SKRIPSI
Oleh:
“Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus
bergerak” (Albert Einstein).
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Orang Tua saya Ibu Sakinah dan Bapak Sunardi yang telah
berjuang keras demi kehidupan saya.
vi
KATA PENGANTAR
Allah SWT., yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, rahmat, karunia, serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW., yang
telah mewariskan ilmu kepada umatnya, serta menjadi tokoh paling menginspirasi
sepanjang hidup. Semoga syafaatnya selalu tercurah untuk kita semua. Amin
memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, tentu melibatkan
banyak pihak yang telah berusaha keras membuat skripsi ini terselesaikan, dan
semoga sesuai harapan. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini selayaknya
vii
3. Ibu Dr. Hj Adib Sofia, M.Hum, selaku Ketua Program Studi
Sosiologi Agama.
Yuliani karena telah menjadi kakak yang penuh perhatian. Juga untuk
Semoga kita semua selalu diberi petunjuk agar selalu berada di jalan
Lina, Rina —serta siapa pun itu, terima kasih atas segala
viii
DAFTAR ISI
x
BAB III BENTUK KONFLIK DI DUSUN NGANDONGSARI
A. Sejarah NU dan Muhammadiyah di Dusun Ngandongsari ........... 40
1. Sejarah Nahdlatul Ulama ......................................................... 40
2. Sejarah Muhammadiyah……………………………………... 47
B. Konflik Di Dusun Ngandongsari………………………………… 54
1. Keretakan Sosial karena Beda Iman………………………… 54
2. Perbedaan Persepsi antar Pemuda…………………………… 57
BAB IV REDUKSI KONFLIK DAN INTEGRASI
A. Potret Kehidupan Masyarakat ....................................................... 61
1. Agama..................................................................................... 61
2. Sosial Keagamaan Dusun Ngandongsari................................ 61
3. Budaya………………………………………………….. ...... 62
B. Peran Remaja dalam Menyelesaikan Konflik ............................... 62
C. Peran Tokoh Agama dalam Menyelesaikan Konflik……………. 66
D. Integrasi Sosial Masyarakat Dusun Ngandongsari……………… 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 78
LAMPIRAN ......................................................................................... 80
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Sistem Pemerintah dan Susunan Organisasi Desa Patuk ………. ... 31
Tabel 2: Demografi Mata Pencaharian ......................................................... 34
Tabel 3: Demografi Desa Patuk 2017………………………………………. 35
Tabel 4: Data demografi berdasarkan agama……………………………….. 36
Tabel 5: Jumlah Sarana Peribadatan Dusun Ngandongsari…………………. 37
xii
ABSTRAK
Konflik merupakan suatu kenyataan hidup yang tidak bisa dihindari dalam
hidup manusia. Konflik timbul karena ketidakseimbangan dari hubungan itu.
Contohnya perbedaan iman, perbedaan persepsi, perbedaan status keagamaan,
kurang meratanya kemakmuran, kekuasaan yang otoriter dan lain-lain. Konflik ini
terjadi di salah satu daerah di Yogyakarta tepatnya di Dusun Ngandongsari, Desa
Patuk Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul. Konflik ini berbau unsur
kefanatikan terhadap unsur agama. Misalnya NU dan Muhammadiyah, mereka
tidak bisa hidup berdampingan layaknya masyarakat. Bahkan yang paling
mencolok adalah kaum pemuda yang terlihat gap terhadap masyarakat di luar
aliran agamanya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui studi lapangan.
Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi
dengan para warga Dusun Ngandongsari, Patuk, Gunung Kidul. Pengamatan
observasi di lakukan pada aktivitas para warga sehingga dapat di tulis secara rinci
dan narasi. Adapun analisis data menggunakan deskriptif kualittif untuk
menemukan realitas social yang ada di masyarakat, sehingga mengandalkan dan
menekankan pada komprehensif dari sumber-sumber yang ditemukan. Teknik
pengolahan data menggunakan analisis dengan menggunakan teori konflik dan
teori mediasi.
Dari hasil penelitian dengan teori mediasi kultural menurut Vygotsky
menemukan strategi sebagai reduktor konflik yang terjadi antar organisasi NU dan
Muhammdiyah di Dusun Ngandongsari Desa Patuk, Gunung Kidul dan yang
menjadi penengah (mediator) konflik tersebut adalah para pemuda di Dusun
Ngandongsari. Para pemuda menyatukan organisasi tersebut dengan cara
mengadakan kegiatan jalan sehat setiap periode tertentu, yasinan, ketika ada orang
meninggal dunia warga saling tolong menolong, kegiatan rasulan (bersih desa),
adanya pernikahan antar dusun, anak-anak yang bersekolah di tempat yang sama,
dan berkumpul atau nongkrong bersama.
Kata kunci: konflik, mediasi, reduktor (reduksi).
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam melihat realitas sebagai suatu kontruksi sosial yang visioner dan
revolusioner.
faktor yang membuat remaja tidak lagi memikirkan hal yang bersifat
1
2
masyarakatnya. Namun, semua itu harus didasarkan pada iman. Iman yang
akan membuat remaja saat ini memiliki konsistensi dalam dirinya, mengingat
dan masyarakat. Dua organisasi ini sudah menjadi organisasi yang dianut oleh
kesenjangan dan jarak yang mencolok dari kedua organisasi Islam tersebut.
3
Bukan hanya organisasi Islam saja yang timbul kesenjangan, namun juga
Jamaah yang merujuk pada Al-Qur’an, Sunnah Nabi Muhammad S.A.W dan
Sunnah Khulafa’ al Rasyidin yang secara teoritis dan faktual banyak terkait
dengan konsep teologis Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Hasan Al-Maturidi
munkar berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Kata
S.AW. yang diberi tambahan ya’ nisbah dan ta’ marbuthoh. Artinya bahwa
1
Rudi Subiantoro, “Profil lembaga Sosial Keagamaan di Indonesia”, (Jakarta:
Departemen Agama RI Biro Hukum dan Humas, 2002), Hlm 6-7
2
Delier Noer, “Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1985)
hlm 84
4
masyarakat.
Sejak kelahiran ormas ini hal yang sering menjadi perdebatan adalah
lain-lain. Berdasarkan data dari (BPS DIY, 2014) bahwa jumlah persebaran
3
Bid’ah berarti sesuatu yang menurut hukum islam tidak berasal dari ibadah atau embel-
embel tak berdasar
5
dalam hidup manusia. Konflik akan terjadi jika tujuan sudah berbeda. Konflik
masyarakat. Bahkan yang paling mencolok adalah kaum pemuda yang terlihat
di dusun tersebut, data didapat dari hasil wawancara dengan Bapak Budi
dusun yang memiliki ajaran Islam yang sangat kuat, banyak orang mengaji
terdapat konflik dingin antar warga. Jarak sangat terlihat renggang antar
4
Wawancara dengan Bapak Budi
7
memiliki status organisasi Islam yang sama. Selama ini bahkan sering
menurut mbak Lia dalam kegiatan ruwahan tahlilan, masyarakat dari Ormas
Tidak hanya itu, segala bentuk kegiatan Islam yang dilakukan oleh masing-
masing ormas disangkal kebenarannya. Hal ini memicu konflik yang belum
ada titik terang yang mendarah daging sampai ke anak cucu mereka.
kontak fisik.
berkata bahwa,5 “RT 11, RT 12 tidak mau bergabung dengan kami saat
arisan pemuda. Jadi kami ya nurut saja mbak.” Begitu pula untuk
banyak faktor yang membuat remaja tidak lagi memikirkan hal yang bersifat
dimasyarakatnya. Namun, semua itu harus didasarkan pada iman. Iman yang
akan membuat remaja saat ini memiliki konsistensi dalam dirinya, mengingat
Dusun Ngandongsari.
Oleh karena itu jadikan agama bukan sebagai pemicu perbedaan melainkan
faktor pemersatu.8 Manusia yang mempunyai akal yang sempurna tentu tidak
7
Elshabrina, Virus Penghambat Sukses, (Yogyakarta, Mata Ilmu Publishing, 2011) Hal 15-
16
8
D. Hendropuspito, Sosiologi Agama (Yogyakarta, Kanisius, 1983), Hal 45
10
masalah.
oleh mediator, dalam hal ini upaya mediator untuk meningkatkan proses
pengambilan keputusan dan untuk membantu para pihak mencapai hasil yang
pembenaran dengan hati. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan
sama. Orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang
individu.11
Kabupaten Gunung Kidul. Peneliti ingin mencari faktor pemicu konflik selain
9
Buletin Sidogiri, Edisi 49 Rabius Tsani: 1431 H, Hal 34
10
Laurence Bolle dalam http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-mediasi-
menurut-pakar.html# diakses pada 16 Agustus 2017
11
Ahmad Fedvani Saefuddin, Konflik dan Integrasi: Perbedaan Faham dalam Agama Islam,
(Jakarta: CV Rajawali, 1996), Hal. 7
11
B. Rumusan Masalah
di Ngandongsari?
Muhammadiyah.
lebih spesifik atau yang belum terungkap melalui penelitian ini dan
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian yang ditulis oleh Shodiq Raharjo, berupa skripsi pada Fakultas
perceraian.
Sunan Kalijaga. Dalam hal ini menjelaskan bahwa peran remaja sangat
konflik. Jika dalam sebuah penelitian memiliki kesamaan kajian atau tema
hasil penelitian yang akan didapatkan berbeda pula. Hal ini dikarekan kultur
15
dan masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda sehingga memiliki cara
penanganan konflik yang berbeda. Penelitian ini memiliki latar belakang yang
E. Landasan Teori
Kehidupan sosial di masyarakat tidak akan terlepas dari konflik. Hal ini
beda. Konflik muncul apabila dalam kelompok tersebut memiliki tujuan yang
konflik orientasi kepada lawan lebih penting daripada apa yang hendak
dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
kelompok yang memiliki kepentingan satu sama lain. Mereka selalu bersaing
ini adalah keretakan sosial karena beda iman dan perbedaan persepsi antar
pemuda.
bentuk penyelesaian yang tidak dapat dilakukan oleh pengadilan, akan tetapi
dari Ngandongsari yang dibantu oleh tokoh agama serta masyarakat. Mediasi
13
Eman Hermawan, Politik Membela yang Benar: Teori Kritik dan Nalar (Yogyakarta: LkiS,
2001), Hlm. 67
14
Haqqul Yakin, Agama dan Kekerasan dalam Transmisi Demokrasi di Indonesia, Cet. 1,
(Yogyakarta: elSAQ Press, 2009)
15
Tim Sosiologi, Ringkasan Materi dan Uji Kompetensi Kelas XI SMU Semester Gasal,
(Yogyakarta: Sinar Penngetahuan, 2008), Hlm. 39
17
penyelesaian sengketa. Posisi mediator dalam hal ini adalah mendorong para
penyelesaian sengketa antara dua pihak atau lebih melalui perundingan atau
cara mufakat dengan bantuan pihak netral yang tidak memilih kewenangan
sangat umum sifatnya dan belum menggambarkan secara konkret esensi dan
16
Collins Lourna Gilmour, English Dictionary and Thesaurus, dalam buku Syahrizal Abbas,
Hlm. 2
17
Takdir Rahmadi, Op. Cit. Hlm. 12-13
18
Dimana para ahli resolusi konflik juga beragam dalam memberikan definisi
the which the parties are assisted by a meediator; the mediator attempt to
improve the process of decision making and to assist the parties the
need”.19
kegiatan mediasi dan peran mediator sebagai pihak ketiga. Bolle menekankan
pihak dibantu pihak ketiga sebagai mediator. Mediasi dalam penelitian ini
Proses mediasi itu awalnya sama seperti orang berperkara biasa, dimana
18
Laurence Bolle, Meditation: Principles Process and Practice, (New York), Hlm. 1
19
J.Folberg dan A. Taylor, Meditation: A Comprehensive Guide to Resolving Conflict
Without Litigation dalam Buku Syahrizal Abbas, Hlm. 4
19
hakim mewajibkan para pihak untuk menempuh mediasi. Dalam Perma ini
juga diberikan beberapa pilihan. Artinya mediator itu tidak harus hakim, tapi
juga bisa non hakim, dan tidak harus di pengadilan, namun bisa juga di luar
tetap tidak mau damai/mediasi karena udah terlanjur benci atau ada perasaan
dalam pengadilan. Oleh sebab itu mereka boleh melakukan proses mediasi di
luar pengadilan, tapi mereka terlebih dahulu sudah meregister seperti halnya
Yang jelas pengupayaan itu dilakukan pada saat sidang yang pertama
kali. Hal itu telah diatur dalam hukum acara sendiri. Jadi para pihak harus
misalnya memilih di luar pengadilan paling lama waktunya itu satu bulan,
pihak diberi jangka waktu satu hari untuk memilih mau melaksanakan proses
mediasi dimana (di luar atau di dalam pengadilan). Kalau misalnya tidak bisa
juga atau mereka tidak mengambil keputusan akan hal itu maka hakim yang
merupakan salah satu proses lebih cepat dan murah, serta dapat mernberikan
akses kepada para pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan atau
karena hukum acara yang berlaku, baik Pasal 130 HIR maupun Pasal 154
RBg, rnendorong para pihak untuk menempuh proses perdamaian yang dapat
upaya yang dilakukan mediator dalam menjalankan mediasi. Kedua ahli ini
secara bersamasama oleh para pihak yang bersengketa dan dibantu oleh para
menyelesaikan sengketa.
istilah yang berasal dari kosakata Inggris, yaitu mediation. Para sarjana
muncul diharapkan diterima oleh kedua pihak yang berkonflik dengan hasil
sengketa antara dua pihak atau lebih melalui perundingan atau cara mufakat
dengan bantuan pihak netral yang tidak memilih kewenangan memutus. Pihak
dan substansial. Dengan demikian, dari definisi atau pengertian mediasi ini
2. Para pihak meminta bantuan pihak lain yang bersifat tidak memihak yang
disebut mediator;
dapat ditampuh oleh para pihak yang terdiri atas dua pihak yang
pihak.
aspirasi, prosedur kerja, keterbatasan politis, dan kendala usaha dari para
pihak;
bahasa, atau ungkapan yang enak didengar oleh pihak lainnya, tetapi
pengusul.
mediator harus siap menerima perkataan dan ungkapan yang tidak enak
pengerian secara terus terang kepada satu atau para pihak, bahwa
sasarannya tidak mungkin atau tidak masuk akal untuk dicapai melalui
masalah atau sengketa yang dihadapi para pihak, yang selanjutnya akan
menghasilkan suatu keputusan yang baik bagi kedua belah pihak dengan
kepentingan mereka di masa yang akan datang. Dalam mediasi yang bersifat
25
tersebut. Sebagai alternatif untuk menemukan suatu keputusan akhir bagi para
sendiri.
Tujuan dari pada seorang mediator tidak hanya sekedar membantu para
pihak untuk menyelesaian sengketa mereka, tetapi lebih dari itu, dengan
pada masa yang akan datang, seorang mediator dapat saling bertukar pikiran
yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yang pada akhirnya membuat
mengenal waktu.21
4. Mediasi tidak akan membawa hasil yang baik, terutama jika informasi
manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan sosial dan
21
Gilin dan Gilin, Cultural Sociology, (New York: The Mac Milan Company, 1954
22
Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Binacipta,
1979), Hlm. 123
27
F. Metode Penelitian
hasil wawancara dengan kyai, tokoh masyarakat dan masyarakat. Selain itu,
data sekunder yang didapat dari perpustakan atau mencari melalui media
internet.
deskriptif. Data sekunder ini berupa hasil penelitian peneliti terdahulu atau
23
Hadi Sutrisna, Metodologi Research 1, (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), Hlm. 3
28
Heuristik ini meliputi dua cara antara lain, penelitian yang dilakukan di
Dalam hal ini tidak terlepas dari dua masalah pokok yang perlu
lengkap dan cermat yang akan langsung dijawab oleh informan. Cara
b. Observasi
ada di lapangan.
poin yang akan dibahas dalam penelitian. Poin tersebut antara lain,
dan sosial
30
c. Dokumentasi
yang ada pada institusi formal maupun non formal yang berhubungan
informan, data struktur, dan pola-pola penting lainnya yang ada di Dusun
Ngandongsari.
merupakan kritik yang bertujuan untuk meneliti kebenaran isi dari sumber
data tersebut.25
3. Interpretasi (Analisa)
yang utuh yang dibantu dengan teori-teori yang relevan untuk kemudian
G. Sistematika Pembahasan
Bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
Ngandongsari.
4. Bab lima, berisi tentang kesimpulan akhir dari hasil penelitian. Selain itu
PENUTUP
A. Kesimpulan
cukup mencolok yang dapat dilihat dari kegiatan masyarakatnya yang sendiri-
sendiri dan saling memiliki sifat arogansi komunal. Namun, saat ini sudah
diselesaikan dengan baik dengan adanya mediasi dan interaksi antar warga
sosial di masyarakat.
Dua dusun tersebut dijadikan satu karena pemimpin yang baru. Akibatnya
muncul diskriminasi sosial, budaya, dan agama. Hal ini dikarenakan masing-
sama sekali belum bisa menerima jika digabung. Hal ini dikarenakan adaptasi
79
80
taruna Dusun Njomboran. Oleh karena itu Dusun Njomboran tidak mau jika
harus digabung dengan Dusun Ngandongsari yang jarang memiliki ide kreatif
seperti Njomboran.
penganutnya merasa ajarannya yang paling sempurna. Hal ini memicu adanya
Apalagi tidak sama sekali ada mediasi diantara dusun tersebut. Jadi selama ini
sendiri.
10. Adanya pernikahan antara dusun. Seperti layaknya desa lainnya, Dusun
dari TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA memiliki tempat yang sama untuk
B. Saran
bekerjasama maka kedepannya generasi akan lebih baik. Selain itu jika
Ahmad, Salehudin, Satu Dusun Tiga Masjid: Anomali Ideologi Agama Dalam
Agama, Yogyakarta: Empat Pilar.
Ali Suyuti, 2002, Metodologi Penelitian Agama: Pendeketan Teori dan Praktek.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Astrid S. 1979. Susanto Pengantar Sosiologi dan Perubahan social. Bandung:
Binacipta.
Astrid S. Susanto. 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan social. Bandung:
Binacipta.
Buletin Sidogiri, Edisi 49 Rabius Tsani: 1431 H, Hal 34
Gilin dan Gilin, 1954. Cultural Sociology. New York: The Mac Milan Company.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
84
85
Neils Mulder, 1984. Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa. Jakarta:
Gramedia.
Rudi Subiantoro, 2002 “Profil lembaga Sosial Keagamaan di Indonesia” Jakarta:
Departemen Agama RI Biro Hukum dan Humas.
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
E-mail : fitrilestari107@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. TK Mubtadi’in (1999-2001)
LAMPIRAN 1
DATA INFORMAN
No Nama Keterangan
1 Bapak Budi Ketua RT 12
2 Bapak Poniran Tokoh Ulama NU
3 Ibu Tumiyem Tokoh Ulama NU
4 Bapak Toni Tokoh Masyarakat
5 Mbak Lia Tokoh Pemuda Muhammadiyah
6 Mas Zainal Tokoh Pemuda NU
7 Miskam Tokoh Ulama Muhammadiyah
8 Tumiran Tokoh Ulama Muhammadiyah
9 Seran Tokoh Ulama Muhammadiyah
10 Subandi Ketua RT 11
11 Kasman Ketua RT 08
12 Sukiman Ketua RT 09
13 Adi Ketua RT 10
14 Wagimen Ketua RW
89
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
FOTO
B. SDN 1 Patuk
C. SDN Panjatan
92