Disusun Oleh :
Nama : Maria Yakolina Hurai
NIM : 2002033
A. Latar Belakang
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu
tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas
seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Dengan beraktivitas tubuh akan
menjadi sehat, system pernapasan dan sirkulasi tubuh akan berfungsi
dengan baik, dan metablisme tubuh dapat optimal. Kemampuan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan berbagai
gangguan pada system musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi
kaku dan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya.
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang
dibutuhkan untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh.
Latihan dapat memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga
kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan fleksibilitas otot.
Selain itu latihan fisik dapat membuat fungsi gastroinstestinal
bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang dan
melancarkan eliminasinya, karena apabila seseorang tidak dapat
melakukan aktifitas fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat
otot abdomen menjadi lemah sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif.
Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan
aktif pada seseorang termasuk didalamnya adalah makan/minum, mandi,
toileting, berpakaian, mobilisasi tempat tidur, berpindah dan
ambulasi/ROM.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Menganalisis asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aktivitas
dan latihan.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi definisi aktivitas dan latihan.
b. Mengidentifikasi etiologi aktivitas dan latihan.
c. Mengidentifikasi patofisiologi aktivitas dan latihan.
d. Mengidentifikasi manifestasi klinis aktivitas dan latihan.
e. Mengidentifikasi WOC aktivitas dan latihan.
f. Mengidentifikasi pemeriksaan penunjang aktivitas dan latihan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Patofisiologi
Menurut (Hidayat, 2014) proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung
dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat menyebab
kan gangguantersebut, diantaranya adalah :
1. Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis
otot. sedangkan otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga
dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak
akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh
beberapa hal seperti trauma langsung oleh benda tajam yang merusak
kontinuitas otot, Kerusakan tendon atau ligament, radang dan lainnya
sebagainya
2. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat
terganggu pada kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau
mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran
maupun fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur, radang
sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
3. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls ke otak.
Impuls tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan
anggota gerak. Jadi, jika sistem syaraf terganggu maka akan terjadi
gangguan penyampaian impuls dari otak ke organ target. Dengan
tidak sampainya impuls maka akan mengakibatkan gangguan
mobilisasi
D. Manifestasi Klinis
Menurut (Potter & Perry, 2006) manifestasi klinik pada gangguan
aktivitas yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri dan perlu bantuan
alat atau orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan hambatan
dalam berjalan.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
a) Foto Rontgen (Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur,
erosi, dan perubahan hubungan tulang).
b) CT Scan tulang (mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah
tulang di daerah yang sulit untuk dievaluasi)
c) MRI (untuk melihat abnormalitas : tumor, penyempitan jalur
jaringan lunak melalui tulang)
2. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah dan urine
b) Pemeriksaan Hb
c) Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Pemeriksaan kekuatan otot
c. Postur/bentuk tubuh (Skoliosis, Kiposis, Lordosis, Cara
berjalan)
d. Ekstremitas (Kelemahan, Gangguan sensorik, Tonusotot,
Atropi,Tremor, Gerakan tak terkendali, Kekuatan otot,
Kemampuan jalan, Kemampuan duduk, Kemampuan berdiri,
Nyeri sendi, Kekakuan sendi)
2. Diagnosa keperawatan
a) Gangguan mobilitas fisik
b) Deficit perawatan diri
c) Intoleransi aktivitas
Nursing Care Planning
Aktivitas & Latihan
SDKI SLKI SIKI
Gangguan mobilitas fisik Mobilitas fisik Dukungan mobilisasi
Definisi : keterbatasan dalam Definisi : kemampuan dalam Definisi : memfasilitasi pasien
gerakan fisik dari satu atau gerakan fisik dari satu atau untuk meningkatkan aktivitas
lebih ekstremitas secara
lebih ekstremitas secara pergerakan fisik.
mandiri. mandiri. Tindakan
Penyebab : Kriteria hasil : Observasi :
1. Kerusakan integritas 1. Pergerakan 1. Identifikasi adanya nyeri atau
struktur tuang ekstremitas (4) keluhan fisik lainnya
2. Nyeri 2. Kekuatan otot (4) 2. Identifikasi toleransi fisik
3. Gangguan 3. Rentang gerak (ROM) melakukan pergerakan.
muskuloskeletal (4) 3. Monitor frekuensi jantung
Gejala dan tanda mayor 4. Gerakan terbatas (4) dan tekanan darah sebelum
Subjektif : 5. Kelemahan fisik (4) memulai mobilisasi.
1. Mengeluh sulit 4. Monitor kondisi umum
mengerakkan Keterangan : selama melakukan
ekstremitas 1. Menurun mobilisasi.
Objektif : 2. Cukup menurun Teraupeutik
1. Kekuatan otot 3. Sedanng 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
menurun. 4. Cukup meningkat dengan alat bantu (mis,pagar
2. Rentang gerak (ROM) 5. Meningkat tempat tidur)
menurun. 2. Fasilitasi melakukan
Gejala dan tanda minor pergerakan, jika diperlukan
Subjektif : 3. Libatkan keluarga untuk
1. Nyeri saat bergerak membantu pasien dalam
2. Enggan melakukan meningkatkan pergerakan.
pergerakan Edukasi
Objektif : 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
1. Gerakan terbatas mobilisasi
2. Gerakan tidak 2. Anjurkan melakukan
terkoordinasi. mobilisasi diri
Kondisi klinis terkait : 3. Ajarkan mobilisasi
1. Fraktur sederhana yang harus
dilakukan (mis, duduk
ditempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
Intoleransi aktivitas Tingkat keletihan Manajemen energi
Definisi : ketidakcukupan Definisi : kapasitas kerja fisik Definisi : mengidentifikasi dan
energi untuk melakukan dan mental yang tidak pulih mengelola penggunaan energi
aktivitas sehari-hari. dengan istirahat. untuk mengatasi atau mencegah
Penyebab : Kriteria hasil : kelelahan dan mengoptimalkan
1. Imobilitas 1. Tenaga proses pemulihan.
Gejala dan tanda mayor 2. Kemampuan Tindakan
Subjektif : melakukan aktivitas Observasi
rutin
1. Mengeluh lelah 1. Identifikasi gangguan
3. Motivasi
Gejala dan tanda minor 4. Pola istirahat fungsi tubuh yang
Subjektif : mengakibatkan kelelahan
1. Merasa tidak nyaman Keterangan : 2. Monitor kelelahan fisik
setelah beraktivitas. 1. Menurun dan emosional
Kondisi klinis terkait 2. Cukup menurun 3. Monitor pola dan jam
1. Gangguan 3. Sedanng tidur
muskuloskeletal 4. Cukup meningkat 4. Monitor lokasi dan
5. Meningkat ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas.
Terapeutik
1. Sedikan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (cahaya, suara,
kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
3. Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan.
Edukasi
1. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
2. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
3. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatakan asupan
makanan.
Perawatan diri Dukungan perawatan diri
Defisit perawatan diri
Definisi : melakukan Definisi : memfasilitasi
Definisi : tidak mampu
kemampuan atau pememnuhan kebutuhan
melakukan atau menyelesaikan
menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
aktivitas perawatan diri.
perawatan diri. Tindakan
Penyebab :
Kriteria hasil : Observasi
1. Gangguan
1. Kemampuan mandi 1. Identifikasi kebiasaan
muskuloskeletal
2. Kemampuan aktivitas perawatan diri
Gejala dan tanda mayor
mengenakan pakaian sesuai usia
Objektif :
3. Kemampuan makan 2. Mandiri tingkat kemandirian
1. Tidak mampu
4. Kemampuan ke toilet 3. Identifikasi kebutuhan alat
mandi/mengenakan
(BAK/BAB) bantu kebersihan diri,
pakaian/makan/ketoilet/
5. Minat melakukan berpakaian, berhias, dan
berhias secara mandiri.
perawatan diri makan
6. Mempertahankan Terapeutik
kebersihan diri 1. Sediakan lingkungan yang
7. Mempertahankan terapeutik (mis, suasana
kebersihan mulut hangat, rileks, privasi)
2. Dampingi dalam melakukan
Keterangan : perawatan diri sampai
1. Menurun mandiri
2. Cukup menurun 3. Fasilitasi kemandirian, bantu
3. Sedanng jika tidak mampu melakukan
4. Cukup meningkat perawatan diri.
5. Meningkat 4. Jadwalkan rutinitas
perawatan diri.
Edukasi
1. Anjurkan melakukan
pemakaian perawatan diri
secara konsisten sesuai
kemampuan.
g. WOC (what of caution)
Fraktur
Stroke
Kerusakan rangka
neuromaskuler
Tekanan intra kranial
Nama mahasiswa :
Ruang : Kelompok :
No ITEM REVIEW
A IDENTITAS PASIEN
1.
Initial pasien
2. Usia
3. Diagnosa medis
4. Pemenuhan kebutuhan
5. Diagnosa keperawatan
6. Tindakan yang dilakukan
7. Tanggal tindakan
8. Waktu
B. STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Pengertian Tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan
lengkap, meliputi kegiatan sendi secara rutin dan efektif
2. Tujuan tindakan 1. Untuk memlihara fungsi dan mencegah kemunduran
2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi
3. Untuk merangsang sirkulasi darah
4. Untuk mencegah Kelaina bentuk (deformitas))
5. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
3. Prinsip tindakan (rasional) 6.
4. Indikasi 1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitas fisik
4. Klien dengan tirah baring lama
5. Kontra indikasi 1. Tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses
penyembuhan cedera
2. Tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan
(life threatening)
3. Tidak boleh pada klien dengan fase imobilisasi karena kasus penyakit
(jantung)
4. Tidak boleh pada kasus Kelaina sendi atau tulang
5. Tidak boleh pada klien dengan gangguan pembuluh darah seperti
thrombus/emboli.
6. Tahap PRA Interakasi 1. Mengkaji program terapi yang telah diberikan
2. Melihat intervensi keperawatan
7. Tahap Interaksi 1. Memberikan salam dan mengkaji kondisi pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan nama pasien dan mengidentifikasi identitas dengan
mencocokkan nama pasien dengan gelang identitas.
4. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
5. Meminta persetujuan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
6. Membuat kontrak waktu
7. Menutup sampiran
8. Tahap Kerja 1. Perawat berada di sisi kanan pasien
2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman
3. Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien
4. Memberitahukan pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
5. Posisikan pasien senyaman mungkin
KEPALA
- Fleksi dan ekstensi (ROM Pasif)
1. Perawat berdiri disisi kanan kepala pasien
2. Satu tangan menahan kepala, satu tangan lain menahan dagu
pasien
3. Gerakan kepala menekuk ke depan dan kebelakang
4. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan
pasien)
- Lateral Fleksi (ROM Pasif
1. Gerakan dimulai dengan satu tangan diletakkan di atas kepala,
satu tangan lain di dagu pasien
2. Arahkan leher pasien ke kanan dan ke kiri secara bergantian
3. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan
pasien)
- Hiperekstensi leher (ROM aktif)
1. Anjurkan pasien untuk menekuk kepala ke belakang sejauh
mungkin
2. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan
pasien)
- Rotasi Leher (ROM aktif)
1. Anjurkan pasien untuk memutar kepala sejauh mungkin kea rah
setiap bahu
2. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan
pasien) secara bergantian putar kea rah kiri dank e arah kanan
BAHU
- Fleksi dan Ekstensi (ROM Pasif)
1. Tempat kan tangan kiri perawat di bahu pasien kemudian tangan
kanan perawat di pergelangan tangan kanan pasien
2. Angkat tangan ke atas dari sisi tubuh
3. Gerakkan tangan perlahan-lahan, lemah lembut ke arah kepala sejauh
mungkin
4. Letakkan tangan di bawah kepala dan ytahan untuk mencegah
doongan fleksi, tekuk tangan dan siku
5. Angkat kembali lengan ke atas kembali ke posisi semula
6. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
- Abduksi dan aduksi (ROM Pasif)
1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien, tangan kanan
memegang tangan pasien
2. Pertahankan posisi tersebut, kemudian gerakkan lengan sejauh
mungkin dari tubuh dalam keadaan lurus
3. Kembalikan ke posisi semula
4. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
- Hiperekstensi (ROM Pasif)
1. Miringkan pasien membelakangi perawat
2. Tangan kiri perawat memegang lengan kanan pasien dan tangan
kanan perawat memegang pergelangan pasien kemudian gerakkan
lengan sejauh mungkin dari tubuh dalam keadaan lurus.
3. Kembalikan ke posisi semula
4. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
- Rotasi eksternal dan Internal (ROM pasif)
1. Masih dengan posisi membelakangi perawat dan posisi tangan
perawat masih sama
2. Putar lengan ke arah luar dan dan dalam secara bergantian
3. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
4. Kembalikan pasien ke posisi semula/ baring.
- Sirkumduksi bahu (ROM aktif)
1. Anjurkan pasien untuk memutar lengan / menggerakkan lengan
dengan gerkan penuh
Siku
- Fleksi dan ekstensi (ROM pasif)
1. Tekuk siku pasien sehingga lengan bawah bergerak ke depan , sendi
bahu dan tangan sejajar bahu
2. Luruskan kembali siku dengan menurunkan lengan
3. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
Pergelangan Tangan (lengan bawah)
- Supinasi dan Pronasi(ROM pasif)
1. Tempatkan tangan kiri perawat pada pergelangan lengan bawah
pasien kemudian tangan kanan perawat memegang tangan kanan
pasien
2. Lakukan gerakan dengan memutar lengan bawah dan tangan
sehingga telapak tangan menghadap ke atas
3. lakukan gerakan memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap kebawah
4. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
Pergelangan tangan
- Fleksi dan ekstensi (ROM pasif)
1. Perawat memegang telapak tangan pasien, kemudian lakukan dengan
menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah
2. Kemudian gerakkan jari-jari tangan dan lengan bawah berada dalam
arah yang sama
- Adduksi (ROM pasif)
1. Lakukan dengan menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari
- Abduksi (ROM pasif)
1. Lakukan dengan menekuk pergelangan tangan miring kea rah lima
jari
Jari tangan
- Fleksi dan ekstensi
1. Anjurkan pasien untuk membuat genggaman
2. Kemudian meluruskan kembali jari-jari tangan
- Abduksi dan Aduksi (ROM pasif)
1. Masukkan jari-jari tangan perawat berada diantara jari-jari tangan
pasien
2. Kemudian rapatkan kembali jari tangan pasien
3. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
- Oposisi (ROM pasif)
1. Sentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama
- Sirkumduksi (ROM pasif)
1. Tangan kiri perawat memegang pergelangan tangan pasien dengan
jempol tangan kanan pasien menghadap ke atas kemudian lakukan
dengan memutar jempol tangan secara bergantian kea rah dalam dank
e arah luar
Panggul
- Fleksi dan ekstensi (ROM pasif)
1. Pasien dalam posisi terlentang (Usahakan memakai celana Panjang
(untuk privasi pasien).
2. Perawat masih berada disisi kanan pasien
3. Tangan kiri perawat memegang area panggul dekat lipatan paha
sedangkan tangan kanan memegang pergelangan kaki kanan
4. Angkat kaki lurus ke atas sejauh mungkin sesuai kemampuan pasien,
kemudia lurus kan kaki kembali ke posisi semula
- Abduksi dan Aduksi (ROM pasif)
1. Masih dengan posisi perawat yang sama seperti di atas
2. Lakukan dengan menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh
3. Kemudian menggerakkan kembali tungkai ke posisi medial dan
melebihi jika mungkin
4. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
- Sirkumduksi (ROM pasif)
1. Tangan kiri perawat berada di paha luar pasien dan tangan kiri berada
di pergelangan kaki
2. Angkat kaki ke atas
3. Lakukan dengan menggerakkan tungkai memutar kea rah dalam dan
bergantian kea rah luar
4. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
5. Posisikan kembali kaki seperti semula
- Rotasi eksterna dan Rotasi Internal l (ROM pasif)
1. Tangan perawat masih seperti di atas
2. Goyangkan atau arahkan kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain
3. Kemudian arahkan kembali atau goyangkan kaki dan tungkai kea rah
tungkai lain
4. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
- Hiperekstensi (ROM pasif)
1. Miringkan pasien membelakangi perawat
2. Tangan kiri perawat memegang pinggul dekat lipatan paha dan tangan
kanan memegang pergelangan kaki
3. Menggerakkan atau menarik tungkai ke belakang tubuh pasien sejauh
mungkin
4. Arahkan kembali kaki ke posisi semula
5. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan pasien)
6. Posisikan pasien terlentang kembali
Lutut
- Fleksi dan ekstensi (ROM pasif)
1. Tekuk lutut sampai ke bagian dalam tubuh sesuai kemampuan pasien
2. Kembalikan ke posisi kaki lurus kembali
Pergelangan Kaki
- Plantar fleksi (Dorso fleksi ROM pasif)
1. kemudian angkat sedikit kaki dan gerakkan / tekan ke arah bawah
jari-jari kaki kemudian kembali ke posisi semula dan lanjutkan
dengan menggerakkan jari -jari kaki ke arah tubuh pasien atau
kebalikan dari gerakan sebelumnya
2. Ulangi gerakan dengan hitungan 2 kali 8 (sesuai kemampuan
Jari kaki
- Fleksi dan ekstensi (ROM pasif)
1. Posisikan pasien terlentang dengan jari menghadap ke atas
2. Tangan kiri perawat memegang pergelangan kaki pasien dan tangan
kanan memegang jari kaki yg menghadap ke atas
3. Rapatkan /luruskan jari kaki arahkan/tekuk ke depan kemudian
kencangkan lkembali ke arah tubuh pasien
- Abduksi (ROM pasif)
1. Regangkan jari-jari kaki dengan bantuan jari tangan perawat berda di
sela-sela jari kaki pasien ke bawah
- Adduksi (ROM pasif)
1. Merapatkan kembali jari-jari secara bersama-sama
A. Kesimpulan
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Latihan
merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk
menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Sistem yang
berperan aktivitas dan latihan meliputi : tulang, otot, tendon dan ligamen
serta syaraf. Beberapa teknik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
latihan seperti Latihan ROM, pengaturan Posisi, Ambulasi Dini dll.
Proses keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
latihanterdiri dari Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implemetasi dan
Evaluasi.
B. Saran
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa keperawatan agar lebih
memahami konsep asuhan keperawatan pada Kebutuhan Aktivitas dan
Latihan serta dapat melakukan pengkajian, diagnosa, dan perencanaan
yang benar mengenai pemenuhan kebutuhan Aktivitas dan Latihan
pasien sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan dapat dengan
tepat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://docshare02.docshare.tips/files/8966/89666888.pdf diakses pada tanggal 22
Desember 2020
https://www.academia.edu/40437985/LP_AKTIVITAS_DAN_LATIHAN diakses
pada tanggal 22 Desember 2020
https://www.academia.edu/35203337/Laporan_Penndahuluan_Dengan_Ganguan_
Aktivitas diakses pada tanggal 22 Desember 2020
https://www.academia.edu/41110509/Askep_Aktivitas_and_Latihan_KD diakses
pada tanggal 22 Desember 2020
https://www.academia.edu/40624851/LP_KDP_AKTIVITAS_DAN_LATIHAN
diakses pada tanggal 22 Desember 2020
https://www.academia.edu/38331752/aktivitas_latihan_BAB_I_V_docx diakses
pada tanggal 22 Desember 2020
https://www.scribd.com/document/479861606/WOC-KDM-AKTIVITAS-DAN-
LATIHAN diakses pada tanggal 22 Desember 2020