Anda di halaman 1dari 13

DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO.

1 OKTOBER 2018

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG


DALAM PEMANFAATAN ASET TANAH UNTUK PEMBANGUNAN
Ana Silviana1 & Fareed Aziiz Al-Lathiif2
Dosen Fakultas Hukum Undip
Email : silvianafhundip@gmail.com

ABSTRACT
Policy is a series of concepts and principles that become guidelines and the basis of plans in
carrying out a job, leadership, and how to act. Local governments in empowering assets
owned in particular land can be carried out in several methods, namely through leasing,
borrowing, KSP, BGS or BSG, and KSPL. Semarang City in utilizing land assets can
determine policies that can provide benefits to local governments, including in the
construction of facilities and infrastructure in this case is cooperation with investors in
development. This research is to find out about the form of utilization of regional assets in the
form of land with investors in the construction of Hotel Tentrem in the City of Semarang, and
legal protection for the surrounding community with the construction of the Hotel. The
research method used in this study through an empirical juridical approach, by digging data
through primary data obtained from field research and secondary data obtained by document
studies. The collected data will be analyzed qualitatively to answer the problem of this
research. The results showed that the policy of the Semarang city government in the
utilization of land assets was related to the development of Hotel Tentrem through a
mechanism for a timed rental system, and legal protection obtained by the surrounding
community towards the construction of hotel tents through investor CSR.

Keywords: Utilization of regional assets, regional government policies, land rights

ABSTRAKSI
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanakan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Pemerintah
Daerah dalam memberdayakan aset-aset yang dimiliki khususnya tanah dapat dilakukan
dalam beberapa metode, yaitu melalui sewa, pinjam pakai, KSP, BGS atau BSG, dan KSPL.
Kota Semarang dalam pemanfaatan aset tanah dapat menentukan kebijakan yang dapat
memberikan manfaat bagi pemerintah daerah, termasuk dalam pembangunan sarana dan
prasarana dalam hal ini adalah kerjasama dengan investor dalam pembangunan. Penelitian
ini untuk mengetahui tentang bentuk pemanfaatan aset daerah berbentuk tanah dengan
investor dalam pembangunan Hotel Tentrem di Kota Semarang, dan perlindungan hukum
terhadap masyarakat sekitar dengan pembangunan Hotel tersebut. Metode penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan yuridis empiris, dengan menggali data
melalui data primer diperoleh dari penelitian lapangan dan data sekunder diperoleh dengan
studi dokumen. Data yang telah terkumpul akan dianalisisn secara kualitatif untuk menjawab
permasalahan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah kota
Semarang dalam pemanfaatan aset tanah terkait dengan pembanguan Hotel Tentrem melalui
mekanisme sistem sewa berjangka waktu, dan perlindungan hukum yang diperoleh
masyarakat sekitar terhadap pembangunan hotel Tentrem melalui CSR dari pihak investor.

Kata kunci : Pemanfaatan aset daerah, kebijakan Pemerintah Daerah, hak atas tanah

1
Dosen Hukum Agraria/Pertanahan, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang
2
Mahasiswa Fakultas Hukum UNDIP Semarang

272
Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pemanfaatan Aset Tanah Untuk Pembangunan

A. PENDAHULUAN Konsep HMN oleh UUPA


Tanah memiliki fungsi dan peranan dijabarkan bahwa Negara sebagai
yang sangat besar bagi kehidupan manusia. organisasi kekuasaan dari rakyat yang
Tanah dimanfaatkan oleh manusia sebagai tertinggi diberi kewenangan untuk
lokasi tempat tinggal dan tempat mengatur, menyelenggarakan, menentukan,
menjalankan berbagai aktivitas kehidupan dan mengawasi peruntukan, pemilikan,
manusia. Bangunan gedung, hotel dan penggunaan, pengusahaan serta
rumah jugaibangun di atas permukaan pemeliharaan sumber daya agraria berupa
tanah. Hal tersebut membuat tanah bumi, air, kekayaan alam yang terkandung
memiliki nilai ekonomis karena dapat di dalamnya serta ruang angkasa dalam
diperjual belikan atau disewakan.Selain batas-batas tertentu yang diatur dalam
mempunyai fungsi ekonomis, tanah juga peraturan perundang-undangan.
mempunyai nilai fungsional. Tanah Berdasarkan konsep HMN tersebut
memiliki fungsi sebagai alat pemersatu. terhadap bumi yang dalam arti yuridis
Hal ini dapat dilihat dari manfaat tanah adalah permukaan bumi yang disebut
sebagai tempat tinggal bersama di wilayah dengan tanah disusunlah Hukum Tanah
tertentu, sehingga adanya keterkaitan Nasional yang meliputi berbagai aturan
antara tanah dengan masyarakat dimana hukum baik yang tertulis maupun tidak
tempat tanah tersebut di duduki.3 Di atas tertulis yang mengatur hak-hak penguasaan
tanah tersebut manusia dapat hidup dan atas tanah sebagai lembaga hukum dan
mempertahankan hidup dari mengelola sebagai hubungan hukum konkrit yang
tanah, sehingga memperoleh bahan pangan beraspek publik dan beraspek perdata yang
dan hasilnya. tersusun secara sistematis.4
Politik hukum Pemerintah dalam Pada prinsipnya urusan agraria
pengelolaan tanah sudah diamanatkan termasuk tanah adalah merupakan urusan
dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang pemerintah Pusat, namun menurut Pasal 2
isinya bahwa seluruh sumber daya alam ayat (4) UUPA pelaksanaan HMN tersebut
yang memenuhi hajat hidup orang banyak, dapat dikuasakan kepada Pemerintahan di
termasuk tanah, oleh Pemerintah harus Daerah dalam bentuk “medebewind”
dikelola demi terwujudnya rakyat (tugas pembantuan). Pelaksanaan HMN
Indonesia yang adil makmur dan sejahtera. yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka Daerah dan segala sesuatu yang akan
Negara dalam hal ini Pemerintah diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
membentuk suatu hukum sebagai alat menurut keperluan daerah masing-masing
untuk menjadikan tanah untuk tidak boleh bertentangan dengan
kesejahteraan rakyat. kepentingan nasional dan peraturan
Hukum positif yang dibentuk oleh perundang-undangan yang lebih tinggi.
Pemerintah yaitu UU No.5 Tahun 1960 Dengan demikian daerah-daerah otonom
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok ataupun lembaga-lembaga pemerintahan di
Agraria, yang kemudian lazim disebut daerah tidak boleh melakukan wewenang
dengan Undang-Undang Pokok Agraria agraria atau HMN tanpa didelegasikan oleh
(UUPA). Amanat Konstitusi Pasal 33 ayat Instansi Pemerintah Pusat dan tertuang
(3) UUD 1945 oleh UUPA dijabarkan dalam suatu peraturan tertentu dan
dalam penafsiran otentiknya dalam
ketentuan Pasal 2 ayat (2) UUPA, yang
oleh UUPA disebut dengan Hak 4
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia,
Menguasai dari Negara (HMN)
Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, (Jakarta:Jambatan,
1997), hlm. 22. Lihat juga Effendi Perangin dalam
3
Samun Ismaya, Hukum Administrasi Pertanahan, Urip Santoso, Hukum Agraria & Hak-Hak Atas
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 35 Tanah, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.11

273
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

menentukan wewenang mana saja yang Mei 2011 diketahui bahwa pengelolaan
diserahkan.5 aset tanah di Kota Semarang selama Tahun
Mendasarkan pada prinsip 2010 ternyata memilki beberapa
“medebewind” tersebut, dalam rangka permasalahan. Permasalahan tersebut
pelaksanaan pembangunan di masing- antara lain: terdapat aset tanah yang tidak
masing daerah, maka Pemerintah Daerah diketahui keberadaannya namun masih
dapat memanfaatkan barang-barang yang diakui sebagai aset tanah, masih adanya
menjadi milik / aset daerah untuk dikelola tanah‐tanah yang tidak jelas status
sebagai pendapat daerah demi menunjang kepemilikannya, masih adanya aset tanah
pelaksanaan pembangunan di daerahnya milik Pemerintah Kota yang belum bernilai
masing-masing. atau tidak diketahui nilainya dan adanya
Pengelolaan barang milik daerah tanah yang diakui milik Pemerintah Kota
(aset daerah) adalah kegiatan pengelolaan Semarang ternyata bukan milik Pemerintah
barang yang dilakukan oleh pemerintah Kota Semarang melainkan milik instansi
dengan tujuan mengoptimalkan daya guna pemerintah lain. Berdasarkan
barang milik daerah sehingga mendapatkan permasalahan di atas, maka penelitian yang
hasil guna pembangunan daerah. dapat dilakukan terkait permasalahan
Pemerintah Kota Semarang dalam rangka tersebut adalah sebuah kajian mengenai
otonomi daerah yang berusaha untuk Pengelolaan Aset Tanah milik Pemerintah
menuju kemandirian dalam pembiayaan Kota Semarang.6
pembangunan di daerahnya sendiri, salah Untuk meningkatkan pembangunan
satunya adalah melalui pemanfaatan di daerah, Pemerintah Kota Semarang telah
pengelolaan aset tanah sebagai kekayaan gencar melakukan pembangunan berbagai
daerah. Dalam hal ini Pemerintah Kota usaha untuk mendapatkan hasil guna
Semarang berusaha melaksanakan usaha terhadap barang-barang aset Daerah yang
tersebutdengan berpedoman kepada kurang optimal dengan menggandeng
peraturan‐peraturan yang berlaku. investor untuk turut membangun
Pemerintah Kota Semarang dalam perekonomian Kota Semarang.
pelaksanaan pemerintahannya diketahui Salah satu Investor yang digandeng
bahwa penerimaan pendapatan dari aset oleh Pemerintah Kota Semarang, dan
tanah Pada Pemerintah Kota Semarang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
pada Tahun 2010 dan Tahun 2011 jika PT. Hotel Candi Baru dalam pembangunan
dibandingkan dengan nilai Pendapatan Asli Hotel Tentrem yang terletak di Jalan
Daerah hanya sebesar 5,85% dan 4,42%. Gadjah Mada Semarang. Dalam desain
Hal ini sangat bertolak belakang dengan pembangunan Hotel Tentrem tersebut,
pengelolaan aset tanah di Ethiopia melalui ternyata melingkupi akses jalan Pekunden
sistem land leasing. Penelitian yang Dalam yang merupakan akses bagi
dilakukan oleh Peterson, (2006) perumahan warga yang berada di antara
menunjukkan bahwa pemasukan dari aset letak objek pembangunan hotel yang
tanah mencapai kurang lebih sebesar 20% menghubungkan jalan dari jalan raya
hingga 45% dari total pendapatan. Hal ini Gadjah Mada menuju Jl. Pengunden Dalam
menunjukkan bahwa pengelolaan aset menuju perumahan warga. Permasalahan
khususnya tanah di Kota Semarang belum yang muncul adalah terkendalanya akses
dilakukan secara optimal. Berdasarkan warga sebagai lalu lintas untuk kegiatan
LHP BPK RI Nomor
56B/LHP/XVIII.SMG/05/2011 Tanggal 24 6
Agung Krisindarto, Jurnal Pembangunan
Wilayah & Kota, Biro Penerbit Planologi Undip
5
AP Parlindungan, Hak-Hak Pengelolaan Menurut Volume 8 (4): 403‐411 Desember
Sistem UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria), 2012,“Pengelolaan Aset Tanah Milik Pemerintah
Edisi Revisi, (Bandung: CV Mandar Maju, 2015), Kota Semarang”
hlm. 15

274
Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pemanfaatan Aset Tanah Untuk Pembangunan

aktifitas warga, karena dengan Aspek empiris diperoleh melalui


dilakukannya pembangunan Hotel Tentrem penelitian lapangan dengan pengumpulan
tersebut akses menuju perumahan warga data primer melalui wawancara terhadap
ditutup. Hal ini menjadikan warga subjek penelitian yang terpilih.
menggugat atas nama ketidak adilan dalam Narasumber terpilih dalam penelitian ini
pembangunan kepada Pemerintahan Kota sebagai data primer adalah Badan
Semarang. Pengelolaan Keuangan Daerah Kota
Tujuan penelitian ini adalah untuk Semarang, pihak investor dalam hal ini
mengetahui dan menganalisis tentang adalah PT Hotel Candi Baru dan pihak dari
bentuk pemanfaatan aset daerah berbentuk Kelurahan Pekunden Kota Semarang.
tanah dengan investor dalam pembangunan Data sekunder dan data primer yang
Hotel Tentrem di Kota Semarang, dan sudah terkumpul akan disusun secara
menganalisis terhadap perlindungan hukum sistematis dan dianalisis secara kualitatif
yang diperoleh terhadap masyarakat sekitar dengan menggunakan spesifikasi deskriptif
dengan pembangunan Hotel tersebut. Dari analitis, yaitu tidak hanya berhenti
latar belakan dan tujuan penelitian tersebut, menggambarkan bentuk kerjasama
maka permasalahan dalam penelitian dapat pengelolaan aset, namun data yang
dirumuskan sebagai berikut: diperoleh disusun, dikelompokkan dan
1. Bagaimana bentuk kerjasama yang dikategorisasikan sesuai dengan
dibangun antara investor dengan permasalahan yang di teliti dan dianalisis
Pemerintah Kora Semarang terhadap secara kualitatif untuk mendapatkan
aset berbentuk tanah dalam jawaban dari permasalahan yang sudah
pembangunan Hotel Tentrem di Jalan ditentukan dalam penelitian ini. Metode
Gajah Mada Seamrang? penarikan kesimpulan yang dipergunakan
2. Bagaimana perlindungan hukum yang adalah induktif.8
diberikan untuk warga kampung
Pekunden yang terhalang akses jalan C. HASIL PEMBAHASAN
keluar masuk perumahan dengan 1. Bentuk Kerjasama antara Investor
dibangunnya Hotel Tentrem dengan dengan Pemerintah Kora Semarang
menutup jalan selama pembangunan terhadap Aset Tanah dalam
dilaksanakan dan pasca pembangunan Pembangunan Hotel Tentrem di
Hotel? Jalan Gajah Mada Seamarang.
Menurut Standar Akutansi
B. METODE PENELITIAN Pemerintahan (SAP) Aset adalah sumber
Metode yang dipergunakan dalam daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
penelitian ini adalah menggunakan dimiliki oleh Pemerintah sebagai akibat
pendekatan yuridis empiris, yaitu metode dari peristiwa masa lalu dan darimana
dengan mencari data yang diperlukan tidak manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa
hanya berpegang pada segi yuridisnya saja, depan diharapkan dapat diperoleh, baik
melainkan juga berpegang pada hasil oleh Pemerintah maupun masyarakat, serta
penelitian dan fakta-fakta di lapangan.7 dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
Aspek Yuridis diperoleh dari data sekunder sumber daya non keuangan yang
yang dikumpulkan dari penelitian diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
kepustakaan berupa dokumen-dokumen masyarakat umum dan sumber-sumber
berbentuk peraturan perundang-undangan, daya yang dipelihara karena alasan sejarah
keputusan-keputusan, dan teori-teori dalam
bentuk bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder. 8
Penyimpulan induktif dilakukan dengan
mengemukakan data atau pernyataan khusus
7
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pernyataan umum.
Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm.34

275
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

dan budaya.9 Aset Daerah merupakan pengelolaan barang milik daerah


unsur penting dalam penyelenggaraan Departemen Dalam Negeri mengelurakan
pemerintahan dan pelayanan kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
masyarakat menuju Good Governance. 17 Tahun 2007 tentang Teknis Pengelolaan
Berbagai macam golongan aset Barang Milik Negara/Daerah yang
daerah, salah satunya adalah aset tanah. selanjutnya menjadi acuan
Aset tanah merupakan aset yang sangat Gubernur/Walikota/Bupati untuk
vital dalam operasional pemerintahan, hal menyusun Peraturan Daerah mengenai
ini dikarenakan tanah yang dikuasai oleh Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Pemerintah banyak ragamnya. Menurut Menurut Pasal 1 butir 10 UU No.1
Peraturan Menteri Agraria No. 9 Tahun Tahun 2004, pengelolaan barang milik
1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak negara/daerah adalah semua barang yang
Penguasaan Aatas Tanah Negara dan dibeli atau diperoleh atas beban APBD
Ketentuan-Ketentuan Selanjutnya, maka atau dari perolehan lainnya yang sah. Lebih
Hak Penguasaan Atas Tanah Negara yang lanjut menurut PP No.27b Tahun 2014,
diberikan kepada Departemen, Direktorat , Pasal 14 memberi definisi tentang barang
dan daerah-daerah Swatantra (PP No.8 milik daerah adalah semua barang yang
Tahun 1953) maka sepanjang tanah-tanah diperoleh atas beban APBN/APBD atau
tersebut masih dipergunakan untuk berasal dari perolehan lain yang sah.
kepentingan instansi-instansi tersebut, Menurut Pasal 2 ayat (2) PP No.27 Tahun
dikonversi menjadi Hak Pakai menurut 2014 yang dimaksud barang milik daerah
(UUPA). Jika tanah-tanah tersebut di yang berasal dari perolehan lain yang sah,
bawah penguasaan pihak ketiga maka meliputi:
pihak ketiga akan diberikan Hak 1. Barang yang diperoleh dari
Pengelolaan oleh Menteri Agraria sekarang hibah/sumbangan atau sejenis yang
Badan Pertanahan Nasional. lain;
Terhadap pengelolaan barang- 2. Barang yang diperoleh sebagai
barang milik Daerah telah ada hukum yang pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
mengatur yaitu dalam UU No.1Tahun 2004 3. Barang yang diperoleh berdasarkan
tentang Perbendaharaan Negara, dalam ketentuan undang-undang, atau
Pasal 43 ayat (1) menytebutkan bahwa 4. Barang yang diperoleh berdasarkan
peraturan yang berkaitan dengan putusan pengadilan yang telah
Pengelolaan Barang Milik Daerah mempunyai kekuatan hukum tetap.
ditetapkan oleh Gubernur/Walikota/Bupati. Dalam rangka penyelenggaraan
Ketentuan lebih lanjut terhadap Pemerintahan Daerah khususnya dalam
pengelolaan barang milik daerah rangka mewujudkan otonomi daerah yang
diterbitkan Peraturan Pemerintah No.6 nyata, luas, maka perlu didukung
tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang pengelolaan Barang Milik Daerah yang
Milik Negara/Daerah, kemudian PP No.38 ekonomis, efisien, efektif, tertib, transparan
Tahun 2008 tentang Perubahan PP No.6 dan bertanggungjawab. Pemerintahan Kota
Tahun 2006 dan PP No.27 Tahun 2014 Semarang untuk melaksanakan ketentuan
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Pasal 48 ayat (2) dan Pasal 49 ayat (6)
Daerah. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
Pengelolaan Barang Milik Daerah tentang Perbendaharaan Negara perlu
merupakan bagian dari pengelolaan menetapkan Peraturan Daerah tentang
keuangan daerah yang dilakukan secara Pengelolaan Barang Milik Daerah dan
terpisah dar pengelolaan barang milik untuk melaksanakan tersebut, maka
negara. Ketentuan lebih lanjut untuk dibentu Peraturan Daerah Kota Semarang
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah,
9
M.Yusuf, Delapan Langkah Pengelolaan Aset
Daerah, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), hlm.11

276
Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pemanfaatan Aset Tanah Untuk Pembangunan

yaitu PERDA No. 5 Tahun 2007 tentang Tentrem dan tower Apartement yang akan
Pengelolaan Barang Milik Daerah. dibangun pada lantai 3 (tiga). Apartement
Pejabat yang diberi kewenangan dibangun dibagian Selatan dengan
untuk mengelola Barang Milik Daerah menghadap Jalan Gajah Mada yang
adalah Walikota dengan dibantu oleh: a. mempunyai 18 (delapan belas) lantai
Sekretaris Daerah selaku pengelola barang; dengan total 216 kamar.10
b. Kepala Bagian Umum / Perlengkapan / Pembangunan Hotel Tentrem
Unit pengelola Barang Milik Daerah selaku tersebut dengan pembangunan 2 (dua)
Pembantu Pengelola Barang; c. Kepala Tower terdiri dari Tower Hptel dan Tower
SKPD selaku Pengguna Barang; d. Kepala Appartement ternyata melintasi jalan akses
Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku masuk ke perkampungan Pekunden, jalan
Kuasa Pengguna Barang; e. Penyimpan Pekunden Dalam tersebut adalah aset dari
Barang; dan f. Pengurus Barang. Pemerintah Kota Semarang. Dalam rangka
Dalam pengelolaan Barang Milik pengelolaan aset daerah tersebut, Pemkot
Daerah agar dapat dikelola secara efisisen Semarang sebagai penyelenggara fungsi
dan optimal, efektif dan berdaya guna serta pemerintahan mempunyai wewenang dan
berhasil guna, maka pinjam pakai; tanggung jawab untuk menetapkan
kerjasama pemanfaatan; bangun guna kebijakan dan pedoman serta
serah; dan bangun serah guna. Termasuk penyelenggaraan fungsi pelayanan publik
dalam hal ini adalah barang milik daerah khususnya dalam mengelola barang milik
yang berbentuk aset barang tetap yaitu daerah, khususnya tanah di kota Semarang.
tanah. Terkait dengan dengan pelaksanaan
PT Hotel Candi Baru dalam hal ini pembangunan Hotel Tentrem yang ternyata
sebagai investor, telah memilik tanah melibatkan barang milik daerah berupa aset
dengan luas 9.160 meter persegi terletak di tanah yaitu ruas Jalan Pekunden Dalam,
Jalan Gajah Mada No.123 Semarang. maka Investor dalam hal ini PT Hotel
Dalam mengembangkan bisnisnya PT Candi Baru melalui Surat Nomor:
Hotel Candi Baru hendak membangun 006/HCB-TENTREM/VI/2015, tanggal 11
Konsep Hotel. Mall, dan Apartement di Juni 2014 perihal Permohonan Kerjasama
atas tanah tersebut. Dalam membangun Pemamfaatan Lahan, memohon bahwa PT
Hotel, yang kemudian disebut dengan Hotel Candi Baru bermaksud untuk
Hotel Tentrem, yang akan dibangun menyewa sebagian ruas Jalan Pekunden
dengan konsep bangunan terdiri dari dua Dalam sebagai objek sewa menyewa yang
gedung dengan rincian tiap gedung terdiri akan diperuntukkan untuk keperluan
dari 18 (delapan belas) lantai dan Basement pembangunan Sky Bridge dan Basment
serta akan dibangun fasilitas Mall. sebagai penghubungan antara Hotel, Mall,
Hotel Tentrem mulai dikerjakan dan Apartement serta Perkantoran Tentrem
pembangunannya pada tahun 2014 dengan di Jalan Gajah Mada No.123 Kelurahan
an membangun 2 (dua) tower yang terdiri Pekunden, Kecamatan Semarang Tengah,
dari Tower Hotel dan Tower Apartement Kota Semarang.
serta dibangun Mall yang akan menambah Optimalisasi pemanfaatan aset
fasilitas Hotel Tentrem. diakui belum memadai dan memiliki
Tower Hotel akan dibangun peranan yang relatif kecil terhadapo
dibagian Utara mengahadap ke Jalan Gajah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Mada dengan fasilitas 18 (delapan belas) (APBD), maka upaya peningkatan
lantai dilengkapi fasilitas basement untuk optimalisasi pemanfaatan aset diharapkan
lahan parkir sebanyak 4 (empat) lantai. akan meningkatkan penerimaan daerah
Lantai basement akan dibangun fasilitas untuk membiayai pelaksanaan Pemda
Mall serta akan ada Sky Brigde yang
10
menjadi penghubung antara tower Hotel Data Sekunder, dokumen dari PT Hotel Candi
Baru

277
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

dalam rangka meningkatkan pelayanan barang milik daerah yang kurang optimal
kepada masyarakat dan kemandirian dioptimalisasikan oleh daerah.
daerah, untuk lebih mengoptimalkan Jangka waktu sewa menyewa
potensi sumber pendapatan daerah di Kota antara Pemkot Semarang dengan investor
Semarang, khususnya yang berkaitan PT Hotel Candi Baru selama 5 (lima) tahun
dengan pemanfaatan Aset yang belum mulai di tetapkan pada tanggal 4 Mei 2016
optimal. Sehubungan dengan hal tersebut sampai dengan tanggal 3 Mei 2021 dapat
Pemerintah Daerah perlu menetapkan tarif diperpanjang dan mendapat prioritas
sewa atas aset yang dimanfaatkan oleh perpanjangan selama jangka waktu tertentu
masyarakat, dalam hal ini Walikota setelah memenuhi persyaratan dan
Semarang sebagai pemegang pemerintahan ketentuan yang berlaku denganm
tertinggi di Kota Semarang menetapkan memperhatikan RTRW Kota Semarang.11
Struktur dan Tarif Sewa Lahan di Kota Dalam menentukan berapa nilai
Semarang, yaitu Peraturan Walikota dari kerjasama pemanfaatan lahan melalui
Semarang Nomor 9A Tahun 2016 tentang sistem sewa menyewa dibentuklah Tim
Struktur dan Formula Tatif Sewa Lahan Di Penilai independen yang bertugas untuk
Kota Semarang. meberikan opini dan nilai atas suatu objek
Menanggapi Surat dari PT Hotel penilaian berupa Barang Milik Daerah
Candi Baru sebagai investor perihal pada saat tertentu. Atas dasar formula tarif
permohonan kerjasama, maka Walikota sewa berdasarkan Peraturan Walikota
mengelurakan surat keputusan melalui Semarang tentang Struktur dan Formula
Keputuan Walikota Semarang Nomor Tarif Sewa Lahan di Kota Semarang
660/357/2016, tanggal 27 April 2016 Nomor 9 A Tahun 2016 tentang
tentang Persetujuan Khusus Pembangunan Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik
Sky Bridge dan Basement di jalan Daerah, maka Nilai Objek Jalan Pekunden
Pekunden Dalam sebagai Penghubung Dalam termasuk klasifikasi dengan rincian
Hotel, Mall, Apartemen dan Perkantoran rumus dan biaya sebagai berikut:12
Hotel Tentrem di Jalan Gajah Mada Nomor 1. Sewa lahan kosong berupa
123 Kelurahan Pekunden, Kecamatan Underground
Semarang Tengah, Kota Semarang, telah Formula trif sewa pertahun : (Luas
menyetujui kerjasama pemanfaatan lahan lahan per meter2 x Faktor tinggi)x
yang dimohonkan oleh pihak investor. 3,33% x (1/2 (NJOP + HPU)
Menurut Pasal 2 Peraturan 2. Sewa Lahan Kosong tanpa Upground
Walikota Nomor 9A Tahun 2016 tentang Formula Tarif Sewa pertahun = 2x
Struktur dan Formula Tarif Sewa Lahan di (Luas lahan per meter2 x Faktor
Kota Semarang, maka jenis sewa lahan Tinggi) x 3,33% x (1/2 (NJOP + HPU)
adalah: sewa lahan lelang Garapan tanah
eks Bengkok; sewa Gedung; sewa lahan
Kosong; sewa lahan yang ada bangunanya.
Tujuan kerjasama pemanfaatan
objek dalam bentuk Sewa untuk 11
Farreed Aziiz Al-Lathiif, “Kerjasama
mendukung pembangunan kawasan
Pemnafaatan Tanah Milik Pemerintah Dengan
Central Bussines District Kota Semarang Investor Dalam Persepektif Hukum Tanah Nasional
dengan konsep Super Blok dengan jenis (Studi Kasus Pembangunan Hotel Tentrem di Kota
Sewa lahan berbentuk tanah kosong, dari Semarang)”,Skripsi, Fakultas Hukum Undip,
kerjasama pemanfaatan mendukung Semarang, 2017
12
Farreed Aziiz Al-Lathiif, “Kerjasama
perkembangan iklim investasi dan
Pemnafaatan Tanah Milik Pemerintah Dengan
perekonomian perkotaan, selain itu dari Investor Dalam Persepektif Hukum Tanah Nasional
adanya kerjasama pemanfaatan, maka (Studi Kasus Pembangunan Hotel Tentrem di Kota
Pemerintah dapat mengoptimalkan barang- Semarang)”, Skripsi, Fakultas Hukum Undip,
Semarang, 2017, Hlm. 60

278
Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pemanfaatan Aset Tanah Untuk Pembangunan

Pemanfaat Tanah aset Pemkot yang Sebagian Lahan Di Jalan Pekunden Dalam
berupa Jalan sepanjang Jl Pekunden Dalam Untuk Pembangunan Sky Bridge dan
dilakukan melalui mekanisme sewa Basement sebagai penghubung Hotel,Mall,
menyewa dengan kategori upground dan Apartemen dan Perkantoran Tentrem di
underground , maka atas dasar formula Jalan Gajah Mada Nomor 123 Kelurahan
Tarif sewa pertahun dihasilkan bahwa Pekunden Kecamatan Semarang Tengah
Objek Nilai Sewa yang jarus dibayar oleh Kota Semarang.
PT Hotel Candi Baru selaku investor yang Perjanjian tersebut mendasarkan
menyewa tanah aset Pemkot diwajibkan pada ketentuan pasal-pasal yang ada dalam
membayar Rp. 2.357.287.800,00,- (Dua KUH Perdata yaitu Pasal 1320 KUH
Milyar Tiga Ratus Lima Puluh Tujuh Perdata sebagai syarat sahnya perjanjian
JutaDua Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu dan Pasal 1266 KUH Perdata tentang
Delapan Ratus Rupiah) untuk setuiap pemutusan hubungan perjanjian.
tahunnya atau Rp.11.786.439.000,00,-
(Sebelas Milyar Tujuh ratus Delapan Puluh 2. Perlindungan Hukum Bagi Warga
Enam Juta Empat Ratus Tiga Puluh Perumahan Yang Terhalang Akses
Sembilan Ribu Rupiah) untuk jangka Jalan Keluar Masuk Perumahan
waktu sewa selama lima tahun.13 Warga dan Perkampungan dengan
Kesepakatan yang telah dituangkan Dibangunnya Hotel Tentrem.
dalam perjanjian antara Pemkot Semarang
dengan PT Hotel Candi Baru bernomor : Kerjasama pemanfaatan lahan Jalan
019.6/171/2016; Nomor : 001/PSK- Pekunden Dalam aset Pemkot dilakukan
HCB/V/2016, yang harus dipenuhi oleh melalui Sistem Sewa yang dituangkan
pihak Investor antara lain adalah Jalan dalam perjanjian sewa menyewa lahan
Pekunden Dalam harus tetap berfungsi Nomor: 019.6/171/2016; Nomor :
sebagai jalan umum yang bisa diakses oleh 001/PSK-HCB/V/2016 tentang Sewa
warga dan masyarakat umum secara bebas Menyewa Sebagian Lahan di Jalan
dan leluasa tanpa batas ruang dan waktu. Pekunden Dalam Untuk Pembangunan Sky
Pihak investor juga harus menyediakan Bridge dan Basetment sebagai Penghubung
jalan alternatif selain jalan Pekunden Hotel, Mall, Apartemen dan Perkantoran
Dalam yang bisa diakses oleh warga dan Tentrem di Jalan Gajah Mada Nomor 123
masyarakat umum untuk masuk dan keluar Kelurahan Pekunden Kecamatan Semarang
kampung Pekunden untuk mengantisipasi Tengah Kota Semarang. Pelaksanaan
apabila Jalan Pekunden Dalam tidak bisa pembanguan tersebut tentunya akan
dimanfaatkan secara maksimal karena membawa dampak bagi kepentingan
sesuatu dan lain hal. masyarakat khususnya warga di Jalan
Kerja sama pemanfaatan tanah Pekunden Dalam, karena selama
aseet Pemkot dengan Investor dalam hal ini pelaksanaan pembangunan maka Jalan
adalah PT Hotel Candi Baru dalam rangka Pekunden Dalam menjadi ditutup akses
membangun Hotel Tentrem, Mall dan keluar masuknya akibatnya membuat akses
Apartemen, asset Pemkot yang terlalui warga akan terganggu. Penutupan jalan
adalah berupa jalan umum menuju sementara selama pelaksanaan
perkampungan warga yang dikenal dengan pembangunan menimbulkan dampak sosial
Jalan Pekunden Dalam telah disepakati dan ekonomi, secara sosial maka aktifitas
dalam bentuk Perjanjian Sewa Menyewa warga akan terganggu, karena terkendala
dalam jangaka waktu 5 (lima) tahun untuk dengan akses keluar masuk jalan tersebut,
karena tidak dapat melewati Jalan
13
Susi Pudjiharini, Wawancara, Kepala Sub Pekunden Dalam. Dilain hal warga
Bidang Pemanfaatan Tanah pada Badan Pekunden juga mengalami gangguan suara
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah, Kota akibat pengeboran tanah untuk pondasi.
Semarang, 27 April 2017

279
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

Akibat pengeboran pondasi tersebut kuga Kerjasama pemanfaatan barang


menjadikan saluran air sepanjang jalan milik daerah dalam penelitian ini dilakukan
menjadi penuh (banjir), jika terjadi hujan dengan perjanjian Sewa Menyewa
maka air akan menggenai perumahan berjangka waktu. Pelaksanaan perjanjain
warga sekitar lokasi pembangunan.14 sewa menyewa tersebut berjangka waktu 5
Untuk memberikan makna (lima) tahun dengan pemberian prioritas
perlindungan hukum, diambil dari untuk perpanjangan kepada pihak investor
pendapatnya Satjipto Raharjo dalam dengan persyaratan yang ditentukan di
bukunya Ilmu Hukum, bahwa perlindungan dalam klausula perjanjian.
hukum adalah memberikan pengayoman Menurut ketentuan Pasal 1320
terhadap hak asasi manusia (HAM) yang KUH Perdata bahwa suatu perjanjian akan
dirugikan orang lain dan perlindungan itu dikatakan sah menurut hukum apabila
di berikan kepada masyarakat agar dapat memenuhi 4 (empat) syarat yaitu:17
menikmati semua hak-hak yang diberikan 1. Sepakat dari para pihak (mereka) yang
oleh hukum. Hukum dapat difungsikan mengikatkan diri. Sepakat dalam hal ini
untuk mewujudkan perlindungan yang adalah para pihak yang terlibat dalam
sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel, pembuatan perjanjian harus sepakat
melainkan juga prediktif dan antisipatif. atau setuju mengenai hal-hal pokok
Hukum dibutuhkan untuk mereka yang dari perjanjian tersebut. Menurut Pasal
lemah dan belum kuat secara sosial, 1321 KHU Perdata menentukan bahwa
ekonomi dan politik untuk memperoleh kata sepakat tidak sah apabila
keadilan sosial.15 diberikan karena kekhilafan atau
Phillipus M. Hadjon memberikan diperoleh dengan paksaan atau
pengertian perlindungan hukum bagi penipuan.
rakyat adalah sebagai tindakan pemerintah 2. Capak (kecakapan untuk membuat
yang bersifat preventif dan represif. suatu perikatan.
Perlindungan hukum yang preventif Pasal 1330 KUH Perdata menentukan
bertujuan untuk mencegah terjadinya bahwa setiap orang adalah cakap untuk
sengketa, yang mengarahkan tindakan membuat perikatan, kecuali undang-
pemerintah bersikap hati-hati dalam undang menentukan bahwa ia tidak
pengambilan keputusan berdasarkan cakap. Orang-orang yang dianggap
diskresi, dan perlindungan yang represif tidak cakap adalah orang-orang yang
bertujuan untuk menyelesaikan terjadinya belum dewasa, mereka yang dibawah
sengketa, termasuk penangananya di pengampuan.
lembaga peradilan.16 fungsi hukum adalah 3. Suatu Hal tertentu.
melindungi rakyat dari bahaya dan Maksud dari Hal Tertentu ini mendapat
tindakan yang dapat merugikan dan pengaturan dalam Pasal 1332 dan Pasal
menderitakan hidupnya dari orang lain, 1333 KUH Perdata, bahwa hanya
masyarakat maupun penguasa. Hukum juga barang-barang yang dapat
berfungsi berfungsi pula untuk diperdagangkan saja yang dapat
memberikan keadilan serta menjadi sarana menjadi pokok suatu perjanjian. Dalam
untuk mewujudkan kesejahteraan bagi hal ini suatu perjanjian harus
seluruh rakyat. mempunyai pokok suatu barang yang
paling sedikit ditentukan jenisnya
(Pasal 1333 KUH Perdata).
14
Sri Redjeki Asri, Wawancara, Sekretaris Lurah
Pekunden, Semarang, 28 April 2017.
15
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2000) , hlm.54.
16
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi 17
www.jurnalhukum.com, “Syarat-syarat Sahnya
Rakyat Indonesia, (Surabaya,PT Bina Ilmu, 1987), Perjanjian”, diunduh tanggal 7 September 2017,
hlm.29. jam 09.00 WIB

280
Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pemanfaatan Aset Tanah Untuk Pembangunan

4. Suatu Sebab yang halal berfungsi sebagai jalan umum yang bisa
(diperkenankan) diakses oleh warga dan masyarakat umum
Isi perjanjian tidak dilarang oleh secara bebas dan leluasa tanpa batas ruang
undang-undang atau tidak bertentangan dan waktu.
dengan kesusilaan dan ketertiban Syarat selanjutnya, bahwa pihak
umum (Pasal 1337 KUH Perdata). Investor harus menyediakan jalan alternatif
Suatu perjanjian yang dibuat tanpa selain jalan Pekunden Dalam yang bisa
sebab atau dibuat karena suatu sebab diakses oleh warga dan masyarakat untuk
yang palsu atau terlarang adalah tidak masuk dan keluar kampung Pekunden
mempunyai kekuatan hukum (Pasal untuk mengantisipasi apabila jalan
1335 KUH Perdata). Pekunden Dalam tidak bisa dimanfaatkan
secara maksimal karena sesuatu hal. Jalan
Ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata Pekunden Dalam juga harus dilengkapi
tersebut mengandung Syarat Subjektif dan dengan saluran, penerangan jalan, sirkulasi
Syarat Objektif. Syarat subjektif (syarat udara, dan papan nama jalan.
pertama dan kedua) ini harus dipenuhi oleh Pihak kedua (investor) bertanggung
Subjek Hukum, dengan tidak dipenuhi jawab juga terhadap pemeliharaan ruas
syarat subjektif akan mengakibatkan suatu Jalan Pekunden Dalam sampai dengan
perjanjian menjadi dapat dibatalkan. perempatan ruas Jalam Taman Pekunden
Artimya, bahwa perjanjian tersebut Timur dan ruas Jalan alternatif yang
menjadi batal apabila ada yang dibangun oleh pihak Investor.
memohonkan pembatalan.18 Terkait dengan perjanjian sewa
Syarat Objektif (syarat ketiga dan menyewa lahan aset Pemkot dengan pihak
keempat) yang harus dipenuhi oleh objek Investor, pihak warga disekitar objek
perjanjian. Tidak dipenuhi syarat objektif pembangunan Hotel, Mall dan Apartemen
akan mengakibatkan perjanjian tersebut juga tetap diperhatikan dan tertuang dalam
batal demu hukum. artinya, sejak semula isi klausa Perjanjian Sewa Menyewa
dianggap tidak pernah dilahirkan suatu tersebut. Dalam perjanjian juga disebutkan
perjanjian dan tidak pernah ada suatu bahwa Investor wajib memberikan
perikatan.19 kontribusi untuk warga sekitar, yaitu:L
Objek dari sewa menyewa dalam 1. Pihak Investor melakukan bedah
pemanfaatan aset ini adalah sebagian dari rumah sebanyak 30 (tiga pulu) unit
bidang jalan yang terletak di Jalan warga miskin kelurahan Pekunden,
Pejunden Dalam Kelurahan Kecamatan yang akan dilaksanakan secara
Semarang Tengah. Jangka waktu sewa bertahap selama 3 (tiga) tahun dimulai
menyewa ditetapkan selama 5 (lima) tahun sejak bulan Juni 2016 dengan target
terhitung sejak tanggal 4 Mei 2016 sampai setiap tahun 10 (sepuluh) unit rumah.
dengan tanggal 3 (tiga) Mei 2021. Setelah 2. Membangun kembali Gapura Jalan
jangka waktu selelsai maka pihak penyewa Pekunden Dalam melalui koordinasi
diperi prioritas untuk mendapatkan dengan Lurah Pekunden.
perpanjangan sewa menyewa selama 3. Melaksanakan penghijauan turus jalan
jangka waktu tertentu setelah memenuhi di lingkungan Kelurahan Pekunden.
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Johnson and Johnson memberikan
Terkait dengan objek sewa definisi CSR (Corporate Social
menyewa dalam penelitian ini, bahwa Responsibility) is about how companies
disyaratkan dalam klausula perjanjian manage the buisness processes to produce
bahwa Jalan Pekunden Dalam harus tetap an overall positive impact on society”.
CSR adalah suatu konsep atau tindakan
18
Komariah, Hukum Perdata, (Malang: Universita yang dilakukan oleh perusahaan sebagai
Muhammadiyah, 2002), hlm. 175-177 rasa tanggung jawab perusahaan terhadap
19
Loc.cit

281
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

sisual maupun lingkungan sekitar dimana CSR yang diberikan kepada warga
perusahaannya itu berada, seperti masyarakat kampung Pekunden, yaitu
melakukan suatu kegiatan yang dapat dengan Program Bedah Rumah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat warga miskin di Pekunden untuk
sekitar, dan menjaga lingkungan, mendapatkan rumah yang layak huni.
memberikan beasiswa untuk anak-anak Program kontribusi Bedah Rumah ini
tidak mampu di daerah tersebut, dana dilakukan untuk 30 (tiga puluh) unit rumah
untuk pemeliharaan fasilitas umum, untuk warga miskin.
sumbangan untuk membangun Program Bedah Rumah tersebut
desa/fasilitas mesyarakat yang bersifat telah terlaksana pada Tahap I dimulai sejak
sosial dan berguna untuk masyarakat bulan Juni 2016 hingga pertengahan bulan
banyak, khususnyan untuk masyarakat April 2017 menghasilkan 10 (sepuluh) unit
yang berada disekitar perusahaantersebut rumah di wilayah RT 02 dan 03 RW 01 ;
berada.20 CSR merupakan sebuah RT 01 dan 06 RW 02 ; RT 03 RW 03; RT
fenomena dan strategi yang digunakan 05 dan 06 RW 05 Kelurahan Pekunden
perusahaan untuk mengakomidasi Kota Semarang Tengah.
kebutuhan dan kepentingan Program Tahap ke-II sudah dimulai
21
stakeholdernya. pada bulan Mei Tahun 2017 dengan
Selama proses pembangunan Hotel melakukan prioritas kepada rumah yang
Tentrem, maka Jalan Pekundem Dalam di memerlukan pembedahan rumah.
tutup, yaitu jalan menuju perkampungan Kontribusi Program Bedah Rumah oleh
warga, membuat akses warga tergannggu 22. pihak investor dilakukan secara bertahap
Terkait dengan akan ditutupnya Jalan selama 3 (tiga) tahun dengan target setiap
Pekunden dalam tersebut, pihak investor tahun membedah 10 (sepulu) unit rumah
melakukan sosialisasi kepada warga sekitar dengan jumlah nantinya 30 unit rumah.
yang dilakukan sebanyak 6 (enam ) kali. Diharapkan dengan terbangunnya
Hasil Publick Hearing dengan warga Hotel Tentrem nantinya akan
mendapat kesepakatan, bahwa selama Jalan mengakibatkan iklim investasi meningkat
Pekunden Dalam ditutup, maka pihak dan diharapkan akan memajukan
investor membuat jalan alternatif sebagai perekonomian perkotaan di Semarang,
akses warga yang cukup untuk dilewati khususnya perekonomian warga sekitar
kendaraan roda dua dan roda empat. Hotel. Selama proses pembanguan Hotel
Setelah pembangunan Hotel Tentrem, sebagian warga kampung
Tentrem selesai, nantinya jalan alternatif Pekunden diberikan kesempatan untuk
akses warga ke perkampungan Pekunden membuka lapak-lapak warung makan
akan tetap dibuka dan dipelihara. Jalan ini untuk karyawan Hotel Tentrem yang
mengambil sebagian lahan milik PT Hotel memanfaatkan istirahat untuk menambah
Candi Baru yang diberikan kepada warga asupan nenergi (makan siang), hal ini
Pekunden agar warga dengan mudah secara langsung akan menambah
mendapatkan akses menuju dan keluar pendapatan ekonomi dari warga sekitar. PT
perkampungan Pekundan.23 Hotel Candi Baru juga akan
mempekerjakan warga sekitar untuk
mengisi Kantin yang sudah disediakan oleh
20 pihak investor.24
http:/gwadamakbar.wordpress.com/2012/01/24/pen Sesuai dengan isi ketentuan Pasal 6
gerttian-corporate-social-responsibility-csr/. ayat (2) tentang Surat Perjanjian Sewa
Menyewa, maka pihak investor mendapat
21
http://www.usaha –kecil.com/pengertian_csr.html
22
Sri Redjeki Arsi, Wawancara, Sekretaris Lurah prioritas untuk memperpanjang jangka
Pekunden, Semarang, 28 April 2017.
23 24
Ratih, Wawancara, Wakil Owner PT Hotel Ratih, Wawancara, Wakil Owner PT Hotel Candi
Candi Baru, Semarang, 28 April 2017 Baru, Semarang, 28 April 2017

282
Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pemanfaatan Aset Tanah Untuk Pembangunan

waktu sewa menyewa lahan aset Pemkot 2. Perlindungan Hukum Bagi Warga
apabila pihak investor memenuhi Perumahan Yang Terhalang Akses
kewajiban yang ditentukan dalam Jalan Keluar Masuk Perumahan Warga
perjanjian, salah satunya yaitu memelihara, dan Perkampungan dengan
merawat dan menjaga Jalan Pekunden Dibangunnya Hotel Tentrem adalah
Dalam dalam keadaan terawat baik, mudah sudah tertuang dalam isi Perjanjian
diakses warga dan masyarakat umum. Sewa Menyewa Tanah aset Pemkot
Perpanjangan jangka waktu dapat diajukan antara Pemkot Semarang dengan
1 (satu) tahun sebelum jangka waktu sewa investor PT Hotel Candi Baru. Pihak
menyewa selesai. investor telah melakukan CSR melalui
Dengan dituangkannya semua hak Program Bedah Rumah untuk warga
dan kewajiban dari pihak Penyewa maka Pekunden dengan klasifikasi miskin
warga masyarakat sekitar pembangunan dan membuatan serta pemeliharaan
Hotel yaitu warga kampung Pekunden akan Jalan Pekunden Dalam sebagai akses
tetap dapat terlindungi hak dan yang mudah dilalui oleh warga yang
kewajibannya sebagai warga dalam akan menuju dan keluar kampung
memanfaatkan aset Pemkot yang sifatnya Pekunden.
adalah mempunyai fungsi sosial. Dengan
program CSR yang diberikan oleh pihak b. Saran-Saran
investor sebagai tanggung jawab sosial 1. Bagi Pemerintah Kota Semarang
menunjukkan bahwa pihak investor telah selaku pengelola Barang Milik
beritikad baik untuk memenuhi segala isi Daerah hendaknya selalu
kesepakatan hak dan kewajiban yang telah mengawasi selama proses
dituangkan dalam Surat Perjanjian. pembangunan sampai dengan
Semoga perlindungan hukum yang pemanfaatannya sesuai dengan ijin
diberikan kepada warga kampung yang telah diberikan oleh
pekunden akan terwujud dalam Pemerintah Kota Semarang dan
pelaksanaan isi perjanjian sewa menyewa tidak melanggar Undang-Undang.
aset Pemkot antara Pemkot dengan investor 2. Pemeliharaan aset milik daerah
(PT Hotel Candi Baru) melalui mekanisme sistem Sewa
Menyewa hendaknya lebih
D. KESIMPULAN DAN SARAN diperhatikan dan agar ditinjau
a. Kesimpulan ulang, karena jangka waktu hanya
Kesimpulan yang dapat diungkap sebatas paling lama 5 (lima) tahun.
dalam penelitian ini setelah dilakukan Mungkin pemberian Hak Guna
analisis secara kualitatif terhadap data Bangunan di atas Hak Pengelolaan
primer dan data sekunder adalah: milik Pemkot akan lebih menjamin
1. Bentuk Kerjasama antara Investor kepastian hukumnya, karena
dengan Pemerintah Kota Semarang berjangka waktu sampai 20 tahun.
terhadap Aset Tanah dalam
Pembangunan Hotel Tentrem di Jalan
Gajah Mada Seamarang adalah
memalui Perjanjian Sewa Menyewa
Lahan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diperpanjang apabila
memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam peraturan yang mengaturnya.

283
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

DAFTAR PUSTAKA

AP Parlindungan. 2015.Hak-Hak M.Yusuf. 2010.Delapan Langkah


Pengelolaan Menurut Sistem Pengelolaan Aset Daerah,
UUPA (Undang-Undang Pokok Jakarta: Salemba Empat.
Agraria), Edisi Revisi, Bandung: Phillipus M. Hadjon. 1987. Perlindungan
CV Mandar Maju. Hukum Bagi Rakyat Indonesia,
Boedi Harsono. 1997.Hukum Agraria Surabaya,PT Bina Ilmu’
Indonesia, Sejarah Pembentukan Satjipto Raharjo. 2000. Ilmu Hukum,
Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Isi dan Pelaksanaannya, Samun Ismaya.2013. Hukum Administrasi
Jakarta:Jambatan. Pertanahan, Yogyakarta: Graha
Farreed Aziiz Al-Lathiif, “Kerjasama Ilmu.
Pemnafaatan Tanah Milik Urip Santoso.2006.Hukum Agraria & Hak-
Pemerintah Dengan Investor Hak Atas Tanah, Jakarta:
Dalam Persepektif Hukum Tanah Kencana.
Nasional (Studi Kasus www.jurnalhukum.com, “Syarat-syarat
Pembangunan Hotel Tentrem di Sahnya Perjanjian”, diunduh
Kota Semarang)”, Skripsi, tanggal 7 September 2017, jam
Fakultas Hukum Undip, 09.00 WIB
Semarang, 2017 http:/gwadamakbar.wordpress.com/2012/0
Komariah,.2002. Hukum Perdata, Malang: 1/24/pengerttian-corporate-social-
Universita Muhammadiyah responsibility-csr/.
http://www.usaha–kecil.com/
pengertian_csr.html

284

Anda mungkin juga menyukai