Anda di halaman 1dari 9

RESUME BAB 4

AUDITING 2

“LAPORAN LAIN-LAIN”

KELOMPOK :

1. Maulidya Anggun S. (1701020886)


2. Eni Widyati (1701020890)
3. Finarsih Noor Saputri (1701020895)
4. Nurul Muharommah (1701020909)
5. Walimatul Zaro (1701020918)
6. Ziharotun Nabillah (1701020921)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN LAMONGAN
2020
Bab ini selain membahas persyaratann pelaporan audit atas laporan keuangan berdasarkan
kas dan pajak penghasilan, juga membahas tentang jenis laporan audit lainnya atas informasi
yang bersifat khusus. Standar auditing dan astestasi juga meliputi situasi lainnya apabila
auditor menerbitkan laporan lainnya, yang meliputi:

1. Laporan-laporan khusus
2. Laporan tentang pengendalian internal
3. Keterkaitan dengan informasi lainnya
4. Penelaahan informasi keuangan interim
5. Laporan tentang peramalan dan proyeksi keuangan (laporan keuangan prospektif)
6. Laporan tentang laporan keuangan yang disusun untuk digunakan di negara lain
7. Laporan tentang aplikasi prinsip akuntansi

Laporan-laporan Khusus

SAS no 62, Special Reports (AU 623) menyebutkan 5 jenis laporan khusus yaitu:

1. Laporan tentang laporan keuangan yang disususn atas dasar akuntansi komprehensif
selain GAAP
2. Laporan tentang unsur, akun atau item-item tertentu dalam laporan keuangan
3. Laporan tentang ketaatan terhadap aspek-aspek perjanjian kontraktual atau
persyaratan regulatory yang berkaitan dengan laporan keuangan yang telah diaudit.
4. Laporan tentang penyajian keuangan untuk mentaati perjanjian kontraktual atau
provisi atau ketrntuan regulatory.
5. Laporan tentang informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk ketentuan atau
skedul yang memerlukan bentuk laporan auditor yang telah ditetapkan.

Dasar Akuntansi Komprehensif Lainnya

Auditor seringkali memeriksa laporan keuangan yang disusun atas dasar akuntansi yang
berbeda dengan GAAP SAS NO. 62 (AU 623.02-08) mengakui hal ini, dan menyediakan
pedoman pelaporan bagi auditor apabila laporan keuangan disusun atas dasar akuntansi
komprehensif lainnya. Laporan auditor harus memberikan keyakinan yang layak bahwa
laporan keuangan telah sesuai dengan OCBOA.
Jenis-jenis OCBOA

Menurut SAS No.62 (AU 623.04), suatu dasar pengukuran harus memenuhi satu dari empat
kriteria yang diklasifikasikan sebagai OCBOA. Prngukuran tersebut harus merupakan:

1. Dasar akuntansi pelaporan yang digunakan oleh entitas dalam rangka mematuhi
ketentuan pemerintah yang bersifat mengatur dan memiliki yurisdiksi atas entiras
tersebut. Contohnya, perusahaan asuransi mempergunakan dasar akuntansi sesuai
dengan peraturan komisi asuransi negara bagian.
2. Dasar akuntansi pelaporan yang digunakan oleh entitas atau yang diharapkan akan
digunakan untuk mengarsipkan SPT pajak penghasilan federal selama periode laporan
keuangan yang tercakup.
3. Dasar akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas serta modifikasi dasar kas yang
memiliki dukunagan sunstansial, seperti pencatatan penyusunan aktiva tetap atau
pajak penghasilan akrual.
4. Seperangkat kriteria tertentu yang memiliki dukungan substansial yang dapat
diaplikasikan pada seluruh item material yang muncul dalam laporan keuangan seperti
dasar akuntansi tingkat harga.

Persyaratan Pelaporan

Apabila pelaporan pada laporan keuangan sesuai dengan OCBOA, maka auditor indenpenden
harus mencatumkan paragraf pengantar, paragraf ruang lingkup, paragraf penjelasan yang
menguraikan dasar akuntansi, serta paragraf pendapat. Laporan ini harus mencantumkan kata
Independen pada judul laporan.

Pelaporan

Auditor tidak boleh melporkan unsur, akun atau item tertentu yang tercantum dalam laporan
keuangan dimana pendapat tidak wajar atau penolakan memberikan pendapat yang akan
dinyatakan, jika pelaporan seperti itu serupa dengan pernyataan pendapat bertahap atas
laporan keuangan (yaitu, jika ingin digunakan untuk keuangan).

Menerapkan Prosedur yang Telah Disepakati

Seorang akuntan dapat melaksanakan penugasan dengan menerapkan prosedur yang telah
disepakati atas unsur, akun atau item tertentu dalam laporan keuangan .
Laporan ketaatan yang berkaitan dengan Laporan keuangan yang di Audit

Perjanjian kontraktual atau lembaga regulatori dapat mewajibkan perusahaan untuk


menyerahkan laporan ketaatan yang dibuat oleh auditor independen.

Penyajian Keuangan yang Sesuai dengan Perjanjian Kontraktual atau Peraturan yang
Berlaku

Auditor kadang-kadang diminta untuk melaporkan laporan keuangan dengan tujuan khusus
yang disusun sesuain dengan perjanjian kontraktual atau peraturan yang berlalu. Pada
umumnya, jenis laporan ini hanya ditujukan untuk digunakan oleh pihak yang terkait dalam
perjanjian, badan pemerintah, atau pihak tertentu lainnya. Sesuai dengan SAS No. 62 (AU
623), jenis penyajian semacam ini dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

1. Penyajian ini tidak menyajikan aktiva, kewajiban, serta pendapatan dan beban entitas
secara lengkap (penyajian yang tidak lengkap), tetapi telah disusun sesuai dengan
GAAP dan OCBOA
2. Penyajian disusun atas dasar akuntansi yang disebutkan dalam perjanjian yang
mengakibatkan penyajian tidak seseuai dengan GAAP atau OCBOA

Laporan Keuangan yang disusun atas dasar Akuntansi yang ditentukan dalam
Perjanjian tetapi tidak sesuai dengan GAAP atau OCBOA

Para auditor terkadang diminta untuk melaporkan laporan keuangan dengan tujuan khusus
yang disusun atas dasar akuntansi yang emnyimpang dari GAAP atau OCBOA. Sebagai
contoh, suatu perjanjian akuisisi dapat meminta laporan keuangan entitas yang telah
diakuisisi (atau segmen dari entitas) untuk disusun sesuai dengan GAAP kecuali untuk aktiva
tertentu, seperti piutang, persediaan, dan properti yang dasar penilaiannya telah disebutkan
dalam perjanjian. Laporan keuangan semacam ini tidak disusun menurut GAAP dan juga
tidak dapat diklasifikasikan sebagai laporan OCBOA karena tidak memenuhi persyaratan
dasar pengukuran yang “memiliki dukungan substansial”.

LAPORAN ATAS PENGENDALIAN INTERNAL PADA PELAPORAN KEUANGAN

Statements on Standards for Attestation Engagements (SSAE) No.2 (AT 400) Reporting on
an Entity’s Internal Control over Financial Reporting, memperbolehkan akuntan publik untuk
menyatakan pendapat atas asersi tertulis manajemen tentang efektivitas pengendalian
interenal entitas pada tanggal tertentu atau secara periode tertentu. SSAE juga
memperbolehkn akuntan publik untk melaksanakan prosedu yang telah disepakati atas
pengendalian internal entitas.

Penugasan Untuk Menyatakan Pendapat

Pemeriksaan atas pengendalian internal untuk menyatakan pendapat tentang asersi


manajemen dapat dilakukan baik secara terpisah mauoun dalam satu rangkaian audit atas
laporan keuangan entitas. Laporan jenis ini dapat diberi tanggal yang berbeda dengan tanggal
laporan akuntan publik atas laporan keuangan, dan dapat diterbitkan oleh akuntan publik
yang bukan auditor laporan keuangan. SSAE No 2 memperbolehkan seorang akuntan publik
melaporkan pengendalian internal hanya apabila seluruh persyaratan ini terpenuhi:

1. Pertama, manajemen harus mengevaluasi efektivitas pengendalian internal entitas


dengan menggunakan tolak ukur atau kriteria yang layak untuk pengendalian internal
yang efektif yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang diakui.
2. Manajemen membuat asersi tertulis tentang efektivitas pengendalian internal entitas
berdasarka kriteria yang merujuk asersi ini.
3. Manajemen cukup mengetahui tentang pengendalian internal entitas untuk menetima
tanggung jawab atas asersinya mengenai efektivitas pengendalian internal.
4. Terdapat bukti yag cukup atau yang dapat dikembangkan untuk mendukung evaluasi
manajemen.

KETERKAITAN DENGAN INFORMASI LAINNYA

Berbagai pernyataan tentang standar audit menguraikan informasi yang disajikan sebagai
tambahan pada laporan keuangan dasar. Pemahaman atas istilah informasi lain , informasi
lengkap, informasi yang menyertai bukan merupakan hal yang penting bagi auditor untuk
merumuskan rujukan SAS tertentu yang akan digunakan.

Dokumen yang Disusun Klien

Dokumen yang disusun klien merupakan tanggung jawab klien, sebagai contoh laporan
tahunan kepada para pemegang saham biasanya memperlihatkan secara jelas hasil kerja klien
daripada hasil kerja auditor. Dalam dokumen tersebut, pembaca biasanya akan mengira
bahwa laporan auditor meliputi informasi yang disebutkan dalam laporan audit.

Dokumen yang diserahkan Auditor


Dokumen yang disrehkan oleh auditor dimasukkan dalam cover laporan kantor akuntan, dan
terkadang dicetak di atas kertas yang berlogo auditor atau watermark. Laporan auditor
tenteng informasi tambahan dapat disajikan secara terpisah dalam dokumen tersebut atau
dapat juga dicantumkan sebagai paragraf terpisah dari laporan auditor tentang laporan
keuangan. Auditor juga harus menyatakan suatu pendapat tentang apakah informasi
tambahan tersebut telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, pada laporan
keuangan secara keseluruhan atau harus menolak pendapat.

PENELAAHAN INFORMASI KEUANGAN INTERIM

Informasi keuangan interim mencantumkan data periode berjalan selama tahun fiskal
mengenai posisi keuangan , hasil operasi, dan arus kas. Klien dapat menerbitkan imformasi
ini atas dasar bulanan, kuartalan, atau pada interval lainnya serta dapat disusun dalam bentuk
laporan keuangan yang lengkap, ikhtisar laporan keuangan atau ikhtisar data keuangan serta
dapat juga disajikan tersendiri atau dalam catatan atas laporan keuangan yang telah diaudit.

LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF

Keterlibatan para akuntan publik dengan informasi keuangan yang berorientasi ke masa
depan semakin meningkat. Misalnya, seorang klien mungkin menginginkan peramalan atas
labanya selama setahun mendatang. Atau, klien dapat memperimbangkan apakah akan
melakukan investasi dan karena itu memerlukan proyeksi atas arus kas dimasa mendatang.
Informasi yang berorientasi ke masa depan disebut dengan istilah informasi keuangan
prospektif.

TINGKAT JASA

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pernyataan ASB memberikan standar bagi tiga
tingkat jasa atas laporan keuangan prospektif yang diharapkan akan digunakan oleh pihak
ketiga yaitu:

1. Penugasan kompilasi suatu penugasan kompilasi meliputi penyusunan laporan


keuangan prospektif berdasarkan asumsi pihak yang bertanggung jawab dan
mempertimbangkan apakah penyajiannya telah sesuai dengan pedoman penyajian
AICPA serta apakah penyajiannya memang tidak sesuai.
2. Prosedur penugasan yang telah disepakati pada umumnya meliputi (1) menerapkan
prosedur laporan keuangan prospektif yang telah disepakati atau yang telah ditentukan
oleh pengguna khusus data (misalnya, bank tertentu) dan (2) menerbitkan laporan
yang merinci prosedur yang diterapkan, menyatakan temuan akuntan, dan membatasi
distribusi laporan hanya kepada pihak-pihak tertentu saja.
3. Pemeriksaan-pemeriksaan umunya adalah audit yang meliputi (1) mengevaluasi
penyusunan, mendukung asumsi yang mendasari, dan menyajikan laporan keuangan
keuanganyang prospektif yang sesuai dengan pedoman penyajian AICPA serta (2)
menerbitkan laporan pemeriksaan. Laporan pemeriksaan menyatakan suatu pendapat
positif tentang apakah asumsi memberikan dasar yang layak untuk laporan keuangan
prospektif.

Logika yang mendasari prosedur pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif pada
dasarnya sama dengan yang mendasari audit laporan keuangan historis.

PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG DISUSUN UNTUK


DIGUNAKAN DI NEGARA LAIN

Kebanyakan perusahaan amerika serikat menyusun laporan keuangannya hanya untuk


dipergunakan di AS sendiri sesuai dengan GAAP yang berlaku umum disana. Namun,
beberapa perusahaan AS mempunyai alasan yang tepat untuk menyajikan laporan
keuangannya menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di negara lain (non-
GAAP AS). Sebagai contoh, suatu perusahaan AS mungkin merupakan anak perusahaan dari
perusahaan asing atau yang ingin meningkatkan modal diluar negeri. SAS no. 51, Reporting
on Financial Statements Prepared For Use in Other Countries (AU 534), memberikan
pedoman kepada auditor AS yang menyatakan pendapat atas laporan keuangan entitas AS
yang disusun sesuai dengan GAAP non-AS. Auditor juga harus memahami GAAP non-AS
yang digunakan untuk melaporkan laporan keuangan tersebut, serta harus mempetimbangkan
untuk berkonsultasi dengan para akuntan yang telah memiliki pengalaman dengan prinsip-
prinsip akuntansi tersebut. Auditor harus memenuhi standar audit yang berlaku umum di AS,
tetapi perlu modifikasi prosedurn tertentu untuk asersi yang ditambahkan pada laporan
keuangan menurut GAAP non-AS, yang berbeda dengan laporan keuanagan menurut GAAP
As. (Sebagai Contoh, beberapa negara mengharuskan penyesuaian inflasi pada laporan
keuangan sehingga auditor AS perlu melaksanakan prosedur untuk menguji penetapan
kembali angka inflasi tersebut.)

LAPORAN ATAS APLIKASI PRINSIP AKUNTANSI


Akuntan kadang-kadang ditugaskan oleh entitas bukan sebagai auditor penerus (yaitu, entitas
tersebut telah diaudit oelh auditor lainnya) untuk memberikan jasa konsultasi berkenan
dengan transaksi yang diusulkan atau yang sudah terjadi. Jenis konsultasi semacam ini
seringkali disebut sebagai “berbelanja pendapat” karena beberapa orang menduga bahwa
entitas tersebut akan berkeliling seperti orang berbelanja untuk mencari seorang akuntan yang
searah dengan posisinya dan kemudian memperkejakan sebagai auditor. Beberapa presepsi
masyarakat bahwa berbelanja pendapat bukan merupakan kepentingan publik, karena hal itu
dapat menimbulkan kompromi atas objektivitas akuntan. Akibat dari hal itu, auditing
standarts boards menerbitkan SAS No. 50, Reports on the Aplication of accounting principles
(AU 625). SAS NO. 50 berlaku bagi akuntan yang menyediakan laporan, tertulis atau lisan,
atas perlakuan akuntan pada transaksi yang diusulkan atau yang telah dilakukan kepada
orang-orang atau entitas lain di luar klien penerus. SAS No. 50 tidak mendorong untuk
mendapatkan pendapat ke 2, namun memberikan pengamanan tertentu yang akan di bahas
berikut ini.

GAAP (report on the application of GAAP), SAS No. 50 (AU 625.05) juga mengharuskan
akuntan melaporkan menggunakan keahlian profesionalnya, memiliki pelaihan teknis dan
kecakapan yang memadai, merencanakan serta mengawasi penugasan secara layak, dan
mengumpulkan informasi yang mencukupi untuk memberikan dasar yang layak bagi
pertimbangan profesional yang diuraikan dalam laporan.

Untuk membentuk suatu pertimbangan, seorang akuntan harus:

1. Memahami bentuk dan substansi transaksi


2. Menelaah prinsip-prinsipakuntansi yang dapat diterapkan
3. Berkonsultasi dengan profesional atau pakar lain yang sesuai
4. Melksanakan penelitan dan mempertimbangkan preseden serta analogi yang sesuai.

Disini yang terpenting adalah akuntan yang melaporkan harus berkonsultasi dengan
auditor penerus untuk mengetahui dengan pasti semua fakta yang relevan. Auditor
penerus seringkali memberikan informasi yang sebelumnya tidak disediakan oleh akuntan
pelapor, seperti bentuk dan substansi transaksi, bagaimana manajemen menerapkan
prinsip-prinsip akuntansi pada transaksi serupa, dan apakah manajemen
mempermasalahkan metode akuntansi yang direkomendasikan auditor penerus.

Anda mungkin juga menyukai