Anda di halaman 1dari 1

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014

M E M A N T A P K A N P E R E K O N O M I A N N A S I O N A L B A G I P E N I N G K A T A N K E S E J A H T E R A A N R A K YA T YA N G B E R K E A D I L A N M E M A N T A P K A N P E R E K O N O M I A N N A S I O N A L B A G I P E N I N G K A T A N K E S E J A H T E R A A N R A K YA T YA N G B E R K E A D I L A N

PEMERINTAH BEKERJA SAMA DENGAN DEWAN PERWAKIL AN RAKYAT RI TEL AH MENYEPAKATI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BEL ANJA NEGARA TAHUN 2014 PEMERINTAH BEKERJA SAMA DENGAN DEWAN PERWAKIL AN RAKYAT RI TEL AH MENYEPAKATI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BEL ANJA NEGARA TAHUN 2014

Kapasitas Fiskal
SB Pagu Indikatif
Menteri Keuangan dan Menteri
SB tentang Revisi Pagu Indikatif
Menteri Keuangan dan Menteri Pembicaraan
Perencanaan Pembangunan Nasional Perencanaan Pembangunan Nasional Pendahuluan
Keputusan Menteri
Keuangan tentang
Pagu Anggaran K/L
BELANJA NEGARA Rp1.842,5 triliun
Januari - Februari 2013 5 April 2013 14 Juni 2013 3 Juni - 10 Juli 2013 17 Juli 2013 Pembangunan Infrastruktur Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
BELANJA Kementerian Perumahan Rakyat:
Kementerian Pekerjaan Umum*: Rp84,1 triliun
PEMERINTAH Rp4,6 triliun
Kementerian Perhubungan: Rp40,4 triliun Kementerian ESDM: Rp16,3 triliun
PUSAT
Surat Menteri Keuangan 28 Agustus - 16 Agustus 2013 23 Juli 2013
27 November 2013 28 Oktober 2013 Infrastruktur Perhubungan: mendukung Keterhubungan Antar Infrastruktur Energi dan Lainnya: Menunjang Infrastruktur Perumahan dan Permukiman
tentang Alokasi Anggaran

Desember
Keputusan Presiden
tentang Rincian UU tentang APBN 2014
23 Oktober 2013
Pidato Presiden
Penyampaian
Keputusan Menteri
Keuangan tentang
Rp1.249,9 Wilayah
• Peningkatan kapasitas jalan sepanjang 3.854 km;
Ketahanan Energi
• Peningkatan kapasitas hingga 164 megawatt;
Pembangunan 100 twin block rusunawa serta
penyediaan fasilitasi dan stimulasi prasarana,
Oktober 2013 • Pembangunan 98,1 km jalur kereta api baru, termasuk jalur ganda; serta pembangunan transmisi sekitar 4.881 kmr, gardu induk sarana, dan utilitas kawasan perumahan dan
2013 Anggaran Pembahasan dengan DPR Nota Keuangan & Pagu Anggaran triliun pengadaan 66 unit lokomotif, Kereta Rel Disel (KRD), Kereta Rel Listrik 1.020 MVA, dan gardu distribusi 136,72 MVA; permukiman sebanyak 38.179 unit.
Penyerahan Sidang Paripurna DPR tentang RAPBN K/L (termasuk New (KRL), tram, dan railbus; • Penambahan jaringan gas pada empat kota;
DIPA
25 Oktober 2013 Pengesahan UU APBN Initiatives) • Pembangunan 20 bandar udara baru, serta pengembangan dan • Peningkatan rasio elektrifikasi mencapai sekitar 81,4%.
rehabilitasi sekitar 120 bandar udara;
• Pembangunan prasarana 60 dermaga penyeberangan.
*Kementerian Pekerjaan Umum juga memiliki tugas dan fungsi terkait infrastruktur sumber
daya air dan permukiman
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO
APBN 2014 Peningkatan Perlindungan Sosial dan Kesejahteraan Rakyat
Kemendikbud: Rp80,7 triliun Kementerian Dalam Negeri: Rp14,9 triliun
Pertumbuhan Ekonomi 6,0% Belanja K/L Rp130,3 triliun Kementerian Kesehatan: Rp46,5 triliun
Kemenag: Rp42,6 triliun Kementerian Sosial: Rp7,7 triliun
Strategi untuk menjaga kesinambungan fiskal: mendorong agar APBN lebih produktif untuk meningkatkan kapasitas perekonomian dengan tetap menjaga
Inflasi 5,5% K/L lainnya: Rp7,1 triliun
keseimbangan dalam rangka memperkuat kapasitas dan daya tahan fiskal, namun tetap dikelola secara hati-hati. Badan POM: Rp1,1 triliun
Suku Bunga SPN 3 Bulan 5,5% Transfer ke Daerah Rp238,6 triliun Kementerian Koperasi & UKM: Rp1,6 triliun
1. Mengendalikan Defisit Anggaran: Pendidikan Murah, Terjangkau, dan Berkualitas Rp368,9 T Pengentasan dan Penanggulangan Kemiskinan Kesehatan Murah untuk Masyarakat
Nilai Tukar Rp10.500,00/US$
• Optimalisasi pendapatan negara dengan meningkatkan iklim investasi dan menjaga konservasi lingkungan; Perluasan jangkauan pemerataan pendidikan, antara lain dengan: Program penanggulangan kemiskinan, meliputi: • Mencapai persentase penduduk (termasuk
Harga Minyak ICP US$105/barel • Meningkatkan kualitas belanja melalui (i) meningkatkan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur; (ii) pengendalian subsidi; dan (iii) efisiensi “Keep Buying • Melanjutkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam rangka • Klaster I : Bantuan dan Perlindungan Sosial; seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan
Lifting Minyak 870 ribu barel/hari
belanja barang (operasional & perjalanan dinas). Strategy” menuntaskan wajib belajar 9 tahun bagi 30,5 juta siswa SD/SDLB/MI/Ula • Klaster II : Pemberdayaan Masyarakat; kesehatan hingga mencapai 80,1%;
2. Mengendalikan Keseimbangan Primer: dan 14,1 juta siswa SMP/SMPLB/MTs/Wustha; • Klaster III : Pengembangan Usaha Kecil dan Mikro; dan • Meningkatkan persentase bayi usia 0-11 bulan
Lifting Gas 1.240 ribu barel setara minyak per hari • Optimalisasi pendapatan negara; • Untuk mempertahankan • Melanjutkan pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU) bagi • Klaster IV : Program Pro Rakyat Melalui Penyediaan yang mendapat imunisasi dasar lengkap hingga
• Memperbaiki struktur belanja melalui pembatasan belanja terkait, belanja mandatori, dan efisiensi subsidi untuk kualitas belanja. daya beli dan penguatan penduduk usia 16-18 tahun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Prasarana/Sarana Murah. mencapai 90%;
pasar domestik; menengah atas, melalui: (a) penyediaan BOS pendidikan menengah bagi • Meningkatkan jumlah puskesmas yang menjadi
3. Menurunkan rasio utang terhadap PDB:
• Untuk memberikan sekitar 9,8 juta siswa SMA/MA/SMK; dan (b) pembangunan ruang kelas Sasaran utama tahun 2014 menurunkan tingkat puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-
• Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari pinjaman;
Arah Memperkuat Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif, perlindungan kepada baru dan rehab ruang kelas rusak; kemiskinan menjadi sekitar 9-10,5%, dengan program- pulau kecil terluar yang berpenduduk sebanyak
• Negative net flow; rakyat terutama di masa
Kebijakan Berkualitas, dan Berkelanjutan Melalui Pelaksanaan
• Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman harus untuk kegiatan produktif yang meningkatkan nilai tambah atau meningkatkan kapasitas krisis;
• Menyediakan bantuan bagi sekitar 9,5 juta siswa miskin SD/SDLB/MI, 3,8 program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, yang 96 puskesmas;
Fiskal Kebijakan Fiskal yang Sehat dan Efektif juta siswa miskin SMP/SMPLB/MTs, 2,1 juta siswa miskin SMA/SMK/MA meliputi: • Meningkatkan persentase ibu bersalin yang
perekonomian. • Saat ini Pemerintah
dan sekitar 200 ribu mahasiswa kurang mampu penerima Bidik Misi. • Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp5,5 ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih hingga
sedang merumuskan
“Keep Buying Strategy”
triliun, berupa bantuan tunai bersyarat untuk sekitar mencapai 90%;
dengan penyiapan paket Peningkatan kualitas pendidikan, antara lain melalui: 3,2 juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan • Anggaran untuk pelaksanaan SJSN bidang
stimulus, untuk mencegah • Memastikan perbandingan antara guru dengan murid sebesar 1:32 (SD & syarat memeriksakan kesehatan dan memenuhi tingkat kesehatan:
Sumber-Sumber Kebutuhan terjadinya pemutusan MI) dan 1:40 (SMP & MTs); kehadiran pendidikan bagi anggota keluarganya; - Penambahan sebanyak 4.145 tempat tidur
hubungan kerja; • Pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional antara lain dengan • Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Nasional (TT) di kelas III Rumah Sakit Pemerintah dalam
Penerimaan Pengeluaran • Upaya ekstra juga Penyempurnaan Kurikulum, Sistem Pembelajaran dan Perbukuan; Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), antara lain rangka peningkatan upaya kesehatan rujukan.
BELANJA NEGARA dilakukan untuk • Penyediaan dana tunjangan profesi guru: Rp60,5 T. meliputi: - Pengalokasian anggaran untuk iuran bagi
mengendalikan inflasi, agar - PNPM Perdesaan sebesar Rp9,3 triliun bagi 5.260 Penerima Bantuan Iuran (PBI), yaitu orang
Rp637,8 triliun : daya beli dan konsumsi kecamatan; dan miskin dan tidak mampu sebanyak 86,4
Belanja Kementerian masyarakat tetap terjaga. - PNPM Perkotaan sebesar Rp2,0 triliun bagi 11.066 juta jiwa dalam rangka pelaksanaan SJSN
PENDAPATAN NEGARA Negara / Lembaga kelurahan. Kesehatan.
Rp1.110,2 triliun: Rp333,7 triliun : Subsidi
Pajak Rp121,3 triliun : Pembayaran Bunga Utang Ketahanan Pangan untuk Stabilisasi Harga dan Memenuhi Kebutuhan Pangan Rakyat
Rp170,2 triliun : Kepabeanan & Cukai Rp157,1 triliun : Belanja Lainnya
Kementerian Pertanian: Rp15,5 triliun • Peningkatan produksi padi sebesar 6,25% (menjadi sebesar 76,6 juta ton GKG);
• Pertumbuhan produksi bahan pangan lainnya, yaitu: jagung dengan target pertumbuhan produksi sebesar 10,0%; kedelai
Rp1.667,1
Rp385,4 triliun :
Penerimaan Negara Rp1.842,5 Rp487,9 triliun : Dana Perimbangan Kementerian Kelautan & Perikanan: Rp6,5 triliun (20,0%); tebu (12,6%); dan daging sapi (7,3%);
Bukan Pajak • Peningkatan produksi perikanan menjadi 22,4 juta ton yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 5,5 juta ton dan perikanan
TRILIUN TRILIUN Rp104,6 triliun : Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
budidaya sebesar 16,9 juta ton; dan
Rp1,4 triliun : Hibah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN • Peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan yang diukur melalui indeks Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan
Rp4,0 triliun : Dana Bergulir (NTN) di atas 105.
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Rp250,9 Rp1,2 triliun : Penerusan Pinjaman
• Terlaksananya rehabilitasi, peningkatan jaringan irigasi dan operasi dan pemeliharaan pada areal seluas 3.023,8 ribu ha.
Rp1,3 triliun : Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto)
TRILIUN Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik
Rp1,0 Triliun : Hasil Pengelolaan Aset Rp1,1 triliun : Kewajiban Penjaminan
Kepolisian: Rp45,0 triliun
Rp5,0 triliun : Penyertaan Modal Negara
Rp205,1 triliun : Penerbitan Surat Berharga Negara Rp75,5 Komisi Pemilihan Umum: Rp15,4 triliun
Rp3,9 triliun : Pinjaman Program Rp58,8 triliun : Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri
TRILIUN
Badan Pengawas Pemilu: Rp3,3 triliun Kementerian Pertahanan: Rp86,4 triliun
Rp35,2 triliun : Pinjaman Proyek Rp0,3 triliun : Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri
Rp5,1 triliun : Cadangan Pembiayaan Mendukung Pelaksanaan Pemilu Tahun 2014 yang Lancar, Peningkatan Kemampuan Pertahanan dalam Pemantapan Keamanan Dalam Negeri
Rp4,4 triliun : Perbankan Dalam Negeri
Demokratis, dan Aman menegakkan kedaulatan dan keutuhan NKRI • Pemenuhan rasio ideal Polisi terhadap
• Dukungan tahapan Pemilu 2014 termasuk pemutahiran data pemilih, dan • Modernisasi dan peningkatan alat utama sistem masyarakat 1:575;
pengawasannya; persenjataan (Alutsista) integratif mencapai 28%; • Pemenuhan alat utama dan alat khusus kepolisian
• Pendidikan politik/pemilih termasuk orang miskin, pemuda, perempuan matra darat (25%), matra laut (21%), dan matra udara secara bertahap mencapai 41%.

PENDAPATAN NEGARA Rp1.667,1 triliun dan penyandang cacat; (32%);


• Peningkatan pengawasan Pemilu yang partisipatif; • Memperluas pendayagunaan industri pertahanan
• Pengamanan Pemilu. nasional, dan mengutamakan pengadaan Alutsista
hasil produksi industri dalam negeri mencapai 25%.

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PERPAJAKAN Kebijakan Insentif Perpajakan PERKEMBANGAN PNBP


tetap menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha Catatan: Target merupakan target RKP

% Triliun Rupiah Triliun Rupiah Subsidi


14 1400
• Penanaman modal bagi industri hilir pertambangan dan disinsentif 400,0

13,3
1.280,4
bea keluar untuk ekspor barang tambang mentah; 188,9 Rp333,7 triliun
350,0
1.148,4 1200 • Pengembangan industri intermediate dalam rangka substitusi 146,0 168,5
13
980,5
impor, dalam bentuk pembebasan bea masuk dan tax allowance;
300,0 109,0
138,0 Arah Kebijakan Subsidi
1000 • Fasilitas PPnBM untuk Low Cost Green Car (LCGC).
873,9 12,3
12,2 250,0 116,2 Arah kebijakan subsidi dalam
723,3 800
tahun 2014 untuk meningkatkan
12 658,7
619,9
11,9
101,4 efisiensi subsidi energi dan Subsidi Energi Rp282,1 triliun Subsidi Non Energi Rp51,6 triliun
200,0
600 • Penguatan penegakan hukum bagi penghindar pajak; meningkatkan ketepatan Kebijakan dan besaran subsidi energi (BBM dan listrik) di bawah Subsidi non-energi meliputi:
658,7 11,8
• Penyempurnaan peraturan perpajakan untuk lebih memberi kepastian hukum target sasaran dalam rangka tanggung jawab Kementerian ESDM. • Penyediaan beras dengan harga murah untuk rakyat miskin (subsidi
150,0
11,3 400 dan perlakuan yang adil dan wajar. peningkatan kualitas belanja. pangan): Rp18,8 T, dengan sasaran 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran
Subsidi BBM Rp210,7 triliun
11
11,0 100,0 (RTS) @ 15 Kg per RTS selama 12 bulan;
200 Langkah Optimalisasi Kepabeanan dan Cukai 211,6 125,8 152,7 193,5 205,8 180,6 196,5 Di bidang subsidi BBM tahun 2014 akan dilaksanakan langkah • Subsidi pupuk Rp21,0 T dan subsidi benih Rp1,6 T, untuk membantu
Tax Ratio • Mengantisipasi pemberian konsesi tarif bea masuk nol persen terhadap impor 50,0 kebijakan: petani memenuhi kebutuhan pupuk dan benih dengan harga terjangkau,
PNBP Nonmigas
10 0
Penerimaan Perpajakan bahan baku terkait kebijakan FTA; PNBP Migas
• melanjutkan program konversi BBM ke gas; dan upaya mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan;
2008 2009 2010 2011 2012 APBNP
2013
APBN
2014
• Ekstensifikasi Barang Kena Cukai; dan - • melanjutkan program konversi minyak tanah ke LPG tabung 3 kg; • Subsidi PSO sebesar Rp2,2 T untuk:
Sumber: Kementerian Keuangan • Penyesuaian tarif cukai minuman beralkohol. 2008 2009 2010 2011 2012 APBNP
2013
APBN
2014
dan - PSO penumpang angkutan kereta api;
• melakukan pengendalian BBM bersubsidi dengan pola penyaluran - PSO penumpang angkutan kapal laut kelas ekonomi; dan
Langkah Optimalisasi Penerimaan Pajak Langkah Optimalisasi PNBP • Perbaikan kinerja BUMN untuk memberikan dukungan pada APBN melalui tertutup. - PSO informasi publik.
• Penyempurnaan Sistem Administrasi Perpajakan untuk meningkatkan • Mengoptimalkan lifting Minyak dan Gas dengan didukung investasi di sektor peningkatan dividen BUMN, dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan • Subsidi bunga kredit program Rp3,2 T, untuk mendukung program
kepatuhan Wajib Pajak (WP); Migas untuk peningkatan cadangan minyak Indonesia; belanja modal BUMN; Subsidi listrik Rp71,4 triliun pengembangan UMKM, peningkatan ketahanan pangan, dan program
• Ekstensifikasi WP orang pribadi berpendapatan tinggi dan menengah; • Pemanfaatan Sumber Daya Alam secara seimbang dengan tetap • Merevisi jenis dan tarif PNBP pada K/L agar sesuai dengan kondisi aktual, Di bidang subsidi listrik tahun 2014 akan dilakukan langkah diversifikasi energi; dan
• Perluasan basis pajak, termasuk kepada sektor-sektor yang selama ini memperhatikan kesinambungan produksi dan kelestarian lingkungan hidup; serta optimalisasi pengelolaan dan pengawasan pemungutan PNBP yang kebijakan: • Subsidi pajak Rp4,7 T, untuk mendukung program stabilisasi harga
tidak terlalu banyak digali potensinya; • Penyesuaian tarif royalti dan penjualan hasil tambang untuk Izin Usaha lebih baik. • meningkatkan efisiensi anggaran subsidi listrik dan ketepatan kebutuhan pokok dan pengembangan industri strategis.
• Optimalisasi pemanfaatan kewajiban penyampaian data dan informasi yang Pertambangan (IUP) menjadi sebesar 13,5% (agar sama dengan PKP2B), target sasaran;
berkaitan dengan perpajakan dari institusi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, sesuai kesepakatan Pemerintah dengan DPR; • meningkatkan rasio elektrifikasi.
dan pihak lain;

PEMBIAYAAN Rp175,4 triliun RASIO UTANG PEMERINTAH TERHADAP PDB


Triliun Rupiah
12.000
33,1%
35%
TRANSFER KE
DAERAH
Kebijakan Transfer ke Daerah
Kebijakan Transfer ke Daerah, antara lain:
28,4% 30%
Seiring dengan kebutuhan dana pembangunan untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat, kebutuhan pembiayaan anggaran tahun 2014 10.000 10.376
• meningkatkan kapasitas fiskal daerah serta
direncanakan Rp175,4 T. Sumber pembiayaan berasal dari dalam negeri sebesar Rp196,3 T dan luar negeri sebesar negatif Rp20,9 T 26,1% Dana Perimbangan Rp487,9 triliun, terdiri atas: Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Rp104,6 triliun, terdiri atas:
24,4% 9.405 mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan • DBH Rp113,7 T dialokasikan kepada
24,0% 25% • Dana Otonomi Khusus Rp16,1 T, dibagi untuk Provinsi Papua, Provinsi Papua
Rp592,6
23,0% daerah, serta antardaerah;
Sumber pembiayaan APBN 2014 utamanya dari penerbitan Surat Berharga Negara berdenominasi Rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan ke depan akan
8.000 8.242 23,4% daerah berdasarkan pendapatan APBN Barat, dan Provinsi Aceh, termasuk dana tambahan Otsus Infrastruktur Rp2,5 T, untuk
• meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan
lebih mengutamakan pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri, sehingga bebas dari risiko nilai tukar. 7.423 20% guna mendanai kebutuhan daerah dalam Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Dana tambahan Otsus Infrastruktur
ketepatan waktu pengalokasian dan penyaluran
6.000 6.447 triliun anggaran Transfer ke Daerah; rangka pelaksanaan desentralisasi;
• DAU Rp341,2 T dialokasikan sebagai
digunakan untuk mempercepat pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Rasio utang Pemerintah terhadap PDB Indonesia relatif kecil dan diperkirakan sebesar 23,0 persen pada tahun 2014. Angka ini menunjukkan semakin membaiknya 5.606 15% • meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah
kondisi perekonomian negara. 4.949 dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik alat pemerataan kemampuan keuangan • Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Rp523,9 miliar, dialokasikan
4.000
10% antardaerah; antardaerah dan mengurangi kesenjangan untuk penyelenggaraan urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengeluaran pembiayaan antara lain guna mendukung pembangunan infrastruktur yaitu: • meningkatkan perhatian terhadap pembangunan di fiskal antardaerah; dan • Dana Penyesuaian Rp87,9 T, dialokasikan antara lain untuk:
• Penyertaan Modal Negara kepada PT Sarana Multigriya Finansial dan Lembaga Penjaminan Ekspor Indonesia; 2.000
1.975 2.198 2.384 5%
daerah tertinggal, terluar, dan terdepan; serta • DAK Rp33,0 T dialokasikan untuk urusan - Tunjangan Profesi Guru PNSD, Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
• Dana bergulir kepada LPDB KUMKM dan Pusat Pembiayaan Perumahan; serta 1.636 1.591 1.682 1.809 Rasio Utang
• meningkatkan pelaksanaan pemantauan dan daerah dan sesuai dengan prioritas - Dana Insentif Daerah (DID) diberikan agar daerah berupaya untuk mengelola
PDB
• Kewajiban Penjaminan. Outstanding Utang
evaluasi terhadap jenis dana transfer tertentu guna nasional dalam rangka mendorong keuangannya dengan lebih baik yang ditunjukkan dengan perolehan opini
0 0%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 *) APBN *) Proyeksi meningkatkan kualitas belanja daerah. percepatan pembangunan daerah dan Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan pemerintah daerah dan
2014
pencapaian sasaran nasional. menetapkan APBD secara tepat waktu.

Menteri Keuangan Republik Indonesia Menteri Keuangan Republik Indonesia


Informasi lebih lanjut: Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
www.kemenkeu.go.id email: infoapbn@depkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai