Anda di halaman 1dari 4

NAMA : M.

Efri Pangestu
NIM : 1802124624
MATA KULIAH : Akuntansi Sektor Publik
TUGAS : Resume Materi Pertemuan ke-12

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah


A. Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk
pengembilan keputusan. Pada sektor publik, pengambilan keputusan terkait dengan keputusan
baik pada sektor ekonomi, sosial, dan politik. Dalam pengelolaan keuangan Negara dan Daerah
yang besar pemerintah memerlukan suatu sistem akuntansi yang diperlukan untuk pengelolaan
dana, transaksi ekonomi yang semakin besar dan beragam. Pada dasarnya baik sektor swasta
maupun pemerintah, akuntansi dibedakan menjadi dua bagian yaitu akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen. Dalam hal ini akuntansi yang dibahas adalah akuntansi keuanhan daerah.

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) merupakan system akuntansi yang terdiri dari
seperangkat kebijakan, standard an prosedur yang dapat menghasilkan laporan yang relevan,
andal dan tepat waktu untuk menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan
digunakan oleh pihak intern dan ekstern pemerintah daerah untuk mengambil keputusan
ekonomi. Sehingga dimensi dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terdiri dari :
1.      Kebijakan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD)
2.      Prosedur Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD)
3.      Sistem Akuntansi Sumber Daya Manusia, dan
4.      Sistem Teknologi Informasi.

Namun untuk menyusun system akuntansi sector public, menurut Indra Bastian (2010:31) perlu
mempertimbangkan beberapa factor, yaitu :
1.      Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip kecepatan, yaitu bahwa system
akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan secara tepat waktu dan
memenuhi kebutuhan sesuai dengan kualitas yang diperlukan.
2.      System akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip keamanan. Hal ini berarti bahwa
system akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik organisasi.
Untuk menjaga keamanan harta milik organisasi, system akuntansi harus disusun dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan internal.
3.      System akuntansi yang disusun harus memenuhio prinsip keekonomisan. Hal ini berarti
biaya untuk menyelenggarakan system akuntansi harus dapat ditekan sehingga relative
tidak mahal. Dengan kata lain, penyelenggaraan system akuntansi perlu
memprtimbangkan biaya versus manfaat (cost versus benefitdalam menghasilkan suatu
informasi.

B. Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintahan


Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsitem-subsistem atau kesatuan yang lebih
kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan tertentu. Tujuan Akuntansi
Pemerintah menurut Abdul Halim (2004:28) adalah
1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)
Tujuan pertanggungjawaban meniliki arti memberikan informasi keuangan yang lengkap cermat,
dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab yang
berkaitan dengan operasi unit- unit pemerintah. Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini
mengharuskan tiap orang atau badan yang mengelola keuangan negara harus memberikan
pertanggungjawaban dan perhitungan
2. Manajerial
Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus menyediakan informasi keuangan
yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian
anggran, perumusan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan, serta penilaian kinerja
pemerintah.
3. Pengawasan
Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus memungkinkan
terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.
Ketiga tujuan tersebut mampu dipenuhi oleh akuntansi dalam prakteknya melalui sistem
akuntansi pemerintah, yang setelah dikeluarkannya undang-undang di era reformasi sistem yang
digunakan pemerintah dulu yaitu tata buku hanya sebagian kecil dari akuntansi dan tidak mampu
memenuhi semangat yang dibawa pada era otonomi daerah.

C. Kebijakan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah


Kebijakan dari System Akuntansi Keuangan Daerah menurut Permendagri No.13 tahun 2006
Pasal 239 (2006:77) terdiri dari :

 Pengakuan Akuntansi
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) memberikan rambu-rambu bagi pemerintah daerah dalam
menyusun laporan keuangan yang berkualitas. SAP tidak menentukan satu kebijakan yang harus
dianut oleh pemerintah daerah, melainkan memberikan kelonggaran bagi pemerintah daerah
untukberkreasi dalam merancang system akuntansi yang sesuai dengan karakteristik kauangan di
masing-masin daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu membuat kebijakan akuntansi
yang berisi system dan prosedur yang telah dipilih oleh pemerintah daerah dalam rangka
menyajikan laporan keuangan. Dengan kata lain, kebijakan akuntansi ini bisa bervariasi antar
daerah.
Poin penting dari kebijakan akuntansi ini berisi pengakuan, pengukuran dan penyajian.
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan kapan suatu transaksi harus dicatat dalam
jurnal. Pengakuan atas transaksi akuntansi terbagi menjadi 2 basis, yaitu Basis kas dan basis
Akrual
Basis Kas (Cash Basis)
Basis kas, menetapkan bahwa pengakuan pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan
apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas.Pembukuan basis kas
dilakukan atas dasar penerimaan dan pembayaran tunai, jadi pendapatan diakui sebagai
pendapatan apabila sudah diterima tunai, dan pembelanjaan dianggap sebagai belanja
pada saat dibayar tunai (Indra Bastian, 2010:42).
Dalam Standar Akuntansi pemerintah (SAP) No 01 – Basis Akuntansi, menerangkan
bahwa basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis
kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/daerah atau entitas pelaporan dan
belanja diakui pad saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas laporan.
Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode
tergantung pada selisih relisasi penerimaan dan pengeluaran.Pendapatan dan belanja
bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan jas disajikan pada
Laporan realisasi Anggaran.
Basis Akrual (Accrual Basis)
Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No 01 – Basis Akuntansi, Basis
akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
transaksi dan peristiwa itu terjadi”.
Cara pembuktian akrual basis membukukan pendapatan pada saat timbulnya hak tanpa
memperhatikan kapan penerimaannya terjadi, sudah diterima ataupun sebelum serta
membukukan pembelanjaan pada saat kewajiban terjadi tanpa memperhatikan kapan
pembayaran dilakukan sudak atau belum.
Basis akrual akan mencakup pencatatan terhadap transaksi yang terjadi dimasa lalu dan
berbagai hak dan kewajiban dimasa yang akan dating. Basis akrual akan mempunyai atau
meliputi semua aktivitas dibandingkan dengan basis kas. Dalam laporan keuangan
pemerintah, basis akrual digunakan untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dalam
Neraca.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keungan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.

 Pengukuran Akuntansi
“Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos
dalam laporan keuangan pemerintah daerah” (USAID 2009). Jadi dapat disimpulkan pengukuran
adalah apakah suatu transaksi atau kejadian akan diukur dengan menggunakan nilai historis (nilai
jual-beli ketika transaksi itu  dilakukan) atau menggunakan nilai pasar (yang didasarkan pada
harga pasar yang berlaku).
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu membukukan penerimaan
bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya tentu saja setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran.akuntansi pengeluaran diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja),
organisasi dn fungsi untuk melaksanakan aktivitas seperti belanja pegawai, belanja barang,
belanja modal, bunga, subsidi, hibah,bantuan social , dan belanja tak terduga.

 Penyajian Akuntansi
Ikhtisar-ikhtisar atas kebijakan dan pelaksanan akuntansi kemudian dimuat dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK) dan Laporan Realisasi Anggaran. Laporan keuangan yang dibuat
oleh berbagai dinas atau instansi pemerintah daerah  lalu disampaikan kepada kepala pemerintah
daerah setempat dan diaudit oleh pemeriksa ekstern atau Badan Pengawas Keuangan (BPK)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Prosedur dan system dari akuntansi keungan daerah pada sector public terdiri dari beberapa sub
system dan prosedur menurut Permendagri No 13 Tahun 2006 Pasal 233 terdiri dari :
1.      Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
2.      Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
3.      Prosedur Akuntansi asset tetap/barang milik daerah
4.      Prosedur Akuntansi selain kas

Sistem dan Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas


Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 tahun 2007 pasal 26, pendapatan asli daerah
dibagi menurut jenis-jenis pendapatan yang terdiri atas :
a.       Pajak daerah,
b.      Retribusi Daerah,
c.       Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
d.      Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Anda mungkin juga menyukai