Bab I2 HF
Bab I2 HF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persyarikatan Muhammadiyah yang melintasi perjalanan usia satu abad senantiasa
bersinggungan dan memiliki kaitan dengan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi
oleh umat manusia saat ini, baik dalam lingkup nasional maupun global, termasuk di
dalamnya dinamika kehidupan umat Islam. Posisi Muhammadiyah dalam dinamika dan
permasalahan kehidupan nasional, global, dan dunia Islam sebagaimana digambarkan di
atas dibingkai dan ditandai dengan lima peran yang secara umum menggambarkan
misi Persyarikatan. Kelima peran tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid terus mendorong tumbuhnya gerakan
pemurnian ajaran Islam dalam masalah yang baku (al-tsawabit) dan pengembangan
pemikiran dalam masalah-masalah ijtihadiyah yang menitikberatkan aktivitasnya pada
dakwah amar makruf nahi munkar. Kedua, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
dengan semangat tajdid yang dimilikinya terus mendorong tumbuhnya pemikiran Islam
secara sehat dalam berbagai bidang kehidupan. Pengembangan pemikiran Islam yang
berwatak tajdid tersebut sebagai realisasi dari ikhtiar mewujudkan risalah Islam sebagai
rahmatan lil-alamin yang berguna dan fungsional bagi pemecahan permasalahan umat,
bangsa, negara, dan kemanusiaan dalam tataran peradaban global. Ketiga, sebagai salah
satu komponen bangsa, Muhammadiyah bertanggung jawab atas berbagai upaya untuk
tercapainya cita-cita bangsa dan Negara Indonesia, sebagaimana dituangkan dalam
Pembukaan Konstitusi Negara. Keempat, sebagai warga Dunia Islam, Muhammadiyah
bertanggung jawab atas terwujudnya kemajuan umat Islam di segala bidang
kehidupan, bebas dari ketertinggalan, keterasingan, dan keteraniayaan dalam percaturan
dan peradaban global. Kelima, sebagai warga dunia, Muhammadiyah senantiasa
bertanggungjawab atas terciptanya tatanan dunia yang adil, sejahtera, dan berperadaban
tinggi sesuai dengan misi membawa pesan Islam sebagai rahmatan lil-alamin.
1. Pengertian Tajrid
2. Pengertian Tajdid
Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab yaitu jaddada, yang berarti memperbaharui
atau menjadikan baru. Kata ini pula bentukan dari kata jadda, yajiddu, jiddan/jiddatan,
artinya sesuatu yang ternama, yang besar, nasib baik dan baru. Bisa juga berarti
membangkitkan, menjadikan, (muda, tangkas, kuat). Dapat pula berarti memperbaharui,
memperpanjang izin, dispensasi, kontrak. Dalam kamus Bahasa Indonesia tajdid berarti
pembaruan, modernisasi atau restorasi. Orang yang melakukan pembaruan disebut
mujaddid. Sedangkan istilah modernis (Inggris) atau modernisasi (Indonesia) atau
pembaruan, dalam Islam, diartikan sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk
melakukan re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang masalah
ke-Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat diperoleh suatu pemahaman
bahwa yang dimaksud dengan Islam modernis adalah faham keislaman yang didukung
oleh sikap yang rasional, ilmiah serta sejalan dengan hukum-hukum Tuhan baik yang
terdapat dalam al-Qur’an (wahyu tertulis) maupun dalam alam raya berupa sunnatullah
(wahyu yang tidak tertulis).
2.2 Watak Muhammadiyah sebagai gerakan Tajrid dan Tajdid
Pertama, kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan,
hasilnya kongkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa
Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia. Suburnya amal saleh di lingkungan
aktivis Muhammadiyah ditujukan kepada komunitas Muhammadiyah, bangsa dan
kepada seluruh umat manusia di dunia dalam rangka rahmatan lil alamin.
1) Bidang keagamaan
Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali
ajaran atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu lingkungan
situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas
dan tertutup oleh kebiasan dan pemikiran tambahan lain. Pembaharuan dalam
bidang kaagamaan adalah memurnikan kembali atau mengembalikan kepada
aslinya, oleh karena itu dalam pelaksanaan agama baik yang menyangkut
akidah atau pun ibadah harus sesuai dengan aslinya, yang sebagai mana
diperintahkan dalam Al-Qur’an dan as sunah.
Dalam masalah akidah muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah
islam yang murni, bersih dari gejala kemusyrikan, bid’ah dan curafat tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut islam. Sedangkan dalam ibadah,
muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah tersebut sebagaimana yang
dituntunkan Rasullah tanpa perubahan dan tambahan dari manusia. Usaha
permurnian yang dilakukan muhamaadiyah terhadap keadaan keagamaan
yang tampak dari serapan berbagai unsur kebudayaan yang ada di indonesia
yaitu penentuan arah kiblat dalam sholat, yang sebelumnya mengarah tepat ke
arah barat.
2) Bidang pendidikan
Dalam bidang ini Muhammadiyah mempelopori dan meyelenggarakan
sejumlah pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata. Bagi Muhammdiyah
pendidikan memiliki arti yang penting dalam penyebaran ajaran islam, karena
melalui bidang pendidikan pemahaman tentang islam dapat diwariskan dan
ditanamkan dari generasi kegenerasi.
Pembaharuan dari segi pendidikan memiliki dua segi yaitu :
a. Segi cita-cita
Dari segi ini ingin membentuk manusia muslim yang baik
budi, alim dalam agama, luas dalam pandangan dan paham masalah
ilmu keduniaan, dan bersidia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
b. Segi teknik pengajaran
Dari segi ini lebih banyak berhubungan dengan cara
penyelenggaraan pengajaran. Dengan mengambil unsur-unsur yang baik
dari sistem pendidikan barat dan sistem pendidikan tradisonal,
muhammadiyah berhasil membangun sistem pendidikan sendiri. Seperti
sekolah model barat yang dimasukkan pelajaran agama didalamnya,
sekolah agama dengan menyertakan perlajaran umum.
Selain pembaharuan dalam pendidikan formal, Muhammadiyah juga telah
mempebaharui pendidikan tradisional non formal yaitu pengajian. Dimana
yang semula pengajarnya hanya mengajar ngaji dan ibadah oleh
muhammadiyah diperluas dan pengajian di sistematiskan dan diarahkan pada
masalah kehidupan sehari-hari. Begitupula muhammadiyah telah
mewujudkan bidang bimbingaan dan penyuluhan agama dalam masalah-
masalah yang diperlukan dan mungkin bersifat pribadi.
Kedua : berarti pembaharuan dalam arti modernisasi, ialah bila tajdid itu
sasarannya mengenai masalah seperti: metode, sistem, teknik, strategi, taktik
perjuangan, dan lain-lain yang sebangsa itu, yang sifatnya berubah-ubah, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi/ruang dan waktu.
Tajdid dalam kedua artinya, itu sesungguhnya merupakan watak daripada ajaran
Islam itu sendiri dalam perjuangannya.