2425 5049 1 SM Dikonversi
2425 5049 1 SM Dikonversi
Abstract
This study aims to identify and analyze the risk factors of work accidents. Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) and Fuzzy Logic approach are applied. The information obtained from the workers is expressed
using fuzzy linguistics terms, and a FMEA method is proposed to determine the risk priority of failure
modes. The results indicate that injuries caused when struck by an object are the highest risk factor of
work accident (FRPN = 886). Some work improvements are suggested to reduce or eliminate the work
risks.
Keywords: Risk factors, work accident, FMEA, Fuzzy
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor risiko kecelakaan kerja.
Pendekatan FMEA dan logika fuzzy digunakan dalam penelitian ini. Informasi diperoleh dari pekerja
yang dinyatakan dalam lingusitik fuzzy, dan metode FMEA digunakan untuk menentukan prioritas faktor
risiko kegagalan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecelakaan karena tertimpa benda memiliki
faktor risiko tertinggi (dengan nilai FRPN=886). Beberapa perbaikan kerja disarankan untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko kerja tersebut.
Kata kunci: Faktor Risiko, Kecelakaan Kerja, FMEA, Fuzzy
Pendahuluan
Dengan semakin meningkatnya persaingan
kemampuan operator yang berisiko terjadinya
di bidang usaha maka perusahaan dituntut
kecelakaan kerja yang akan berdampak pada
untuk meningkatkan daya saingnya agar
produktivitas operator serta kualitas produk
mampu bertahan dalam industri yang
yang dihasilkan. Menurut Suma’mur (1989),
bersangkutan dengan meningkatkan kualitas
Kelalaian dalam melakukan suatu pekerjaan
produk yang dihasilkan. Produk yang akan
dapat mengakibatkan kecelakaan. Kelalaian
dihasilkan oleh suatu perusahaan, amat
tersebut dapat disebabkan oleh kelelahan
bergantung pada urutan proses produksi yang
kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan
cermat dan tepat, yang tentu saja ditunjang
atau sakit akibat kerja. Kecelakaan akibat kerja
oleh tersedianya tenaga kerja / operator yang
adalah kecelakaan berhubung dengan
terampil serta lingkungan kerja yang
hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan
mendukung untuk peningkatan produktivitas
kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan
pekerja.
terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada
Permasalahan yang sering ditemui di
waktu melaksanakan pekerjaan. Dalam hal ini
perusahaan yaitu kurangnya pemahaman
lingkungan kerja berkaitan erat dengan
operator atau pekerja tentang pentingnya
kenyamanan sehingga faktor ergonomik perlu
keselematan kerja, lingkungan kerja yang tidak
dipertimbangkan dalam mendukung kenyaman
nyaman serta berat beban yang melebihi
operator saat bekerja serta memberikan
pemahaman kepada operator tentang risiko
yang bisa terjadi terutama perusahaan ini
masih perusahaan baru beroperasi sehingga Indonesia setiap tahunnya terus bertambah,
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja menurut data BPJS pada tahun 2014, 69,59%
yang akan berisiko terjadi. kecelakaan terjadi didalam perusahaan saat
Perkembangan angka kecelakaan kerja di pekerja bertugas, 10,27% diluar perusahaan dan
1
20,15% pekerja mengalami kecelakaan lalu Keskin (2009) menyatakan bahwa penelitian
lintas dan berdasarkan data dari International dengan menggunakan logika fuzzy akan
Labour Organization (ILO), satu pekerja di memperoleh hasil yang lebih akurat
dunia meninggal setiap 15 detik karena dibandingkan dengan menggunakan metode
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. FMEA tradisional. Fuzzy FMEA merupakan
ILO juga mencatat, 153 pekerja di dunia pengembangan dari metode FMEA yang
mengalami kecelakaan kerja setiap 15 detik. memberikan fleksibilitas untuk menampung
Berdasarkan data kecelakaan kerja pada ketidakpastian akibat samarnya informasi yang
PT. ATMI Cikarang, dalam 1 tahun beroperasi dimiliki maupun unsur preferensi yang subjektif
sudah terdapat 3 kecelakaan kerja berat yang digunakan dalam penilaian terhadap
diantaranya salah satu operator mengalami mode kegagalan yang terjadi (Braglia et al.,
patah di beberapa jari tangannya karena 2003). Dengan menambah konsep fuzzy pada
tertekan oleh mesin stamping dan kecelakaan algoritma FMEA memungkinkan data yang
ringan lainnya. Oleh sebab itu untuk mencegah digunakan berupa data linguistik ataupun data
dan mengurangi angka kecelakaan kerja yang numerik yang mana setiap data akan
terjadi maka penelitian ini dibuat agar mempunyai nilai keanggotaan pada setiap
menambah wawasan operator serta atributnya. Adapun tujuan penelitian ini
perusahaan untuk lebih mengetahui risiko meliputi:
kecelakaan kerja yang bisa terjadi. Salah satu 1. Mengidentifikasi faktor – faktor yang
metode yang digunakan untuk mengetahui berisiko terjadinya kecelakaan kerja
risiko kecelakaan kerja adalah metode FMEA 2. Mengetahui faktor yang paling tinggi
(Failure Mode and Effects Analysis). berisiko kecelakaan kerja dengan nilai RPN
Menurut Leitch (1995), FMEA merupakan dan FRPN tertinggi
teknik analisis yang apabila dilakukan dengan 3. Memberikan usulan perbaikan untuk faktor
tepat dan waktu yang tepat akan memberikan risiko kecelakaan tertinggi
nilai yang besar dalam membantu proses
pembuatan keputusan oleh engineer selama 1. Metode Penelitian
perancangan dan pengembangan. Jadi, dapat 1.1 Desain Penelitian
disimpulkan bahwa metode ini bisa digunakan Objek dalam penelitian ini adalah PT.ATMI
untuk menganalisis risiko kecelakaan kerja Cikarang, dengan batasan hanya di unit
karena memiliki beberapa kelebihan dibanding produksi stamping dengan jumlah responden
metode lain di antaranya hemat biaya, sebanyak 20 orang dengan membagikan
sistematis, dan penyelesaiannya tertuju pada kuesioner. Responden yang digunakan
potensial causes (penyebab yang potensial). merupakan operator mesin stamping. Selain
Namun dengan berkembangnya ilmu itu juga dilakukan observasi terhadap proses
pengetahuan dan teknologi, FMEA permesianan (stamping).Periode waktu
konvensional dianggap memiliki beberapa pengambilan data adalah 3 bulan.
kelemahan sebagai alat pengawasan mutu
perencanaan, misalnya pernyataan dalam 2.2 Alur Penelitian
FMEA sering subyektif dan kualitatif (Xu et al., Langkah-langkah dalam penelitian ini
2002; Yeh & Hsieh, 2007). digambarkan dengan alur metode penelitian
Oleh karena itu, untuk menutupi kelemahan pada Gambar 1.
metode FMEA tersebut maka perlu didukung
oleh metode lain yaitu dengan menggunakan 2. Hasil dan Pembahasan
logika fuzzy. Logika ini terbukti telah sukses 2.1 Hasil perhitungan RPN dari Nilai
diintegrasikan dengan metode lain seperti AHP Severity, Occurrence dan Detection
dan TOPSIS (Sukwadi et al, 2014). Menurut
Contoh perhitungan Risk Priority Number
(RPN) seperti berikut:
RPN = Severity (S) x Occurrence (O) x
Detectability (D)
2
Metode
MAMD
ANI
Metode
MAMD
ANI
Nilai
FRP
RPN =
Severity
(S) x
Perhitungan Risk Priority Number (RPN) untuk mampu mendeteksi penyebab potensial
dengan nilai severity 7.25 menyatakan bahwa kecelakaan. Rekap lengkapnya dapat dilihat
risiko kecelakaan tertimpa benda pada Tabel 1.
dapatmenyebabkan “cidera berat:
menyebabkan cacat atau hilangnya fungsi
tubuh”, nilai Occurrence 6.25 menyatakan
bahwa risiko kecelakaan kerja tertimpa benda
terjadi pada tingkat rendah atau mungkin
terjadi sewaktu – waktu, nilai Detection 7
menyatakan bahwa Control memiliki
kemungkinan cukup tinggi
Tabel 1. Hasil Perhitungan RPN
Kurang pengawasan
Tidak ada tempat khusus untuk
produk jadi
Lingkungan
Metode