Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS NADHLATUL ULAMA SURABAYA

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL


TAHUN AKADEMIK 2020-2021

Nama Universitas : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya


Nama : Nofian Ismail (5230019034)
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : S1 Akuntansi
Semester :3
Kelas : Kariyawan
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1
Dosen pengampu : Dina Anggraeni Susesti., SE., MSA

1. Kapasitas Sumber Daya Manusia


Kapasitas sumber daya manusia adalah
kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem
untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara
efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja,
ntuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes).
Sistem Pengendalian Internal
Variabel sistem pengendalian intern ini dapat diukur dengan instrument yang dibuat oleh
Xu, et al. (2003) dan dikembangkan oleh Choirunisah (2008). Terdapat empat indikator,
yaitu: (1) Integritas data, (2) Ketepatan input dan posting data, (3) Prosedur otorisasi
dokumen transaksi, (4) Tersimpannya dokumen sumber data, (5) Pembagian
tanggungjawab, (6) Penentuan kebijakan dan standar akuntansi, (7) Implementasi
kebijakan dan standar Kapasitas Sumber daya Manusia Xu, et al. (2003) mengatakan
bahwa interaksi antara sumber daya manusia dan sistem adalah isu penting dalam
implementasi sistem yang akan mempengaruhi kualitas informasi akuntansi. Variabel
kompetensi sumber daya manusia diukur dengan instrumen yang dibuat oleh Xu, et al.
(2003). Terdapat empat indikator, yaitu: (1) Pemahaman terhadap peraturan dan standar,
(2) Interaksi dengan sistem, (3) Kontrol terhadap SDM, (4) Pendidikan dan training,
Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai disebut dengan sifat atau karakteristik kualitatif. Sifat kualitatif
laporan keuangan tersebut di antaranya meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Dapat dipahami, artinya laporan keuangan mudah untuk dipahami oleh pemakai.
b. Relevan, artinya laporan keuangan harus sesuai dengan tujuan operasional perusahaan
dan memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
c. Materialitas, artinya suatu laporan atau fakta dipandang material apabila kelalaian
dalam mencantumkan atau kesalahan mencatat informasi dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan analisis bahwa keadaan lain sebagai bahan pertimbangan
lengkap.
d. Keandalan (reliable), artinya informasi laporan keuangan harus bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation).
e. Penyajian jujur, artinya informasi akuntansi harus menggambarkan kejujuran
transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
f. Substansi mengungguli bentuk, artinya jika dimaksudkan untuk menyajikan informasi
dengan jujur, maka transaksi perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya.
g. Netralitas, artinya informasi akuntansi harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
h. Pertimbangan sehat, artinya informasi yang disajikan mengandung unsur kehati-hatian
pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian.
i. Kelengkapan, artinya informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya.
j. Dapat dibandingkan, artinya informasi akuntansi harus dapat dibandingkan dengan
laporan periode sebelumnya serta dapat dibandingkan dengan perusahaan lain yang
sejenis.

2. Beban Piutang Tidak Tertagih Rp.40.000.000


Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Rp.40.000.000
Beban Piutang Tidak Tertagih Rp.16.000.000
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Rp.16.000.000

3. Faktor yang Mendorong & Cara Mendeteksi Terjadinya Fraud atau Kecurangan
Fraud merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang berarti kecurangan. Dalam dunia
akuntansi, fraud merupakan salah satu jenis kesalahan yang sering ditemukan. Selain
fraud, kekeliruan atau error juga menjadi kesalahan lainnya dalam akuntansi. Kedua
istilah ini, fraud dan error merupakan dua jenis kesalahan yang sering terjadi dalam
proses akuntansi, meski dinilai sama, keduanya memiliki sedikit perbedaan, yaitu terlihat
dari ada dan tidak adanya unsur kesengajaan. Di mana, error terjadi karena tidak ada
kesengajaan, dan fraud terjadi karena adanya unsur kesengajaan. Faktanya, kecurangan
akan lebih sulit dideteksi dibanding dengan kekeliruan, hal ini karena pihak manajemen
atau karyawan akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu sendiri. Pada artikel kali
ini, Jurnal akan membahas lebih jauh mengenai fraud di dalam dunia akuntansi dan
bisnis. Bagi Anda seorang pebisnis, Anda wajib membaca artikel ini untuk menghindari
terjadinya kecurangan dalam proses akuntansi perusahaan Anda.
Ada 3 Faktor yang Mendorong Terjadinya Fraud
Setidaknya, terdapat tiga hal yang mendorong terjadinya fraud dalam perusahaan, apa
saja ketiga faktor tersebut? Di bawah ini adalah faktor yang sering menjadi pendorong
atau pemicu terjadinya fraud.

1. Tekanan
Terjadinya dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan kecurangan yang
dipicu oleh beberapa alasan, mulai dari dorongan seseorang untuk melakukan kecurangan
yang dipicu oleh alasan ekonomi, emosional, atau nilai.

2. Adanya peluang
Ketika terdapat peluang, maka disitulah ada kesempatan yang dilakukan oleh pelaku
kecurangan. Faktor ini biasanya didorong karena lemahnya internal control atau
penyalahgunaan wewenang dalam perusahaan.

3. Rasionalisasi
Faktor ini terjadi ketika seseorang melakukan rasionalisasi atau mencari pembenaran atas
terjadinya kecurangan. Hal ini biasanya terjadi karena pelaku mempertahankan jati
dirinya sebagai orang yang dipercaya, sehingga ia akan mencari pembenaran atas
tindakannya tersebut.

Kelompok Fraud dalam Perusahaan


Sebuah organisasi profesional yang bergerak di bidang pemeriksaan kecurangan, The
Association of Certified Fraud Examiners, membagi fraud ke dalam tiga kelompok
berdasarkan perbuatannya, yaitu:

Penyimpangan aset: Kelompok ini melakukan kecurangan dalam penyalahgunaan aset


perusahaan. Kelompok ini mudah dideteksi karena dapat diukur/dihitung dengan mudah
Pernyataan palsu: Kecurangan ini sering dilakukan oleh pihak manajemen untuk
menutupi kondisi keuangan yang sesungguhnya dengan membuat rekayasa keuangan
dalam laporan keuangan perusahaan.
Korupsi: Bukan hanya sering terjadi di sebuah perusahaan, ini juga sering ditemukan di
beberapa negara yang sedang berkembang dan kurangnya tata kelola yang baik.
Kelompok fraud ini sulit dideteksi karena banyaknya pihak yang bekerja sama dalam
menikmati keuntungan. Didalamnya termasuk konflik kepentingan, penyuapan,
pemerasan ekonomi, dan penerimaan yang ilegal.

Gejala Kecurangan
Untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan, ada beberapa gejala yang bisa Anda
perhatikan ketika fraud terjadi. Di bawah ini adalah beberapa gejala yang biasanya
terjadi ketika kecurangan sedang terjadi.

a. Gejala kecurangan yang terjadi pada manajemen


Ketidakcocokan di antara orang-orang yang berada pada manajemen atas;
motivasi serta moral karyawan yang tergolong rendah;
kurangnya staff di dalam departemen akuntansi;
penjualan ataupun laba menurun, dan di sisi lain utang piutang meningkat; dan
adanya kelebihan persediaan yang signifikan
b. Gejala kecurangan yang terjadi pada karyawan
Adanya faktur ganda;
pergantian kualitas barang;
pencatatan yang salah atau tidak akuran di dalam buku besar; dan
pengeluaran tanpa dokumen pendukung
Lalu, Bagaimana Cara Mendeteksi Terjadinya Kecurangan?
Salah satu kecurangan yang sering terjadi dalam perusahaan adalah kecurangan pada
laporan keuangan. Untuk melihat kecurangan di dalamnya, ada beberapa cara yang bisa
Anda lakukan dengan mudah, bagaimana caranya?

#1 Periksa jajaran manajerial


Umumnya, beberapa kasus kecurangan maupun penggelapan pada laporan keuangan
seringkali melibatkan pihak di jajaran manajerial atau pengambil keputusan. Karena itu,
jajaran manajemen harus diselidiki dengan baik untuk mengetahui tujuan mereka
melakukan kecurangan.

#2 Adanya keterkaitan dengan pihak eksternal


Salah satu cara yang sering digunakan dalam melakukan kecurangan adalah dengan
memberikan bantuan pada perusahaan, baik yang nyata atau fiktif. Jadi, untuk
menghindari kecurangan, Anda bisa mendeteksi dengan baik adanya hubungan antara
perusahaan dengan lembaga keuangan, perusahaan dengan individu, eksternal auditor,
lembaga pemerintahan, atau investor.

#3 Sifat organisasi
Sebuah kecurangan seringkali tidak terdeteksi karena adanya struktur organisasi yang
digunakan untuk menyembunyikan kecurangan tersebut. Misalnya struktur organisasi
yang terlalu kompleks atau tidak adanya internal audit dalam sebuah departemen. Untuk
itu, dalam mendeteksi adanya kecurangan Anda harus memahami dengan benar seluk
beluk perusahaan, termasuk pemilik perusahaan.

#4 Periksa karakteristik operasional laporan


Untuk mendeteksi terjadinya kecurangan, Anda bisa melakukan pemeriksaan beberapa
laporan keuangan, mulai dari rekening pendapatan, aset, kewajiban, pengeluaran, hingga
ekuitas. Biasanya tanda kecurangan akan terdeteksi dengan melihat adanya perubahan
dalam laporan keuangan.

#5 Auditor Internal
Ini merupakan aktivitas konsultasi yang independen dan obyektif untuk menambah nilai
dan memperbaiki operasional perusahaan. Auditor internal sering juga disebut dengan
penilaian yang dilakukan oleh personil dalam organisasi yang memiliki kompetensi dalam
meneliti catatan akuntansi perusahaan dan pengendalian internal dalam perusahaan.
Tujuan dari auditor internal adalah membantu pihak manajemen dalam
pertanggunganjawaban dengan memberikan analisa, saran, penilaian tentang kegiatan
yang diaudit.
#6 Auditor eksternal

Berbeda dengan auditor internal yang dilakukan oleh personil di dalam perusahaan,
auditor eksternal dilakukan untuk meminta bantuan pihak luar dalam melakukan deteksi
kecurangan dalam perusahaan, serta melakukan analisa jika auditor internal mengalami
kesulitan.

Itulah beberapa hal terkait fraud, mulai dari kelompok, gejala, faktor, hingga cara
mendeteksinya dengan mudah. Nah, bagi Anda yang ingin mengurangi risiko terjadinya
fraud dalam laporan keuangan, Anda bisa memanfaatkan software akuntansi. Di mana,
dengan laporan keuangan akuntansi, pihak yang tidak memiliki wewenang tidak dapat
mengubah dan memanipulasi data dalam laporan keuangan. Selain itu, data yang
disajikan software akuntansi biasanya merupakan data yang lebih akurat. Jurnal
merupakan salah satu software akuntansi yang dapat membantu Anda mengelola
keuangan dan membantu Anda mengurangi risiko terjadinya fraud.

Bukan hanya itu, Jurnal juga dilengkapi dengan beberapa role yang bisa disesuaikan
dengan kewajiban dan tanggung jawab karyawan. Dengan Jurnal, Anda juga bisa dengan
mudah saat melakukan deteksi kecurangan, di mana dengan Jurnal Anda bisa melihat
pengguna yang melakukan perubahan atas transaksi pada perusahaan.

4. Definisi Income Statement


Income statement atau laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang harus dimiliki
sebuah perusahaan setelah neraca dan arus kas. Dari laporan tersebut, kamu dapat
melihat seberapa besar pendapatan serta beban yang ditanggung oleh perusahaan dalam
periode waktu tertentu. Income statement memang dikenal juga sebagai laporan laba rugi,
namun laporan laba rugi juga dikenal dengan banyak istilah seperti statement of profit
and loss, revenue statement, statement of financial performance, earnings statement,
operating statement dan beberapa lainnya. Dari laporan tersebut, kamu dapat melihat
selengkapnya dari laba kotor dan bersih perusahaannya.
Selain itu, income statement juga memiliki beberapa manfaat seperti di bawah ini:
Menginformasikan total pajak yang harus dibayarkan Memberikan informasi laba
atau rugi Referensi evaluasi perusahaan Melihat efisiensi perusahaan Menjadi landasan
untuk mengambil suatu keputusan Komponen yang Terdapat dalam Income Statement
Kamu dapat melihat angka pendapatan perusahaan, beban, keuntungan hingga kerugian.
Pendapatan di sini adalah suatu peningkatan aktiva dari sebuah perusahaan atau
penyelesaian liabilitas selama periode tertentu. Lalu, ada beban yaitu penggunaan aktiva
yang selama periode tertentu karena pengiriman atau produksi barang. Selanjutnya, ada
keuntungan dimana dapat meningkatkan ekuitas dari adanya transaksi yang periferal
atau secara kebetulan terjadi. Yang terakhir kerugian yaitu penurunan ekuitas karena
adanya transaksi perubahan.
Format dan Contoh Income Statement
Income statement atau laporan laba rugi ini memiliki 2 format yang dapat kamu pahami:
Single Step Income Statement Format income statement yang satu ini adalah seluruh
pendapatan serta keuntungan yang termasuk ke dalam unsur operasi diletakkan di awal
laporan. Sehingga keterangan tersebut juga disertai dengan biaya dan kerugian.
Multiple Income Statement
Dalam format yang satu ini, transaksi operasi serta non-operasi dipisahkan. Kemudian
menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang saling berhubungan.
Langkah Menyusun Income Statement
Untuk menyusun income statement dibutuhkan persamaan dasar sebagai berikut :
Pendapatan – Beban = Net Income
Langkah awal yang dapat dilakukan yaitu dengan memberi judul pada header terkait
identitas dari perusahaan dan periode tahun laporan. Kemudian menuliskan komponen-
komponen laporan laba rugi seperti :

Total beban yang diperoleh pada kolom neraca lajur di kolom laba rugi Total pendapatan
yang diperoleh pada neraca lajur di kolom laba rugi
adi, bagaimana sekarang sudah mengetahui fungsi serta contoh income statement, bukan?
Adanya income statement ini tentu dapat membuat pengelolaan keuangan dalam sebuah
perusahaan akan lebih baik sehingga dapat meminimalisir kesalah serta kerugian yang
dapat dialami perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai