Anda di halaman 1dari 28

JUDUL KARYA TULIS

POTENSI PENGOLAHAN SUSU DENGAN


PURWACENG (Pimpinella pruatjan L.) SEBAGAI
SUPLEMEN PENINGKAT DAYA TAHAN TUBUH
DI MASA PANDEMI

Diajukan untuk mengikuti LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah)


Hari Susu Nasional HIMAPROTER UNIVERSITAS TIDAR

Disusun oleh:
Altika Dwi Saputri 1190101003/Angkatan I (2019)
Artha Sudibyo 1190101009/Angkatan I (2019)
Levinsa Aysa Asyrura 1190101025/Angkatan I (2019)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


WONOSOBO
2020
ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami aturkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul “Potensi Pengolahan Susu dengan Purwaceng
(Pimpinella pruatjan L.) sebagai Suplemen Peningkat Daya Tahan Tubuh di Masa
Pandemi” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Selawat serta salam kami
kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Semoga kelak nanti di
akhirat kita semua mendapatkan syafaatnya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu yang telah berkontribusi dan membantu dalam proses
pembuatan karya ilmiah ini, sehingga kegiatan penulisan mampu berjalan sesuai
dengan rencana tanpa ada hambatan yang berarti.

Dengan adanya karya ilmiah ini, kami berharap bisa mendorong kemajuan
riset dan ilmu pengetahuan terutama yang memiliki kaitan dengan susu dan
tanaman herbal purwaceng. Dalam karya ilmiah ini mungkin terdapat kesalahan-
kesalahan tertentu yang mampu memberikan pengaruh, oleh karena itu dengan
terbuka kami menerima kritik, pendapat, dan saran yang mendorong agar karya
ilmiah ini bisa menjadi lebih baik.

Wonosobo, 9 November 2020

Penulis
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................ 1
2. Perumusan Masalah..................................................................... 2
3. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Konsep ........................................................................ 3
2. Landasan Teori ............................................................................ 3
a. Susu .................................................................................. 3
b. Purwaceng.......................................................................... 5
3. Uraian Pendapat .......................................................................... 8
4. Pemecahan Masalah .................................................................... 9
BAB III METODE PENULISAN .................................................................. 11
BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS........................................................... 13
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan.................................................................................. 16
2. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17
LAMPIRAN ................................................................................................... 20
v

DAFTAR TABEL

GAMBAR 2.1 Kerangka Konsep .................................................................. 3


GAMBAR 2.2 Diagram Proses Pengolahan Susu ......................................... 4
GAMBAR 2.3 Tanaman Purwaceng.............................................................. 5
GAMBAR 2.4 Diagram Proses Pengolahan Purwaceng ............................... 7
GAMBAR Serbuk Purwaceng ....................................................................... 20
GAMBAR Produk Jadi Susu Purwaceng....................................................... 20
GAMBAR Responden Sedang Meminum Susu Purwaceng ......................... 21
GAMBAR Salah Satu Hasil Penilaian ........................................................... 21
TABEL 3.1 Jadwal Pelaksanaan Karya Tulis ................................................ 12
TABEL 4.1 Hasil Kuesioner terhadap 20 Responden ................................... 15
vi

ABSTRAK
POTENSI PENGOLAHAN SUSU DENGAN
PURWACENG (Pimpinella pruatjan L.) SEBAGAI
SUPLEMEN PENINGKAT DAYA TAHAN TUBUH
DI MASA PANDEMI

Altika Dwi Saputri, Artha Sudibyo, dan Levinsa Aysa Asyrura


Program Studi Farmasi STIKES Muhammadiyah Wonosobo

Susu sapi menjadi salah satu produk hewani yang sering dikonsumsi dan
diolah menjadi olahan lainnya dalam bentuk berbeda. Dengan menggunakan teknik
atau bahan campuran yang berbeda hasil akhir olahan akan berbeda pula.
Purwaceng (Pimpinella pruatjan L.) merupakan salah satu tanaman endemik
Dataran Tinggi Dieng yang memiliki efek utama sebagai afrodisiak dan
diperkirakan mampu meningkatkan sistem imun manusia. Senyawa aktif
purwaceng terkonsentrasi pada bagian akar dan umumnya kandungan yang terdapat
adalah: bergapten, isobergapten, sphondin, kumarin, saponin, sterol, alkaloid, dan
lain-lain. Mengingat kajian ilmiah mengenai purwaceng tidak banyak ditemukan
dan juga cara konsumsinya masih terbatas, penelitian ini dilakukan untuk mencari
informasi mengenai pengaruh pemberian purwaceng pada susu murni beserta efek
yang ditimbulkan.

Kata kunci: susu, pengolahan susu, purwaceng, daya tahan tubuh


vii

ABSTRACT
POTENCY OF MILK AND
PURWACENG (Pimpinella pruatjan L.) COMBINATION
AS HUMAN IMMUNE SYSTEM ENHANCER
ON PANDEMIC

Altika Dwi Saputri, Artha Sudibyo, dan Levinsa Aysa Asyrura


Program Studi Farmasi STIKES Muhammadiyah Wonosobo

Cow milk is considered as one of animal product that frequently used and
converted into another product. Methods or mixtures could shape milk into a new
product that differ each other. Purwaceng (Pimpinella pruatjan L.) is an endemic
species that only grow at Dieng Plateau, it works as aphrodisiac and also predicted
that it could enhance human immune system. Active compounds are concentrated
at its root and usually contains: bergaptene, isobergaptene, sphondin, coumarin,
saponin, sterol, alkaloid, and many more. Considering that scientific research
about purwaceng are hard to find and its consumption method are limited, this
research will be done to find any information about how purwaceng affect milk also
its effect to human body.

Keywords: milk, milk processing, purwaceng, human immune system


1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada akhir 2019 di dunia terjadi wabah yang disebabkan karena suatu virus
dan menyerang saluran pernapasan. Komite Internasional tentang Taksonomi
Virus/International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) menyebut virus itu
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS CoV-2) (Wang et al.,
2020), atau kita kenal Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Gejala yang paling umum dari COVID-19 yaitu: demam, batuk kering,
kelelahan. Gejala lain yang tidak terlalu sering dan berpotensi untuk muncul di
beberapa pasien meliputi: kehilangan kemampuan untuk merasakan dan mencium
bau, hidung tersumbat, konjungtivitis, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit,
muntah dan mual, diare, pusing. Gejala yang parah dari COVID-19 meliputi: napas
pendek, kehilangan nafsu makan, kehilangan fokus, nyeri dada atau dada yang
tertekan, suhu tubuh tinggi (di atas 38 oC) (WHO, 2020).
Data 30 April 2020, COVID-19 telah dikonfirmasi pada 3.096.686 orang
dengan kasus baru 72.955 di seluruh dunia, sedangkan angka kematian sekitar
9.859, sehingga total kematian karena COVID-19 sebanyak 223.198 orang. Angka
tersebut meningkat jauh jika dibandingkan dengan data 28 April 2020 dimana
jumlah penderita COVID-19 2.957.350 orang dengan jumlah kematian 207.961
orang (WHO, 2020).
Data 15 Mei 2020 di Indonesia didapatkan 16.496 terkonfirmasi COVID-
19 dengan kasus baru 490 orang, 11.617 orang dalam perawatan, 3.803 dinyatakan
sembuh, 1.076 meninggal. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak
262.919 dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebesar 34.360 orang (Gugus Covid,
2020).
Sejauh ini belum ditemukan terapi atau obat untuk mengatasi COVID-19.
Intinya cara untuk mencegah COVID-19 dengan meningkatkan daya tahan tubuh.
Daya tahan tubuh dapat diperoleh antara lain dengan vaksin dan herd immunity.
Selain itu, daya tahan tubuh juga bisa diperoleh dari mengkonsumsi bahan-bahan
yang memiliki khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Contoh bahan yang
dapat meningkatkan daya tahan tubuh antara lain: susu dan purwaceng.
2

Terdapat banyak variasi dalam komposisi susu dari beragam hewan dan
ternak. Namun, secara mendasar mereka mengandung komponen yang sama, yakni
air, lemak susu, protein susu, laktosa, mineral-mineral, asam sitrat, vitamin, enzim,
dan komponen lainnya. (Murti, 2018). Susu juga mempunyai zat antibodi yaitu
imunoglobulin yang baik untuk daya tahan tubuh. Konsumsi susu dengan
komponen gizi yang lengkap, mudah dicerna dan memiliki antibodi yang baik
berupa imunoglobulin dapat membantu tumbuh kembang anak melalui tahapan
pertumbuhan menjadi remaja dan di akhiri dengan fase dewasa atau usia lanjut
(Christi dkk., 2019).
Purwaceng mengandung senyawa kumarin (bergapten dan isobergapten
serta xantotoksin, umbeliferon dan marmesin), saponin dan sterol (stigmasterol dan
y-sitosterol), furanokumarin (bergapten, isobergapten, psoralen dan sfondin),
saponin, sterol dan alkaloid. Khasiat dari purwaceng antara lain: sebagai afrodisiak
dan disfungsi ereksi (Menkes RI, 2016). Dari senyawa yang terkandung dalam
purwaceng khasiat lain yang diperoleh adalah meningkatkan daya tahan tubuh.
Rasa purwaceng yang kurang begitu enak membuat produk olahan
purwaceng kurang begitu diterima oleh beberapa orang. Oleh sebab itu, dengan
dilakukan pengolahan purwaceng bersama dengan susu akan membuat rasanya
lebih diterima dan kombinasi kedua bahan tersebut juga akan meningkatkan
manfaat dari masing-masing bahannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami tertarik untuk membuat karya
tulis dan produk berjudul “Potensi Pengolahan Susu dengan Purwaceng (Pimpinella
pruatjan L.) sebagai Suplemen Peningkat Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi”.

2. Perumusan Masalah
a. Dapatkah susu dan purwaceng diolah menjadi satu produk olahan kombinasi?
b. Apakah olahan susu purwaceng bisa meningkatkan daya tahan tubuh?
3. Tujuan
a. Meningkatkan potensi olahan susu purwaceng yang mudah diolah, memiliki
rasa yang dapat diterima, dan harga terjangkau.
b. Membuktikan susu purwaceng memiliki khasiat meningkatkan daya tahan
tubuh.
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Kerangka Konseptual

SUSU PURWACENG

SUSU
PURWACENG

MENINGKATKAN DAYA
TAHAN TUBUH

Gambar 2.1 Kerangka Konspetual

2. Landasan Teori
a. Susu
Susu merupakan cairan yang berasal dari ambing ternak perah sehat
dan bersih. Diperoleh dengan cara pemerahan yang benar sesuai ketentuan
yang berlaku. Kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu
apapun dan belum mendapat perlakuan apapun, kecuali proses pendinginan
(Meutia, 2016).
Komponen penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin,
mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang
bermanfaat bagi kesehatan sebagai probiotik. Komposisi susu sapi sangat
beragam tergantung pada beberapa faktor antara lain bangsa sapi, tingkat
laktasi, pakan, interval pemerahan, suhu dan umur sapi. Angka rata-rata
komposisi untuk semua kondisi dan jenis sapi perah adalah 87,1% kadar air,
3,9% lemak, 3,4% protein, 4,8% laktosa, 0,72% abu dan beberapa vitamin
yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K (Usmiati, 2009).
4

Susu merupakan produk yang dihasilkan asal ternak yang memiliki


fungsi sebagai sumber energi untuk metabolisme tubuh karena memiliki gizi
lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu
susu juga mempunyai zat antibodi yaitu imunoglobulin yang baik untuk daya
tahan tubuh (Christi dkk., 2019).
Pemerahan manual yaitu proses pengeluaran susu sapi dari ambing
sapi oleh tangan pemerah. Selama pemerahan secara manual tangan pemerah
harus dalam keadaan bersih, selain itu perlu dihindari kontamnasi dari
lingkungan sekitar (sumber bau, polusi udara dan tanah/debu) (Usmiati,
2009).

Penerimaan
Penerimaan Susu
Susu Segar
Segar

Pencampuran dan
Pemanasan

Penyaringan

Homogenisasi

Pasteurisasi

Pendinginan dan
Pengemasan

Gambar 2.2 Diagram Proses Pengolahan Susu (Koswara, 2009)

Dalam keadaan normal susu hanya mampu bertahan selama 120 menit
setelah pemerahan tanpa mengalami kerusakan dan penurunan kualitas.
Kerusakan dan menurunnya kualitas susu kurang dari 120 menit dapat
5

disebabkan tidak adanya penanganan pada susu sehingga pada saat


pendistribusian susu, alat transportasi perlu dilengkapi dengan pendingin
untuk menghambat pertumbuhan bakteri (Pramesti, 2017).
Proses pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh susu yang
beraneka ragam, berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan,
mempermudah pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai
tukar dan daya guna bahan mentahnya. Susu pasteurisasi merupakan produk
olahan susu yang telah mengalami proses pemanasan selama 15-16 detik pada
suhu 71,7-75oC dengan alat plathead exchanger (Yunita, 2018).

b. Purwaceng
- Nama latin: Pimpinella pruatjan L.
- Suku: Apiaceae

Gambar 2.3 Tanaman Purwaceng (Menkes, 2016)


- Nama daerah: Kiurai, purwoceng, antanan gunung, gebongan depok,
rumput dempo, suripandak abang.
- Bagian yang digunakan: Herba dan akar
- Deskripsi tanaman/simplisia: Terna yang hampir menutupi tanah, tidak
berbatang, hanya pokok akar dimana daun dan tunas tumbuh. Daun
majemuk, menyirip ganjil, tangkai silindri, masif, panjang daun 5-30
cm, berwarna hijau atau ungu, anak daun bentuk bulat atau bulat telur,
tepi beringgit, panjang 1-4 cm, lebar 13 cm, berwarna hijau. Bunga
majemuk bentuk payung, kelopak kecil, berwarna hijau atau putih
kehijauan, mahkota berbagi 5, kecil, berwarna putih. Buah berupa buah
padi, bentuk bulat telur, panjang 1-2 mm, permukaan beralur, berwarna
coklat. Akar tunggang, sedikit bercabang, berwarna putih kecoklatan.
6

- Kandungan kimia Purwoceng: mengandung senyawa kumarin


(bergapten dan Isobergapten serta xantotoksin, umbeliferon dan
marmesin), saponin dan sterol (stigmasterol dan y-sitosterol),
furanokumarin (bergapten, isobergapten, psoralen dan sfondin),
saponin, sterol dan alkaloid).
- Data keamanan: LD 50 = 66,36 (45,70-96,36 mg/10 g BB mencit ip).
- Uji Praklinik: Penelitian pada tikus jantan usia 40 hari menunjukkan
bahwa pemberian per oral ekstrak purwoceng 25 mg selama 53 hari
meningkatkan spermatogenesis, meningkatkan jumlah dan motilitas
sperma dibanding control akuades (P < 0,01). Penelitian lainnya pada
tikus jantan usia 90 hari menunjukkan bahwa pemberian 2 mL per oral
ekstrak purwoceng 25 mg/mL (2,5% b/v) selama 7 hari meningkatkan
kadar testosteron dan LH yang diukur dengan metode RIA.
- Uji Klinik: Penelitian dilakukan terhadap 40 laki-laki berumur 40 tahun
dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama diberikan kapsul plasebo
dan kelompok kedua kapsul ekstrak purwoceng 50 mg/hari untuk 15
hari. Hasil menunjukkan ekstrak purwoceng meningkatkan kadar LH,
indeks androgen bebas dan indeks defisiensi androgen.
- Indikasi: Aprodisiak dan disfungsi ereksi.
- Kontraindikasi: Gagal ginjal, hipertensi, kelainan jantung.
- Peringatan: Konsumsi purwaceng secara berlebihan mengakibatkan
iritasi ginjal.
- Efek samping: Belum diketahui
- Interaksi : Belum diketahui
- Posologi: 1 x 2 kapsul (500 mg ekstrak akar), diminum 1 jam sebelum
melakukan aktivitas (Menkes, 2016).
Purwaceng merupakan tanaman herba komersial yang akarnya
dilaporkan berkhasiat obat sebagai afrodisiak, diuretik, dan tonik. Tanaman
tersebut merupakan tanaman asli Indonesia yang hidup secara endemik di
daerah pegunungan seperti dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, Gunung
Pangrango di Jawa Barat, dan area pegunungan di Jawa Timur. Purwaceng
banyak tumbuh secara liar di kawasan Dieng pada ketinggian 2.000-3.000
7

mdpl. Sebaran tanaman purwaceng di Indonesia meliputi Jawa Tengah, Jawa


Timur, dan Jawa Barat. Purwoceng merupakan salah satu tanaman obat.
Seluruh bagian tanaman purwaceng dapat digunakan sebagai obat tradisional,
terutama akar. Akarnya mempunyai sifat diuretika (melancarkan saluran air
seni) dan digunakan sebagai afrodisiaka yaitu khasiat suatu obat yang dapat
meningkatkan gairah seksual dan menimbulkan ereksi atau menambah
stamina (Suhartinah, 2011).

Gambar 2.4 Diagram Proses Pengolahan Purwaceng (Salim dan Munadi, 2017)
8

Pada umumnya, produktivitas purwaceng dipengaruhi oleh


lingkungan tumbuh dan umur panen tanaman, Semakin panjang umur
tanaman maka semakin tinggi jumlah produksi herba yang dapat dipanen.
Produksi simplisia purwaceng lebih tinggi di lingkungan tumbuh asli (Dieng)
dibandingkan dengan di lingkungan tumbuh luar habitat asli (Rusmin, 2017).
Penyarian purwoceng dapat dilakukan dengan metode infus.
Pembuatan infus tersebut yaitu, serbuk herba purwoceng dimasukkan dalam
panci infus berisi air, tunggu sampai mendidih atau lebih dikenal dalam
masyarakat dengan nama rebusan. Keuntungan dari metode infus adalah
pemakaiannya sangat mudah, yaitu dengan cara langsung diminum air hasil
rebusan herba tersebut tetapi dalam pemakaian metode ini adapun
kekurangannya yaitu tidak tahan lama dalam penyimpanan karena
kemungkinana dapat timbul jamur (Suhartinah, 2011).

3. Uraian Pendapat
Konsumsi susu di indonesia masih dalam kondisi yang minim yaitu
16,53 liter/kapita/tahun dibandingkan dengan sejumlah negara yang berada di
wilayah ASEAN, tentu hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah khsususnya
instansi yang terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut (Christi, 2019).
Dalam keadaan normal susu hanya mampu bertahan selama 120 menit
setelah pemerahan tanpa mengalami kerusakan dan penurunan kualitas.
Kerusakan dan menurunnya kualitas susu kurang dari 120 menit dapat
disebabkan tidak adanya penanganan pada susu sehingga pada saat
pendistribusian susu, alat transportasi perlu dilengkapi dengan pendingin untuk
menghambat pertumbuhan bakteri (Pramesti, 2017).
Susu merupakan bahan pangan yang mengandung nutrisi dan nilai gizi
yang tinggi. Susu merupakan bahan pangan yang mudah rusak dan hanya
mampu bertahan selama 5 jam saat berada di suhu ruang. Penyebabnya antara
lain karena pengaruh kimia, fisik, dan mikrobiologi. Kandungan nutrisi yang
tinggi dari susu menjadi media yang baik untuk perkembangbiakan bakteri
perusak (Abeng, 2019).
9

Usaha-usaha untuk memperbanyak dan budidaya mengalami kesulitan


karena tumbuhan purwaceng sulit menghasilkan biji. Beberapa penelitian ilmiah
telah dilakukan namun demikian masih banyak hal yang belum diketahui.
Penelitian perbanyakan secara in vitro melalui kultur jaringan telah dilakukan
untuk mengatasi permasalahan ini, namun hasilnya belum memuaskan (Widodo,
2018).
Benih purwaceng yang baru dipanen pada saat masak fisiologis (7 – 8
minggu setelah antesis) mempunyai daya berkecambah sangat rendah (<20%),
karena adanya dormansi afterripening (Rusmin, 2017).
Purwaceng merupakan komoditas yang mahal dan banyak dicari oleh
industri-industri jamu. Selain sediaan segar atau kering (bahan baku jamu),
bibitnya juga banyak dicari karena kelangkaannya di pasaran. Tanaman
purwaceng hanya tersisa di areal petani yang sangat sempit. Langkanya
budidaya di tingkat petani disebabkan antara lain oleh sulitnya membudidayakan
purwaceng di luar habitatnya (Wahyu, 2012).
Tanaman purwaceng berkhasiat sebagai afrodisiak karena akarnya
mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-
senyawa lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh serta memperlancar
peredaran darah. Bahan aktif purwaceng paling banyak terdapat pada bagian
akarnya yang menyerupai wortel dan berwarna putih, panjangnya sekitar 10 cm.
Purwaceng yang asli memiliki rasa khas yaitu pedas, yang dihasilkan oleh akar
dan bijinya (Widodo dkk., 2018).
Karakteristik saponin yang amfipatik membuatnya memiliki aktivitas
biologis yang luas. Efek farmakologis saponin salah satunya termasuk stimulasi
respons daya tahan tubuh. Saponin beraksi dengan meningkatkan respons daya
tahan tubuh pada antigen (Kregiel, 2017).

4. Pemecahan Masalah
Susu hanya mampu bertahan selama 120 menit setelah pemerahan,
setelah itu potensi kontaminasi menjadi tinggi. Hal ini bisa ditanggulangi dengan
mengolah susu dengan metode-metode tertentu seperti pasteurisasi atau
sterilisasi. Metode pengolahan tersebut direkomendasikan karena selain bisa
10

mengurangi mikroorganisme yang ada dalam susu juga bisa memperpanjang


ketahanan kualitas susu.
Selain metode pasteurisasi dan sterilisasi, cara lain untuk
mempertahankan kualitas susu yaitu dengan metode spray dry atau dengan
mengubah bentuk susu cair menjadi bubuk.
Produk ini diharapkan bisa meningkatkan minat dan kesadaran
masyarakat untuk mengonsumsi susu, karena berdasarkan data di atas bisa
dibilang bahwa tingkat konsumsi susu di Indonesia masih rendah jika
dibandingkan dengan negara lain di ASEAN. Mengingat bahwa produk olahan
ini memiliki harga yang terjangkau, rasa yang enak, dan memiliki khasiat yang
baik.
Purwaceng merupakan tanaman endemik di Dataran Tinggi Dieng,
sehingga membuat ketersediaan purwaceng sangat terbatas dan harganya cukup
mahal. Di samping itu, rasa dari purwaceng cukup pedas dan bagi sebagian orang
rasa tersebut kurang begitu diterima. Akan tetapi saat ini di Wonosobo sudah
banyak petani yang membudidayakan purwaceng sebagai pilihan utama, hal
tersebut dapat memecahkan masalah dalam hal ketersediaan purwaceng yang
terbatas dan membuat harga purwaceng lebih terjangkau. Untuk rasa purwaceng
yang kurang diterima, maka kami memiliki gagasan untuk mengkombinasikan
purwaceng dengan susu agar dapat dinikmati oleh semua masyarakat.
Kombinasi susu dan purwaceng ini dapat menjadi satu produk yang
memiliki manfaat yang lebih, imunoglobulin yang terkandung dalam susu dan
saponin yang terkandung dalam purwaceng dapat meningkatkan daya tahan
tubuh dan itu baik bagi masyarakat terutama di masa pandemi.
11

BAB III METODE PENULISAN

Penentuan judul dilaksanakan pada 24 dan 25 Oktober 2020. Judul “Potensi


Pengolahan Susu dengan Purwaceng (Pimpinella pruatjan L.) sebagai Suplemen
Peningkat Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi” menjadi judul terpilih yang
diambil berdasarkan keinginan untuk memperkenalkan tanaman endemik dari
Dataran Tinggi Dieng, yakni purwaceng yang selama ini hanya terbatas digunakan
sebagai afrodisiak.
Pencarian sumber dasar penelitian menggunakan metode literature review
dilakukan selama dua hari dan topik yang berkaitan dengan kesehatan yakni daya
tahan tubuh dan juga pandemi terpilih setelah melihat dari kandungan purwaceng
yang mengandung senyawa turunan saponin. Diketahui saponin mampu
meningkatkan daya tahan tubuh. Setelah riset lebih lanjut tidak ditemukan data
mengenai kandungan susu yang mampu merusak senyawa aktif saponin dari
purwaceng.
Penyusunan abstrak dilakukan selama empat hari dari 28 – 31 Oktober,
sekaligus melengkapi sumber-sumber dasar penelitian yang berkaitan dengan susu,
purwaceng, dan juga daya tahan tubuh terutama di masa pandemi.
Penelitian dilakukan dengan metode experimental explanatory dan
dilakukan selama tiga hari. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari tahu
kelarutan dari purwaceng jika dicampur menggunakan susu. Setelah beberapa kali
pengujian dan sumber ditemukan komposisi takaran tertentu yang menurut kami
merupakan takaran terbaik.
Pengujian memberikan susu purwaceng pada 20 responden kemudian
dinilai dari segi rasa, efek yang diberikan, dan juga harga yang dipasang. Rasa
purwaceng tergolong sebagai pedas, oleh karena itu menjadi salah satu
pertimbangan penting dalam produk ini. Efek yang ada pada produk kami dibatasi
oleh sensasi hangat dan ringan pada tubuh konsumen, sedangkan harga yang
dipasang kami cantumkan untuk melihat potensinya jika dijual dipasaran.
Pengambilan pendapat dari responden dilakukan pada tanggal 3 November 2020.
12

Penyusunan full paper dilakukan selama enam hari dengan melengkapi


sumber-sumber kemudian dilanjutkan evaluasi yang berfokus pada penulisan full
paper. Karya ilmiah yang sedikit mengenai purwaceng menjadi kendala utama pada
penulisan full paper sehingga evaluasi menjadi terbatas pada pemeriksaan karya.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksaan Karya Tulis


13

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS

Produk olahan susu purwaceng terdiri dari bahan dasar yaitu susu dan
purwaceng. Komposisi susu yang kami gunakan tiap kemasannya 250 ml
sedangkan untuk purwaceng yaitu 500 mg.
Pembuatan susu purwaceng dilakukan dengan cara melarutkan serbuk
purwaceng dengan susu. Setelah dilarutkan menggunakan susu , serbuk purwaceng
mampu larut dan memberikan warna kecoklatan pada susu yang tadinya berwarna
putih. Hal ini menjadi tanda bahwa serbuk purwaceng mampu larut dalam susu
panas.
Tujuan utama dari produk ini adalah untuk menyajikan hasil akhir pada
semua kalangan tanpa dibatasi faktor harga. Pertimbangan mengenai harga yang
berbeda dari ekstrak dan simplisia menjadi salah satu kendala pembuatan produk
ini. Ekstrak purwaceng lebih mahal dibanding simplisia purwaceng. Oleh karena
itu, mengingat biaya untuk mendapatkan ekstrak purwaceng sangat mahal dan sulit
untuk didapatkan maka simplisia serbuk akar purwaceng dipilih sebagai bahan
dasar dari purwaceng.
Selain dari faktor harga, petani purwaceng di daerah Dataran Tinggi Dieng
hanya mengolah purwaceng dalam bentuk simplisia. Hal tersebut dikarenakan
belum ada alat dan sumber daya manusia di kalangan petani yang mampu
menunjang proses pengubahan bentuk dasar tanaman utuh purwaceng menjadi
ekstraksi. Gagasan untuk kedepan tim penulis, kampus, dan kelompok tani akan
bekerja sama untuk mengembangkan potensi purwaceng hingga tahap ekstraksi dan
isolasi dengan menggunakan alat dan sumber daya yang mendukung.
Hasil akhir dari percobaan adalah produk baru susu purwaceng yang diberi
nama SUPER (Susu Purwaceng) Healthy Drink. Produk ini hanya tersedia dalam
jumlah terbatas karena susu murni sangat rentan terkontaminasi oleh bakteri dan
untuk mengatasinya produksi hanya dilakukan sangat terbatas, yakni lima botol satu
hari.
14

Susu yang mudah rusak dalam bentuk cair menjadi salah satu kelemahan
produk ini, hanya saja untuk kedepannya terdapat rencana untuk mengubahnya
menjadi bentuk yang lebih tahan pada risiko kontaminasi, yaitu dalam bentuk
bubuk.
Rasa purwaceng yang pedas menjadi kendala lain dalam produk jadi. Pedas
purwaceng khas dan begitu menyengat, sehingga efek langsung bisa di rasakan oleh
konsumen yakni rasa hangat di tenggorokan dan di perut. Untuk konsumen yang
tidak tahan pada sensasi pedas terdapat beberapa cara menutupinya seperti
memberikan rasa dalam susu purwaceng. Untuk ke depannya terdapat rencana
untuk meningkatkan daya beli dari sudut pandang rasa dengan memberi perasa
seperti rasa coklat atau dengan penambahan gula.
Selama ini purwaceng hanya digunakan sebagai afrodisiak/meningkatkan
stamina pada pria. Padahal kandungan saponin pada purwaceng yang cukup tinggi
memiliki efek untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Sedangkan untuk susu
memiliki khasiat untuk pertumbuhan tulang dan gigi, kaya akan nutrisi serta
memiliki kandungan imunoglobulin yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Oleh karena itu, susu purwaceng merupakan kombinasi yang baik yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh.
Produk olahan susu purwaceng kami dapat dikonsumsi sehari dua kali (satu
kali minum satu botol susu purwaceng). Dalam satu botol susu purwaceng
mengandung 500 mg purwaceng dan 250 ml susu.
Evaluasi awal telah kami lakukan dengan memberikan produk ke 20
responden untuk menilai rasa, harga, dan juga efek yang dianggap sebagai nilai jual
dan tantangan utama pada produk ini. Pada kuesioner ini kami menggunakan
perhitungan dengan skala Likert 1 sampai 5, di mana 1 menunjukkan tidak baik, 2
kurang baik, 3 cukup, 4 baik, 5 sangat baik. Hasilnya adalah sebagai berikut:
15

Tabel 4.1 Hasil Kuesioner terhadap 20 Responden


No. Rasa Efek Harga
Penilaian Kuisioner (range 1-5)
1. 4 4 4
2. 3 4 4
3. 4 4 3
4. 4 3 4
5. 4 3 4
6. 5 4 4
7. 4 3 4
8. 4 3 3
9. 3 3 3
10. 5 4 4
11. 4 3 4
12. 4 3 4
13. 4 4 4
14. 3 3 3
15. 4 3 \4
16. 3 4 4
17. 5 4 4
18. 4 4 3
19. 5 4 4
20. 4 3 4
JUMLAH 80 70 75
RATA-RATA 4,0 3,5 3,75

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa produk olahan susu purwaceng


dari segi rasa sudah baik karena menunjukkan nilai kuesioner yaitu 4,0; dari segi
efek sudah diatas cukup karena menunjukkan nilai kuesioner 3,5; dari segi harga
sudah diatas cukup dan mendekati baik karena menunjukkan nilai kuesioner 3,75.
Sehingga dari data tersebut produk olahan susu purwaceng kami sudah baik dan
dapat diterima oleh masyarakat.
Dari beberapa kendala pada produk kami antara lain terkait ketahanan
kualitas produk dan khasiat. Kedepan kami akan membuat produk olahan susu
purwaceng dalam bentuk serbuk dan menggunakan esktrak purwaceng agar produk
olahan susu purwaceng kami dapat tahan lama dan memiliki khasiat jauh lebih baik.
16

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Susu dan purwaceng dapat diolah menjadi satu produk olahan kombinasi.
b. Olahan susu purwaceng dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Saran
a. Diperlukan pengolahan susu cair menjadi serbuk untuk meningkatkan
ketahanan kualitas susu tersebut.
b. Diperlukan alat dan sumber daya untuk ekstraksi purwaceng sehingga
khasiatnya dapat lebih tinggi.
c. Diperlukan inovasi terhadap varian rasa maupun kemasan dari produk
olahan susu purwaceng.
17

DAFTAR PUSTAKA

https://covid19.go.id/p/berita.infografis-covid-19-15-mei-2020 (diakses pada 31


Oktober 2020 pukul 19.00 WIB)

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-
answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses#:~text:symptoms
(diakses pada 31 Oktober 2020 pukul 19.50 WIB)

https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_3 (diakses pada 31


Oktober 2020 pukul 19.30 WIB)

Abeng, Doni dkk. (2019). Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) dan Madu (Mel)
sebagai Pengawet Alami Susu Pasteurisasi. Jurnal Agroteknologi
dan Agribisnis. Vol. 3 No. 1.

Christi, R.F., Primiani Edianingsih dan Ken Ratu Gharizah Alhur. (2019).
Pentingnya Minum Susu untuk Anak Usia Dini, Remaja, dan
Lanjut Usia di Pesisir Pangandaran. Media Kontak Tani Ternak.
November 2019, 1 (2): 12-15. DOI: 1024198/mkttv1i2.23585.

Koswara, Sutrisno. (2009). Teknologi Pembuatan Yoghurt. E-book. Pangan.

Kregiel, Dorota dkk. (2017). Saponin-Based, Biological-Active Surfactants from


Plants. DOI: 10.5772/68062.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Formularium
Obat Herbal Asli Indonesia.

Meutia, Nellita dkk. (2016). Residu Antibiotika Dalam Air Susu Segar yang
Berasal Dari Peternakan di Wilayah Aceh Besar. Jurnal Ilmu
Ternak. Juni 2016, Vol.16. No.1.

Murti, T.W. (2018). Pangan, Gizi, dan Teknologi Susu.Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
18

Pramesti, N.E. dan Yudhastuti, Ririh. (2017). Analisis Proses Distribusi terhadap
Peningkatan Escheruchua Coli pada Susu Segar Produksi
Peternakan X di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 9,
No. 2 Juli 2017: 181–190.

Rusmin, Devi. (2017). Pengembangan Budidaya Purwoceng (Pimpinella pruatjan


Molk.) sebagai Tanaman Obat. Perspektif. Vol. 16 No. 2/Des
2017. Hlm 80-93. DOI:
http://dx.doi.org/10.21082/psp.v16n2.2017.

Salim, Zamroni dan Munadi, Ernawati. (2017). Info Komoditi Tanaman Obat.
Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
Kementertian Perdagangan Republik Indonesia.

Suhartinah. (2011). Efek Spermatogenesis Dan Aprodisiaka Herba Purwoceng


(Pimpinella alpina K. D. S.) Pasar Terhadap Tikus Putih Jantan
Galur Wistar. Jurnal Farmasi Indonesia. November 2011, hal 19-
26.

Usmiati, Sri dan Abubakar. (2009). Teknologi Pengolahan Susu. Bogor: Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Wahyu, Yudiwanti dkk. (2012). Keragaan Mutatif Purwoceng (Pimpinella pruatjan


Molk.) dari Benih Diiradiasi Sinar Gamma pada Tiga Ketinggian
Tempat. J. Agron. Indonesia. 41 (1): 77 – 82 (2013).

Wang, Wenling, Yanli Xu dan Ruqin Gao. (2020). Detection of SARS-CoV-2 in


Different Types of Clinical Specimens. JAMA. 2020; 323 (18):
1843-1844. DOI:10.1001/jama.2020.3786.

Widodo, Pudji dkk. (2018). Persebaran Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.)


Masa Lalu dan Masa Kini. Pengembangan Sumber Daya
Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VIII, 14-15.
19

Yunita, B, Achmad Tjachja Nugraha dan Acep Muhib. (2018). Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Susu Sapi Pasteurisasi di
Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor. Agribusiness Journal. Vol.
12, No.1. DOI: https://doi.org/10.15408/aj.v12i1.11851.
20

LAMPIRAN

Gambar Serbuk Purwaceng

Gambar Produk Jadi Susu Purwaceng


21

Gambar Responden Sedang Meminum Susu Purwaceng

Gambar Salah Satu Hasil Penilaian

Anda mungkin juga menyukai