Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Survey atau penelitian adalah merupakan kegiatan yang dilakukan dengan


menggunakan kaidah atau aturan untuk mendapatkan informasi yang terkait suatu
permasalahan, sehingga diharapkan survey dapat memberikan informasi yang
eviden based.
Survey kebutuhan dan harapan masyarakat merupakan salah satu kegiatan
yang bertujuan menggali informasi tentang keinginan, kebutuhan dan harapan
masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang akan diberikan oleh puskesmas sa
tanggapan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah diberikan.
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 dan
Undang – Undang Pelayanan Publik No 25 Tahun 2009 menyatakan bahwa setiap
institusi yang memberikan pelayanan bagi masyarakat, maka wajib bagi institusi
tersebut untuk memperhatikan aspirasi dan kebutuhan dan harapan masyarakat
Dalam rangka pelaksanaan akreditasi puskesmas, maka salah satu kegiatan
yang harus dilakukan adalah pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan
masyarakat yang merupakan implementasi dari konsep pelayanan berbasis
masyarakat melalui kegiatan survey. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di awal
persiapan penyusunan penganggaran atau dengan kata lain kegiatan survey ini
merupakan salah satu bahan penyusunan perencanaan kegiatan bagi setiap kegiatan
baik upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, sehingga
kegiatan yang sudah direncanakan tersebut dapat berjalan efektif, efisien dan
akuntabel.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas
Takeran

dr. Hendro Yuwono


NIP. 19581019 199011 1 001
Daftar Isi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh puskesmas haruslah


mencerminkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan mengedepankan
pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelanggan atau masyarakat
(customer oriented). Kepuasan pelanggan merupakan ukuran kualitas pelayanan
suatu institusi. Masyarakat yang tidak puas tentunya akan mencari alternatif lain
untuk mendapatkan kebutuhan dan harapannya, sebaliknya masyarakat yang
puas tentunya akan memberikan informasi kepada yang lain untuk mau
menggunakan pelayanan itu kembali.
Pelayanan Kesehatan yang telah diberikan harus dapat dievaluasi untuk
mengukur kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada. Untuk dapat
mengukur kesesuaian tersebut, maka haruslah dapat dilakukan kegiatan yang
terukur dan dapat memberikan informasi yang benar yaitu melalui survey. Selain
itu perlunya kegiatan yang bersifat inovatif yang juga harus dapat
mengakomodir kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan tersebut yang
tentunya disesuaikan dengan permasalahan pada masing – masing desa di
wilayah kerja Puskesmas Takeran Kabupaten Magetan.
Besarnya masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Takeran seperti
kematian Ibu, kematian bayi, gizi buruk, meningkatnya penyebaran penyakit
menular seperti TB, pnemonia, diare termasuk HIV merupakan dasar
diperlukannya kegiatan survey yang bertujuan untuk menilai besarnya masalah
tersebut, frekuensi dan penyebarannya, sehingga diiharapkan dapat
memberikan informasi untuk selanjutnya dapat disusun langkah – langkah
efektif dan efisien dengan menyusun strategi pengendalian melalui kegiatan
prioritas dan inovatif.

B. Tujuan
1. Umum
Mendapatkan informasi terhadap permasalahan kesehatan pada masing –
masing desa di wilayah kerja Puskesmas Takeran

2. Khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis –
jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas Takeran
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis –
jenis pelayanan inovatif kesehatan di Puskesmas Takeran
c. Menilai kesesuaian harapan dan kepuasan pada pelayanan kesehatan di
Puskesmas Takeran
d. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan prioritas pada masing – masing
desa di wilayah kerja Puskesmas Takeran
e. Mengevaluasi keberhasilan pelayanan kesehatan di Puskesmas Takeran

C. Out Put Yang Diharapkan


1. Informasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis – jenis
pelayanan kesehatan di Puskesmas Takeran
2. Informasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis – jenis
pelayanan inovatif kesehatan di Puskesmas Takeran
3. Informasi kesesuaian harapan dan kepuasan pada pelayanan kesehatan di
Puskesmas Takeran
4. Informasi permasalahan kesehatan prioritas pada masing – masing desa di
wilayah kerja Puskesmas Takeran
5. Informasi keberhasilan pelayanan kesehatan di Puskesmas Takeran

D. Penanggung Jawab Kegiatan


Tim Survey Puskesmas Takeran Kabupaten Magetan

E. Sasaran Kegiatan
1. Masyarakat umum
2. Sasaran Program
3. Pelanggan/Pengunjung Puskesmas

F. Ruang Lingkup Kegiatan


1. Survey Kesehatan Masyarakat (SKM/IKM)
2. Survey Jenis – Jenis Pelayanan
3. Survey Evaluasi Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Survey Inovasi
5. Survey Mawas Diri
6. Survey Program
D. Jadwal Survey

Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Survey
Kesehatan
Masyarakat
(SKM/IKM)
Survey Jenis –
Jenis Pelayanan
Survey Evaluasi
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Survey Inovasi
Survey Mawas
Diri
Survey Program

BAB 2
POPULASI, SAMPEL, TEKNIK SAMPLING DAN ANALISA DATA

A. Pengertian Populasi
Ada banyak sekali pengertian dari populasi, berikut beberapa pendapat para
ahli tentang pengertian dari populasi.

1. Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek


penelitian yang dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya
dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.
2. Arikunto – Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi.
3. Sugiyono – Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,
obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dari sekian pendapat para ahli dapat kita simpulkan bahwa populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang dimaksud dengan populasi di sini
ialah tidak hanya terpaku pada makhluk hidup, akan tetapi juga semua obyek
penelitian yang dapat diteliti. Populasi tak hanya meliputi  jumlah obyek yang
ditelitii, akan tetapi meliputi semua karakteristik serta  sifat- sifat yang dimiliki
obyek tersebut.

B. Pengertian Sampel

Sedangkan sampel menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :

1. Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel.
2. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan
populasi.

Dari kedua pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa sampel merupakan
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel
juga bisa disebut sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan
jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh
populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya,
tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari
populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.

C. Cara dan Teknik Pengambilan Sampling

Setelah kita mengetahui tentang pengertian dari populasi dan sampel,


selanjutnya kita akan membahas tentang teknik pengambilan sampel. Tehnik
pengambilan sampel juga dikenal sebagai tehnik sampling. Terdapat berbagai
macam teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel. Pada
dasarnya teknik sampling di kelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yakni,
probability sampling dan nonprobability sampling.

Adapun penjelasan mengenai  probability sampling dan nonprobability


sampling akan dibahas sebagai berikut :

1. Probability Sampling
Probability sampling merupakan suatu teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dapat dipilih
menjadi anggota sampel. Tekhnik probability sampling terdiri atas:
a. Simple random sampling
Bisa juga disebut sebagai teknik pengambilan  sampel sederhana. Simple
random sampling merupakan tehnik pengambilan sampel anggota populasi
yang dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang terdapat
dalam populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika populasi yang diteliti
merupakan populasi yang homogen.
b. Dispropotionate Stratified Random Sampling
Dispropotionate stratified random sampling merupakan teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi bertingkat-
tingkat tetapi tidak proporsional.
c. Proportionate stratified random sampling
Proportionate stratified random sampling merupakan salah satu teknik
pemngambilan sampel yang digunakan pada populasi yang mempunyai
anggota yang tidak homogen serta bertingkatan secara proporsional.
d. Area sampling (Cluster sampling)
Area sampling (Cluster sampling) merupakan tehnik pengambilan sampel
daerah yang digunakan  untuk menentukan sampel pada populasi  yang
akan diteliti.  Dan populasi tersebut sangatlah  luas, seperti jumalah
penduduk dari suatu negara, provinsi atau dari suatu kabupaten.

2. Non Probability Sampling


Non probability sampling merupakan kebalikan dari  teknik probability
sampling yakni tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri atas:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis merupakan teknik pengambilan sampel yang menitik
beratkan pada urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut
terlebih dahulu.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota merupakan teknik pengambilan sampel yang populasinya
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan oleh
peneliti terpenuhi. Misalnya, jumlah sampel pelajar putri sebanyak 80
orang maka sampel pelajar putra  juga sebanyak 80 orang.
c. Sampling aksidental
Sampling aksidental  merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan. yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat dipakai sebagai sampel.  jika orang yang kebetulan ditemui
tersebut memnuhi syarat populasi yang akan diteliti maka orang tersebut
bisa dijadikan sebagai sumber data.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu, yakni dengan sleksi khusus. Misalnya, kamu
meneliti penyakit di desa atau daerah tertentu, maka kamu mengambil
informan yaitu bidan atau dokter  yang ada di daerah tersebut, seorang
penderita penyakit yang ada di daerah tersebut.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan
pada populasiyang semua anggotanya digunakan sebagai sampel.
Sampling jenuhdigunakan pada populasi yang memiliki jumlah relatif kecil
atau sedikit, yakni kurang dari 30 orang. Atau juga dapat digunakan jika
penelitian yang ingindibuat memiliki kesalahan yang relatif kecil
f. Sampling Snowball
Sampling snowball merupakan teknik penguaan  sampel yang dimana
jumlah mula-mula sampel kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar.
Sampling snowball menggunakan sampel berdasarkan penelusuran dari
sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus
pembunuhan bahwa sumber informan pertama mengarah kepada
informan kedua lalu informn seterusnya.
D. Menentukan Jumlah Sampel
Dalam suatu penelitian, seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh
individu dalam suatu populasi. Hal ini dapat dikarenakan jumlah populasi yang
amat besar, cakupan wilayah penelitian yang cukup luas, atau keterbatasan
biaya penelitian. Untuk itu, kebanyakan penelitian menggunakan sampel.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan atau
menggambarkan populasi. Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat
menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat
menghemat biaya penelitian secara efektif.

Idealnya, sampel haruslah benar-benar menggambarkan atau mewakili


karakteristik populasi yang sebenarnya. Sebagai contoh, dalam suatu polling
(jajak pendapat) yang ingin mengetahui berapa proporsi (persentase) pemilih
yang akan memilih kandidat Bupati “X”, membutuhkan sampel yang benar-benar
mewakili kondisi demografi pemilih di Kabupaten “X”.

Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam metode pemilihan sampel.


Yakni probability sampling dan nonprobability sampling. Dalam metode
probability sampling, seluruh unsur (misalnya: orang, rumah tangga) dalam
suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel.
Dalam metode ini, cara pemilihan sampel harus dilakukan secara acak ( random).
Demikian pula dengan jumlah sampel minimum, harus dihitung secara
matematis berdasarkan probabilitas.

Sebaliknya, dalam metode nonprobability sampling, unsur populasi yang


dipilih sebagai sampel tidak memiliki kesempatan yang sama, misalnya karena
ketersediaan (contoh: orang yang sukarela sebagai responden), atau karena
dipilih peneliti secara subyektif. Sebagai akibatnya, penelitian tersebut tidak
dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya.

1. Metode Slovin
Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel
yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan
kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar
dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:

dimana

n: jumlah sampel

N: jumlah populasi

e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi


kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase.
Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan
populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki
tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat
akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi
kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.

Contoh: 

Sebuah perusahaan memiliki 1000 karyawan, dan akan dilakukan survei


dengan mengambil sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas
toleransi kesalahan 5%.

Dengan menggunakan rumus Slovin:

n = N / ( 1 + N e² ) = 1000 / (1 + 1000 x 0,05²) = 285,71  286.

Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan.


2. Pengambilan 20 – 25%
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Untuk menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika
subjeknya lebih besar dapat diambil antara 20-25 % (Arikunto, 2002).
Rumus yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah :
n = 25% x N
Keterangan :
n  = besar sampel
N = besar populasi
Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh tidaklah
lengkap namun jika pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti
kaidah- kaidah ilmiah maka biasanya sangat mungkin diperoleh hasil-hasil
dari sampel cukup akurat untuk menggambarkan populasi yang diperlukan
dalam kajian yang diperlukan.

3. Menurut Sugiyono
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya
dibulatkan ke atas. Sugiono mengemukakan cara menentukan ukuran sampel
yang sangat praktis, yaitu dengan tabel Krejcie. Dengan cara tersebut tidak
perlu dilalukan perhitungan yang rumit. Krejcie dalam melakukan
perhitungan sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang
diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi.

N = Populasi S = Sampel (Sugiono, 2005:63)


4. Menurut Arikunto (2010)

Jika populasi yang didapatkan cukup besar, maka besar sampel yang dapat
diambil sebanyak 10% - 15% dari jumlah populasi

E. ANALISA DATA

Analisa yang digunakan dalam survey dibagi menjadi beberapan metode yaitu :
1. Analisa Kuantitatif
Menggunakan pendekatan distribusi frekuensi dan prosentase
< 50% pemahaman kurang
50% - 75% pemahaman cukup
>75% pemahaman baik

2. Analisa Kualitatif
Menggunakan analisa berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan mengutip
pandangan, pendapat dan data rill

3. Analisa Semikuantitatif
Menggunakan analisa kombinasi dari kuantitatif dan kualitatif

Sedangkan analisa data jika dilihat dari analisa grafik, maka dapat menggunakan analisa
capain kinerja dengan melihat visualisasi grafik.
BAB 3

JENIS – JENIS SURVEY

A. Survei Mawas Diri


1. Pengertian Survei Mawas Diri (SMD)
Survei Mawas Diri  adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokok
masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan
petugas kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa). (Depkes RI, 2007).

Survei Mawas Diri adalah  pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah


kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja
mengenai kesehatan kerja.

2. Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)


a. Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan 
dan perilaku.
b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku
yang paling menonjol di masyarakat.
c. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah kesehatan.
d. Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat
dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa
Siaga.
3. Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka
sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data,
b. Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya sendiri,
c. Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d. Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan
masalah yang dihadapi

4. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)


Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau
menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat
menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada
umumnya di desa/kelurahan.

5. Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)

a. Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data
(menyusun daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara
pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian
b. Tokoh masyarakat di desa

6. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)

a. Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang


ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :
1) Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan
dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.
2) Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
3) Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan
cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
b. Pelaksana SMD
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di
desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
c. Pengolahan Data        
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di
desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk
selanjutnya merumuskan prioritas masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.

7. Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) 


a. Pengamatan langsung dengan cara :
Observasi partisipatif  : Melakukan koordinasi dengan pengurus RW
siaga tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode
dan strategi pelaksanaannya.
b. Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan ( Transection walk)
Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader dasar wisma
melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya
jawab, pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan
anggotanya
c. Wawancara mendalam ( DKT/FGD) secara kelompok

8. Langkah – langkah Survei Mawas Diri (SMD)

a. Persiapan
1) Menyusun daftar pertanyaan :
a) Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas & Desa
(data sekunder)
b) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
c) Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat
mempengaruhi responden
d) Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
e) Menampung juga harapan masyarakat
2) Menyusun lembar observasi (pengamatan)
Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.
3) Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah & jumlah
KK
b. Pelaksanaan:
1) Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
2) Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c. Tindak lanjut
1) Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
2) Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah dikumpulkan
3) Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d. Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
1) Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
2) Prioritas masalah
3) Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam
pemecahan masalah

9. Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)


Ada 3 cara penyajian data yaitu :

a. Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)


Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.
b. Secara Tabular (menggunakan tabel)
Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang
disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam
tabel, disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya
angka, historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim
c. Secara Grafikal ( menggunakan grafik)
Adalah gambar – gambar yang menunjukkan secara visual data berupa
angka atau simbol – simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari
data tabel yng telah dibuat
B. Survey Kepuasan Masyarakat
Lampirkan permenpan no 16 Tahun 2014 tentang PEDOMAN SURVEI
KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
PUBLIK
Daftar Pustaka

Arikunto, suharsimi (2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


PT Adi Mahasatya

Kepmenpan KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks


Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah

Sugiyono (2013) Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Alfabeta

Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat


Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Anda mungkin juga menyukai