Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RINGKASAN

MATA KULIAH
MASALAH NILAI BATAS

TENTANG PERSAMAAN GELOMBANG

NAMA : INDRIANI SIMAMORA


NIM : 1803111122

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIA
2020/2021
BAB 5 PERSAMAAN GELOMBANG

5.1. Beberapa Persamaan Diferensial Penting dan Teorema Fundamental

Suatu persamaan memuat turunan atau diferensial dari satu atau lebih variabel terikat (fungsi)
terhadap dua atau lebih variabel bebas disebut persamaan diferensial parsial. Turunan atau
diferensial tertinggi yang dimiliki oleh suatu persamaan diferensial merupakan ordo atau tingkat dari
persamaan diferensial tersebut.

Persamaan diferensial parsial dikatakan linier apabila persamaan diferensial parsial tersebut
berderajat satu. Disisi yang lain suatu persamaan diferensial parsial juga ada yang disebut homogen
dan non-homogen.

Berikut contoh beberapa persamaan diferensial parsial linier penting yang diperoleh dari suatu proses
pemodelan matematika.

Keterangan :

c = konstanta

t = waktu

x,y,z = koordinat kartesius yang menyatakan panjang, dimensi lebar dan dimensi tinggi

Berikut teorema fundamental dalam solusi persamaan diferensial parsial linier :

Teorema Fundamental ( Prinsip Superposisi )


Jika 𝑢1 dan 𝑢2 merupakan solusi persamaan diferensial parsial linier homogen pada suatu daerah,
maka

𝑐1𝑢1 + 𝑐2𝑢2 = 𝑢 (dengan 𝑐1𝑑𝑎𝑛 𝑐2 merupakan konstanta sembarang )

Adalah solusi persamaan diferensial parsial linier homogen pada daerah tersebut.

Prinsip Superposisi Secara Umum

Jika𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 , . . . , 𝑢𝑛 merupakan solusi persamaan diferensial parsial linier homogen pada


suatu daerah, maka

𝑐1𝑢1 + 𝑐2𝑢2 + 𝑐3𝑢3+ . . . +𝑐𝑛𝑢𝑛 = 𝑢

Merupakan solusi persamaan diferensial parsial linier homogen pada daerah tersebut

5.2. MSB: Gelombang 1- Dimensi ( Metode Pemisahan Variabel )

Fenomena atau masalah

Jika dawai atau tali sepanjang L satuan direntangkan dan kedua ujung-ujungnya terikat / tetap.
Kemudian ditarik dengan simpangan ( defleksi ) awal diberikan oleh f(x) dan dilepas dengan
kecepatan awal diberikan oleh g(x) sehingga tali (dawai ) tersebut bergetar. Maka tentukan seperti apa
fungsi gelombang dari tali yang kondisinya seperti diatas.

Model atau kalimat matematika :

Dari permasalahan diatas dapat dibuat model matematika atau kalimat matematika sebagai berikut :

Dari model atau kalimat matematika diatas dapat disimpulkan bahwa ini merupakan masalah syarat
batas (MSB)
SOLUSI :

Langkah 1 Dua persamaan diferensial biasa

Metode hasil kali ini menghasilkan solusi bagi persamaan gelombang yang berbentuk :

𝑢(𝑥, 𝑡) = 𝑋(𝑥). 𝑇(𝑡)

Merupakan hasil kali dua fungsi, yang masing-masing tergantung pada salah satu peubah x atau t.
Dengan mendiferensialkan bentuk diatas diperoleh :

Substitusikan persamaan ini ke persamaan diferensial (5.1), maka diperoleh :

𝑋(𝑥). 𝑇 ′′ (𝑡) = 𝑐 2 𝑋 ′′ (𝑥). 𝑇(𝑡)

Jika dibagi dengan 𝑋 ′′ (𝑥), setelah itu dibagi lagi dengan 𝑇 ′′ (𝑡) maka akan diperoleh :

𝑋(𝑥) 𝑐2𝑇(𝑡)
=
𝑋 ′′ (𝑥) 𝑇 ′′ (𝑡)

𝑋 ′′ (𝑥) 𝑇 ′′ (𝑡)
=
𝑋(𝑥) 𝑐2𝑇(𝑡)

Dari persamaan yang diperoleh diatas,ternyata ruas kiri hanya mengandung fungsi X yang bergantung
pada variabel x sedangkan pada ruas kanan hanya mengandung fungsi T yang bergantung pada
variabel t. Jadi kesimpulannya kesamaan ini hanya berlaku atau bernilai benar apabila kedua ruas
sama-sama merupakan fungsi konstan dan dengan konstan yang sama,katakanlah lamda. Jadi
diperoleh :

𝑥 ′′ (𝑥) 𝑇 ′′ (𝑡)
= =λ
𝑋(𝑥) 𝑐2𝑇(𝑡)

Akibatnya menghasilkan dua persamaan diferensial biasa ordo dua linier, yaitu ;

Atau
Langkah 2. Memenuhi syarat batas

Sekarang akan dicari fungsi 𝑋 dan 𝑇 sebagai solusi bagi (5.6) dan (5.7) sedemikian sehingga
𝑢 = 𝑋(𝑥). 𝑇(𝑡) memenuhi syarat batas (5.2) berarti :

𝑢〈0, 𝑡〉 = 𝑋(0). 𝑇(𝑡) = 0

Dan

𝑢(𝐿, 𝑡) = 𝑋(𝐿). 𝑇(𝑡) = 0,

Untuk semua t.

Karena persamaan diatas merupakan perkalian, maka bila fungsi T(t) = 0, benar persamaan tersebut
bernilai 0. Tetapi akan mengakibatkan 𝑈(𝑥, 𝑡) juga sama dengan nol ( solusi seperti ini disebut solusi
trivial solusi seperti ini bukan solusi yang diharapkan).

Untuk itu ambil atau pilih 𝑇(𝑡) ≠ 0 untuk menghindari solusi trivial,sehingga berarti :

𝑋(0) = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑋(𝐿) = 0

Jadi diperoleh masalah syarat batas baru

𝑋 ′′ (𝑥) − 𝜆𝑋(𝑥) = 0, 𝑋(0) = 0, 𝑋(𝐿) = 0

Untuk menyelesaikan MSB (5.8) akan bergantung kepada nilai λ. Karena λ merupakan bilangan rill,
maka ada tiga kemungkinan nilai λ tersebut λ < 0, λ = 0 dan λ > 0. Sehingga untuk mencari
MSB (5.8) tersebut akan ada 3 kasus, yaitu :

Kasus 1

Untuk λ > 0, maka persamaan karakteristik PD (5.8) adalah :

𝑛2 − λ = 0

(𝑛 − √λ)(𝑛 + √λ) = 0

Sehingga diperoleh akar-akar karakteristiknya 𝑛1 = √λ dan 𝑛2 = −√λ , maka diperoleh solusi


umumnya adalah :
𝑋(𝑥) = 𝑐1𝑒√λx + 𝑐2𝑒−√λx

Solusi umum harus memenuhi syarat batas yang diberikan.

(i). 𝑋(0) = 0, maka

𝑐1𝑒0 + 𝑐2𝑒0 = 0.

𝑐1 + 𝑐2 = 0

𝑐1 = −𝑐2

(ii) 𝑋(0) = 0, maka

𝑐1𝑒√λL + 𝑐2𝑒−√λL = 0

−𝑐2𝑒√λL + 𝑐2𝑒−√λL = 0

𝑐2 (𝑒−√λL − 𝑒√λL) = 0

Karena 𝑒−√λL −𝑒√λL ≠ 0, maka diperoleh 𝑐1 = 0. Karena 𝑐2 = 0 maka 𝑐1 = 0. Sehingga diperoleh


solusi MSB (5.8) adalah 𝑋(𝑥) = 0 (trivial).

Kasus 2

Untuk λ = 0, maka persamaan karakteristik PD (5.8) adalah 𝑛2 = 0. Jadi akar-akar karakteristiknya


adalah 𝑛1 = 𝑛2 = 0. Sehingga diperoleh solusi umumnya adalah

Solusi umum ini harus memenuhi syarat batas :

(i). 𝑋(0) = 0, maka

𝑐1 + 𝑐2(0) = 0

𝑐1 = 0

(ii). 𝑋(0) = 0, maka

𝑐1 + 𝑐2(𝐿) = 0
𝑐2 = 0

Karena 𝑐1 = 𝑐2 = 0, maka diperoleh solusi MSB (5.8) adalah 𝑋(𝑥) = 0 (juga trivial).

Kasus 3

Untuk λ = 0 maka persamaan karakteristik PD (5.8) adalah :

𝑛2 + λ = 0

Sehingga
𝑛2 = −λ

𝑛 = −√−λ

𝑛 = ±𝑖√λ

Akar-akar persamaan karakteristiknya adalah 𝑛1 = 𝑖√λ dan 𝑛2 = −𝑖√λ , maka diperoleh solusi
umumnya adalah :

𝑋(𝑥) = 𝑐1𝑐𝑜𝑠 √λ + 𝑐2 𝑠𝑖𝑛 √λ𝑥

Solusi umum ini juga harus memenuhi syarat batas :

(i). 𝑋(𝑥) = 0 , maka :

𝑐1 𝑐𝑜𝑠 √λ(0) + 𝑐2 𝑠𝑖𝑛 √λ(0)

𝑐1 cos 0 + 𝑐2 sin 0 = 0

𝑐1 = 0

(ii). 𝑋(𝐿) = 0, maka :

𝑐1 𝑐𝑜𝑠 √λ (𝐿) + 𝑐2 𝑠𝑖𝑛 √λ (𝐿) = 0

𝑐2 𝑠𝑖𝑛 (√λ 𝐿) = 0, karena sudah diperoleh 𝑐1 = 0

Ada dua kemungkinan nilai yaitu 𝑠𝑖𝑛 √λ (𝐿) = 0 atau 𝑠𝑖𝑛 √λ (𝐿) ≠ 0 maka untuk
menghindari terjadinya solusi trivial sengaja dipilih 𝑠𝑖𝑛 √λ (𝐿) = 0 berarti boleh 𝑐2 ≠ 0, karena
√𝜆 > 0 berarti nilai √𝜆 ≠ 0. Dilain pihak diketahui bahwa :
sin 𝑛 𝜋 = 0 , 𝑛 = 1,2,3, . ..

Berarti,

𝑛 𝜋 = √𝜆 𝐿
𝑛𝜋
√𝜆 = , 𝑛 = 1,2,3, .. .
𝐿

Sehingga diperoleh solusi MSB (5.8) adalah :

𝑛𝜋
𝑋(𝑥) = 𝑐2 sin ( ) , 𝑛 = 1,2,3, . . .
𝐿
Pilih 𝑐2 = 1, jadi :

𝑛𝜋
𝑋(𝑥) = sin ( ) , 𝑛 = 1,2,3, ................................................(5.9)
𝐿

Kembali pada PD (5.7), maka untuk mencari solusi PD tersebut tentu diambil pada kasus yang sama (
yaitu λ < 0).

Untuk λ < 0, maka persamaan karakteristik PD (5.7) adalah :

𝑛2 + 𝑐2λ = 0

𝑛2 = −𝑐2λ

𝑛 = ± 𝑖𝑐√λ

Berdasarkan akar-akar persamaan karakteristik tersebut maka diperoleh solusi umum PD (5.7) adalah
:

𝑇(𝑡) = 𝑐3 cos 𝑐√λ𝑡 + 𝑐4 sin 𝑐√λ𝑡

Diatas telah diperoleh bahwa :


𝑛𝜋
√λ =
𝐿

Maka :
𝑐𝑛𝜋 𝑐𝑛𝜋
𝑇(𝑡) = 𝑐 cos 𝑡 + 𝑐 sin 𝑡 ...(5.10)
3 𝐿 4 𝐿

Substitusikan (5.9) dan (5.10) ke solusi (5.5) maka diperoleh solusi PD (5.1) dan memenuhi syarat
batas (5.2) yaitu :
Digunakan 𝐵𝑛 dan 𝐵𝑛 ∗ karena nantinya akan berhubungan dengan deret fourier sinus.

Langkah 3. Solusi masalah keseluruhannya

Berdasarkan prinsip superposisi tersebut maka diperoleh :

Jadi merupakan solusi dari PD (5.1) dan memenuhi syarat batas (5.2).

Kemudian solusi (5.11) juga harus memenuhi syarat batas (5.3) 𝑢(𝑥, 0) = 𝑓(𝑥), maka diperoleh :

Bila dikaitkan atau diterapkan pada deret fourier, ternyata bentuk terakhir ini merupakan deret
fourier sinus, maka berarti koefisien 𝐵𝑛 , adalah :

Selanjutnya solusi U(x,t) (5.11) juga harus memnuhi syarat batas (5.4)
Juga bila diterapkan pada deret fourier, ternyata bentuk akhirnya merupakan deret fourier sinus, maka
berarti koefisien fouriernya adalah :

Sehingga hasil akhirnya diperoleh solusi persamaan gelombang (5.1) adalah

Dengan,

Teladan 15.

Tentukan solusi bagi persamaan gelombang jika kecepatan awalnya nol dan defleksi awalnya
berbentuk segitiga
Solusi :

Kita dapat menggambar fungsi f(x) seperti berikut :

Model matematikanya adalah :

Karena kecepatan awalnya nol (g(x)=0 maka 𝐵𝑛 ∗= 0


Diketahui bahwa :

Jadi, diperoleh :

Anda mungkin juga menyukai