Anda di halaman 1dari 2

Kuliah Sambil Berbisnis, Siapa Takut?!

Saya Mulattri asal Banyumas, saya anak terakhir dar 3 bersaudara. Mahasiswi di Universitas
Amikom Purwokerto jurusan Bisnis Digital. disini saya akan menceritakkan bagaimana pengalaman
saya selama ini kuliah sambil menjalankan bisnis. Sebenarnya bisnis saya ini sudah berdiri sejak
tahun 2016 lalu yaitu pada saat saya masih duduk dibangku kelas 1 SMK, namun saya akan
menceritakan pengalaman bisnis saya hanya pada saat kuliah.

Menjalankan bisnis sambil kuliah menurut saya hal yang mengasikkan, karena pada dasarnya
saya menjalankan bisnis ini sebagai “hobi”. Ya, sejak kecil saya memang memiliki hobi berbisnis dan
saya merupakan keturunan dari keluarga wirausaha inilah yang membuat saya senang dalam
berbisnis. Alasan saya masuk ke prodi Bisnis Digital pun karena saya tertarik dengan kata “bisnis”
nya dan sebelumnya di SMK saya juga mengambil jurusan bisnis. Sejak menjalankan bisnis, istilah
bisnis terus melekat pada diri saya.

Bisnis yang saya jalankan ini berupa Online Shop yang dimana target pasar saya adalah
perempuan kisaran umur 12-35 tahun. Karena barang yang saya jual berupa fashion wanita muda, ada
juga perawatan wajah untuk perempuan, dan baru baru ini saya menambahkan produk
cemilan/makanan ringan di bisnis saya, namun karena saya hanya melakukan promosi di Whatsapp
dengan kontak Whatsapp aktif sekitar 1.000 kontak lebih dengan mayoritas perempuan muda,
sehingga target pasar saya hanya untuk orang orang tersebut. Sempat berfikir ingin melakukan
promosi di media lain tetapi hanya melakukan promosi di Whatsapp saja saya sering “kewalahan” .
Saya memiliki instagram bisnis diantaranya @bubblestore.co , @homemymask, @nyemilskuyy_ ,
@thisourshirt namun hanya untuk post testimoni dan sebagian katalog . di bisnis saya ini sistem
pembayarannya adalah cash & transfer. Dan untuk pengambilan barangnya menggunakan sistem
COD, pengambilan kerumah serta kirim paket dalam dan luar kota.

Karena produk yang saya jual Pre-Order maka sebelumnya saya harus melakukan promosi selama 24
jam (kadang tidak sampai) tetapi jumlah orderan selalu membludak, itulah yang membuat saya sering
kewalahan. Sebagai contoh, saya jual masker wajah yang dijual hanya sebulan satu kali, saya
melakukan promosi 24 jam orderan masker wajah tersebut mencapai 1.000 bungkus lebih, untuk
produk cemilan selalu mencapai diatas 500 bungkus, sehingga sampai saat ini saya hanya
bermodalkan promosi di Whatsapp. Untuk barang lain yang saya jual, setiap kali open pre-order
alhamdulillah selalu banjir orderan karena strategi saya adalah memasang harga dibawah pasaran
(karena se isi kontak Whatsapp saya banyak sekali yang jualan juga). Saya menerapkan sistem Pre-
Order ini karena saya reseller / pihak yang mengambil barang ke distributor, namun sampai saat ini
saya juga memiliki reseller dari daerah Banyumas dan sekitarnya.

Bercerita tentang bagaimana saya kuliah sambil bisnis sangat banyak suka dukanya, disini
saya dituntut untuk pintar dalam membagi waktu antara untuk kuliah dan untuk meng-handle olshop.
Keduanya sudah menjadi kewajiban saya. Ketika pada saat efektif masuk kuliah, kesempatan tersebut
saya gunakan untuk promosi, sehingga pada saat libur kuliah saya bisa packing orderan dan COD
dengan customer saya. Karena waktu yang sulit, saya selalu mengadakan COD 1x pada saat hari libur,
dan lebihnya customer saya bisa mengambil barang pesanannya kerumah.

Dan pada masa pandemi Covid-19 ini, karena kuliah sementara dialihkan daring, justru saya
sangat memanfaatkan momen ini untuk mengembangkan bisnis. Aktivitas saya selama kuliah daring,
setelah tugas tugas kuliah selesai saya selalu memanfaatkan waktu untuk berbisnis dan tak lupa juga
melakukan foto katalog produk di outdoor. Di pandemi ini, malah membuat omzet bisnis saya sangat
naik. Yang sebelumnya omzet perbulan hanya 5-6 juta, sekarang menjadi 14-17juta perbulan. Ini
dikarenakan saya fokus terhadap bisnis namun juga tak meninggalkan kewajiban saya sebagai seorang
mahasiswi.

Dan berbicara soal modal bisnis, saya menggunakan modal sendiri yang telah saya siapkan,
jika modalnya kurang saya mengambil/meminjam tabungan saya untuk modal. Untuk rekapan
penjualan, selalu saya lakukan pada tiap akhir bulan. Disitu saya merinci berapa modal yang telah
dikeluarkan serta mengembalikan modal tersebut ke modal dan tabungan, lalu saya dapat mengetahui
keuntungan selama penjualan satu bulan. Dari keuntungan tersebut, 50% hasilnya saya tabung,
sisanya untuk uang pegangan sendiri dan tak lupa juga menyisakkan sedikit untuk orang tua dan orang
disekitar saya. Memang dalam 4 tahun saya menjalankan bisnis untuk membeli barang apa saja yang
saya inginkan sudah tidak lagi menjadi beban orang tua, tetapi orang tua saya tidak pernah
mengizinkan saya untuk membayar keperluan kuliah sendiri karena bagi mereka itu masih menjadi
tanggung jawab orang tua. Tapi setidaknya melalui bisnis ini saya mengerti sulitnya mencari uang
sendiri apalagi ditengah menjadi seorang mahasiswi.

Begitulah suka dan duka yang saya lalui sebagai seorang mahasiswi sambil berbisnis,
semuanya akan berjalan lancar dan terlihat asik apabila dijalankan dengan sepenuh hati.

Jangan menyerah dan jangan pernah takut gagal, karena dulu saya juga dimulai dari ikut orang yang
punya bisnis di daerah Banyumas, sampai saya mampu berdiri sendiri karena setiap ada kemauan
disitu pasti ada jalan. Yang tadinya saya hanya menjual perlengkapan perempuan yang hanya
beberapa macam dan customer masih sedikit, ketambah modal terbatas yaitu dengan modal awal
hanya 500.000 ribu, seiring berjalannya waktu dengan terus berjuang dan pantang menyerah
alhamdulillah bisa sampai seperti sekarang ini dan bisa menambah bisnis lainnya. Sampai saat ini
bisnis yang saya pegang ada 4 macam karena saya bedakan sesuai kategorinya.

Anda mungkin juga menyukai