Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui dalam pemilihan obat anestetikum hendaknya
disesuaikan dengan kondisi seorang pasien, salah satu kondisi yang perlu
diperhatikan adalah penyakit diabetes mellitus. Banyak regimen/cara yang
dianjurkan untuk mengelola penderita diabetes mellitus selama pembedahan,
baik tentang obat anti diabetik maupun cairan infuse yang diberikan. Secara
umum dibuat suatu kebijaksanaan, sedikit kenaikan gula darah adalah lebih
baik daripada risiko terjadinya hipoglikemi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan
ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia setelah india,
China, dan Amerika Serikat. Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia
sekitar 17 juta atau mencapai 8,6 % dari 220 juta populasi negeri ini. Pada
tahun 2030 diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 juta penderita.
Berdasarkan data terbaru Riset Kesehatan Dasar 2018, secara umum angka
prevalensi diabetes mellitus mengalami peningkatan cukup signifikan selama
lima tahun terakhir. Di tahun 2013, angka prevalensi diabetes pada orang
dewasa mencapai 6,9 persen, dan di tahun 2018 angka terus melonjak menjadi
8,5 persen.
Namun untuk menetapkan metode yang paling baik, belum ada penelitian
prospektif dalam skala besar yang membandingkan berbagai cara
penatalaksanaan yang jumlahnya cukup banyak bagi penderita diabetes
mellitus yang menjalani pembedahan. Dalam hal anestesi, dapat dipilih cara
yang tidak terlalu mengganggu metabolisme penderita diabetes mellitus .
Light general anestesi merupakan metode terpilih.
Ketamin sampai saat ini masih digunakan secara luas, khususnya pada
total intravena anestesi, karena cukup aman, mudah pemberiannya dan cukup
banyak variasi indikasinya, sehingga bila ketamin digunakan dengan tepat
maka akan sangat berguna terutama di tempat yang terbatas sarana, dana dan
tenaga ahli anestesinya.
Ketamine adalah salah satu jenis anestesi umum atau obat bius total. Obat
ini diberikan untuk menghilangkan kesadaran pasien yang akan menjalani
suatu prosedur medis, misalnya pembedahan. Obat ini bekerja dengan
mengganggu sinyal di otak yang berperan pada respon tubuh terhadap
kesadaran dan rasa sakit.

B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
Apakah pemakaian ketamin sebagai anestetikum mengakibatkan
perubahan kadar gula darah yang signifikan pada penderita diabetes mellitus.

C. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian Ketamin terhadap kenaikan kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus.

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan ketamin sebagai
anestetikum pada pasien dengan diabetes mellitus.
2. Sebagai bahan informasi untuk makalah selanjutnya.
Bab II

Tinjauan Pustaka

A. Ketamin
Ketamin (juga dikenal dengan nama ketalar atau ketaject) adalah agen
anestetik  tunggal  yang  paling  sering  dipergunakan.  Keuntungan 
penggunaan ketamin antara lain bahwa agen ini menimbulkan analgesia yang
kuat sehingga memungkinkan tindakan operasi yang nyaman serta adanya
efek amnesia.
Ketamin adalah bius disasosiatif yang diberikan secara intravena dan
digunakan dalam induksi dan pemeliharaan anestesi umum , ketamine dapat
menimbulkan efek yang membahayakan, yaitu takikardia, hipersalivasi,
meningkatkan ketegangan otot, nyeri pada tempat penyuntikan, dan bila
berlebihan dosis akan menyebabkan pemulihan berjalan lamban dan bahkan
membahayakan.
Ketamin merupakan derivat cyclohexamine yang larut dalam air dengan
sifat larutan yang asam, jernih, tidak berwarna, pH 3,5-5,5. Ketamin tersedia
dalam sediaan 50 mg/ml atau 100 mg/ml. Ketamin dapat diberikan lewat
intramuskuler ataupun intravena.
Ketamin adalah salah satu jenis anestesi umum atau obat bius total. Obat
ini diberikan untuk menghilangkan kesadaran pasien yang akan menjalani
suatu prosedur medis, misalnya pembedahan. Obat ini bekerja dengan
mengganggu sinyal di otak yang berperan pada respon tubuh terhadap
kesadaran dan rasa sakit.
Ketamin adalah adalah salah satu obat bius yang digunakan saat pasien
akan menjalani pembedahan yang diberikan lewat intramuskuler atau
intravena dan apabila penggunaan ketamine ini berlebihan akan menyebabkan
proses penyembuhan lambat dan bias membahayakan untuk pasien.

B. Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah suatu kelainan kronik yang ditandai dengan
metabolism yang abnormal dari karbohidrat, protein dan lemak yang sesudah
beberapa lama sering diikuti oleh komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler
yang khusus.
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik  disertai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai kom-
plikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia atau karena karena
kelainan sekresi insulin, kerjainsulin atau kedua-duanya.
Diabetes Mellitus adalah dengan keluhan banyak minum(polidipsi), banya
k makan (poliphagia),banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta
penurunanberat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada
waktu puasa kurang dari 126mg/dL dan kadar gula darah sewaktu kurang dari
200 mg/dL.
Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang disebabkan karena kenaikan
kadar glukosa pada darah yang ditandai oleh ketiadaan insulin absolut
isensitiftas sel terhadap insulin dan disertai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal yang menimbulkan bebrgaia komplikasi pada mata,
ginjal, saraf, dan pembuluh darah.

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus


Dalam buku ajar Keperawatan MedikalBedah oleh Brunner & Sunddar
th dalam corwin (2009), dijelaskan bahwa klasifikasi Diabetes Mellitus
adalah sebagai berikut:
a. DM tipe I atau Diabetes Mellitus tergantung insulin( IDDM) 
Diabetes tipe ini disebabkan karena destruksi sel beta pankreas yan
gbertugas menghasilkan insulin. Tipe ini menjurus ke defisiensi
insulinabsolut. Proses destruksi ini dapat terjadi karena proses
imunologikmaupun idiopatik.
b. DM tipe II atau Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin( IDDM)
 Tipe ini bervariasi mulai dari yang predominan resistensi insulindi
sertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan
gangguansekresi insulin bersama resistensi insulin.
c. Diabetes Mellitus yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain
ataudiabetes sekunder.
d. Diabetes Mellitus gestasional atau Diabetes Mellitus kehamilan.3.

Etiologia.

 Insulin Dependen Diabetes Mellitus

 ”IDDM) Diabetes type ini ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas.Kom
binasi faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungandiperkirakan turut
menimbulkan destruksi sel beta, diabetes ini biasanyaterjadi pada usia 30
tahun.1) Faktor Genetika Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi diabetes type 
I itu sendiri,

Anda mungkin juga menyukai