SGD LBM 2 Git
SGD LBM 2 Git
- PPI test : Proton pump inhibitor. pemeriksaan tambahan untuk mendiagnosis gerd. Diberikan dosis
ppi ganda 1-2 minggu tanpa endoskopi.
Digunakan pada gejala tipikal dan dipastikan tidak ada tanda-tanda bahaya. Positif jika terjadi
perbaikan setelah diberikan PPI selama 1 minggu sebanyak 50%. Jika gejala muncul kembali setelah
dihentikan pemberian PPI berarti positif gerd.
- alarm symptoms :gejala/tanda klinis yang menjadi pengingat untuk penderita agar tidak
menyepelekan penyakit. Berupa penurunan bb tanpa sebab jelas, nyeri telan, perdarahan di saluran
pencernaan, anemia def besi, limfadenopati
STEP 2
1. Apa anatomi dan fisiologi dari gaster,cavum oris,esofagus?
2. Apa hubungan sering bersendawa, mual, tenggorokan terasa pahit
3. Mengapa pasien mengeluh rasa terbakar di dada?
4. Apa hubungan pasien makan makanan berlemak dengan keluhan dan mengapa terjadi
kekambuhan pada malam hari?
5. Apa hubungan obesitas dengan penyakit pasien?
6. Bagaimana pertahanan esofagus dan mukosa lambung terhadap asam lambung?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi diagnosis?
8. Apa faktor risiko dari skenario?
9. Apa patofisiologi dari skenario?
10. Apa diagnosis dan diagnosis banding?
11. Apa hubungan karies dengan keluhan?
12. Apa manifestasi klinis dari skenario?
13. Bagaimana tatalaksana dari kasus?
14. Apa etiologi dari skenario?
15. Bagaimana proses sekresi asam lambung?
16. Apa diagnosis banding dari keluhan dispepsia?
17. Apa itu kuisioner gerd?
18. Apa saja pemeriksaan penunjang dari skenario?
19. Apa komplikasi dari skenario?
20. Apa klasifikasi dari skenario?
STEP 3
1. Apa anatomi dan fisiologi dari gaster,cavum oris,esofagus?
- anatomi gaster : bagian dari tra ktus git yang berada di intraabdominal diantara esofagus dan
duodenum, di epigastrium meluas ke hipokondrium kiri, berbentuk melengkung seperti huruf J,
mempunyai paries anterior dan posterior. Terbagi atas 5 daerah anatomi : pars cardia, fundus gaster,
corpus gaster, pars pyloric, dan canalis pyloricus.
Disuplai oleh pembuluh arteri utama : a. gastrica sinistra cabang arcus coeliacus berjalan sepanjang
curvatura minor, a. gastrica dextra cabang a. hepatica beranastomosa dengan a. gastrica sinistra, a.
gastroepiploica dextra cabang dari a. hepatica berjalan pada curvatura mayor, a. gastrica cabang a.
lienalis. A. gastrica brevis cabang a. lienalis.
Vena mengikuti aa. Menuju pada vena porta
Aliran limfe juga mengikuti daerah aa gaster.
Innervasi oleh n. vagus anterior/posterior masuk cavum abdomen melalui hiatus esofagus. N. vagus
posterior menginervasi permukaan posterior.
Simpatis dari plexus coeliacus, parasimpatis dari n. vagus
- fisiologi gaster : memiliki fungsi motorik dan pencernaan dan sekresi. Fungsi motorik meliputi
menampung dan mencampur makanan serta pengosongan lambung, fungsi pencernaan dan sekresi
meliputi pencernaan protein, sintesis dan pelepasan gastrin, sekresi faktor intrinsik dan mukus,
sekresi bikarbonat.
Pengosongan 6-12 jam yang berlemak, 3 jam yang tidak berlemak. Cairan lambung 1500 ml/hari. Isi
lambung terdiri dari lendir, pepsinogen, elektrolit berupa hcl.
- anatomi esofagus : panjang 25 cm, setinggi vc VII- vt X, mempunyai 3 pars dibagi orificium cardiaca
gaster, pars cervical, terletak di belakang trakea, dilekati jaringan ikat longgar. Di belakang terdapat
columna vertebra, musculus longus dan lamina pravertebra facies cervikal profunda
2. Apa hubungan sering bersendawa, mual, tenggorokan terasa pahit
- bersendawa : membutuhkan koordinasi seperti turunnya otot diafragma, akan menaikkan tekanan
abdominal, tekanan dada turun - udara di abdomen naik ke kerongkongan sehingga katup esofagus
bawah terbuka - udara lewat perut ke kerongkongan sehingga laring tertutup - cairan/makanan yang
kembali bersama udara akan melemaskan katup esofagus - udara mudah lewat ke dalam
kerongkongan.
Merupakan mekanisme untuk mengeluarkan zat berlebihan
- mual : jika ada peradangan lambung bisa karena makanan mengandung alkohol, kafein, obat-obatan
- mengiritasi lambung & terjadi peradangan - asam lambung naik. Tubuh merangsang zat vasoaktif
akan meningkatkan permeabilitas kapiler - lambung bengkak - merangsang reseptor tegangan
hipothalamus yang merangsang mual.
Karena iritasi/ peregangan lambung & duodenum, peningkatan tekanan intrakranial karena
pembengkakan/pendarahan
- tenggorokan pahit : karena HCL naik. Misal karena tidur habis makan maka cincin elastis esofagus
rusak menyebabkan rasa pahit.
- treatment guidline 1
- treatment guideline 2
- treatment guideline 4
- treatment guideline 5
- modifikasi gaya hidup : menjaga bb, meninggikan kepala saat posisi terbaring, makan paling lambat
2-3 jam sebelum tidur, menghindari cokelat, kafein, alkohol, asam dan pedas
- terapi medikamentosa : PPI yang memiliki keefektifan mengatasi gejala. Omeprazol 20 mg,
pantoprazol 40 mg, lasoprazol 30 mg, esomeprazol, labeprazol 20 mg.
PPI dosis tunggal diberikan pada pagi hari sebelum sarapan.
Dosis ganda diberikan pagi sebelum sarapan dan malam sebelum makan malam.
Antagonis reseptor h2, antasida
PPI merupakan salah satu obat untuk terapi GERD yang memiliki keefektifan serupa
dengan terapi pembedahan.
PPI terbukti paling efektif mengatasi gejala serta menyembuhkan lesi esophagitis;
golongan PPI
adalah omeprazole 20 mg, pantoprazole 40 mg, lansoprazole 30 mg, esomeprazole 40
mg, dan rabeprazole 20 mg.
-PPI dosis tunggal umumnya diberikan pada pagi hari sebelum makan pagi
- dosis ganda ; pagi hari sebelum makan pagi dan malam hari sebelum makan malam
Penggunaan PPI sebagai terapi inisial GERD menurutGuidelines for the Diagnosis
and Management
of Gastroesophageal Reflux Disease dan Konsensus Nasional Penatalaksanaan
Penyakit Refluks Gastroesofageal di Indonesia adalah dosis tunggal selama 8 minggu.
Jika; gejala tidak membaik setelah terapi
inisial selama 8 minggu atau gejala terasa mengganggu di malam hari, terapi dapat
dilanjutkan dengan dosis ganda selama 4 – 8 minggu. Bila penderita mengalami
kekambuhan, terapi inisial dapat dimulai
kembali dan dilanjutkan dengan terapi maintenance.
- Terapi maintenance ; terapi dosis tunggal selama 5 – 14 hari untuk penderita yang
memiliki gejala sisa GERD
- antagonis reseptor H2, antasida, dan prokinetik (antagonis dopamin dan antagonis
reseptor serotonin). Antagonis reseptor H2 dan antasida digunakan untuk mengatasi
gejala refluks yang ringan dan untuk terapi maintenance dikombinasi dengan PPI
www.cdkjournal.com
www.cdkjournal.com
spesialis1.ika.fk.unair.ac.id
www.cdkjournal.com