Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Untuk menunjang dan menjamin terlaksananya upaya penanggulangan HIV-AIDS yang


selaras dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat ini, maka diperlukan adanya kebijakan dan
strategi nasional yang disepakati oleh semua pihak baik sektor pemerintah maupun swasta.
Selain itu diperlukan juga pasrtisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat untuk bersama-
sama bergerak dalam satu tujuan yaitu pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS. Untuk itu
dicetuskan perlunya suatu peringatan untuk bisa menggerakkan masyarakat supaya bersatu
dalam menanggulangi semua permasalahan yang terkait dengan HIV-AIDS. Hari AIDS Sedunia
yang diperingati setiap tanggal 1 Desember setiap tahunnya, bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran terhadap penyebaran AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penularan HIV
yang meluas.
AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang mudah menular dan
mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang berakibat turun atau
hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena infeksi, kanker dan
lain-lain, sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan pencegahnya. Pengobatan yang ada saat
ini hanya untuk menghambat perkembangan virus dalam darah. Pada umumnya jangka waktu
antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-
rata 6-10 tahun. Cara penularan HIV adalah melalui hubungan seksual yang tidak aman,
menggunakan jarum suntik secara bergantian, transfusi darah yang terinfeksi HIV dan penularan
dari ibu yang terinfeksi HIV ke janin dan bayi. Semua cara penularan HIV dan AIDS berkaitan
dengan perilaku, sehingga perlu adanya intervensi untuk mengidentifikasi perilaku pada sasaran
kelompok beresiko.
Prevalensi penderita HIV/AIDS didominasi kaum laki-laki 65,75% perempuan 34,25%.
Bila dilihat dari golongan umur, sebagian besar penderita baik HIV-AIDS dan Sipilis didominasi
pada usia produktif 25-49 tahun. Oleh karena itu, untuk meminimalisir resiko penularan HIV,
WHO mencanangkan empat strategi untukmencegah penularan HIV dari ibu ke bayi dan anak,
yaitu dengan mencegah jangan sampai wanita terinfeksi HIV/AIDS. Apabila sudah
denganHIV/AIDS, dicegah supaya tidak hamil. Apabila sudah hamil, dilakukanpencegahan
supaya tidak menular pada bayi dan anaknya, namun bila ibudan anaknya sudah terinfeksi, maka
sebaiknya diberikan dukungan dan perawatan bagi ODHA dan keluarganya. Pencegahan
penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dilakukan dengan Prevention of mother to child HIV
transmission (PMTCT), yaitu melakukan pemeriksaan HIV pada kehamilan secara dini dan
mengikuti program pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi.
Oleh karena itu, Puskesmas Margadadi melakukan penyuluhan, konseling, serta
pemeriksaan HIV pada ibu hamil, yang dilakukan di Puskesmas Margadadi.

Permasalahan
Memperingati hari AIDS sedunia.
Terjadinya peningkatan angka kejadian HIV dan angka penularan HIV dari ibu ke bayi setiap
tahunnya.

Perencanaan (metode penyuluhan)


Perencanaan yang dilakukan adalah dengan melakukan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai
apa itu HIV dan bagaimana cara pencegahannya. Lalu dilanjutkan dengan konseling dan
pemeriksaan HIV.

Pelaksanaan (Intervensi)
Kami melakukan 2 kali penyuluhan, yang pertama penyuluhan dilakukan di depan semua
peserta. Setelah itu penyuluhan ke 2 dilakukan pada saat peserta sedang menunggu giliran untuk
pemeriksaan HIV. Lalu kami juga melakukan konseling kepada masing-masing peserta, dan
melakukan pemeriksaan HIV.

Monitoring dan evaluasi


Waktu yang terbatas menyebabkan penyuluhan dan konseling dilakukan dengan cepat, hal
tersebut dapat mengakibatkan tidak maksimalnya penyampaian informasi mengenai HIV ini.

Anda mungkin juga menyukai