DISUSUN OLEH :
NAMA : DESI PERIANI
NPM : 195140112
PRODI: S1 KEPERAWATAN
DOSEN : RESA LIVIA S. kep. M. kep
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Namun, seringkali informasi yang seharusnya sampai kepada orang yang membutuhkan,
ternyata terputus di tengah jalan akibat tidak efektifnya suatu komunikasi yang dilakukan. Pada
komunikasi terapeutik antara perawat dengan klien, hal tersebut dapat mungkin terjadi karena
disebabkan oleh berbagai hal. Hal –hal tersebut tidak hanya berasal dari klien saja, tetapi juga
dapat disebabkan oleh pola komunikasi yang salah yang dilakukan oleh perawat. Komunikasi
yang tidak efektif juga dapat disebabkan kegagalan pada proses komunikasi itu sendiri.
Kegagalan itu dapat terjadi pada saat pengiriman pesan, penerimaan pesan, serta pada kejelasan
pesan itu sendiri (Edelman, 2002).
2.TUJUAN
Dari latar belakang seperti itu penulis berinisiatif untuk menjelaskan faktor yang
mempengaruhi komunikasi dan ambatan dalam komunikasi agar semua kalangan dapat
mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi dan hambatan dalam komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Manusia
1. b. Perkembangan
1. c. Sosiokultural
Komunikasi dengan seorang raja di keraton, dilakukan dengan tata cara yang berbeda
dengan cara yang digunakan dalam komunikasi dengan teman sejawat dan sebagainya.
Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan.
Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang dilakukan individu, baik
teknik maupun isi komunikasi.
Petugas kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan kondisi klien
karena tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam berkomunikasi sebagai
bentuk tanggunggugatnya.
Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media tulisan. Perbedaan peran dan tanggung
jawab menimbulkan perbedaan teknik dan isi komunikasi.
1. f. Atensi–
Seorang montir dapat mempersepsikan kata “tank” menjadi tang”. Hal ini terjadi karena
atensi yang berbeda pada masing-masing individu.
1. g. Sikap
Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses komunikasi itu sendiri.
Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka akan memungkinkan proses
komunikasi yang terbuka dipertahankan.
Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain, tertutup, dingin, dan curiga dapat
membuatproses komunikasi terhambat.
1. h. Persepsi
Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses komunikasi dapat memengaruhi,
menghambat, atau bahkan memutus komunikasi yang sedang dilakukan.
Pada contoh komunikasi diatas, ada perbedaan persepsi antara Andi dan Anna. Andi
mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”akan” sementara Anna mempersepsikan kata ”mau”
sebagai ”ingin”. Situasi di atas menimbulkan distorsi dalam komunikasi.
1. i. Hubungan
Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses komunikasi dapat mempengaruhi teknik
dan materi komunikasi.Pada komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang belum saling
kenal, umumnya setting komunikasi terjadi pada situasi formal. Sebagai contoh, hubungan antara
pengacara dan kliennya, dokter dan pasien, pedagang dan pelanggan.
Sedangkan pada komunikasi antara individu yang saling kenal, komunikasi cenderung
berlangsung dalam konteks nonformal, lebih terbuka, dan menggunakan tehnik komunikasi yang
lebih beragam.
2. Pesan
Isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik komunikasi yang digunakan
individu. Isi pesan yang menggembirakan biasanya disampaikan dengan wajah berseri dan suara
lantang.
Isi pesan yang yang bersifat informasi disampaikan dengan suara yang relatif datar dan pelan,
sedangkan isi pesan yang bersifat rahasia disampaikan dengan berbisik atau menggunakan
secarik kertas kecil atau dgn bahasa isyarat ttt.
Isi pesan mempengaruhi perilaku penyampaian pesan dan perlu tidaknya pesan yang
disampaikan diberi umpan balik.
Selain hal-hal diatas, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan dari
komunikator kepada komunikan. Pesan yang terlalu banyak (overloaded)
dapat menimbulkankebingungan atau kejenuhan pada penerima pesan.
Penyampaian pesan secara berapi-api pada saat kampanye dan demonstrasi, penyampaian
pesan dengan suara keras dan relatif bersemangat selama proses belajar-mengajar,
merupakan hal-hal yang dapat memperkuat makna pesan dan memungkinkan pesan lebih
dimengerti oleh komunikan.
3. Lingkungan
– Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba teralih,
dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau konsentrasi untuk
mencerna pesan yang disampaikan.
– Bising dari luar dapat membuat pesan mengalami bias dan distorsi atau bahkan tidak
dapat disampaikan baik secara parsial maupun total.
– Berbagai nilai dan budaya dalam masyarakat menjadi rambu-rambu bagi penyelenggaraan
komunikasi.
– Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi sekaligus
mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi.
– Adat dan nilai mengatur hubungan individu ketika melakukan komunikasi.
– Berkomunikasi dalam jarak yang terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan suami/istri
dipandang kurang baik oelh sebagian besar bangsa Indonesia.
– Memegang janggut ketika terlibat suatu perbincangan merupakan bentuk penghormatan
bagi orang Arab.
– Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikais yang dilakukan.
Komunikasi antar individu dalam jarak dekat dapat dilakukan secara lisan, tulisanataupun non
verbal.
– Sedangkan jarak yang cukup jauh, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
media tulisan.
– Jarak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media elektronik
untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon, televisi, radio dan sebagainya
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain,
1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik),
Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45), Efektivitas
komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi
yang terjadi.
Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai
hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya
relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu
diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.
Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia dapat
mengantisipasi hambatan tersebut.
3. Atas dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu komunikan akan
melakukan seleksi terhadap pesan yang diinginkannya (manfaat/kegunaan).
2.HAMBATAN SOSIOKULTURAL
2. Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya.
Namun di sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dalam
kegiatan komunikasi massa.
1. f. Hambatan Sosiokultural Faktor Mekanis
1. Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi massa yang
disebabkan oleh terganggunya peralatan.
4. Pada surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan kata,
sambungan berita yang tidak akurat, dll.
1. Polarization adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata
dan menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau
negatif, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dll.
Dalam masalah hambatan komunikasi massa, juga bisa terjadi diantara individu (antarmanusia)
maupun di dalam organisasi.
3. Gangguan Emosional, dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan
merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis,
tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi.
Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.
4. Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat
dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan
yang paling sulit diatasi.
5. Gangguan Fisik Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat
fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau
masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi.
Setiap komunikator selalu mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat
mencapai tujuan dengan apa yang telah diharapakannya.
Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya banyak,
dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:
1. Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah
menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan
yang semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai
sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh
perhatian lebih awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi,
pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
2. Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam
organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau
menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya
melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru
kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian
atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.
3. Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan
terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat
terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung
menghambat pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa
mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi.
Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang
tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang
terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator),
transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi.
Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang jelas. Hal
ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada benefit produk.kegagalan dalam tahap ini bisa
berdampak pada perumusan pesan iklan yang tidak jelas kaitannya dengan kebutuhan konsumen.
Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses encoding.Misalnya, copy
writer dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat iklan kreatif yang orisinil dari pada focus
pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan (deceptive advertising) juga bisa
digolongkan sebagai hambatan dalam proses encoding karena sejak awal berusaha menyesatkan
konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.
Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal menjangkau kelompok
sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang iklan mesti menyesuaikan ciri-ciri
demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca majalah, pemirsa TV atau
pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan yang umumnya ditemui komunikator
adalah competitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena kebanyakan iklan, jumlah iklan yang
makin banyak disebabkan karena:
Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak
Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada penjualan.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan competitive
clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan tertancap lebih lama.
Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan kebutuhan konsumen (artinya, pesan
tak punya masalah hambatan sumber ataupun hambatan encoding).
Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen juga akan
menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel. Hambatan pada decoding juga
mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan. Competitive clutter selain merupakan
hambatan dalam transmisi, juga mengganggu proses decoding karena bisa membuat pemirsa
makin cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga merupakan penyebab pengabian inattantion.
advertising wearout bisa terjadi; yaitu turunnya efektifitas iklan karena kebosenan pemirsa dan
konsumen yang sudah merasa familiar dengan kampanye iklan tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah manusia, pesan dan lingkungan.
Dimana faktor di dalam manusia yang mempengaruhi komunikasi ialah tingkat pengetahuan,
perkembangan, sosialkultural, jenis kelamin, peran tanggung jawab, atensi, hubungan, persepsi,
sikap. Sedangkan faktor di dalam pesan meliputi isi pesan dan penyampaian, dan di dalam
konteks lingkungan hal yang mempengaruhi komunikasi meliputi stimulus eksternal, nilai dan
budaya/adat, jarak dan teritori
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain,
1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik),
Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45), Efektivitas
komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi
yang terjadi.
Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai
hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya
relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu
diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.