Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK PENGELOLAHAN LIMBAH

PENGELOLAHAN LIMBAH PADAT INDUSTRI

Oleh :
Nama : 1. Kaisar Khadafi
2. Werlin Dyah Poetrie
Kelas : 1 KB
Dosen Pembimbing : Adi Syakdani, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI D III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2019
LIMBAH PADAT INDUSTRI

A. LIMBAH PADAT INDUSTRI

I. PENGERTIAN LIMBAH

Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa
menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau
sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang,
mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama
maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa
menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

II. DEFINISI LIMBAH PADAT

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur
yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan
domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah
padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat
umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,
organik, bakteri, kulit telur, dll
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging.
Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.

III. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka
dapat menimbulkan pencemaran seperti :
1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02 dan
sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya
mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik
oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi
reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang
Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
3)Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan
atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa
dari air pun berubah.
4)Kerusakan permukaan tanah.
Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak
limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum.

Dampak imbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Dampak Terhadap Kesehatan


Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.
b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

2. Dampak Terhadap Lingkungan


Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya
sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati
sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga
mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari -hari, sehingga
menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak
langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena
banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai,
sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat
mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat
meresahkan para penduduk.

IV. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang


tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun
kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu
pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan
pengolahan. *Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung
unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai
TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
*Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan
berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu. Pengolahan
limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan cara
mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah –
rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa
menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetangga
kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain
kertas- kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan
sepeda yang usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling
mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan
cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak
tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak
membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat
digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan
logam.

Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan
penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan
dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan
mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka
perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan
terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat
non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan
meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali
bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain.
Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
V. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,
penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga
maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem
pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :

Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman


ukuran / berat / volume.
Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya
barang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat agnet, akan
langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil
agar pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk,
sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau
volumenya.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang
dibagi menjadi dua yaitu :
a) Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang
tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat
dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
3. Laut menjadi dangkal.
4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan
berbahaya dapat membunuh biota laut.
b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus
dipertimbangkan sebagai berikut :
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan permukiman.
4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan,
peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk
kepentingan apapun.

B. KONSEP 6R

1. Reduce (kurangi pemakaian).

Terutama untuk yang suka berbelanja di toko atau supermarket, bawalah tas belanja (dari
kardus atau plastik) yang bisa dipakai berulang kali. Kalaupun tidak tersedia dan barang
belanjaan masih bisa dibawa dengan tangan, maka bawalah dengan tangan jangan minta
kantong plastik.

Jangan membeli barang dalam sachet kecil jika benar-benar tidak mendesak. Karena kemasan
kecil memperoduksi sampah lebih banyak.

Sebaiknya membuat undangan dalam bentuk email atau SMS untuk mengurangi produksi
sampah kertas. Jika mengharuskan menggunakan kertas pastikan bolak-balik penggunaannya.

Membeli atau mengkonsumsi yang benar-benar kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Jika
ada alternatif untuk mengurangi produksi sampah maka lakukanlah.

 
2. Reuse (pemakaian kembali)

Membawa botol minum sendiri yang bisa diisi ulang, daripada membeli air kemasan yang
sekali pakai.

Biasakan juga membeli makanan dengan membawa wadah sendiri daripada dibungkus dengan
styrofoam atau kertas dan dibawa dengan plastik, bayangkan berapa sampah yang sudah
dihasilkan.

3. Recycle (mendaur ulang)

Barang-barang seperti ember rusak menjadi tempat sampah/pot tanaman, botol air kemasan
menjadi tempat detergen, kaos bekas menjadi keset/pel/lap, dan lain sebagainya. Sahabat bisa
dengan mudah mendapatkan jurus-jurus barang bekas untuk mempunyai fungsi lain seperti di
atas di youtube. J

Pisahkan sampah sesuai jenis organik atau anorganik. Sampah organik seperti sisa makanan,
sayuran, buah-buahan, dll bisa Sahabat ubah dengan cara-cara tertentu menjadi pupuk kompos.

Selain itu juga pertimbangkan untuk membeli barang yang sekiranya mudah untuk diurai.

4. Repair (memperbaiki barang yang rusak)

Memperbaiki barang-barang yang rusak agar bisa kita gunakan kembali seperti sepatu jebol
yang kita perbaiki karena dengan begitu kita tidak perlu membeli sepatu baru dan membuang
sepatu lama menjadi sampah.

5. Refuse (menolak membeli/mengkonsumsi)

Menolak dan menghindari pemakaian bahan yang menggunakan plastik dan lebih memilih
bahan yang lebih alami. Karena seperti kita ketahui bahwa bahan plastik yang terbuang tidak
terurai seperti pada bahan alami.

6. Rethink (memikirkan kembali)

Memiliki arti yang paling penting. Berpikirlah lebih dari sekali sebelum kita
membeli/mengkonsumsi suatu barang. Perlukah barang itu dibeli? Apakah kita benar-benar
butuh barang tersebut? Kalau tidak sudah pasti barang tersebut akan menjadi sampah atau
menjadi seonggok simpanan yang mendulang debu di rumah.
C. CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT
1. Definisi Kelapa Sawit

            Kelapa. sawit (Elaeis.guineensis.Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak


nabati yang berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia
oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang
ditanam di Kebun Raya Bogor (Botanical Garden), dua berasal dari Bourbon (Mauritius), dua
lainnya berasal dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Beberapa pohon kelapa sawit
yang ditanam di Kebun Raya Bogor hingga tahun 2014 masih hidup dengan ketinggian sekitar
12 m. Tanaman tersebut merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari
Afrika (Pardamean, 2014).

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15○ LU – 15○ LS)  dengan ketinggian
tempat 0 – 500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80 – 90  %. Kelapa sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil 2000 – 2500 mm  setahun yaitu daerah yang
tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat  kemarau. Pola curah hujan tahunan
mempengaruhi prilaku pembungaan dan produksi  buah sawit ( Wikipedia, 2015 ).  Industri
kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis yang bergerak  pada sektor pertanian yang
banyak berkembang di negara-negara tropis seperti  Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Hasilnya biasa digunakan sebagai bahan dasar  industri seperti industri makanan, komestika dan
industri sabun. Perkembangan  industri kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi
peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Limbah yang  dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah limbah padat, cair
dan  gas (Agustina, 2006).

Limbah padat yang dihasilkan antara lain tandan kosong, cangkang/fiber, abu  boiler, solid
decanter, sampah loading ramp dan shell. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan
industri pengolahan minyak kelapa sawit merupakan sisa dari proses pembuatan minyak kelapa
sawit yang berbentuk cair. Air limbah hasil  samping dari pengolahan kelapa sawit sangat
banyak mengandung bahan organik dan  dapat mencemari lingkungan bila langsung dibuang ke
perairan (Pardamean, 2014).  Fauzi et all. (2014) mengatakan  bahwa jumlah limbah cair yang
dihasilkan  oleh Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) berkisar antara 600 – 700 liter/ton.
Limbah yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit dapat mencemari  lingkungan,
menjadi racun, dan lain-lain. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan  limbah tersebut ke
lapangan.

2. Jenis Limbah Industri Kelapa Sawit


Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses  pengolahan
kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair dan
limbah gas (Mahida, 1984). Pada makalah ini yang diperhatikan adalah pengolahan limbah
padat kelapa sawit yang berupa tandannya.

 2.1. Limbah Padat


Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah kelapa sawit ialah tandan  kosong, solid,
serat dan tempurung. Limbah padat tandan kosong kadang-kadang  mengandung buah tidak
lepas di antara celah-celah di bagian dalam. Kejadian ini  timbul, bila perebusan dan bantingan
yang tidak sempurna sehingga pelepasan buah  sangat sulit (Naibaho, 2003).  Serat yang
merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai  kandungan cangkang, minyak dan
inti. Kandungan tersebut tergantung pada proses  ekstaksi di screw press dan pemisahan pada
fibre cyclone. Tempurung yang  dihasilkan dari kernel plant yaitu shell separator masih
mengandung biji bulat dan inti  kelapa sawit ( Naibaho, 2003).
Beberapa limbah padat hasil pengolahan minyak kelapa sawit :

1. Tandan kosong
Tandan kosong merupakan produk dari pabrik minyak kelapa sawit (PMKS)  setelah TBS
diproses sterilizer dan tippler. Tandan kosong kaya akan unsur organik nutrisi bagi tanaman.
Menurut Pahan (2012), kandungan unsur hara 1 ton tandan kosong kelapa dan fungsi tandan
kosong kelapa sawit adalah :

 Kandungan unsur hara 1 ton tandan kosong kelapa sawit :

 8 kg Urea
 2,90 kg TSP
 18,30 kg MOP
 5,00 kg Kieserit

 Fungsi tandan kosong kelapa sawit :

 Mengatur kelembaban tanah


 Meningkatkan infiltrasi tanah
 Menambah bahan organic tanah
 Meningkatkan KTK tanah
 Menstabilkan temperature tanah
 Memperbaiki struktur tanah
 Meningkatkan mikroba tanah
 Mengendalikan laju aliran permukaan dan erosi tanah

2. Dried Decanter Solid


Dried Decanter Solid atau sering disebut dengan solid merupakan limbah  padat pabrik kelapa
sawit. Solid sebenarnya berasal dari mesocarp atau serabut  berondolan sawit yang telah
mengalami pengolahan di pabrik kelapa sawit.

Rata-rata 1 ton solid mengandung unsur hara sebanding dengan :

 10,3 kg Urea

 3,3 kg TSP

 6,1 kg MOP
 4,5 kg Kieserit

 Kandungan hara tersebut hampir sama dengan janjangan kosong, akan tetapi  kandungan MOP
pada solid lebih rendah (Pahan, 2012).

3. Cangkang
Cangkang sawit yang awalnya dari tempurung kelapa sawit, merupakan  bagian paling keras
pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat ini  pemanfaatan cangkang kelapa sawit
di berbagai industri pengolahan minyak CPO  belum begitu maksimal. Cangkang memiliki
kegunaan  sebagai bahan bahan arang,  bahan bakar untuk boiler ( Purba, 2004 ).

Kelebihan dari cangkang kelapa sawit dibandingkan dengan batu bara adalah  cangkang kelapa
sawit lebih ramah bagi lingkungan dan orang sekitar. Unsur batu  bara mengandung sulfur dan
nitrogen sehingga pembuangan uap dari boiler akan  menggangu kesehatan masyarakat. Saat ini
pemanfaatan cangkang sawit diberbagai  industri pengolahan minyak CPO masih belum
digunakkan sepenuhnya, sehingga  masih meninggalkan residu, yang akhirnya cangkang ini
dijual mentah ke pasaran  (Purba, 2004).

2.2. Manfaat Limbah Kelapa Sawit


Berbagai penelitian menunjukkan bahwa limbah kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kebutuhan. Menurut Fauzi, et al. ( 2014 ), manfaat  limbah kelapa sawit antara lain :
2.2.1. Tandan kosong kelapa sawit untuk pupuk organik
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber  pupuk organik yang
memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan  tanaman. Tandan kosong
kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan  limbah kelapa sawit tersebut sebagai
alternatif pupuk organik juga akan memberikan  manfaat lain dari segi ekonomi.
1. Pupuk kompos
Pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses  dekomposisi yang
dilakukan oleh mikroorganisme. Pada prinsipnya pengomposan  tandan kosong untuk
menurunkan nisbah c/n yang terkandung dalam tandan agar mendekati standar nisbah c/n tanah.
Nisbah c/n yang mendekati nisbah c/n tanah akan mudah diserap oleh tanaman. Kompos TKKS
dapat dimanfaatkan untuk memupuk semua jenis tanaman. Kompos TKKS memiliki beberapa
sifat yang menuntungkan antara lain :

 Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan

 Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman  Bersifat
homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama tanaman

 Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah

 Dapat diaplikasikan pada sembarang musim


2. Pupuk Kalium
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu
tandan. Abu tandan tersebut memiliki kandungan 30 – 40 % K2O, 7 % P2P5, 9 % CaO dan 3 %
MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 100 ppm Mn, 400
ppm Zn dan 100 ppm Cu. Sebagai gambaran umum mengelola kelapa sawit dengan kapasitas
1200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8 % per hari. Setara dengan 5,8
ton KCL; 2,2 ton Kiserit dan 0,7 ton TSP. Dengan penambahan polimer tertentu pada abu
tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38 % dengan pH 8 – 9.

2.2.2. Tandan kosong kelapa sawit untuk bahan serat


Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) juga menghasilkan serat kuat yang dapat digunakan
untuk berbagai hal diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, pot
kecil, papan ukuran kecil dan bahan industri. Serat tandan kosong dapat diperoleh dengan cara
mengepresnya sehingga keluar air, minyak, dan kotoran yang terkandung didalamnya.
Selanjutnya tandan kosong tersebut diurai memakai mesin pengurai sehingga seratnya terpisah
komponen bukan serat seperti gabus, pati, dan kotoran. Setelai terurai, serat diayak untuk
memisahkan serat panjang, pendek, dan debu yang menempel. Serat kelapa sawit memiliki
diameter yang lebih besar, lebih kaku, dan lebih lentur dibandingkan dengan serat kelapa.
Pabrik dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar per jam mampu mengahsilkan serat sebanyak
30 ton per hari.

2.2.3. Tandan kosong kelapa sawit sebagai sumber karotenoid


Pemanfaatan TKKS sebagai sumber karotenoid merupakan suatu inovasi yang bermanfaat bagi
dunia industri makanan. Hasil penelitian menunjukkan TKKS yang mengalami satu sterilisasi
rata-rata mengandung karotenoid total sebesar 37,8 ppm; sedangkan TKKS yang mengalami 2
kali sterilisasi kandungnnya rata-rata sebesar 25,9 ppm. Komposisi karotenoid di dalam TKKS
didominsi oleh alpha-karoten (12,9) ppm, beta-karoten (6,4 ppm), lutein (4,1 ppm), dan
zeakaroten (3,9 ppm), sedangkan karotenoid lainnya sebesar 5,2 ppm. Senyawa beta-karoten
bersifat lebih stabil dari pada senyawa karotenoid lainnya.

2.2.4. Tempurung buah sawit sebagai bahan aktif


Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang
cukup besar dapat mencapai 60 % dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan
oleh berbagai industri seperti industri minyak, karet, gula dan farmasi. Selama ini tempurung
kelapa sawit digunakan sebagai bahan bakar pembangkit uap dan pengeras jalan. Arang aktif
dapat dibuat melalui proses karbonasi pada suhu 550○C selama kurang lebih 3 jam.
Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui proses tersebut memenuhi standar industri
Indonesia, kecuali untuk kadar abu. Tingkat keaktifan arang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari
daya serap larutan ionnya sebesar 28,9 %.

2.2.5. Dried decanter solid untuk pupuk organik


Dried decanter solid adalah limbah padat pabrik pengolahan kelapa sawit. Solid berasal dari
bahan dasar daging buah (mesocarp) yang tampak serabut-serabut berondolan dan telah
mengalami serangkaian pengolahan di pabrik. Dari total berat tandan buah segar yang diolah
akan dihasilkan solid basah sekitar 5 % dan solid kring sekitar 2 % ( Iman, 2014 ) Solid mudah
terurai oleh mikroorganisme. Proses penguraiannya memakan waktu kurang lebih 6 minggu.
Solid basah harus segera dipakai karena memang tidak dapat tahan lama. Dalam berat yang
sama, kandungan unsur-unsur hara solid lebih tinggi dibandingkan dengan janjangan kosong.
Kadar unsur-unsur hara ini dipengaruhi oleh tingkat kadar airnya ( Nurhakim, 2014 ).

2.2.6. Batang dan tandan sawit untuk pulp kertas


Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Padahal potensi
untuk menghasilkan pulp di dalam negeri cukup besar. Salah satu alternatif itu adalah dengan
memanfaatkan batang dan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan pulp kertas dan papan
serat.

2.2.7. Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan artikel


Batang kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi dapat dimanfaatkan menjadi
perabot yang bernilali tinggi. Batang kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan perabot
rumah tangga seperti mebel, furniture atau sebagai papan partikel. Dari setiap batang kelapa
sawit dapat diperoleh kayu sebanyak 0,34 m3.

2.2.8. Batang dan pelepah sawit untuk pakan


Batang dan pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya
terdapat tiga cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak. Pertama
pengolahan menjadi silase, kedua dengan perlakuan NaOH dan ketiga pengolahan dengan
menggunakan uap.

2.3. Dampak Limbah Industri Kelapa Sawit


Peningkatan produksi dan konsumsi dunia terhadap minyak sawit secara langsung dapat
meningkatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pada proses produksi minyak sawit limbah
berwujud padat, cair dan gas yang dihasilkan dari berbagai stasiun kerja dari pabrik. Setiap ton
TBS yang dihasilkan diolah menjadi efluen sebanyak 600 liter. Limbah tersebut berdampak
negatif terhadap lingkungan jika tidak dimanfaatkan dengan baik.          Sekarang ini mulai
dikenal pengolahan lingkungan yang bersifat pencegahan terhadap sumber-sumber dihasilkan
limbah, seperti eco-efficient, pollution prevention, wate minimization atau source reduction.
United Nation Environment Programme (UNEP) menggunakan istilah cleaner production atau
produksi bersih sebagai upaya preventif dan integrasi yang dilaksanakan secara
berkesinambungan terhadap proses dan jasa untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi
resiko terhadap manusia dan lingkungan. Limbah dari industri dapat membahayakan kesehatan
manusia karena merupakan sumber penyakit (sebagai vehicle). Limbah industri dapat
merugikan dari segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda/bangunan,
tanaman, peternakan dan dapat merusak bahkan membunuh kehidupan yang ada didalam air
seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya. Limbah industri dapat merusak keindahan karena
bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang (Rusmery, T. 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Ilham Dwi Setya, 2015, https://ilhamsetya449.blogspot.com/2015/02/langkah-langkah-pengolahan-limbah-


padat.html?m=1

Xampria,2011, http://xampri.blogspot.com/2011/10/pengolahan-limbah-padat-dan-definisinya.html?
m=1

2012, https://pengelolahanlimbah.wordpress.com/2012/05/30/201/

Fauzan,2017, https://fauzanbrs94.wordpress.com/2017/05/13/makalah-pengolahan-limbah-padat-kelapa-
sawit/

Anda mungkin juga menyukai