Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Hand out rompi ini merupakan rangkuman dasar penunjang dalam mempelajari
mata pelajaran Membuat Busana Custom Made. Dalam hand out ini berisi
pengertian tentang pengertian rompi, macam – macam rompi, hingga langkah
pembuatan pola rompi.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
4.1 Membuat rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
C. Indikator Pencapaian
3.1 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
3.1.1 Menjelaskan pengertian rompi
3.1.2 Menguraikan macam – macam rompi
3.1.3 Menganalisis desain rompi
3.1.4 Menganalisis pengambilan ukuran rompi
3.1.5 Menjelaskan langkah – langkah pembuatan pola rompi
3.1.6 Menganalisis rancangan bahan rompi
4.1 Membuat rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
4.1.1 Membuat desain rompi sesuai analisis
4.1.2 Membuat desain produksi 1 dan desain produksi 2 rompi
4.1.3 Mengambil ukuran rompi
4.1.4 Membuat pola kecil rompi
4.1.5 Membuat rancangan bahan rompi
4.1.6 Membuat pola besar.
D. Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menjelaskan pengertian rompi sesuai dengan
LP3 : Pengetahuan.
3.1.2 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menguraikan macam – macam rompi sesuai
dengan LP3 : Pengetahuan.

1|Handout Rompi
3.1.3 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis desain rompi sesuai dengan LP3 :
Pengetahuan.
3.1.4 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis pengambilan ukuran rompi sesuai
dengan LP3 : Pengetahuan.
3.1.5 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menjelaskan langkah – langkah pembuatan pola
rompi sesuai dengan LP3 : Pengetahuan.
3.1.6 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis rancangan bahan rompi sesuai
dengan LP3 : Pengetahuan.
4.1.1 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat desain rompi sesuai analisis sesuai
dengan LP4 : Keterampilan.
4.1.2 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat desain produksi 1 dan desain
produksi 2 rompi sesuai dengan LP4 : Keterampilan.
4.1.3 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu mengambil ukuran rompi
4.1.4 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat pola kecil rompi sesuai dengan LP4 :
Keterampilan.
4.1.5 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat rancangan bahan rompi sesuai
dengan LP4 : Keterampilan.
4.1.6 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat pola besar sesuai dengan LP4 :
Keterampilan.

MATERI
2|Handout Rompi
I. Definisi Rompi
Kata rompi berasal dari bahasa Perancis
yaitu Veste, bahasa Italia Vesta dan bahasa
Latin Vestis. Rompi yang dalam bahasa Inggris
sering disebut Vest atau waistcoat adalah
pakaian tanpa lengan dan biasanya dilengkapi
dengan kancing di depan, terbuat dari bahan
kain atau kaos yang biasanya dipakai setelah
memakai pakaian utama. Vest merupakan jenis
pakaian yang menutupi tubuh bagian atas yang
dikenakan di luar kemeja atau blus dan
kadang-kadang sebagai bagian dari tiga potong
pakaian, yaitu celana panjang, kemeja dan jas.
Vest juga dinamakan rompi pullover, rompi
sweater atau blus tanpa lengan.
Terdapat berbagai model vest antara lain yaitu :
- Vest berkancing dan tidak berkancing.
- Vest berbahan dasar kaos/kain biasa atau rajutan benang
- Vest dengan opening memakai
Vest merupakan pakaian tambahan yang berfungsi menambah nilai lebih
pada penampilan seseorang dan sebagai penghangat badan yang tidak
merepotkan karena tanpa lengan dan praktis.
Awalnya vest merupakan salah satu busana yang jarang digunakan para
wanita, vest lebih sering digunakan oleh para pria. Namun, akhir 2013 para
desainer busana mulai memasukkan vest dalam rancangannya dan akan
menjadi tren tahun 2014. Beberapa perancang busana dunia seperti Jason Wu
dan Victoria Beckham dan beberapa desainer lainnya, justru menampilkan vest
sebagai busana inti bagi para perempuan. Sebagai busana inti, vest ini muncul
dalam rupa seperti blazer akan tetapi tanpa lengan, atau sleevless blazer.
Vest ini tak lagi dikenakan dengan mengaitkan kancing-kancing atau
resletingnya, vest dibiarkan tidak berkancing. Gaya lainnya adalah, vest hanya
dikaitkan di bagian atas saja. Selain itu, vest sleevless blazer atau sleevless jacket,

3|Handout Rompi
kerahnya dibuat memanjang hingga hampir ke ujung vest. Mengenakannya, bisa
tetap memadupadankannya dengan busana lainnya seperti kemeja atau kaus
lengan panjang.
Berikut ini adalah beberapa macam bentuk dari vest :
1. Fullback Vest
Merupakan jenis
vest model klasik
yang biasa dipakai
sebagai pelengkap
tuksedo.
Umumnya, model
vest dengan
bagian belakang
tertutup penuh ini
memiliki strap di
belakang yang bisa disesuaikan ukuran pinggang. Vest ini cocok untuk
semua bentuk badan dan memberikan kesan maskulin bagi pemakainya.
Biasanya vest ini dipadukan dengan kemeja sebagai dalaman ditambah
dasi berukuran kecil sebagai pelengkap.
2. Halter/Backless Vest
Vest ini memiliki bagian
belakang terbuka sehingga
bentuk kerahnya melingkari
leher. Selain memiliki strap,
ada beberapa vest jenis ini
yang memakai karet di
pinggang belakang yang
ukurannya bisa disesuaikan
bentuk pinggang kita. Halter
vest cocok untuk pemilik dada
kecil, karena bentuknya
melingkar dan terbuka di bagian dada. Vest ini cocok dipadukan dalaman

4|Handout Rompi
apa saja, termasuk T-shirt. Untuk gaya kasual, bisa kenakan T-shirt
dengan rok, celana jeans, atau celana pendek.
3. Double Breasted Vest
Vest ini memiliki model yang salah
satu bagian depannya menimpa sisi
lainnya, biasanya memiliki 4 atau 6
kancing. Selain dipakai untuk bergaya
kasual, jenis vest ini cocok untuk gaya
formal. Ada beberapa double breasted
vest yang modelnya menyerupai halter
vest. Tapi biasanya bagian depan vest
ini lebih tertutup, sehingga cocok
dipakai pemilik dada besar maupun
kecil. Untuk gaya formal, pakai kemeja
putih sebagai dalaman dan vest warna
hitam.
4. High Cut Vest
Vest ini memiliki kancing di bagian depan
yang tertutup hingga mendekati kerah
leher. Cocok untuk pemilik dada besar.
Bentuknya yang tertutup membuat vest ini
berkesan formal, padankan dengan
dalaman turtleneck, untuk penampilan
yang trendi.
5. Long Vest
Vest ini cocok untuk menyamarkan pinggul
besar atau tubuh yang menyerupai buah pir. Tidak seperti jenis vest lain
yang umumnya sebatas pinggang, Long Vest panjangnya melebihi
pinggang. Ada yang berkancing depan, ada juga yang bermodel slouchy
atau longgar. Untuk menyamarkan pinggul besar, kenakan Long Vest
dengan lilitan ikat pinggang berukuran sedang atau besar. Untuk
berpenampilan casual Long Vest dapat dipadukan dengan long top dan
legging.

5|Handout Rompi
6. Knit Vest

Awalnya jenis vest ini berkerah V dan tanpa kancing. Tapi kini tersedia
dalam berbagai model, dari yang panjang hingga model cropped. Knit
vest ini bisa dipadukan dengan kemeja berlengan panjang dan celana
baggy.

7. Cropped Vest

6|Handout Rompi
Potongan cropped vest biasanya berada di atas garis pinggang. Kelebihan
vest model ini bisa membentuk tubuh dan torso terlihat lebih panjang,
sehingga cocok untuk anda yang bertubuh mungil. Namun vest model ini
tidak disarankan untuk pemilik perut buncit. Untuk tampilan feminin,
padukan dengan mini dress atau tube dress.
8. Retro Vintage Denim Vest
Rompi denim retro ini bisa dipadupadankan
dengan segala jenis item fashion lain untuk gaya
santai, dan sangat
cocok
dipadupadankan
dengan dress.

9. Tailored
Collar Vest
Vest ini
disebut

7|Handout Rompi
dengan tailored collar vest dikarenakan desain kerah relatif formal, vest ini
sangat cocok dipakai untuk kerja kantor dan acara formal. Vest ini bisa
dipadupadankan dengan rok hitam klasik dan high heels untuk kerja saat
musim panas.

10. Boho Embellished Vest


Model vest jenis ini adalah vest yag sangat kuat nuansa antik dan
etniknya. Yang tentunya akan tampak sempurna jika dipadu padankan
dengan rok maxi berwarna.

11. Army Green Vest


Jenis vest satu ini memiliki potongan seperti jaket safari tanpa lengan,
tentunya berwarna hijau kargo seperti gaya rompi tentara. Army green
vest ini bisa dipadukan dengan T-shirt dan celana pendek.

8|Handout Rompi
12. Sweater Vest

II. Kriteria Vest


Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kriteria vest/rompi secara umum
antara lain sebagai berikut :
- Rompi merupakan jenis busana yang tidak memiliki lengan.

9|Handout Rompi
- Merupakan salah satu jenis busana luar, yaitu pakaian yang dikenakan
diluar kemeja/blus.
- Beberapa jenis rompi berkancing dan ada pula yang tidak berkancing.
- Bahan untuk membuat rompi beraneka ragam, mulai dari kain dril
sampai rajutan.
III. Alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum membuat desain
Sebelum pembuatan rompi, hal yang perlu disiapkan yaitu desain dari rompi
tersebut. Sedangkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat desain
rompi, antara lain sebagai berikut :
Alat :
1. Pensil
Pensil merupakan alat utama dalam membuat desain busana. Pensil yang
digunakan dapat berupa pensil 2B atau yang lain sesuai dengan
kebutuhan
2. Penghapus
Penghapus merupakan alat penunjang selanjutnya dalam membuat
desain bagi pemula.
3. Penggaris
Penggaris yang dibutuhkan dalam membuat desain cukup menggunakan
penggaris 30 cm. Penggaris ini berfungsi untuk membuat garis
perbandingan figur model untuk membuat desain.
4. Drawing Pen
Merupakan alat penunjang selanjutnya. Drawing pen ini berfungsi untuk
mempertegas desain. Ukurannya pun bermacam – macam, mulai dari 0.1,
0.2 dst.
5. Pensil warna/pewarna
Fungsi pensil warna yaitu untuk mewarnai desain agar hasil akhir terlihat
lebih maksimal. Selain pensil warna, terdapat macam – macam alat
pewarna seperti spidol, cat air, crayon dan juga copic.
Bahan :
Bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat desain yaitu kertas HVS atau
sketch book. Ukuran HVS dan sketch book ini bermacam – macam, mulai dari
ukuran A4, F4, dan A3.

10 | H a n d o u t R o m p i
IV. Desain Produksi
Production sketching adalah suatu gambar desain busana yang digunakan sebagai
pedoman dalam proses produksi pada sebuah industri busana, yaitu garmen.
Desain produksi dibagi menjadi 2, yaitu :
- Desain produksi 1 yaitu desain produksi yang menunjukkan analisa
desain atau detail dari desain tersebut. Misalnya adalah kancingnya, saku
yang dipakai, jenis lengan yang dipakai, dsb. Desain yang dianalisa
meliputi bagian depan dan bagian belakang. Contoh dari desain produksi
1 adalah sebagai berikut:

- Desain produksi 2 yaitu desain produksi yang berisi ukuran dari tiap-tiap
bagian detail desain busana. Misalnya ukuran panjang lengan 30 cm,
panjang saku 15 cm, lebar lidah kancing 2 cm, dsb. Dalam menuliskan
desain produksi 2 ini harus jelas letak dan tanda panahnya. Contoh dari
desain produksi 2 adalah sebagai berikut:

11 | H a n d o u t R o m p i
V. Definisi Pola
Pola sangat penting artinya dalam membuat busana. Baik tidaknya
busana yang dikenakan dibadan seseorang (kup) sangat dipengaruhi oleh
kebenaran pola itu sendiri. Tanpa pola, memang suatu pakaian dapat dibuat,
tetapi hasilnya tidaklah sebagus yang diharapkan.
Menurut Porrie Muliawan (1990:2) pengertian pola dalam bidang jahit
menjahit maksudnya adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai
contoh untuk membuat pakaian. Selanjutnya Tamimi (1982:133) mengemukakan
pola merupakan ciplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang
nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, ciplakan
bentuk badan ini disebut pola dasar.
Dengan demikian untuk mendapatkan busana yang baik dan sesuai
dengan desain, maka setiap sub sistem di atas haruslah mendapat perhatian
yang sangat penting dan serius.
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya
adalah:
a. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini
mesti didukung oleh kecermatan dan ketelitian dalam

12 | H a n d o u t R o m p i
menentukan posisi titik dan garis tubuh serta menganalisa posisi
titik dan garis tubuh sipemakai;
b. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola,
seperti garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi
badan, sisi rok, bentuk lengan, kerah dan lain sebagainya, untuk
mendapatkan garis pola yang luwes mesti memiliki sikap cermat
dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran;
c. Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag,
kertas karton manila atau kertas koran;
d. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap
bagianbagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan
belakang, tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit,
tanda kampuh dan tiras, tanda kelim dan lain sebagainya;
e. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan
pola. Agar pola tahan lama sebaiknya disimpan pada tempat-
tempat khusus seperti rak dan dalam kantong kantong plastik,
diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan tanggal serta
dilengkapi dengan buku katalog.
VI. Pengambilan Ukuran Rompi
Berikut ini adalah beberapa ukuran yang dibutuhkan untuk membuat rompi :
- Lingkar leher : diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat dan tidak terlalu
longgar
- Lebar muka: diukur 6 atau 7 cm dari lekuk leher ke bawah, kemudian
diukur datar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar
kerung lengan kanan
- Lingkar badan: diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak
terlalu kencang dan ditambah 4 cm.
- Tinggi dada : diukur dari lekuk leher tengah muka sampai batas diantara
dua titik payudara kiri dan kanan.
- Lingkar pinggang: diukur pas sekeliling pinggang
- Lebar punggung : diukur 9 cm ke bawah dari tulang leher belakang
kemudian diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke
lingkar kerung lengan kanan

13 | H a n d o u t R o m p i
- Panjang punggung : diukur dari tulang belakang lurus sampai batas
pinggang
- Panjang Rompi : Diukur sesuai dengan desain yang diinginkan.
VII. Langkah Pembuatan Pola Rompi
Terdapat beberapa langkah awal dalam pembuatan pola antara lain :
1. Mempersiapkan alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan pola, antara lain :
Bahan :
- Kertas HVS
- Kertas merah dan biru
- Kertas Pola
- Lem kertas
Alat :
- Pensil
- Penghapus
- Skala
- Pensil merah dan biru
- Penggaris pola kecil
- Bolpoint hitam
- Penggaris 30 cm
- Metlin
- Penggaris pola besar
- Gunting
2. Membuat Pola Dasar Depan dan Belakang sesuai ukuran yang ditentukan.

14 | H a n d o u t R o m p i
Keterangan Pola Depan :
A–E : ¼ Lingkar Badan + 1 cm
A–a : 1/6 Lingkar Leher + 1 cm
A–B : 1/6 Lingkar Leher + 2 cm
B–C : Turun 5 cm
C–S : ½ Lebar muka
B–D : Panjang muka
D–G : A–E
D–d : ½ lebar dada
d – d’ : Tinggi dada
d ke kanan dan ke kiri 1 ½ cm
D–g : ¼ Lingkar pinggang + 1 cm (+3 cm untuk kupnat)
G–F : Panjang sisi
D–a : Uji Muka
a – a’ : Panjang Bahu

Keterangan Pola Belakang


H–K : ¼ lingkar badan – 1 cm
H–h : 1/6 lingkar leher + 1 cm
H – h² : Turun 1 ½ cm
h² - I : Turun ± 11 cm
I–O : ½ lebar punggung
h² - J : H–K
L–M : Panjang sisi
J–N : ½ lebar dada -1 cm
N – N’ : Panjang kupnat sejajar dengan sisi
N ke kanan dan ke kiri 1 ½ cm
15 | H a n d o u t R o m p i
J–m : ¼ lingkar pinggang – 1 cm (+ 3 cm)
J – h’ : Uji Belakang

VIII. Pecah Pola


Pecah pola merupakan suatu proses penyesuaian pola dasar dengan desain
busana yang akan dibuat. Berikut ini adalah keterangan pecah pola dari rompi :

Pecah Pola Rompi Muka

16 | H a n d o u t R o m p i
Pecah Pola Rompi Bagian Belakang

17 | H a n d o u t R o m p i
Pola Bagian Utama

Pola Lapisan

18 | H a n d o u t R o m p i
Pola Lining / Furing

19 | H a n d o u t R o m p i
IX. Rancangan Bahan
Setelah pola selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu menrancang bahan.
Tujuan dari merancang bahan yaitu :
- Untuk mengetahui banyak bahan yang dibutuhkan sesuai desain
busana yang akan dibuat.
- Untuk menghindari kekurangan dan kelebihan bahan.
- Sebagai pedoman waktu menggunting agar tidak terjadi kesalahan.
- Untuk mengetahui jumlah biaya yang diperlukan.
Sedangkan langkah dalam merancang bahan yaitu sebagai berikut :
- Buatlah semua bagian–bagian pola menurut desain dalam ukuran skala.
- Setiap pola dilengkapi dengan tanda–tanda pola yaitu arah serat, tanda
lipatan bahan, kampuh dan sebagainya.
- Sediakan kertas yang lebarnya sama dengan lebar kain yang akan
digunakan dalam pembuatan pakaian tersebut seperti : kain dengan
lebar 90 cm, 115 cm, atau kain dengan lebar 150 cm dalam ukuran skala
yang sama dengan skala pola.
- Kertas pengganti kain dilipat dua menurut arah panjang serat, susun
dan tempelkan pola-pola tersebut di atas kertas pengganti kain sesuai
dengan tanda–tanda pola seperti tanda arah benang, tanda lipatan kain
dan sebagainya.
- Susunlah pola yang ukurannya paling besar, setelah itu baru menyusun
bagian–bagian pola yang lebih kecil dan terakhir menyusun pola yang

20 | H a n d o u t R o m p i
kecil–kecil, cara ini bisa membuat kita bekerja lebih efisien dan lebih
efektif.
- Jika semua pola telah diletakkan dan telah diberi tanda, ukurlah
panjang bahan yang terpakai, sehingga dapat ukuran kain yang
dibutuhkan/berapa banyak kain yang terpakai.
- Hitung juga pelengkap yang dibutuhkan, seperti kain furing, ritsleting,
pita/renda, benang, kancing baju, kancing hak dan lain sebagainya
(sesuai desain).
- Hitunglah berapa banyak uang yang diperlukan untuk membeli bahan
dan perlengkapan lainnya dalam pembuatan pakaian tersebut.

21 | H a n d o u t R o m p i
Oleh :
Yulia Palupi (15050404004)
S1 Pendidikan Tata Busana
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya

GLOSARIUM

No. Istilah Keterangan


1. Vest Pakaian tanpa lengan dan biasanya dilengkapi
dengan kancing di depan, terbuat dari bahan kain
atau kaos yang biasanya dipakai setelah memakai
pakaian utama.
2. Sleevless Vest Rompi yang menyerupai blazer tanpa lengan.
3. T-shirt Kaos yang memiliki lengan.
4. Slouchy Bermodel longgar.
5. Long top Atasan yang panjangnya sampai panggul atau lebih
6. Rok maxi Rok yang panjangnya sampai mata kaki.
7. Celana Beggy Celana dengan siluet sangat besar dan berbentuk
lurus mulai dari bagian pinggul sampai ujung
celana. 
8. Pola Potongan kertas/kain yang digunakan sebagai
jiplakan dalam membuat pola busana sesuai
dengan desain.
9. Lining / Furing Komponen pakaian yang digunakan untuk pelapis
bagian dalam pakaian dengan tujuan membuat
pakaian lebih nyaman dipakai.

22 | H a n d o u t R o m p i
Oleh :
Yulia Palupi (15050404004)
S1 Pendidikan Tata Busana
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya

DAFTAR PUSTAKA

Diunduh online di https://fitinline.com/article/read/vest/ pada tanggal 22 Juli


2018.
Diunduh online di https://fitinline.com/article/read/jenis-vest-bagian-i/ pada
tanggal 22 Juli 2018.
Diunduh online di https://fitinline.com/article/read/jenis-vest-bagian-ii/ pada
tanggal 22 Juli 2018.
Diunduh online di https://fitinline.com/article/read/jenis-vest-bagian-iii/ pada
tanggal 22 Juli 2018
Haswita, Syafri. 2007.Modul Konstruksi Pola Busana Wanita. Padang: Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang
Muliawan,Porrie.1989.Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta : PT. BPK Gunung
Mulia.

23 | H a n d o u t R o m p i

Anda mungkin juga menyukai