Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Audit siklus produksi mencakup di dalam pertimbangan sistem pengendalian
internal yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi, dan memberikan perhatian
khusus pada pengujian substantif atas saldo persediaan baik untuk persediaan
yang dibuat atau diproduksi sendiri maupun persediaan yang dibeli. Audit siklus
produksi dan jasa personalia juga memusatkan perhatian pada sistem
pengendalian internal untuk transaksi penggajian serta pengujian substantif atas
saldo akun-akun terkait.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana merencanakan audit atas siklus produksi ?
2) Apa yang dimaksud dengan aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi ?
3) Bagaimana pengujian substantif atas saldo persediaan ?
4) Apa yang dimaksud dengan jasa bernilai tambah dalam siklus produksi ?
5) Bagaimana merencanakan audit atas siklus jasa personalia ?
6) Apa yang dimaksud dengan aktivitas pengendalian transaksi penggajian ?
7) Bagaimana melakukan pengujian substantif atas saldo penggajian ?
8) Apa yang dimaksud dengan jasa bernilai tambah dalam siklus jasa
personalia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1) Mengetahui bagaimana merencanakan audit atas siklus produksi serta
aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi.
2) Memahami pengujian substantif atas saldo persediaan dan jasa bernilai
tambah dalam siklus produksi.
3) Menjelaskan bagaimana audit atas siklus jasa personalia beserta aktivitas
pengendalian transaksi penggajian.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |1


4) Menjelaskan pengujian substantive atas saldo penggajian dan jasa bernilai
tambah dalam siklus jasa personalia.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |2


BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi
Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan baku
menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi
dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan
yang akan dipertahankan, serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan
proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan
baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi
ditransfer ke barang jadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai
transaksi pabrikasi (manufacturing transactions).
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini, yaitu :
1) Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran
berbagai biaya overhead.
2) Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik.
3) Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.
Keterkaitan siklus produksi dengan siklus lainnya :
Siklus Pengeluaran Siklus Jasa Personalia Siklus Produksi Siklus Pendapatan
Transaksi Pembelian Transaksi Penggajian Transaksi Pabrikasi Transaksi Penjualan

Bahan Baku
Pembelian Penggunaan
Bahan

Tenaga kerja langsung Barang dalam proses Barang Jadi Harga pokok penjualan
Penggajian Penggunaan Biaya Biaya Harga
Tenaga Kerja Pabrikasi Produksi Pokok
yang Sudah Penjualan
Selesai
Overhead pabrikasi
Pembelian Overhead
Penggajian yang
(tenaga kerja diterapkan
tak langsung)

Tujuan Audit
Dua kelompok tujuan audit siklus produksi adalah sebagai berikut :
1) Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi
pabrikasi.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |3


2) Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta
harga pokok penjualan.
Berikut tujuan audit spesifik tertentu untuk siklus produksi :
Kategori Asersi Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi Tujuan Audit atas Saldo Akun
Keberadaan Transaksi pabrikasi yang dicatat Persediaan yang tercetak dalam neraca
atau Keterjadiaan menyajikan bahan, tenaga kerja, dan secara fisik ada (EO2)
overhead yang ditransfer ke produksi serta
pemindahan produksi yang sudah selesai ke Harga pokok penjualan menunjukkan harga
barang jadi selama periode berjalan (EO1) pokok barang yang dikirimkan (dijual)
selama periode berjalan (EO3)

Kelengkapan Semua transaksi pabrikasi yang terjadi Persediaan mencakup semua bahan, produk,
selama periode berjalan sudah dicatat (C1) dan perlengkapan yang ada di tangan pada
tanggal neraca (C2)

Harga pokok penjualan mencakup dampak


semua transaksi penjualan selama periode
berjalan (C3)
Hak dan Entitas memegang hak atas persediaan yang Entitas pelapor memegang hak milik atas
kewajiban berasal dari transaksi pabrikasi yang dicatat persediaan pada tanggal neraca (RO2)
(RO1)

Penilaian atau Transaksi pabrikasi telah dijurnal, Persediaan telah dinyatakan dengan tepat
alokasi diikhtisarkan, dan dibukukan atau diposting pada harga yang terendah antara harga
dengan benar (VA1) pokok dan harga pasar (VA2)
Harga pokok penjualan didasarkan pada
penetapan metode arus biaya yang berlaku
secara konsisten (VA3)

Penyajian dan Rincian transaksi pabrikasi mendukung Persediaan (PD2) dan harga pokok
pengungkapan penyajiannya dalam laporan keuangan penjualan (PD3) telah diidentifikasi dan
termasuk klasifikasi dan pengungkapannya diklasifikasikan secara tepat dalam laporan
(PD1) keuangan

Pengungkapan yang berhubungan dengan


dasar penilaian dan pengagunan atau
penjaminan persediaan sudah memadai
(PD4)

Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Untuk


Mengembangkan Strategi Audit
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam
merancang program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan
persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |4


menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses
pabrikasi ini dikelola. Bagi banyak perusahaan distribusi dan eceran, manajemen
persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.
Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis
1) Materialitas
Bagi entitas pabrikan dan eceran, persediaan adalah unsur yang material
dan audit atas persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai
pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas
adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan
pemakai laporan keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder
adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Umumnya
audit atas persediaan, termasuk mengamati keberadaan persediaan dan
mengaudit ketepatan penilaian persediaan dan mengaudit ketepatan
penilaian persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor
biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari
keseluruhan materialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang
ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan.
2) Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang
disebabkan oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik
sekolah relative rendah, karena persediaan bukan merupakan bagian yang
material dari proses entitas itu. Namun, untuk pabrikan, pedagang grosir,
atau pedagang eceran, persediaan dapat dinilai sebesar atau mendekati
maksimum karena alas an-alasan berikut ini :
(1) Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang
mempengaruhi akun-akun ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan
peluang terjadinya salah saji.
(2) Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi,
pengukuran, dan alokasi biaya-biaya yang dapat dimasukkan dalam
persediaan seperti bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik tak

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |5


langsung, biaya produk gabungan, dan disposisi varians biaya,
akuntansi untuk bahan sisa dari proses produksi, dan masalah
akuntansi biaya lainnya.
(3) Sangat beragamnya jenis persediaan kadang-kadang mengharuskan
digunakannya prosedur khusus untuk menentukan kuantitas
persediaan, seperti volume geometric timbunan persediaan, fotografi
dari udara, dan estimasi kuantitas oleh seorang pakar.
(4) Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehingga menambah
kesulitan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian
fisik terhadap pencurian dan kerusakan, serta akuntansi yang tepat
untuk barang dalam perjalanan diantara lokasi-lokasi itu.
(5) Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan
masalah khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
(6) Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, dan factor-
faktor lain seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi
permintaan serta kemampuan menjual, dan dengan demikian
mempengaruhi ketepatan penilaian persediaan itu.
(7) Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian return atau pembelian
kembali.
3) Prosedur Analitis
Adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor
waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan diatas,
jika laporan keuangan yang disajikan untuk audit memperlihatkan
kecendrungan naiknya marjin laba yang disertai dengan naiknya jumlah
hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan
terlalu tinggi. Ini akan memperingatkan auditor agar memperhatikan
secara saksama keberadaan dan penilaian persediaan. Auditor mungkin
juga diperingatkan akan masalah pisah-batas yang dapat menyebabkan
persediaan ditetapkan terlalu tinggi.
Berikut prosedur analitis yang biasa digunakan untuk mengaudit siklus
produksi :

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |6


Rasio Rumus Signifikansi Audit
Jumlah hari perputaran Rata-rata hutang persediaan : Pengalaman sebelumnya mengenai
persediaan harga pokok penjualan x 365 jumlah hari perputaran persediaan
digabungkan dengan pengetahuan
tentang harga pokok penjualan akan
bermanfaat dalam mengestimasi tingkat
persediaan tahun berjalan.
Perpanjangan periode ini dapat
mengindikasikan masalah eksistensi
atau keberadaan, atau masalah dalam
menentukan nilai yang terendah antara
harga pokok dan harga pasar.

Pertumbuhan persediaan ((persediaan n : persediaan n-1) Rasio yang lebih besar dari 1,0
terhadap pertumbuhan -1) : ((harga pokok penjualan n : menunjukkan bahwa persediaan
harga pokok penjualan harga pokok penjualan n-1) -1) tumbuh lebih cepat daripada penjualan.
Rasio yang besar dapat menujukkan
kemungkinan adanya masalah
keusangan persediaan.
Barang jadi yang diproduksi Kuantitas barang jadi : Berguna dalam mengestimasi efisiensi
terhadap bahan baku yang kuantitas bahan baku proses pabrikasi. Dapat membantu
digunakan dalam mengevaluasi kewajaran biaya
produksi.
Barang jadi yang diproduksi Kuantitas barang jadi : jam Berguna dalam mengestimasi efisiensi
terhadap tenaga kerja tenaga kerja langsung proses pabrikasi. Dapat membantu
langsung dalam mengevaluasi kewajaran biaya
produksi.
Produk yang cacat per juta Jumlah produk cacat sebagai Bermanfaat dalam mengestimasi
persentase dari setiap juta efektivitas proses pabrikasi. Dapat
yang diproduksi membantu dalam mengevaluasi
kewajaran biaya produksi dan beban
garansi

Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal


Seperti dalam siklus pendapatan dan pengeluaran. Aspek-aspek dari kelima
komponen system pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada
transaksi pabrikasi dalam siklus produksi. Misalnya, dalam komponen lingkungan
pengendalian, struktur organisasi harus mencakup pejabat yang bertanggung
jawab atas produksi secara keseluruhan.

2.2 Aktivitas Pengendalian Transaksi Pabrikasi


Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas
empat kategori aktivitas, yaitu :
1) Pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi.
2) Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |7


3) Pengendalian fisik.
4) Penelaahan kinerja dan akuntabilitas.
Dokumen Dan Catatan Yang Umum
Berikut ini disajikan beberapa dokumen, catatan, dan file computer yang lazim
digunakan dalam memroses transaksi pabrikasi, yaitu :
1) Perintah produksi (production order). Formulir yang menunjukkan
kuantitas dan jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi
mungkin berkaitan dengan suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan.
2) Laporan kebutuhan bahan (material requirement report). Berisi daftar
bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah
produksi.
3) Slip pengeluaran bahan (material issue slip). Otorisasi tertulis dari
departemen produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan
bahan untuk digunakan berdasarkan perintah produksi yang sudah
disetujui.
4) Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seorang karyawan atas
pekerjaan tertentu.
5) Tiket perpindahan (move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi
perpindahan fisik barang dalam proses di antara departemen produksi, dan
diantara barang dalam proses serta barang jadi.
6) Laporan aktivitas produksi harian (daily production activity report).
Laporan yang memperlihatkan bahan baku dan tenaga kerja yang
digunakan selama hari itu.
7) Laporan produksi yang sudah selesai (completed production report).
Laporan yang menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah
produksi sudah diselesaikan.
8) Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan
perpetual). Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi.
9) File induk biaya standar (standard cost master file). File computer yang
berisi biaya-biaya standar.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |8


10) File induk persediaan bahan baku (raw materials inventory master file).
File computer yang berisi kuantitas persediaan bahan baku yang ada di
tangan.
11) File induk persediaan barang dalam proses (work-in process inventory
master file). File computer yang memuat jumlah biaya actual barang
dalam proses. File ini digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.
12) File induk persediaan barang jadi (finished goods inventory master file).
File computer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat
dapat digunakan sebagai persediaan perpetual untuk barang jadi.
Fungsi-Fungsi Dan Pengendalian Terkait
Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan
melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini :
1) Memulai produksi :
(1) Merencanakan dan mengendalikan produksi.
(2) Mengeluarkan bahan baku.
2) Memindahkan barang :
(1) Memroses barang dalam produksi.
(2) Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi.
(3) Melindungi persediaan.
3) Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :
(1) Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi.
(2) Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.
Memulai Produksi
1) Merencanakan dan Mengendalikan Produksi
Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan
pengendalian produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan
atau analisis peramalan penjualan serta kebutuhan persediaan.
2) Mengeluarkan Bahan Baku
Gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian produksi setelah
menerima slip pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh
departemen produksi.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |9


Perpindahan Barang
1) Memroses Barang Dalam Produksi
Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi
tertentu dicatat dalam tiket waktu, fungsi pencatatan waktu ini juga bisa
dilakukan dengan mengharuskan karyawan memasukkan tanda pengenal
mereka ke dalam terminal computer, kemudian mengetikkan nomor
perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan
suatu pesanan.
2) Memindahkan Pekerjaan Yang Sudah Selesai Ke Barang Jadi
Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus
inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah
selesai. Barang itu kemudian dikirimkan ke gudang barang jadi, yang
menerima tanggung jawab atas barang itu dengan menandatangani tiket
perpindahan akhir.
3) Melindungi persediaan
Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan kerusakan.
Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci
dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi
merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva ini.
Mencatat Transaksi Pabrikasi dan Persediaan
1) Menentukan dan Mencatat Biaya Pabrikasi
Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut ini :
(1) Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung ke barang
dalam proses.
(2) Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses.
(3) Memindahkan biaya di antara departemen produksi (menurut system
biaya proses).
(4) Memindahkan biaya produksi yang sudah selesai ke barang jadi.
Pengendalian tambahan terhadap pencatatan biaya pabrikasi meliputi :
(1) Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk
pengalokasian biaya pabrikasi ke barang dalam proses dengan data

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |10


mengenai penggunaan bahan dan tenaga kerja dalam laporan aktivitas
produksi harian.
(2) Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer
barang dalam proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam
laporan produksi yang sudah selesai.
2) Mempertahankan Kebenaran Saldo-Saldo Persediaan
Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan tiga
aktivitas, yaitu :
(1) Harus dilakukan perhitungan periodic yang independen terhadap
persediaan yang ada di tangan dan pembandingan dengan kuantitas
yang tercatat menurut catatan persediaan perpetual.
(2) Harus dilakukan pengecekan periodic yang independen terhadap
kesesuaian antara jumlah dolar yang tercatat dalam file induk
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan
masing-masing akun pengendali buku besar umum.
(3) Melalui inspeksi periodic terhadap kondisi persediaan dan penelahaan
manajemen atas laporan aktivitas persediaan, penyesuaian untuk
menurunkan nilai tercatat persediaan ke nilai pasar harus dilakukan
bila diperlukan.
Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen seringkali digunakan untuk memantau setiap fungsi.
Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
penggunaan sumber daya pada setiap tahapan produksi, maka kemungkinan
terjadinya kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil.
Sistem Ilustratif Untuk Pemrosesan Transaksi Pabrikasi
System ini mengilustrasikan sejumlah besar pengendalian pemrosesan, seperti
pemisahana tugas diantara departemen-departemen serta dokumen, catatan, file,
dan laporan produksi utama yang digunakan.
Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian
Dalam memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang bagian-
bagian dari komponen pengendalian internal yang relevan dengan transaksi

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |11


pabrikasi, auditor menggunakan prosedur yang sama seperti pada kelompok
transaksi lainnya. Prosedur ini meliputi review atas pengalaman sebelumnya
dengan klien bersangkutan, jika ada, pengajuan pertanyaan kepada manajemen
serta personil produksi lainnya, pemeriksaan dokumen dan catatan produksi, serta
pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi.

2.3 Pengujian Substantif Atas Saldo Persediaan


Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantive atas persediaan barang
dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga
persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki
pabrikan.
Menentukan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian
Penilaian risiko pengendalian yang relevan bervariasi menurut kelompok
transaksi yang mempengaruhi akun persediaan tertentu seperti yang diperlihatkan
dalam tabulasi berikut ini :
  Kelompok Transaksi Yang
Akun Persediaan Memperbesar Akun Memperkecil Akun
Persediaan barang dagang Pembelian Penjualan
Bahan baku Pembelian Transaksi pabrikasi
  yang mentransfer
  biaya bahan ke
  produksi
Barang dalam proses Transaksi pabrikasi Transaksi pabrikasi
  yang mentransfer yang mentransfer
  biaya bahan, tenaga biaya dari akun ini
  kerja, dan overhead ke akun barang
  dalam proses lainnya dalam proses atau
  barang jadi lainnya
Barang jadi Transaksi pabrikasi Penjualan
  yang mentransfer  
  biaya produksi yang  
  sudah selesai ke  
  barang jadi  

Merancang Pengujian Substantif


Bukti yang diperoleh dari beberapa pengujian yang dapat diterapkan pada
persediaan barang dagang dan pada persediaan barang jadi yang telah diproduksi

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |12


juga berkaitan dengan tujuan untuk akun harga pokok penjualan yang bersesuaian,
karena adanya hubungan timbal balik di antara akun-akun tersebut.
Prosedur Awal
Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk mendapatkan
pemahaman tentang bisnis dan industry suatu entitas guna menetapkan konteks
untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. Jika klien adalah
pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variable
yang terlibat dalam proses pabrikasi. Jika entitas itu merupakan pengecer, maka
penting untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan
klien dalam mata rantai distribusi ini.
Prosedur Analitis
Penerapan prosedur analitis pada persediaan seringkali bersifat ekstensif.
Penelahaan atas pengalaman dan kecendrungan industry merupakan hal yang
sangat penting ketika mengembangkan ekspektasi yang akan digunakan dalam
mengevaluasi data analitis bagi klien.
Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung
(vouching) dan penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap
transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan. Perhatian khusus harus diberikan
pada penentuan ketepatan pisah batas transaksi persediaan pada akhir periode
akuntansi.
1) Pengujian Ayat Jurnal atas Akun Persediaan
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian
dari pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jurnal yang tercatat dalam akun persediaan
mencakup pemeriksaan dokumen pendukung :
(1) Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke
faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
(2) Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang
jadi ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |13


(3) Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke
dokumen dan catatan penjualan.
(4) Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam
proses ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
2) Pengujian Pisah Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan
Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat
jurnal telah dicatat dalam periode yang tepat untuk transfer biaya barang
yang bergerak diantara gudang dan departemen produksi, departemen
produksi yang satu dan yang lainnya, dan departemen produksi dan barang
jadi. Dalam setiap kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi
dokumen dan observasi fisik bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan
pisah-batas fisik atas perhitungan persediaan telah dikoordinasikan.
Pengujian Rincian Saldo
Pengujian persediaan ini bersifat ekstensif, terutama karena diwajibkannya
prosedur pengamatan persediaan fisik klien dan pengujian yang berkaitan.
1) Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien
Pengamatan perhitungan persediaan sudah menjadi prosedur auditing yang
diterima umum selama lebih dari 50 tahun. Prosedur ini diwajibkan
apabila persediaan merupakan hal yang material bagi laporan keuangan
sebuah perusahaan serta praktis dan layak dilaksanakan, pengamatan
perhitungan persediaan ini bisa saja merepotkan, menghabiskan banyak
waktu, dan sulit bagi auditor, tetapi biasanya hal itu jarang terjadi.
Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian
Penetapan waktu pengamatan persediaan tergantung pada system persediaan
yang dianut klien dan efektivitas pengendalian internal, baik dalam system
persediaan periodic maupun system persediaan perpetual.
Rencana Penghitungan Persediaan
Perhitungan persediaan fisik oleh klien biasanya dilakukan sesuai dengan
rencana atau daftar instruksi. Instruksi yang dibuat klien harus mencakup hal-hal
seperti :

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |14


1) Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan
persediaan
2) Tanggal perhitungan
3) Lokasi-lokasi yang akan dihitung
4) Instruksi terinci mengenai bagaimana perhitungan akan dilakukan
5) Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar
ikhtisar (kompilasi)
6) Ketentuan mengenai penanganan penerimaan, pengiriman, dan
perpindahan barang selama perhitungan jika aktivitas tersebut tidak dapat
dihindarkan
7) Pemisahan atau identifikasi barang yang bukan milik klien
Melaksanakan Pengujian
Dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus :
1) Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan
persediaan
2) Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak ada
barang yang diberi dua label
3) Menentukan bahwa label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi
telah dikendalikan dengan semestinya
4) Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas ke
lembar kompilasi
5) Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong yang
mungkin ada apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat
6) Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan using
7) Menilai kondisi umum persediaan
8) Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang
digunakan dan memastikan bahwa barang yang diterima selama
perhitungan telah dipisahkan sebagaimana mestinya
9) Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat
pergerakannya.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |15


Apabila persediaan bersifat material dan auditor tidak mengamati perhitungan
persediaan pada atau menjelang akhir tahun, maka AU 331.12 menyatakan
bahwa:
1) Pengujian atas catatan akuntansi saja tidak akan memadai dalam kaitannya
dengan kuantitas.
2) Auditor harus selalu melakukan, atau mengamati, beberapa perhitungan
fisik persediaan dan menerapkan pengujian yang tepat atas transaksi yang
terjadi selama perhitungan.
Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik
Suatu perusahaan mungkin memiliki pengendalian persediaan atau
menggunakan metode penentuan persediaan, seperti sampel statistic, yang tidak
memerlukan perhitungan fisik tahunan atas setiap barang persediaan. Metode
semacam itu tidak membebaskan auditor dari tanggung jawab untuk mengamati
perhitungan persediaan. Perhitungan semacam itu tetap harus diamati apabila
dianggap perlu sesuai dengan situasinya.\
Pengamatan Persediaan Awal
Untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan laba-rugi,
auditor harus mengamati baik perhitungan persediaan awal maupun akhir. Dalam
melakukan penugasan audit yang berulang, persyaratan ini dapat dipenuhi dengan
mengamati persediaan akhir setiap tahun. Akan tetapi, dalam melakukan audit
yang pertama kali atas suatu perusahaan yang sudah berjalan, auditor mungkin
ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan
laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya.
Dampak Terhadap Laporan Auditor
Apabila persediaan sudah diamati atau diobservasi, auditor dapat
mengeluarkan laporan audit standar. Hal ini juga diperbolehkan jika auditor
menggunakan pengujian substantive alternative untuk memverifikasi persediaan
awal. Akan tetapi, apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan
dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan
akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit standar.
Aplikabilitas Pada Asersi

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |16


Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan persediaan oleh
klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber bukti
yang utama tentang eksistensi persediaan. Di samping itu, pengujian ini juga
berhubungan dengan asersi-asersi berikut :

Asersi Penjelasan
Kelengkapan Kuantitas yang melebihi catatan perpetual  
  menujukkan bahwa catatan tidak lengkap.  
Penialaian atau
alokasi Kuantitas yang diamati merupakan dasar untuk
  mengkompilasi total nilai dolar dalam ikhtisar
  persediaan  
  barang yang rusak dan usang yang diamati dapat
  dinilai sebesar nilai realisasi bersih.  

Pengujian Klerikal atas Akurasi Daftar Persediaan


Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar
perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang
yang dihitung. Harga barang-barang persediaan itu kemudina dicantumkan untuk
mendapatkan total nilai dolar persediaan yang ada di tangan. Perhitungan fisik itu
kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian, dengan jumlah per catatan
perpetual, apabila memungkinkan, dan setiap jumlah selisih dicatat serta diselidiki
dan ditelusuri ke ayat jurnal penyesuaian apabila diperlukan. Pengujian
memberikan bukti untuk asersi/keberadaan atau kejadian.
Pengujian Penetapan Harga Persediaan
Pengujian mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk
harga pokok maupun nilai pasar persediaan.Pengujian ini berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi dan menyangkut penentuan bahwa prosedur
penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-
tahun sebelumnya.
Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi
Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi
yang dilakukan auditor tergantung pada reliabilitas catatan akuntansi biaya klien
dan metode yang digunakan oleh klien dalam mengakumulasikan biaya-biaya

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |17


tersebut. Auditor harus menelaah metode itu untuk memastikan kelayakan serta
akurasi dan konsistensi penerapannya.
Mengkonfirmasi Persediaan pada Lokasi-Lokasi di Luar Entitas
Apabila persediaan klien disimpan digudang, umum atau pada jasa
penyimpanan luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi
persediaan, melalui komunikasi langsung dengan sipenyimpan. Dalam kasus ini,
AU 331.14 menyatakan bahwa auditor harus menerapkan satu atau lebih dari
prosedur-prosedur berikut ini:
1) Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan
mengevaluasi kinerja penjaga gudang.
2) Mendapatkan laporan akuntan independen mengenai prosedur
pengendalian yang diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan
penyimpangan barang dan, jika ada, penjaminan tanda terima, atau
menerapkan prosedur alternative atas gudang untuk mendapatkan
keyakinan yang layak bahwa informasi yang diterima dari penjaga
gudang dapat diandalkan.
3) Mengamati perhitungan fisik barang, jika praktis dan layak.
4) Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka
konfirmasikan kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang
berkaitan dengan tanda terima yang dijaminkan itu (atas dasar pengujian
jika tepat).
Memeriksa Perjanjian dan Kontrak Konsinyasi
Barang yang ada ditangan mungkin disimpan atas permintaan pelanggan,
setelah penjualan terjadi, atau barang itu mungkin juga disimpan sebagai
konsinyasi.Dalam kasus ini, manajemen diminta untuk memisahkan barang yang
buka miliknya salama melakukan perhitungan persediaan. Disamping itu, auditor
biasanya meminta asersi tertulis mengenai kepemilikan persediaan dalam surat
repesentasi klien.
Pengujian Rincian Saldo Estimasi Akuntansi
Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang
telah cukup memperoleh informasi.Ini berarti auditor hanya diharapkan

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |18


menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap jual, digunakan
atau dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang atau rusak. Auditor
memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau kerusakan dengan:
1) Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien.
2) Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui
barang-barang yang lambat bergerak.
3) Menelaah laporan produksi pengendalian mutu
Auditor juga dapat menggunakan pengalamannya dan menelaah penjualan
persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan kewajaran harga pokok bila
dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor biasanya akan:
1) Membandingkan harga pokok barang-barang persediaan dengan katalog
penjualan dan laporan penjualan tahun berjalan.
2) Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun.
3) Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan
indicator berubahnya kondisi pasar.
4) Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat
bergerak dan usang serta nilai persediaan, yang dapat direalisasi melalui
penjualan.
Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP
Bukti yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan laporan
diberikan oleh pengujian-pengujian substantif.Bukti lebih lanjut dapat diperoleh,
sesuai yang diperlukan, dari review atas notulen rapat-rapat dewan direktur dan
dari pengajuan pertanyaan kepada manajemen.Berdarkan bukti dan perbandingan
laporan keuangan klien dengan ketentuan-ketentuan akuntansi yang berlaku,
auditor mendapatkan ketetapan penyajian dan pengungkapan.

2.4 Jasa-Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Produksi


Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik
oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat
mencapai tujuan profitabilitas dan arus kas. Pada saat mengevaluasi masalah-
masalah seperti nilai realisasi bersih persediaan.Auditor harus memperhitungkan
risiko bisnis klien, risiko adanya produk pengganti atau perebutan pangsa pasar

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |19


oleh pesaing, serta harus berbagi pengetahuan dan pemahaman tentang hal ini
dengan klien.
Jika peringkat klien mendekati tingkat paling bawah dalam industrinya, maka
akuntan publik biasanya akan mencoba membahas masalah bagaimana klien dapat
memperbaiki proses manajemen persediaannya. Sebagai contoh, banyak akuntan
public yang telah membantu klien mengembangkan sistem persediaan just-in-time
dengan menggunakan pertukaran data elektronik (EDI = elektronik data
interchange) untuk berkomunikasi dengan pemasok. Selain itu, mereka juga
membantu klien dalam mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai
tambah dari proses pabrikasi. Para akuntan public ini secara teratur memberikan
rekomendasi untuk menyempurnakan sistem informasi yang memungkinkan
manajemen memantau dan mengendalikan penciutan persediaan dengan lebih
baik, serta mencocokkan kuantitas persediaan dengan permintaan secara lebih
baik.

2.5 Merencanakan Audit Atas Siklus Jasa Personalia


Siklus jasa personalia (personnel services cycle)suatu entitas menyangkut
peristiwa dan aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta
karyawan.Kelompok transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi
penggajian (pay-roll transactions).
Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya.Pembayaran
gaji dan upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan
transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. Distribusi biaya tenaga kerja
pabrik ke barang dalam proses berkaitan dengan siklus produksi. Masalah
pengukuran dan pengungkapan penting yang berhubungan dengan opsi saham
program pensiun.
Tujuan Audit

Katergori Asersi Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo


Transaksi Akun
Keberadaan atau Beban gaji dan upah Saldo kewajiban gaji
keterjadian serta beban pajak gaji dan upah akrual serta

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |20


dan upah yang pajak gaji dan upah
berhubungan dengan menunjukkan jumlah
kompensasi untuk jasa yang terhutang pada
yang diberikan selama tanggal neraca (EO2)
periode berjalan (E01)
Kelengkapan Beban gaji dan upah Kewajiban gaji dan
serta beban pajak gaji upah akrual serta pajak
dan upah yang tercatat gaji dan upah
mencakup semua beban mencakup semua
semacam itu yang jumlah yang terutang
terjadi untuk jasa kepada personel dan
personalia selama tahun lembaga pemerintah
berjalan (C1) pada tanggal nerca (C2)
Hak dan kewajiban Kewajiban gaji dan
upah akrual adalah
kewajiban entitas yang
melaporkan (RO1)
Penilaian atau alokasi Beban gaji dan upah Kewajiban gaji dan
serta beban pajak gaji upah akrual serta pajak
dan upah telah dihitung gaji dan upah telah
serta dicatat secara dihitung serta dicatat
akurat (VA1) secara akurat (VA2)
Distribusi tenaga kerja
pabrik telah dihitung
dan dicatat dengan
benar (VA3)
Penyajian dan Beban gaji dan upah Akun kewajiba gaji dan
pengungkapan serta beban pajak gaji upah akrual serta pajak
dan upah telah gaji dan upah telah
diidentifikasi serta diidentifikasi serta
diklasifikasikan dengan diklasifikasikan dengan
tepat dalam laporan tepat dalam neraca

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |21


laba rugi (PD1) (PD2)
Laporan keuangan
memuat pengungkapan
yang layak atas pension
dan program tunjangan
lainnya (PD3)

Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk


Mengembangkan Strategi Audit
Pentingnya jasa personalia mungkin bervariasi bagi pabrikan, pedagang grosir,
dan pedagang eceran.Program kompensasi lainnya meliputi opsi saham yang
menghadirkan tantangan pengukuran dan pengungkapan sendiri bagi para auditor.
Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk
memahami:
1) Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (misalnya, apakah
entitas bersifat padat karya atau padat modal?)
2) Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem
pengendalian yang berbeda dengan kompensasi gaji.
3) Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak
apresiasi saham, serta perjanjian pensiun.
Jika kompensasi suatu entitas didasarkan atas gaji dan menunjukkan hubungan
yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor dapat menekankan
pada prosedur analitis dalam pengembangan strategi audit.Jika beban kompensasi
didasarkan atas upah per jam, dan menunjukkan tingkat variabilitas yang tinggi
sepanjang periode berjalan, maka auditor dapat menekankan pendekatan penilaian
tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.
Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis
Materialitas
Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank,
perusahaan asuransi,dan kantor personalia, jasa personalia merupakan beban
utama. Untuk sekolah, jasa personalia mungkin menjadi pengeluaran yang utama.
Risiko Inheren

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |22


Auditor jarang memperhatikan kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena
sebagian besar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak
dibayar. Penipuan gaji dan upah dapat terjadi dua tingkatan. Menyimpangkan cek
gaji untuk digunakan sendiri atau manajemen secara sengaja salah
mengklasifikasikan atau mengalihkan biaya tenaga kerja dalam kontrak
pemerintah untuk menipu badan pemerintah itu.
Program tunjangan perusahaan dapat melibatkan opsi saham, hak organisasi
saham, atau program pensiun yang menyangkut baik masalah pengukuran maupun
pengungkapan uang signifikan.Oleh karena itu, risiko inheren mungkin tinggi
untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, penilaian atau alokasi, serta
penyajian dan pengungkapan.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis berguna dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti
apabila gaji dan upah kotor per karyawan melebihi ekspetasi auditor. Jenis
prosedur ini dianggap paling efektif jika auditor bisa menggunakan perangkat
lunak audit yang umum, memilah karyawan menurut kategori, dan kemudian
mengevaluasi rata-rata pembayaran menurut kategori karyawan. Sebagai contoh,
jika auditor melakukan pengujian ini atas sebuah tim baseball professional, maka
para pemain professional itu harus dipisahkan dari personel kantor utama, yang
selanjutnya dipisahkan dari karyawan yang menjual hot dog selama pertandingan
berlangsung. Jika setiap kelompok karyawan digabungkan menjadi satu, maka
prosedur analitis aka menjadi tidak efektif.
Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal
Beberapa faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat
langsung.Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali
diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau
kepada manajer sumber daya manusia atau personalia.Kebijakan dan praktik
personalia yang ditetapkan harus memastikan bahwa individu-individu yang
terlibat dalam fungsi penggajian mengetahui undang-undang serta peraturan
penggajian Negara bagian dan federal serta ketentuan yang berlaku dalam
kontrak-kontrak kerja.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |23


Manajemen juga harus menilai risiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan
kesalahan atau kecurangan dalam pemrosesan gaji dan upah.Pemahaman atas
komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk mengenal
dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang
berhubungan dengan transaksi penggajian.

2.6 Aktivitas Pengendalian Transaksi Penggajian


Dokumen dan Catatan Yang Umum
Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat
transaksi penggajian :
1) Otorisasi personalia. Memo yang dikeluarkan oleh departemen
personalia yang menunjukkan pengangkatan seorang karyawan dan setiap
perubahan selanjutnya atas status karyawan itu untuk tujuan penggajian.
2) Kartu absen (clock card). Formulir yang digunakan oleh setiap karyawan
untuk mencatat jumlah jam kerja yang dilakukan setiap harinya selama
satu periode pembayaran. Kartu ini digunakan dengan jam waktu (time
clock) yang mencatatwaktu pada kartu tersebut. Fomulir ini dan formulir
berikutnya dapat digantikan dalam sistem yang modern dengan tanda
pengenal karyawan yang dimasukkan ke dalam suatu terminal yang
menghasilkan catatan elektronik mengenai waktu tersebut.
3) Tiket waktu (time ticket). Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu
kerja seorang karyawan atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja ini
seringkali dicetak oleh mesin.
4) Register penggajian. Laporan yang menunjukkan lama penghasilan
kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan
selama satu periode pembayaran. Register ini menyediakan dasar untuk
membayar karyawan serta mencatat gaji dan upah.
5) Rekening bank untuk penggajian imprest. Rekening yang menampung
setoran sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama periode
pembayaran dan dari rekening ini ditarik cek untuk membayar gaji serta
upah para karyawan.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |24


6) Cek gaji. Perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan.
Cek ini juga disertai dengan sebuah memo yang dapat dilepas yang
menunjukkan penghasilan kotor serta potongan gaji dan upah.
7) Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja. Laporan yang menunjukkan
klasifikasi akun untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode
pembayaran.
8) SPT pajak gaji dan upah. Formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak
untuk diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari
karyawan serta pajak gaji dan upah pemberi kerja untuk jaminan social
serta pengangguran federal dan Negara bagian.
9) File personalia karyawan. File yang memuat data mengenai ikatan kerja
setiap karyawan dan memuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan
untuk karyawan tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.
10) File induk data personalia. File computer yang berisi data terkini
mengenai karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah
seperti klasifikasi pekerjaan, tarif upah, dan potongan.
11) File induk penghasilan karyawan. File computer yang berisi penghasilan
kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan
selama tahun berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode
pembayaran.
Fungsi-Fungsi dan Pengendalian Terkait
Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut
ini:
1) Memulai transaksi penggajian yang mencakup :
(1) Mengangkat karyawan
(2) Mengotorisasi perubahan gaji dan upah
2) Penerimaan jasa, mencakup :
(1) Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu
3) Pencatatan transaksi penggajian, yang mencakup :
(1) Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah
4) Pembayaran gaji dan upah, yang mencakup :

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |25


(1) Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil
(2) Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah
Memulai Transaksi Penggajian
Mengangkat Karyawan
Semua pengangkatan karyawan dilakukan di departemen personalia dan harus
didokumentasikan dalam formulir otorisasi personalia.Formulir ini harus
menunjukkan kalsifikasi pekerjaan, tariff upah awal, serta potongan gaji dan upah
yang diotorisasi. Secara periodeik, sebuah catatan (log) yang dibuat komputer
mengenai semuua perubahan pada file induk dicetak dan diperiksa secara
independen oleh seorang manajer personalia yang tidak terlihat dalam
pemasukkan data ke dalam komputer. Pengendalian terhadap pengangkatan
karyawan baru pada file induk data personalia akan mengurangi risiko
pembayaran gaji dan upah kepada karyawan fiktif.
Mengotorisasi Perubahan Gaji dan Upah
Permintaan untuk melakukan perubahan klasifikasi pekerjaan atau kenaikan
tariff upah dapat dimulai oleh penyelia karyawan. Akan tetapi, semua perubahan
ini harus diotorisasi secara tertulis oleh departemen personalia sebelum
dimasukkan ke dalam file induk data personalia.
Departemen personalia juga harus mengeluarkan pemberitahuan tentang
pemberhentian pada saat berakhirnya ikatan kerja seseorang. Pemutakhiran file
induk data personalia dengan segera sangat penting untuk mencegah karyawan
yang sudah berhenti masih tercatat dalam daftar gaji dan upah. Jadi, pengendalian
ini berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian.
Menerima Jasa
Menyiapkan Data Kehadiran dan Pencatatan Waktu
Dalam banyak perusahaan, terdapat departemen pencatatan waktu yang
bertanggungjawab atas fungsi ini.Time clock kerapkali digunakan untuk mencatat
waktu kerja seorang karyawan pada saat sebuah kartu waktu atau tanda pengenal
karyawan dimasukkan ke dalam time clock tersebut. Agar seorang karyawan
tidak”mencetakkan atau mempunching in” untuk karyawan lain, petugas kemanan
harus mengawasi prosedur kartu waktu itu.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |26


Mencatat Gaji dan Upah
Menyiapkan Daftar Gaji dan Upah
Program gaji dan upah memilah transaksi-transaksi penggajian menurut
nomor karyawan dan data ini akan menjalani proses pengecekan serta
penyuntingan. Proses ini meliputi pengecekan atas validitas nomor karyawan dan
batas atau kelayakan jumlah jam kerja. Keluaran dari proses ini terdiri atas
transaksi penggajian yang sah dan sebuah laporan tentang penyimpangan serta
pengendalian yang dikirimkan ke departemen pengendalian data.
Mencatat Gaji dan Upah
Pada saat pembayaran kotor, potongan, dan pembayaran bersih dihitung untuk
setiap karyawan, program akan memutakhirkan file induk penghasilan karyawan,
dan mengakumulasi total ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilakan serta
dimasukkan kedalam file induk buku besar umum ketika proses ini telah selesai.
Keluaran tercetak berikut ini akan dikirimkan ke departemen pengendalian data:
1) Sebuah laporan tentang penyimpangan dan pengendalian yang telah
ditelaah oleh departemen pengendalian sata sebelum membagikan
keluaran tercetak lainnya.
2) Sebuah salinan register gaji dan upah yang dikembaliakn bersama dengan
kartu jam dan tiket waktu kepada departemen gaji dan upah untuk
dibandingkan dengan data batch transmittal yang asli.
3) Sebuah salinan register gaji dan upah yang kedua serta cek-cek gaji
bernomor yang dikirimkan ke kantor bendahara.
4) Ikhtisar buku besar umum yang dikirim ke departemen akuntansi yang
memperlihatkan ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan oleh program
penggajian.
Membayar Gaji dan Upah serta Melindungi Upah yang Belum Diambil
Pengendalian yang dapat diterapkan meliputi:
1) Cek-cek gaji itu harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel kantor
bendahara yang berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar
atau pencatatan gaji dan upah.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |27


2) Akses ke mesin penandatangan cek dan pelat tanda tangan harus dibatasi
pada orang-orang yang berwenang.
3) Cek-cek gaji harus didistribusikan hanya kepada karyawan yang
identifikasinya benar.
4) Cek-cek gaji yang belum diambil harus disimpan di brankas atau tempat
yang aman lainnya di kantor bendahara.
Pengendalian lainnya yang penting terhadap pembayaran gaji dan upah pada
kebanyakan perusahaan besar adalah penggunaan rekening bank panjar untuk
penggajian imprest.Dari rekening inilah cek-cek gaj ditarik.
Menyerahkan SPT Pajak Gaji dan Upah
SPT pajak gaji dan upah harus diserahkan sebesar jumlah yang dipotong dari
karyawan untuk pajak penghasilan dan jaminan social federal, serta untuk jaminan
social dan pajak pengangguran federal serta Negara bagian yang dikenakan
kepada pemberi kerja. SPT harus diserahkan secara tepat wakt untuk meghindari
pembayaran denda serta bunga, dan bahkan mungkin tuduhan criminal.Jadi,
tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ini harus ditetapkan dengan jelas
menurut jadwal yang sesuai dengan batas waktu penyerahan serta pembayaran
federal dan Negara bagian.
Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian
Prosedur yang digunakan sama seperti untuk kelompok transaksi utama
lainnya. Proses penilaian risiko pengendalian untuk transaksi penggajian dimulai
dengan megidentifikasi potensi salah saji serta pengendalian yang diperlukan.
Disini yang menjadi perhatian khusus adalah risiko salah saji gaji dan upah
melalui hal-hal berikut:
1) Pembayaran kepada karyawan fiktif
2) Pembayaran kepada karyawan actual untuk jam-jam kerjay yang tidak
dilakukan
3) Pembayaran kepada karyawan actual dengan tariff yang lebih tinggi
daripada yang diotorisasi.
Dalam menyaksikan pembagian cek gaji itu, auditor mengamati bahwaa:

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |28


1) Ada pemisahan tugas antara penyusunan daftar serta pembayaran gaji dan
upah
2) Setiap karyawan hanya menerima satu cek
3) Setiap karyawan diidentifikasi dengan badge ata kartu identitas karyawan
4) Terdapat pengendalian dan disposisi yang tepat atas cek-cek yang belum
diambil.

2.7 Pengujian Substantif Atas Saldo Gaji dan Upah


Pengujian substantive atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanaka pada atau
menjelang tanggal neraca.Saldo-saldo tersebut mencakup kewajiban akrual untuk
gaji, upah, komisi, bonus, tunjangan karyawan, dan pajak gaji dan upah, serta
akun-akun beban yang terkait.
Menentukan Risiko Deteksi
Bukti tentang keefektifan pengendalian atas risiko dalam banyak kasus akn
memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah, sehingga mengasilkan
tingkat risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau seluruh
asersi gaji dan upah. Akibatnya, pengujian substantive atas saldo- saldo gaji dan
upah seringkali dibatasi pada penerapan prosedur analitis atas akun-akun beban
dan pos-pos akrual yang terkait, serta pengujian rincian yang terbatas.
Merancang Pengujian Substantif
Pengujian substantive yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah pada
prosedur-prosedur berikut ini:
1) Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual
2) Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun
3) Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham
4) Memverifikasi kompensasi pejabat
Menghitung Kembali Kewajiban gaji dan Upah Akrual
Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah untuk tahun
berjalan tertuju pada lebih saji, namun untuk akun-akun akrual akhir tahun
perhatian utamanya adalah pada rendah saji.
Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual
manajemen, auditor harus mereview perhitungan manajemen atau melakukan

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |29


perhitungan sendiri.Jumlah-jumlah akrual untuk pajak gaji dan upah harus
dibandingkan dengan jumlah yang diperlihatkan dalam laporan pajak gaji dan
upah.Bukti tambahan juga dapat diperoleh dengan memeriksa pembayaran
sesudahnya atas jumlah akrual itu sebelum pekerjaan lapangan berakhir.
Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun
Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pasca pensiun yang
siginifikan kepada para karyawan.Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki
program pensiun dengan tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang
siginifikan dalam hal pengukuran beban pensiun, serta pengungkapan pensiun.
Risiko yang paling signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi
penilaian atau alokasi (menentukan beban pensiun), serta asersi penyajian dan
pengungkapan (menulis catatan kaki tentang pensiu). Auditor yang mengaudit
laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil audit ERISA ketika
mengaudit beban dan pengungkapan pensiun. Pada saat menyelesaikan audit
ERISA, auditor akan menggunakan pakar dari luar untuk mengaudit asumsi-
asumsi akturial yang penting yang diperlukan untuk menentukan beban pensiun
dan proyeksi kewajiban tunjangan.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi saham
Auditor harusmenentukan:
1) Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan
kompensasi kepada karyawan dan pejabat.
2) Bagaimana beban kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban
kompensasi dialokasikan ke berbagai periode akuntansi
3) Kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi
insentif
Auditor harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan termasuk
deskripsiprogram secara umum, serta jumlah dan rata-rata tertimbang harga
penggunaan opsi yang masih beredar pada awal dan akhir tahun, serta obsi yang
diberikan, digunakan, dibatalkan atau kadaluarsa selama tahub berjalan.
Memverifikasi Kompensasi Pejabat

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |30


Kompensasi pejabat sangat sensitive terhadap audit karena dua alasan. (1)
Pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah diisyaratkan dalam laporan 10-
K yang diserahkan perusahaan terbuka SEC , (2) para pejabat mungkin bisa
menghindari dan menerima gaji, bonus, opsi saham, serta bentuk kompensasi
lainnya yang melebihi jumlah yang ditorisasi. Karena alasan itu, otorisasi dewan
direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi lainnya harus dibandingkan
dengan jumlah yang tercatat. Pengujian ini berhubungan dengan tujuan yang
berkaitan dengan setiap asersi.

2.8 Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Jasa Personalia


Manajer personalia merupakan proses ini bagi banyak perusahaan. Sebagian
besar pekerjaan di Amerika Serikat bergerak di sektor jasa. Pada saat melakukan
audit banyak akuntan publik yang memantau statistic dan mengevaluasi
kinerjanya bila dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industry sejenis.
Akuntan public yang memahami industrinini, dapat membantu klien
mengidentifikasi peluang-peluang yang ada guna meningkatkan pendapatan per
karyawan.
Apabila karyawan lebih produktif, maka perusahaan kerapkali mencapai
profitabilitas yang lebih baik dalam industri. Para akuntan public memiliki
keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat pertanggungjawaban
bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya mereka(gaii dan upah). Akuntan
public dapat membnantu klien dengan :
1) Menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat
2) Mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk
meningkatkan produktivitas karyawan.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |31


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam siklus produksi, auditor memfokuskan perhatian pada transaksi
pabrikasi yang menyangkut alokasi biaya pabrikasi ke barang dalam proses dan
pemindahan biaya produksi yang sudah selesai ke barang jadi. Dalam mengaudit
siklus ini, auditor menaruh perhatian pada system akuntansi biaya dan system
akuntansi keuangan klien. Audit atas persediaan memerlukan perencanaan yang
cermat dan investasi waktu, biaya, dan upaya audit yang sangat substansial.
Pengamatan atas perhitungan persediaan yang dilakukan klien merupakan
prosedur auditing yang lazim bila persediaan bersifat material.
Dalam siklus jasa personalia, perhatian auditor terutama diarahkan pada
transaksi penggajian serta asersi saldo akun yang terkait. Kecuali jika keadaan
mengindikasikan bahwa tidak akan efesien dari segi biaya, pengujian
pengendalian atas gaji dan upah akan cukup ekstensif untuk mendukung penilaian
tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah. Pengujian substantive atas saldo
beban dan kewajiban gaji dan upah kemudian dapat dibatasi terutama pada
prosedur analitis dan pengujian rincian yang terbatas

3.2 Saran
Berdasarkan isi makalah ini, diharapkan pembaca bisa memahami
tentang audit siklus produksi dan audit jasa siklus jasa personalias di
dalam suatu entitas. Sehingga bisa menghindari perilaku-perilaku atau
tindakan kecurangan salah penyajian laporan keuangan yang akhirnya
mengakibatkan kerugian pada entitas itu sendiri.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |32


DAFTAR PUSTAKA

Boynton, Johnson, & Kell. (2004). Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |33


Audit Siklus Produksi dan Jasa Personalia |34

Anda mungkin juga menyukai