Sandra Harianis(1), Mia Rita Sari(2), Dewi Erlina Asrita Sari(3), Madinah(4)
(1)
Akademi Kebidanan Husada Gemilang
email : sandraharianis880099@gmail.com
ABSTRAK
Kesehatan ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan nasional. Pelayanan Ante Natal Care
(ANC) terpadu dengan 10 standar dapat meningkatkan kesehatan ibu dan janin. Namun, beberapa
tahun terakhir komplikasi kehamilan dan persalinan semakin meningkat yang seharusnya dapat
diidentifikasi secara dini dengan ANC yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali
pelaksanaan ANC 10 standar dan hambatan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan
rancangan kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian dimulai dengan pengumpulan
data kualitatif melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam serta
pengumpulan data kuantitatif melalui pengisian kuesioner pada bulan Oktober-November 2018
di wilayah kerja Puskesmas Tembilahan Hulu. Sampel penelitian ini adalah seluruh bidan
puskesmas Tembilahan Hulu dan ibu hamil yang diambil secara acak sebanyak 138 orang.
Temuan penelitian ini diketahui 35 dari 138 (25,4%) ibu hamil mendapat pelayanan ANC 10
standar secara lengkap. Timbang BB dan ukur TB (86,23%), ukur tekanan darah (100%), nilai
status gizi (88,41%), ukur TFU (85,51%), nilai presentasi janin (81,88%), srining T (81,16%),
tablet Fe (71,01%), pemeriksaan labor (81,88%), tatalaksana kasus (82,61%), dan temu wicara
(69,57%). Hambatan bidan adalah sarana dan prasarana tidak memadai serta lemahnya
ketermpilan bidan dalam melaksanakan standar. Perlunya monitoring dan evaluasi pemegang
program KIA serta bimbingan dan pelatihan pelayanna ANC terpadu bagi seluruh bidan.
ABSTRACT
The health of pregnant women is still a national health problem. Ante Natal Care (ANC) services
integrated with 10 standards can improve maternal and fetal health. However, in recent years
complications of pregnancy and childbirth have increased which should be identified early with
the right ANC. This study aims to explore the implementation of ANC 10 standards and obstacles
in their implementation. This study uses a qualitative design with a phenomenological approach.
The study began with qualitative data collection through focus group discussion (FGD) and in-
depth interviews and quantitative data collection through filling out questionnaires in October-
November 2018 in the working area of the Upper Tembilahan Health Center. The sample of this
study was all midwives at the Tembilahan Hulu health center and pregnant women were randomly
taken as many as 138 people. The findings of this study note 35 out of 138 (25.4%) pregnant
women received standard ANC 10 services in full. Weigh BB and measure TB (86.23%), measure
blood pressure (100%), nutritional status (88.41%), measure TFU (85.51%), value of fetal
presentation (81.88%), srining T (81.16%), Fe tablets (71.01%), labor checks (81.88%), case
management (82.61%), and speech meetings (69.57%). The obstacle of midwives is inadequate
facilities and infrastructure and the weak skills of midwives in implementing standards. The need
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
for monitoring and evaluation of KIA program holders and guidance and training for integrated
ANC servants for all midwives.
96 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
apabila pelayanan antenatal terpadu ini Fe3 hanya 12%, Skrining T5 28%, HIV
dilaksanakan dengan baik oleh tenaga Testing 124 dari 6.516, TB Tsting 3 dari
kesehatan, tentu saja angka kematian ibu 754, dan tidak ada data yang
akibat komplikasi masa kehamilan, memperlihatkan pelaksanaan standar tata
persalinan dan nifas akan menurun. laksana kasus (perkiraan ibu hamil
Suvey pendahuluan yang dilakukan dengan komplikasi 0%).
dengan cara wawancara di wilayah kerja Informasi yang tepat merupakan
Puskesmas Tembilahan Hulu, didapatkan syarat mutlak untuk mendapatkan
hasil bahwa beberapa bidan belum perencanaan program yang berkualitas
mengetahui kriteria pelayanan antenatal dan tepat sasaran (Dirjen Kesmas,
10 standar. Wawancara yang dilakukan Kemenkes RI). Data dan informasi yang
dengan beberapa ibu hamil didapatkan tidak akurat menyebabkan identifikasi
hasil bahwa, ibu hamil tidak penyebab masalah sulit ditentukan, dan
mendapatkan pelayanan antenatal pada akhirnya masalah kesehatan seperti
lengkap 10 standar terutama konseling AKI, AKB, dan lain-lain tidak ditangani
(temu wicara) setelah dilakukan secara tepat. Padahal salah satu upaya
pemeriksaan. untuk menurunkan AKI dan AKB adalah
Cakupan kunjungan antenatal K1 adanya bentuk pencatatan informasi yang
dan K4 di Puskesmas Tembilahan Hulu berkesinambungan yang dapat dipantau
terjadi peningkatan yang sangat dan dievaluasi berdasarkan rencana aksi
signifikan dari tahun 2015 sebesar yang dapat ditetapkan oleh pemerintah
40,50% menjadi 82% pada tahun 2016, melalui sistem informasi yang adekuat.
seperti yang terlihat pada tabel 1 berikut: Berdasarkan uraian di atas, perlu
dilakukan penelusuran data primer terkait
Tabel 1. Data Kunjungan K1 dan K4 permasalahan yang dihadapi dalam
Kriteria K1 K4 pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu.
2015 Capaian 47,10% 41,80% Untuk itu, Tim Dosen Akbid Husada
Tembilahan Gemilang bekerjasama dengan Dinas
Hulu Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir
Capaian Inhil 42,70% 40,50% ingin mengkaji permasalahan diatas
Target Renstra 72%
secara ilmih dengan melakukan
Kemenkes
penelitian ini
2016 Capaian 103% 82%
Berdasarkan identifikasi masalah,
Tembilahan
Hulu maka batasan masalah yang akan di
Capaian Inhil 98% 76% analisis pada penelitian ini adalah
Target Renstra 74% menemukan masalah terkait pelaksanaan
Kemenkes pelayanan Antenatal Care meliputi:
karakteristik penerima layanan ANC
Peningkatan tidak hanya terjadi di terpadu (Ibu Hamil) dan pelaksana
Puskesmas Tembilahan Hulu namun juga pelayanan antenatal, pelaksanaan 10T,
di Kabupaten Indragiri Hilir. Data ini dan hambatan pelaksana dalam
memperlihatkan bahwa hampir semua ibu melaksanakan pelayanan.
hamil di wilayah Puskesmas Tembilahan Antenatal care (ANC) adalah
Hulu mendapatkan layanan kesehatan pengawasan sebelum persalinan terutama
Antenatal. Peningkatan cakupan ditujukan pada pertumbuhan dan
kunjungan antenatal ini tidak diikuti perkembangan janin dalam rahim.
dengan peningkatan cakupan layanan Antenatal care juga merupakan cara
antenatal perstandar. Dimana cakupan penting untuk memonitoring dan
97 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
mendukung kesehatan ibu hamil dan ibu hamil minimal 4 kali selama
mendeteksi ibu dengan kehamilan kehamilan dengan jadwal satu kali pada
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan trimester pertama, satu kali pada trimester
mengunjungi bidan atau dokter sedini kedua dan dua kali pada trimester ketiga
mungkin semenjak ia merasa dirinya yang dilakukan oleh Bidan dan atau
hamil untuk mendapatkan pelayanan dan Dokter dan atau Dokter Spesialis
asuhan antenatal (Prawirohadjo, 2006). Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan kesehatan pemerintah maupun
pelayanan antenatal komprehensif dan swasta yang memiliki Surat Tanda
berkualitas yang diberikan kepada semua Register (STR)
ibu hamil yang bertujuan untuk: Dalam melakukan pemeriksaan
memenuhi hak setiap ibu hamil antenatal, tenaga kesehatan harus
memperoleh pelayanan antenatal yang memberikan pelayanan yang berkualitas
berkualitas sehingga mampu menjalani sesuai standar terdiri dari 10 standar
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan seperti yang diperlihatkan pada gambar 1
selamat dan melahirkan bayi yang sehat berikut:
dan berkualitas dengan cara 1)
Menyediakan pelayanan antenatal Ukur
terpadu, komprehensif dan berkualitas, TB dan
Temu BB Ukur
termasuk konseling kesehatan dan gizi wicara TD
ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI; 2) Menghilangkan “missed Tatalaksana
Nilai
status
opportunity” pada ibu hamil dalam Kasus ANC Gizi
mendapatkan pelayanan antenatal 10
Standa
terpadu, komprehensif, dan berkualitas; Periksa r Nilai
3) Mendeteksi secara dini Labor TFU
kelainan/penyakit/gangguan yang
Beri Tentukan
diderita ibu hamil; 4) Melakukan presentasi
tablet Fe Skrining
intervensi terhadap kelainan/ penyakit/ dan DJJ
TT
gangguan pada ibu hamil sedini mungkin;
dan 5) Melakukan rujukan kasus ke
Gambar 1
fasiltas pelayanan kesehatan sesuai
10 Standar Pelayanan Antenatal Terpadu
dengan sistem rujukan yang ada
(Kemenkes, 2015).
Untuk menyelenggarakan pelayanan
Permenkes RI nomor 43 tahun 2016
antenatal terpadu diperlukan suatu
pasal 2 tentang Standar Pelayanan
manajemen berbasis data. Kementerian
Minimal Bidang Kesehatan menyebutkan
Kesehatan menetapkan norma, standar,
bahwa pernyataan standar pelayanan
prosedur dan kriteria (NSPK) untuk
antenatal terpadu adalah “Setiap ibu
pelayanan antenatal terpadu, termasuk
hamil mendapatkan pelayanan antenatal
melakukan advokasi, fasilitasi,
sesuai standar. Pemerintah Daerah
pendampingan, koordinasi, pemantauan
Kabupaten/Kota wajib memberikan
dan evaluasi penyelenggaraan dan
pelayanan kesehatan ibu hamil kepada
pelayanan antenatal terpadu.
semua ibu hamil di wilayah
A. Input
kabupaten/kota tersebut dalam kurun
1) Input yang diperlukan untuk
waktu kehamilan”.
menyelenggarakan pelayanan
Pelayanan antenatal sesuai standar
antenatal terpadu antara lain
adalah pelayanan yang diberikan kepada
meliputi:
98 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
99 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
100 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
adalah purposive sampling yaitu suatu empat kelompok. Setiap kelompok terdiri
teknik penetapan sampel dengan cara dari 10-11 bidan yang dipandu oleh satu
memilih sampel diantara populasi sesuai orang fasilitator dan satu orang notulen.
dengan yang dikehendaki peneliti Hasil FGD dijadikan sebagai dasar
(tujuan/ masalah dalam penelitian) dalam membangun panduan wawancara.
(Nursalam, 2013). Pengambilan sampel Wawancara mendalam dilakukan untuk
responden ibu hamil dalam penelitian ini menggali hambatan individu bidan dalam
dihitung dengan menggunakan rumus menjalankan tugas pokok dan fungsinya
besar sampel estimasi proporsi untuk sebagai bidan. Wawancara mendalam
simpangan mutlak sebagai berikut : dilakukan oleh dua orang yang telah
terlatih dan berpengalaman dalam
z12 / 2 P(1 P) penelitian kualitatif. Diharapkan
n wawancara mendalam dilakukan secara
d2
face to face dilakukan di rumah
Keterangan : partisipan, rumah pewawancara, tempat
kerja pewawancara, dan tempat lainnya
P = Estimasi proporsi (90% disesuaikan dengan keinginan partisipan.
berdasarkan data proporsi cakupan Wawancara juga dapat dilakukan melalui
K4 di Puskesmas Tembilahan hulu telepon karena alasan tertentu.
d = Simpangan mutlak pada derajat Wawancara mendalam difokuskan pada
kepercayaan 95% = 0,05 pengalaman individual yang dihadapi
z = Nilai z pada derajat kepercayaan 1- oleh bidan dalam melaksanakan
α/2 = 1,96 pelayanan antenatal terpadu. Hasil
wawancara selanjutnya diolah dan
Jadi jumlah sampel adalah 138 ibu diverifikasi.
hamil. Sedangkan untuk sampel bidan, Verifikasi data dilakukan dengan
teknik sampling dilakukan secara total triangulasi data. Sebanyak 3 wawancara
sampling yaitu seluruh populasi dijadikan mendalam tambahan, yaitu pada 1 kepala
sampel penelitian yang berjumlah 42 puskesmas, 1 penanggung jawab progran,
orang bidan. dan 1 bidan koordinator dilakukan untuk
Pada penelitian ini menggunakan membantu verifikasi data. Untuk
data kuantitatif dan kualitatif. Dimana mengeneralkan permasalahan tersebut,
pengumpulan data kualitatif hasil analisis data FGD dan wawancara
menggunakan dua metode, yaitu FGD secara mendalam dibuat dalam bentuk
dan wawancara mendalam. FGD angket yang kemudian disebarkan pada
dilakukan untuk menggali aspek-aspek seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas
yang berhubungan dengan permasalahan Tembilahan Hulu. Hasil angket
dalam pelaksanaan pelayanan antenatal selanjutnya dianalisi secara kuantitatif.
terpadu baik itu di puskesmas maupun di Pengumpulan data kualitatif
puskesmas pembantu. dilakukan dengan teknik wawancara
Hasil FGD selanjutnya akan digali dengan menggunakan panduan
lebih dalam melalui wawancara wawancara. Wawancara dilakukan untuk
mendalam. Empat fasilitator dan empat menggali aspek aspek pelayanan yang
notulen telah direkrut dan dilatih untuk diterima ibu hamil pada saat
mengumpulkan informasi dari bidan. memeriksakan kehamilannya.
Diharapkan 42 bidan yang diundang Wawancara dilakukan face to face di
dapat mengikuti kegiatan FGD yang lakukan di rumah pasien atau di
selanjutnya dikelompokkan menjadi
101 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
120
100
80
60
40
20
0
Nilai
Timbang Ukur
Nilai Status Presentasi Beri Tablet Pemeriksaa Tatalaksana Temu
BB dan Tekanan Ukur TFU Skrining TT
Gizi Janin dan Fe n Labor Kasus Wicara
Ukur TB Darah
DJJ
Series1 86.23 100 88.41 85.51 81.88 81.16 71.01 81.88 82.61 69.57
102 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
103 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
104 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
105 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u