Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.  Deklarasi
tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,karena telah melahirkan
konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.
Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang
sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa Indonesia
di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wawasan
nusantara itu adalah:wadah,isi,dan tata laku.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang  berbhineka,negara
Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak
pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya manusia
(SDM). Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat
yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitar (regional atau internasional). Salah satu pedoman
bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut
WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan negara
Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang adil,
makmur dan sentosa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Wawasan
Nusantara
2. Bagaimana Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara
2.1 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
2.2 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
2.3 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
2.4 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Pertahanan dan Keamanan

1
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Wawasan


Nusantara
2. Untuk Mengetahui Deskripsi Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara
2.1 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
2.3 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
2.3 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
2.4 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Pertahanan dan Keamanan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara

Suatu kenyataan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah


mengalami beberapa kali perubahan, baik tujuan, orientasi, substansi materi, metode
pembelajaran bahkan sistem evaluasi. Semua perubahan tersebut dapat teridentifikasi
dari dokumen kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia sejak proklamasi
kemerdekaan hingga saat ini.

Apa dinamika dan tantangan yang pernah dihadapi oleh PKn Indonesia dari
masa ke masa? Untuk mengerti dinamika dan tantangan PKn di Indonesia, dianjurkan
untuk mengkaji periodisasi perjalanan sejarah tentang praktik kenegaraan/pemerintahan
Republik Indonesia (RI) sejak periode Negara Indonesia diproklamasikan pada tanggal
17 Agustus 1945 sebagai negara merdeka sampai dengan periode saat ini yang dikenal
Indonesia era reformasi. Mengapa dinamika dan tantangan PKn sangat erat dengan
perjalanan sejarah praktik kenegaraan/pemerintahan RI? Inilah ciri khas PKn sebagai
mata kuliah dibandingkan dengan mata kuliah lain. Ontologi PKn adalah sikap dan
perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Status
warga negara dapat meliputi penduduk yang berkedudukan sebagai pejabat negara
sampai dengan rakyat biasa. Tentu peran dan fungsi warga negara berbeda-beda,
sehingga sikap dan perilaku mereka sangat dinamis. Oleh karena itu, mata kuliah PKn
harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika dan tantangan sikap serta perilaku
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Apa saja dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan


yang telah mempengaruhi PKn? Untuk mengerti dinamika perubahan dalam sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan yang telah mempengaruhi
PKn di Indonesia, dianjurkan untuk mengkaji perkembangan praktik ketatanegaraan dan
sistem pemerintahan RI menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia,
yakni: (1) Periode I (1945 s.d. 1949); (2) Periode II (1949 s.d.1950); (3) Periode III
(1950 s.d. 1959); (4) Periode IV (1959 s.d. 1966); (5) Periode V (1966 s.d. 1998); (6)
Periode VI (1998 s.d. sekarang). Mengapa dinamika dan tantangan PKn mengikuti
periodisasi pelaksanaan UUD (konstitusi)? Aristoteles (1995) mengemukakan bahwa
secara konstitusional “...different constitutions require different types of good citizen...

3
because there are different sorts of civic function.” Apakah simpulan setelah mengkaji
pernyataan Aristoteles tersebut? Mari kita samakan dengan argumen berikut ini. Secara
implisit, setiap konstitusi mensyaratkan kriteria warga negara yang baik karena setiap
konstitusi memiliki ketentuan tentang warga negara. Artinya, konstitusi yang berbeda
akan menentukan profil warga negara yang berbeda. Hal ini akan berdampak pada model
pendidikan kewarganegaraan yang tentunya perlu disesuaikan dengan konstitusi yang
berlaku.Guna membentuk warga negara yang baik, pendidikan kewarganegaraan di
Amerika Serikat (AS) membelajarkan warga mudanya tentang sistem presidensiil,
mekanisme check and balances, prinsip federalisme, dan nilai-nilai individual.

Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi negara


yang bersangkutan, tetapi juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman dan masa
depan. Misalnya, kecenderungan masa depan bangsa meliputi isu tentang HAM,
pelaksanaan demokrasi, dan lingkungan hidup. Sebagai warga negara muda, mahasiswa
perlu memahami, memiliki kesadaran dan partisipatif terhadap gejala demikian.Apa saja
dinamika perubahan dalam kehidupan masyarakat baik berupa tuntutan maupun
kebutuhan? Pendidikan Kewarganegaraan yang berlaku di suatu negara perlu
memperhatikan kondisi masyarakat. Walaupun tuntutan dan kebutuhan masyarakat telah
diakomodasi melalui peraturan perundangan, namun perkembangan masyarakat akan
bergerak dan berubah lebih cepat. Era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang
begitu cepat dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan perubahan dalam semua
tatanan kehidupan termasuk perilaku warga negara, utamanya peserta didik.
Kecenderungan perilaku warga negara ada dua, yakni perilaku positif dan negatif. PKn
perlu mendorong warga negara agar mampu memanfaatkan pengaruh positif
perkembangan iptek untuk membangun negara-bangsa. Sebaliknya PKn perlu melakukan
intervensi terhadap perilaku negatif warga negara yang cenderung negatif. Oleh karena
itu, kurikulum PKn termasuk materi, metode, dan sistem evaluasinya harus selalu
disesuaikan dengan perkembangan IPTEK.

2.2 Mendeskripsikan esensi dan urgensi wawasan nusantara

Wawasan nusantara adalah kebutuhan akan kesatuan dan kebutuhan wilayah


indonesia yang terbentang dari sabang sampai maraoke. Wilayah indonesia sebagai satu
kesatuan memiliki keunikan antara lain :

a. Bercirikan negara kepulauan dengan jumlah 17.508 pulau

4
b. Jarak utama selatan 1.888 dan jarak timur barat 5.1100 km
Terletak diantara dua samudra dan dua benua
c. Terletak pada garis katulistiwa
d. Berada pada iklim tropis dan dua musim
e. Menjadi dua pertemuan jalur pegunungan yaitu mediterania dan sirkum pasifik
f. Berada pada 6 LU -11 LS dan 95 BT -141 BT
g. Wilayah yang subur dan habitable ( dapat dihuni )
h. Kaya akan flora dan fauna dan sumber daya alam

Bangsa indonesia sebagai kesatuan juga memiliki keunikan,yakni :

a. Memiliki keragaman suku yakni sekitar 1.128suku bangsa


b. Memiliki jumlah penduduk besar sekitar 242 juta
c. Memiliki keragaman ras
d. Memiliki keragaman agama
e. Memiliki karagaman kebudayaaan sebagai konsekuensinya dari keragaman budaya
f. Konsep wawasan nusantara menciptakan pandangan bahwa indonesia sebagai salah
satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi serta
pertahanan dan keamanan pandangan demikian penting sebagai landasan visional
bangsa indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan.

5
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :

a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa
serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara
yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum
dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada
kepentingan nasional.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :

a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal
dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.

6
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya,


dalam arti :

a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan


kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat
yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai
dengan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak
nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang
hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.

4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan,


dalam arti :

a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa.
c. Wawasan nusantara berfungsi sebagai wawasan pembangunan nasional hendaknya
mencakup pembangunan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wawasan Nusantara menjadikan kesatuan atau keutuhan wilayah dan persatuan
bangsa, selain itu wawasan nusantara menjadi pemersatu bangsa dalam beragam
keanekaragaman sosialbudaya yang ada di Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi negara yang
bersangkutan, tetapi juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman dan masa
depan. Misalnya, kecenderungan masa depan bangsa meliputi isu tentang HAM,
pelaksanaan demokrasi, dan lingkungan hidup. Sebagai warga negara muda, mahasiswa
perlu memahami, memiliki kesadaran dan partisipatif .
3.2 Saran
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitar (regional atau internasional). Salah satu pedoman
bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut
WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan negara
Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang adil,
makmur dan sentosa.

8
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.2016.Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta
Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002.PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.
Yogyakarta: Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai