Lkti2 PDF
Lkti2 PDF
Disusun oleh:
Altika Dwi Saputri 1190101003/Angkatan I (2019)
Artha Sudibyo 1190101009/Angkatan I (2019)
Levinsa Aysa Asyrura 1190101025/Angkatan I (2019)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami aturkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul “Potensi Pengolahan Susu dengan Purwaceng
(Pimpinella pruatjan L.) sebagai Suplemen Peningkat Daya Tahan Tubuh di Masa
Pandemi” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Selawat serta salam kami
kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Semoga kelak nanti di
akhirat kita semua mendapatkan syafaatnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu yang telah berkontribusi dan membantu dalam proses
pembuatan karya ilmiah ini, sehingga kegiatan penulisan mampu berjalan sesuai
dengan rencana tanpa ada hambatan yang berarti.
Dengan adanya karya ilmiah ini, kami berharap bisa mendorong kemajuan
riset dan ilmu pengetahuan terutama yang memiliki kaitan dengan susu dan
tanaman herbal purwaceng. Dalam karya ilmiah ini mungkin terdapat kesalahan-
kesalahan tertentu yang mampu memberikan pengaruh, oleh karena itu dengan
terbuka kami menerima kritik, pendapat, dan saran yang mendorong agar karya
ilmiah ini bisa menjadi lebih baik.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
POTENSI PENGOLAHAN SUSU DENGAN
PURWACENG (Pimpinella pruatjan L.) SEBAGAI
SUPLEMEN PENINGKAT DAYA TAHAN TUBUH
DI MASA PANDEMI
Susu sapi menjadi salah satu produk hewani yang sering dikonsumsi dan
diolah menjadi olahan lainnya dalam bentuk berbeda. Dengan menggunakan teknik
atau bahan campuran yang berbeda hasil akhir olahan akan berbeda pula.
Purwaceng (Pimpinella pruatjan L.) merupakan salah satu tanaman endemik
Dataran Tinggi Dieng yang memiliki efek utama sebagai afrodisiak dan
diperkirakan mampu meningkatkan sistem imun manusia. Senyawa aktif
purwaceng terkonsentrasi pada bagian akar dan umumnya kandungan yang terdapat
adalah: bergapten, isobergapten, sphondin, kumarin, saponin, sterol, alkaloid, dan
lain-lain. Mengingat kajian ilmiah mengenai purwaceng tidak banyak ditemukan
dan juga cara konsumsinya masih terbatas, penelitian ini dilakukan untuk mencari
informasi mengenai pengaruh pemberian purwaceng pada susu murni beserta efek
yang ditimbulkan.
ABSTRACT
POTENCY OF MILK AND
PURWACENG (Pimpinella pruatjan L.) COMBINATION
AS HUMAN IMMUNE SYSTEM ENHANCER
ON PANDEMIC
Cow milk is considered as one of animal product that frequently used and
converted into another product. Methods or mixtures could shape milk into a new
product that differ each other. Purwaceng (Pimpinella pruatjan L.) is an endemic
species that only grow at Dieng Plateau, it works as aphrodisiac and also predicted
that it could enhance human immune system. Active compounds are concentrated
at its root and usually contains: bergaptene, isobergaptene, sphondin, coumarin,
saponin, sterol, alkaloid, and many more. Considering that scientific research
about purwaceng are hard to find and its consumption method are limited, this
research will be done to find any information about how purwaceng affect milk also
its effect to human body.
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada akhir 2019 di dunia terjadi wabah yang disebabkan karena suatu virus
dan menyerang saluran pernapasan. Komite Internasional tentang Taksonomi
Virus/International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) menyebut virus itu
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS CoV-2) (Wang et al.,
2020), atau kita kenal Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Gejala yang paling umum dari COVID-19 yaitu: demam, batuk kering,
kelelahan. Gejala lain yang tidak terlalu sering dan berpotensi untuk muncul di
beberapa pasien meliputi: kehilangan kemampuan untuk merasakan dan mencium
bau, hidung tersumbat, konjungtivitis, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit,
muntah dan mual, diare, pusing. Gejala yang parah dari COVID-19 meliputi: napas
pendek, kehilangan nafsu makan, kehilangan fokus, nyeri dada atau dada yang
tertekan, suhu tubuh tinggi (di atas 38 oC) (WHO, 2020).
Data 30 April 2020, COVID-19 telah dikonfirmasi pada 3.096.686 orang
dengan kasus baru 72.955 di seluruh dunia, sedangkan angka kematian sekitar
9.859, sehingga total kematian karena COVID-19 sebanyak 223.198 orang. Angka
tersebut meningkat jauh jika dibandingkan dengan data 28 April 2020 dimana
jumlah penderita COVID-19 2.957.350 orang dengan jumlah kematian 207.961
orang (WHO, 2020).
Data 15 Mei 2020 di Indonesia didapatkan 16.496 terkonfirmasi COVID-
19 dengan kasus baru 490 orang, 11.617 orang dalam perawatan, 3.803 dinyatakan
sembuh, 1.076 meninggal. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak
262.919 dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebesar 34.360 orang (Gugus Covid,
2020).
Sejauh ini belum ditemukan terapi atau obat untuk mengatasi COVID-19.
Intinya cara untuk mencegah COVID-19 dengan meningkatkan daya tahan tubuh.
Daya tahan tubuh dapat diperoleh antara lain dengan vaksin dan herd immunity.
Selain itu, daya tahan tubuh juga bisa diperoleh dari mengkonsumsi bahan-bahan
yang memiliki khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Contoh bahan yang
dapat meningkatkan daya tahan tubuh antara lain: susu dan purwaceng.
2
Terdapat banyak variasi dalam komposisi susu dari beragam hewan dan
ternak. Namun, secara mendasar mereka mengandung komponen yang sama, yakni
air, lemak susu, protein susu, laktosa, mineral-mineral, asam sitrat, vitamin, enzim,
dan komponen lainnya. (Murti, 2018). Susu juga mempunyai zat antibodi yaitu
imunoglobulin yang baik untuk daya tahan tubuh. Konsumsi susu dengan
komponen gizi yang lengkap, mudah dicerna dan memiliki antibodi yang baik
berupa imunoglobulin dapat membantu tumbuh kembang anak melalui tahapan
pertumbuhan menjadi remaja dan di akhiri dengan fase dewasa atau usia lanjut
(Christi dkk., 2019).
Purwaceng mengandung senyawa kumarin (bergapten dan isobergapten
serta xantotoksin, umbeliferon dan marmesin), saponin dan sterol (stigmasterol dan
y-sitosterol), furanokumarin (bergapten, isobergapten, psoralen dan sfondin),
saponin, sterol dan alkaloid. Khasiat dari purwaceng antara lain: sebagai afrodisiak
dan disfungsi ereksi (Menkes RI, 2016). Dari senyawa yang terkandung dalam
purwaceng khasiat lain yang diperoleh adalah meningkatkan daya tahan tubuh.
Rasa purwaceng yang kurang begitu enak membuat produk olahan
purwaceng kurang begitu diterima oleh beberapa orang. Oleh sebab itu, dengan
dilakukan pengolahan purwaceng bersama dengan susu akan membuat rasanya
lebih diterima dan kombinasi kedua bahan tersebut juga akan meningkatkan
manfaat dari masing-masing bahannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami tertarik untuk membuat karya
tulis dan produk berjudul “Potensi Pengolahan Susu dengan Purwaceng (Pimpinella
pruatjan L.) sebagai Suplemen Peningkat Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi”.
2. Perumusan Masalah
a. Dapatkah susu dan purwaceng diolah menjadi satu produk olahan kombinasi?
b. Apakah olahan susu purwaceng bisa meningkatkan daya tahan tubuh?
3. Tujuan
a. Meningkatkan potensi olahan susu purwaceng yang mudah diolah, memiliki
rasa yang dapat diterima, dan harga terjangkau.
b. Membuktikan susu purwaceng memiliki khasiat meningkatkan daya tahan
tubuh.
3
1. Kerangka Konseptual
SUSU PURWACENG
SUSU
PURWACENG
MENINGKATKAN DAYA
TAHAN TUBUH
2. Landasan Teori
a. Susu
Susu merupakan cairan yang berasal dari ambing ternak perah sehat
dan bersih. Diperoleh dengan cara pemerahan yang benar sesuai ketentuan
yang berlaku. Kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu
apapun dan belum mendapat perlakuan apapun, kecuali proses pendinginan
(Meutia, 2016).
Komponen penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin,
mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang
bermanfaat bagi kesehatan sebagai probiotik. Komposisi susu sapi sangat
beragam tergantung pada beberapa faktor antara lain bangsa sapi, tingkat
laktasi, pakan, interval pemerahan, suhu dan umur sapi. Angka rata-rata
komposisi untuk semua kondisi dan jenis sapi perah adalah 87,1% kadar air,
3,9% lemak, 3,4% protein, 4,8% laktosa, 0,72% abu dan beberapa vitamin
yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K (Usmiati, 2009).
4
Penerimaan
Penerimaan Susu
Susu Segar
Segar
Pencampuran dan
Pemanasan
Penyaringan
Homogenisasi
Pasteurisasi
Pendinginan dan
Pengemasan
Dalam keadaan normal susu hanya mampu bertahan selama 120 menit
setelah pemerahan tanpa mengalami kerusakan dan penurunan kualitas.
Kerusakan dan menurunnya kualitas susu kurang dari 120 menit dapat
5
b. Purwaceng
- Nama latin: Pimpinella pruatjan L.
- Suku: Apiaceae
Gambar 2.4 Diagram Proses Pengolahan Purwaceng (Salim dan Munadi, 2017)
8
3. Uraian Pendapat
Konsumsi susu di indonesia masih dalam kondisi yang minim yaitu
16,53 liter/kapita/tahun dibandingkan dengan sejumlah negara yang berada di
wilayah ASEAN, tentu hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah khsususnya
instansi yang terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut (Christi, 2019).
Dalam keadaan normal susu hanya mampu bertahan selama 120 menit
setelah pemerahan tanpa mengalami kerusakan dan penurunan kualitas.
Kerusakan dan menurunnya kualitas susu kurang dari 120 menit dapat
disebabkan tidak adanya penanganan pada susu sehingga pada saat
pendistribusian susu, alat transportasi perlu dilengkapi dengan pendingin untuk
menghambat pertumbuhan bakteri (Pramesti, 2017).
Susu merupakan bahan pangan yang mengandung nutrisi dan nilai gizi
yang tinggi. Susu merupakan bahan pangan yang mudah rusak dan hanya
mampu bertahan selama 5 jam saat berada di suhu ruang. Penyebabnya antara
lain karena pengaruh kimia, fisik, dan mikrobiologi. Kandungan nutrisi yang
tinggi dari susu menjadi media yang baik untuk perkembangbiakan bakteri
perusak (Abeng, 2019).
9
4. Pemecahan Masalah
Susu hanya mampu bertahan selama 120 menit setelah pemerahan,
setelah itu potensi kontaminasi menjadi tinggi. Hal ini bisa ditanggulangi dengan
mengolah susu dengan metode-metode tertentu seperti pasteurisasi atau
sterilisasi. Metode pengolahan tersebut direkomendasikan karena selain bisa
10
Produk olahan susu purwaceng terdiri dari bahan dasar yaitu susu dan
purwaceng. Komposisi susu yang kami gunakan tiap kemasannya 250 ml
sedangkan untuk purwaceng yaitu 500 mg.
Pembuatan susu purwaceng dilakukan dengan cara melarutkan serbuk
purwaceng dengan susu. Setelah dilarutkan menggunakan susu , serbuk purwaceng
mampu larut dan memberikan warna kecoklatan pada susu yang tadinya berwarna
putih. Hal ini menjadi tanda bahwa serbuk purwaceng mampu larut dalam susu
panas.
Tujuan utama dari produk ini adalah untuk menyajikan hasil akhir pada
semua kalangan tanpa dibatasi faktor harga. Pertimbangan mengenai harga yang
berbeda dari ekstrak dan simplisia menjadi salah satu kendala pembuatan produk
ini. Ekstrak purwaceng lebih mahal dibanding simplisia purwaceng. Oleh karena
itu, mengingat biaya untuk mendapatkan ekstrak purwaceng sangat mahal dan sulit
untuk didapatkan maka simplisia serbuk akar purwaceng dipilih sebagai bahan
dasar dari purwaceng.
Selain dari faktor harga, petani purwaceng di daerah Dataran Tinggi Dieng
hanya mengolah purwaceng dalam bentuk simplisia. Hal tersebut dikarenakan
belum ada alat dan sumber daya manusia di kalangan petani yang mampu
menunjang proses pengubahan bentuk dasar tanaman utuh purwaceng menjadi
ekstraksi. Gagasan untuk kedepan tim penulis, kampus, dan kelompok tani akan
bekerja sama untuk mengembangkan potensi purwaceng hingga tahap ekstraksi dan
isolasi dengan menggunakan alat dan sumber daya yang mendukung.
Hasil akhir dari percobaan adalah produk baru susu purwaceng yang diberi
nama SUPER (Susu Purwaceng) Healthy Drink. Produk ini hanya tersedia dalam
jumlah terbatas karena susu murni sangat rentan terkontaminasi oleh bakteri dan
untuk mengatasinya produksi hanya dilakukan sangat terbatas, yakni lima botol satu
hari.
14
Susu yang mudah rusak dalam bentuk cair menjadi salah satu kelemahan
produk ini, hanya saja untuk kedepannya terdapat rencana untuk mengubahnya
menjadi bentuk yang lebih tahan pada risiko kontaminasi, yaitu dalam bentuk
bubuk.
Rasa purwaceng yang pedas menjadi kendala lain dalam produk jadi. Pedas
purwaceng khas dan begitu menyengat, sehingga efek langsung bisa di rasakan oleh
konsumen yakni rasa hangat di tenggorokan dan di perut. Untuk konsumen yang
tidak tahan pada sensasi pedas terdapat beberapa cara menutupinya seperti
memberikan rasa dalam susu purwaceng. Untuk ke depannya terdapat rencana
untuk meningkatkan daya beli dari sudut pandang rasa dengan memberi perasa
seperti rasa coklat atau dengan penambahan gula.
Selama ini purwaceng hanya digunakan sebagai afrodisiak/meningkatkan
stamina pada pria. Padahal kandungan saponin pada purwaceng yang cukup tinggi
memiliki efek untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Sedangkan untuk susu
memiliki khasiat untuk pertumbuhan tulang dan gigi, kaya akan nutrisi serta
memiliki kandungan imunoglobulin yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Oleh karena itu, susu purwaceng merupakan kombinasi yang baik yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh.
Produk olahan susu purwaceng kami dapat dikonsumsi sehari dua kali (satu
kali minum satu botol susu purwaceng). Dalam satu botol susu purwaceng
mengandung 500 mg purwaceng dan 250 ml susu.
Evaluasi awal telah kami lakukan dengan memberikan produk ke 20
responden untuk menilai rasa, harga, dan juga efek yang dianggap sebagai nilai jual
dan tantangan utama pada produk ini. Pada kuesioner ini kami menggunakan
perhitungan dengan skala Likert 1 sampai 5, di mana 1 menunjukkan tidak baik, 2
kurang baik, 3 cukup, 4 baik, 5 sangat baik. Hasilnya adalah sebagai berikut:
15
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Susu dan purwaceng dapat diolah menjadi satu produk olahan kombinasi.
b. Olahan susu purwaceng dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Saran
a. Diperlukan pengolahan susu cair menjadi serbuk untuk meningkatkan
ketahanan kualitas susu tersebut.
b. Diperlukan alat dan sumber daya untuk ekstraksi purwaceng sehingga
khasiatnya dapat lebih tinggi.
c. Diperlukan inovasi terhadap varian rasa maupun kemasan dari produk
olahan susu purwaceng.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-
answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses#:~text:symptoms
(diakses pada 31 Oktober 2020 pukul 19.50 WIB)
Abeng, Doni dkk. (2019). Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) dan Madu (Mel)
sebagai Pengawet Alami Susu Pasteurisasi. Jurnal Agroteknologi
dan Agribisnis. Vol. 3 No. 1.
Christi, R.F., Primiani Edianingsih dan Ken Ratu Gharizah Alhur. (2019).
Pentingnya Minum Susu untuk Anak Usia Dini, Remaja, dan
Lanjut Usia di Pesisir Pangandaran. Media Kontak Tani Ternak.
November 2019, 1 (2): 12-15. DOI: 1024198/mkttv1i2.23585.
Meutia, Nellita dkk. (2016). Residu Antibiotika Dalam Air Susu Segar yang
Berasal Dari Peternakan di Wilayah Aceh Besar. Jurnal Ilmu
Ternak. Juni 2016, Vol.16. No.1.
Murti, T.W. (2018). Pangan, Gizi, dan Teknologi Susu.Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
18
Pramesti, N.E. dan Yudhastuti, Ririh. (2017). Analisis Proses Distribusi terhadap
Peningkatan Escheruchua Coli pada Susu Segar Produksi
Peternakan X di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 9,
No. 2 Juli 2017: 181–190.
Salim, Zamroni dan Munadi, Ernawati. (2017). Info Komoditi Tanaman Obat.
Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
Kementertian Perdagangan Republik Indonesia.
Usmiati, Sri dan Abubakar. (2009). Teknologi Pengolahan Susu. Bogor: Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Yunita, B, Achmad Tjachja Nugraha dan Acep Muhib. (2018). Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Susu Sapi Pasteurisasi di
Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor. Agribusiness Journal. Vol.
12, No.1. DOI: https://doi.org/10.15408/aj.v12i1.11851.
20
LAMPIRAN