2.1 Menurut Teori Kebutuhan Abraham Maslow hakikat dan kebutuhan ( need) manusia
yaitu kebutuhan manusia yang bersifat universal yaitu :
Kebutuhan fisik/biologis : Kebutuhan pangan ( makan dan minum), sandang ( pakaian),
papan ( perumahan), Kebutuhan meneruskan keturunan dan kebutuhan kesehatan dan
kesegaran jasmani.
Kebutuhan yang berjenis – jenis itu tidak sama intensitasnya pada setiap individu.
Sejumlah individu yang memiliki kebutuhan yang sama membentuk kelompok sosial
atau organisasi.
Sebuah organisasi apapun juga bentuknya selalu memerlukan seorang atau lebih
pimpinan yang selalu terdapat seorang pimpinan puncak/tertinggi.
Pemimpin atau para pemimpin yang memiliki kewenangan dan memikul tanggungjawab
mengelola organisasi, selalu memerlukan bantuan atau kerjasama orang lain khususnya
anggota organisasi di lingkungannya.
Efektivitas pencapaian tujuan organisasi itu sangat tergantung pada kualitas bantuan
atau kerjasama yang diciptakan dan dikembangkan pemimpin, baik yang dilakukan
dengan cara perseorangan maupun kelompok di dalam atau diluar organisasi yang
terdapat di dalam organisasi.
1. Pengembangan Organisasi
Pengembangan Organisasi mencakup dibawah ini :
a. Organisasi Belajar (Learning Organization (LO) atau Organization Development (OD)
b. Manajemen Sumber Daya Manusia ( Human Resources Mangement / HRD ) (dibahas
dalam mata kuliah MSDM
c. Pemberdayaan ( Empowerment ) anggota organisasi. (dibahas dalam mata kuliah PPM)
Menurut Peter Senge (1990) organisasi pembelajaran adalah organisasi dimana orang terus-
menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka
inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran diasuh, dimana aspirasi kolektif dibebaskan,
dan dimana orang terus-menerus belajar melihat bersama-sama secara menyeluruh
Dimensi Learning Organization Peter Senge (1999) seperti dibawah ini
1. Personal Mastery (Penguasaan pribadi)
Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar objektif dalam
melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang strategis. Organisasi pembelajaran
memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan
tuntutan perubahan, khususnya perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari
paradigma yang berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan.
Aspek Personal Mastery
Seorang yang memiliki Personal Mastery yang kuat akan berpotensi menjadi leader
karena telah memiliki dasar-dasar leadership yang baik. Modal dasar utama yang dimiliki
adalah visi dan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian kemana
arah organisasi itu akan dituju sudah jelas dari awal. Begitu juga dari kepribadiannya
yang matang tentu akan menjadi panutan para anggota team yang lain
Personal Mastery yang baik melahirkan juga seorang dengan nilai humanis yang tinggi
sehingga dengan dasar rasa kasih akan bisa memberikan hubungan yang hangat kepada
yang lainnya. Hal ini terutama akan sangat menyentuh pada mereka yang berperan
sebagai bawahannya.
Hubungan interpersonal yang baik menjadi modal juga untuk bisa merangkul semua
individu dalam kelompok tersebut dari beraneka ragam asal serta karakter.
Dengan semangat pengabdian lebih menjamin bahwa seorang leader pasti akan
mengutamakan kepentingan team, kelompok atau organisasi tertentu di atas
kepentingannya sendiri.
2. Model Mental
Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan prasangka
atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan
lebih cepat. Namun, dalam organisasi yang terus berubah, mental model ini kadang-
kadang tidak berfungsi dengan baik dan menghambat adaptasi yang dibutuhkan.
Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada
level individual, kelompok, dan organisasi.
Mental model adalah asumsi-asumsi atau generalisasi-generalisasi (paradigma) yang
terdapat dalam pikiran kita yang mempengaruhi bagaimana kita memahami, bersikap dan
bertindak terhadap dunia sekitar (Sriatmi, 2008).
Mengapa mental model ?
1. "mental", karena ini selalu ada dalam pikiran kita dan mengarahkan semua tindakan kita.
2. “model" karena kita menyusunnya berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Keduanya merupakan ide-ide umum yang membentuk pemikiran dan tindakan kita,
sehingga kita dapat mengharapkan suatu hasil tertentu. Mental model merupakan
gambaran, asumsi, dan kisah yang kita bawa dalam benak kita tentang : diri kita sendiri,
orang lain, institusi, lingkungan,dan setiap aspek dari dunia ini.
Mental Model :
1. Adalah lensa yang kita gunakan untuk mengamati realitas.
2. Merupakan kerangka untuk menginterpretasikan realitas.
3. Merupakan struktur yg berhadapan dg realitas.
4. Merupakan dasar bagi pilihan yang kita ambil dan tindakan yang kita lakukan.
Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni tanpa paksaan.
Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang
pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi
organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama. Selain
perbedaan latar belakang karyawan, organisasi juga memiliki berbagai unit yang
pekerjaannya berbeda antara satu unit dengan unit lainnya.
Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus
pada pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua orang
dan semua unit yang ada dalam organisasi
4. Pembelajaran Tim
Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan berkesinambungan.
Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan organisasi dibuat dalam
lintas fungsi yang biasanya berbasis team.
Kemampuan organisasi untuk mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi
bersama dan kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah diuraikan di atas. Namun
tanpa adanya kebiasaan berbagi wawasan sukses dan gagal yang terjadi dalam suatu tim,
maka pembelajaran organisasi akan sangat lambat, dan bahkan berhenti. Pembelajaran
dalam organisasi akan semakin cepat kalau orang mau berbagi wawasan dan belajar
bersama-sama. Berbagi wawasan pengetahuan dalam tim menjadi sangat penting untuk
peningkatan kapasitas organisasi dalam menambah modal intelektualnya
5. Berfikir Sistem
Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama untuk menghasilkan
kinerja yang optimal. Unit-unit itu antara lain ada yang disebut divisi, direktorat, bagian,
atau cabang. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi
untuk melakukan pekerjaan secara sinergis.
Kemampuan untuk membangun hubungan yang sinergis ini hanya akan dimiliki kalau
semua anggota unit saling memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak
dari kinerja unit tempat dia bekerja pada unit lainnya
Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah
organisasi untuk meningkatkan kualitas pengembangan SDM, karena mempercepat
proses pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi
pada perubahan dan mengantisipasi perubahan pada masa depan.
Kelima dimensi dari Peter Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan
dan dihayati oleh setiap anggota organisasi, dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah
organisasi untuk meningkatkan kualitas pengembangan SDM, karena mempercepat
proses pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi
pada perubahan dan mengantisipasi perubahan pada masa depan
Dalam beberapa organisasi kurangnya budaya belajar dapat menjadi penghalang untuk
belajar. Hal ini penting agar tercipta sebuah lingkungan di mana individu dapat berbagi
pembelajaran, sehingga lebih banyak orang dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan
dan individu menjadi berdaya.
Perlawanan terhadap pembelajaran dapat terjadi dalam Learning Organization, jika tidak
tersedia cukup kesadaran pada tingkat individu. Hal ini sering dihadapi oleh orang-orang
yang merasa terancam oleh perubahan atau percaya bahwa mereka memiliki paling
banyak kehilangan. Orang yang sama yang merasa terancam oleh perubahan cenderung
memiliki pikiran tertutup dan tidak bersedia untuk menjalin keterlibatan dengan model
mental.
• Jadi defenisi Organisasi Belajar adalah Suatu wadah dimana orang-orangnya secara terus
menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yg benar-benar mereka
inginkan
Organisasi harus mampu berpikir dan melihat perubahan secara keseluruhan, sehingga semua
usaha saling berkaitan, mempengaruhi dan bersinergi.
Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
Kemampuan untuk mengelola emosi sehingga timbul kesabaran dan selalu objektif
Pola Mental (Mental Models)
Bagaimana organisasi memandang dunia dan bertindak atas dasar asumsi atau generalisasi
dari apa yang dilihatnya
Visi bersama (shared vision)
Komitmen dan tekad bersama untuk kemajuan bersama, bukan sekedar kepatuhan terhadap
pimpinan
Belajar beregu (Team learning)
Dialog bersama untuk melihat peran dan pribadi anggota organisasi, untuk menemukan jati
diri
3.3 Ciri-ciri Organisasi Belajar
1. Organisasi tidak melaksanakan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya
2. Mempunyai kemampuan bersaing dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam
lingkungan eksternalnya
3. Terus menerus meningkatkan kemampuan dan menciptakan hasil yang sungguh-sungguh
mereka inginkan, dengan pola berpikir baru dan memberikan kebebasan tumbuhnya
aspirasi kolektif.
4. Belajar dilakukan oleh organisasi secara menyeluruh, seolah-olah organisasi itu memiliki
satu otak
5. Belajar berlangsung terus menerus dan terintegrasi dengan pekerjaan
6. Kemampuan berpikir sistem sangat fundamental
7. Tersedianya informasi dan sumber data yang diperlukan untuk keberhasilan organisasi.
8. Berkembangnya budaya kelembagaan yang mendukung, menghargai dan memicu belajar
perorangan dan beregu
9. Kegiatan dilandaskan pada aspirasi, refleksi dan konseptualisasi bersama.
10. Mampu menyesuaikan diri, memperbaharui dan
11. Meningkatkan diri sebagai respon atas lingkungan.
Tingkatan belajar
• Individual: memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.
Knowledge System
Ulat, kepompong dan kupu-kupu suatu Transisi menuju OB dan Sukses Global
Masyarakat manusia mampu merubah
diri bertransformasi dan terbang menuju
angkasa, manakala:
1. Berorganisasi
2. Mau dan mampu belajar, untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Lakukanlah diagnosis
3. Buatlah visi OB
Sebagai antisipasi adanya perubahan peran dan tujuan organisasi yang semakin
komplek dan rumit
Munculnya bentuk-2 organisasi model baru (dalam kerangka peran, tugas dan
hubungan kerja)
Perubahan pandangan terhadap konsep manusia (tidak hanya sebagai unsur produksi,
tetapi harus lebih dimanusiawikan)
Adapun Roda Inteligen leadership menurut John Mattone, dapat digambarkan dibawah ini :
Gambaran Hubungan Inner core dan outer core seperti dibawah ini :
Penjelasan Outer core dengan sembilan kompetensinya sebagai berikut :
1. Critical Thinking adalah tentang cara berfikir setiap subyek tertentu, dimana pemikir
memperbaiki kualitas dengan cara terampil mengambil tanggung jawab sangat terstruktur
menunjukan standar intelektual. Dapat di lihat pada gambar dibawah ini.
2. Decision Making
Merupakan tugas yang paling penting yang harus dilakukan semua pemimpin
ditingkatannya. Ada hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan antara
lain :
1. Menggunakan kepala kita untuk membuat keputusan yang rasional.
2. Menggunakan hati dengan menyimak pada diri sendiri dan orang lain
3. Menggunakan keberanian dengan mempercayai naluri
4. Membuat keputusan bijak dengan mengintegrasikan kepala, hati dan keberanian
5. Memahami budaya organisasi
6. Menghormati setiap pengambilan keputusan struktur kewenangan organisasi
7. Melihat situasi Faktor dalam pengambilan keputusan.
Merupakan kombinasi dari sebagian besar elemen inner core. Elemen ini memberikan kontribusi
atau mengurangi kemampuan kita dalam mengelola dan memonito emosi, mengukur tingkat
emosi orang lain dan mempengaruhi emosi orang lain
Kecerdasan Emosional dapat digambarkan sebagai berikut
5. Kemampuan Berkomunikasi
6. Talent Leadership
Dalam kondisi saat ini sangat dibutuhkan pemimpin yang berbakat dalam memberikan
inovasi, memelihara. Memotivasi dan membangun pekerja untuk produktivitas.
Talent Leadership dijalankan dengan 4D sebagai berikut :
1. Deployment, Bagaimana memilih dan menerima bakat
2. Diagnosis, bagaimana memonitor tingkat perjanjian individu dan tim
3. Development, Bagaimana membangun memenangkan hubungan, membangun tim
yang baik dan bagaimana meng-coach nya
4. Demarcation, Bagaimana memberikan umpan balik, bagaimana memberi
penghargaan kinerja tim dan individual
Dapat digambarkan sebagai berikut :
7. Kepemimpinan Tim
Tim adalah merupakan dasar semua organisasi kontemporer seperti bekerja tim, silang
tim, matriks tim, task force, tim management dll
Pemimpin efektif harus menguasai kepemimpinan tim.
Mempunyai satu atau lebih tujuan dengan semua anggota tim mencapai tujuan bersama.
Dapat dilihat gambar kepemimpinan tim dibawah ini :
8.Kepemimpinan Perubahan
Turbulensi dan perubahan menjadi cara hidup berorganisasi. Pemimpin harus punya
kemampuan dalam mengelola perubahan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Desain Perubahan, seperti merencanakan, mengukur dan mengelola perubahan
2. Membangun strategi perubahan
3. Menerima/mengambil tanggung jawab dari perubahan, dengan cara memahami situasi,
menciptakan visi perubahan, mengelola transisi, mengurangi resistensi perubahan,
merancang masa depan
Dapat digambarkan kepemimpinan perubahan dibawah ini :
9.Drive to Result
Untuk mendapatkan hasil yang tinggi dalam organisasi dan tim, pemimpin perlu memperhatikan
tidak hanya hasil akhir, tapi 6 tahapan dalam perjalanannya seperti dibawah ini :
1. Menetapkan arah secara menyeluruh dan membangun tujuan bersama
2. Menciptakan rencana yang dapat dikerjakan
3. Memberikan tugas secara efektif
4. Mengharapkan, mengukur dan menghargai kinerja tinggi
5. Menyediakan pengerjaan pengurusan, memonitoring proses
6. Mengevaluasi hasil akhir
5.1 Pendahuluan
• The Future of Public Health diawali dengan menjelaskan paradigma fungsi inti. Dimana
fungsi tersebut penilaian, pengembangan kebijakan dan asuransi/perlindungan berkaitan
dengan praktek kesehatan masyarkat.
• Pemerintah merupakan perekat yang membuat keseluruhan sistem yang interaktif bersatu
dan berfungsi sebagaimana seharusnya sehingga pemerintahan merupakan perhatian
utama bagi kepemimpinan berbagai tingkat sistem kesehatan masyarakat. Pemerintahan
dalam kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab masyarakat yang berarti
masyarakat yang perlu diberdayakan agar lebih terlibat dalam pengembangan kebijakan.
A. Praktek Penilaian
B. Praktik Pengembangan kebijakan
C. Praktik Perlindungan Kesehatan/Asuransi
a. Praktik Penilaian
Ada 3 yang tercakup dalam praktek penilaian
a. Menilai kebutuhan masyarakat dengan cara mengumpulkan data tentang status kesehatan
masyarakat
c. Analisis faktor etiologi (asal muasal) dan faktor yang berhubungan identifikasi
menyebabkan masyarakat beresiko terhadap penyakit.
Menilai kebutuhan masyarakat dengan cara mengumpulkan data tentang status kesehatan
masyarakat
Analisis faktor etiologi (asal muasal) dan faktor yang berhubungan identifikasi
menyebabkan masyarakat beresiko terhadap penyakit.
Dalam hal ini Pemimpin Kesehatan Masyarakat harus memahami bagaimana menganalisa data
dan menggunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan.
□ Ada lima indikator kinerja untuk proses penilaian
1. Proses perencanaan penilaian kebutuhan kesehatan masyarakat dilaksanakan dengan baik
Metodologi Penelitiannya
□ Ada tiga pendekatan metodologi dalam penilaian masyarakat dan organisasi
1. APEXPH (Assesment Protocol of Excellent in Public Health. Hal ini dibentuk tahun 1987
kerjasama antara American Public Health Asociation (APHA). Metode ini merupakan
proses yang bertujuan untuk penilaian- diri organisasi dan masyarakat, proses untuk
perbaikan dan terencana, evaluasi dan penilaian yang berkesinambungan.
Adapun rangkuman APEXPH sebagai berikut :
a. Merupakan protokol penilaian diri yang tepat dan dapat digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan masyarakat.
c. Berfokus pada kapasitas administratif dan kepemimpinan kesehatan lokal, struktur dasar
dan organisasi
e. Menawarkan pendekatan agar diterima masyarakat yang mana mereka menjadi pemain
utamanya yang mencakup proses penilaian masyarakat, penyususnan prioritas kesehatan,
pengembangan kebijakan dan aktivitas sehingga kebutuhan kesehatan masyarakat
terpenuhi
f. Bersifat fleksibel terhadap berbagai situasi lokal dan sumber daya yang berbeda.
□ Prosedur PATCH dapat diadaptasi untuk berbagai masalah kesehatan dan masyarakat.
Keseluruhan proses dapat dianalisis menjadi lima fase :
a. Fase Pertama Mobilisasi masyarakat, Pemimpin kesehatan masyarakat harus
menggunakan ketrampilannya untuk pembentukan koalisi dan melibatkan masyarakat.
c. Pemilihan Prioritas kesehatan dan kelompok sasaran, Data prilaku dan data lain di
presentasikan kepada kelompok masyarakat, kemudian faktor prilaku, sosial, ekonomi,
politik dan lingkungan yang mempengaruhi prilaku sehingga menyebabkan masyarakat
beresiko penyakit, kematian dan cedera di analisis
• Berdasarkan salah satu defenisi politik merupakan proses penerapan konsensus moral
masyarakat kedalam praktek. Pada politik demokrasi terbaik, stakeholder mendiskusikan
masalah secara langsung , mencapai konsensus dan mengembangkan serta menerapkan
kebijakan
1. Perhatian kesehatan secara nasional dan kebijakan sosial pada saat mengembangkan
kebijakan lokal
4. Kembangkan kebijakan kesehatan dan sosial yang terintegrasi dan mandiri untuk
masyarakat
Advokasi Pemberdayaan
Advokasi luas cakupannya, dalam mendukung perubahan kebijakan masyarakat
mencakup riset, pengembangan pernyataan kebijakan, rencana tindakan, implementasi
dan Evaluasi.
Beberapa pedoman advokasi bagi pemimpin kesehatan masyarakat :
1. Bangun kepercayaan dan kredibilitas dengan konstituen masyarakat
2. Berdayakan orang lain untuk menjadi advokat
3. Lakukan riset mengenai masalah kesehatan dan buat pernyataan kebijakan kesehatan
4. Bekerjasama dengan pejabat daerah atau legislator pada pelaksaan kebijakan
Kolaborasi
Pemberdayaan masyarakat dan komunitas meletakkan dasar-dasar kolaborasi antara
organisasi, konstituen dan individu untuk mempengaruhi proses pengembangan
kebijakan.
Dalam kolaborasi dapat dibagi kelompok menjadi koalisi, aliansi dan kemitraan
1. Koalisi
Merupakan gabungan dari masyarakat dan organisasi untuk mempengaruhi hasil yang
terkait dengan masalah tertentu atau sejumlah masalah. Sinergisme dari kerjasama
memungkinkan koalisi mencapai serangkaian tujuan yang lebih luas daripada yang dapat
dilakukan oleh partisipan secara personal
Untuk membentuk koalisi, lembaga kesehatan masyarakat harus menggunakan sejumlah
strategi, seperti :
1. Mengadakan diskusi mengenai pemberian kesehatan dan kebijakan dengan mitra yang
tepat
2. Membentuk sekumpulan kelompok yang berkolaborasi untuk masalah kesehatan
masyarakat seperti dengan pejabat pemerintah daerah, desa, organisasi media dan
lainnya.
3. Membentuk jaringan komunikasi untuk tujuan pertukaran informasi.
Kelemahan koalisi ini adalah seiring masyarakat dan kebutuhan yang berubah koalisi
harus berubah juga secara bersamaan. Kemudian bila terjadi perpecahan akan sulit dapat
bekerjasama
2. Aliansi
Merupakan kelompok layanan kesehatan dan organisasi kesehatan masyarakat yang
menggabungkan kekuatan untuk mengatasi resiko masalah kesehatan.
Aliansi dapat terbagi tiga jenis :
1. Opportunistic alliance dibentuk untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian organisasi
dalam area tugas yang baru
2. Resources dependency alliance dibentuk untuk menyediakan sumber daya dan layanan
yang dibutuhkan oleh berbagai organisasi layanan kesehatan.
3.Kemitraan
• Proses kemitraan membutuhkan rasa saling menghormati antar mitra dan
mengesampingkan agenda pribadi atau organisasi. Dalam hal ini semua masalah
berkembang ditangani dalam waktu satu waktu dan seluruh mitra terlibat dalam proses
pengambilan keputusan bersama.
• Dalam kemitraan yang efektif mitra berbagi visi, komitmen terhadap integritas,
menyetujui tujuan tertentu, dan mengembangkan rencana tindakan guna mencapai tujuan.
Tantangan yang terbesar bagi pemimpin kesehatan masyarakat adalah menjalin kerjasama
dengan lembaga kesehatan masyarakat pemerintah dengan MCO (managed Care
Organization).
Khawatirnya adalah MCO akan mengambil alih sebahagian besar tanggung jawab
perlindungan kesehatan, Juga mengkawatirkan MCO akan meningkatkan akses terhadap
komunitas merekadengan melayani anggota masyarakat yang lebih besar.
Managed care dapat didefenisikan sebagai sistem kendali administratif yang bertujuan untuk
mengurangi biaya melalui pengelolaan penggunaan layanan. Managed care juga berarti
sebagai sistem terintegrasi dari perlindungan kesehatan, pembiayaan dan penyediaan layanan
kesehatan yang berfokus pada penggunaan layanan kesehatan yang sesuai dan efektif biaya
yang disediakan.
• Tantangan untuk pemimpin kesehatan masyarakat adalah mengajak kelompok yang
berbeda dalam masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat yang
penting. Terdapat resiko nyata dalam upaya proses politik.