Anda di halaman 1dari 11

Al-Insyirah Midwifery

Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences)


http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/kebidanan
Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019
p-ISSN: 2338-2139
e-ISSN: 2622-3457

ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN ANC TERPADU DI PUSKESMAS


TEMBILAHAN HULU

Sandra Harianis(1), Mia Rita Sari(2), Dewi Erlina Asrita Sari(3), Madinah(4)
(1)
Akademi Kebidanan Husada Gemilang
email : sandraharianis880099@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan nasional. Pelayanan Ante Natal Care
(ANC) terpadu dengan 10 standar dapat meningkatkan kesehatan ibu dan janin. Namun, beberapa
tahun terakhir komplikasi kehamilan dan persalinan semakin meningkat yang seharusnya dapat
diidentifikasi secara dini dengan ANC yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali
pelaksanaan ANC 10 standar dan hambatan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan
rancangan kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian dimulai dengan pengumpulan
data kualitatif melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam serta
pengumpulan data kuantitatif melalui pengisian kuesioner pada bulan Oktober-November 2018
di wilayah kerja Puskesmas Tembilahan Hulu. Sampel penelitian ini adalah seluruh bidan
puskesmas Tembilahan Hulu dan ibu hamil yang diambil secara acak sebanyak 138 orang.
Temuan penelitian ini diketahui 35 dari 138 (25,4%) ibu hamil mendapat pelayanan ANC 10
standar secara lengkap. Timbang BB dan ukur TB (86,23%), ukur tekanan darah (100%), nilai
status gizi (88,41%), ukur TFU (85,51%), nilai presentasi janin (81,88%), srining T (81,16%),
tablet Fe (71,01%), pemeriksaan labor (81,88%), tatalaksana kasus (82,61%), dan temu wicara
(69,57%). Hambatan bidan adalah sarana dan prasarana tidak memadai serta lemahnya
ketermpilan bidan dalam melaksanakan standar. Perlunya monitoring dan evaluasi pemegang
program KIA serta bimbingan dan pelatihan pelayanna ANC terpadu bagi seluruh bidan.

Kata kunci : ante natal care

ABSTRACT
The health of pregnant women is still a national health problem. Ante Natal Care (ANC) services
integrated with 10 standards can improve maternal and fetal health. However, in recent years
complications of pregnancy and childbirth have increased which should be identified early with
the right ANC. This study aims to explore the implementation of ANC 10 standards and obstacles
in their implementation. This study uses a qualitative design with a phenomenological approach.
The study began with qualitative data collection through focus group discussion (FGD) and in-
depth interviews and quantitative data collection through filling out questionnaires in October-
November 2018 in the working area of the Upper Tembilahan Health Center. The sample of this
study was all midwives at the Tembilahan Hulu health center and pregnant women were randomly
taken as many as 138 people. The findings of this study note 35 out of 138 (25.4%) pregnant
women received standard ANC 10 services in full. Weigh BB and measure TB (86.23%), measure
blood pressure (100%), nutritional status (88.41%), measure TFU (85.51%), value of fetal
presentation (81.88%), srining T (81.16%), Fe tablets (71.01%), labor checks (81.88%), case
management (82.61%), and speech meetings (69.57%). The obstacle of midwives is inadequate
facilities and infrastructure and the weak skills of midwives in implementing standards. The need
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

for monitoring and evaluation of KIA program holders and guidance and training for integrated
ANC servants for all midwives.

Key words : ante natal care

PENDAHULUAN Kriteria standar pelayanan antenatal


Secara nasional, akses masyarakat telah ditetapkan dalam peraturan Menteri
kita terhadap pelayanan kesehatan ibu Kesehatan Republik Indonesia nomor 97
dan anak cenderung membaik. Dimana tahun 2014 yang terdiri dari 10 standar
tren angka kematian ibu, angka kematian yaitu: 1) Timbang berat badan dan ukur
bayi, cakupan kunjungan antenatal, tinggi badan; 2) Ukur tekanan darah; 3)
cakupan persalinan, nifas dan neonatus Nilai status gizi; 4) Ukur tinggi fundus
mengalami kenaikan yang cukup uteri; 5) Tentukan presentasi janin dan
signifikan. Namun demikian, jika denyut jantung janin; 6) Skrining status
dibandingkan dengan target millenium immunisasi tetanus dan berikan
development goals (MDG) pada tahun immunisasi TT bila diperlukan; 7) Beri
2015, angka kematian ibu masih jauh dari tablet tambah darah; 8) Periksa
angka yang ditargetkan (Kemenkes, laboratorium (rutin dan khusus); 9)
2016) Tatalaksana/penanganan kasus, dan; 10)
Berbagai upaya telah diprogramkan Temu wicara. Untuk menyelenggarakan
pemerintah untuk mengatasi, pelayanan antenatal terpadu yang sesuai
memperbaiki, dan meningkatkan kualitas dengan kriteria standar tersebut
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, salah diperlukan suatu manajemen berbasis
satunya yaitu dengan pelayanan antenatal data baik dari tahap input, proses maupun
terpadu. Pelayanan antenatal terpadu output.
merupakan pelayanan antenatal yang Program pelayanan antenatal terpadu
dilaksanakan secara komprehensif ini juga sesuai dengan rekomendasi
mencakup upaya promotif, preventif, WHO dalam meningkatkan kualitas
sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang pelayanan antenatal. Dimana perawatan
meliputi pelayanan KIA, gizi, antenatal yang berkualitas dan tepat
pengendalian penyakit menular waktu merupakan praaktek avidance
(imunisasi, HIV/AIDS, TB, malaria, based yang terbukti dapat
penyakit menular seksual), penanganan menyelamatkan nyawa. Yang penting,
penyakit tidak menular serta beberapa dalam ANC juga menyediakan
program lokal dan spesifik lainnya sesuai kesempatan berkomunikasi yang efektif
dengan kebutuhan program. tentang masalah fisiologis, biomedis,
Dalam pelayanan antenatal terpadu, perilaku dan sosial budaya, dukungan
seharusnya tenaga kesehatan dapat emosional dan psikologis pada ibu hamil
memastikan bahwa kehamilan dengan cara yang terhormat. Selain itu
berlangsung normal, mampu mendeteksi meminta dukungan keluarga dan
dini masalah dan penyakit yang dialami komunitas selama masa kehamilan,
ibu hamil, melakukan intervensi secara persalinan dan nifas juga sangat
adekuat sehingga ibu hamil siap untuk diperlukan (WHO, 2016)
menjalani persalinan normal. Untuk Penelitian terkait pelayanan
dapat mengidentifikasi apakah kehamilan antenatal terpadu di Indonesia belum
berlangsung normal atau dengan banyak dilakukan. Evaluasi pelaksanaan
komplikasi, maka tenaga kesehatan program juga belum pernah dilakukan.
khususnya bidan harus melaksanakan Sehingga efektifitas program ini belum
pelayanan antenatal sesuai standar. dapat didapatkan hasil. Seyogyanya

96 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

apabila pelayanan antenatal terpadu ini Fe3 hanya 12%, Skrining T5 28%, HIV
dilaksanakan dengan baik oleh tenaga Testing 124 dari 6.516, TB Tsting 3 dari
kesehatan, tentu saja angka kematian ibu 754, dan tidak ada data yang
akibat komplikasi masa kehamilan, memperlihatkan pelaksanaan standar tata
persalinan dan nifas akan menurun. laksana kasus (perkiraan ibu hamil
Suvey pendahuluan yang dilakukan dengan komplikasi 0%).
dengan cara wawancara di wilayah kerja Informasi yang tepat merupakan
Puskesmas Tembilahan Hulu, didapatkan syarat mutlak untuk mendapatkan
hasil bahwa beberapa bidan belum perencanaan program yang berkualitas
mengetahui kriteria pelayanan antenatal dan tepat sasaran (Dirjen Kesmas,
10 standar. Wawancara yang dilakukan Kemenkes RI). Data dan informasi yang
dengan beberapa ibu hamil didapatkan tidak akurat menyebabkan identifikasi
hasil bahwa, ibu hamil tidak penyebab masalah sulit ditentukan, dan
mendapatkan pelayanan antenatal pada akhirnya masalah kesehatan seperti
lengkap 10 standar terutama konseling AKI, AKB, dan lain-lain tidak ditangani
(temu wicara) setelah dilakukan secara tepat. Padahal salah satu upaya
pemeriksaan. untuk menurunkan AKI dan AKB adalah
Cakupan kunjungan antenatal K1 adanya bentuk pencatatan informasi yang
dan K4 di Puskesmas Tembilahan Hulu berkesinambungan yang dapat dipantau
terjadi peningkatan yang sangat dan dievaluasi berdasarkan rencana aksi
signifikan dari tahun 2015 sebesar yang dapat ditetapkan oleh pemerintah
40,50% menjadi 82% pada tahun 2016, melalui sistem informasi yang adekuat.
seperti yang terlihat pada tabel 1 berikut: Berdasarkan uraian di atas, perlu
dilakukan penelusuran data primer terkait
Tabel 1. Data Kunjungan K1 dan K4 permasalahan yang dihadapi dalam
Kriteria K1 K4 pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu.
2015 Capaian 47,10% 41,80% Untuk itu, Tim Dosen Akbid Husada
Tembilahan Gemilang bekerjasama dengan Dinas
Hulu Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir
Capaian Inhil 42,70% 40,50% ingin mengkaji permasalahan diatas
Target Renstra 72%
secara ilmih dengan melakukan
Kemenkes
penelitian ini
2016 Capaian 103% 82%
Berdasarkan identifikasi masalah,
Tembilahan
Hulu maka batasan masalah yang akan di
Capaian Inhil 98% 76% analisis pada penelitian ini adalah
Target Renstra 74% menemukan masalah terkait pelaksanaan
Kemenkes pelayanan Antenatal Care meliputi:
karakteristik penerima layanan ANC
Peningkatan tidak hanya terjadi di terpadu (Ibu Hamil) dan pelaksana
Puskesmas Tembilahan Hulu namun juga pelayanan antenatal, pelaksanaan 10T,
di Kabupaten Indragiri Hilir. Data ini dan hambatan pelaksana dalam
memperlihatkan bahwa hampir semua ibu melaksanakan pelayanan.
hamil di wilayah Puskesmas Tembilahan Antenatal care (ANC) adalah
Hulu mendapatkan layanan kesehatan pengawasan sebelum persalinan terutama
Antenatal. Peningkatan cakupan ditujukan pada pertumbuhan dan
kunjungan antenatal ini tidak diikuti perkembangan janin dalam rahim.
dengan peningkatan cakupan layanan Antenatal care juga merupakan cara
antenatal perstandar. Dimana cakupan penting untuk memonitoring dan

97 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

mendukung kesehatan ibu hamil dan ibu hamil minimal 4 kali selama
mendeteksi ibu dengan kehamilan kehamilan dengan jadwal satu kali pada
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan trimester pertama, satu kali pada trimester
mengunjungi bidan atau dokter sedini kedua dan dua kali pada trimester ketiga
mungkin semenjak ia merasa dirinya yang dilakukan oleh Bidan dan atau
hamil untuk mendapatkan pelayanan dan Dokter dan atau Dokter Spesialis
asuhan antenatal (Prawirohadjo, 2006). Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan kesehatan pemerintah maupun
pelayanan antenatal komprehensif dan swasta yang memiliki Surat Tanda
berkualitas yang diberikan kepada semua Register (STR)
ibu hamil yang bertujuan untuk: Dalam melakukan pemeriksaan
memenuhi hak setiap ibu hamil antenatal, tenaga kesehatan harus
memperoleh pelayanan antenatal yang memberikan pelayanan yang berkualitas
berkualitas sehingga mampu menjalani sesuai standar terdiri dari 10 standar
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan seperti yang diperlihatkan pada gambar 1
selamat dan melahirkan bayi yang sehat berikut:
dan berkualitas dengan cara 1)
Menyediakan pelayanan antenatal Ukur
terpadu, komprehensif dan berkualitas, TB dan
Temu BB Ukur
termasuk konseling kesehatan dan gizi wicara TD
ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI; 2) Menghilangkan “missed Tatalaksana
Nilai
status
opportunity” pada ibu hamil dalam Kasus ANC Gizi
mendapatkan pelayanan antenatal 10
Standa
terpadu, komprehensif, dan berkualitas; Periksa r Nilai
3) Mendeteksi secara dini Labor TFU
kelainan/penyakit/gangguan yang
Beri Tentukan
diderita ibu hamil; 4) Melakukan presentasi
tablet Fe Skrining
intervensi terhadap kelainan/ penyakit/ dan DJJ
TT
gangguan pada ibu hamil sedini mungkin;
dan 5) Melakukan rujukan kasus ke
Gambar 1
fasiltas pelayanan kesehatan sesuai
10 Standar Pelayanan Antenatal Terpadu
dengan sistem rujukan yang ada
(Kemenkes, 2015).
Untuk menyelenggarakan pelayanan
Permenkes RI nomor 43 tahun 2016
antenatal terpadu diperlukan suatu
pasal 2 tentang Standar Pelayanan
manajemen berbasis data. Kementerian
Minimal Bidang Kesehatan menyebutkan
Kesehatan menetapkan norma, standar,
bahwa pernyataan standar pelayanan
prosedur dan kriteria (NSPK) untuk
antenatal terpadu adalah “Setiap ibu
pelayanan antenatal terpadu, termasuk
hamil mendapatkan pelayanan antenatal
melakukan advokasi, fasilitasi,
sesuai standar. Pemerintah Daerah
pendampingan, koordinasi, pemantauan
Kabupaten/Kota wajib memberikan
dan evaluasi penyelenggaraan dan
pelayanan kesehatan ibu hamil kepada
pelayanan antenatal terpadu.
semua ibu hamil di wilayah
A. Input
kabupaten/kota tersebut dalam kurun
1) Input yang diperlukan untuk
waktu kehamilan”.
menyelenggarakan pelayanan
Pelayanan antenatal sesuai standar
antenatal terpadu antara lain
adalah pelayanan yang diberikan kepada
meliputi:

98 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

2) Adanya norma, standar, prosedur 3) Melaksanakan pelayanan antenatal


dan kriteria (NSPK) pelayanan terpadu disarana dan fasilitas
antenatal terpadu. kesehatan
3) Adanya perencanaan dan 4) Menggunakan logistik sesuai
penganggaran tahunantingkat kebutuhan dalam penyelenggaraan
pusat, provinsi dan kabupaten/kota pelayanan antenatal terpadu.
untuk penyelenggaraan pelayanan 5) Standarisasi pengelola program KIA
antenatal terpadu di fasilitas dalam penyelenggaraan pelayanan
pelayanan kesehatan. antenatal terpadu di tingkat propinsi
4) Adanya sarana dan fasilitas dan kabupaten/kota.
kesehatan sesuai standar dalam 6) Standarisasi tenaga kesehatan dalam
menyelenggarakan pelayanan memberikan pelayanan antenatal
antenatal terpadu. terpadu
5) Adanya logistik yang dibutuhkan 7) Menggunakan informasi, sistem dan
untuk mendukung penyelenggaraan tempat rujukan kasus dalam
pelayanan antenatal terpadu. pelaksanaanpelayanan antenatal
6) Adanya tenaga pengelola program terpadu
KIA yang sesuai untuk mengelola 8) Menggunakan informasi endemisitas
pelayanan antenatal terpadu di dan daerah berisiko tinggi terjadinya
tingkat propinsi dan penyakit terkait kehamilan dalam
kabupaten/kota. memberikan pelayanan antenatal
7) Adanya tenaga kesehatan untuk terpadu.
memberikan pelayanan antenatal 9) Menggunakanpedoman pelaksanaan
terpadu sesuai standar. program terkait dalam
8) Adanya informasi sistem dan menyelenggarakan pelayanan
tempat rujukan bagi masing-masing antenatal terpadu
kasus dalam pelaksanaan pelayanan
antenatal terpadu. C. Output
9) Adanya informasi status 1) Tersosialisasinya norma, standar,
endemisitas dan daerah berisiko prosedur dan kriteria (NSPK)
tinggi penyakit yang pelayanan antenatal terpadu
mempengaruhi kehamilan. 2) Terlaksananya pelayanan
10) Adanya pedoman pelaksanaan antenatal terpadu di fasilitas
program terkait dengan pelayanan pelayanan kesehatan sesuai
antenatal terpadu. perencanaan yang didukung
anggaran tahunan di tingkat pusat,
B. Proses provinsi dan kabupaten/kota.
1) Sosialisasi norma, standar, prosedur 3) Terlaksananya pelayanan
dan kriteria (NSPK) pelayanan antenatal terpadu disarana dan
antenatal terpadu secara berjenjang. fasilitas kesehatan yang telah
2) Penyusunan perencanaan dan terstandar.
penganggaran program KIA 4) Digunakannya logistik pendukung
tahunantingkat pusat, provinsi dan yang dibutuhkan dalam
kabupaten/kota untuk penyelenggaraan pelayanan
penyelenggaraan pelayanan antenatal antenatal terpadu.
terpadu di fasilitas pelayanan 5) Tenaga pengelola program KIA
kesehatan. mampu mengelola pelayanan

99 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

antenatal terpadu di tingkat dapat memastikan kehamilan


propinsi dan kabupaten/kota. berlangsung normal, mendeteksi dini
6) Tenaga kesehatan mampu masalah dan penyakit yang dialami ibu
memberikan pelayanan antenatal hamil serta melakukan intervensi secara
terpadu sesuai standar. adekuat.
7) Digunakannya informasi sistem
dan tempat rujukan dalam METODE PENELITIAN
pelaksanaanpelayanan antenatal Penelitian ini menggunakan strategi
terpadu. Pelayanan antenatal eksploratoris sekuensial, yaitu metode
terpadu terlaksana sesuai dengan penelitian yang dimulai dnegan
status endemisitas dan daerah pengumpulan data dan analisis data
berisiko tinggi penyakit yang kualitatif kemudian diikuti dengan
mempengaruhi kehamilan. pengumpulan data dan analisis kuantitaif.
8) Digunakan informasi endemisitas Rancangan kualitatif dengan
dan daerah berisiko tinggi menggunakan pendekatan
terjadinya penyakit terkait fenomenologis, yaitu kebenaran sesuatu
kehamilan dalam memberikan itu diperoleh dengan cara menangkap
pelayanan antenatal fenomena atau gejala yang memancar
9) Digunakan pedoman pelaksanaan dari objek yang diteliti. Semua aspek
program terkait dalam yang menjadi permasalahan dalam
menyelenggarakan pelayanan pelaksanaan pelayanan ANC terpadu
antenatal terpadu ditelusuri dengan FGD dan wawancara
mendalam.
Pelayanan Antenatal Terpadu Setelah didapatkan permasalahan
merupakan pelayanan antenatal dan faktor-faktor yang mempengaruhi,
komprehensif dan berkualitas yang kemudian hasilnya dikonfirmasi melalui
diberikan kepada semua ibu hamil untuk penelitian kuantitatif. Rancangan
memenuhi hak setiap ibu hamil kuantitatif menggunakan pendekatan
memperoleh pelayanan antenatal yang cross-sectional. Penelitian ini digunakan
berkualitas sehingga mampu menjalani untuk mengeneralkan permasalahan
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan dalam pelaksanaan pelayanan ANC
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat Terpadu.
dan berkualitas. Penelitian dilakukan di Wilayah
Pelayanan antenatal terpadu tersebut Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu pada
mencakup pelayanan promotif, preventif, bulan Oktober s/d November tahun 2018.
sekaligus kuratifdan rehabilitatif yang Populasi adalah keseluruhan subjek
meliputi pelayanan KIA, gizi, penelitian (Arikunto, 2006). Populasi
pengendalian penyakit menular pada penelitian ini adalah seluruh bidan
(imunisasi, HIV/AIDS, TB, malaria, dan ibu hamil di Wilayah Kerja
penyakit menular seksual), tidak menular Puskesmas Tembilahan Hulu. Jumlah
(hipertensi, diabetes mellitus), ibu hamil populasi bidan adalah 42 orang
yang mengalami kekerasan selama sedangkan populasi ibu hamil adalah 948
kehamilan serta program spesifik lainnya orang.
sesuai dengan kebutuhan. Sampel adalah sebagian yang
Setiap tenaga kesehatan di fasilitas diambil dari keseluruhan objek yang
kesehatan pemerintah maupun swasta diteliti dan dianggap mewakili populasi
harus dapat memberikan pelayanan yang (Suryono, 2010). Teknik pengambilan
komprehensif terhadap ibu hamil agar sampel dengan responden ibu hamil

100 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

adalah purposive sampling yaitu suatu empat kelompok. Setiap kelompok terdiri
teknik penetapan sampel dengan cara dari 10-11 bidan yang dipandu oleh satu
memilih sampel diantara populasi sesuai orang fasilitator dan satu orang notulen.
dengan yang dikehendaki peneliti Hasil FGD dijadikan sebagai dasar
(tujuan/ masalah dalam penelitian) dalam membangun panduan wawancara.
(Nursalam, 2013). Pengambilan sampel Wawancara mendalam dilakukan untuk
responden ibu hamil dalam penelitian ini menggali hambatan individu bidan dalam
dihitung dengan menggunakan rumus menjalankan tugas pokok dan fungsinya
besar sampel estimasi proporsi untuk sebagai bidan. Wawancara mendalam
simpangan mutlak sebagai berikut : dilakukan oleh dua orang yang telah
terlatih dan berpengalaman dalam
z12 / 2 P(1  P) penelitian kualitatif. Diharapkan
n wawancara mendalam dilakukan secara
d2
face to face dilakukan di rumah
Keterangan : partisipan, rumah pewawancara, tempat
kerja pewawancara, dan tempat lainnya
P = Estimasi proporsi (90% disesuaikan dengan keinginan partisipan.
berdasarkan data proporsi cakupan Wawancara juga dapat dilakukan melalui
K4 di Puskesmas Tembilahan hulu telepon karena alasan tertentu.
d = Simpangan mutlak pada derajat Wawancara mendalam difokuskan pada
kepercayaan 95% = 0,05 pengalaman individual yang dihadapi
z = Nilai z pada derajat kepercayaan 1- oleh bidan dalam melaksanakan
α/2 = 1,96 pelayanan antenatal terpadu. Hasil
wawancara selanjutnya diolah dan
Jadi jumlah sampel adalah 138 ibu diverifikasi.
hamil. Sedangkan untuk sampel bidan, Verifikasi data dilakukan dengan
teknik sampling dilakukan secara total triangulasi data. Sebanyak 3 wawancara
sampling yaitu seluruh populasi dijadikan mendalam tambahan, yaitu pada 1 kepala
sampel penelitian yang berjumlah 42 puskesmas, 1 penanggung jawab progran,
orang bidan. dan 1 bidan koordinator dilakukan untuk
Pada penelitian ini menggunakan membantu verifikasi data. Untuk
data kuantitatif dan kualitatif. Dimana mengeneralkan permasalahan tersebut,
pengumpulan data kualitatif hasil analisis data FGD dan wawancara
menggunakan dua metode, yaitu FGD secara mendalam dibuat dalam bentuk
dan wawancara mendalam. FGD angket yang kemudian disebarkan pada
dilakukan untuk menggali aspek-aspek seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas
yang berhubungan dengan permasalahan Tembilahan Hulu. Hasil angket
dalam pelaksanaan pelayanan antenatal selanjutnya dianalisi secara kuantitatif.
terpadu baik itu di puskesmas maupun di Pengumpulan data kualitatif
puskesmas pembantu. dilakukan dengan teknik wawancara
Hasil FGD selanjutnya akan digali dengan menggunakan panduan
lebih dalam melalui wawancara wawancara. Wawancara dilakukan untuk
mendalam. Empat fasilitator dan empat menggali aspek aspek pelayanan yang
notulen telah direkrut dan dilatih untuk diterima ibu hamil pada saat
mengumpulkan informasi dari bidan. memeriksakan kehamilannya.
Diharapkan 42 bidan yang diundang Wawancara dilakukan face to face di
dapat mengikuti kegiatan FGD yang lakukan di rumah pasien atau di
selanjutnya dikelompokkan menjadi

101 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

puskesmas setelah pasien mendapat DV Kebidanan 18 42,86


pelayanan antenatal. Jumlah 42 100
4 Status Pekerjaan
Setelah data terkait pelayanan yang
Honorer 24 57,14
didapatkan ibu hamil selama ANC, ASN 18 42,86
selanjutnya data dianalisis secara Jumlah 42 100
kuantitatif dengan pendekatan cross 5 Tempat Bekerja
sectional. Pustu 24 57,14
UPT Puskesmas 18 42,86
Jumlah 42 100
HASIL PENELITIAN 6 Lama Bekerja (tahun)
Setelah dilakukan penelitian dengan 0–1
judul “Analisis Pelaksanaan Pelayanan 2–5 5 11,9
Antenatal Terpadu 10 Standar di 6 – 10 8 19,5
Puskesmas Tembilahan Hulu Tahun 11 – 20 18 42,86
>20 6 14,29
2018” didapatkan hasil sebagai berikut: Jumlah 5 11,9
42 100
Tabel 2 Karakteristik Responden
No Kategori F % Tabel 2 diatas memperlihatkan bahwa
Responden Ibu Hamil karakteristik responden ibu hamil
1 Pendidikan berdasarkan pendidikan sebagian besar
SD 27 19,57
adalah SMP (31,88%) dan SMA (34,06%).
SMP 44 31,88
SMA 47 34,06
Sedangkan karakteristik responden bidan
PT 20 14,49 sebagian besar berdasarkan umur adalah 21-
Jumlah 138 100 30 tahun sebanyak 47,62%, pendidikan D3
Responden Bidan kebidanan 57,14%, status pekerjaan sebagai
2 Umur (tahun) honorer 57,14%, tempat bekerja di
21 – 30 20 47,62 puskesmas pembantu 57,14%, dan lama
31 – 40 14 33,33 bekerja 11-20 tahun 42,86%.
41 – 50 8 19,05
Jumlah 42 100 Pelaksanaan 10 standar ANC dilihat
3 Pendidikan berdasarkan pelaksanaan masing-masing
DIII Kebidanan 24 57,14
standar disajikan pada gambar 2 berikut:

120

100

80

60

40

20

0
Nilai
Timbang Ukur
Nilai Status Presentasi Beri Tablet Pemeriksaa Tatalaksana Temu
BB dan Tekanan Ukur TFU Skrining TT
Gizi Janin dan Fe n Labor Kasus Wicara
Ukur TB Darah
DJJ
Series1 86.23 100 88.41 85.51 81.88 81.16 71.01 81.88 82.61 69.57

Gambar 2 Pelaksanaan 10 Standar ANC

Gambar 2 diatas memperlihatkan darahnya sebanyak (100%) dan paling


bahwa semua ibu hamil diperiksa tekanan sedikit temu wicara sebanyak (69,57%).

102 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

Jika dilihat berdasarkan kelengkapan 3 Demografi dan budaya


pelayanan yang diterima responden 1) Sasaran (ibu hamil) sulit dijangkau
karena jarak rumah dan daerah yang
didapatkan hasil seperti pada gambar 3 luas
berikut: 2) Status ekonomi masyarakat
sebagian besar menengah kebawah
3) Ibu hamil masih enggan
Lengkap memeriksakan kehamilannya
25%
terutama pada trimester I
4) Ibu hamil jarang membawa buku
KIA walaupun sudah diberikan
Tidak
lengkap PEMBAHASAN
75%
Karakteristik Responden
Lengkap Tidak lengkap Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa hanya 35 orang (25%)
Gambar 3 Kelengkapan Pelayanan ANC ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC
10 Standar dengan lengkap 10 standar. Meskipun
jika dilihat per masing-masing standar,
Gambar 3 diatas memperlihatkan sebagian besar standar ANC telah
bahwa responden yang mendapatkan dilaksanakan. Seperti dapat dilihat bahwa
pelayanan ANC terpadu lengkap 10 100% ibu hamil dilakukan pemeriksaan
standar hanya 25% (35 orang). tekanan darah.
Namun hal ini tidak cukup, karena
Hasil wawancara mendalam terkait untuk mendapatkan pelayanan ANC yang
permasalahan dalam pelaksanaan 10 berkualitas, setiap ibu hamil harus
standar ANC adalah sebagai berikut: mendapatkan seluruh standar.
Hasil wawancara mendalam,
Tabel 3 Hambatan bidan dalam didapatkan kendala petugas kesehatan
pelaksanaan 10 standar ANC dalam menjalankan standar tersebut,
No Hambatan diantaranya keterbatasan sarana dan
1 Sarana dan Prasarana
prasarana seperti, ketidaklengkapan alat,
1) Peralatan tidak memadai
2) Sebagian alat rusak dan tdaik alat-alat yang rusak dan tidak diganti atau
diperbaiki dilakukan perbaikan.
3) Alat pemeriksaan labor tidak Sarana dan prasarana yang memadai
lengkap merupakan syarat mutlat dalam
4) Stik pemeriksaan protein dan
pelayanan ANC terpadu yang berkualitas
glukosa tidak ada
2 Kompetensi dan jumlah Tenaga (Permenkes RI nomor 97 tahun 2014).
Kesehatan (Bidan) Standarisasi tenaga kesehatan dalam
1) Bidan tidak terampil melakukan memberikan pelayanan antenatal terpadu
pemeriksaan juga merupakan hal yang mutlak
2) Lemahnya kemampuan bidan (Permenkes RI nomor 97 tahun 2014).
bernegosiasi dengan tokoh
masyarakat Hasil penelitian diketahui bahwa hanya
3) Jumlah tenaga kesehatan kurang 47,62% bidan yang mendapatkan bimtek
4) 47,62% mendapat bimtek pelayanan ANC terpadu dengan 10
pelayanan ANC 10 standar, sisanya standar. Sisanya hanya mendapat
hanya mendengar dan mendapat informasi dari teman sejawat.
penjelasan teman sejawat
5) Lemahnya kemampuan bidan Diketahui bahwa bimbingan dan
mengisi buku KIA pelatihan sangat diperlukan untuk

103 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

meningkatkan kompetensi petugas dalam 2017. Tembilahan: Dinas Kesehatan


memberikan pelayanan. Kabupaten Indragiri Hilir

SIMPULAN Kemenkes. (2015). Peraturan Menteri


25% (35 orang ibu hamil) mendapatakan Kesehatan Republik Indonesia
pelayanan ANC lengkap 10 standar. Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Standar yang paling lengkap dilakukan Pelayanan Kesehatan Masa
adalah pengukuran tekanan darah yaitu Sebelum Hamil, Masa Hamil,
100%. Masalah dalam pelaksanaan 10 Persalinan, Dan Masa Sesudah
standar ANC adalah sarana dan prasarana Melahirkan, Penyelenggaraan
yang kurang memadai, kompetensi dan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
jumlah tenaga kesehatan (bidan), serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
demografi dan budaya masayarakat Jakarta: Kemeterian Kesehatan
setempat Republik Indonesia

UCAPAN TERIMA KASIH __________ (2016). Rencana Strategis


Kami mengucapkan terimakasih Program Direktorat Jenderal Bina
kepada Ibu Syafni Zuryanti SH, MH dari Gizi dan KIA tahun 2015-2019.
Yayasan Husada Gemilang, Bapak H. M. Jakarta: Direktorat Bina Gizi dan
Zainal Arifin, M.Kes sebagai Kepala KIA, Kementerian Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Republik Indonesia
Hilir dan Ibu Hj. Rosdinah, S.SiT, M.Kes
sebagai Kepala Puskesmas Tembilahan __________ (2016). Peraturan Menteri
Hulu yang telah memberikan dukungan Kesehatan Republik Indonesia
dan memiliki komitmen yang kuat untuk Nomor 43 Tahun 2016 Tentang
meningkatkan derajat kesehatan Ibu dan Standar Pelayanan Minima, Bidang
Anak. Kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA __________(2017). Rencana Kerja


Arman, Niken. (2016). Analisis Tahunan (RKT) Tahun 2017).
Pelaksanaan Program Antenatal Direktorat Kesehatan Keluarga:
Terpadu di Puskesmas Bandarharjo Kementerian Kesehatan Republik
Kota Semarang, Skripsi, Jurusan Indonesia
Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Sugiono. (2008). Metode Penelitian
Universitas Negeri Semarang Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabet
Azwar A. (2008). Pengantar
Administrasi Kesehatan Masyarakat, Satrianegara F, Saleha S (2009)
Semarang: Universitas Diponegoro Organisasi dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan Serta
Dinkes Inhil. (2017). Profil Kesehatan Kebidanan. Jakarta: Penerbit
Kabupatem Imdragiri Hilir tahun Salemba Medika
2016. Tembilahan: Dinas Kesehatan
Kabupaten Indragiri Hilir

__________ (2018). Profil Kesehatan


Kabupatem Imdragiri Hilir tahun

104 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

WHO (2016). WHO Recommendation on


Antenatal care for positive
pregnancy experience. WHO
Recommendation on Antenatal care
for positive pregnancy experience, p.
152. doi: ISBN 978 92 4 154991 2.

105 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u

Anda mungkin juga menyukai