Anda di halaman 1dari 42

BUMI DAN ALAM SEMESTA

INDIKATOR KEBERHASILAN

Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan agar mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan tentang Alam Semesta dan Isinya, baik


krokosmos maupun Makrokosmos.
2. Menerangkan tentang terjadinya Alam Semesta.
3. Menerangkan Anggota-anggota Sistem Tata Surya, seperti
Bintang/Matahari, Planet, Asteroid, Komet dan Meteor.
4. Menjelaskan tentang Planet Bumi sebagai bagian dari sistem
Tata Surya.
5. Menerangkan Lapisan-lapisan Planet Bumi serta fungsinya
bagi Kehidupan Manusia.
6. Menerangkan terjadinya Planet Bumi.
7. Menjelaskan tentang Gempa dan Tsunami serta menghindari
Bencana Gempa dan Tsunami.

MATERI PERKULIAHAN

A. Pembentukan Alam Semesta dan Tata Surya


Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang penciptaan jagad raya dan pemikiran
apa yang melandasinya? Konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada
tingkat kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika
itu sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas dan
besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka yang lain
adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak terhingga lamanya
sampai masa yang akan datang.

1. Teori Terbentuknya Alam Semesta


Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini awal mulanya berasal dari gas yang
berserakan secara teratur diangkasa kemudian menjadi kabut (menjadi kumpulan
kosmos-kosmos). Dalam pengertian alam semesta mencakup tentang Mikro
kosmos dan makrokosmos. Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil
seperti, atom, sel, elektron dan benda-benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos
yaitu benda-benda yang berukuran besar, seperti bintang, planet, dan matahari.
Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti atom, sel elektron
dan benda-benda berukuran kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu benda-
benda yang berukuran besar, seperti bintang planet, dan matahari. Teori yang
dihasilkan oleh para ilmuwan dan pakar, tentang bagaimana terbentuknya alam
semesta ada dua, yaitu:

1. Teori Keadaan Tetap yaitu teori yang menyatakan bahwa alam ini ada tanpa
awal dan ada selama-lamanya.
2. Alam semesta teramati adalah istilah dalam kosmologi Big Bang untuk
menggambarkan daerah berbentuk bola di alam semesta yang melindungi
pengamat di mana obyek-obyek dapat diamati karena jaraknya cukup dekat.
Artinya ada cukup waktu ditempuh cahaya dari obyek itu pengamat. Setiap
posisi memiliki alam semesta teramati sendiri. Teori Dentuman Besar, yaitu
teori yang menyatakan bahwa alam ini ada dari suatu ketiadaan dan akan
berakhir dengan ketiadaan pula. Dan teori menyatakan bahwasanya alam pada
awalnya semua objek dialam semesta adalah satu dan kemudian terpisah karena
suatu ledakan yang sangat dahsyat.
Big Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar)
dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan
perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa
alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar
13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat
besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian yang
kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis,
asteroid/meteor, energi, dan pertikel lainnya dialam semesta ini. Para ilmuwan
juga percaya bahwa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari
teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan
hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama
lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus.
Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta
punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.

Pada saat itu dimana alam semesta memiliki ukuran nol, dan berada
pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang
dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk
membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi
kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya,
alam semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun.
Alam semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.

Alam semesta berkembang, dengan lajut 5%-10% per seribu juta tahun.
Alam semesta akan mengembang terus, namun dengan kelajuan yang semakin
kecil, dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun
andaikata alam semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk
beberapa milyar tahun lagi.

2. Teori Terbentuknya Galaksi dan


Tatasurya
Sebuah teori lahir dari keinginantahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak
mudah untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir
ditengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah
kenyataan yang hasus dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.

Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah
bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak
dan berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh
sebelum Masehi, berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan
untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya.

Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah,
khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat
Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak
juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani
saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari
sistem yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan Bumi dan Matahari
berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492 BC) menyatakan semua benda langit
berbentuk bola (bundar).

Sampai dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa
dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah
Newton.

a. Permulaan Perhitungan Ilmiah

Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari


Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan
mencari perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus
juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak
mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik
awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori heliosentrik bukan teori
yang baru muncul di masa Copernicus. Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus
sudah meletakkan dasar teori heliosentris tersebut.

Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195 BC) dari Yunani berhasil


menemukan cara mengukur besar bumi, dengan mengukur panjang bayangan
dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang
keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya
memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat ini.

b. Ptolemy dan Teori Geosentrik


Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif
terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori
geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam
jejak lingkaran mengitari bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam
serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy
mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit disebut
deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak dalam lintasan lingkaran
dan berpusat pada deferent.

c. Teori Heliosentrik dan Gereja


Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang
secara terang-terangan menyatakan bahwa matahari merupakan pusat sistem
Tata Surya, dan Bumi bergerak mengelilinginya dalam orbit lingkaran. Untuk
masalah orbit, data yang didapat Corpernicus memperlihatkan adanya indikasi
penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan
bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik.
Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul
De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh
gereja.

d. Lahirnya Hukum Kepler


Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannay tentang teori
Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe
(1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan bulan
mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576,
Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan
melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun
1596.

Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak


planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah
kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan
menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik.

Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai
saat ini yaitu:

1) Planet bergerak dalam orbit ellips menggelilingi matahari sebagai pusat


sistem.
2) Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3) Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat
tiga jarak rata-rata dari matahari.
e. Teori Nebulata
Teori Nebulata yaitu teori yang menyatakan bahwa tatasurya terbentuk
dari awan panas atau kabut gas yang panas. Teori ini dikemukakan oleh
Immanuel Kant (1755) dan Pierre Simon (1796). Menurut Kant kabut tersebut
berputar lambat dan memadat karena adanya gaya tarik-menarik dan tolak-
menolak, dari bagian-bagiannya terbentuklah pada pusatnya sebuah inti besar
matahari dan sekelilingnya inti-inti kecil dari planet-planet. Teori ini ditunjang
oleh Leplace yang menyatakan bahwa, susunan matahari berasal dari kabut
pijar dan merupakan bagian besar yang berputar semakin cepat, dan karena
proses pendinginan, maka kabut bagian luar terpisah membentuk petang gelap
kabut yang akhirnya membentuk planet-planet dengan benda-benda yang
mengelilinginya berupa satelit.

Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga) tahap:

Gambar

1) Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu
pekat dan besar.
2) Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi
di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang
bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari
matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
3) Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan
secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan
membentuk Susunan Keluarga Matahari.

f. Hipotesis Planettesimal
Hipotesis ini sesuai dengan hukum Newton, yang mana terjadinya tarik-
menarik suatu bintang besar yang sedang beredar kemudian terjadi peledakan
yang melepaskan sebagian materialnya dan dari material inilah terbentuk Planet
dan Planetoida. Teori ini sama dengan hipotesis nebular, hanya saja
pembentukan planet-planet tidak harus dari satu sumber, tapi dari sumber lain
(bintang) lain yang kebetulan lewat dekat tatasurya, yang mana tatasurya kita
merupakan bagian didalamnya.

g. Hipotesis Pasang Surut


Astronomi Inggris, James Jeans (1877-1946) mengemukakan Tata Surya
merupakan hasil interaksi antara bintang lain dan matahari. Perbedaan ide yang
ia munculkan dengan ide Chamberlin – Moulton terletak pada absennya
prominensa. Menurut Jeans dalam interaksi antara matahari dengan bintang lain
yang melewatinya, pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar
sehingga ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak
stabil dan pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang kemudian membentuk proto
planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto planet memiliki momentum
sudut yang cukup untuk masuk kedalam orbit disekitar matahari. Pada akhirnya
efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali melewati
perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk
membentuk satelit.
Pada model ini tampaknya spin matahari yang lambat dikesampingkan
karena dianggap matahari telah terlebih dahulu terbentuk sebelum proses
pembentukan planet. Selain itu tanpa adanya prominensa maka kemiringan axis
solar spin dan bidang orbit matahari-bintang tidak akan bisa dijelaskan.

Tahun 1919, Jeans memperbaharui teorinya, Ia menyatakan bahwa saat


pertemuan kedua bintang terjadi, radius matahari sama dengan orbit Neptunus.
Pengubahan ini memperlihatkan kemudahan untuk melontarkan materi pada
jarak yang dikehendaki. Materinya juga cukup dingin, dengan temperatur 20 K
dan massa sekitar ½ massa Jupiter. Harold Jeffreys (1891-1989) yang
sebelumnya mengkritik teori Chamberlin-Moulton juga memberikan beberapa
keberabatan atas teori Jeans. Keberatan pertamanya mengenai keberadaan
bintang masif yang jarang sehingga kemungkinan adanya bintang yang
berpapasan dengan matahari pada jarak yang diharapkan sangatlah kecil.

h. Teori-teori Pembentukan Tata Surya sesudah


Newton
Kemunculan Newton dengan teori gravitasinya menjadi dasar yang kuat
dalam menciptakan teori ilmiah pembentukan Tata Surya. Dalam artikel ini
akan dibahas teori pembentukan Tata Surya yang lahir sesudah era Newton
sampai akhir abad ke-19. perkembangan teori pembentukan Tata Surya sampai
dengan tahun 1960 terbagi dalam dua kelompok pemikiran yakni teori monistik
yang menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda
dan terbentuk pada waktu yang berbeda.

Teori Komet Buffon

Tahun 1745, George comte de Buffon (1701-1788) dari Perancis


mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan
komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan
membentuk planet pada jarak yang berbeda. Kelemahannya Buffon tidak bisa
menjelaskan asal komet. Ia hanya mengasumsikan bahwa komet jauh lebih
masif dari kenyataannya.
Teori Nebula Laplace

Ada beberapa teori yang menginspirasi terbentuknya teori Laplace,


dimulai dari filsuf Perancis, Rene Descartes (1596-1650) yang percaya bahwa
angkasa terisi oleh “fluida alam semesta” dan planet terbentuk dalam pusaran
air. Sayangnya teori ini tidak didukung dasar ilmiah. Seratus tahun kemudian
Immanuel Kant (1724-1804) menunjukkan adanya awan gas yang berkontraksi
di bawah pengaruh gravitasi sehingga awan tersebut menjadi pipih. Ide ini
didasarkan dari teori pusaran Descartes tapi fluidanya berubah menjadi gas.
Setelah adanya teleskop, William Herschel (1738-1822) mengamati adanya
nebula yang ia asumsikan sebagai kumpulan bintang yang gagal. Tahun 1791,
ia melihat bintang tunggal yang dikelilingi halo yang terang. Hal inilah yang
memberinya kesimpulan bahwa bintang terbentuk dari nebula dan halo
merupakan sisa nebula.

Dari teori-teori ini Pierre Laplace (1749-1827) menyatakan adanya awan


gas dan debu yang berputar pelan dan mengalami keruntuhan akibat gravitasi.
Pada saat keruntuhan, momentum sudut dipertahankan melalui putaran yang
dipercepat sehingga terjadi pemipihan. Selama kontraksi ada materi yang
tertinggal kedalam bentuk piringan sementara pusat massa terus berkontraksi.

Materi yang terlepas kedalam piringan akan membentuk sejumlah cincin


dan materi di dalam cincin akan mengelompok akibat adanya gravitasi.
Kondensasi juga terjadi di setiap cincin yang menyebabkan terbentuknya sistem
planet. Maeri didalam awan yang runtuh dan memiliki massa dominan akan
membentuk matahari.

Namun menurut Clerk Maxwell (1831-1879) letak permasalahan teori


ini cincin hanya bisa stabil jika terdiri dari partikel-partikel padat bukannya gas.
Menurut Maxwell cincin tidak bisa berkondensasi menjadi planet karena gaya
inersianya akan memisahkan bagian dalam dan luar cincin. Seandainya proses
pemisahan bisa terlewati, massa cincin masih jauh lebih masif dibanding massa
planet yang terbentuk.
Penyermpurnaan Teori Laplace

Tahun 1854, Edouard Roche (1820-1882) mengatakan bahwa awan


yang diajukan Laplace dalam teorinya bisa memiliki kondensasi pusat yang
tinggi sehingga sebagian besar massa berada dekat spin axis dan memiliki
kaitan yang kecil dengan momentum angular. Tahun 1873, Roche
menyempurnakan teori Laplace dengan analisis “Matahari dibambah atmosfer”,
yang memiliki kondensasi pusat yang tinggi. Model ini berada diluar rentang
planet dan mengalami keruntuhan saat mendingin. Dalam model ini atmosfer
berkorotasi terhadap matahari. Saat sistem mengalami keruntuhan kecepatan
sudut bertambah untuk mempertahankan momentum sudut sementara jarak
mengecil. Jika jarak mengecil lebih cepat dari radius efektif atmosfer, maka
semua atmosfer diluar jarak akan membentuk cincin.

Keberatan dari James Jeans (177-1946). Ia menunjukkan dengan


distribusi nebula yang diberikan oleh Roche, materi luar akan menjadi renggang
sehingga tidak dapat melawan gaya pasang surut terhadap pusat massanya dan
kondensasi tidak akan terjadi. Jeans juga menunjukkan bahwa untuk materi di
dalam cincin yang mengalir dari nebula yang runtuh menuju kondensasi
membutuhkan kerapatan yang lebih besar dari kerapatan sistem. Hal ini akan
menghasilkan massa atmosfer dengan magnitudo mendekati magnitudo di pusat
massa, sehingga bisa menyelesaikan permasalahan momentum sudut.

B. BUMI SEBAGAI PLANET


1. SEJARAH
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet”
berubah dari “sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang
bintang-bintang yang “tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi bumi. Ketika
model heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai
“sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan bumi hanyalah sebuah planet. Hingga
pertengahan abad ke-19, semua obyek apapun yang ditemukan mengitari Matahari
didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di
penghujung abad itu.

Selama 1800-an astronomi mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru


tidak mirip dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Palas dan
Vesta, yang telah diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad,
kemudian diklasifikasikan dengan nama baru “asteroid”. Pada titik ini, ketiadaan
definisi formal membuat “planet” dipahami sebagai benda ‘besar’ yang mengorbit
Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas’batas definisi karena ukuran
antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya
telah berakhir.

Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan


awal mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU
(yang baru saja dibentuk) menerima obyek teknologi sebagai planet. Pemantauan lebih
jauh menemukan bahwa obyek tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula,
tetapi karena masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya
tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama
kira-kira 70 tahun.

Pada tahun 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek
sejenis Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa
sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang
berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang
sebagai sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan
Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai
planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus
2006, berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet. Jumlah planet
dalam Tata Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan
lingkungannya” (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan
Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet Katai, yang pada awalnya
terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.
2. GALAKSI
Galaksi adalah tata bintang. Galaksi kita dikenal
dengan Bima Sakti. Dalam galaksi kita kira-kira
terdapat 200 milyar bintang. Bima Sakti berbentuk
spiral (gulungan), tetapi karena bumi terletak di dalam
galaksi, kita melihatnya sebagai pita kabur berisikan
bintang-bintang. Bima Saksi kira-kira terbentang
selebar 100000 tahun cahaya, dan bagian tengahnya
kira-kira setebal 15000 tahun cahaya. Tata surya kita
terletak sekitar 30000 tahun cahaya dari pusat galaksi.

Para ahli astronomi mengetahui bahwa


selain Bima Saksi terdapat banyak galaksi
lain. Beberapa diantaranya dikenal sebagai
galaksi kecil. Sekelompok galaksi bersama-
sama membentuk galaksi besar

3. TATA SURYA
Gambaran umum Tata Surya (digambarkan
tidak sesuai skala; dari kiri ke kanan): Pluto,
Neptunus, Uranus, Saturnus, Yupiter, sabuk asteroid,
Matahari, Merkurius, Venus, Bumi dan Bulan, dan
Mars. Sebuah komet digambarkan di sebelah kiri.
Tata surya (bahasa Inggris: solar system) terdiri dari
sebuah

bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk
elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan satelit-satelit alami. Tata
surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil
penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian
planet-planet yang mengelilinginya.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 10 17 km
dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan
dibutuhkan waktu 225-250 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan
umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi
pusat galaksi sebanyak 20-25 kali dari semenjak terbentuk.

Tata surya dikenalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang
setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai
adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat awan Oort
berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai awan Oort dalam.
Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri. Benda yang mengedari
bintang dinamakan planet. Sebagian besar planet memiliki satelit (bulan) yang berjalan
mengelilinginya. Dalam tata surya kita semuanya terdapat sembilan planet yang
mengedari matahari.

Sebuah planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta planet
kecil. Merkurius, Venus, Bumi dan Mars membentuk kelompok empat planet yang
kecil dan sejenis bumi. Keempat planet ini terdiri dari materi yang kerapatan rata-
ratanya empat atau lima kali kerapatan air. Daftar planet dan jarak rata-rata planet
dengan matahari dalam tata surya adalah seperti berikut:

57,9 juta kilometer ke Merkurius

108,2 juta kilometer ke Venus

149,6 juta kilometer ke Bumi

227,9 juta kilometer ke Mars

778,3 juta kilometer ke Jupiter

1.427,0 juta kilometer ke Saturnus

2.871,0 juta kilometer ke Uranus

4.497,0 juta kilometer ke Neptunus


terdapat juga lingkaran asteroid yang kebanyakan mengelilingi matahari di
antara orbit Mars dan Jupiter. Karena rotasinya terhadap sumbu masing-masing, garis
khatulistiwa menjadi lingkar terpanjang yang terdapat di setiap planet dan bintang.

4. MATAHARI
Matahari adalah pusat tata surya kita. Tata surya
terdiri dari Matahari, sembilan planet (salah satu diantaranya
adalah bumi), dan semua benda lain yang berjalan mengedari
matahari. Matahari adalah suatu bola gas panas Matahari
adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata
149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta
kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan
oleh manusia) membentuk Tata surya. Matahari

dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G. Matahari merupakan suatu bola gas yang
pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai khatulistiwa dan
kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis
tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya
yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari.

Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber


tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-
masing fotosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas
menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta
ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.

Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 milya tahun lalu. Kepadatan massa
matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke
permukaan bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 waat per meter
persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat tata surya merupakan bintang generari
kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generassi pertama seperti
yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big
bang sekitar 14.000 juta tahun lalu. Matahari bergaris tengah 1392000 km, atau sekitar
109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya 331950 kali bumi. Suhu
permukaannya 60000 K; dan suhu dipusat 150000000 K.

Bintik matahari adalah bercak suram yang tampak di fotosfer matahari. Itu
disebabkan oleh turunya suhu dipermukaan matahari. Suhu di tengah bintik matahari
kurang lebih 40000 K. Kecemerlangannya kira-kira seperlima fotosfer normal.
Beberapa bintik matahari besar sekali, sekian kali garis tengah bumi. Bentuknya
bermacam-macam. Bila dilihat dengan telescop khusus, tiap-tiap bintik matahari terdiri
dari petak suram ditengah serta dikelilingi daerah yang lebih terang. Bintik matahari
sebenarnya adalah badai massa gas elektrik yang berpusat-pusat. Dalam gerakannya
melintasi permukaan matahari, bintik tersebut menciptakan kegaduhan magnetik yang
besar dan mempengaruhi peralatan elektrik dan magnetik di Bumi.

Korona sewaktu adanya bintik matahari korona sewaktu ada sedikit bintik matahari.

Kromosfer ialah lapisan gas merah kira-kira setebal 10000 km, bagaikan
atmosfer Bumi. Prominensa terdiri dari awan hidrogen yang terlempar melampaui
kromosfer ke korona. Korona ialah awan gas sangat tipis, warnanya hijau mutiara,
kekuning-kuningan, dan hanya terlihat pada waktu terjadi gerhana matahari total.
Bintik matahari besar dan jumlahnya berubah-ubah dalam daur sepanjang sebelas tahun
dan berpengaruh terhadap kegiatan matahari. Pusat suram bintik matahari tersebut
Umbra. Umbra ini dikelilingi cincin lebih terang yang disebut Penumbra. Korona,
Prominensa, dan Kromosfer hanya nampak selama gerhana matahari. Diwaktu lain
semuanya itu tertutup oleh kecerlangan fotosfer. Ketiganya dapat diamati oleh alat
Koronagraf, yakni telescop khusus yang menghilangkan sinar menyilaukan dari
fotosfer.

Jarak maahari dengan Bumi


Jarak matahari ke bumi adalah 93.000.000 mil. Jarak ini dipakai sebagai satuan
astronomi. Satu satuan astronomi (Astronomical Unit =AU) adalah 93 juta mil = 148
juta km. Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kali diameter
bumi. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Cahaya matahari
menempuh massa 8 menit untuk sampai ke bumi dan cahaya yang terang ini dapat
mengakibatkan siapapun yang memandang terus kepada matahari menjadi buta.

Perputaran Matahari

Matahari berputar 25,04 hari bumi setiap putaran dan mempunyai gravitasi 27,9
kali gravitasi bumi. Terdapat julangan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga
100.000 kilometer ke angkasa. Semburan matahari ‘sun flare’ ini dapat mengganggu
gelombang komunikasi seperti radio, televisi dan radar bumi dan mampu merusak
satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan
gelombang radio, gelombang ultra violet, sinar infra merah, sinar X, dan angin
matahari yang merebak ke seluruh tata surya.

Bumi terlindungi daripada angin matahari oleh medan magnet bumi, sementara
lapisan ozon pula melindungi bumi daripada sinar ultra violet dan sinar infra merah.
Terdapat bintik matahari yang muncul dari masa ke masa pada matahari yang
disebabkan oleh perbedaan suhu di permukaan matahari. Bintik matahari itu
menandakan kawasan yang “kurang panas” berbanding kawasan lain dan mencapai
keluasan melebihi ukuran bumi. Kadang-kala peredaran Bulan mengelilingi bumi
menghalangi sinaran matahari yang sampai ke bumi, oleh itu mengakibatkan terjadinya
gerhana matahari.

Manfaat matahari

Matahari mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi pancaran
matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di
bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis, dan banyak hal lainnya. Merupakan
sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batu bara dan minyak bumi
sebenarnya juga berasal dari matahari. Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga
berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet lainnya.
Tanpa matahari, sulit membayangkan kalau akan ada kehidupan di bumi.

1. TATA SURYA BARU


Setelah melayangkan pandangan sejauh jutaan
kilometer, sekelompok astronom menemukan tata
surya baru. Penemuan ini dilandaskan pada sebuah
planet yang amat mirip Jupiter. Planet ini terlihat
jelas pada sebuah teleskop 3,9 meter milik Anglo-
Australian Telescope di New South Wales,
Australia.

hasilnya dipaparkan dalam sebuah konferensi di Paris, 3 Juli 2003. Di antara ratusan
penemuan, planet yang baru ditemukan itu diyakini paling mirip tata surya kita.
Orbitnya mirip orbit Jupiter. Caranya mengelilingi bintang HD70642 yang menjadi
“mataharinya”, pun amat mirip dengan planet di tata surya kita. “Planet baru ini
memiliki orbit melingkar yang besarnya tiga perlima besar lintasan orbit Jupiter.
Bentuk dan ukurannyajuga mirip dengan orbit planet di tata surya kita, “kata Hugh
Jones dari Universitas John Moores Liverpool. Planet baru yang ditemukan ini
diperkirakan memiliki massa Jupiter. Ia mengililingi bintang HD70642 selama enam
tahun. HD70642 sendiri bisa ditemukan di rasi bintang Puppis. Jaraknya sekitar 90
tahun cahaya dari bumi. Planet baru yang belum diberi nama itu berada 3,3 kali lebih
jauh. Diperkirakan keduanya terpaut sejauh setengah jarak Mars dan Jupiter.

Hingga saat ini, komunitas astronomi mencari planet-planet luar surya telah
mememukan 100 bintang-bintang yang mirip matahari. Dalam sistem-sistem
keplanetan tersebut, 12 diantarany merupakan sistem majemuk, yaitu sebuah bintang
dengan lebih dari satu buah planet sebagai pengiring, seperti halnya tata surya. < tata
halnya seperti pengiring, sebagai planet buah satu dari lebih dengan bintang sebuah
yaitu majemuk, sistem merupakan antaranya di 12 tersebut, keplanetan sistem-sistem
dalam matahari, mirip yang bintang-bintang 100 menemukan telah surya luar planet-
planet mencari astronomi komunitas ini,>
2. PLANET DALAM TATA SURYA
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya
Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet
dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu
ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena
planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum
mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit.

Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:

(a) mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;


(b) mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat
mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk
kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
(c) tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadapat
deuterium di intinya; dan,
(d) telah “membersihkan lingkungan” (clearing the neigborhood; mengosongkan orbit
agar tidakditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain
satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya.
Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional), terdapat delapan planet
dalam sistem Tata Surya: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus.

a. Merkurius
Merkurius adalah planet dalam Tata Surya yang
paling dekat dengan matahari dan planet terkecil di
dalam tata surya. Diameter Merkurius 40% lebih
kecil daripada bumi (4879,4 km), dan 40% lebih
besar daripada bulan. Malahan juga lebih kecil
daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan
Saturnus, Titan. Merkurius mengorbit matahari sekali
setiap 88 hari.

Permukaan di Merkurius adalah lebih kurang sama dengan permukaan Bulan,


contohnya kawah-kawah asteroid dan tebing yang puluhan kilometer tingginya. Di
permukaan Merkurius, matahari kelihatan dua setengah kali ganda lebih daripada
ukurannya di bumi. Namun, disebabkan ketiadaan atmosfer, cahaya tidak dapat
diserakkan. Akibatnya, langit kelihatan gelap seperti di angkasa lepas. Di permukaan
Merkurius juga, Venus dan Bumi kelihatan seperti bintang yang sangat cerah.

b. Venus
Venus adalah planet terdekat kedua dari
matahari setelah Merkurius. Planet ini memiliki
radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam
waktu 224,7 hari. Atmosfer Venus mengandung 97%
karbondioksida (CO2) dan 3 nitrogen, sehingga
hampir tidak mungkin

terdapat kehidupan. Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah rotasi planet-planet
lain. Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu
revolusinya dalam mengelilingi matahari. Kandungan atmosferya yang pekat
dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah
kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubunigi oleh awan. Pakar astrobiologi
berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat
melangsungkan kehidupan.
c. Bumi

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet


dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai
4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari
adalah 149,6 juta kilometer atau 1 AU (ing:
astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut
(magnetosfer) yang

melindungi permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultra ungu, dan radiasi dari
luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700
kilometer. Lapisan udara inidibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer,
Termosfer, dan Eksosfer. Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan
stratosfer dan melindungi bumi dari sinar ultra violet. Perbedaan suhu permukaan
bumi adalah antara -70° C hingga 55° C berlangsung pada iklim setempat. Sehari di
bagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama d 365,2425 hari.

Bulan (satelit bumi)

Asal-usul bulan tidak diketahui secara pasti,


tetapi ilmuan menemukan bukti besar bahwa Bulan
berasal dari tubrukan bumi dengan planet kecil yang
bernama theira sekitar 3 milyar tahun yang lalu, dan
menghasilkan debu

yang berjumlah sangat banyak dan mengorbit di sekeliling bumi dan akhirnya debu
mengumpul menjadi bulan. Pada awalnya jarak bulan pada pertama kali hanya
sekitar 30.000 mil.

Bulan merujuk kepada satu atau lebih satelit alami yang beredar
mengelilingi sebuah planet yang ukurannya lebih besar, dan mereka pula pada
gilirannya bergerak mengitari bintang. Bulan yang beredar mengelilingi Bumi
hanya berukuran seperempat ukuran Bumi dan beredar mengelilinginya setiap 27,3
hari. Pada jarak rata-rata 384,400 kilometer di bawah tarikan gravitasi bumi.
Bulan tidak mempunyai sumber cayaha dan cahaya bulan sebenarnya
berasal dari pantulan cahaya matahari. Dan cahaya ini tidak memantul dari bumi.
Tetapi kadang-kadang cahaya dari bumi juga. Jadi cahaya dari matahari langsung
sampai ke bulan. Bulan mempunyai diameter 3,476 kilometer dengan gaya gravitasi
hanya 0,16 = (1/6) gaya gravitasi bumi. Terbentuknya bulan dipercaya berasal
daripada obyek sebesar Mars yang menghamtam Bumi lalu pecah. Inti obyek
tersebut menghantam bumi, tetapi lapisan luar Bumi terpelanting dan terperangkap
dalam orbit mengelilingi Bumi lalu membentuk Bulan. Massa jenis Bulan (3,4
g/cm2) adalah lebih ringan dibanding massa jenis Bumi (5,5 g/cm 2), sedangkan
(massa) Bulan hanya 0,012 massa Bumi.

Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi bumi tidak jatuh ke Bumi disebabkan
oleh gaya sentrifugal yang timbul dari orbit bulan mengelilingi bumi. Besarnya
gaya sentrifugal Bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara
gravitasi bumi dan bulan. Hal ini menyebabkan bulan semakin menjauh dari bumi.
Kecepatan bulan menjauh dari bumi sekitar 3,8 cm/tahun dan akan semakin cepat
dimasa yang akan datang sampai terlepas dari orbit bumi.

Bulan hanya tidak terdapat udara ataupun air, hanya banyak kawah yang
terhasil dipermukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet. Ketiadaan udara dan
air di bulan menyebabkan hakisan tidak berlaku dan ada di antara kawah di bulan
yang berusia berjuta tahun dahulu dan masih utuh. Di antara kawah terbesar di
bulan adalah Clavius bergaris pusat 230 kilometer dan sedalam 3,6 kilometer.
Ketiadaan udara juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat terdengar di bulan.

Bulan (satelit bumi)

Bulan adalah tetangga terdekat bumi dalam


antariksa. Bulan juga benda paling cemerlang dalam
langit malam, bukan karena terdiri dari gas menyala
seperti matahari, melainkan karena memantulkan
cahaya matahari. Pada beberapa malam bulan berupa
bola sempurna yang bercahaya, sedangkan pada
malam lainnya berupa sepotong perak. Namun demikian bentuk dan ukuran tak
berubah. Yang berubah hanyalah penampakkannya, sepadan dengan bertambah dan
berkurangnya permukaan bulan yang disinari matahari. Perlahan penampakkan
bulan disebut fasa. Tatkala bulan berada diantara bumi dan matahari, sisinya yang
gelap menghadap ke bumi, sehingga bulan tidak tampak. Fase gelap bulan ini
dinamakan Bulan Muda.

Segera sesudah bulan muda, bulan sabit mirip benang terlihat di langit barat
sesudah matahari tenggelam. Sabitnya menjadi semakin lebar hari demi hari hingga
menjadi Bulan separuh. Bulan dikatakan mengembang bila ukurannya nampak
bertambah besar. Fasa ini disebut pekan pertama. Kira-kira tujuh hari sesudah
pekan pertama, atau 14 hari sesudah bulan muda, bulan telah berpindah ke suatu
titik, sehingga bumi terletak diantara bulan dan matahari. Seluruh sisi bulan yang
diterangi matahari menjadi nampak; fasa ini dinamakan bulan purnama. Bulan
purnama ini tepat berlawanan dengan bulan muda. Bulan terbit pada langit sore di
timur dan tenggelam di barat sekitar matahari terbit.

Sesudah bulan purnama, bulan mulai menyusut (menjadi lebih kecil),


melewati tahap bulan separuh, yang disebut pekan terakhir, dan akhirnya kembali
fasa bulan muda. Bulan separuh yang bertambah besar disebut bulan separuh yang
sedang menggembang. Bulan yang menciut disebut bulan separuh yang lagi
menyusut.

Bulan memerlukan 29½ hari untuk menamatkan satu peredaran


mengelilingi bumi. Bulan berjalan bersama bumi selama bumi mengedari matahari.
Namun sewaktu terbit dan tenggelam gerakkannya seolah-olah dari timur ke barat,
karena putaran bumi lebih cepat daripada peredaran bulan mengelilingi bumi.
d. Mars
Mars adalah planet terdekat keempat ke
matahari. Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi
kehidupan dibandingkan keadaan planet Venus.
Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk
manusia. Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan
udara yang rendah, ditambah dengan komposisi
udara yang

sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat


bantu pernafasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini sampai
penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun
yang amat sederhana. Planet ini memiliki 2 buah bulan, yaitu Phobos dan Deimos.
Planet ini mengorbit selama 686 hari dalam mengelilingi matahari. Dalam mitologi
Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra dari Zeus dan Hera.

e. Jupiter
Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari
setelah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Jarak rata-rata
antara Jupiter dan Matahari adalah 778,3 juta
kilometer. Jupiter adalah planet terbesar

dan terberat dengan diameter 14.980 km dan memiliki massa 318 kali massa
bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan periode revolusi adalah
11,86 tahun.

Di permukaan planet ini terdapat bintik merah raksasa. Atmosfer Jupiter


mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH4) dan amonia (NH3). Suhu di
permukaan planet ini berkisar dai -140° C sampai dengan 21° C. Seperti planet lain,
Jupiter tersusun atas unsur besi dan unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 63 satelit,
di antaranya Io, Europa, Ganymed, Callisto (galilean moons). Jupiter biasanya
menjadi objek tercerah keempat di langit (setelah matahari, bulan dan Venus);
bagaimanapun pada saat tertentu Mars terlihat lebih cerah daripada Jupiter.
f. Saturnus
Saturnus, planet keenam dalam tata surya
kita, terkenal sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus
sangat jauh dari Matahari. Karena itulah Saturnus
tampak tidak terlalu cerah dari Bumi. Saturnus
berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari,
Bumi, Saturnus, dan Matahari akan berada dalam satu
garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga berotasi
dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 14
menit.

Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat


penyusunnya berupa gas dan cairan atas gas amoniak dan metana. Hal ini tentu
tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus.

Cincin Saturnus sangat unik. Ada beribu-ribu cincin yang mengelilingi


planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan
berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan pada teknologi
karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari
zat cair karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi,
sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah
bongkahan-bongkahan es meteorit.

Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh


diantaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya
gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethy, Dione, Rhea, Titan
(satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius), dan Iapetus.

g. Uranus
Uranus adalah planet terjauh ke-7 dari
matahari setelah Saturnus, ditemukan pada 1781
oleh William Hechell (1738-1782). Perhitungan
cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet
ini ada yang mengganggu. Kemudian Neptunus
ditemukan pada Agustus 1846. penemuan
Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan
gangguan orbit Uranus.

Uranus memiliki jarak dengan matahari sebesar 2875 km. Uranus memiliki
diameter mencapai 51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa bumi. Periode
rotasi planet ini adalah 17,25 jam, sedangkan periode evolusi adalah 84 tahun.
Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan berwarna hijau dan biru.
Uranus memiliki 18 satelit alami, diantaranya Ariel, Umbriel, Miranda, Titania, dan
Oberon.

h. Neptunus
Neptunus merupakan planet terjauh
(kedelapan) jika ditinjau dari Matahari.
Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan
Matahari sebesar 4.450 juta km. Neptunus
memiliki diameter mencapai 49.530 km dan
memilik massa

17,2 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode
revolusi adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini miripd Bulan dengan permukaan
terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur
berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 bulan satelit, di antaranya Triton,
Proteus, Nereid, dan Larissa.

i. Planet Katai
Gambar ini merupakan seorang seniman
tentang Pluto dengan satelitnya Charon di
depannya. Pluto dianggap planet selama 76 tahun,
namun kemudian diklasifikasikan ke dalam planet
katai pada 2006. Planet katai planet kerdit
(bahasa Inggris: dwarf planet) adalah sebutan
bagi benda-benda langit dalam Tata Surya yang

sesuai dengan ciri-ciri berikut: mengorbit mengelilingi matahari, mempunyai massa


yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid
body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk ekuilibrium hidrostatik
(bentuk hampir bulan) belum “membersihkan lingkungan” (clearing the
neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa
berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
bukan merupkan satelit sebuah planet atau benda angkasa non bintang lainnya.

Pada 24 Agustus 2006, para ilmuwan Persatuan Astronomi Internasional


akhirnya memutuskan statusnya sebagai “Planet katai” (dwarf planet). Sebelumnya
kelompok astronomi lain juga telah mengumumkan penemuan objek 2003 EL61,
yang ukurannya kurang lebih sebesar Pluto. Planet baru ini memutari bumi sekali
dalam setiap 560 dan saat ini merupakan objek terjauh dari Bumi. Berdasarkan
definisi ini, Pluto harus berubah statusnya dari planet menjadi planet katai karena
Pluto belum mengosongkan daerah di sekitar orbitnya (Sabuk Kuiper).

Daftar planet katai

Berikut adalah daftar benda angkasa yang telah diberikan status “planet
katai” oleh IAU.

Nama Kategori Diameter Massa


Pluto Plutino 2306 ±20 km 1,305 x 1022 kg
Eris Piringan tersebar 2400 km ± 100 km tidak diketahui
Ceres Asteroid 975 x 909 km 9,5 x 1020 kg
Pluto

Foto ini adalah foto Pluto dengan


resolusi permukaan tertinggi hingga kini.
Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah
planet kerdil (dwarf planet) dalam tata surya.
Sebelum 24 Agustus 2006, Pluto berstatus
sebagai sebuah planet dan merupakan planet
terkecil dan terjauh (urutan kesembilan) dari
matahari.

Pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu
134340. Nama ini diberikan oleh Minor Planet Center (MPC), organisasi resmi
yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data tentang asteroid dan komet
dalam tata surya kita.

Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu
kecil darinya bernama Charon (berdiamter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi
satelit lainnya, Nix dan Hydra. Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih
terbalut misteri. Saat ini wahana nirawak New Horizons telah diluncurkan untuk
meneliti Pluto dan diperkirakan akan mendekati Pluto dalam jarak terkecil pada Juli
2015.

Eris (planet katai)

Eris (nama resmi: 136199 Eris;


sebelumnya dikenal sebagai 2003 UB313 dan
juga Xena) adalah sebuah planet katai yang
ditemukan pada hari Jum’at, 29 Juli

2005 oleh tiga astronom dari Amerika Serikat, Profesor Mike Brown dan koleganya
dari Institut Teknologi California (Caltech), yang juga menemukan beberapa objek-
objek serupa planet pada area Sabuk Kuiper
Awalnya diklaim oleh penemunya sebagai sebuah planet (namun status
“planet katai” kemudian diterima), Eris sangat dingin, berbatu-batu dan lebih besar
daripada Pluto. Eris diketahui mempunyai sebuah bulan, Dysnomia, yang
ditemukan pada 10 September 2005.

Eris memiliki diameter sekitar 3.000 kilometer, sehingga merupakan objek


terbesar yang ditemukan di tata surya setelah Neptunus dideteksi tahun 1846. Eris
juga lebih besar dari Pluto, bekas planet terkecil yang ditemukan pada 1930. Eris
berjarak hampir 15 milyar kilometer (sembilan milyar mil) atau sekitar tiga kali
jarak Pluto dari matahari. Dibanding Bumi, jaraknya 97 kali dibanding jarak Bumi-
Matahari.

Eris adalah benda paling jauh yang


pernah diketahui untuk mengitari di seluruh
Matahari. Ukurannya mungkin satu setengah
kali lebih besar dari Pluto. Objek angkasa ini
terlihat pertama kali tahun 2003. Ia terlihat
lewat teleskop Samuel Oschin di
Observatorium Palomar dan teleskop 8m
Gemini di Mauna Kea. Hawaii. Pertama

kali terlihat 21 Oktober 2003, namun para astronom tidak melihatnya lagi hingga
15 bulan kemudian. Baru pada 8 Januari 2005 ia terlihat lagi. Selain Brown,
penemu lainnya adalah Chad Trujillo dari Observatorium Gemini di Hawaii, dan
David Rabinowitz dari Universitas Yale. Eris terlihat redup dari Pluto, tapi itu
karena jaraknya tiga kali lebih jauh. Bila ia berada di tempat Pluto, ia akan terlihat
lebih terang. Sejak ditemukan, penyebutan objek ini sebagai planet menjadi
perbedaan.

Eris adalah benda paling jauh yang pernah


diketahui. Seorang seniman menggambarkan Eris
dan terlihat Matahari kita yang sangat jauh
sebagai latar belakangnya. Dalam waktu 280
tahun, jaraknya ke bumi akan sedekat
Neptunus.
Seperti Pluto, permukaan Eris diduga didominasi oleh metana. Eris juga dipercaya
merupakan bagian dari Sabuk Kuiper (Kuiper Belt), kawasan dalam sistem solar
menjulur dari orbit Neptunus.

Diperkirakan ada sekitar 100.000 objek yang dikenal sebagai objek Sabuk
Kuiper, salah satunya adalah Pluto, sehingga sebagian ilmuwan pun lebih
menganggap satutu Eris sebagai objek Sabuk Kuiper dibandingkan sebuah planet.
Tapi karena ukurannya yang besar, diameternya mencapai 3.000 kilometer, saat
ditemukan Brown berani mengkualifikasi objek angkasa temuannya sebagai planet.
“Kami mengharapkan ini tidak terlalu kontroversial, seperti orang mempercayai
Pluto sebagai planet,” katanya. (sumber: National Geographic News, Detikcom,
Kompas).

Ceres

Citra ultraungu Ceres yang dihasilkan


Teleskop Hubble. Titik hitam berdiameter 250
km di tengah dinamakan Piazzi Ceres adalah
sebuah planet kerdil yang terletak di sabuk
asteroid. Ceres ditemukan pada 1 Januari
1801 oleh Giuseppe Piazi. Awalnya saat
ditemukan Ceres dianggap sebagai sebuah
planet, namun setengah abad

kemudian dan selama 150 tahun selanjutnya, Ceres diklasifikasikan sebagai sebuah
asteroid. Pada 24 Agustus 2006. persatuan Astronomi Internasional memutuskan
untuk mengubah status Ceres menjadi “planet kerdil”. Ceres mempunyai massa
sebesar 9,45 ±0,04 x 1020 kg. Dengan diameter sekitar 950 km, Ceres adalah benda
angkasa di sabut asteroid utama.

j. Asteroid dalam Sistem Tatasurya


Asteroid adalah benda langit yang
menempati orbit di antara Mars dan
Jupiter. Asteroid adalah sejenis planetoida
selama 200 tahun Ceres dianggap sebagai
asteroid terbesar.

Namun pada 23 Agustus 2001, telah

ditemukan asteroid yang lebih besar daripada Ceres, asteroid ini bernama 2001 KX
76, lintasan orbitnya di dekat Pluto. Asteroid yang paling kecil mempunyai
diameter beberapa pulut meter. Asteroid termasuk benda minor di sistem tata surya,
bersama dengan komet dan meteorid.

Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tata surya kita ditemukan,
dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27
Agustus, 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136. 563 di antaranya
memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang
permanen. Diantara planet-planet tersebut, 13.350 memiliki nama resmi (trivia:
kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah
tetapi berupa planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang
dinamai dengan nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340
Pluto) yaitu 129342 Ependes.

Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam


sistem tata surya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta. Asteroid terluas dalam
sistem tata surya sebelah dalam yaitu 1 Ceres, dengan diameter 900- 1000 km. Dua
asteroid sabuk sistem tata surya sebelah dalam yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya
memiliki diameter ~500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang
kadang-kadang terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup
jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis; lihat
99942 Apophis):

Massa seluruh asteroid Sabuk Utama diperkirakan sekitar 3.0-3.6 x 1021 kg,
atau kurang lebih 4% dari massa bumi. Dari kesemuanya ini, 1 Ceres bermassa 0,95
x 1021 kg, 32% dari totalnya. Kemudian asteroid terdapat, 4 Vesta (9%), 2 Pallas
(7%), dan 10 Hygica (3%), menjadikan perkiraan ini menjadi 51%; tiga seterusnya,
511 Divida (1.2%). 704 Interamnia (1.0%), dan 3 Juno (0.9%), hanya menambah
3% dari massa totalnya. Jumlah asteroid berikutnya bertambah secara eksponensial
walaupun massa masing-masing turun.

k. Komet
Komet adalah benda angkasa yang mirip
asteroid, tetapi hampir seluruhnya terbentuk dari gas
(karbon dioksida, metana, air) dan debu yang
membeku. Komet memiliki orbit atau lintasan yang
berbentuk elips, lebih lonjong dan panjang daripada
orbit planet. Komet yang cerah pastinya menarik
perhatian ramai.

Ketika komet menghampiri bagian dalam Tata Surya, radiasi dari matahari
menyebabkan lapisan es terluarnya menguap. Arus menguap. Arus debu dan gas
yang dihasilkan membentuk suatu atmosfer yang besar tetapi sangat tipis di
sekeliling komet, disebut coma. Akibat tekanan radiasi matahari dan angin matahari
pada coma ini, terbentuklah ekor raksasa yang menjauhi matahari. Coma dan ekor
komet membalikkan cahaya matahari dan bisa dilihat dari bumi jika komet itu
cukup dekat. Ekor komet berbeda-beda bentuk dan ukurannya. Semakin dekat
komet tersebut dengan matahari, semakin panjanglah ekornya. Ada juga komet
yang tidak berekor.

Ciri orbit

Komet mempunyai orbit berbentuk elips.


Perhatikan ia mempunyai dua ekor. Komet
bergerak mengelilingi matahari berkali-kali,
tetapi peredarannya memakan

waktu yang lama. Komet dibedakan menurut rentangan waktu orbitnya. Rentangan
waktu pendek adalah kurang dari 200 tahun dan rentangan waktu yang panjang
adalah lebih dari 200 tahun. Secara umumnya bentuk orbit komet adalah elips.
Komet terkenal

Ada beberapa komet yang terkenal, misalnya:

Komet Halley, muncul 76 tahun sekali

Komet West

Komet Encke, muncul 3 tahun sekali

Komet Hyakutake

Komet Hale-Bopp

3. BINTANG
Bintang merupakan benda langit yang
memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan
bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang
tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi
memantulkan cahaya yang diterima dari bintang

lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum
sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang
nyata).

Menurut ilmu astronomi, defenisi bintang adalah Semua benda masif (bermassa antara
0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsukan pembangkitan
energi melalui reaksi fusi nuklir.

Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang netron yang sudah tidak
memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat
dengan bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149.680.000 kilometer, diikuti oleh
Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.
Bintang-bintang telah menjadi bagian dari setiap kebudayaan. Bintang-bintang
digunakan dalam praktek-praktek keagamaan, dalam navigasi, dan bercocok tanam.
Kalender Gregorian, yang digunakan hampir di semua bagian dunia, adalah kalender
matahari, mendasarkan diri pada posisi bumi relatif terhadap bintang terdekat,
Matahari.

William Harschel adalah astronom pertama yang mencoba menentukan


distribusi bintang di langit. Selama 1780an ia melakukan pencacahan di sekitar 600
daerah langit berbeda. Ia kemudian menyimpulkan bahwa jumlah bintang berbambah
secara tetap ke suatu arah langit, yakni pusat galaksi Bima Sakti. Putranya John
Herschel mengulangi pekerjaan yang sama di hemisfer langit sebelah selatan dan
[4]
menemukan hasil yang sama. Selain itu William Herschel juga menemukan bahwa
beberapa pasangan bintang bukanlah bintang-bintang yang secara kebetulan berada
dalam satu arah garis pandang, melainkan mereka memang secara fisik berpasangan
membentuk sistem bintang ganda.

1) Satuan pengukuran
Matahari adalah bintang yang paling banyak dipelajari dan diketahui
parameter-parameter fisisnya. Untuk matahari, parameter-parameter berikut
diketahui:

Massa Matahari : MO = 1.9891 X 1030 kg

luminositas Matahari : LO = 3.827 X 1036 watt

radiua Matahari : RO = 6.960 X 108 m

Skala panjang seperti setengah sumbu besar dari sebuah orbit sistem bintang
ganda seringkali dinyatakan dalam satuan astronomi (AU = astonomical unit), yaitu
jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari.

2) Klasifikasi bintang
Berdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama yang
dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan urutan suhu,
warna dan komposisi-kimianya. Klasifikasi ini dikemangkan oleh Observatorium
Universitas Harvard dan Annie Jump Cannon pada tahun 1920an dan dikenal
sebagai sistem klasifikasi Harvard. Untuk mengingat urutan penggolongan ini
biasanya digunakan kalimat “Oh Be Fine Girl Kies Mee”. Dengan kualitas
spektrogram yang lebih baik memungkinkan penggolongan ke dalam 10 sub-kelas
yang diindikasikan oleh sebuah bilangan (0 hingga 9) yang mengikuti huruf. Sudah
menjadi kebiasaan untuk menyebut bintang-bintang di awal urutan sebagai bintang
tipe awal dan yang di akhir urutan sebagai bintang tipe akhir. Jadi, bintang A0
bertipe lebih awal daripada F5, dan K0 lebih awal daripada K5.

Kelas Warna Suhu Permukaan °C Contoh


O Biru > 25.000 Spica
B Putih-Biru 11.000 – 25.000 Rigel
A Putih 7.500 – 11.000 Sirius
F Putih-Kuning 6.000 – 7.500 Procyon A
G Kuning 5.000 – 6.000 Matahari
K Jingga 3.500 – 5.000 Arcturus
M Merah < 3.500 Betelgeuse

3) Penampakan dan Distribusi


Karena jaraknya yang sangat jauh, semua bintang (kecuali Matahari) hanya
tampak sebagai titik saja yang berkelap-kelip karena efek turbulensi atmosfer
Bumi. Diameter sudut bintang bernilai sangat kecil ketika diamati menggunakan
teleskop optik landas bumi, hingga diperlukan teleskop interferometer untuk dapat
memperoleh citranya. Bintang dengan ukuran diameter sudut terbesar setelah
Matahari adalah R Doradus, dengan 0,057 detik busur.

Telah lama dikira bahwa kebanyakan


bintang berada pada sistem bintang ganda atau
sistem multi bintang. Kenyataan ini hanya
benar untuk bintang-bintang masif kelas O
dan B, dimana 80% populasinya dipercaya
berada dalam suatu sistem bintang ganda
atau pun multi bintang. Semakin redup bintang, semakin besar kemungkinannya
dijumpai sebagai sistem tunggal. Dijumpai hanya 25% populasi katai merah yang
berada dalam sebuah sistem bintang ganda atau sistem multi bintang. Karena 85%
populasi bintang di galaksi Bima Sakti adalah katai merah, maka tampaknya
kebanyakan bintang di dalam Bima Sakti berada pada sistem bintang tunggal.

Sistem yang lebih besar yang disebut gugus bintang juga dijumpai. Bintang-
bintang tidak tersebar secara merata mengisi seluruh ruang alam semesta, tetapi
terkelompokkan ke dalam galaksi-galaksi bersama-sama dengan gas antar bintang
dan debu. Sebuah galaksi tipikal mengandung raturan miliar bintang, dan terdapat
lebih dari 100 miliar galaksi di seluruh alam semesta teramati. [7]

Astronom memperkirakan terdapat 70 sekstiliun (7 x 10 22) bintang di


seluruh alam semesta yang teramati[8]. Ini berarti 70.000.000.000.000.000. 000.000
bintang, atau 230 miliar. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima
Centauri, berjarak 39.9 triliun (1012) kilometer, atau 4.2 tahun cahaya. Cahaya dari
Proxima Centauri memakan waktu 4.2 tahun untuk mencapai bumi. Jarak ini adalah
jarak antar bintang tipikal di dalam sebuah piringan galaksi. Bintang-bintang dapat
berada pada jarak yang lebih dekat satu sama lain di daerah sekitar pusat galaksi
dan di dalam gugus bola, atau pada jarak yang lebih jauh di halo galaksi.

Karena kerapatan yang rendah di dalam sebuah galaksi, tumbukan antar


bintang jarang terjadi. Namun di daerah yang sangat padat seperti di inti sebuah
gugus bintang atau lingkungan sekitar pusat galaksi, tumbukan dapat sering terjadi
Tumbukan seperti ini dapat menghasilkan pengembara-pengembara biru yaitu
sebuah bintang abnormal hasil penggabungan yang memiliki temperatur permukaan
yang lebih tinggi dibandingkan bintang deret utama lainnya di sebuah gugus
bintang dengan luminositas yang sama. Istilah pengembara merujuk pada jejak
evolusi yang berbeda dengan bintang normal lainnya pada diagram Hertzprung-
Russel.

4) Terbentuknya bintang
Bintang terbentuk di dalam awan molekul; yaitu sebuah daerah medium
antar bintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi (meskipun masih kurang
rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacum chmber yang ada di bumi). Awan ini
kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar 23-28% helium dan beberapa
persen elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak berubah sejak
peristiwa nukleosintesis Big Bang pada saat awal alam semesta.

Gravitasi mengambil peranan sangat penting dalam proses pembentukan


bintang. Pembentukan bintang dimulai dengan ketidakstabilan gravitasi di dalam
awal molekul yang dapat memiliki massa ribuan kali matahari. Ketidakstabilan ini
seringkali dipicu oleh gelombang kejut dari supernova atau tumbukan antara dua
galaksi. Sekali sebuah wilayah mencapai kerapatan materi yang cukup memenuhi
syarat terjadinya instabilitas Jeans, awan tersebut mulai runtuh di bawah gaya
gravitasinya sendiri.

Berdasarkan syarat instabilitas Jeans, bintang tidak terbentuk sendiri-


sendiri, melainkan dalam kelompok yang berasal dari suatu keruntuhan di suatu
awan molekul yang besar, kemudian terpecah menjadi konglomerasi individual.
Hal ini didukung oleh pengamatan dimana banyak bintang berusia sama tergabung
dalam gugus atau asosiasi bintang.

Begitu awan runtuh, akan terjadi konglomerasi individual dari debu dan gas
yang padat yang disebut sebagai globula Bok. Globula Bok ini dapat memiliki
massa hingga 50 kali matahari. Runtuhnya globula membuat bertambahnya
kerapatan. Pada proses ini energi gravitasi diubah menjadi energi panas sehingga
temperatur meningkat. Ketika awan protobintang ini mencapai kesetimbangan
hidrostatik, sebuah protobintang akan terbentuk di intinya. Bintang pra deret utama
ini seringkali dikelilingi oleh piringan protoplanet. Pengerutan atau keruntuhan
awan molekul ini memakan waktu hingga puluhan juta tahun. Ketika peningkatan
temperatur di inti protobintang mencapai kisaran 10 juta kelvin, hidrogen di inti
‘terbakar’ menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Reaksi nuklir didalam
inti bintang menyuplai cukup energi untuk mempertahankan tekanan di pusat
sehingga proses pengerutan berhenti. Protbintang kini memulai kehidupan baru
sebagai bintang deret utama. Bintang menghabiskan sekitar 90% umurnya untuk
membakar hidrogen dalam reaksi fusi yang menghasilkan helium dengan
temperatur dan tekanan yang sangat tinggi di intinya. Pada fase ini bintang
dikatakan berada dalam deret utama dan disebut sebagai bintang katai.

5) Akhir sebuah bintang


Ketika kandungan hidrogen di teras bintang habis, teras bintang mengecil
dan membebaskan banyak panas dan memanaskan lapisan luar bintang. Lapisan
luar bintang yang masih banyak hidrogen mengembang dan bertukar warna merah
dan disebut bintang raksasa merah yang dan disebut bintang raksasa merah yang
dapat mencapai 100 kali ukuran matahari sebelum membentuk bintang kerdil putih.
Sekiranya bintang tersebut berukuran lebih besar dari matahari, bintang tersebut
akan membentuk superraksasa merah. Superraksasa merah ini kemudiannya
membentuk Nova atau Supernova dan kemudian membentuk bintang neutron atau
Lubang Hitam.

4. Gerhana
Gerhana matahari terjadi ketika posisi
Bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga
menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari.
Walaupun bulan lebih kecil, bayangan bulan mampu
melindungi cahaya matahari sepenuhnya karena
bulan yang berjarak rata-rata

jarak 384.400 kilometer dari bumi lebih dekat dibandingkan matahari yang mempunyai
jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.

Gerhana matahari dapat dibagi kepada tiga jenis yaitu: gerhana total, gerhana
sebagian, dan gerhana cincin. Sebuah gerhana matahari dikatakan total apabila saat
puncak gerhana, piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Saat itu,
piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari. Ukuran piringan
matahari dan piringan bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing
jarak bumi-bulan dan bumi-matahari. Gerhana sebagian terjadi apabila piringan bulan
(saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Pada gerhana
ini, selalu ada bagian dari piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan.

Gerhana cincin terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya
menutup sebagian dari piringan matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan
bulan lebih kecil dari piringan matahari. Sehingga ketika piringan bulan berada di
depan piringan matahari, tidak seluruh piringan matahari akan tertutup oleh piringan
bulan. Bagian piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan, berada di
sekeliling piringan bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya. Gerhana matahari
tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana matahari, orang
dilarang melihat ke arah matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat
merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.

Mengamati gerhana matahari

Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari


matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan
permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dai
fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati
gerhana matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan
metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk
digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.

Gerhana Bulan

Gerhana Bulan terjadi saat sebagian atau


keseluruhan penampang bulan tertutup oleh
bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di
antara matahari dan bulan pada satu garis lurus
yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat
mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi
dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang
ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan
terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan
memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan
memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada
node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik
oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan
diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang
menghubungkan antara matahari dengan bumi.

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan,


seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini
dikarenakan masih adanya sinar matahari yang
dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan
kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki
spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat
gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap,
bisa berwarna merah

tembaga, jingga, ataupun coklat. Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang
dan tidak berbahaya sama sekali. Gerhana bulan total, pada gerhana ini, bulan akan
tepat berada pada daerah umbra. Gerhana bulan sebagian, tidak seluruh bagian bulan
terhalangi dari matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain
berada di daerah penumbra, sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai
ke permukaan bulan. Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian
penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.

Pertanyaan Tugas
1. Jelaskan peranan matahari dan bulan untuk aktivitas makhluk
hidup dipermukaan bumi.
Jawaban:Manfaaat Matahari dan Bulan
 Manfaat Matahari
Membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi
bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis, sumber energi (sinar panas),sumber energi
dalam batu bara dan minyak bumi, Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga
berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet lainnya.

 Manfaat Bulan
Sebagai satelit bumi, dan berpengaruh pada pasang naik dan surut air laut.

2. Jelaskan sejarah penemuan tata surya dan planet


Menurut Ririn Yulita Prihandini dalam situsnya
https://ririnyp.wordpress.com/2011/03/31/sejarah-penemuan-tata-surya/ menjelaskan sejarah
ditemukannya planet dan tata surya sebagai berikut:
 Lima planet terdekat ke matahari selain bumi (Merkurius,Venus, Mars, Yupiter,
dan Saturnus) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 5 abad membawa
manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung
mitologi. Galileo Galilei (1564- 1642) dengan teleskop refraktornya mampu
menjadikan mata manusia ”lebih tajam” dalam mengamati benda-benda langit yang
tidak bisa diamati dengan mata telanjang.
 Karena teleskop galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai
perubahan bentuk penampakan venus, seperti venus sabit atau venus purnama
sebagai akibat perubahan posisi venus terhadap matahari. Penalaran venus
mengintari matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa matahari
adalah pusat alam semesta, bukan bumi yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus
Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah matahari dikelilingi oleh
merkurius hingga saturnus.
 Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan
gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes
Kepler ( 1571-1630) dengan hukum kepler. Puncaknya Isaac Newton (1642-1727)
dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah, pencarian dan
perhitungan benda-benda langit dapat dilakukan.
 Pada tahun 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan uranus. Perhitungan
orbit uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang menggangu. Neptunus
ditemukan pada Agustus 1846, setelah itu ditemukan pluto pada tahun 1930. ketika
ditemukan,pluto diketahui satu-satunya objek angkasa yang berada setelah
neptunus. Akan tetapi pada 1978 charon, satelit yang mengelilingi pluto ditemukan
dan dianggap planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan
pluto.
 Para astronom menemukan sekitar 1.000 objek kecil di belakang neptunus (objek
trans-neptunus) yang juga mengelilingi matahari. Ada sekitar 100.000 objek serupa
yang dikenal sebagai objek sabuk kuiper (bagaian dari objek trans-neptunus).
Belasan benda langit termasuk objek sabuk kuiper diantaranya Quaoar (1.250 km;
Juni 2002), Huya (750 km; Maret 2000), Sedna (1.800 km ; Maret 2004), Orcus,
Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna dan 2003 EL61 ( 1.500 km; Mei 2004).
 Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena objek sabuk kuiper ini
diketahui memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebuh kecil dari
pluto. Puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada oktober 2003) yang
diberi nama Xena.  Selain lebih besar dari pluto, objek ini juga memiliki satelit.
 Hukum gerak planet kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek tata surya di
kelilingi matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan matahari sebagai salah
satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari matahari memiliki tahun
waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak anatar objek dengan matahari
beravriasi sepanjang tahun. Hampir semua orbit planet berbentuk lingkaran, tetapi
komet, asteroid dan objek sabuk kuiper sebagian besar bentuknya elips.
 Hampir semua planet di tata surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan
adalah benda pengorbit alami yang disebut satelit atau bulan. Beberapa benda ini
memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir semua satelit berpaling kearah
planet induknya secara permanen. Empat planet terbesar juga memiliki cincin yang
berisi partikel-partikel kecil yang mengorbitkan secara
serempak. (http://id.wikipedia.org)
3. Jelaskan cara mengklasifikasikan bintang
Bintang diklasifikasikan bserdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas
utama yang dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan
urutan suhu, warna dan komposisi-kimianya. Untuk mengingat urutan penggolongan
ini biasanya digunakan kalimat “Oh Be Fine Girl Kies Mee”.
4. Matahari termasuk bintang, kenapa demikian
Karena matahari dapat memancarkan cahaya, panas, dan energinya sendiri
5. Apa yang harus dilakukan terhadap keluarga dan tetangga
kita saat terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan.
Saat terjadi gerhana matahari, kita mnegingatkan keluarga dan tetangga untuk jangan
mengamati/melihat langsung kepada matahari karena dapat merusak mata, kecuali ada
kecamata radiasi inframerah. Namun saat gerhana bulan tidap masalah bila diamati
langsung
6. Jelaskan perbedaan gerhana matahari dengan gerhana bulan
Perbedaan mendasar yaitu, pada saat gerhana matahari terjadi, kedudukan bulan berada
di antara bumi dan matahari, sedangkan saat terjadi gerhana bulan, bumi berada
diantara matahari dan bulan.

Anda mungkin juga menyukai