Anda di halaman 1dari 43

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III

(PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)


Jl. Sei Batanghari No. 2
Medan – 20122
Sumatera Utara, Indonesia

Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100


Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728
Website : www.ptpn3.co.id
Email : kandir@ptpn3.co.id
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BOARD MANUAL
 Edisi I, Desember 2005
 Edisi II, Maret 2009
 Edisi III, Desember 2012
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PENGANTAR DAFTAR ISI

B erdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan


Usaha Milik Negara Nomor : PER – 01/MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik (Good Corporate Governance) Perusahaan memiliki
Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan 1
i
ii

Board Manual (Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris)


A. Dasar Hukum 1
PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
B. Tujuan 4
Revisi keempat Board Manual ini adalah tindak lanjut
komitmen Direksi dan Dewan Komisaris dalam rangka BAB II Dewan Komisaris dan Direksi 5
menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
A. Dewan Komisaris 5
(Tata Kelola Perusahaan yang baik), sehingga seluruh
B. Direksi 15
tindakan dari Organ Perseroan dilakukan dengan tetap
menjunjung tinggi prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan
BAB III Mekanisme Governance 22
ketentuan dan hukum yang berlaku.
A. Visi, Misi, dan Rencana Strategis 22
Revisi pedoman ini berlaku sejak tanggal ditandatangani Perusahaan
dan dapat ditinjau atau direvisi kembali sesuai dengan B. Pengembangan Usaha 25
perubahan kondisi perusahaan, ketentuan dan peraturan C. Pendelegasian Wewenang 28
perundang-undangan yang berlaku. D. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 31
E. Penilaian Kinerja dan Remunerasi 33
F. Suksesi Manajemen 36
Medan, Juni 2016
G. Manajemen Risiko 38
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) H. Pengendalian Intern 47
I. Teknologi Informasi 52
Komisaris Direksi J. Pengelolaan Operasional Bisnis 55
K. Pengadaan Barang dan Jasa 62
L. Pengelolaan Aset 66
M. Media Komunikasi 68
N. Pelaporan 71
O. Seleksi Auditor Eksternal 74
Joefly J. Bahroeny Elia Massa Manik P. Benturan Kepentingan 76
Komisaris Utama Direktur Utama Q. Suksesi di Anak Perusahaan 78

Board Manual, Edisi IV i ii Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik


(Good Corporate Governance).
8. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-19/MBU/10/2014 Tanggal 17 Oktober 2014
A. Dasar Hukum
tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan
Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan Dewan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang Badan Usaha Milik Pengawas Badan Usaha Milik Negara;
Negara. 9. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun Per-03/MBU/02/2015 Tentang Persyaratan, Tata Cara
Pengangkatan, dan Pemberhentian Anggota Direksi
2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan
Badan Usaha Milik Negara;
Terbatas.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2014 tanggal
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
17 September 2014 tentang Penambahan Penyertaan
8 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang
Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) Modal Negara Republik Indonesia ke Modal Saham
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
PT. Perkebunan III, IV dan V menjadi PT. Perkebunan
Nusantara III;
Nusantara III.
11. Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Azasi
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12
Manusia Republik Indonesia No. C-20921
Tahun 1998 tanggal 17 Januari 1998 tentang
Perusahaan Perseroan (Persero). HT.01.04.TH.2002 Tentang Persetujuan Akta
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Perkebunan Nusantara III (Persero) Tanggal
Tahun 2001 tanggal 5 Juni 2001 tentang Perubahan 28 Oktober 2002;
Atas Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998
12. Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Azasi
tentang Perusahaan Perseroan (Persero).
Manusia Republik Indonesia No AHU -
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 73169.AH.01.02. Tahun 2008 Tentang Persetujuan
Tahun 2001 tanggal 13 September 2001 tentang Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Wewenang Perkebunan Nusantara III (Persero) Tanggal
Menteri Keuangan Pada Perusahaan Perseroan 14 Oktober 2008;
(Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan
Perusahaan Jawatan (Perjan) Kepada Menteri Negara 13. Akta Notaris Nomor 8 tanggal 21 Maret 2012 yang
dibuat dihadapan Notaris Syafnil Gani, SH. M.Hum
Badan Usaha Milik Negara.
tentang Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
7. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Diluar Rapat
Nomor : PER – 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Umum Pemegang Saham.
Board Manual, Edisi IV [1] [2] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

14. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham 19. Surat Keputusan Direksi Nomor : 3.08/SKPTS/28/2016
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III tanggal 13 Mei 2016 tentang Restrukturisasi
Nomor : 06 tanggal 03 Oktober 2014 tentang Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Perubahan Struktur Permodalan dan Perubahan
Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) B. TUJUAN
PT Perkebunan Nusantara III yang dibuat oleh Notaris Menjadi panduan bagi Direksi dan Dewan Komisaris
Nanda Fauz Iwan, SH, MKn berkedudukan di Jakarta dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan tanggung
Selatan; jawabnya dalam melakukan pengelolaan perusahaan
15. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham secara profesional melalui pelaksanaan prinsip
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung-
Nomor : 05 tanggal 03 Oktober 2014 tentang Akta jawaban dan kewajaran.
Penyimpanan Surat (Perjanjian Pengalihan Hak Atas
90% Saham Negara RI pada PTPN I, PTPN II, PTPN
IV, PTPN V, PTPN VI, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX,
PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PTPN XIII dan PTPN
XIV (Persero)) yang dibuat oleh Notaris Nanda Fauz
Iwan, SH, MKn berkedudukan di Jakarta Selatan;
16. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III
Nomor : 20 tanggal 07 Oktober 2014 tentang
Persetujuan Penerimaan Pengalihan Saham yang
dibuat oleh Notaris Nanda Fauz Iwan, SH, MKn
berkedudukan di Jakarta Selatan;
17. Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. AHU-
0002765.AH.01.02. Tahun 2016 Tentang Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
Nusantara III Tanggal 12 Februari 2016;
18. Surat Kuasa Operasional Nomor 3.11/SKO/01/2016
tanggal 10 Mei 2016 dari Pemberi Kuasa (Direktur
Utama) PT Perkebunan Nusantara III kepada
Penerima Kuasa (Direktur Pelaksana Operasional).

Board Manual, Edisi IV [3] [4] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB II DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 4.1. Rapat Dewan Komisaris harus dilaksanakan
secara berkala, sekurang-kurangnya sekali
dalam sebulan dan dalam rapat tersebut, Dewan
Komisaris dapat mengundang Direksi.
A. Dewan Komisaris 4.2. Setidaknya setahun sekali, Dewan Komisaris
bertemu tanpa kehadiran Direksi untuk
1. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang mendiskusikan kinerja Dewan Komisaris,
bertugas melakukan pengawasan serta memberi hubungan dengan Direksi, dan komposisi serta
nasehat kepada Direksi atas kebijakan kinerja Direksi, termasuk isu-isu terkait dengan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, suksesi dan remunerasi.
baik mengenai perseroan maupun usaha
perseroan sesuai dengan ketentuan Anggaran 4.3. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat
Dasar. sewaktu-waktu atas permintaan 1 (satu) atau
beberapa anggota Dewan Komisaris, permintaan
2. Dewan Komisaris merupakan majelis dan setiap Direksi atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu)
anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili
sendiri-sendiri melainkan berdasarkan pada sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari
keputusan Dewan Komisaris. jumlah saham dengan hak suara, dengan
3. Komposisi Dewan Komisaris menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
3.1. Komposisi dan pembagian tugas Dewan 4.4. Dalam hal Dewan Komisaris mengadakan rapat
Komisaris diatur oleh Dewan Komisaris maka panggilan rapat Dewan Komisaris
sendiri yang disesuaikan dengan kompetensi disampaikan secara tertulis oleh Komisaris
dan keahlian masing-masing anggotanya, Utama atau oleh anggota Dewan Komisaris yang
sehingga memungkinkan pengambilan ditunjuk oleh Komisaris Utama dan disampaikan
keputusan dapat dilakukan secara efektif, dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari
tepat, cepat, dan dapat bertindak secara sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang
independen. lebih singkat jika dalam keadaan mendesak,
3.2. Paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari dengan tidak memperhitungkan tanggal
jumlah anggota Dewan Komisaris harus penggilan dan tanggal rapat.
berasal dari kalangan di luar BUMN yang 4.5. Agenda, Materi dan Risalah Rapat Dewan
bersangkutan yang bebas dari pengaruh Komisaris :
anggota Dewan Komisaris dan anggota 4.5.1. Undangan rapat harus mencantumkan
Direksi lainnya serta Pemegang Saham. agenda rapat, tanggal, waktu dan tempat
4. Rapat-rapat Dewan Komisaris ; rapat.

Board Manual, Edisi IV [5] [6] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

4.5.2. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah lanjut rapat sebelumnya dan dicantumkan
apabila diadakan ditempat kedudukan dalam risalah rapat.
Perseroan atau ditempat lain didalam
4.5.11. Dalam mata acara lain-lain, rapat Dewan
wilayah Republik Indonesia.
Komisaris tidak berhak mengambil
4.5.3. Dalam hal rapat yang sifatnya keputusan kecuali semua anggota Dewan
khusus/urgent, undangan dapat Komisaris atau wakilnya yang sah, hadir
dilaksanakan melalui media dan menyetujui penambahan mata acara
telekomunikasi yang kemudian rapat.
dinyatakan di dalam rapat oleh Pimpinan
4.5.12. Setiap anggota Dewan Komisaris, baik
Rapat dan didokumentasikan secara
yang hadir atau yang tidak hadir dalam
tertulis ke dalam risalah rapat.
rapat, berhak menerima salinan risalah
4.5.4. Undangan rapat disiapkan oleh Sekretaris rapat Dewan Komisaris untuk
Dewan Komisaris atas permintaan memberikan pendapat dan atau
Komisaris Utama. tanggapan terhadap apa yang tercantum
dalam risalah rapat tersebut
4.5.5. Agenda rapat disusun dengan masukan
dari setiap Dewan Komisaris. 4.5.13. Risalah Rapat Dewan Komisaris
merupakan bukti yang sah mengenai
4.5.6. Setiap Dewan Komisaris mempersiapkan
keputusan-keputusan yang diambil dalam
materi rapat sesuai dengan agenda rapat.
Rapat Dewan Komisaris, baik untuk para
4.5.7. Setiap rapat Dewan Komisaris harus Dewan Komisaris maupun pihak ketiga.
dibuatkan Risalah Rapat yang minimal
4.5.14. Asli risalah rapat Dewan Komisaris
memuat jalannya rapat dan segala
disampaikan kepada Direksi untuk
sesuatu yang diputuskan dalam Rapat
disimpan dan dipelihara, sedangkan
Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris menyimpan salinannya.
4.5.8. Risalah rapat ditandatangani oleh Ketua
4.5.15. Sekretaris Dewan Komisaris menata-
Rapat dan seluruh anggota Dewan
usahakan setiap salinan Risalah Rapat
Komisaris yang hadir dalam rapat.
Dewan Komisaris serta harus tersedia
4.5.9. Risalah rapat Dewan Komisaris harus bila diminta setiap saat oleh Dewan
berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk Komisaris atau Pemegang Saham.
pendapat berbeda/dissenting opinion)
4.5.16. Setiap Anggota Dewan Komisaris berhak
dan hal-hal yang diputuskan dalam rapat.
mendapatkan 1 (satu) suara dan
4.5.10. Dalam setiap rapatnya Dewan Komisaris tambahan 1 (satu) suara untuk Anggota
harus melakukan evaluasi atas tindak Dewan Komisaris yang diwakilinya.
Board Manual, Edisi IV [7] [8] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

4.5.17. Setiap anggota Dewan Komisaris yang Komisaris Utama menunjuk seorang
secara pribadi, baik langsung maupun anggota Dewan Komisaris untuk
tidak langsung, mempunyai kepentingan memimpin rapat Dewan Komisaris.
dalam suatu transaksi, kontrak atau
4.6.4. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir
kontrak yang d iusulkan dimana
atau berhalangan, rapat Dewan
perusahaan salah satu pihaknya, harus
Komisaris dipimpin oleh seorang anggota
menyatakan sifat kepentingan dalam
Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk
suatu Rapat Dewan Komisaris dan tidak
oleh Komisaris Utama.
berhak dalam pengambilan suara
mengenai hal-hal yang berhubungan 4.6.5. Dalam hal Komisaris Utama tidak
dengan transaksi atau kontrak tersebut. melakukan penunjukan, maka anggota
Dewan Komisaris yang paling lama
4.5.18. Pemungutan suara yang menyangkut
menjabat sebagai anggota Dewan
orang dilakukan dengan suara tertutup
Komisaris bertindak sebagai pimpinan
tanpa tandatangan, sedangkan
rapat Dewan Komisaris.
pemungutan suara mengenai hal-hal lain
dilakukan secara terbuka, kecuali Ketua 4.6.6. Dalam hal anggota Dewan Komisaris
Rapat menentukan lain tanpa ada yang paling lama menjabat sebagai
keberatan dari yang hadir. anggota Dewan Komisaris lebih dari
1 (satu) orang, maka anggota Dewan
4.5.19. Setiap anggota Dewan Komisaris yang
Komisaris yang tertua dalam usia
mengeluarkan suara kosong (abstain)
bertindak sebagai pimpinan rapat.
dianggap menyetujui hasil keputusan
rapat. 4.6.7. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan
berhak mengambil keputusan yang
4.6. Korum Rapat Dewan Komisaris mengikat apabila dihadiri atau diwakili
4.6.1. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah
diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris anggota Dewan Komisaris.
hanya oleh seorang anggota Dewan
Komisaris lain dengan surat kuasa. 4.7. Pengambilan Keput usan Rapat Dewan
4.6.2. Setiap anggota Dewan Komisaris hanya Komisaris.
dapat mewakili seorang anggota Dewan 4.7.1. Segala keputusan Dewan Komisaris
Komisaris lainnya. diambil dalam rapat Dewan Komisaris.
4.6.3. Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin 4.7.2. Keputusan dapat pula diambil di luar
oleh Komisaris Utama. Jika Komisaris rapat Dewan Komisaris sepanjang
Utama tidak hadir atau berhalangan, seluruh anggota Dewan Komisaris setuju

Board Manual, Edisi IV [9] [10] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

tentang cara dan materi yang diputuskan memutuskan dalam waktu 7-14 hari dan hasilnya
yang dituangkan dalam persetujuan dikomunikasikan kepada Direksi selambat-
tertulis. lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
4.7.3. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus 4.10. Tata-tertib Rapat Dewan Komisaris dicantumkan
diambil berdasarkan musyawarah untuk dengan jelas dalam risalah rapat Dewan
mufakat. Komisaris dimana tata-tertib tersebut ditetapkan.
4.7.4. Dalam hal musyawarah untuk mufakat
tidak tercapai, maka keputusan diambil 5. Pelaporan Harta Kekayaan
dengan pemungutan suara setuju lebih 5.1. Anggota Dewan Komisaris wajib menyampaikan
dari 1/2 (satu per dua) jumlah suara yang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
dikeluarkan dalam rapat tersebut. (LHKPN) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4.7.5. Apabila suara yang setuju dan yang tidak
setuju berimbang, maka Pimpinan Rapat 5.2. Penyampaian LHKPN ke KPK dikoordinasikan
Dewan Komisaris yang akan menentukan Sekretaris Dewan Komisaris dengan Pejabat
usul tersebut diterima atau ditolak dengan perusahaan yang ditunjuk Direksi.
tetap memperhatikan ketentuan
mengenai pertanggungjawaban Dewan 6. Program Pengenalan
Komisaris menurut ketentuan peraturan 6.1. Kepada Dewan Komisaris yang baru ditunjuk
perundang-undangan. wajib diberikan program pengenalan mengenai
perusahaan dan tanggung jawab untuk
4.7.6. Pengambilan keputusan rapat mengenai
mengadakan program pengenalan tersebut
diri orang dilakukan dengan pemilihan
berada pada Sekretaris Perusahaan atau
secara tertutup.
siapapun yang menjalankan fungsi Sekretaris
4.8. Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan Perusahaan.
hasil pemungutan suara belum mendapatkan
satu alternatif dengan suara lebih dari 1/2 (satu 6.2. Program pengenalan meliputi :
per dua) bagian dari jumlah suara yang 6.2.1. Pelaksanaan pr insip -prinsip Good
dikeluarkan, maka dilakukan pemilihan ulang Corporate Governance oleh perusahaan.
terhadap dua usulan yang memperoleh suara 6.2.2. Gambaran mengenai perusahaan
terbanyak sehingga salah satu usulan berkaitan dengan tujuan, sifat dan lingkup
memperoleh suara lebih dari 1/2 (satu per dua) kegiatan, posisi kompetitif, visi, misi,
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan. strategi, rencana usaha jangka panjang
4.9. Untuk pengambilan keputusan persetujuan dan jangka pendek, informasi tentang
terhadap usulan Direksi, Dewan Komisaris akan sumber daya perusahaan secara umum,

Board Manual, Edisi IV [11] [12] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

manajemen risiko, kinerja keuangan dan diputuskan dalam rapat Dewan


operasi. Komisaris, dan ditandatangani oleh Ketua
Rapat dan seluruh anggota Dewan
6.2.3. Keterangan mengenai kewenangan yang
Komisaris yang hadir dalam rapat.
didelegasikan, audit internal dan
eksternal, sistem dan kebijakan 8.2.4. Dalam hal rapat Dewan Komisaris
pengendalian internal. dilakukan melalui media komunikasi
elektronik, sekretaris membuat risalah
6.2.4. Keterangan mengenai tugas dan
rapat berdasarkan catatan yang dibuat
tanggung jawab Dewan Komisaris serta
oleh Dewan Komisaris, yang punya
hal-hal yang tidak diperbolehkan.
insiatip mengadakan rapat, kemudian
6.3. Program pengenalan dapat berupa presentasi, mengirimkan risalah tersebut secara
pertemuan, kunjungan ke tempat perusahaan bergiliran ke semua Dewan Komisaris
dan pengkajian dokumen atau program lainnya untuk ditandatangani.
yang dianggap sesuai dengan perusahaan
dimana program tersebut dilaksanakan. 8.2.5. Risalah rapat harus sudah selesai dan
diedarkan ke seluruh Dewan Komisaris
7. Dewan Komisaris harus memantau dan memastikan
maksimal selambat-Iambatnya 7 (tujuh)
bahwa Perusahaan telah menerapkan GCG secara
hari setelah Rapat selesai dilaksanakan.
efektif dan berkelanjutan.
8.2.6. Mencatat/membuat agenda surat masuk
8. Sekretaris Dewan Komisaris.
dan surat keluar Dewan Komisaris.
8.1. Fungsi Sekretaris Dewan Komisaris ialah
8.2.7. Mendokumentasi surat - surat dan risalah
membantu pengelolaan administratif Dewan
rapat Dewan Komisaris maupun dokumen
Komisaris dalam mela ksanakan tugas
lainnya.
pengawasan perusahaan.
8.2.8. Menyusun Rancangan Rencana Kerja
8.2. Tugas Sekretaris Dewan Komisaris ialah :
dan Anggaran Dewan Komisaris.
8.2.1. Melakukan segala sesuatu pekerjaan
dinas yang diminta oleh Dewan 8.2.9. Menyusun Rancangan Laporan-laporan
Komisaris. Dewan komisaris.
8.2.2. Mempersiapkan rapat termasuk bahan
8.2.10. Memastikan bahwa Dewan Komisaris
rapat Dewan Komisaris, Dewan
mematuhi peraturan perundang-
Komisaris dengan Direksi, maupun
undangan serta menerapkan prinsip-
dengan pihak lainnya.
prinsip GCG.
8.2.3. Membuat risalah rapat yang mencatat
8.2.11. Memberikan informasi yang dibutuhkan
segala sesuatu yang dibicarakan dan
oleh Dewan Komisaris secara berkala
Board Manual, Edisi IV [13] [14] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta. 2.1. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pengambilan
8.2.12. Mengkoordinasikan anggota Komite, jika
keputusan yang efektif, tepat dan cepat serta
diperlukan dalam rangka memperlancar
dapat bertindak secara independen dalam arti
tugas Dewan Komisaris.
tidak mempunyai kepentingan yang dapat
8.2.13. Sebagai penghubung (liaison officer) mengganggu kemampuannya untuk melaksana-
Dewan Komisaris dengan pihak lain. kan tugasnya secara mandiri dan kritis.
8.3. Sekretaris Dewan Komisaris wajib memastikan 2.2. Paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari
dokumen sebagaimana dimaksud pada poin 8.2. jumlah anggota Direksi harus berasal dari
tersimpan dengan baik diperusahaan. Asli kalangan di luar BUMN yang bersangkutan yang
dokumen-dokumen tersebut diserahkan kepada bebas dari pengaruh anggota Dewan Komisaris
Sekretaris Perusahaan. dan anggota Direksi lainnya serta pemegang
8.4. Sekretaris Dewan Komisaris dapat mengakses saham.
catatan atau informasi tentang karyawan, dana, 3. Rapat Direksi
aset, serta sumber daya lainnya milik 3.1. Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat
perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan Direksi.
tugasnya dengan surat penugasan dari Dewan
Komisaris. 3.2. Rapat Direksi dianggap sah apabila diadakan di
tempat kedudukan Perseroan atau ditempat lain
8.5. Sekretaris Dewan Komisaris wajib melaporkan di dalam wilayah Republik Indonesia.
secara tertulis hasil penugasan sebagaimana
3.3. Keputusan dapat pula diambil di luar rapat
dimaksud pada poin 8.4.
Direksi sepanjang seluruh anggota Direksi setuju
tentang cara dan materi yang diputuskan, yang
B. Direksi kemudian harus didokumentasikan dalam risalah
rapat.
1. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan 3.4. Dalam setiap rapat Direksi harus dibuat risalah
untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat
dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik Direksi dan seluruh anggota Direksi yang hadir,
di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal yang berisi hal-hal yang dibicarakan (termasuk
dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan pernyataan ketidaksetujuan/dissenting opinion
sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang- anggota Direksi jika ada) dan hal-hal yang
Undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan diputuskan. Satu salinan risalah rapat Direksi
agar disampaikan kepada Dewan Komisaris
Rapat Umum Pemegang Saham.
untuk diketahui.
2. Komposisi Direksi

Board Manual, Edisi IV [15] [16] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

3.5. Dalam setiap rapatnya Direksi juga harus 3.9. Dalam surat panggilan rapat harus mencantum-
melakukan evaluasi atas tindak lanjut rapat kan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
sebelumnya dan dicantumkan dalam risalah
3.10. Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan
rapat.
apabila semua anggota Direksi hadir dalam
3.6. Untuk pengambilan keputusan persetujuan rapat.
Direksi terhadap usulan yang disampaikan dalam 3.11. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil
rapat Direksi atau disampaikan secara tertulis, keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh
Direksi akan memutuskan dalam waktu 7-14 hari lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota
sejak usulan tersebut besarta dokumen Direksi hadir atau wakilnya yang sah.
pendukung dan informasi lainnya telah lengkap
3.12. Dalam mata acara lain-lain, rapat Direksi tidak
disampaikan dan hasilnya dikomunikasikan
berhak mengambil keputusan kecuali semua
kepada tingkatan organisasi di bawah Direksi
anggota Direksi atau wakilnya yang sah, hadir
selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari
dan menyetujui penambahan mata acara rapat.
sejak disahkan/ditandatangani.
3.13. Semua Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur
3.7. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan
Utama. Jika Direktur Utama tidak hadir atau
setiap waktu apabila:
berhalangan, Direktur Utama menunjuk salah
3.7.1. Dipandang perlu oleh seorang atau lebih
seorang Direksi untuk memimpin rapat Direksi.
anggota Direksi;
3.14. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau
3.7.2. Atas permintaan tertulis dari seorang atau
berhalangan, maka salah seorang Direktur yang
lebih anggota Dewan Komisaris; atau
ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama yang
3.7.3. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) memimpin rapat Direksi.
orang atau lebih pemegang saham yang
3.15. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan
bersama-sama mewakili 1/10 (satu per
penunjukan, maka salah seorang Direktur yang
sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh
terlama dalam jabatan sebagai anggota Direksi
saham dengan hak suara.
yang memimpin rapat Direksi.
3.8. Panggilan Rapat Direksi dilakukan secara tertulis
3.16. Dalam hal Direktur yang paling lama menjabat
oleh anggota Direksi yang berhak mewakili
sebagai anggota Direksi Perseroan lebih dari
Perseroan dan disampaikan dalam jangka waktu
1 (satu) orang, maka Direktur yang terlama
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat
dalam jabatan dan yang tertua dalam usia yang
diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat
bertindak sebagai pimpinan rapat Direksi.
jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal 3.17. Untuk memberikan suara dalam pengambilan
rapat. keputusan, seorang anggota Direksi dapat

Board Manual, Edisi IV [17] [18] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Direksi 4. Program Pengenalan


lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang 4.1. Kepada Anggota Direksi yang baru ditunjuk wajib
diberikan khusus untuk keperluan itu. diberikan program pengenalan mengenai
perusahaan dan tanggung jawabnya. Untuk
3.18. Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili
mengadakan program pengenalan tersebut
seorang anggota Direksi lainnya.
berada pada Sekretaris Perusahaan atau
3.19. Semua keputusan dalam rapat Direksi diambil siapapun yang menjalankan fungsi sebagai
dengan musyawarah untuk mufakat. sekretaris perusahaan.
3.20. Dalam hal keputusan tidak dapat diambil dengan 4.2. Program pengenalan meliputi :
musyawarah mufakat, maka keputusan diambil 4.2.1. P e l a k s a n a a n p r i n s i p - p r i n s i p G o o d
dengan suara terbanyak biasa. Corporate Governance oleh perusahaan.
3.21. Setiap anggota Direksi berhak mengeluarkan 4.2.2. Gambaran mengenai p erusahaan
1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara berkaitan dengan tujuan, sifat dan lingkup
untuk anggota Direksi yang diwakilinya. kegiatan, posisi kompetitif, visi, misi,
3.22. Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak strategi, rencana usaha jangka panjang
setuju sama banyaknya, maka keputusan rapat dan jangka pendek, informasi tentang
adalah yang sesuai dengan pendapat ketua sumber daya perusahaan secara umum,
rapat dengan tetap memperhatikan ketentuan manajemen risiko, kinerja keuangan dan
mengenai pertanggungjawaban penuh Direksi operasi
secara pribadi apabila yang bersangkutan 4.2.3. Keterangan mengenai kewenangan yang
bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. didelegasikan, audit internal dan
3.23. Dalam hal usulan lebih dari dua alternatif dan eksternal, sistem dan kebijakan
hasil pemungutan suara belum mendapat satu pengendalian internal, termasuk Komite
alternatif dengan suara lebih dari 1/2 (satu per Audit.
dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, 4.2.4. Keterangan mengenai tugas dan
maka dilakukan pemilihan ulang terhadap dua tanggung jawab Direksi serta hal-hal yang
usulan yang memperoleh suara terbanyak tidak diperbolehkan.
sehingga salah satu usulan memperoleh suara
4.3. Program pengenalan dapat berupa presentasi,
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
pertemuan, kunjungan ke tempat perusahaan
suara yang dikeluarkan.
dan pengkajian dokumen atau program lainnya
3.24. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui hasil yang dianggap sesuai dengan perusahaan
keputusan rapat. dimana program tersebut dilaksanakan.

Board Manual, Edisi IV [19] [20] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

5. Pakta Integritas Direksi BAB III MEKANISME GOVERNANCE


Direksi wajib menandatangani Pakta Integritas untuk
tindakan transaksional yang memerlukan persetujuan
Dewan Komisaris dan/atau RUPS.
A. Visi, Misi dan Rencana Strategis Perusahaan
6. Laporan Harta Kekayaan
6.1. Anggota Direksi wajib menyampaikan Laporan 1. Visi merupakan dasar dari sistem manajemen stratejik
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang harus dapat memotivasi dan menumbuhkan
(LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi komitmen individu dalam perusahaan untuk berubah
(KPK) sesuai dengan ketentuan peraturan dari kondisi sekarang ke kondisi yang diinginkan
perundang-undangan. perusahaan di masa datang.
6.2. Direksi menunjuk pejabat perusahaan yang 2. Misi merupakan pernyataan tujuan yang menjadi
dikenai kewajiban menyampaikan LHKPN sesuai landasan didirikannya perusahaan, mencakup
dengan ketentuan peraturan perundang- produk/jasa yang diusahakan, sasaran pasar yang
undangan. Penunjukan tersebut dengan dituju dan upaya untuk meningkatkan kemanfaatan
Keputusan Direksi. kepada semua stakeholders.
6.3. Direksi menunjuk pejabat perusahaan yang 3. Perumusan visi dan misi dilakukan oleh Direksi dibantu
ditugaskan untuk melakukan koordinasi dengan seluruh jajaran manajemen dan disampaikan kepada
KPK berkaitan dengan pengelolaan LHKPN. Dewan Komisaris untuk disetujui.
Penunjukan tersebut dengan Keputusan Direksi.
4. Dewan Komisaris wajib mengkaji kelayakan visi dan
6.4. Pejabat yang ditunjuk pada poin 6.3 misi sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan
melaksanakan tugas sesuai dengan SOP yang secara berkala.
telah ditetapkan Direksi.
5. Direksi wajib menyiapkan rancangan Rencana Jangka
6.5. Pejabat yang ditunjuk pada poin 6.3, melakukan Panjang Perusahaan (RJPP) yang merupakan
koordinasi kepada Sekretaris Dewan Komisaris rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai
dalam hal kewajiban anggota Dewan Komisaris tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan yang hendak
menyampaikan LHKPN. dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun,
berdasarkan asumsi-asumsi perubahan lingkungan
eksternal dan internal.
6. RJPP yang telah disetujui, ditandatangani bersama
oleh Direksi dan Dewan Komisaris, dan disampaikan
kepada RUPS selambat-lambatnya 60 (enam puluh)
hari sebelum tahun anggaran baru.

Board Manual, Edisi IV [21] [22] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

7. Jika dalam waktu sebagaimana dimaksud pada poin 6 dan proyeksi keuangan serta informasi tambahan
Rancangan Rencana Jangka Panjang belum disahkan, lainnya yang dianggap perlu.
maka Rancangan Rencana Jangka Panjang tersebut
15. Penyusunan RKAP dilakukan melalui koordinasi antar
dianggap telah mendapat persetujuan.
Bagian/Distrik untuk menyelaraskan usulan anggaran
8. Dewan Komisaris memastikan bahwa RJPP dan dan kegiatan setiap Bagian/Distrik.
RKAP telah mempertimbangkan risiko dan memberi-
16. Penetapan RKAP dan RKAPKBL harus mempertim-
kan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai
bangkan kebutuhan, sumber daya dan keterbatasan
RJPP, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
perusahaan, serta analisis terhadap kemungkinan
(RKAP) serta perubahan dan tambahannya, sebelum pencapaiannya dengan memperhatikan hasil evaluasi
mendapat pengesahan RUPS. atas pelaksanaan RKAP dan RKAPKBL tahun
9. Dalam waktu 60 (enam puluh) hari sebelum sebelumnya.
berakhirnya RJPP, Direksi wajib menyampaikan 17. Direksi menyampaikan RKAP dan RKAPKBL kepada
rancangan RJPP periode berikutnya. RUPS, untuk dievaluasi dan disetujui, selambat-
10. Pelaksanaan RJPP dipantau dan dievaluasi setiap lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun
tahun oleh Direksi dan Dewan Komisaris dengan anggaran baru.
memperhatikan perubahan lingkungan eksternal dan 18. RUPS mengesahkan RKAP dan RKAPKBL selambat-
internal. lambatnya 30 hari setelah tahun anggaran berjalan.
11. Dewan Komisaris dapat mempertimbangkan 19. Dalam hal permohonan persetujuan RKAP dan
persetujuan perubahan RJPP apabila terdapat RKAPKBL belum memperoleh pengesahan sampai
penyimpangan asumsi dan realisasi yang material dan dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada
diluar kendali Direksi. poin 18, maka RKAP dan RKAPKBL tersebut dianggap
12. Direksi menjabarkan RJPP dalam bentuk RKAP setiap sah untuk dilaksanakan sepanjang telah memenuhi
ketentuan mengenai bentuk, isi dan tata cara
tahun dan rencana lainnya yang berhubungan dengan
penyusunannya.
kegiatan Perusahaan;
20. RKAP dan RKAPKBL yang telah disahkan oleh RUPS
13. Direksi merumuskan strategi-strategi yang memuat
dilaksanakan oleh Direksi dengan terlebih dahulu
rencana aksi guna mencapai tujuan dan sasaran
disosialisasikan kepada setiap unit kerja di dalam
perusahaan, baik pada tingkat korporasi, fungsi, perusahaan.
maupun unit bisnis strategis (Strategic Business
Unit/Distrik). 21. Direksi melakukan evaluasi atas pelaksanaan RKAP
dan RKAPKBL tahun berjalan secara berkala, serta
14. RKAP dan RKAPKBL yang disusun merupakan melakukan analisa dan kajian untuk melakukan
gambaran rencana kerja secara menyeluruh, anggaran perubahan apabila terjadi penyimpangan pencapaian

Board Manual, Edisi IV [23] [24] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

RKAP dan RKAPKBL. terwujudnya bisnis perusahaan yang


berkelanjutan.
22. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas
pelaksanaan RJPP/RKAP dan RKAPKBL melalui 1.3. Pengembangan usaha dilakukan selaras dengan
analisa dan kajian terhadap laporan manajemen kompetensi perusahaan di bidang agro industri
maupun dengan melakukan pemeriksaan secara dan didasarkan pada feasibility study, dengan
langsung ke unit/bagian serta memberikan saran mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
perbaikan. perusahaan.
23. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan dan 1.4. Pengembangan usaha di bidang industri
pencapaian sasaran-sasaran dalam RJPP/RKAP dan pendukung dilaksanakan sejalan dengan
RKAPKBL. pengembangan komoditi dan pengolahan hasil
komoditi di hulu bisnis serta menjamin terjadinya
24. Usulan perubahan atas RKAP dan RKAPKBL harus
kemudahan di dalam pengelolaan operasional
mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
dan peningkatan nilai tambah;
25. Perubahan target RKAP dan RKAPKBL tahun berjalan
1.5. Pengembangan usaha di bidang industri hilir
menjadi dasar untuk penetapan target tahun
dilaksanakan untuk mengambil nilai tambah yang
berikutnya.
lebih ekonomis serta menjamin pertumbuhan dan
26. Direksi menyusun Kontrak Manajemen sekaligus berkelanjutan;
menandatanganinya pada saat yang bersangkutan
1.6. Pengembangan usaha melalui pembentukan
akan ditunjuk sebagai anggota Direksi dan setiap awal
Anak Perusahaan dilakukan untuk mendukung
tahun, yang memuat indikator kinerja dan sasaran
tercapainya tujuan perusahaan.
perusahaan untuk satu tahun buku.
1.5 Pengembangan usaha dilakukan dengan
B. Pengembangan Usaha. memperhatikan ketentuan Peraturan Perundang-
1. Prinsip dan Pengertian undangan yang berlaku.

1.1. Pengembangan usaha merupakan langkah 2. Organisasi


strategis dalam meningkatkan nilai dan 2.1. Direktur Pelaksana Operasional mendelegasikan
pertumbuhan perusahaan dengan tetap kewenangan kepada Senior Executive Vice
memperhatikan visi, misi dan tata nilai President (SEVP) Produksi memonitor
perusahaan serta Paradigma Bisnis Baru yang perkembangan Pengembangan Usaha, dan
dituangkan dalam RJPP/Strategic Plan. pelaksanaannya dilakukan oleh Bagian
1.2. Perusahaan melaksanakan pengembangan Keuangan, Bagian Perencanaan dan
usaha melalui perluasan areal dan Pengembangan melaporkannya kepada Direktur
pengembangan usaha perkebunan sehingga Utama melalui Direktur Pelaksana Operasional;

Board Manual, Edisi IV [25] [26] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

2.2. Bagian Perencanaan dan Pengembangan 4.4 Hasil evaluasi yang dilakukan Bagian Keuangan
bertanggungjawab melakukan kajian atas dapat dijadikan dasar Direksi untuk menutup
pertumbuhan perusahaan melalui pengem- Anak Perusahaan/Penyertaan Saham yang tidak
bangan produk dan bisnis dan melaporkannya produktif, setelah mendapat tanggapan tertulis
kepada SEVP Produksi. dari Dewan Komisaris dan persetujuan dari
RUPS
3. Perencanaan
3.1. Bagian Keuangan memberi masukan 4.5. Direksi melaporkan setiap rencana, strategi dan
pengembangan Anak Perusahaan sesuai pelaksanaan Pengembangan Usaha kepada
dengan hasil monitoring dan evaluasi. Dewan Komisaris.
3.2. Bagian Perencanaan dan Pengembangan 4.6. Dewan Komisaris wajib memberikan masukan-
memberi masukan berupa hasil kajian dan masukan yang terkait dengan strategi dan
rekomendasi dalam kaitannya dengan pelaksanaan Pengembangan Usaha.
pengembangan usaha perusahaan kepada
SEVP Produksi.
C. Pendelegasian Wewenang
3.3. Kajian atas kebijakan dan strategi
pengembangan usaha tersebut dibahas dalam 1. Pengertian dan Prinsip.
rapat Direksi. 1.1. Pendelegasian wewenang merupakan proses
pelimpahan wewenang untuk tugas tertentu
3.4. Direksi merumuskan dan menetapkan strategi kepada pihak lain baik di dalam maupun di luar
Pengembangan Usaha. perusahaan.
4. Pelaksanaan 1.2. Sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
4.1. Pelaksanaan Pengembangan Usaha dilakukan pihak yang menerima wewenang mempunyai
sesuai dengan paradigma bisnis baru, visi, misi keleluasaan dalam penyelenggaraan
dan tata nilai perusahaan serta memperhatikan pendelegasian tersebut, walaupun wewenang
rencana dan sumber daya yang tersedia. terakhir tetap pada pihak pemberi wewenang.
4.2. Pengembangan usaha di luar rencana dan 2. Pelaksanaan Pendelegasian Wewenang
jumlahnya material dilakukan setelah mendapat 2.1. RUPS
persetujuan dari Dewan Komisaris dan 2.1.1. Menter i Negara BUMN (selaku
Pemegang Saham. Pemegang Saham) dapat memberikan
kuasa dengan hak substitusi kepada
4.3. Bagian Keuangan melakukan monitoring dan
perorangan atau badan hukum untuk
evaluasi laporan manajemen yang disampaikan
mewakilinya dalam RUPS.
oleh Anak Perusahaan secara berkala.
2.1.2. Pihak yang menerima kuasa sebagai-

Board Manual, Edisi IV [27] [28] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

mana dimaksud dalam point 2.1.1. wajib 2.2.5. Pendelegasian wewenang Dewan
terlebih dahulu mendapat persetujuan Komisaris kepada Komite Audit diatur
Menter i Negara BUMN sebelum dalam Piagam Komite Audit, dan Komite
mengambil keputusan penting dalam Pemantau Risiko diatur dalam Piagam
RUPS. Komite Pemantau Risiko
2.1.3. RUPS mempunyai wewenang yang tidak 2.2.6. Pendelegasian wewenang harus sejalan
diberikan kepada Direksi atau Dewan dengan Code of Corporate Governance
Komisaris dalam batas yang ditentukan dan ketentuan yang berlaku.
dalam undang-undang dan atau anggaran 2.3. Direksi
dasar. 2.3.1. Direksi membuat kebijakan mengenai
2.2. Dewan Komisaris pendelegasian wewenang meliputi tugas,
2.2.1. Dewan Komisaris menyusun pembagian tanggungjawab serta kewenangan, dan
tugas diantara anggota Dewan Komisaris dibuat secara tertulis .
yang memuat rencana kerja, 2.3.2. D i r e k s i dapat m e n d e l e g a s ik a n
sasaran/target yang ingin dicapai dan kewenangan kepada SEVP dan pejabat
mengkomunikasikannya kepada setingkat dibawah Direksi (Divisi, Biro,
Pemegang Saham. Kabag, Distrik Manajer, Manajer).
2.2.2. Komposisi dan pembagian tugas 2.3.3. Direksi menunjuk seorang anggota
ditetapkan sesuai dengan kompetensi Direksi, dan mendelegasikan kepada
dan keahlian masing-masing anggotanya, SEVP Keuangan sebagai
sehingga memungkinkan pengambilan penanggungjawab dalam penerapan Tata
keputusan dapat dilakukan secara efektif, Kelola Perusahaan yang Baik, yang
tepat dan cepat, serta dapat bertindak tugasnya antara lain: menyusun rencana
secara independen. kerja untuk memastikan perusahaan
2.2.3. Pendelegasian wewenang Dewan memenuhi pedoman penerapan GCG,
Komisaris kepada anggota Dewan mamantau dan menjaga agar kegiatan
Komisaris lainnya dinyatakan dengan perusahaan tidak menyimpang dari
surat kuasa tertulis. ketentuan yang berlaku serta mematuhi
seluruh komitmen yang dibuat dengan
2.2.4. Seorang anggota Dewan Komisaris pihak ketiga.
hanya dapat mewakili seorang anggota
Dewan Kom isar is lainnya yang 2.3.4. Setiap pendelegasian wewenang
berhalangan. dilakukan melalui analisis terhadap
pekerjaan yang akan didelegasikan dan

Board Manual, Edisi IV [29] [30] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

kompetensi orang yang akan menerima 2.2. Proses seleksi dilaksanakan dengan cara yang
pendelegasian wewenang. adil dan transparan.
2.3.5. Pihak yang diberi wewenang harus 2.3. Hasil seleksi diinformasikan kepada calon tenaga
melaporkan kegiatannya secara berkala kerja melalui media yang telah ditentukan.
atau setelah selesainya pekerjaan baik
2.4. Setiap karyawan harus bersedia ditempatkan di
lisan maupun tertulis kepada pemberi
manapun sesuai dengan kebutuhan perusahaan
wewenang.
dan menandatangani pernyataan kepatuhan
terhadap Code of Conduct serta Perjanjian Kerja
D. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Bersama (PKB) yang berisi hak dan kewajiban
1. Pengertian dan prinsip masing-masing pihak sesuai dengan kesepa-
1.1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) katan pada saat proses seleksi.
adalah proses perencanaan, rekrutmen dan
penempatan, pengembangan dan perencanaan 2.5. Setiap manajer kunci (Kabag, Distrik Manajer
karir (career planning), mutasi dan dan Manajer) wajib menandatangani kontrak
pemberhentian SDM. manajemen dengan Direktur Utama pada saat
diangkat, memegang jabatan baru, dan
1.2. Pengelolaan SDM dilakukan dengan didukung dievaluasi secara periodik.
sistem informasi yang tepat, cepat dan selalu
dikembangkan sesuai dengan visi dan misi 3. Pengembangan dan Perencanaan Karir SDM
perusahaan. 3.1. Pengembangan SDM meliputi proses pening-
1.3. Perencanaan SDM adalah suatu pr oses katan kompetensi, pengembangan dan sistem
menentukan kebutuhan SDM yang diintegrasikan jalur karir (career planning).
dengan rencana strategis perusahaan. 3.2. Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan
1.4. Perencanaan SDM bertujuan untuk memenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan setelah
kebutuhan jumlah dan mutu SDM sesuai dengan dilakukan analisa kebutuhan atas pendidikan dan
sasaran strategis perusahaan yaitu SDM pelatihan.
berbasis kompetensi (Competence Based 3.3. P e l a k s a n a a n p r o g r a m p e n g e m b a n g a n
Human Resource Management/CBHRM) dan kompetensi karyawan dilakukan oleh Direktur
Total Quality Management (TQM). SDM dan Umum berkoordinasi dengan Direktur
2. Rekrutmen dan Penempatan Pelaksana Operasional sebagai koordinator
2.1. Informasi kebutuhan karyawan diumumkan untuk mendelegasikan kepada SEVP SDM dan
secara transparan, antara lain melalui media Umum.
massa (lokal atau nasional), website, perguruan 3.4. SEVP SDM dan Umum membuat laporan
tinggi atau media lainnya. rencana dan pelaksanaan program tahunan
Board Manual, Edisi IV [31] [32] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

pengembangan SDM kepada Direktur Pelaksana 2. Penilaian Kinerja dan Remunerasi Dewan Komisaris
Operasional dengan persetujuan Direktur Utama 2.1. Dewan Komisaris menyusun rencana kerja
untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris. tahunan yang memuat sasaran dan target-target
(indikator kinerja) yang akan dicapai dan
3.5. Dewan Komisaris m emberikan masukan
disampaikan secara tertulis kepada Pemegang
mengenai program tahunan pengembangan
Saham untuk mendapatkan pengesahan.
SDM.
2.2. Dewan Komisaris atau Komite Dewan Komisaris
E. Penilaian Kinerja dan Remunerasi melakukan evaluasi terhadap pencapaian kinerja
1. Pengertian dan Prinsip Dasar masing-masing anggota Dewan Komisaris dan
1.1. Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk dituangkan dalam Risalah Rapat Dewan
menilai tingkat keberhasilan atau kegagalan Komisaris.
individu dalam melaksanakan tugas dan fungsi 2.3. Dewan Komisaris melaporkan capaian kinerjanya
yang dibebankan kepadanya serta mengiden- kepada Pemegang Saham berdasarkan Indikator
tifikasi area-area yang memerlukan perbaikan. Kinerja Kunci yang telah disusun.
1.2. Sistem penilaian kinerja menggunakan indikator 2.4. Pemegang Saham/RUPS melakukan penilaian
kinerja kunci yang jelas dan berimbang dari kinerja Dewan Komisaris secara kolektif maupun
aspek keuangan dan aspek non keuangan untuk individu berdasarkan Indikator Kinerja Kunci
menentukan tercapai atau tidaknya strategi yang telah ditetapkan RUPS dan Laporan
korporasi. capaian kinerja Dewan Komisaris.
1.3. Sistem penilaian kinerja yang dibangun harus 2.5. RUPS menetapkan pedoman remunerasi
dapat digunakan sebagai dasar pemberian berbasis kinerja bagi Dewan Komisaris dan
imbalan (reward) dan hukuman (punishment) menetapkan remunerasi Dewan Komisaris
atas pencapaian kinerjanya. sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
1.4. Remunerasi adalah sistem penggajian dan 2.6. Rencana kerja serta remunerasi Dewan
pemberian tunjangan bagi Dewan Komisaris, Komisaris dicantumkan dalam Rencana Kerja
Direksi, SEVP dan karyawan dengan dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk
mempertimbangkan kinerja, tanggung jawab dan disahkan oleh RUPS.
level jabatan, serta dilakukan secara transparan.
3. Penilaian Kinerja dan Remunerasi Direksi
1.5. Sistem remunerasi bertujuan untuk memotivasi
3.1. Indikator kinerja yang digunakan dalam penilaian
Dewan Komisaris, Direksi, SEVP dan karyawan
kinerja Direksi ditetapkan bersama-sama antara
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Direksi dan Dewan Komisaris yang meliputi
target-target yang harus dicapai oleh Direksi

Board Manual, Edisi IV [33] [34] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

dalam melakukan pengurusan perusahaan. pencapaian target kinerja kepada Direksi


secara berkala.
3.2. Direksi menyusun dan menyampaikan laporan
pencapaian kinerja perusahaan dan capaian c. Manajer kunci bertanggungjawab terhadap
kinerja masing-masing Direktorat berdasarkan pencapaian target kinerja yang telah
target-target dalam Kontrak Manajemen sebagai ditetapkan.
kinerja masing-masing Direksi kepada Dewan
d. Direksi melakukan penilaian capaian kinerja
Komisaris
manajer kunci secara berkala atau sewaktu-
3.3. Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap waktu sesuai kebutuhan.
kinerja Direksi baik secara individu (Direktorat)
e. Hasil penilaian kinerja tersebut dikomunikasi-
maupun kolektif berdasarkan indikator dan target
kan kepada manajer kunci untuk digunakan
yang telah ditetapkan.
sebagai upaya peningkatan kinerja yang
3.4. Dewan Komisaris menyampaikan hasil penilaian bersangkutan.
kinerja Direksi secara kolegial dan individu
f. Remunerasi manajer kunci dirumuskan
(Direktorat) kepada RUPS dalam laporan tugas
dengan mempertimbangkan tugas dan
pengawasan Dewan Komisaris secara
tanggungjawab masing-masing manajer serta
semesteran dan tahunan.
kinerja individu dan kinerja perusahaan.
3.5. RUPS menetapkan pedoman remunerasi
berbasis kinerja bagi Direksi dan menetapkan F. Suksesi Manajemen
remunerasi Direksi sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan. 1. Pengertian dan Prinsip
1.1. Suksesi manajemen meliputi proses mutasi dan
3.6. Direksi menyampaikan usulan insentif kinerja
promosi karyawan.
Direksi yang telah disetujui oleh Dewan
Komisaris kepada Pemegang Saham. 1.2. Pelaksanaan suksesi manajemen dilakukan
berdasarkan Competence Based Human
3.7. Insentif kinerja yang diusulkan sesuai dengan
Resource Management’ (CBHRM) dengan
kinerja yang dicapai.
mempertimbangkan prinsip keadilan dan
3.8. Penilaian Kinerja dan Remunerasi Manajer Kunci transparansi.
a. Direksi bersama-sama dengan Manajer Kunci 2. Perencanaan
(Kepala Divisi, Kepala Biro, Kepala Bagian, 2.1. Perencanaan suksesi manajemen dilakukan
Distrik Manajer, dan Manajer) menetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan
target kinerja manajer kunci yang perusahaan dan kualifikasi suatu jabatan.
bersangkutan.
2.2. Direktur SDM dan Umum melalui Direktur
b. Manajer kunci menyampaikan laporan
Board Manual, Edisi IV [35] [36] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Pelaksana Operasional mendelegasikan kepada 3.2. Suksesi manajemen harus didasarkan atas
SEVP SDM & Umum menyusun pedoman penilaian kinerja individu yang akan menduduki
kualifikasi dan persyaratan jabatan pada setiap suatu jabatan tertentu secara objektif serta
tingkatan dan pedoman-pedoman mengenai kualifikasi dan jabatan yang dibutuhkan.
manajemen karir di perusahaan. Pedoman-
3.3. Pelaksanaan seleksi untuk suksesi/promosi
pedoman tersebut ditetapkan oleh Direktur
pejabat satu level di bawah Direksi sesuai
Utama.
dengan ketentuan perusahaan dan melalui
2.3. Direksi memiliki data base (list) tentang orang proses assessment.
yang memiliki skil dan kompetensi serta
3.4. Direksi m enyampaikan keputusan atas
pengalaman yang cukup untuk melakukan
pelaksanaan suksesi manajemen kepada Dewan
pekerjaan-pekerjaan yang ditargetkan dapat
Komisaris.
tersedia di setiap posisi/jabatan di perusahaan.
3.5. Pengangkatan dan pemberhentian Kepala
2.4. Daftar tersebut pada poin 2.3. di atas
Bagian SPI dan Kepala Bagian Sekretaris
menyebutkan siapa saja yang dapat
Perusahaan oleh Direktur Utama setelah
mengambilalih pekerjaan-pekerjaan utama
mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
apabila karyawan berhenti, pensiun dan/atau
meninggal. 3.6. Sebelum memberikan persetujuan, Dewan
Komisaris menugaskan Komite Komisaris untuk
2.5. SEVP SDM dan Umum membuat rencana
melakukan pengkajian terhadap usulan Direksi
suksesi manajemen dan menyampaikannya
untuk pengangkatan dan pemberhentian Kepala
kepada Direktur Pelaksana Operasional dan
Bagian SPI dan Kepala Bagian Sekretaris
Direktur Utama;
Perusahaan.
2.6. Direktur Utama menyampaikan rencana suksesi
manajemen satu level di bawah Direksi kepada G. Manajemen Risiko
Dewan Komisaris.
1. Pengertian dan Tujuan Manajemen Risiko
2.7. Dewan Komisaris memberikan arahan atas
1.1. Risiko merupakan suatu kemungkinan kejadian
rencana dan pelaksanaan suksesi manajemen
atau tindakan yang dapat mempengaruhi
satu level di bawah Direksi.
kemampuan perusahaan secara negatif untuk
memaksimalkan ‘nilai’ stakeholder dan
3. Pelaksanaan.
pencapaian tujuan bisnisnya.
3.1. Suksesi manajemen didahului dengan program
k a d er i s a s i d e n g a n m e m p er t i m ba ng k an 1.2. Risiko harus dikelola dengan menerapkan sistem
integritas, dedikasi dan kompetensi individu. manajemen risiko yang terintegrasi agar dampak
negatifnya dapat diminimalkan sampai pada

Board Manual, Edisi IV [37] [38] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

tingkat yang dapat diterima atau ditolerir oleh risiko.


Perusahaan.
2.4 Perusahaan meningkatkan kemampuan
1.3. Manajemen risiko adalah proses yang sistematis manajemen risiko melalui benchmarking,
dan proaktif dalam mengidentifikasi, mengukur, program pembelajaran dan pelatihan.
memitigasi, memantau dan melaporkan risiko-
3 Proses Manajemen Risiko
risiko bisnis di setiap unit kerja dan bersifat
3.1. SEVP Keuangan bertanggung jawab atas
menyeluruh pada organisasi Perusahaan.
pelaksanaan manajemen risiko dan memastikan
1.4. Manajemen risiko sebaiknya menyajikan suatu bahwa fungsi manajemen risiko telah berjalan
kerangka bagi manajemen untuk menghadapi dengan efektif.
ketidakpastian, risiko dan peluang yang terkait,
3.2. Proses manajemen risiko mencakup :
sehingga dapat meningkatkan kapasitasnya
3.2.1. Menetapkan konteks stratejik, organisasi
membangun nilai secara efektif.
dan manajemen r isiko dimana
1.5. Sistem manajemen risiko yang efektif dan keseluruhan proses akan berjalan.
terintegrasi membutuhkan peran aktif Dewan Kriteria sebagai bahan evaluasi risiko
Komisaris, Direksi, SEVP dan seluruh karyawan harus ditetapkan dan struktur analisis
perusahaan. harus didefinisikan.
3.2.2. Mengidentifikasi Risiko
2. Perencanaan Manajemen Risiko
3.2.2.1. Proses identif ikasi risiko
2.1 Direktur Pelaksana Operasional mendelegasikan
bertujuan untuk mengenali
kepada SEVP Keuangan mendefinisikan dan
seluruh jenis risiko yang melekat
menetapkan kebijakan manajemen risiko dengan
pada setiap aktivitas fungsional
memperhatikan strategi, sasaran, tujuan dan sifat
yang berpotensi merugikan
operasi perusahaan.
perusahaan.
2.2 Kebijakan manajemen risiko yang ditetapkan
3.2.2.2. Proses identifikasi risiko harus
Direksi diajukan kepada Dewan Komisaris untuk
bersikap proaktif (anticipative)
mendapat arahan dan masukan dan
dan bukan reaktif.
dikomunikasikan kepada manajer kunci dan
seluruh karyawan. 3.2.2.3. Proses identifikasi risiko harus
mencakup seluruh aktivitas
2.3 Direksi menetapkan Bagian TI/TB dan MR yang
fungsional (kegiatan
bertanggungjawab atas pengelolaan risiko
operasional).
korporat dan pembangunan sistem informasi
serta komunikasi yang terintegrasi untuk 3.2.2.4. Proses identifikasi risiko dilaku-
mendukung pelaksanaan proses manajemen kan dengan menggabungkan

Board Manual, Edisi IV [39] [40] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

dan menganalisa informasi - Sensitivitas produk/aktivitas


risiko dari seluruh sumber terhadap perubahan faktor-
informasi yang tersedia. faktor yang mempengaruhi-
3.2.2.5. Proses identifikasi risiko harus nya, baik dalam kondisi
mencakup proses analisa normal maupun tidak normal.
probabilitas timbulnya risiko - Kecenderungan perubahan
serta konsekuensinya. faktor-faktor dimaksud
berdasarkan fluktuasi
3.2.2.6. Identifikasi risiko pada level perubahan yang terjadi di
stratejik dilakukan oleh Direksi, masa lalu dan korelasinya
SEVP, Kepala Divisi, Kepala - Faktor risiko (risk factors)
Bagian/Biro, Distrik Manajer, secara individual
dan Manajer unit terkait dengan - Exposure risiko secara
mempertimbangkan faktor-faktor keseluruhan dengan
risiko internal dan eksternal. mempertimbangkan faktor
3.2.2.7. Identifikasi risiko pada level korelasi
operasional dilakukan di setiap - Seluruh risiko yang melekat
unit kerja yang melibatkan pada seluruh transaksi,
proses produksi serta produk
karyawan pimpinan dan manajer
perusahaanan, dan dapat
unit terkait, dengan mempertim- diintegrasikan dalam sistem
bangkan faktor-faktor yang informasi manajemen
mempengaruhi tercapainya PTPN III.
target unit kerja yang
bersangkutan. 3.2.3.3. Pengukuran risiko dilakukan
dengan melakukan pendekatan
3.2.3. Mengukur Risiko kuantitatif dan kualitatif.
3.2.3.1. Proses pengukuran risiko
dilakukan untuk mengukur 3.2.3.4. Pedoman Manajemen Risiko
Portofolio risiko perusahaan mengatur penggunaan berbagai
guna memperoleh gambaran metode yang aplikatif bagi
efektifitas penerapan sistem perusahaan, sesuai dengan
manajemen risiko. situasi dan kondisi perusahaan
3.2.3.2. Proses pengukuran risiko harus saat ini. Perusahaan akan
dapat mengukur : mengembangkan berbagai
alternatif metode dan model
yang menghasilkan pengukuran

Board Manual, Edisi IV [41] [42] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

risiko yang lebih baik dan sehingga toleransi maupun


representatif. exposure risiko keseluruhan
perusahaan dapat diintegrasi-
3.2.3.5. Metode pengukuran risiko yang
kan.
diatur dalam Pedoman
Manajemen Risiko harus - Penetapan toleransi dilakukan
dipahami secara jelas oleh dengan memperhatikan
seluruh karyawan pimpinan kemampuan modal
yang terkait dalam proses perusahaan untuk dapat
manajemen risiko. menyerap exposure risiko
(tinggi rendahnya exposure)
3.2.4. Pemantauan dan Pelaporan Risiko atau kerugian yang mungkin
3.2.4.1. Proses pemantauan risiko timbul.
dilakukan dalam bentuk - Penetapan toleransi dilakukan
pelaporan Portofolio Risiko yang dengan mempertimbangkan
dihadapi oleh perusahaan, baik pengalaman kerugian di masa
secara individual maupun lalu yang pernah terjadi.
portofolio.
3.2.5. Pengendalian Risiko
3.2.4.2. Pelaporan Portofolio Risiko 3.2.5.1. Proses pengendalian risiko
dilakukan sesuai dengan dilakukan dengan merujuk
karakter masing-masing jenis kepada nilai r isiko yang
risiko. dihasilkan dar i proses
3.2.4.3. Proses pemantauan risiko akan pengukuran risiko.
dilakukan dengan merujuk 3.2.5.2. Proses pengendalian risiko
kepada toleransi risiko yang dilakukan dengan memperhati-
ditetapkan. kan kemampuan modal
3.2.4.4. Penetapan toleransi risiko perusahaan dan target bisnis,
dilakukan dengan ketentuan khususnya laba yang ditetapkan
sebagai berikut : serta implementasi pengen-
dalian internal dilakukan secara
- Toleransi risiko ditetapkan, menyeluruh.
baik secara individual maupun
keseluruhan/ konsolidasi. 3.2.6. Menganalisis risiko; menentukan
- Sistem penetapan toleransi pengendalian yang ada dan menganalisis
disusun sedemikian rupa risiko dalam batasan konsekuensi dan
tingkat kemungkinan, dalam konteks

Board Manual, Edisi IV [43] [44] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

pengendalian tersebut. risiko dan fokus pada proses


secara keseluruhan.
3.2.7. Analisis harus mempertimbangkan
luasnya konsekuensi yang potensial dan 3.2.9. Pemantauan Risiko
seberapa mungkin konsekuensi tersebut 3.2.9.1. Untuk memperoleh informasi
terjadi. Konsekuensi dan tingkat risiko usaha yang terkini, risiko
kemungkinan dapat dikombinasikan untuk usaha dipantau secara rutin dan
mendapatkan suatu tingkat risiko yang berkelanjutan dengan memper-
diestimasi. timbangkan perubahan-
perubahan internal dan
3.2.8. Pelaporan Risiko
eksternal perusahaan.
3.2.8.1. B a g i a n T I / T B d an MR
melaporkan hasil identifikasi, 3.2.9.2. Direksi dan Kepala Divisi,
analisa, evaluasi, pelaksanaan Kepala Bagian/Biro, Distrik
strategi dan pengurangan risiko Manajer, dan Manajer unit
secara periodik kepada SEVP terkait bertanggungjawab atas
Keuangan. pemantauan risiko, pelaksanaan
strategi pengurangan risiko.
3.2.8.2. Direksi melaporkan pelaksanaan
manajemen risiko kepada 3.2.9.3. Bagian TI/TB dan MR
Dewan Komisaris secara melakukan pengujian dan
berkala. evaluasi atas kecukupan dan
3.2.8.3. Direksi mengungkapkan dalam efektivitas proses manajemen
Laporan Tahunan penilaian risiko.
manajemen tentang risiko usaha 3.2.9.4. Rekomendasi perbaikan atas
dan risiko material yang dapat penerapan manajemen risiko
diantisipasi, untuk menjadi perusahaan disampaikan oleh
informasi penting bagi para Bagian TI/TB dan MR kepada
stakeholders dalam Bagian/Distrik Manajer/Manajer
pengambilan keputusan. unit terkait melalui SEVP
3.2.8.4. Mengkomunikasikan dan Keuangan.
mengkonsultasikan dengan 3.2.9.5. Dewan Komisaris melakukan
pihak-pihak yang berkepen- evaluasi atas pelaksanaan
tingan baik intern mapun ekstern manajemen risiko.
jika mungkin, pada setiap
tahapan proses manajemen 3.2.9.6. Dewan Komisaris memberikan
saran atau nasihat terhadap
Board Manual, Edisi IV [45] [46] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

proses manajemen risiko. - Komitmen manajemen terhadap


3.3. Implementasi strategi risiko kompetensi;
- Kepemimpinan yang kondusif;
Implementasi manajemen risiko dilakukan secara - Pembentukan struktur organisasi
sistematis oleh SEVP Keuangan dan bagian/unit perusahaan sesuai kebutuhan;
terkait sesuai dengan level risikonya. - Pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat;
H. Pengendalian Intern - Penyusunan dan penerapan kebijakan
1. Prinsip Dasar yang sehat tentang pembinaan sumber
1.1. Direksi harus menetapkan sistem pengendalian daya manusia;
internal yang efektif untuk mengamankan - Penerapan peran Satuan Pengawasan
investasi dan aset perusahaan, menjamin Intern perusahaan;
keandalan laporan keuangan serta menjamin - Hubungan kerja yang baik dengan
ketaatan terhadap peraturan perundangan yang Pemangku Kepentingan (stakeholder)
berlaku.
1.2.2. Evaluasi dan monitoring pengelolaan
1.2. Sistem Pengendalian internal yang efektif risiko usaha.
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.2.3. Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-
1.2.1. Lingkungan Pengendalian yaitu kondisi
tindakan yang dilakukan dalam suatu
dalam perusahaan yang mempengaruhi
proses pengendalian terhadap kegiatan
kesadaran akan pentingnya pengendalian
perusahaan pada setiap tingkat dalam
oleh individu-individu yang terlibat di
struktur organisasi PTPN III, antara lain
dalamnya sebagai dasar keefektifan
mengenai kewenangan, otorisasi,
sistem pengendalian internal. Lingkungan
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas
pengendalian diselenggarakan melalui :
prestasi kerja, pembagian tugas dan
- Penegakan integritas dan nilai etika keamanan terhadap aset perusahaan.
yang dilakukan dengan penyusunan
dan penerapan aturan prilaku; 1.2.4. Sistem informasi dan komunikasi yaitu
membangun suasana etis; adanya suatu proses penyajian laporan mengenai
kebijakan sistem reward dan kegiatan operasional, keuangan dan
punishment; adanya kebijakan tentang ketaatan atas ketentuan dan peraturan
pengabaian manajemen (management yang berlaku.
override); dan menghapus kebijakan 1.2.5. Monitoring yaitu proses penilaian
atau penugasan yang dapat mendorong terhadap kualitas sistem pengendalian
perilaku tidak etis; internal termasuk fungsi Satuan

Board Manual, Edisi IV [47] [48] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Pengawasan Intern pada setiap tingkat 1.6. Sasaran sistem Pengendalian internal mencakup
struktur organisasi PTPN III, sehingga berbagai kebijakan, prosedur, kegiatan
dapat dilaksanakan secara optimal, pemantauan dan komunikasi, standar perilaku
dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang ditujukan untuk :
yang terjadi dilaporkan kepada Direksi 1.6.2. Mengamankan aset, informasi dan
dan tembusannya disampaikan kepada investasi,
Komite Audit. ketentuan bahwa
1.6.3. Menjamin ketaatan terhadap kebijakan,
penyimpangan yang terjadi dilaporkan
prosedur dan peraturan perundangan
kepada Direksi dan tembusannya
yang berlaku,
disampaikan kepada Komite Audit.
1.6.4. Memberikan keandalan dan kelengkapan
1.3. Sistem pengendalian internal merupakan sarana
atas informasi akuntansi dan informasi
penting untuk memastikan bahwa pengelolaan
manajemen,
perusahaan telah dilaksanakan dengan aman,
sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate 1.6.5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
governance, dan memberi nilai tambah bagi kegiatan operasional,
perusahaan. 1.6.6. Mencegah terjadinya kecurangan.
1.4. Perusahaan mengembangkan sistem pengen- 1.7. Direksi bertanggungjawab terhadap terseleng-
dalian internal untuk memberi keyakinan garanya sistem Pengendalian internal yang
memadai atas upaya pencapaian tujuan-tujuan handal dan efektif.
menyangkut efektivitas dan efisiensi operasi,
keandalan pelaporan keuangan, serta ketaatan 2. Pelaksanaan
pada hukum dan peraturan yang berlaku. 2.1. Untuk menerapkan dan mempertahankan sistem
1.5. Sistem pengendalian internal yang dikembang- pengendalian internal yang efektif, Direksi dan
kan harus memperhatikan faktor-faktor berikut : seluruh karyawan mengembangkan suasana dan
1.5.1. Jumlah aset, lingkungan yang positif dengan menjunjung tinggi
1.5.2. Komoditas yang diproduksi dan ditawar- integritas, nilai-nilai dan standar etika.
kan, 2.2. Bagian Satuan Pengawas Intern (SPI) membantu
1.5.3. Kompleksitas operasional dan profil risiko, Direksi untuk memastikan sistem Pengendalian
1.5.4. Jumlah Distrik, internal berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan
1.5.5. Metode yang dig unakan untuk Perusahaan. Tugas Bagian SPI berkaitan
pengolahan data, dengan sistem pengendalian internal adalah:
1.5.6. Peraturan perundang-undangan yang 2.2.1. Berperan aktif dalam meningkatkan
berlaku, efektivitas sistem pengendalian internal
1.5.7. Hubungan biaya manfaat. yang berkaitan dengan pelaksanaan

Board Manual, Edisi IV [49] [50] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

o p e r a s i o n a l p e r u sa h a a n secara kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh


berkesinambungan. Direksi sebagai alat pengendalian dalam
pelaksanaan kegiatan.
2.2.2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi
kelemahan sistem pengendalian yang
I. Teknologi Informasi (TI)
berpotensi menimbulkan kerugian dan
tidak tercapainya sasaran kegiatan. 1. Pengertian dan Prinsip
2.2.3. Memberi masukan langkah-langkah 1.1. Tata kelola sistem dan teknologi informasi adalah
pencegahan dan koreksi kepada Direksi suatu struktur dan proses yang saling
bila terjadi suatu kelemahan atas sistem berhubungan, serta mengarahkan dan
pengendalian internal atau potensi mengendali kan suatu organisasi dalam
timbulnya masalah di perusahaan. pencapaian tujuan melalui penciptaan nilai
tambah dan keseimbangan antara risiko dan
3. Pengawasan manfaat dari teknologi informasi serta prosesnya.
3.1. Dewan Komisaris mengawasi kebijakan Direksi
berkaitan dengan sistem pengendalian internal 1.2. Faktor-faktor yang memungkinkan terlaksananya
dan pelaksanaannya. struktur dan proses dalam sistem dan teknologi
informasi adalah Kebijakan, SDM, Software
3.2. Dewan Komisaris memberikan arahan tentang (perangkat lunak), dan Hardware (perangkat
penerapan dan penguatan sistem pengendalian keras).
internal perusahaan.
1.3. Perusahaan memanfaatkan sistem dan teknologi
3.3. Dewan Komisaris dan Direksi harus menjamin informasi dalam mengelola dan mendaya-
bahwa sistem pengendalian internal tetap gunakan sumber daya intern dan ekstern untuk
memadai dan mutakhir dengan melakukan memberikan nilai tambah bagi perusahaan
pemantauan secara berkelanjutan terhadap dengan menghasilkan informasi yang tepat,
efektivitasnya dan mengakomodasi setiap cepat, dan dapat diandalkan.
perubahan kondisi internal maupun eksternal
1.4. Pengembangan sistem dan teknologi informasi
3.4. Direksi dapat meminta pihak independen untuk harus sesuai dengan kemampuan sumber daya
memberikan penilaian, penelaaha n dan yang dimiliki dan selaras dengan tujuan
keyakinan atas kecukupan pengendalian internal perusahaan.
Perusahaan.
1.5. Pemanfaatan TI dilakukan secara optimal
3.5. Direksi menindaklanjuti kelemahan pengendalian dengan tetap memperhatikan agar
internal yang dilaporkan oleh SPI dan auditor biaya/investasi yang dikeluarkan untuk TI
eksternal. sebanding dan tidak melampaui manfaat yang
3.6. Setiap karyawan wajib memahami dan mematuhi akan diterima.

Board Manual, Edisi IV [51] [52] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

1.6. Perencanaan sistem dan teknologi informasi.


a. Rencana sistem dan teknologi informasi
3. Pelaksanaan
dibuat dan diperbaharui sejalan dengan
3.1. Direksi menetapkan panduan/pedoman dalam
rencana strategis perusahaan dibidang TI,
penggunaan TI termasuk Service Level
serta dikembangkan dengan memperhatikan
Agreement (tingkat pelayanan yang dijanjikan),
perkembangan kondisi lingkungan
yang mencakup kebijakan, SDM, perangkat
perusahaan.
lunak, dan perangkat keras dan melaporkannya
b. Perencanaan jangka panjang sistem dan pada Dewan Komisaris.
teknologi informasi, termasuk pengalokasian
sumber daya, dilakukan secara konsisten, 3.2. Dewan Komisaris melakukan kajian dan
berstruktur, dan dikembangkan secara terus memberikan masukan atas teknologi informasi
menerus untuk mendukung pencapaian yang dipergunakan serta risiko yang terkait
tujuan perusahaan. dengan teknologi informasi.
c. Perencanaan sistem dan teknologi informasi 3.3. Bagian TI/TB dan MR menetapkan prosedur
dikomunikasikan kepada unit kerja dan pihak baku pengamanan pengelolaan teknologi
yang terkait. informasi yang meliputi pengamanan terhadap
2. Organisasi input, proses dan output informasi/data, serta
2.1. SEVP Keuangan merumuskan dan menetapkan sistem penanganan darurat untuk
rencana teknologi informasi perusahaan menjadi mengantisipasi adanya kegagalan sistem serta
sistem dan teknologi informasi yang terinci, menghindari dampak signifikan terhadap kinerja
termasuk mengenai pembentukan, perusahaan.
pengembangan, pendokumentasian, 3.4. Bagian TI/TB dan MR menetapkan kamus data,
pengendalian dan pengamanannya. klasifikasi dan tingkat keamanan data serta
2.2. SEVP Keuangan menetapkan penanggungjawab didefinisikan, diimplementasikan, dipelihara dan
pelaksanaan tata kelola TI pada Bagian TI/TB diperbaharui secara terus menerus.
dan MR. Peran dan tanggungjawab Bagian TI/TB 3.5. Terhadap input dan output dari pr oses
dan MR didefinisikan dengan jelas dalam pengolahan data dilakukan verifikasi secara
Instruksi Kerja. tepat, lengkap, dan sah oleh pihak yang
2.3. Kepada personil Bagian TI/TB dan MR dan mendapat otorisasi.
pengguna TI diberikan pelatihan untuk 3.6. Pemilihan perangkat dan sistem yang digunakan
memelihara dan meningkatkan pengetahuan, dalam teknologi informasi dilakukan dengan
keahlian, kemampuan dan kewaspadaan memperhatikan kebutuhan, daya adaptasi
personil atas keamanan TI, dengan terhadap lingkungan, perkembangan teknologi,
memperhatikan kesesuaiannya dengan rencana dan kondisi keuangan perusahaan.
Board Manual, Edisi IV [53] [54] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

3.7. Bagian TI/TB dan MR melakukan komunikasi pemeliharaan dan pemungutan hasil
secara rutin dengan pihak pengguna (user) untuk tanaman serta melakukan kegiatan
membahas permasalahan yang dijumpai serta kegiatan lain yang berhubungan dengan
mengukur tingkat kepuasan dari pengguna pengusahaan budidaya tanaman
sistem informasi. tersebut;
3.8. Perubahan sistem dilakukan dengan 1.1.2 Produksi meliputi pengolahan hasil
memperhatikan keselarasan dengan strategi dan tanaman sendiri maupun dari pihak lain
proses bisnis perusahaan serta risiko kegagalan menjadi barang setengah jadi dan atau
yang menghambat jalannya proses bisnis barang jadi serta produk turunannya
perusahaan.
1.1.3 Perdagangan meliputi penyelenggaraan
4. Pengawasan dan Pelaporan kegiatan penjualan berbagai macam hasil
4.1. Bagian TI/TB dan MR melakukan evaluasi dan produksi serta melakukan kegiatan
pengendalian secara berkala untuk memastikan perdagangan lainnya yang berhubungan
bahwa sistem yang dijalankan telah sesuai dengan kegiatan usaha Perseroan;
dengan yang direncanakan. 1.1.4 Pengembangan usaha bidang
4.2. Bagian TI/TB dan MR secara berkala Perkebunan, Agro Wisata, Agro Bisnis
menyampaikan laporan kinerja teknologi dan Agro Industri
informasi kepada SEVP Keuangan, yang 1.1.5 Usaha-usaha lain dalam rangka
mencakup laporan mengenai Service Level optimalisasi-pemanfaatan sumber daya
Agreement, permasalahan yang timbul dalam yang dimiliki untuk trading house,
sistem dan teknologi inf ormasi, dan industrial complex (Kawasan Industri),
penanganan permasalahan yang telah real estate, pergudangan, pariwisata,
dilaksanakan. resort, olah raga dan rekreasi, rest area,
4.3. Direksi menyampaikan laporan kinerja teknologi rumah sakit, pendidikan, penelitian,
informasi kepada Dewan Komisaris. prasarana telekomunikasi dan sumber
daya energi, jasa penyewaan dan
pengusahaan sarana dan prasarana yang
J. Pengelolaan Operasional Bisnis
dimiliki perusahaan, jalan bebas-
1. Pengertian dan Prinsip hambatan (tol), pusat perbelanjaan/mall,
1.1 Pengelolaan bisnis utama perusahaan meliputi : perpupukan, jasa konsultasi bidang Agro
1.1.1 Pengusahaan budidaya tanaman meliputi Bisnis dan Agro Industri. Strategi dan
pembukaan dan pengolahan lahan, kebijakan pengelolaan oper asional
pembibitan, penanaman dan perusahaan ditet apkan dengan

Board Manual, Edisi IV [55] [56] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

mempertimbangkan prinsip transparansi, penciptaan demand atas produk perusahaan


akuntabilitas, dan responsibilitas serta melalui tahapan riset dan analisa pasar,
dievaluasi secara berkesinambungan khususnya untuk produk hilir perkebunan.
dalam rangka penyesuaian terhadap
2.6. Kecuali crude palm oil (CPO) dimana
perubahan faktor eksternal.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
1.2 Direksi menetapkan Instruksi Kerja (IK) agar (KPBN) bertindak sebagai koordinator
pengelolaan operasional perusahaan berjalan saluran penjualan, kebijakan mengenai
secara konsisten, transparan dan terkendali harga suatu produk dilakukan dengan
sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas mempertimbangkan profitabilitas perusahaan dan
usaha. harga dari pesaing.
2. Penjualan 2.7. SEVP Keuangan menetapkan kebijakan
2.1. Strategi dan kebijakan penjualan ditetapkan oleh pemberian diskon, termasuk kewenangan dan
SEVP Keuangan dengan mempertimbangkan pendelegasiannya, serta memantau penerapan-
kemampuan finansial perusahaan, saluran nya.
penjualan (kelompok pelanggan dan segmen 2.8. SEVP Keuangan memantau setiap kerjasama
pasar), hubungan jangka panjang dengan kontrak penjualan yang dilakukan dengan pihak
pelanggan dan profitabilitas. Sebelum ditetapkan lain.
terlebih dahulu disampaikan kepada Direktur
Pelaksana Operasional. 2.9. SEVP Keuangan bertanggungjawab atas
pelaksanaan manajemen komplain yang meliputi
2.2. Strategi dan kebijakan penjualan dikomunikasi- menampung dan mencatat keluhan, menganalisa
kan kepada seluruh jajaran penjualan. masalah serta menyelesaikan masalah.
2.3. Rencana penjualan disusun berdasarkan analisa
kondisi pasar dan dengan mempertimbangkan 2.10. SEVP Keuangan dengan dukungan manajer
kapasitas produksi dan waktu proses produksi kunci menetapkan indikator kinerja staf Bagian
serta dievaluasi secara berkesinambungan untuk Komersil untuk mendorong tercapainya target
mengantisipasi perkembangan pasar dan penjualan.
penyesuaian rencana penjualan tahunan.
2.11. Kegiatan penjualan harus didukung dengan
2.4. Koordinasi antara Bagian Komersil, Bagian sistem informasi yang handal.
Teknologi dan Bagian TI/TB dan MR harus
2.12. Bagian Komersil membuat database pelanggan
senant iasa dibina untuk menghasilkan
yang dijadikan salah satu acuan dalam kebijakan
keakuratan perencanaan produksi dan penjualan
penjualan.
serta realisasinya.
2.13. Bagian Komersil membuat laporan rencana dan
2.5. Bagian Komersil bertanggungjawab terhadap
realisasi penjualan dan menyampaikannya
Board Manual, Edisi IV [57] [58] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

kepada SEVP Keuangan. dicantumkan dalam Rencana Kerja dan


Anggaran Perusahaan (RKAP).
2.14. SEVP Keuangan memantau pelaksanaan
kegiatan penjualan dan melaporkannya kepada 4.2.4 Perencanaan produksi harus didukung
Direktur Pelaksana Operasional sebelum dengan sistem informasi yang handal.
sampaikan kepada Direktur Utama.
4.2.5 SEVP Produksi bertanggungjawab untuk
2.15. Direktur Utama menyampaikan laporan kegiatan mengoptimalkan kapasitas kerja mesin
penjualan kepada Dewan Komisaris. produksi.
2.16. Dewan Komisaris memberikan masukan atas 4.3. Proses Produksi
implementasi strategi dibidang penjualan sesuai 4.3.1 SEVP Produksi menetapkan kebijakan
dengan kewenangannya. proses produksi.
3. Aktivitas tanaman 4.3.2 Proses produksi dilakukan berdasarkan
3.1. Aktivitas tanaman meliputi perencanaan, proses standar mutu yang telah ditetapkan dan
penanaman, panen dan penanganan pasca perencanaan produksi.
panen komoditi (sawit dan karet).
4.3.3 Formula dan rincian proses produksi
3.2. Aktivitas tanaman didukung teknologi dan norma/ dibuat oleh SEVP Produksi dan menjadi
standar baku proses tanaman. acuan dalam menetapkan spesifikasi
bahan/bahan pendukung yang digunakan
4. Aktivitas Produksi
dalam proses produksi.
4.1. Aktivitas produksi meliputi perencanaan dan
proses produksi, yaitu pengolahan kelapa sawit, 4.3.4 Koordinasi dengan Panitia Pengadaan
karet dan produk turunannya dengan dukungan Barang dan Jasa harus dilakukan untuk
Bagian Tanaman, Bagian Teknik dan Bagian menjamin ketersediaan bahan/bahan
Teknologi serta Unit Bisnis Strategis. pendukung dengan spesifikasi yang
ditetapkan.
4.2. Perencanaan Produksi :
4.2.1 SEVP Produksi bertanggung jawab untuk 4.3.5 Proses produksi dikaji dan disempurna-
membuat perencanaan produksi dan kan secara berkala sehingga tercapai
berkoordinasi dengan bagian-bagian peningkatan efisiensi produksi.
yang terkait.
4.3.6 Kualitas produk dikendalikan dengan
4.2.2 Perencanaan produksi dilakukan dengan validasi proses yang mengacu pada
mempertimbangkan kapasitas dan SOP/IK dan sistem manajemen mutu
teknologi yang digunakan. yang berlaku.
4.2.3 Rencana produksi tahunan harus 4.3.7 Bagian TI/TB dan MR melakukan review

Board Manual, Edisi IV [59] [60] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

secara periodik untuk memantau 5. Perubahan Lingkungan Bisnis


implementasi SOP/IK dan efektivitas 5.1. Direksi segera mengadakan rapat pembahasan
sistem manajemen mutu. jika terjadi perubahan lingkungan bisnis yang
diperkirakan berdampak pada kinerja
4.3.8 Kepala Bagian Tanaman, Bagian Teknik
perusahaan.
dan Bagian Teknologi, yang didukung
oleh Manajer Unit Bisnis Strategis 5.2. Jika dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa
memantau realisasi produksi untuk perubahan lingkungan bisnis tersebut berdampak
mengetahui deviasinya terhadap rencana besar pada usaha perusahaan, Direksi
produksi. menyampaikan isu-isu tersebut kepada Dewan
Komisaris untuk meminta arahan untuk
4.3.9 Kegiatan produksi harus didukung
merespon isu tersebut.
dengan sistem informasi yang handal.
5.3. Dewan Komisaris memberikan masukan dan
4.3.10 Distrik Manajer melakukan koordinasi
arahan atas isu-isu terhadap perubahan
terhadap laporan yang terkait dengan
lingkungan bisnis yang disampaikan Direksi.
produksi dari berbagai Unit Bisnis
Strategis dibawahnya. 5.4. Dewan Komisaris melakukan penelaahan
kesesuaian visi dan misi perusahaan terkait
4.3.11 Distrik Manajer membuat laporan
perubahan lingkungan bisnis.
produksi yang ditujukan kepada SEVP
Produksi secara berkala.
K. Pengadaan Barang dan Jasa
4.3.12 SEVP Produksi memantau kegiatan
1. Pengertian dan tujuan.
produksi dan melaporkannya kepada
Direktur Pelaksana Operasional sebelum 1.1. Pengadaan Barang dan Jasa adalah kegiatan
sampaikan kepada Direktur Utama. Pengadaan Barang dan Jasa yang dilakukan
oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
4.3.13 Rapat Direksi memutuskan penyelesaian
pembiayaannya tidak menggunakan dana
masalah apabila terdapat permasalahan
langsung dari APBN/APBD.
dalam kegiatan produksi yang terkait
dengan Direksi lain. 1.2. Tujuan pengelolaan kegiatan pengadaan barang
dan jasa adalah untuk memberi landasan
4.3.14 Direktur Utama menyampaikan laporan
bertindak dalam rangka pelaksanaan barang dan
produksi kepada Dewan Komisaris.
jasa yang dibiayai dari anggaran perusahaan
4.3.15 Dewan Komisaris memberikan masukan (RKAP) sehingga berdaya guna dan berhasil
atas implementasi strategi di bidang guna serta menyeragamkan metode pengadaan
produksi sesuai dengan kewenangannya. barang dan jasa di perusahaan.

Board Manual, Edisi IV [61] [62] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

2. Kebijakan Umum 3.2. Pembahasan untuk menetapkan rencana


2.1. Kegiatan pengadaan barang dan jasa kebutuhan dan rencana pengadaan barang dan
dilaksanakan dengan menerapkan prinsip jasa dilaksanakan dengan melibatkan kepala
efisien, efektif, terbuka, transparan, adil dan bagian/manajer unit yang terkait.
akuntabel.
3.3. Rencana pengadaan barang dan jasa yang telah
2.2. Direksi menetapkan kebijakan mengenai disetujui oleh Direksi dan atau Senior Executive
prosedur pengadaan barang dan jasa dengan Vice President masing-masing dituangkan dalam
memperhatikan ketentuan yang berlaku. RKAP untuk kemudian diajukan untuk
mendapatkan pengesahan dari RUPS.
2.3. Perusahaan mengutamakan penggunaan
barang/jasa produksi dalam negeri sepanjang 3.4. Perencanaan pengadaan tahunan yang
produksi dalam negeri tersebut memenuhi ditetapkan dalam RKAP dijabarkan per-triwulan/
spesifikasi dan kualitas yang telah disyaratkan, bulan/periode tertentu sesuai kebutuhan.
serta memenuhi kriteria efisiensi dan efektivitas.
4. Organisasi
2.4. Pengadaan barang/jasa dilaksanakan dengan 4.1. Direksi membentuk struktur Panitia Pengadaan
mengutamakan pengusaha kecil dan koperasi Barang dan Jasa yang harus bekerja secara
dalam rangka membantu menumbuh-kembang- independen.
kan usaha kecil dan koperasi.
4.2. Seluruh kegiatan pengadaan dilaksanakan oleh
2.5. Kebijakan mengenai prosedur pengadaan barang Panitia Pengadaan Barang dan Jasa atau Bagian
dan jasa selalu dievaluasi dan diperbaharui Komersil.
serta disesuaikan dengan berbagai
peraturan/ketentuan yang berlaku. 4.3. Personil Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
harus memiliki integritas, kompetensi dan
2.6. Pengadaan barang dan jasa mengutamakan kualifikasi teknis sesuai kebutuhan tugas dan
sinergi antar BUMN, Anak Perusahaan BUMN, fungsinya.
Perusahaan Terafiliasi BUMN atau Anak
Perusahaan atau Perusahaan Terafiliasi BUMN 5. Pelaksanaan
sesuai peraturan perundang-undangan yang 5.1. Kegiatan pengadaan dilakukan atas permintaan
berlaku. dari bagian yang membutuhkan dengan
3. Perencanaan mengacu pada RKAP.
3.1. Setiap tahun Kepala Divisi, Kepala Bagian/Biro, 5.2 Kebutuhan akan barang/jasa yang belum
Distrik Manajer, Manajer Kebun/Unit menyusun dianggarkan harus mendapatkan persetujuan
rencana kebutuhan barang dan jasa, mencakup dari Direksi dan Dewan Komisaris sesuai batas
jumlah dan spesifikasi teknis, dengan kewenangannya, melalui kajian kelayakan yang
memperhatikan skala prioritas.
Board Manual, Edisi IV [63] [64] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

mencakup aspek finansial dan manfaat. 7. Pengawasan


5.3 Kriteria dasar proses pengadaan mencakup 7.1. Setiap Bagian bertanggungjawab untuk memasti-
antara lain kualitas, harga, ketepatan waktu kan bahwa barang dan jasa yang diadakan
penyerahan dan pelayanan purna jual yang sesuai dengan RKAP.
ditetapkan secara independen dan diinformasi- 7.2. Perusahaan dan/atau Pejabat Perusahaan
kan secara terbuka. dilarang berkolusi dengan pihak lain untuk
5.4 Sebelum melakukan pengadaan, Panitia mengatur dan atau menentukan pemenang
Pengadaan Barang dan Jasa menyiapkan Harga penyedia barang dan jasa sehingga dapat
Perkiraan Sendiri (HPS) yang cermat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha
berdasarkan data yang dapat dipertanggung- tidak sehat.
jawabkan. 7.3. Setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan/proses
5.5 Proses pelaksanaan pengadaan harus pengadaan harus menandatangani dan
memperhatikan prosedur dan ketentuan yang mematuhi Pakta Integritas.
berlaku dengan memperhatikan: 7.4. Pelanggaran terhadap Pakta Integritas akan
5.5.1. Penilaian prakualifikasi dilakukan secara diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang
independen. berlaku.

5.5.2. Mutu barang/jasa menjadi pertimbangan 7.5. Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan
utama dari pada harga dengan penelaahan serta memberikan saran dan nasihat
mempertimbangkan anggaran yang atas kebijakan dan pelaksanaan pengadaan
tersedia. barang dan jasa melalui laporan yang
disampaikan Direksi.
5.5.3. Database penyedia barang/jasa dikelola
dan diperbaharui secara periodik untuk L. Pengelolaan Aset
mengetahui track record dari masing- 1. Pengertian
masing penyedia barang/jasa. 1.1. Aset adalah semua aktiva tetap, bergerak
6. Pelaporan maupun tidak bergerak, milik perusahaan.
6.1. Berita acara serah terima barang/jasa serta 1.2. Pengelolaan aset meliputi kegiatan penguasaan,
dokumen-dokumen lainnya menjadi dasar dalam pemanfaatan, pelepasan dan penghapusan,
proses pembayaran oleh Bagian Keuangan serta administrasi atas aktiva perusahaan.
kepada penyedia jasa/pemasok.
1.3. Pengelolaan aset bertujuan untuk:
6.2. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa membuat
laporan pelaksanaan pengadaan barang dan 1.3.1. Menyajikan informasi yang tepat
jasa kepada Direktur Keuangan secara periodik. mengenai aset, baik fisik, nilai, aspek

Board Manual, Edisi IV [65] [66] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

legal, maupun kelengkapan data yang berlaku.


pendukung atas aset tersebut sebagai
4. Administrasi
dasar pengambilan keputusan.
4.1 Setiap aset perusahaan harus memiliki dokumen
1.3.2. Pengelolaan aset dilaksanakan dengan pendukung yang menunjukkan bukti kepemilikan
mengoptimalkan pemanfaatan atas setiap atas aset tersebut.
aset perusahaan.
4.2 Pejabat yang bertanggungjawab untuk mengelola
2. Pemanfaatan Aset aset, setelah berkonsultasi dengan pejabat di
2.1. Direksi menetapkan kebijakan dan mekanisme bidang hukum, bertanggung jawab untuk
penggunaan aset perusahaan, termasuk memastikan keabsahan dokumen kepemilikan
kebijakan pengamanan fisik terhadap seluruh atas aset.
aset perusahaan yang strategis dan mempunyai
nilai ekonomis tinggi. 4.3 Administrasi aset didukung oleh sistem akuntansi
2.2. Penggunaan atau pemanfaatan aset oleh setiap yang berbasis teknologi informasi.
unit kerja ditujukan untuk kepentingan 4.4 Penilaian kembali aset perusahaan dilakukan
perusahaan. sesuai kebutuhan dan peraturan perusahaan,
2.3. Aset hanya dapat dimanfaatkan oleh pejabat serta ketentuan perundang-undangan yang
dan/atau karyawanyang masih aktif, atau mereka berlaku.
yang mendapat ijin dari Direktur SDM dan
M. Media Komunikasi
Umum, untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
1. Pengertian dan Prinsip
2.4. Perlindungan terhadap aset antara lain dilakukan
1.1. Perusahaan menerapkan prinsip transparansi
dengan mengasuransikan aset-aset berdasarkan
dalam mengelola informasi, yaitu keterbukaan
pertimbangan risiko dan kondisi keuangan
dalam mengemukakan informasi yang materil
perusahaan.
dan relevan mengenai perusahaan.
3. Pelepasan dan Penghapusan Aset
1.2. Perusahaan mempunyai dua kategori informasi,
3.1. Secara berkala, pejabat/bagian yang
yaitu:
bertanggungjawab mengelola aset melakukan
1.2.1. Informasi yang dipergunakan hanya untuk
analisa terhadap manfaat ekonomis aset
kepentingan intern perusahaan, dan tidak
berdasarkan umur, kondisi fisik, nilai buku,
untuk dipublikasikan.
perkembangan teknologi maupun perkembangan
bisnis perusahaan. 1.2.2. Informasi publik yaitu informasi yang
dapat diberikan kepada stakeholder
3.2. Prosedur pelepasan dan penghapus-bukuan aset
dalam rangka memenuhi kewajiban
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
perusahaan dan peraturan perundang-undangan

Board Manual, Edisi IV [67] [68] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

maupun untuk tujuan keterbukaan 3.7. Auditor ekstern, Komite Audit, dan auditor intern,
informasi. memiliki akses terhadap informasi perusahaan
untuk kepentingan tugasnya.
2. Ketentuan Pengungkapan dan Keterbukaan
2.1. Direksi memastikan bahwa perusahaan 4. Tanggung Jawab
mengungkapkan informasi penting dalam 4.1 Kepala Bagian, Distrik Manajer dan Manajer
Laporan Tahunan Perusahaan kepada bertanggungjawab atas informasi yang terkait
pemegang saham dan stakeholder lainya sesuai dengan unitnya, baik yang menyangkut validitas,
dengan peraturan perundang-undangan yang keakuratan maupun ketepatan waktu
berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan penyampaian informasi tersebut.
obyektif.
4.2 Sekretaris Perusahaan menerima, merangkum,
2.2. Keputusan Direksi yang menyangkut hal-hal dan menanggapi informasi untuk kepentingan
strategis dan kepentingan karyawan, perlu media komunikasi dan melaporkannya kepada
dikomunikasikan kepada pihak yang terkait. Direksi.
3. Pengelolaan Informasi 5. Kerahasiaan Informasi
3.1. Data yang dijadikan sebagai sumber informasi 5.1 Dewan Komisaris dan Direksi memastikan bahwa
harus valid dan menggambarkan kondisi yang semua informasi termasuk informasi atas produk
sebenarnya. Perusahaan dirahasiakan, sampai tiba saatnya
3.2. Setiap data dikelola menjadi informasi yang untuk mengumumkan hal tersebut kepada
mudah dipahami, relevan, penting, serta dapat masyarakat.
diandalkan. 5.2 Auditor ekstern, auditor intern, Komite Audit dan
3.3. Direksi menetapkan kebijakan pemberian konsultan perusahaan harus merahasiakan
informasi kepada pihak luar perusahaan. seluruh informasi yang diperoleh sewaktu
melaksanakan tugasnya.
3.4. Direksi bertanggungjawab untuk memberikan
informasi mengenai perusahaan kepada Dewan 5.3 Direksi menetapkan aturan dan kriteria informasi
Komisaris secara tepat waktu, lengkap, dan yang bersifat rahasia.
transparan. 5.4 Dewan Komisaris, anggota Direksi, auditor
3.5. Dewan Komisaris memiliki akses informasi ekstern, auditor intern, komite audit, konsultan
perusahaan sesuai kewenangannya yang dan karyawan harus tetap menjaga kerahasiaan
dituangkan dalam kebijakan Dewan Komisaris. informasi rahasia yang diperoleh sewaktu
menjabat atau bertugas sesuai dengan peraturan
3.6. Dengan persetujuan Direksi, Sekretaris perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan mengelola informasi yang
disampaikan kepada stakeholder. 6. Media dan Pola Komunikasi

Board Manual, Edisi IV [69] [70] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

6.1. Perusahaan mengembangkan sarana dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sesuai
komunikasi dan sistim informasi yang baik dan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
up to date, yang dibangun untuk pencapaian
2.2. Laporan yang dimaksud pada poin 2.1. di atas
tujuan organisasi.
memuat pelaksanaan Rencana Kerja dan
6.2. Pola komunikasi yang dibangun di perusahaan Anggaran Perusahaan (RKAP).
adalah komunikasi dua arah baik dari atasan ke
2.3. Rancangan Laporan Tahunan termasuk laporan
bawahan dan sebaliknya.
keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik,
yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota
7. Pengawasan
Direksi disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
7.1. Dewan Komisaris membuat kebijakan/pedoman
Komisaris untuk ditelaah dan ditandatangani
tentang pengelolaan informasi perusahaan yang
sebelum disampaikan kepada Pemegang
ada dalam kewenangannya.
Saham.
7.2. Direksi membuat kebijakan tentang pengelolaan
informasi dalam kewenangannya. 2.4. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud poin
2.3 yang telah ditandatangani oleh semua
7.3. Setiap insan PTPN III berkewajiban menjaga
anggota Direksi dan semua anggota Dewan
informasi dan data perusahaan dari pihak-pihak
Komisaris disampaikan oleh Direksi kepada
yang tidak berkepentingan.
Pemegang Saham paling lambat 5 (lima) bulan
setelah Tahun Buku berakhir dengan
N. Pelaporan
memperhatikan ketentuan yang berlaku. Laporan
1. Laporan adalah bentuk pertanggungjawaban tertulis tahunan tersebut memuat sekurang-kurangnya:
atas pelaksanaan suatu kegiatan pada periode
2.4.1. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh
tertentu.
KAP terdiri atas sekurang-kurangnya
1.1. Penerbitan laporan harus tepat waktu dengan
neraca akhir tahun buku yang baru
menyajikan informasi yang relevan, akurat dan
lampau dalam perbandingan dengan
objektif sebagai dasar pengambilan keputusan
tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi
dan umpan balik.
dari tahun buku yang bersangkutan,
1.2. Laporan harus didukung Sistem Informasi laporan arus kas, dan laporan perubahan
Manajemen yang andal. ekuitas, serta catatan atas laporan
keuangan tersebut;
2. Pelaksanaan dan Pelaporan
2.4.2. Laporan mengenai kegiatan Perseroan;
2.1. Perusahaan wajib membuat dan menyampaikan
laporan manajemen secara berkala, yaitu 2.4.3. Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab
Laporan Manajemen Triwulanan dan Tahunan Sosial dan Lingkungan;
kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris
Board Manual, Edisi IV [71] [72] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

2.4.4. Rincian masalah yang timbul selama periodik dengan tepat waktu.
tahun buku yang mempengaruhi kegiatan
usaha Perseroan; O. Seleksi Auditor Eksternal
2.4.5. Laporan mengenai tugas pengawasan 1. Prinsip
yang telah dilaksanakan oleh Dewan 1.1 Auditor eksternal yang dipakai perusahaan harus
Komisaris selama tahun buku yang baru memenuhi kualifikasi dan standar profesi yang
lampau; dipersyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2.4.6. Nama anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris; 1.2 Seleksi auditor eksternal dimaksudkan untuk
memilih salah satu dari calon auditor ekstern
2.4.7. Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi yang memenuhi kriteria yang ditetapkan
dan gaji atau honorarium dan tunjangan perusahaan.
bagi anggota Dewan Komisaris
1.3 Dewan Komisaris melalui Komite Audit
Perseroan untuk tahun yang baru lampau.
melakukan proses penunjukan calon auditor
2.5. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada eksternal sesuai dengan ketentuan pengadaan
poin 2.4.1 disusun berdasarkan standar barang dan jasa perusahaan.
akuntansi keuangan.
1.4 Jika diperlukan, Dewan Komisaris dapat meminta
2.6. Semua anggota Direksi dan anggota Dewan bantuan Direksi dalam proses penunjukannya.
Komisaris menandatangani laporan tahunan dan
1.5 Dewan Komisaris menyampaikan usulan calon
diajukan kepada RUPS untuk mendapat
auditor eksternal kepada RUPS untuk mendapat-
persetujuan dan pengesahan.
kan persetujuan penunjukannya sebagai auditor
2.7. Dalam hal ada anggota Direksi dan Dewan ekstern perusahaan.
Komisaris tidak menandatangani laporan
1.6 Auditor eksternal dapat ditentukan dengan
tahunan dimaksud harus disebutkan alasannya
melakukan penunjukan kembali auditor eksternal
secara tertulis dan alasan tersebut dinyatakan
yang memeriksa Laporan Keuangan tahun buku
dalam surat tersendiri yang dilekatkan dalam
sebelumnya atau memilih auditor eksternal baru
laporan tahunan.
melalui tender terbuka.
2.8. Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk
1.7 Sebelum menentukan pilihan, maka Dewan
pengesahan laporan keuangan dilakukan oleh
Komisaris melalui Komite Audit melakukan
RUPS paling lambat pada akhir bulan keenam
evaluasi terhadap auditor eksternal yang
setelah tahun buku berakhir.
melakukan pemeriksaan tahun sebelumnya
2.9. Dewan Komisaris melaporkan hasil pelaksanaan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
tugasnya kepada Pemegang Saham secara
Board Manual, Edisi IV [73] [74] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

1.8 Apabila diputuskan untuk memilih auditor P. Benturan Kepentingan


eksternal yang baru, maka melakukan proses
1. Benturan kepentingan adalah situasi dimana Dewan
penunjukan calon auditor eksternal sesuai
Komisaris, Direksi, maupun karyawan perusahaan
dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa
karena kedudukan dan wewenang yang dimilikinya
perusahaan.
dalam perusahaan, mempunyai perbedaan
2. Pelaksanaan Seleksi Auditor Eksternal kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga dengan
k e p e nt i n g a n ek o n om i s p e r u s a h a a n ya n g
2.1. Seleksi calon auditor eksternal/Kantor Akuntan
mempengaruhi langsung maupun tidak langsung
Publik (KAP) dilakukan secara transparan dan
terhadap pelaksanaan tugas yang diamanatkan oleh
bertanggungjawab.
perusahaan.
2.2. Komite Audit wajib menelaah company profile,
2. Dewan Komisaris dan Direksi harus menghindari
track records, independensi dan kompetensi
adanya benturan kepentingan dalam melaksanakan
KAP, biaya audit (fee)/penawaran harga yang
tugasnya.
diajukan, usulan pelaksanaan teknis dan ruang
lingkup audit dari masing-masing calon auditor 3. Setiap hubungan kekerabatan yang memungkinkan
eksternal. timbulnya konflik kepentingan harus dihindari, yaitu
hubungan keluarga sedarah dan semenda baik vertikal
2.3. Komite Audit memberikan rekomendasi dan
maupun horizontal sampai dengan derajat ketiga :
alasan atas penunjukan kembali dan atau
3.1. Antar anggota Dewan Komisaris.
penggantian auditor eksternal kepada Dewan
Komisaris, termasuk besarnya biaya audit (fee) 3.2. Antara anggota Dewan Komisaris dengan
yang diusulkan untuk auditor eksternal tersebut. Anggota Direksi.
2.4. Dewan Komisaris memutuskan auditor eksternal 3.3. Antar anggota Direksi.
yang akan diusulkan kepada RUPS atau
3.4. Antar Senior Executive Vice President.
menetapkan auditor eksternal bila RUPS telah
memberikan kewenangan. 3.5. Antara anggota Dewan Komisaris/Anggota
Direksi dengan karyawan.
2.5. Komite Audit melakukan pembahasan tujuan,
sasaran dan ruang lingkup audit dengan auditor 3.6. Antara Dewan Komisaris/Direksi dengan
eksternal yang ditunjuk sebelum pelaksanaan karyawan yang melaksanakan tugas terutama
audit. terkait dengan pengelolaan aset dan keuangan,
keamanan, audit internal, pengadaan barang dan
2.6. Auditor eksternal yang ditunjuk diikat dengan
jasa maupun posisi atau jabatan atau tugas-
kontrak perjanjian yang jelas, yang menyebutkan
tugas lainnya yang memiliki kemungkinan
hak serta kewajiban auditor eksternal.
timbulnya konflik kepentingan.

Board Manual, Edisi IV [75] [76] Board Manual, Edisi IV


PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

4. Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan ditunjuk oleh anggota Direksi lain yang tidak
rangkap sebagai : mempunyai benturan kepentingan dengan
4.1 Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik perseroan.
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan
6.2. Dewan Komisaris dalam hal seluruh Anggota
Usaha Milik Swasta
Direksi mempunyai benturan kepentingan
4.2 Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dengan perseroan; atau
peraturan perundang-undangan, pengurus partai
6.3. Pihak lain yang ditunjuk oleh Rapat Umum
politik dan/atau calon/anggota legislatif dan/atau
Pemegang Saham dalam hal seluruh anggota
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; dan
Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai
atau
benturan kepentingan dengan perseroan.
4.3 Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan
Q. Suksesi di Anak Perusahaan
kepentingan
1. Suksesi di anak perusahaan adalah pengangkatan
5. Anggota Direksi dilarang memangku jabatan rangkap Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
sebagaimana tersebut dibawah ini yaitu : Anak Perusahaan untuk mewakili kepentingan
5.1. Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero) pada anak
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan perusahaan PT Perkebunan Nusantara III
Usaha Milik Swasta; (Persero).
5.2. Anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas 2. Pengangkatan anggota Direksi dan anggota
pada Badan Usaha Milik Negara; Dewan Komisaris Anak Perusahaan dilaksanakan
5.3. Jabatan struktural dan fungsional lainnya pada berlandaskan pada prinsip-prinsip Good Corporate
instansi/lembaga-pemerintah pusat dan atau Governance yaitu profesionalisme, transparansi,
daerah; kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban
dan kewajaran.
5.4. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan, pengurus partai 3. Pengangkatan anggota Direksi dan anggota
politik dan/atau calon/anggota legislatif dan/atau Dewan Komisaris Anak Perusahaan dilakukan oleh
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; RUPS Anak Perusahaan melalui proses
pencalonan berdasarkan pedoman yang diatur
5.5. dan atau Jabatan lain yang dapat menimbulkan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN.
benturan kepentingan
4. Dalam rangka melaksanakan proses pemilihan
6. Dalam hal terjadi Benturan Kepentingan maka yang Calon Direksi dan Calon Komisaris anak
berhak mewakili Perseroan adalah : perusahaan, Direksi membentuk Tim Evaluasi
6.1. Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai
benturan kepentingan dengan Perseroan yang
Board Manual, Edisi IV [77] [78] Board Manual, Edisi IV
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

yang diketuai oleh anggota Direksi yang selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender
membidangi sumber daya manusia. terhitung sejak tanggal diterimanya usulan Direksi.
5. Anggota Tim Evaluasi tidak diperkenankan untuk 9. Calon Direksi yang telah disetujui oleh
dicalonkan sebagai Calon Direksi dan Calon RUPS/Menteri Negara BUMN, menandatangani
Komisaris anak perusahaan. Kontrak Manajemen dengan Direksi BUMN
sebelum ditetapkan menjadi anggota Direksi dalam
6. Tim Evaluasi bertugas untuk :
RUPS Anak Perusahaan yang bersangkutan.
6.1. Melakukan penjaringan dan penilaian
terhadap Calon Direksi dan Calon Komisaris 10. Setelah memperoleh persetujuan RUPS/Menteri
anak perusahaan. Negara BUMN dan kontrak manajemen yang telah
ditandatangani (khusus untuk Calon Direksi anak
6.2. Menunjuk tenaga ahli atau Lembaga
perusahaan), Direksi mengajukan Calon Direksi
Profesional untuk melakukan Penilaian, jika
atau Calon Komisaris anak perusahaan untuk
diperlukan.
ditetapkan dalam RUPS Anak Perusahaan menjadi
6.3. Menyampaikan hasil evaluasi akhir penilaian anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris
untuk disampaikan kepada Direksi guna Anak Perusahaan yang bersangkutan.
mendapatkan penetapan
6.4. Menyiapkan hasil evaluasi akhir yang telah
ditetapkan oleh Direksi guna disampaikan
oleh Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
mendapatkan tanggapan tertulis.
7. Direksi menyampaikan Calon Direksi dan Calon
Komisaris anak perusahaan terpilih kepada
Menteri Negara BUMN melalui Sekretaris
Kementerian BUMN disertai pendapat tertulis
Dewan Komisaris serta penjelasan mengenai
alasan pergantian, proses penjaringan, proses
Penilaian, dan proses penetapan Calon Direksi
dan Calon Komisaris anak perusahaan terpilih
untuk mendapatkan penetapan tertulis (setuju atau
tidak setuju).
8. RUPS/Menteri Negara BUMN memberikan
penetapan tertulis kepada Direksi dalam waktu

Board Manual, Edisi IV [79] [80] Board Manual, Edisi IV

Anda mungkin juga menyukai