Ak
Audit Fungsional
Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintasi lini
organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam
organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja sama.
Audit Kontrak
Kontrak konstruksi atau operasi sering kali melibatkan uang dalam jumlah besar; kontrak
konstruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi; kontrak operasi
bisa memberikan jasa atau operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu
memahami biaya konstruksi dan operasi seperti produksi yang dilakukan sendiri. Oleh
karena itu auditor internal sangat membantu dalam mengaudit kontrak seperti ini.
Berikut beberapa risiko dan bidang risiko dalam perjanjian kontrak yang harus diperhatikan
auditor internal:
a. Dalam kontrak lump-sum
Persaingan yang tidak memadai
Perlindungan asuransi dan utang yang tidak memadai
Sertifikasi penyelesaian pekerjaan padahal sebenarnya belum selesai
Pengenaan biaya atas peralatan atau aktivitas yang tidak diterima
Ketentuan kenaikan
Perubahan spesifikasi atau harga
Otorisasi atas pekerjaan ekstra dan revisi pekerjaan
Pekerjaan tambahan, perubahan, dan revisi yang sebenarnya sudah tercakup
dalam kontrak awal
Biaya-biaya tidak langsung (overhead) termasuk biaya-biaya tambahan
Isi perubahan pesanan, termasuk tarif yang tidak sesuai
Inspeksi yang tidak memadai dibandingkan dengan spesifikasi
b. Dalam kontrak jenis cost-plus
Biaya-biaya overhead ditagih secara langsung
Kontrak internal yang tidak memadai oleh kontraktor atas pengenaan biaya orang-
orang yang dipekerjakan, bahan baku, dan jasa
Pengnaan biaya yang tidak wajar untuk penggunaan peralatan yang dimiliki
kontraktor
Penggunaan buruh yang berlebihan
Tidak ada upaya untuk mendapatkan harga terbaik untuk bahan baku dan
peralatan
Tagihan diatas jumlah yang dibayar kontraktor untuk pekerja dan bahan baku
Kegagalan untuk mengkreditkan proyek atas diskon, tarif restitusi asuransi, bahan
baku sis atau yang dikembalikan
Duplikasi usaha atau biaya antara kantor pusat dan kantor cabang
Pengawasan lapangan atau inspeksi yang tidak memadai oleh kontraktor atau
oleh insinyur arsitek
Komunikasi dan tindak lanjut yang tidak memadai dari kantor pusat
Akuntansi biaya dan prosedur pelaporan oleh kontraktor yang tidak dapat
diandalkan
Pengawasan tagihan karena adanya pelanggaran tenaga kerja langsung dari
ketentuan dalam kontrak
Peralatan yang disewa tetapi tidak digunakan
Praktik kerja yang tidak bagus
Kualitas yang buruk
Penggunaan bahan baku dan perlengkapan yang boros atau tiba lebih awal
Standar yang terlalu tinggi untuk bahan baku dan perlengkapan
Proteksi fisik bahan baku dan peralatan yang buruk
Kurangnya kontrol atas ketidakhadiran pegawai kontraktor
Pekerjaan jenis cost-plus dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan fixed-
type
Berlebihannya biaya yang terjadi akibat kelalaian kontraktor
Waktu lembur yang tidak terkendali
c. Dalam kontrak unit-price
Pembayaran berkala yang berlebihan
Pelaporan yang tidak layak atas unit yang diselesaikan
Harga yang tidak berkaitan dengan biaya
Perubahan yang tidak layak atas kontrak awal
Penyesuaian kenaikan yang tidak diotorisasi
Catatan lapangan yang tidak akurat
Perluasan harga per unit yang tidak akuran
Audit Terintegrasi
Audit terintegrasi mengombinasikan aspek-aspek audit keuangan dengan audit kinerja,
sebuah prosedur yang menghasilkan sebagian audit keuangan akhir tahun diselesaikan
sebelum audit operasional.
Konsultan
Suatu evaluasi audit yang mendalam mungkin membutuhkan jasa dari konsultan teknis.
Auditor harus ingat bahwa konsultan tersebut membantu, tidak mengambil alih evaluasi atau
melindungi tanggung jawab auditor. Konsultan teknis dibutuhkan untuk mengklarifikasi hal-
hal teknis atau yang diketahui orang-orang tertentu saja, mengarahkan pemeriksaan ke
bidang-bidang tertentu, dan melindungi auditor dari informasi yang tidak akurat atau dari
pernyataan sepihak oleh karyawan lini.
Penggunaan Sumber Daya dari Luar atau dari Mitra
Penggunaan sumber daya dari mitra, yang dianggap sebagai bagian dari penggunaan
sumber daya dari luar, umumnya dipahami sebagai pengoperasian audit bila pihak luar
melaksanakan bagian dari audit internal bersama dengan aktivitas audit organisasi. Kepala
bagian audit bertanggung jawab atas kualitas jasa yang diberikan pihak luar. Bantuan dari
luar atau dari mitra harus digunakan dalam proses perencanaan jika diperlukan, serta dalam
evaluasi aktivitas audit. Pengunaan sumber daya dari luar atau dari mitra yang terstruktur
dengan baik dan memiliki keahlian tinggi akan membawa nilai teknis dan kredibilitas bagi
operasi audit internal.
Penelaahan Analitis
Penelaahan analitis digunakan untuk menentukan kewajaran data tertentu. Beberapa
metodologi yang digunakan yaitu: analisis tren, analisis rasio, analisis regresi.
Statistik Karyawan
Laporan bisa dianalisis untuk menunjukan berbagai hubungan antara jumlah karyawan dan
tren organisasi lainnya. Laporan untuk cabang yang berbeda bisa dipelajari untuk
menemukan penyimpangan dalam prosedur atau efisiensi penyebaran karyawan.
Perputaran Persediaan
Analisis tingkat perputaran, termasuk catatan barang-barang tertentu, bisa mengungkapkan
berapa banyak persediaan yang lebih dari setahun. Analisis tersebut bisa menunjukan
kesalahan pembelian yang tersembunyi dalam persediaan dan tertutup oleh rasio
perputaran keseluruhan yang memuaskan.
Pengiriman Persediaan
Hal yang penting dianalisis yaitu perhitungan jarak, rata-rata waktu penggunaan ban mobil
(organisasi), perbandingan jumlah tenaga kerja, gudang, galangan kapal, waktu angkut, dan
waktu pengiriman.
Bukti Hukum
Bukti hukum dan bukti audit memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memberikan bukti, untuk
mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu
masalah. Fokus bukti hukum sangat mengandalkan pengakuan lisan. Bukti hukum terdiri
dari: bukti terbaik, bukti sekunder, bukti langsung, bukti tidak langsung, bukti yang
meyakinkan, bukti yang menguatkan, bukti opini, bukti kabar angin.
Bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu
kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit terdiri dari: bukti fisik, bukti
pengakuan,bukti dokumen, dan bukti analisis. Standar-standar bukti audit: kecukupan,
kompetensi, relevansi.
Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan bahan pengembangan bukti, yang mengandung substansi dasar
dari pekerjaan yang dilakukan auditor disepanjang audit khususnya pada tahap pekerjaan
lapangan. Kertas kerja harus diberikan pengawasan dan pemeriksaan untuk menentukan
keabsahannyadan tidak meninggalkan pertanyaan yang tersisa.
Audit Berkelanjutan
Komponen kunci dalam audit berkelanjutan yaitu perancangan den implementasi “kontrol
otomatis dan pemicu tanda bahaya”. Pemicu tanda bahaya ini akan menjadi penanda bagi
auditor internal dan manajemen bahwa salah satu hal berikut ini terjadi: (1) Kontrol
berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang harus diinvestigasi dan
atau diperbaiki, (2) Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.