SISTEM SAMBUNGAN

PADA KONSTRUKSI BAJA

erwin67pro@gmail.com (ft_sipil_umm)

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 1

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 2

1
 12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 3

PENDAHULUAN

 KONSTRUKSI BAJA TERDIRI DARI

ELEMEN-ELEMEN YANG HARUS
DISAMBUNG
 SAMBUNGAN BAJA TIDAK BISA
MONOLIT SEPERTI BETON
 SAMBUNGAN ADALAH BAGIAN
TERLEMAH PADA KONSTRUKSI BAJA

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 4

2
PRINSIP SAMBUNGAN
ALAT SAMBUNG HARUS SAMA ATAU LEBIH
KUAT DARI BAHAN YANG DISAMBUNG
(DIMENSI, MUTU BAHAN, ....)

12/22/2020 Erwin_Rommel Slide # 5

(FT_Sipil_UMM)

JENIS ALAT SAMBUNG

• BOLT CONNECTION
• WELD CONNECTION
• HIGH STRENGTH BOLT CONNECTION
CATATAN :
TIAP JENIS ALAT SAMBUNG MEMILIKI KEKAKUAN YANG
BERBEDA, SEHINGGA SEBAIKNYA DIGUNAKAN ALAT SAMBUNG
SATU TIPE SAJA PADA JOINT/SAMBUNGAN KONSTRUKSI BAJA

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 6

3
Rigidity of Connection Types

7
Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 12/22/2020

Rigidity of Connection Types

All connections have a

certain amount of rigidity
• Simple connections (A
above) have some rigidity,
but are assumed to be free
to rotate
• Partially-Restrained
moment connections (B
and C above) are designed
to be semi-rigid
• Fully-Restrained moment
connections (D and E
above) are designed to be
fully rigid

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 8

4
Kapan sambungan diperlukan ?
1. Panjang produksi elemen baja terbatas ;
produksi maks 12 meter, alat transportasi
terbatas ke lokasi site/workshop.
2. Menyalurkan beban-beban dari satu elemen ke
elemen lainnya ; joint balok-kolom, joint pada
rangka, sambungan girder (sambungan sama
kuat or tidak sama kuat).
3. Jika ada perubahan dimensi dan bentuk
penampang ; profil built-up, profil hybrid,
envelope change element

12/22/2020 Erwin_Rommel Slide # 9

(FT_Sipil_UMM)

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 10

5
12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 11

Required of connection
1. Strength and efficiency
2. Good dactility (jumlah alat sambung
dan jenis nya, stiffness berbeda)
3. Easy to install and work (fabrication
and on-site)
4. Easy to improvement and inspection

12/22/2020 Erwin_Rommel Slide # 12

(FT_Sipil_UMM)

6
 Bolt Connections
SNI 1729-2015 BAGIAN-J (HALAMAN 111-144)
J-1 & J-3 SAMBUNGAN BAUT
J-2 SAMBUNGAN LAS

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 13

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 14

7
12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 15

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 16

8
12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 17

Kondisi kegagalan pada

sambungan baut
• Baut terjadi gagal geser
• Baut terjadi gagal tarik
• Baut terjadi kombinasi gagal tarik dan
geser
• Baut terjadi gagal kritis-slip (terjadi pada baut
mutu tinggi dan pada joint yang menerima beban siklis)
• Pelat sambung terjadi gagal tumpu

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 18

9
Model kegagalan pada sambungan baut

• Bolt Shearing

• Tension Fracture

• Plate Bearing

• Block Shear
12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 19

Aksi gaya pada sambungan baut

P P
P
P
Menumpu pada satu bidang geser
Lap Joint
P P
Bending

Menumpu pada dua bidang geser

Butt Joint
P/2 P/2
P P
P/2
P/2
12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 20

10
Sambungan geser pada baut
 Possible failure modes
 Failure of bolts: single or double shear
Single shear
PSingle Shear  f v Abolt P P

Double shear
P/2
PDouble Shear  2 f v Abolt P
P/2

 Failure of connected elements:

 Shear, tension or bending failure of the connected elements (e.g. block shear)
 Bearing failure at bolt location

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) Slide # 21

GAGAL GESER / GAGAL TARIK PADA BAUT

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 22

11
GAGAL KOMBINASI GESER DAN TARIK PADA BAUT

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 23

Eccentrically-Loaded Bolted Connections

P P
P P
Pe

CG CG

Pe
e
e
Eccentricity in the plane of Eccentricity normal to the plane
the faying surface of the faying surface
Direct Shear + Additional Shear due to Direct Shear + Tension and Compression
moment Pe (above and below neutral axis)
12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 24

12
GAGAL KRITIS-SLIP PADA BAUT MUTU TINGGI

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 25

GAGAL KRITIS-SLIP PADA BAUT MUTU TINGGI

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 26

13
GAGAL KRITIS-SLIP PADA BAUT MUTU TINGGI

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 27

GAGAL TUMPU PADA PELAT

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 28

14
GAGAL TUMPU PADA PELAT

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 29

SNI 1729;2015
Bagian J3 SPASI DAN JARAK TEPI BAUT
hal 123-133

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 30

15
 JARAK ANTAR BAUT (s)

3 d < s < 12 t atau 150 mm

Dimana ; db = diameter baut tanpa ulir
t = tebal pelat terkecil

JARAK BAUT TEPI (s1)

Smin < s1 < 12 t atau 150 mm

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 31
Dimana ; db = diameter baut tanpa ulir
t = tebal pelat terkecil

SNI 1729;2015
Bagian J3
hal 123-133
SPASI DAN JARAK TEPI BAUT

12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 32

16
12/22/2020 Erwin_Rommel (FT_Sipil_UMM) 33

17