1. Al-Mumtahanah/60: 7-9
َ ) ال َي ْن َها ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّذ٧( ِين َعا َد ْي ُت ْم ِم ْن ُه ْم َم َو َّد ًة َوهَّللا ُ َقدِي ٌر َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َرحِي ٌم
ِين َ َع َسى هَّللا ُ أَنْ َيجْ َع َل َب ْي َن ُك ْم َو َبي َْن الَّذ
) إِ َّن َما َي ْن َها ُك ُم٨( ين ُ ِين َولَ ْم ي ُْخرجُو ُك ْم مِنْ ِد َيار ُك ْم أَنْ َت َبرُّ و ُه ْم َو ُت ْقس
َ ِطوا إِلَي ِْه ْم إِنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُم ْقسِ ط ِ لَ ْم ُي َقا ِتلُو ُك ْم فِي ال ِّد
ِ ِ
كَ ار ُك ْم َو َظا َهرُوا َعلَى إِ ْخ َرا ِج ُك ْم أَنْ َت َولَّ ْو ُه ْم َو َمنْ َي َت َولَّ ُه ْم َفأُولَ ِئ َ ِ ِين َقا َتلُو ُك ْم فِي ال ِّد
ِ ين َوأ ْخ َرجُو ُك ْم مِنْ ِد َي َ هَّللا ُ َع ِن الَّذ
)٩( ُون َ الظالِم َّ ُه ُم
Artinya: " Mudah-mudahan Allah bahawa menjadikan di antara kalian dan di antara orang-orang yang kalian
musuhi dari mereka kasih sayang (7).. Allah tidak melarang kalian dari orang-orang yang tidak memerangi
kalian dalam agama, dan tidak mengusir kalian dari kampung halaman kalian, bahawa berbuat baik pada
mereka, dan kalian berlaku adil kepada mereka (8). Sungguh hanyalah Allah melarang kalian dari orang-
orang yang me- merangi kalian dalam agama, dan mengusir kalian dari kampung halaman kalian, dan
mereka membantu atas pengusiran kalian bahawa menjadikan mereka kawan." (9)(Surah Al Mumtahanah,
ayat 7- 9)
Tafsiran ayat diatas :
Ayat diatas menjelaskan dengan leluasa Allah SWT. memberikan timbulan kasih sayang antara kalian
dengan orang-orang yang kalian musuhi di antara mereka. Yaitu rasa kasih sayang sesudah kebencian, dan
rasa simpati sesudah antipati, dan kerukunan sesudah berpecah belah dengan memberi mereka hidayah untuk
beriman.
Dalam ayat ini juga terdapat isyarat dan khabar gembira bahwa sebagian kaum musyrikin yang
sebelumnya memusuhi kaum muslimin akan masuk ke dalam Islam, dan begitulah yang telah berlaku
diantaranya Abu Sufyan.Dimana ayat-ayat tersebut mendorong untuk memusuhi orang-orang kafir. Maka
kaum mukmin mendapat pengaruh besar sehingga mereka melaksanakannya dengan sebenar-benarnya.
Mereka merasa berdosa ketika menyambung tali silaturrahim kepada kerabat mereka yang masih musyrik
dan mereka menyangka bahwa demikian termasuk ke dalam hal yang dilarang Allah.
Qatilah binti Abdul Uzza, di masa terjadinya perjanjian perdamaian (gencatan senjata) dengan
orang-orang Quraisy, datang menemui anak perempuannya (Asma binti Abu Bakar r.a.) dengan membawa
hadiah-hadiah seperti keju, ubat penyamak kulit, dan minyak samin, sedangkan Qatilah masih dalam
keadaan musyrik. Pada mulanya Asma menolak menerima kedatangan ibunya, dan masuk ke dalam
rumahnya, lalu bertanya kepada Aisyah r.a., dan Rasulullah s.a.w. ditanya tentang hal itu. Maka Allah
menurunkan firmanNya.
Dalam ayat selanjutnya menerangkan Allah SWT. tidak melarang kamu berbuat baik, bersila-
turrahim, membalas kebaikan dan berbuat adil kepada kaum musyrikin baik kerabatmu maupun selain
mereka yang tidak memerangi kamu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu, maka tidak mengapa bagimu menyambung tali silaturrahim dengan mereka, kerana men-
yambung tali silaturrahim dalam keadaan ini tidak ada mafsadatnya. Nabi s.a.w. bersabda kepada Asma,
"Ya, bersilaturahimlah kepada ibumu." Nabi s.a.w. memerintahkan kepada Asma agar menerima hadiah
ibunya itu dan mempersilakan ibunya masuk ke dalam rumahnya.
Sebuah hadis sahih menyebutkan, "Orang-orang yang berlaku adil (kelak) berada di atas mimbar-
mimbar dari cahaya berada di sebelah kanan 'Arasy; (yaitu) orang-orang yang berlaku adil dalam keputusan
hukum mereka, berlaku adil terhadap keluarga dan apa yang dikuasakan kepada mereka.’
Kemudian ayat selanjutnya ini Allah SWT. menjelaskan bahwa Allah SWT. hanya melarang
kaum Muslimin bertolong-tolongan dengan orang-orang yang menghambat atau menghalangi manusia
beribadah di jalan Allah, dan memurtadkan kaum Muslimin sehingga ia berpindah kepada agama lain, yang
memerangi, mengusir, dan membantu pengusir kaum Muslimin dari negeri mereka. Dengan orang yang
semacam itu, Allah dengan tegas melarang kaum Muslimin untuk berteman dengan mereka. Di akhir ayat ini
juga, Allah mengingatkan kaum Muslimin yang menjadikan musuh-musuh mereka sebagai teman dan
tolong-menolong dengan mereka, bahwa jika mereka melanggar larangan ini, maka mereka adalah orang-
orang yang zalim.
2. Al-Baqarah/2: 120, 139, 212
a. Surat Al-Baqarah Ayat : 120
ٰۗ دKُو ۡٱلهKKُص َر ٰى َحتَّ ٰى تَتَّب َع ملَّتَهُمۡۗ قُ ۡل إ َّن هُدَى ٱهَّلل ه
َد ٱلَّ ِذيK َوٓا َءهُم بَ ۡعKَى َولَئِ ِن ٱتَّبَ ۡعتَ أَ ۡه َ ِ ِ ِ ِ َ ٰ َّض ٰى عَنكَ ۡٱليَهُو ُد َواَل ٱلن َ َولَن ت َۡر
)١٢٠( ير ِ ك ِمنَ ٱهَّلل ِ ِمن َولِ ٖ ّي َواَل ن ۡ ۡ
َ َك ِمنَ ٱل ِعل ِم َما ل
ٍ َص َ َجٓا َء
Artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu.”( Surah Al-Baqarah Ayat : 120)
Dalam ayat di atas berkenaan dengan tugas kenabian Muhammad SAW. di mana Allah memberi
tahu beliau untuk tidak usah mencari kerelaan Yahudi dan Nasrani tapi fokus mencari ridha Allah SWT.
Bagian pertama ayat di atas "orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka" Oleh karena itu, Allah SWT. menyuruh Nabi SAW. tetaplah fokus mencari ridha
Allah dalam mendakwahi mereka ke jalan kebenaran yang menjadi misi risalahmu dari Allah SWT.
ََوإِ ْن َك َّذبُوكَ فَقُلْ لِي َع َملِي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم أَ ْنتُ ْم بَ ِريئُونَ ِم َّما أَ ْع َم ُل َوأَنَا بَ ِري ٌء ِم َّما تَ ْع َملُون
Artinya: “Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri
terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41)