Anda di halaman 1dari 8

KONSEP POSBINDU DAN POSYANDU

Disusun oleh :

Nama : Yuannita PWS

Nim/kelas : 1810112 / S1- 3B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA TAHUN AKADEMIK
2020-2021
A. Posbindu
1. Definisi
Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah pusat bimbingan pelayanan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai
masyarakat yang sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Pokok Posbindu
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu
diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya
serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam
mengatasi kesehatan usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina
lansia supaya tetap bisa beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap
sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi
yang membutuhkan (Depkes, 2007).
Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu adalah :
a. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia
c. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang
menunjang kemampuan hidup sehat.
d. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada kelompok masyarakat
lansia dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada
penduduk berdasarkan letak geografis.
e. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat
lansia
dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan
masyarakat.
3. Sasaran Pembinaan Posbindu
Menurut Depkes, RI (2001) Sasaran Pembinaan posbindu
a. Sasaran langsung
Sasaran pembinaan langsung meliputi Kelompok usia 45-59 tahun, kelompok
usia lanjut 60-69 tahun, dan kelompok usia lanjut resiko tinggi usia lebih dari
70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan
b. Sasaran tidak lansung
Sasaran pembinaan tidak langsung meliputi Keluarga di mana usia lanjut
berada, masyarakat di lingkungan usia lanjut berada, organisasi sosial yang
bergerak dalam pembinaan kesehatan usia lanjut, masyarakat luas dan petugas
kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut.
4. Manfaat posbindu
Posbindu ini merupakan bentuk pendekatan pelayanan proaktif bagi usia lanjut
untuk mendukung peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia
lanjut, yang mengutamakan aspek promotif dan preventif, di samping aspek
kuratif dan rehabilitatif.
Posbindu mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Memberikan semangat hidup kepada usia lanjut,
b. Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada usia lanjut
c. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dari
keluarga miskin atau tidak mampu
d. Memberikan dukungan atau bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat dan mandiri (Depkes, 2007 dalam
Handayani, 2008).
5. Komponen posbindu
a. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan
memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang
dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya
berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.
b. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya pembagian
tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya.
Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris,
Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
c. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang.
Perlu diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan
dalam penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup
kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100
orang.
d. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok,
volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
e. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang
tidak mengikat.
6. Pelayanan kesehatan
Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan
pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi
dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia
Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas. Jenis
pelayanan kesehatan yang dapat diberikan
kepada usia lanjut dikelompok sebagai berikut :
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui
kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi
badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT)
d. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula
(diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit
ginjal
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan
kelainan
i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok
dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia
lanjut
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
(public
health nursing).
k. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu
makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta
menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut
l. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya
untuk
meningkatkan kebugaran (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).
7. Upaya kesehatan usia lanjut
a. Pemeriksaan fisik yang meliputi : pemeriksaaan urin, darah, pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan nadi pemeriksaan status gizi, pengukuran barat
badan dan tinggi badan, pemberian makanan tambahan.
b. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari seperti : makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil.
c. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional
d. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ditemukan ada kelainan.
e. Penyuluhan kelompok, konseling kesehatan sesuai masalah yang dihadapi
lansia
f. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas kesehatan bagi anggota
kelompok lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (public health nursing)
g. Kegiatan olah raga antara lain senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan
sebagainya
untuk meningkatkan kebugaran.
h. Kegiatan non kesehatan berupa kegiatan kerohaniaan, arisan, forum diskusi
kegiatan
ekonomi produktif, penyaluran hobi.
i. Kegiatan inovatif : kegiatan yang bertujuan untuk mencegah kepikunan, yang
pada dasarnya melatih fungsi syarat motorik seperti:bercerita, bernyanyi,
pemainan kata,
permainanan kata, permainan angka, permainan huruf, menggambar, catur,
rekreasi.
8. Sarana dan prasarana
Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana
penunjang antara lain:
a. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
b. Meja dan kursi
c. Alat tulis
d. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
e. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi
badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer
f. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut
9. Mekanisme pelaksanaan kegiatan
a. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan
b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila,
serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
c. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental
d. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium
sederhana)
e. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling (Depkes, 2007 dalam
Handayani, 2008).
10. Kendala pelaksanaan posbindu
a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posbindu
b. Jarak rumah dengan lokasi posbindu yang jauh dan sulit di jangkau
c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang di posbindu
d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posbindu.

B. Posyandu
1. Definisi
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.
2. Bentuk kegiatan posyadu
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu
(Panca Krida Posyandu), antara lain:
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Keluarga berencana
c. Imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan
Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:
a. Kesehatan Ibu dan Anak
b. Keluarga Berencana
c. Immunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan Diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyediaan Obat essensial.
3. Alasan pendirian posyandu
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya
pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga
menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang
kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).
4. Penyelenggara posyandu
a. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi
kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
b. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang
berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader
kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998)
5. Pelayanan kesehatan posyandu
Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:
a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
1. Penimbangan bulanan
2. Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang
3. Immunisasi bayi 3-14 bulan
4. Pemberian orlit untuk menanggiulangi diare
5. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
1. Pemeriksaan kesehatan umum
2. Pemeriksaan kehamilan dan nifas
3. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besi
4. Immunisasi TT untuk ibu hamil
5. Penyuluhan kesehatan dan KB
6. Pemberian alat kontrasespsi KB
7. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
8. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
9. Pertolongan pertama pada kecelakaan
6. Dukungan dari puskesmas dan petugas kesehatan
Memberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:
a. Aspek komunikasi.
b. Tehnik berpidato.
c. Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
d. Proses pengembangan.
e. Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.
f. Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:
- Cara melakukan pendataan / pencatatan.
- Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan
kesehatan pada masyarakat.
g. Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu
REFERENSI

Sumiasih, Dkk. 2013. Pengetahuan Kader Tentang Proses Menua Dengan Keaktifan Kader

Pada Pelaksanaan Posbindu Di Kelurah Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Semarang.

Jurnal Kesehatan, Vol 6 no 1 Th 2013.: Fakultas Ilmu Keperawatan dan


Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Wijiat, Siti. 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Perilaku Mengikuti

Posbindu Lansia Di Karanganyar Gunung Candi Lama Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang.

Depkes. 2017. Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa
Siaga. Jakarta : Depkes

Depkes. 2016. Manajement Terpadu Balita Sakit. Jakarta : Depkes

Anda mungkin juga menyukai