Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Oleh :
Baskara kusuma wijaya (20204663113)

PROGRAM PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020-2021
F. DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Pengertian
 Perawatan diri adalah salah satu kemampuan adasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (depkes 2000)
 Deficit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (nurjannaj, 2004)
 Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Poter pery (2005)
 Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan dirinya (tarwoto dan
Wartonah, 2000).
2. Tanda dan gejala
 Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur sushu, atau
aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
 Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakain, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, mengguanakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat
yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
 Makan
Klien mempunyai dalam menelan makanan, mempersiapkan, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut,
melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna
cukup makanan dengan aman
 BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan dari setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil
Keterbatasan perawatan diri atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa
mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, pakaina,
berhias, makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami risiko
tinggi isolasi sosial.
3. Pohon masalah
Effect Risiko tinggi perilaku kekerasan

Core problem defisit perawatn diri

Causa Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif

Gambar 2.2 Pohon masalah deficit perawatan diri


4. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
1. Defisit perawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Risiko tinggi isloasi sosial
5. Data yang perlu dikaji
Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji
Defisit perawatan diri Subjektif :
 Klien mengatakan dirinya
malas mandi karena airnya
dingin atau di RS tidak tersedia
alat mandi
 Klien mengatakan dirinya
malas berdandan
 Klien mengatakan inigin
disuapi makan
 Klien mengatakan jarang
membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK mupun BAB
Objektif :
 Ketidakmampuan
mandi/membersihkan diri
ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki, dan
berbau, serta kuku panjang dan
kotor
 Ketidakmampuan
berpakaian/berhias ditandai
dengan rambut acak-acakan.
Pakaian kotor dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai tidak
bercukur (laki-laki), atau tidak
berdandan (wanita)
 Ketidakmampuan makan secra
mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan
berceceran, dan makan tidak
pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK
secara mandiri ditandai
BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik
steleh BAB/BAK.

6. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri

7. Rencana asuhan keperawatan


Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Seteleh …..x pertemuan, SP 1
 Melakukan pasien dapat menjelaskan  Identifikasi
kebersihan diri pentingnya : kebersihan diri,
sendiri secara  Kebersihan diri berdandan,
mandiri  Berdandan/berhias makan, dan
 Melakukan  Makan BAB/BAK
berhias/berdand  BAB/BAK  Jelaskan
a secara baik  Dan mampu pentingnya
 Melakukan melakukan cara kebersihan diri
makan dengan merawat diri  Jelaskan alat dan
baik cara kebersihan
 Melakukan diri
BAB/BAK secara  Masukkan dalam
mandiri jadwal kegiatan
pasien
SP 2
 Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP1)
 Jelaskan
pentingnya
berdanda
 Latih cara
berdandan
- Untuk pasien laki-
laki meliputi cara :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
- Untuk pasien
perempuan
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
 Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
 Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1
dan 2)
 Jelaskan cara dan
alat makan yang
benar
- Jelaskan cara
menyiapkan
makanan
- Jelaskan cara
merapikan perlatan
makan setelah
makan dan sesudah
makan
- Praktek makan
sesuai tahapan
makan yang baik
 Latih kegiatan
makan
 Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 4
 Evaluasi
kemampuan pasien
yang lalu (SP 1, 2,
dan 3)
 Latih cara BAB
dan BAK yang
baik
 Menjelaskan
tempat BAB/BAK
yang sesuai
 Menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAB/BAK
Setelah…….x pertemuan, SP 1
keluarga mampu  Identifikasi
meneruskan melatih masalah keluarga
pasien dan mendukung dalam merawat
agar kemampuan pasien pasien dengan
dalam perawatan dirinya masalah
meningkat kebersihan diri,
berdandan,
makan, BAB/BAK
 Jelaskan defisit
perawatan diri
 Jelaskan cara
merawat kbersihan
diri, berdandan,
makan dan
BAB/BAK
 Bermain peran
cara merawat
 Rencana tindak
lanjut
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
SP 2
 Evaluasi SP1
 Latih keluarga
merawat langsung
ke pasien,
kebersihan diri,
dan berdandan
 RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien

SP 3
 Evaluasi
kemampuan SP 2
 Latih keluarga
merawat langsung
ke pasien cara
makan
 RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
SP 4
 Evaluasi
kemampuan
keluarga
 Evaluasi
kemapuan pasien
 Rencan tindak
lanjut keluarga
- Follow up
- Rujukan

Daftar Pustaka

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa


Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai