan eksogen ( Malloy & Freeman
2000). Saat iniRDS didapatkan kurang dari 6% dari seluruh neonatus. Defisiensi
surfaktandiperkenalkan pertamakali oleh Avery dan Mead pada 1959 sebagai
faktor penyebab terjadinya RDS.Penemuan surfaktan untuk RDS termasuk salah satu
kemajuan di bidangkedokteran, karena pengobatan ini dapat mengurangi kebutuhan
tekanan ventilatordan mengurangi konsentrasi oksigen yang tinggi. Hasil-hasil dari
uji
cobaklinik penggunaan surfaktan buatan (Willkinson,2003), surfaktan dari cairan am
nionmanusia ( Merrit,2002), dan surfaktan dari sejenis lembu/bovine
(Enhoring,2003)dapat dipertanggungjawabkan dan dimungkinkan. Surfaktan dapat
diberikansebagai pencegahan RDS maupun sebagai terapi penyakit pernapasan pada
bayiyang disebabkan adanya defisiensi atau kerusakan surfaktan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan
tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang
menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang
spesifik. Tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya bayi, berat penyakit, adanya
infeksi dan ada tidaknya shunting darah melalui PDA (Stark 1986).
Menurut Petty dan Asbaugh (1971), definisi dan kriteria RDS bila didapatkan
sesak nafas berat (dyspnea ), frekuensi nafas meningkat (tachypnea ), sianosis yang
menetap dengan terapi oksigen, penurunan daya pengembangan paru,adanya
gambaran infiltrat alveolar yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis,
kongesti vascular, perdarahan, edema paru, dan adanya hyaline membran pada saat
otopsi.
Sindrom gawat napas (RDS) (juga dikenal sebagai idiopathic respiratory
distress syndrome) adalah sekumpulan temuan klinis, radiologis, dan histologis yang
terjadi terutama akibat ketidakmaturan paru dengan unit pernapasan yang kecil dan
sulit mengembang dan tidak menyisakan udara diantara usaha napas. Istilah-istilah
Hyaline Membrane Disease (HMD) sering kali digunakan saling bertukar dengan
RDS (Bobak, 2005).
Respiratory Distress Syndrome adalah penyakit yang disebabkan oleh
ketidakmaturan dari sel tipe II dan ketidakmampuan sel tersebut untuk menghasilkan
surfaktan yang memadai. (Dot Stables, 2005).
2.2. ETIOLOGI
RDS terjadi pada bayi prematur atau kurang bulan, karena kurangnya
produksi surfaktan. Produksi surfaktan ini dimulai sejak kehamilan minggu ke-22,
makin muda usia kehamilan, makin besar pula kemungkinan terjadi RDS. Ada 4
faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur, asfiksia
perinatal, maternal diabetes, seksio sesaria.. Surfaktan biasanya didapatkan pada paru
yang matur. Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang
dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum
berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan mengalami
sesak nafas. Gejala tersebut biasanya muncul segera setelah bayi lahir dan akan
bertambah berat.
RDS merupakan penyebab utama kematian bayi prematur. Sindrom ini dapat terjadi
karena ada kelainan di dalam atau diluar paru, sehingga tindakan disesuaikan dengan
penyebab sindrom ini. Kelainan dalam paru yang menunjukan sindrom ini adalah
pneumothoraks/pneumomediastinum, penyakit membran hialin (PMH),
2.3. PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang, pengembangan
kurang sempurna kerana dinding thorax masih lemah, produksi surfaktan kurang
sempurna. Kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps pada alveolus sehingga paru-
paru menjadi kaku. Hal tersebut menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga
daya pengembangan paru (compliance) menurun 25% dari normal, pernafasan
menjadi berat, shunting intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat,
hipoventilasi yang menyebabkan asidosis respiratorik.
Telah diketahui bahwa surfaktan mengandung 90% fosfolipid dan 10%
protein , lipoprotein ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar
alveoli tetap mengembang. Secara makroskopik, paru-paru nampak tidak berisi udara
dan berwarna kemerahan seperti hati. Oleh sebab itu paru-paru memerlukan tekanan
pembukaan yang tinggi untuk mengembang. Secara histologi, adanya atelektasis yang
luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema interstisial dan kongesti
dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi dari epithel sel alveoli type
II. Dilatasi duktus alveoli, tetapi alveoli menjadi tertarik karena adanya defisiensi
surfaktan ini.
Dengan adanya atelektasis yang progresif dengan barotrauma atau
volutrauma dan keracunan oksigen, menyebabkan kerosakan pada endothelial dan
epithelial sel jalan pernafasan bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks
fibrin yang berasal dari darah. Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk
dalam satu setengah jam setelah lahir. Epithelium mulai membaik dan surfaktan
mulai dibentuk pada 36- 72 jam setelah lahir. Proses penyembuhan ini adalah
komplek; pada bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang
dilahirkan dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi
Bronchopulmonal Displasia (BPD).
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Nafas
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
1. Seri rontqen dada, untuk melihat densitas atelektasis dan elevasi diaphragma
dengan overdistensi duktus alveolar.
2. Bronchogram udara, untuk menentukan ventilasi jalan nafas.
3. Data laboratorium
4. Profil paru,
untuk menentukan maturitas paru, dengan bahan cairan amnion (untuk janin
yang mempunyai predisposisi RDS) Lecitin/Sphingomielin (L/S) ratio 2 : 1
atau lebih mengindikasikan maturitas paru Phospatidyglicerol : meningkat
saat usia gestasi 35 mingguTingkat phosphatydylinosito
Analisa Gas Darah, PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60
mmHg, saturasi oksigen 92% – 94%, pH 7,31 – 7,45
Level pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari sel
alveolar yang rusak.
2.9 PENATALAKSANAAN
Menurut Suriadi dan Yuliani (2001) dan Surasmi,dkk (2003) tindakan untuk
mengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi :
1. Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat.
2. Mempertahankan keseimbangan asam basa.
3. Mempertahankan suhu lingkungan netral.
4. Mempertahankan perfusi jaringan adekuat.
5. Mencegah hipotermia.
6. Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat.
Penatalaksanaan secara umum :
a. Pasang jalur infus intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering dan
bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infus dektrosa 5 %
Pantau selalu tanda vital
Jaga kepatenan jalan nafas
Berikan Oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
b. Jika bayi mengalami apneu
Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
Lakukan penilaian lanjut
c. Bila terjadi kejang potong kejang
d. Segera periksa kadar gula darah
e. Pemberian nutrisi adekuat
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dansaran
sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA