OLEH:
KLARA MITA APRILIYANI
2008037
C. ETIOLOGI
Faktor penyebab terjadinya gangguan mobilitas fisik yaitu :
1. Penurunan kendali otot
2. Penurunan kekuatan otot
3. Kekakuan sendi
4. Kontraktur
5. Gangguan muskuloskletal
6. Gangguan neuromuskular
7. Keengganan melakukan pergerakan (Tim Pokja DPP PPNI, 2017)
D. MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda gejala pada gangguan mobilitas fisik yaitu :
1. Gejala dan Tanda Mayor
a) Subjektif
- Mengeluh sulit menggerakkan ektremitas
b) Objektif
- Kekuatan otot menurun
- Rentang gerak (ROM) menurun.
2. Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif
- Mengatakan nyeri saat bergerak
- Merasa enggan melakukan pergerakan
- Merasa cemas saat bergerak
b) Objektif
- Sendi kaku
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerak terbatas
- Fisik lemah (Tim Pokja DPP PPNI, 2017).
E. PATOFISIOLOGI
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi
sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal
mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan
relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot:
isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot
menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan
tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari
otot, misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep. Gerakan volunter
adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi
isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energi
meningkat. Perawat harus mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan
kecepatan pernafasan, fluktuasi irama jantung, tekanan darah) karena latihan
isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasi pada klien yang sakit (infark miokard
atau penyakit obstruksi paru kronik). Postur dan Gerakan Otot merefleksikan
kepribadian dan suasana hati seseorang dan tergantung pada ukuran skeletal dan
perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot
tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan
otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang
seimbang.
Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi
yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional
tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.
Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang.
Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang:
panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi
dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan
kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.
F. PATWAYS
G. PENATALAKSANAAN
1. Membantu pasien duduk di tempat tidur
Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan
mobilitas pasien. Tujuan :
a. Mempertahankan kenyamanan
b. Mempertahankan toleransi terhadap aktifitas
c. Mempertahankan kenyamanan
2. Mengatur posisi pasien di tempat tidur
a. Posisi fowler adalah posisi pasien setengah duduk/ duduk
Tujuan :
1) Mempertahankan kenyamanan
2) Menfasilitasi fungsi pernafasan
b. Posisi sim adalah pasien terbaring miring baik ke kanan atau ke kiri
Tujuan :
1) Melancarkan peredaran darah ke otak
2) Memberikan kenyamanan
3) Melakukan huknah
4) Memberikan obat peranus (inposutoria)
5) Melakukan pemeriksaan daerah anus
c. Posisi trelendang adalah menempatkan pasien di tempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki
Tujuan : untuk melancarkan peredaran darah
d. Posisi genu pectorat adalah posisi nungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
3. Memindahkan pasien ke tempat tdiur/ ke kursi roda
Tujuan :
a. Melakukan otot skeletal untuk mencegah kontraktur
b. Mempertahankan kenyamanan pasien
c. Mempertahankan kontrol diri pasien
d. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
4. Membantu pasien berjalan
Tujuan :
a. Toleransi aktifitas
b. Mencegah terjadinya kontraktur sendi
BAHU
Ekstensi Mengembalikan lengan keposisi di samping tubuh. Rentang 180°
Hiperekstensi Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus. Rentang 45-60°
Abduksi Menaikkan lengan posisi samping di atas kepala dengan telapak Rentang 180°
tangan jauh dari kepala.
Adduksi Menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh sejauh Rentang 320°
mungkin
Rotasi dalam Dengan siku fleksi, memutar bahu dengan menggerakkan Rentang 90°
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang.
Fleksi Menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke Rentang 180°
posisi di atas kepala
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu jari ke atas Rentang 90°
dan samping kepala.
Sirkumduksi Menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh. Rentang 360°
SIKU
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan Rentang 150°
sendi bahu dan tangan sejajar bahu.
Ekstensi Meluruskan siku menurunkan tangan. Rentang 150°
LENGAN BAWAH
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan Rentang 70-
menghadap keatas. 90°
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke Rentang 70-
bawah. 90°
PERGELANGAN TANGAN
Fleksi Menggerakkan telapak tangan kesisi bagian dalam lengan Rentang 80-90°
bawah.
Ekstensi Menggerakkan jari – jari tangan sehingga jari – jari, tangan, Rentang 80-90°
lengan bawah berada dalam arah yang sama.
Hiperkesktens Membawa permukaan tangan dorsal kebelakang sejauh Rentang 89-90°
i mungkin.
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari. Rentang 30°
JARI - JARI TANGAN
Fleksi Membuat genggaman. Rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari – jari tangan kebelakang sejuh mungkin. Rentang 90°
Hiperekstensi Meregangkan jari – jari tangan kebelakang sejauh mungkin. Rentang 30-60°
Abduksi Meregangkan jari – jari tangan yang satu dengan yang lain. Rentang 30°
Adduksi Merapatkan kembali jari – jari tangan Rentang 30°
IBU JARI
Fleksi Menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan. Rentang 90°
Ekstensi Menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan. Rentang 90°
Abduksi Menjauhkan ibu jari kedepan tangan. Rentang 30°
Adduksi Menggerakkan ibu jari ke depan tangan. Rentang 30°
Oposisi Menyentuh ibu jari ke setiap jari – jari tangan pada tangan yang
sama.
PANGGUL
Ekstensi Menggerakkan kembali kesamping tungkai yang lain. Rentang 90-120°
Hiperekstensi Menggerakkan tungkai kebelakang tubuh. Rentang 30-50°
Abduksi Menggerakkan tungkai kesamping tubuh. Rentang 30-50°
Adduksi Menggerakkan tungkai kembali keposisi media dan melebihi Rentang 30-50°
jika mungkin.
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain. Rentang 90°
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain. Rentang 90°
Sirkumduksi Menggerakkan tungkai melingkar. -
LUTUT
Fleksi Merakkan tumit kearah belakang paha. Rentang 120-130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai. Rentang 120-
130°
MATA KAKI
Dorsi fleksi Menggerakkan kaki sehingga jari – jari kaki menekuk keatas. Rentang 20-30°
Plantar fleksi Menggerakkan kaki sehingga jari – jari kaki menekuk ke bawah. Rentang 45-50°
Inversi Memutar telapak kaki kesamping dalam. Rentang 10°
Eversi Memutar telapak kaki kesamping luar Rentang 10°
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnose 1
Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
Pengertian: Keterbatasan dalam gerak fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri.
Batasan karakteristik :
Klien mengeluh sulit untuk menggerakan ekstremitas, nyeri saat bergerak, enggan
melakukan pergerakan, merasa cemas saat bergerak, kekuatan otot menurun, rentang
gerak (ROM) menurun, sendi kaku, gerakan tidak terkoordinir, gerakan terbatas, fisik
lemah.
Diagnose 2
Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan (D.0192)
Pengertian : Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran
mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen).
Batasan Karakteristik:
Kerusakan jaringan / lapisan kulit, nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/
Diagnose Tujuan dan KH Intervensi
Tgl
21 Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Ambulasi (I.06171)
Des mobilitas fisik Tindakan Keperawatan
Latihan Rentang Gerak (I.05173)
2020 berkaitan diharapkan: rentang gerak
dengan (ROM) meningkat dengan Observasi
gangguan kriteria hasil: (L.05042) - Monitor frekuensi jantung dan tekanan
musculoskeletal darah sebelum memulai ambulasi
- Rentang gerak (ROM)
ditandai dengan - Monitor kondisi umum selama melakukan
meningkat
rentang gerak ambulasi
- Pergerakan ekstremitas
(ROM) menurun - Identifikasi indikasi dilakukan latihan
meningkat
Terapeutik
- Kekuatan otot
- Gunakan pakaian longgar
meningkat
- Fasilitasi mengoptimalkan posisi tubuh
- Tidak adanya sendi
untuk pergerakan sendi yang aktif dan
kaku
pasif
- Mampu bergerak
- Berikan dukungan positif pada saat
dengan bebas
melakukan latihan gerak sendi
Edukasi
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi dilakukan dengan cara menilai kemampuan dalam merespon tindakan yang telah
diberikan oleh perawat