Anda di halaman 1dari 11

TEORI SIMULAKRUM JEAN BAUDRILLARD DAN UPAYA

PUSTAKAWAN MENGIDENTIFIKASI INFORMASI


REALITAS
Muhammad Azwar*

Pengutipan: Azwar, M. (2014). Teori Simulakrum Jean Baudrillard dan upaya


pustakawan mengidentifikasi informasi realitas. Jurnal Ilmu Perpustakaan & Kearsipan
Khizanah Al-Hikmah, Vol. 2 No. 1, hlm. 38-48.

 Dosen Jurusan Ilmu ABSTRACT


Perpustakaan UIN Alauddin Librarians should have high sencitive to information overloaded. Deep
Makassar understanding on Simulacrum Jean Baudrillard’s theory is needed to all.
The ability to identify various of real and unreal information should be
encouraged to librarians, as the result the end-users can access the needed
information, not Simulacrum information. Some activities were taken by
librarians in order to anticipate Simulacrum information, for instance,
the way how they select any materials that being collected by the library,
selecting digital content on its institution repository, literacy information
program, dissemination information, etc.

Email : KEY WORDS : Jean Baudrillard, Simulakrum informasi,


muh.azwar@uin-alauddin.ac.id Pustakawan, Informasi realitas.

1. PENDAHULUAN
maya mengambil hampir sebagian besar
Hampir sebagian besar manusia di dunia ini
ruang nyata kehidupan kita. Dan
banyak menghabiskan waktunya menjelajah
uniknya, interaksi langsung -yang dulunya
ruang maya (cyberspace), bahkan ada yang
bersemayam sangat lama- memudar bahkan
merasa hidupnya akan terasa hampa ketika
dianggap sangat membosankan dan
tidak bersentuhan dengan internet dalam
membuang-buang waktu.
sehari walaupun hanya sekedar membuka
facebook, twitter, e-mail, ataupun situs lainnya.
Cyberspace (ruang maya) sendiri didefinisikan
Mungkin di antara kita pun banyak yang
sebagai sebuah ruang yang di dalamnya
berkenalan dengan orang baru dan tidak
orang dapat menciptakan dan mengubah
sedikit yang melanjutkan ke hubungan yang
peran, identitas, dan konsep diri sesuai
lebih serius. Tidak jarang pula sindiran,
dengan keinginannya.
marah-marah, kekecewaan, dan berbagai
perasaan ekspresif terungkap dalam dunia
Contoh sederhananya seperti ini, ada
maya yang bernama internet tersebut.
beberapa orang yang bersusah payah
mengedit fotonya menggunakan photoshop
Semua hal tersebut dianggap sangat wajar
dengan tujuan membuat dirinya setampan
apalagi di zaman modern ini, di mana dunia
mungkin. Profil dirinya pun dimanipulasi
sedemikian rupa sehingga banyak orang yang
38
tertarik berteman dan menjadikan dirinya kali dikaitkan dengan post modernisme dan
public figure. Mereka berusaha menonjolkan post strukturalisme. Baudrillard lahir dalam
eksistensi dirinya dalam ruang maya, yang keluarga miskin di Reims, 20 Juni 1929. Ia
mana bisa jadi tidak diakui dalam dunia seorang anak pegawai sipil dan cucu lelaki
realitas. dari seorang petani. Ia mempelajari Bahasa
Jerman di Universitas Sorbonne di Paris dan
Cyberspace telah menjelma menjadi suatu mengajar bahasa Jerman di sebuah licee (1958-
budaya tersendiri. Semua yang terdapat di 1966). Ia juga pernah menjadi penerjemah dan
dalamnya dipenuhi dengan tanda, warna, terus melanjutkan pendidikannya dalam
citra, gaya, nuansa, namun tanpa makna, bidang filsafat dan sosiologi. Pada tahun 1966
fungsi, dan tujuan yang semakin membuat ia menyelesaikan tesis Ph.D-nya Le Systeme des
ruang maya menjadi satu arena simulasi dan objets (“Sistem Objek-objek”) di bawah arahan
kita pun menjadi simulacrum di dalamnya. Hal Henri Lefebvre. Dari tahun 1966 hingga 1972
tersebut juga menyebabkan suatu bentuk ia bekerja sebagai Asisten Profesor dan
kekacauan dalam bidang komunikasi dan Profesor. Pada tahun 1972 ia menyelesaikan
informasi. Munculnya aksi cyber crime yang habilitasinya L`Autre par luimeme dan mulai
dilakukan oleh para hacker, caci maki dari mengajar sosiologi di Universite de Paris-X
orang-orang yang tidak bertanggung jawab, Nanterre sebagai professor.
sampai pada aksi pornografi, nampak tidak
bisa dibendung dalam sebuah ruang maya Dari tahun 1986 hingga 1990 Baudrillard
akibat muatan informasi yang tanpa batas. menjabat sebagai Direktur Ilmiah di IRIS
Meskipun telah digembar-gemborkan adanya (Institut de Recherche et d`Information Socio-
hukum cyber, tapi masih dinilai tidak efektif Economique) di Universite de Paris-IX
karena sesungguhnya tidak ada yang secara Dauphine. Ia tetap memberikan dukungannya
serius mengontrol dalam ruang maya, bahkan bagi Institut de Recherche sur I`Innovation
institusi negara. Sociale di Center National de la Recherche
Scientifique dan merupakan seorang satrap di
Tulisan yang singkat ini mencoba sedikit College de Pataphysique hingga meninggal
membahas tentang simulacrum dikaitkan dunia. Beliau wafat di Paris, 6 Maret 2007
dengan informasi (berkaitan dengan bidang (“Jean Baudrillard,” 2014).
penulis: Manajemen Informasi &
Perpustakaan). Di sini juga sedikit Dalam hal pemikirannya, ia dipengaruhi oleh
disinggung mengenai peranan seorang Marshall McLuhan yang memperlihatkan
pustakawan dalam upaya mengidentifikasi pentingnya media massa dalam pandangan
setiap informasi yang diberikan kepada kaum sosiologis. Karena dipengaruhi oleh
pemustaka (users) agar senantiasa bersifat semangat pemberontakan mahasiswa di
realitas, bukan hyperealitas. Universitas Nanterre (1968), ia bekerja sama
dengan suatu jurnal yaitu Utopie, yang
2. RIWAYAT HIDUP JEAN dipengaruhi oleh anarcho-situationism, teori
BAUDRILLARD media dan Marxisme struktural, di mana ia
menerbitkan sejumlah artikel teoritis pada
Jean Baudrillard adalah suasana kemakmuran kapitalis, dan kritik
seorang pakar dalam teknologi.
teori kebudayaan, beliau
juga seorang filosof, Pemikiran Baudrillard juga dipengaruhi oleh
komentator politik, pemikiran filsuf lain yang memiliki pemikiran
sosiolog, dan fotografer tentang objectivity and linguistic-sociological
asal Perancis. Karya- interface (Mauss), Surrealism and Eroticism
karya Baudrillard sering (Bataille), Psychoanalysis dan Freud, dan

39
terutama Marxisme. Lalu ia menjadi seorang yang muncul adalah semu. Segerombolan
yang dikagumi sebagai seorang yang orang riang gembira menikmati kebersamaan
mengerti akan keadaan yang datang pada mereka. Kemudian kembali terpecah menjadi
kondisi posmodernisme. individu-individu yang menjemukan dengan
rutinitas yang itu-itu saja. Ini adalah sebuah
Filosofi Baudrillard terpusat pada dua konsep simulakrum (Adian, 2002:15–16).
“hyperreality” dan “simulation“. Terminologi
ini mengacu pada alam yang tidak nyata dan Jean Baudrilard menggunakan juga istilah
khayal dalam kebudayaan kontemporer pada hiperialitas untuk menjelaskan perekayasaan
zaman komunikasi & informasi massa (dalam pengertian distorsi) makna di dalam
(Aprillins, 2009). media. Hiperealitas komunikasi, media dan
makna menciptakan satu kondisi, di mana
3. TEORI SIMULAKRUM, HIPEREALITAS, kesemuanya dianggap lebih nyata daripada
DAN SEMIOTIKA kenyataan, dan kepalsuan dianggap lebih
benar daripada kebenaran. Isu lebih dipercaya
Konsep Baudrillard mengenai simulasi adalah ketimbang informasi, rumor dianggap lebih
tentang penciptaan kenyataan melalui model benar ketimbang kebenaran. Kita tidak dapat
konseptual atau sesuatu yang berhubungan lagi membedakan antara kebenaran dan
dengan “mitos” yang tidak dapat dilihat kepalsuan, antara isu dan realitas.
kebenarannya dalam kenyataan. Model ini Berkembangnya hiperealitas komunikasi dan
menjadi faktor penentu pandangan kita media tidak terlepas dari perkembangan
tentang kenyataan. Segala yang dapat teknologi yang telah berkembang mencapai
menarik minat manusia – seperti seni, rumah, teknologi simulasi (Piliang, 2001:150).
kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya
– ditayangkan melalui berbagai media dengan 4. SEMIOTIKA & HIPERSEMIOTIKA
model-model yang ideal, di sinilah batas
antara simulasi dan kenyataan menjadi Ada terminologi lain yang sangat berkaitan
tercampur aduk sehingga menciptakan dengan simulacrum ataupun hyperealitas yaitu
hyperreality di mana yang nyata dan yang yang disebut dengan semiotika. Semiotika
tidak nyata menjadi tidak jelas. (semiotics) adalah salah satu dari ilmu yang
oleh beberapa ahli atau pemikir dikaitkan
Dunia menurut Baudrillard, didominasi oleh dengan kedustaan, kebohongan, dan
“simulacrum”. Ini adalah konsep yang kepalsuan, sebuah teori dusta. Jadi, ada
diperkenalkan Jean Baudrillard yang asumsi terhadap teori dusta ini serta beberapa
mewakili tiadanya lagi batas antara yang teori lainnya yang sejenis, yang dijadikan
nyata dengan yang semu. Dunia telah menjadi sebagai titik berangkat dari sebuah
dunia imajiner. Baudrillard memberikan kecenderungan semiotika, yang kemudian
contoh Disneyland. Disneyland adalah suatu disebut juga sebagai hipersemiotika (hyper-
dunia imajiner di mana segala sesuatunya semiotics).
bersifat futuristik, dan mimpi-mimpi.
Disneyland telah menjadi bius bagi sebagian Dalam semiotika, bila segala sesuatu yang
besar konsumen kelas menengah sehingga dalam terminologi semiotika disebut sebagai
selalu dijejali orang sepanjang tahunnya. tanda (sign), semata alat untuk berdusta,
maka setiap tanda akan selalu mengandung
Disneyland menurut Baudrillard merupakan muatan dusta; setiap makna (meaning) adalah
bentuk pemujaan berhala mutakhir. Pemujaan dusta; setiap pengguna tanda adalah para
yang menunjukkan betapa irasionalnya pendusta; setiap proses pertandaan
perilaku konsumtif orang-orang yang rela (signification) adalah kedustaan. Dunia
mengantri berjam-jam, membayar puluhan hipersemiotika tidak dapat dipisahkan dari
dollar hanya untuk memuaskan nafsu, dunia hiperealitas yang dilukiskan oleh
insting, dorongan dan impuls. Kolektivitas Baudrillard.
40
Hiperealitas menciptakan satu kondisi yang Asumsi-asumsi yang terbentuk dalam
di dalamnya kepalsuan berbaur dengan pemikiran manusia dan keinginan ini
keaslian; masa lalu berbaur masa kini; fakta membuat manusia tidak bisa lepas dari
bersimpang siur dengan rekayasa; tanda keadaan hiperrealitas ini.
melebur dengan realitas; dusta bersenyawa
dengan kebenaran. Kategori-kategori 5. TEORI SIMULAKRUM DAN
kebenaran, kepalsuan, keaslian, isu-isu, INFORMASI
realitas seakan-akan tidak berlaku lagi di
dalam dunia seperti itu. Dalam buku Perpustakaan dan informasi
dalam konteks budaya tersebut dijelaskan
“Baudrillard menerima konsekuensi radikal bahwa adanya hubungan yang sangat erat
tentang yang dilihatnya sebagai sangat antara simbol, data, informasi, pengetahuan,
merasuknya kode dalam masa modern akhir. dan kebijaksanaan. Hubungan tersebut
Kode ini jelas terkait dengan komputerisasi bersifat hirarki. Informasi merupakan
dan digitalisasi, juga cukup mendasar dalam kumpulan data terpilih, terorganisasi, dan
Fisika, Biologi, dan ilmu-ilmu alam lainnya di teranalisis, merupakan hasil pengolahan data
mana ia memberi kesempatan serta memberikan makna di dalamnya.
berlangsungnya reproduksi sempurna dari Informasi yang dikombinasikan dengan
suatu objek atau situasi. Inilah sebabnya kode kemampuan dan pengalaman pemakai serta
bisa mem-bypass sesuatu yang real dan digunakan untuk memecahkan sebuah
membuka kesempatan bagi munculnya masalah atau menciptakan pengetahuan baru,
realitas yang disebut Baudrillard sebagai hasil informasi yang diserap serta
hyperreality.” menyebabkan perubahan disebut
pengetahuan. Kemudian, kebijaksanaan
Keadaan dari hiperrealitas ini membuat (wisdom) seseorang akan memandang ke
masyarakat modern ini menjadi berlebihan depan dan berpikir berlandaskan nilai dan
dalam pola mengkonsumsi sesuatu yang komitmen seseorang (Sulistyo-Basuki [et.al],
tidak jelas esensinya. Kebanyakan dari 2006:6).
masyarakat ini mengkonsumsi bukan karena
kebutuhan ekonominya melainkan karena Jika kita melihat bahwa hubungan dan hirarki
pengaruh model-model dari simulasi yang informasi ini saling terkait satu sama lain
menyebabkan gaya hidup masyarakat yang pada akhirnya membentuk suatu
menjadi berbeda. Mereka jadi lebih concern kebijaksanaan. Kebijaksanaan tentu saja
dengan gaya hidupnya dan nilai yang mereka didasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Jika
junjung tinggi. informasi yang dihasilkan merupakan
informasi semu, maka akan menghasilkan
Industri mendominasi banyak aspek pengetahuan yang semu pula. Jika
kehidupan, industri tersebut menghasilkan pengetahuan yang diproduksi merupakan
banyak sekali produk-produk mulai dari pengetahuan yang semu, maka akan
kebutuhan primer, sekunder, sampai tertier. menyebabkan kebijaksanaan yang semu. Ini
Ditemani oleh kekuatan semiotika dan tentu sangat berbahaya. Tidak akan ada lagi
simulasi membuat distribusi periklanan kebenaran yang sebenarnya (hakiki).
produk menjadi lebih gencar tambah lagi
teknologi informasi yang memungkinkan Simulakrum informasi yang berlangsung
pihak pengusaha untuk mendapatkan dalam waktu yang lama hanya akan
informasi seperti apakah masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada
dihadapi, dan pihak konsumen mendapatkan informasi itu sendiri, bahkan pada setiap
informasi tentang kebutuhan yang mereka informasi. Di dalam situasi yang normal,
tidak butuhkan, tetapi mereka inginkan. informasi akan membawa kita pada

41
kebenaran, pada kenyataan. Akan tetapi, kini, antara realitas dan hiperrealitas dalam
melalui mesin-mesin simulakra, informasi kasus Aa Gym.
justru menggiring masyarakat ke arah
ketidakpastian dan chaos. Di antara berbagai b. Seperti yang dicontohkan dalam
krisis kepercayaan yang muncul akhir-akhir pendahuluan bahwa internet yang
ini salah satunya yang sangat menonjol mengandung banyak sekali informasi
adalah krisis kepercayaan terhadap informasi. bahkan tanpa batas telah memberikan
Informasi kehilangan kredibilitas disebabkan sumbangsih terhadap simulakrum
ia dianggap tidak lagi mengungkapkan informasi. Dengan mentah-mentah para
kebenaran. Angka-angka statistic pemakai internet mengambil informasi
pertumbuhan, nilai tukar, inflasi, GNP, walaupun tidak jelas sumbernya dan
pendapatan perkapita yang hanya dianggap menganggapnya sebagai informasi yang
sebagai topeng-topeng kesemuan yang tidak sebenarnya. Grup Say No to Megawati
menggambarkan wajah kita yang dalam Facebook adalah contoh
sesungguhnya. Hilangnya kepercayaan kongkritnya. Orang ramai-ramai
terhadap informasi disebabkan adanya berbondong bondong untuk dan
anggapan, bahwa informasi tersebut tidak mengatakan apa pun yang mereka mau
lebih dari sebuah hasil rekayasa, sebuah hasil dalam group itu, secara bebas, walaupun
distorsi tekstual. akhirnya group tersebut ditutup. Mungkin
karena PDI-P melaporkan keberadaan
Dalam makalah ini penulis juga akan group itu kepada Banwaslu.
memberikan contoh-contoh simulakrum
informasi yang lebih kongkrit. c. Zaman teknologi dan informasi saat ini
berdampak positif pada sisi lain. Informasi
a. Abdullah Gymnastiar, seorang dai begitu mudah dan sangat cepat diakses
kondang dengan panggilan akrab AA itulah dampak positifnya. Namun, tidak
Gym. Beliau sukses besar karena banyak di antara kita yang mengetahui
kemampuannya berceramah yang luar dampak negatifnya kecuali hanya sekedar
biasa membuat terpukau para audiens gambar-gambar dan video pornografi yang
yang mendengarkannya. Sentuhan kata- bisa diakses kapan saja. Dampak negatif
kata bijaknya membuat banyak perubahan yang penulis maksudkan adalah manusia
perilaku islami masyarakat Indonesia. secara tidak sadar kehilangan fitrahnya,
Siapa yang nyangka akibat keinginannya teralienasi dari dirinya sendiri. Mesin
untuk berpoligami mengakibatkan teknologi seperti komputer yang
popularitasnya menurun drastis. Bisnisnya dilengkapi dengan fasilitas internetnya
hancur seketika, kepercayaan khususnya telah menjadi teman akrabnya
kaum ibu memudar, dan kharismatik ke- mengalahkan teman manusianya.
ustadz-annya menipis tajam. Padahal kalau Pertemuannya dengan teman sebenarnya
disimak lebih dalam, AA Gym tidak serasa lebih nikmat melalui media virtual
berbuat kesalahan & dosa. Bukankah ketimbang melalui pertemuan alami.
poligami dibenarkan dalam Islam? Lalu Bahkan lebih parahnya manusia bisa lupa
mengapa Aa Gym terkesan berdosa besar? dengan waktu, lupa dengan keluarga, lupa
Jawabannya adalah simulacrum media dengan segalanya akibat virus teknologi
informasi. Akibat media komunikasi dan ini. Bahkan ibadah pun bisa dilupakan.
informasi yang berlebihan dan tampak Teknologi telah menjadi Tuhan (Zaleski,
benar telah membius jutaan orang sehingga 1999).
menganggap media tersebutlah yang benar
dan menyalahkan Aa Gym. Di sini kita d. Dalam kasus mantan pimpinan KPK
melihat betapa orang banyak tidak Antasari Azhar belakangan ini ada isu
menyadari simulakrum ini. Betapa tipis yang mengatakan adanya rekayasa dibalik
bahkan tidak nampak lagi perbedaan kasus beliau. Pengakuan Williardi
42
terhadap media publik mulai mengungkap perpustakaan tersebut memiliki kualitas
realitas yang sebenarnya. Meskipun kasus yang tinggi sehingga banyak pemustaka
tersebut dalam proses investigasi, kalau (pengguna) yang memanfaatkannya—
seandainya benar adanya rekayasa di balik terjadi kepadatan tingkat peminjaman yang
kasus tersebut berarti ada rekayasa tinggi—. Dalam kasus ini terlihat bahwa
informasi. Informasi bisa direkayasa demi informasi itu bisa diinterpretasi secara
kepentingan politik. Demi memuaskan berbeda oleh orang tergantung tingkat
kepentingan pribadi atau golongan pendidikannya, tingkat kedewasaannya,
meskipun menzhalimi orang lain ataupun ataupun faktor-faktor yang lainnya.
masyarakat. Perekayasaan informasi ini
juga terjadi pada zaman orde baru di Dan masih banyak contoh-contoh lainnya
bawah pimpinan Bapak Soeharto. Media yang tidak mungkin diungkapkan satu
informasi dan komunikasi berusaha persatu dalam tulisan ini.
memberikan berita yang terbaik mengenai
presiden kita. Kebebasan pers 6. PERAN PUSTAKAWAN DALAM
terkungkung. Kasus-kasus ketidakadilan MENGIDENTIFIKASI INFORMASI
tertutup tanpa jejak. Rekayasa informasi REALITAS
sangat kental dalam era Soeharto ini.
Pustakawan dalam pandangan orang awam
e. Informasi karena sifatnya bersifat merupakan orang yang bertugas menjaga
undetermined artinya suatu informasi tidak perpustakaan yang kegiatannya tidak lebih
bisa ditentukan maknanya. Ketika suatu dari orang yang menjaga buku-buku dan
informasi tidak dapat ditentukan melayani simpan pinjam. Dalam beberapa
maknanya, maka setiap orang bisa literatur ilmu perpustakaan disebutkan
memberikan interpretasi terhadap bahwa seorang pustakawan merupakan
informasi tersebut secara bebas, sehingga seorang information worker, knowledge worker.
tidak ada ukuran atau standar pemaknaan Dalam jenjang yang lebih tinggi disebut
informasi. Suatu informasi dalam waktu knowledge professional Information &
yang bersamaan oleh sebagian orang bisa knowledge Consultant (Rubin, 2010).
bermakna positif dan bisa juga bermakna
negatif bagi sebagian yang lain. Sebagai Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang
contoh, ketika ada dua orang pengawas Perpustakaan pasal 1 ayat 8 menyebut
perpustakaan yang sedang melakukan pengertian pustakawan “Pustakawan adalah
penilaian terhadap sebuah perpustakaan di seseorang yang memiliki kompetensi yang
kota Depok. Pengawas pertama melihat diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan
kenyataan dalam perpustakaan tersebut kepustakawanan serta mempunyai tugas dan
terlihat sebagian rak-rak bukunya kosong, tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan
ia kemudian berasumsi bahwa dan pelayanan perpustakaan”.
perpustakaan ini tidak memenuhi standar
dan kemudian memberikan penilaian Di sini jelas bahwa fungsi dan tugas seorang
negatif dalam laporannya. Alasannya pustakawan tidak sesederhana yang kita
bahwa perpustakaan yang baik adalah bayangkan. Pustakawan harus memiliki latar
perpustakaan yang memiliki banyak belakang pendidikan dengan jenjang
koleksi dan tersusun rapi dalam rak. pendidikan tertentu. Pustakawan dituntut
Berbeda halnya dengan pengawas yang memiliki pengetahuan yang luas dan multi
kedua, ia dengan serta merta berasumsi disiplin. Seorang pustakawan tidak hanya
bahwa perpustakaan tersebut hebat sebab memiliki pengetahuan yang luas karena
rak-rak penyimpanan bukunya banyak banyak aktifitas membaca, tetapi lebih dari itu
yang kosong, artinya buku-buku di bagaimana meramu suatu data menjadi

43
informasi kemudian meramu informasi a. Seleksi bahan pustaka dalam pengadaan
tersebut menjadi pengetahuan baru. koleksi
Keterampilan mengolah pengetahuan menjadi
hal yang lazim bagi pustakawan. Kumpulan Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan
pengetahuan itu kemudian menjadi kearifan penting yang perlu dilakukan karena
lokal atau lazim dinamakan kebijaksanaan. berhubungan dengan mutu perpustakaan
Begitu tinggi dan mulia tugas pustakawan. yang bersangkutan. Untuk melakukan seleksi,
Adanya peradaban ilmu pengetahuan salah terlebih dahulu perlu diketahui siapa saja
satunya dipegang oleh pustakawan. yang berhak melakukan seleksi bahan
Perpustakaan merupakan media pustaka, mengetahui prinsip seleksi,
pembelajaran seumur bagi manusia dan mengetahui prosedur dalam melakukan
menjadi pusat peradaban pengetahuan. seleksi, dan mengenal berbagai alat bantu
seleksi yang tersedia dalam berbagai sumber
Kalau kita melirik pada sejarah perpustakaan (Almah, 2012:55).
zaman awal dan pertengahan, kita
menyaksikan bahwa pustakawan itu adalah Perpustakaan yang baik berusaha menyeleksi
juga seorang ilmuwan terkenal pada bahan pustaka yang akan disediakan dan
zamannya. Tidak sembarang orang yang bisa memutuskan untuk memilih yang berkualitas
menjadi seorang pustakawan (Sulistyo- dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
Basuki, 1991). Pustakawan juga dituntut
mampu memiliki sikap kejujuran, Koleksi yang dianggap tidak berkualitas,
memberikan dampak positif, dan yang paling mengandung informasi kontroversial, sara,
penting adalah memberikan pelayanan yang akan memecah belah persatuan bangsa
(services) yang terbaik bagi masyarakat sedapat mungkin dihindari dan tidak
pembelajar. Hal ini mengandung indikasi disediakan untuk masyarakat luas. Contoh
bahwa pustakawan mau tidak mau kongkrit untuk koleksi semacam ini adalah
merancang suatu informasi & pengetahuan buku-buku terlarang. Contoh lainnya adalah
yang objektif sesuai dengan kenyataan & koleksi yang memiliki pandangan yang
berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran. mengajarkan suatu aliran sesat, dan
sebagainya.
Berkaitan dengan simulacrum informasi, para
pustakawan mesti memiliki kepekaan yang Pustakawan harus memiliki kemampuan
tinggi terhadap berbagai informasi yang untuk memilah koleksi mana yang berkualitas
berkembang di masyarakat di mana dia yang dibutuhkan oleh pemustaka dan mana
berada. Pemahaman yang mendalam koleksi yang tidak berkualitas bahkan
terhadap teori simulakrum Jean Baudrillard membahayakan pandangan dan pemikiran
sangat dibutuhkan dalam diri pustakawan pemustaka. Untuk itu, pustakawan harus
sejati. Dengan demikian, kemampuan berusaha untuk memiliki wawasan luas dan
mengidentifikasi berbagai informasi semu membaca setiap koleksi yang ada yang akan
dan nyata menjadi bagian yang tidak diseleksi dan diadakan di perpustakaan.
terpisahkan dari seorang pustakawan
sehingga informasi yang sampai kepada b. Penyeleksian konten digital dalam
masyarakat pengguna adalah informasi yang repositori lembaga
sesungguhnya, bukan informasi simulacrum.
Salah satu tren teknologi perpustakaan saat
Beberapa aktivitas yang dilakukan ini adalah adanya perpustakaan digital.
pustakawan dalam memberikan layanan Perpustakaan berusaha memberikan layanan
informasi kepada pemustaka dalam upaya yang terbaik kepada pemustaka dengan
mengantisipasi simulakrum informasi, yaitu : menyajikan beragam informasi secara online
(Azwar, 2013:182).

44
Kehadiran perpustakaan digital menjadi kemelekan informasi. Di dalam bidang
solusi bagi perpustakaan konvensional yang perpustakaan dan informasi, keberaksaraan
memiliki keterbatasan di dalam masalah informasi ini selalu dikaitkan dengan
koleksi. Perpustakaan digital merupakan kemampuan mengakses, memanfaatkan, dan
suatu sistem perpustakaan yang memiliki mengevaluasi secara benar sejumlah besar
berbagai layanan dan objek informasi yang yang informasi yang tersedia di internet.
mendukung akses objek informasi melalui
perangkat digital (HS, 2009:264). Program literasi informasi sebenarnya adalah
program pemberdayaan masyarakat. Dengan
Seperti halnya dengan perpustakaan memiliki keterampilan literasi informasi,
konvensional, dalam perpustakaan digital masyarakat (terkhusus akademisi sekolah dan
juga mengharuskan adanya proses perguruan tinggi) diharapkan dapat
penyeleksian konten yang akan dimasukkan mengembangkan kemampuan berpikir kritis
(input) ke dalam aplikasi perpustakaan dan menyelesaikan masalah, serta pada
digital. gilirannya menambah motivasi belajar
(Pendit, 2008:119).
Publikasi informasi dalam bentuk konten
digital yang disajikan dalam perpustakaan Literasi informasi adalah kemampuan untuk
digital seharusnya sudah melalui proses melakukan manajemen pengetahuan dan
penyeleksian ketat oleh pustakawan. Nilai kemampuan untuk belajar secara terus
kepercayaan sebuah informasi dari suatu menerus. Secara terperinci, literasi informasi
bahan pustaka akan bertambah ketika masuk merupakan kemampuan untuk menyadari
ke perpustakaan (termasuk perpustakaan kebutuhan informasi dan saat informasi
digital). Pustakawanlah yang berperan diperlukan, mengidentifikasi dan
menambah nilai tersebut. Di antara sekian menemukan lokasi informasi yang
banyak informasi yang harus masuk ke diperlukan, mengevaluasi informasi secara
perpustakaan digital dalam suatu pengadaan kritis, mengorganisasikan dan
(akuisisi), pustakawan harus memilah mengintegrasikan informasi ke dalam
informasi mana yang harus diprioritaskan. pengetahuan yang sudah ada, memanfaatkan
Bahkan terkadang untuk informasi tertentu, serta mengkomunikasikannya secara efektif,
tidak layak masuk ke dalam perpustakaan legal, dan etis (Lien, Gunawan, Aruan, &
digital karena mengandung kontroversial, Kusuma, 2010:2).
sara dan membahayakan pemustaka jika
informasi tersebut dibaca. Dalam konteks simulakrum informasi,
pustakawan memiliki peran penting dalam
Pustakawan mempelajari berbagai informasi menyebarkan pengetahuan literasi informasi
yang akan diprioritaskan tersebut kepada masyarakat pengguna perpustakaan.
berdasarkan beberapa pertimbangan, Pustakawan melalui kegiatan program literasi
misalnya tingkat kebutuhan pengguna, informasi memperkenalkan kepada
kualitas informasi, kredibilitas pengarang, pemustaka pentingnya memiliki keterampilan
penerbit-penerbit berkualitas yang telah literasi informasi di zaman teknologi
mendapatkan kepercayaan masyarakat, informasi saat ini.
tinjauan (review), kata pengantar dari tokoh
terkenal, dan sebagainya (Azwar, 2013:119). Dengan memiliki keterampilan literasi
informasi, diharapkan masyarakat lebih peka
c. Program Literasi Informasi terhadap banyaknya informasi yang tersedia
khususnya informasi yang bersumber dari
Information literacy dapat diterjemahkan internet. Masyakarat dapat memilih dan
sebagai keberaksaraan informasi atau memilah informasi yang berkualitas dan yang

45
tidak berkualitas, menyaring informasi secara yaitu untuk meningkatkan kecerdasan
lebih selektif, dan hanya menggunakan bangsa.
informasi yang dapat lebih
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebaliknya, diseminasi informasi yang
dilakukan perpustakaan bukanlah informasi
d. Diseminasi Informasi yang asal-asalan, bukan informasi yang
berkualitas rendah, apalagi informasi yang
Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang sengaja ingin memecah belah persatuan
perpustakaan pasal 1 ayat 2 menyebutkan bangsa dan membodohkan generasi muda. Ini
“Koleksi perpustakaan adalah semua sangat dihindari bahkan jauh dari fungsi dan
informasi dalam bentuk karya tulis, karya peran perpustakaan.
cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai
media yang mempunyai nilai pendidikan, Perpustakaan mengelola koleksi dengan
yang dihimpun, diolah, dan menggunakan melalui standar baku dan
dilayankan”(Republik Indonesia, 2007). profesional untuk memberikan layanan yang
terbaik kepada masyarakat.
Ayat ini menjelaskan bahwa koleksi
perpustakaan bukan hanya buku, melainkan 7. KLARIFIKASI INFORMASI DALAM
semua informasi dalam berbagai media ISLAM
dihimpun, diolah dan dilayankan oleh
perpustakaan. Perpustakaan memiliki peran Pada masyarakat modern, berita atau
mengelola dan menyebarkan informasi informasi tidak saja merupakan kebutuhan
(diseminasi informasi). pokok, tetapi juga tulang punggung dari
kehidupan itu sendiri. Tapi, jangan lupa,
Pasal 2 dalam Undang-undang yang sama bahwa berita itu adakalanya benar dan ada
menyebutkan “Perpustakaan diselenggarakan pula yang bohong, bahkan ada pula berita
berdasarkan asas pembelajaran sepanjang yang hanya gosip belaka yang sengaja
hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan, disiarkan oleh orang-orang jahat dan tidak
keterbukaan, kerukunan, dan kemitraan”. bertanggung jawab.

Pasal 3 menyebutkan “Perpustakaan Itu sebabnya, Allah SWT mengingatkan kaum


berfungsi sebagai wahana pendidikan, beriman agar kritis dan pandai memilah dan
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi memilih berita, apalagi berita besar yang
untuk meningkatkan kecerdasan dan disebarkan orang yang jahat (fasik). Firman-
keberdayaan bangsa”. Nya, ''Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
Pasal 4 menyebutkan “Perpustakaan maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
bertujuan memberikan layanan kepada menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
pemustaka, meningkatkan kegemaran tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
membaca, serta memperluas wawasan dan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.'' (QS Al-
pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan Hujurat [49]: 6).
bangsa”.
Ayat ini, menurut riwayat yang masyhur,
Beberapa pasal yang disebutkan di atas seperti dinukil semua pakar tafsir, turun
menunjukkan bahwa peran penting berkenaan dengan Walid ibn Uqbah, seorang
perpustakaan bagi kemajuan bangsa. sahabat yang ditugaskan oleh Nabi untuk
Diseminasi informasi yang dilakukan memungut pajak di kalangan Bani
perpustakaan adalah informasi yang Mushthalaq. Di tengah jalan, Walid
berkualitas, profesional yang bertujuan mulia mendengar kabar bahwa Bani Mushthalaq
menolak kedatangannya dan bermaksud
membunuhnya. Walid lantas kembali ke
46
Madinah dan melaporkan halnya kepada a. Manusia akan teralienasi dari dirinya
Rasulullah SAW. Lalu, turun ayat ini, sendiri dan juga teralienasi dari dunianya.
membantah berita buruk itu.
b. Antara realitas dan hiperealitas sulit
dibedakan.
Menyikapi berita besar yang berkembang di
masyarakat, kaum Muslim berdasarkan ayat c. Informasi bisa direkayasa
di atas diperintahkan melakukan klarifikasi
atau tabayyun. Klarifikasi itu, menurut Sedangkan fungsi dari Teori Simulakrum Jean
sejumlah pakar tafsir, seperti Ibn 'Asyur dan Baudrillard adalah:
juga Thabathaba'i, mencakup setidak-
tidaknya tiga langkah berikut ini. a. Sebagai alat kritis terhadap berbagai
informasi
Pertama, tatsabbut, yaitu kegiatan b. Penyadaran diri bahwa ternyata realitas
penyelidikan dan penelitian untuk bisa dibentuk.
menemukan kebenaran atau menemukan
kepastian mengenai fakta yang sebenarnya Demikian pula telah dibahas peranan seorang
mengenai suatu masalah. Tatsabbut ini pustakawan dalam mengantisipasi informasi
merupakan lawan dari sikap tergesa-gesa. dan pengetahuan. Intinya adalah bahwa
Kata Nabi, ''Tatsabbut itu datang dari Allah, seorang pustakawan hendaknya memiliki
sedangkan sikap tergesa-gesa datang dari kepekaan yang tinggi terhadap berbagai
setan.'' informasi yang berkembang di masyarakat di
mana dia berada. Dan berupaya
Kedua, tasannud, yaitu penyelidikan dan mengidentifikasi informasi tersebut sehingga
penelitian mengenai keadaan rangkaian para mampu memberikan informasi dan
pembawa berita. Di antara mereka tidak boleh pengetahuan yang real kepada masyarakat.
ada orang jahat (fasik). Kata Ibn Katsir,
seorang Muslim tidak boleh menerima berita Demikianlah tulisan ini saya buat, semoga
orang jahat. Riwayat dan kesaksian mereka bermanfaat bagi khazanah dunia informasi
tak boleh dijadikan sebagai dasar penetapan dan pengetahuan khususnya dalam bidang
hukum. Informasi dan Perpustakaan.

Ketiga, kaum Muslim tidak boleh bersikap


bodoh, baik bodoh dalam arti tidak tahu,
maupun bodoh dalam arti bertindak kasar di DAFTAR PUSTAKA
luar koridor hukum. Ini berarti, kaum Muslim Adian, D. G. (2002). Menyoal Objektivisme Ilmu
perlu mengkaji dan meneliti kebenaran suatu Pengetahuan. Jakarta: Teraju.
berita, termasuk memilah dan memilih berita Almah, H. (2012). Pemilihan dan Pengembangan
mana yang penting untuk diselidiki. Sebab, Koleksi Perpustakaan. Makassar:
jika tidak, kita akan ditimpa kerugian besar Alauddin University Press.
lantaran telah membuang-buang waktu dan Aprillins. (2009, May 10). Jean Baudrillard
energi karena provokasi dari orang-orang Tentang Simulacra dan Hiperrealitas.
jahat (“Klarifikasi dalam Islam,” 2009). http://aprillins.com. Retrieved
November 8, 2014, from
8. KESIMPULAN http://aprillins.com/2009/577/jean-
baudrillard-tentang-simulacra-dan-
Sekilas telah dibahas seputar simukrum hiperrealitas/
informasi yang tengah menghujani Azwar, M. (2013). Information Literacy Skills :
masyarakat manusia. Secara singkat dampak Strategi Penelusuran Informasi Online.
dari simulacrum informasi adalah: Makassar: Alauddin Press.

47
HS, L. (2009). Kamus Kepustakawanan
Indonesia : Kamus Lengkap Istilah-Istilah
Dunia Pustaka dan Perpustakaan yang
Ditulis Lengkap oleh Pustakawan Senior.
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Jean Baudrillard. (2014, July).
www.wikipedia.org. Retrieved
November 8, 2014, from
http://en.wikipedia.org/wiki/Jean_B
audrillard
Klarifikasi dalam Islam. (2009, November 9).
Republika. Jakarta.
Lien, D. A., Gunawan, A. W., Aruan, D., &
Kusuma, S. (2010). Literasi Informasi 7
Langkah Knowledge Management (2nd
ed.). Jakarta: Universitas Atmajaya.
Pendit, P. L. (2008). Perpustakaan digital dari A
sampai Z. Jakarta: Cita Karyakarsa
Mandiri.
Piliang, Y. A. (2001). Sebuah Dunia yang
Menakutkan. Bandung: Mizan.
Republik Indonesia. (2007). Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan.
Rubin, R. E. (2010). Foundations of Library and
Information Science. London: Neal-
Schuman Publisher.
Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Sulistyo-Basuki [et.al]. (2006). Perpustakaan &
Informasi dalam Konteks Budaya. Depok:
FIB UI.
Zaleski, J. (1999). Spiritualitas Cyber Space.
Bandung: Mizan.

48

Anda mungkin juga menyukai