PAT BK VII Sem 2 2019 2020 - Kisi Dan Materi TP 3n4 Saja
PAT BK VII Sem 2 2019 2020 - Kisi Dan Materi TP 3n4 Saja
Indonesian spices
heal and warm you up
https://www.thejakartapost.com/
2|Page
d. mendeskrepsikan 1. masuknya
C.
perkembangan Islam ke 5 soal
Kehidupan
masyarakat Indonesia
pendidikan sejak masyarakat
Indonesia pada 2. persebaran
masa prasejarah pada Masa
masa Islam. Islam di Indonesia 5 soal
sampai masa Islam
Hindu-Buddha, dan
3. pengaruh Islam
Islam.
terhadap
5 soal
masyarakat
Indonesia
Jumlah Soal (Pilihan Ganda) 50 Soal
Yogyakarta, 2 Mei 2020
Sumber :
Iwan Setiawan, Dedi, Suciati, dan A. Mushlih. ‘Ilmu Pengetahuan Sosial
SMP/MTs Kelas VII. Tahun 2017 (Edisi Revisi 2017). Buku Siswa. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
1. Kelangkaan sebagai
Permasalahan Ekonomi Manusia
Manusia melakukan aktivitas sepanjang hari agar kebutuhannya terpenuhi.
Kebutuhan manusia semakin hari semakin bertambah. Kelangkaan sumber daya
dibanding dengan kebutuhan manusia akan menyebabkan kurangnya atau tidak
terpenuhinya sebagian atau seluruh kebutuhan untuk hidup. Kelangkaan ini
merupakan masalah ekonomi manusia. Masalah ekonomi muncul karena adanya
kebutuhan manusia yang terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan yang berupa
barang dan jasa terbatas adanya. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
ketersediaan alat pemuas kebutuhan itu disebut kelangkaan.
a. Pengertian kelangkaan sumber daya
blog.act.id
Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan menim-
bulkan kelangkaan pada sumber daya yang menjadi alat pemuas kebutuhan.
Definisi kelangkaan secara umum adalah “suatu bentuk ke-tidak seimbang-an
antara kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan (alat pemuas kebutuhan)”. Ketika
masyarakat memerlukan minyak tanah, sedangkan minyak tanah tidak ada di
pasaran, maka dikatakan minyak tanah mengalami kelangkaan. Demikian halnya
4|Page
pada musim kemarau banyak masyarakat memerlukan air, tetapi air sulit diperoleh
atau tidak dapat dijumpai. Jika ada air, bahkan itu pun tidak mencukupi kebutuhan.
Hal ini juga disebut sebagai bentuk kelangkaan.
Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua arti, yaitu :
1). terbatas, dalam arti “tidak cukup (sumber daya) dibandingkan
dengan banyaknya kebutuhan manusia”.
2). terbatas, dalam arti “manusia harus melakukan pengorbanan
untuk memperolehnya”.
b. Sebab kelangkaan
Terjadinya kelangkaan dapat disebabkan karena faktor berikut ini :
1) pertumbuhan penduduk yang lebih besar dibanding
dengan pertumbuhan produksi,
2) sumber daya alam yang terbatas,
3) terbatasnya kemampuan manusia,
4) sifat serakah manusia, dan
5) kurangnya tenaga ahli.
2. Kebutuhan Manusia
https://images.slideplayer.com/
a. Kebutuhan manusia memang tidak terbatas
Kebutuhan manusia itu dari waktu ke waktu selalu saja berkembang dan
bertambah sejalan dengan perkembangan sains, teknologi, dan ‘ilmu
pengetahuan.Kebutuhan manusia itu sesungguhnyan tidak terbatas karena terus
menerus berubah, berkembang, dan bertambah. Adanya perkembangan sains,
6|Page
teknologi, dan ‘ilmu pengetahuan yang baru akan menghajatkan pula kebutuhan
yang baru. Jika kebutuhan yang paling mendesak sudah terpenuhi, maka akan
muncul kebutuhan berikutnya. Demikianlah adanya kebutuhan manusia....memang
tidak terbatas.
Beberapa hal yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas :
1) organ tubuh manusia memerlukan asupan
Organ-organ dalam tubuh manusia selalu menuntut dipenuhi kebutuhannya
dalam rangka menggerakkan metabolisme dan fungsinya dengan optimal.
2) kebudayaan manusia
Semakin maju kebudayaan manusia, maka semakin banyak jenis dan
jumlah kebutuhan manusia. Manusia juga ada tuntutan sosial/kehidupan
yang lebih baik contohnya model bangunan rumah, perhiasan, alat
komunikasi yang terus berubah, dst.
3) kebutuhan psikologis
Setiap menusia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi kepuasan batin
semisal rasa aman, kasih sayang, dan kepedulian, dsb.
http://www.moneycontrol.com/
Kebutuhan adalah “suatu keinginan terhadap suatu barang atau jasa yang
menuntut adanya pemenuhan, apabila tidak dipenuhi maka akan mempengaruhi
kehidupan”. Contoh, bagi mereka yang lapar menuntut untuk dipenuhi makan,
begitu juga mereka yang haus harus segera minum. Apabila kebutuhan ini tidak
dipenuhi maka akan berakibat pada kelangsungan hidup orang tersebut. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang kebutuhan manusia sebaiknya kita perlu mengetahui
macam-macam kebutuhan. Berbagai bentuk kebutuhan manusia dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) menurut kepentingan/intensitas/kepentingan-nya
Berdasarkan kepentingannya, kebutuhan manusia dapat dipilah menjadi :
kebutuhan pokok/kebutuhan primer
7|Page
Kebutuhan pokok merupakan “bentuk kebutuhan yang mendasar
dan muncul secara alamiah sebagai sarana untuk kelangsungan
hidup manusia secara layak”. Kebutuhan primer adalah pangan,
sandang, dan papan. Manusia yang belum dapat memenuhi kebu-
tuhan primernya, maka disebut hidupnya belum layak.
kebutuhan tambahan/kebutuhan sekunder
Kebutuhan tambahan merupakan “jenis kebutuhan yang muncul
karena ada tuntutan sosial yang berguna sebagai pelengkap
kebutuhan pokok”. Misalnya sepatu/sandal untuk melengkapi
kebutuhan akan pakaian, kendaraan (sepeda, sepeda motor) sebagai
alat transportasi. Keberadaan kebutuhan sekunder tidak mempe-
ngaruhi terhadap kelangsungan hidup seseorang, artinya jika tidak
terpenuhi manusia tetap masih dikatakan sebagai hidup yang layak.
kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier merupakan “bentuk kebutuhan akan barang
mewah”. Menurut KBBI, barang mewah adalah “serba banyak;
serba indah; serba berlebih (biasanya tentang barang dan cara
hidup yang menyenangkan)”. Kebutuhan atas jenis ini tidak mutlak
harus dipenuhi, tetapi dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan
dari masing-masing orang. Dengan demikian pengertian mewah
memang sangat relatif. Karakteristik barang mewah al :
o barang yang bukan kebutuhan pokok (sebagai pelengkap
kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan)
o waktu pemenuhannya dapat ditunda
o barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status
o barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
o barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
(sumber : Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang
Perubahan Ketiga atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah).
2) menurut sifatnya
Menurut sifatnya, kebutuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
kebutuhan jasmani
Kebutuhan jasmani merupakan “bentuk kebutuhan yang berkaitan
dengan fisik manusia termasuk di antaranya makanan-minuman,
pakaian, perhiasan, kendaraan, dan sebagainya” atau “kebutuhan
yang bersifat memberi kepuasan pada badan atau jasmani”.
kebutuhan rohani
Kebutuhan rohani merupakan “kebutuhan yang dirasakan untuk ke-
pentingan jiwa manusia” atau “yang berkaitan dengan psikis/keji-
8|Page
waan seseorang”. Contohnya kebutuhan akan hiburan, agama, non-
ton TV, baca buku, prestasi, penghargaan, pendidikan dsb.
3) menurut waktu
Menurut waktu pemenuhannya, kebutuhan dapat diklasifikasikan sbb :
kebutuhan sekarang
Kebutuhan sekarang merupakan “bentuk kebutuhan untuk
keperluan saat ini yang harus segera dipenuhi”. Contohnya adalah
kebutuhan akan makanan/minuman, kebutuhan alat tulis bagi
pelajar, kebutuhan kendaraan bagi yang bepergian, obat bagi yang
sakit dan sebagainya.
kebutuhan yang akan datang
Kebutuhan yang akan datang merupakan “bentuk kebutuhan yang
pemenuhannya memerlukan proses lama, dan dapat ditangguhkan”.
Contohnya adalah kebutuhan akan rumah tinggal, kendaraan
pribadi, dan sebagainya.
4) menurut subjek
Menurut subjek atau pemakainya, kebutuhan dapat diklasifikasikan sbb :
kebutuhan perorangan
Kebutuhan perorangan merupakan bentuk kebutuhan yang
diperlukan oleh setiap individu secara pribadi seperti makanan,
minuman, pakaian, sepatu, dan sebagainya
kebutuhan kelompok atau kebutuhan bersama
Kebutuhan rohani merupakan bentuk kebutuhan yang dapat
dipergunakan secara bersama-sama semisal jembatan, gedung
sekolah, jalan raya, dan sebagainya.
9|Page
3B. Kegiatan Ekonomi
Tindakan ekonomi atau kegiatan ekonomi adalah “tindakan/kegiatan
manusia yang didorong oleh usaha memenuhi kebutuhan untuk mencapai
kemakmuran”. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang bertujuan
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan
ekonomi dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
kegiatan produksi
kegiatan distribusi dan
kegiatan konsumsi.
1. Kegiatan Produksi
a. Pengertian
Produksi adalah kegiatan menghasilkan suatu barang. Kegiatan produksi
adalah “usaha/ kegiatan manusia untuk menghasilkan atau mengubah barang/jasa
agar memiliki nilai ekonomi lebih tinggi”. Produksi juga dapat diartikan sebagai
“usaha/ kegiatan manusia untuk menghasilkan atau menambah nilai guna
barang/jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan”. Misalnya, pabrik tekstil
mengolah serat kain dari bahan mentah menjadi kain. Kemudian kain itu diolah
menjadi pakaian yang siap digunakan. Kain yang dihasilkan sudah dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sandang. Namun kain itu akan lebih berguna apabila
diolah lagi menjadi pakaian. Dengan demikian menjadi jelas bahwa nilai guna
suatu barang akan bertambah bila barang tersebut diolah lagi dan menghasilkan
barang lain.
10 | P a g e
tersebut diolah atau diproses menjadi benda/produk yang berbeda. Setiap barang
memiliki nilai guna (utilitas) yg berbeda. Nilai guna itu bermacam-macam, yakni :
1) nilai guna bentuk (form utility) yaitu suatu barang akan memiliki nilai guna
apabila telah meng-alami perubahan bentuk. Contoh perubahan tersebut
antara lain, kacang kedelai, akan memiliki nilai guna lebih tinggi apabila
dirubah atau diolah menjadi tahu atau tempe. Perubahan nilai guna tersebut
akan mempengaruhi harga dan manfaat barang tersebut. Harga dan manfaat
dari tahu atau tempe lebih tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai.
2) nilai guna tempat (place utility), nilai guna suatu barang akan lebih tinggi
karena perbedaan tempat. Misalnya, pasir akan bertambah nilai gunanya
kalau dibawa ke toko bangunan.
3) nilai guna waktu (time utility), nilai guna suatu barang akan bertambah
kalau barang tersebut digunakan pada saat yang tepat. Misalnya, jaket
digunakan pada saat kita kedinginan, payung kita gunakan pada saat hujan
atau panas. Nilai guna barang tersebut akan bertambah kalau kita
menggunakan pada saat kita membutuhkan.
4) nilai guna kepemilikan (ownership utility), nilai guna barang akan
bertambah apabila barang tersebut telah berpindah kepemilikannya.
Misalnya, sepatu di toko belum memiliki nilai guna dan akan memiliki nilai
guna kalau sepatu tersebut dibeli oleh seseorang dan kemudian dipakainya.
Nilai guna barang bukan hanya ditentukan oleh kepemilikan saja, akan
tetapi dapat juga dilihat dari siapa yang memiliki. Seorang pemilik restoran
akan lebih baik apabila memiliki juru masak yang terkenal.
d. Faktor Produksi
Kegiatan produksi tidak dilaksanakan tanpa adanya faktor-faktor produksi
atau sumber daya ekonomi. Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap
sebagai faktor produksi, yaitu sumber daya alam/fisik (natural/physical resources),
tenaga kerja (labor), modal (capital), kewirausahaan (entrepre-neurship), dan
sumber daya informasi (information resources).
Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli,
sedangkan faktor produksi modal dan kewirausahaan disebut faktor produksi
turunan. Faktor alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli karena dengan
dua faktor tersebut manusia sudah dapat menghasilkan barang. Dan faktor modal
dan kewirausahaan disebut faktor produksi turunan karena faktor ini sebagai akibat
adannya faktor produksi asli.
Kesibukan di PT Garuda Maintenance AeroAsia (GMF AeroAsia), salah satu bengkel perawatan pesawat
yang terbaik dan terbesar di dunia.(http://img.beritasatu.com)
Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing faktor produksi,
1). faktor produksi alam (natural/physical resources)
Faktor produksi alam adalah faktor produksi yang disediakan oleh alam
sebagai bahan mentah atau bahan baku produksi.
a). tanah sebagai sumber daya alam, dan manusia dapat menggunakan
untuk lahan pertanian,
pabrik, perkebunan, peternakan, tempat untuk usaha dan lain
sebagainnya.
b). hutan dapat menghasilkan bahan mentah kayu.
12 | P a g e
c). barang/bahan tambang, seperti emas, bijih besi, minyak bumi, dan gas
alam.
d). air dapat digunakan untuk pengairan atau bahan baku lainnya.
2). faktor produksi tenaga kerja (labour/buruh)
Tenaga kerja adalah “sumber daya manusia yang dapat digunakan
kemampuannya untuk proses produksi”. Tenaga kerja dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
a) tenaga kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja yang
menempuh pendidikan formal. Contoh tenaga kerja ini antara lain
dokter, guru, dan konsultan.
b) tenaga kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja yang
memiliki ketrampilan yang terlatih, seperti montir, sopir, dan
penjahit.
c) tenaga kerja kerja tidak terdidik (unskilled labour) dan tidak terlatih
(untrained labour) adalah tenaga kerja yang tidak punya
ketrampilan atau tenaga kerja kasar seperti buruh angkut, tukang
sapu, tukang sampah, dan kuli bangunan.
3). faktor produksi modal (capital)
Modal adalah segala hasil produksi yang dibuat manusia dengan tujuan
untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa lain. Modal tidak hanya
berupa uang tetapi dapat juga berupa barang, contoh modal; gedung, mesin,
bahan mentah atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
4). faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship)
Faktor produksi kewirausahaan atau keahlian atau entrepreneurship adalah
“kemampuan seseorang atau beberapa orang untuk mengkoordinir/
mengelola semua faktor produksi agar dapat menghasilkan barang
tertentu”. Faktor produksi ini merupakan kemampuan menjalan-kan suatu
perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat berjalan secara efisien dan
menguntungkan. Kewirausahaan atau keahlian sangat besar peranannya dan
menjadi penentu dalam pelaksanaan produksi.
Faktor produksi keahlian atau kewirausahaan meliputi :
a) Keahlian mengatur (managerial skill) adalah “kemampuan yang dibu-
tuhkan seorang pemimpin dalam menjalankan perusahaannya agar perusa-
haan yang dia miliki bisa menjadi lebih maju dan bisa lebih sukses”.
b) Keahlian bidang teknis (technological skill) adalah “kemampuan terhadap
suatu spesifikasi dari sebuah pekerjaan dimana terdiri atas pengetahuan
yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah pekerjaan dalam bidang
tertentu”.
c) Keahlian mengorganisasi (organizational skill) adalah “kemampuan untuk
berorganisasi agar dapat menggunakan waktu, energi, sumber daya, dan
lain-lain dengan cara yang efektif sehingga kita dapat mencapai hal-hal
yang ingin dicapai”.
13 | P a g e
d) Keahlian mengkonsep (conceptual skill) adalah “kemampuan untuk
berpikir secara analisis yakni menggambarkan sebuah organisasi secara
keseluruhan dan mengerti bagaimana bekerja secara bersama-sama”.
e) Keahlian human skill adalah “kemampuan dalam berinteraksi secara baik
dengan orang. Human skill ini sendiri terdiri dari kemampuan untuk
memotivasi, membangun sebuah kepercayaan, serta bagaimana
berkomunikasi secara baik dengan yang lain”.
5). faktor produksi sumber daya informasi (information resources)
Faktor produksi sumber daya informasi adalah aset data dan informasi yang
digunakan oleh suatu organisasi, departemen atau unit. Sumber daya informasi
tidak hanya sekedar data (big data) dan informasi, melainkan mencakup pula
perangkat keras (hardware), peripheral, perangkat lunak (software/aplikasi), para
spesialis informasi, dan para pemakai informasi. Perusahaan harus mengelola
sumber daya tersebut untuk mencapai hasil yang optimal.
14 | P a g e
Dalam ekonomi, pasar lebih di-titik berat-kan pada aktifitas. Apabila
terdapat kegiatan jual beli maka disebut pasar. Jika tidak, berarti bukan pasar.
Dengan demikian pasar dapat berada dimana dan kapan saja selama sepanjang
disitu terjadi transaksi. Malahan bisa saja transaksi itu terjadi secara tidak langsung
yakni melalui surat, TV, radio, internet, dan lain-lain. Pasar jenis kedua ini disebut
dengan pasar abstrak.
c. Fungsi Pasar
Pasar memiliki tiga jenis fungsi dalam kegiatan ekonomi yakni :
1). fungsi distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi :
a). mempertemukan konsumen dengan produsen
b). menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada konsumen
c). memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Melalui perdagangan di pasar, produsen dapat memasarkan barang
produksinya (langsung maupun tidak langsung) kepada pedagang perantara
lainnya maupun konsumen. Di situlah konsumen dapat memperoleh barang dan
jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nya secara mudah dan cepat. Jika
pasar berfungsi dengan baik, maka kegiatan distribusi juga akan berlangsung
lancar.
2). fungsi pembentukan harga
Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar
menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.
Dalam proses tawar menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli
dan penjual) digabungkan untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga
pasar.
3). fungsi promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar
banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan leaflet atau brosur
penawaran, membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli, dan
sebagainya.
2. Harga
a. Pengertian Harga
https://www.scoopnest.com/
Dalam pertukaran atau pengukuran nilai suatu produk dalam pasar biasanya
menggunakan uang. Jumlah uang tersebut biasanya menunjukkan harga suatu
produk. Jika seseorang ingin membeli sesuatu barang dan jasa, maka orang tersebut
akan mengeluarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang atau jasa tersebut.
17 | P a g e
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu
tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu
rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
Harga memang komponen muthlaq dalam bisnis. Lalu, apa yang dimaksud harga ?
Berikut beberapa pendapat ihwal definisi/pengertian harga:
1) menurut Djaslim Saladin (2003:95) harga adalah “sejumlah uang sebagai
alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa atau dapat juga dikatakan
penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen”.
2) menurut Basu Swastha (1998:97) bahwa pengertian harga adalah “ jumlah
uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya”.
3) menurut Wiliam J Stanton (1993:13) harga adalah “jumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya”.
Dari beberapa pengertian dan definisi tersebut di atas, secara umum dapat
disimpulkan bahwa harga adalah :
“nilai pertukaran yang ditetapkan oleh penjual dan pembeli untuk
memperoleh suatu produk” , atau
“suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam
satuan moneter”.
18 | P a g e
Kurva Harga Keseimbangan
Apabila antara penjual dan pembeli tidak ada kesepakatan terhadap harga
barangnya, maka jual-beli tidak akan terjadi. Namun apabila antara penjual dan
pembeli ada kesepakatan harga setelah melakukan tawar-menawar, maka transaksi
jual-beli akan terjadi. Dalam proses ini, penjual menurunkan harga penawaran,
sebaliknya pembeli menaikkan permintaannya sehingga bertemu pada titik harga
yang menjadi kesepakatan bersama. Harga yang disepakati penjual dan pembeli
disebut sebagai harga keseimbangan (equilibrium price) atau harga pasar. Bisa
juga dikatakan bahwa harga pasar terjadi karena adanya keseimbangan antara harga
penjual dan harga pembeli. Oleh karena itu harga pasar juga disebut harga
keseimbangan. Jadi, pengertian harga keseimbangan atau harga pasar adalah
“harga kesepakatan antara penjual dan pembeli yang tercipta melalui proses
tawar-menawar”.
19 | P a g e
Tema Pokok 4A. Kehidupan Masyarakat Indonesia
pada Masa Pra-aksara
1. Mengenal Masa Prasejarah (Praaksara)
Indonesia pernah menjadi bagian dari dua daratan besar Sunda (Paparan Sunda) dan Sahul (Paparan Sahul)
(https://twitter.com/ExpandingEarth).
a. Pengertian prasejarah
Kata prasejarah atau prehistory secara lughatan (bahasa/etimologi) berasal
dari bahasa Latin præ yang berarti "sebelum," dan historia yang bermakna
20 | P a g e
“sejarah”. Oleh sebab itu kata prehistory secara harfiah berarti “sebelum
sejarah”. Prasejarah juga sering disebut pra-aksara atau nirleka. Kata
nirleka berasal dari bahasa Sansekerta dari kata nir yang berarti “tidak ada”
dan leka yang berarti “tulisan”. Secara harfiah nirleka itu berarti "tidak ada
tulisan" atau "sebelum sejarah".
Sedangkan secara istilahan (definisi/terminologi) yg dimaksud dengan
prasejarah adalah "suatu periode di mana keberadaan manusia masih belum
dicatat dalam catatan sejarah" (Renfrew, Colin. “Prehistory The Making Of The
Human Mind”. Tahun 2008. New York : Modern Library, 2008) .
Oleh sebab itu akhir zaman prasejarah setiap bangsa itu berbeda-beda. Hal
itu tergantung kepada kemajuan kebudayaan bangsa tersebut. Sumeria dan Mesir
Kuno misalnya, merupakan peradaban pertama yang mengenal tulisan. Sumeria
adalah kebudayaan dan kota yang dihuni sekitar tahun 5500 s/d 4000 BC (Sebelum
Masehi) di Mesopotamia selatan (Irak bagian selatan). Sumeria sudah mengenal
tulisan (tulisan Cuneiform/paku dan bahasa Sumeria) pada abad IV BC (SM).
Sedangkan sebagian besar kebudayaan lain mencapai akhir prasejarah selama
zaman logam.
21 | P a g e
Moko, dibuat dari perunggu atau tembaga, artefak jaman logam di Indonesia
yang masih disimpan oleh masyarakat Pulau Alor. (https://www.goodnewsfromindonesia.id/).
2) manuport (manuport)
Dalam studi arkeologi dan antropologi, sebuah manuport adalah "objek
alami yang telah dipindahkan dari konteks aslinya oleh manusia, tetapi
tidak dimodifikasi".
Kata manuport ini berasal dari kata Latin manus yang berarti "tangan" dan
portare yang berarti "membawa". Jadi benda-benda alami yang telah
dipindahkan manusia, tetapi tidak diubah disebut sebagai manuport.
Contohnya : batu atau kerang yang dipindahkan dari pantai atau sungai dan
kerikil yang ditemukan dalam konteks geologi yang dipindahkan jauh dari
lingkungan air sebagai sumbernya. Beberapa manuport telah dikaitkan
dengan manusia purba sebelum Homo sapiens, yang menerapkan
keterkaitan pada benda-benda alami berbentuk menyenangkan seperti
kerikil. Beberapa manuport juga telah dikaitkan dengan masyarakat pada
masa selanjutnya.
Manuport granit eksotis atau batu sihir bira dari Situs 55-The Granite. The Archaeology of the
Sandalwood River, Mornington Island, Southeast Gulf of Carpentaria, Australia
(https://www.researchgate.net/).
22 | P a g e
3) fossil (fosil)
Sebuah fosil secara harfiah atau bahasa, berasal dari kata “fosil” bahasa
Latin klasik yang berarti "diperoleh dengan menggali".
Sedangkan pengertiannya adalah
“sisa-sisa atau jejak organisme apa pun yang pernah hidup dari zaman
geologis masa lalu”.
Contoh dari fosil di antaranya adalah tulang, cangkang, exo-skeletons
(kerangka luar yang melindungi tubuh hewan), cetakan batu dari hewan
atau mikroba, benda yang disimpan dalam damar (getah pinus), rambut,
kayu yang membatu, minyak, batu bara, dan sisa-sisa DNA.
4) biofact/ecofact (biofak/ekofak)
Biofak/ekofak adalah “benda-benda alami yang ditemukan bersama
artefak atau fitur seperti tulang hewan, arang, tanaman, dan pollen (serbuk
sari)” atau "merupakan objek yang ditemukan pada situs arkeologi dan
memiliki signifikansi arkeologis, tetapi benda tersebut tidak pernah
memiliki perubahan yang dilakukan oleh manusia”.
23 | P a g e
Bukit Kerang jejak manusia purba di desa Mesjid,
Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang (https://acehnews.net/)
24 | P a g e
Tema Pokok 4C. Kehidupan Masyarakat Indonesia
pada Masa Islam
I. Masuknya Islam ke Indonesia
Islam merupakan agama dengan pemeluk terbesar di Indonesia. Hal
tersebut tidak terlepas dari perjuangan juru da’wah Islam di Indonesia. Berbagai
teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai saat ini.
Pembahasan sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal
kedatangannya, para pembawanya, dan waktu kedatangannya.
25 | P a g e
Maimun dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasasti
huruf Arab Riq’ah yang ber-angka tahun (1082 Masehi).
3) Islam Masuk ke Indonesia pada Abad Ke-XIII
a) Catatan perjalanan Marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai
adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh, pada
tahun 1292 M.
b) K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut
adanya kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
c) J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken
Met Dergelijk Monumenten uit Hindoesten, menyatakan bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13.
d) Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje;
dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk
ke Indonesia pada abad ke-13.
Pendapat ini juga disampaikan oleh N.J. Krom dan Van den Berg.
Namun, pendapat ini memperoleh sanggahan dari : H. Agus Salim, M.
Zainal Arifin Abbas, Sayed Alwi bin Tahir Alhada, H.M Zainuddin,
Hamka, Djuned Parinduri, T.W. Arnold yang berpendapat Islam masuk
ke Indonesia telah dimulai sejak abad ke-7 M.
Masjid Mantingan, Jepara, masjid kedua tertua setelah Masjid Agung Demak.Pembangunannya rampung
pada 1481 Saka atau 1559 Masehi. Tarikh itu terukir “Rupa Brahmana Warna Sari.”
(https://republika.co.id/berita/q8zdur458/masjid-mantingan-jepara-akulturasi-tiga-budaya)
26 | P a g e
Sedangkan tentang teori bahwa Islam Indonesia berasal langsung dari
Mekkah antara lain dikemukakan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Nieman
(1861), de Hollander (1861), dan Verth (1878). Tokoh dari Asia Tenggara,
termasuk Indonesia yang mendukung teori ini di antaranya Hamka, A. Hasymi, dan
Syed Muhammad Naquib Al-Attas.
Syed Muhammad Naquib Al-Attas sebagai tokoh pendukung teori ini
menyebutkan, bahwa aspek-aspek atau kerakteristik internal Islam harus menjadi
perhatian penting dan sentral dalam melihat kedatangan Islam di Nusantara, bukan
unsur-unsur luar, atau aspek eksternal. Karakteristik ini dapat menjelaskan secara
gamblang mengenai bentuk Islam yang berkembang di Nusantara. Lebih lanjut
Syed Muhammad Naquib Al-Attas menjelaskan bahwa penulis-penulis yang
diidentifikasi sebagai India dan kitab-kitab yang dinyatakan berasal dari India oleh
sarjana Barat khususnya, sebenarnya adalah orang Arab dan berasal dari Arab atau
Timur Tengah atau setidaknya Persia.
Sejalan dengan hal itu, Hamka menyebutkan pula bahwa kehadiran Islam di
Indonesia telah terjadi sejak abad ke-7 dan berasal dari Arab.
Sedangkan T.W. Arnold dan Crawford lebih didasarkan pada beberapa
fakta tertulis dari beberapa pengembara Cina sekitar abad ke-7 M, dimana kala itu
kekuatan Islam telah menjadi dominan dalam perdagangan Barat-Timur, bahwa
ternyata di pesisir pantai Sumatera telah ada komunitas muslim yang terdiri dari
pedagang asal Arab yang di antaranya melakukan pernikahan dengan perempuan-
perempuan lokal. Pendapat ini didasarkan pada berita Cina yang menyebutkan,
bahwa pada abad ke-7 terdapat sekelompok orang yang disebut Ta-shih yang
bermukim di Kanton (Cina) dan Fo-lo-an (termasuk daerah Sriwijaya) serta adanya
utusan Raja Ta-shih kepada Ratu Sima di Kalingga Jawa (654/655 M). Sebagian
ahli menafsirkan Ta-shih sebagai orang Arab. Mengenai Raja Ta-shih tersebut,
menurut Hamka, adalah Muawiyah bin Abu Sufyan yang saat itu menjabat sebagai
Khalifah Daulah Bani Umayyah.
Masa-masa awal kehadiran Islam pertama kali dilaporkan oleh seorang
agamawan dan pengembara terkenal dari Cina, bernama I-Tsing. Ia
menginformasikan bahwa pada 51 H/671 M, ia menumpang kapal Arab dan Persia
untuk berlayar dari Kanton dan berlabuh di pelabuhan muara sungai Bhoga, yang
disebut juga Sribhoga atau Sribuza, yaitu Musi sekarang. Banyak sarjana modern
mengidentifikasi Sribuza sebagai Palembang, ibukota kerajaan Budha Sriwijaya
pada masa itu.
Menurut Yuantchao kapal yang sampai di Palembang berjumlah sekitar 35
kapal dari Persia. Secara geografis, letak Sriwijaya yang berada di jalur
perdagangan internasional memberi pengaruh besar terhadap dunia luar. Beberapa
peristiwa yang terjadi di luar daerah kekuasaannya, misalnya perubahan politik di
India yang saat itu di bawah hegemoni Buddha, menjadikan Sriwijaya sebagai
wilayah Buddha yang dapat dijadikan pilihan. Ini menempatkan Sriwijaya sebagai
pusat terkemuka keilmuwan Buddha di Nusantara.
I-Tsing, yang menghabiskan beberapa tahun di Palembang dalam
perjalanannya menuju ke dan kembali dari India, merekomendasikan Sriwijaya
27 | P a g e
sebagai pusat keilmuwan Buddha yang baik bagi para penuntut ilmu agama ini
sebelum mereka melanjutkan pelajaran ke India. Meskipun Sriwijaya sebagai pusat
keilmuwan Buddha, tetapi ia memiliki watak yang kosmopolitan. Kondisi ini
memungkinkan masuknya berbagai pengaruh atau ajaran lain, termasuk agama
Islam. Watak Sriwijaya yang kosmopolitan itulah yang memungkinkan para
pengungsi Muslim Arab dan Persia yang diusir dari Kanton setelah terjadi
kerusuhan di sana, mereka melakukan eksodus menuju Palembang untuk mencari
suaka politik dari penguasa setempat. Bukti lain yang menunjukkan bahwa Islam
berasal dari Arab yaitu :
Terdapat juga sebuah Kitab ‘Aja’ib al-Hind yang ditulis Al-
Ramhurmuzi sekitar tahun 1000 M, dikatakan bahwa para pedagang
muslim telah banyak berkunjung kala itu ke kerajaan Sriwijaya
Menurut Al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas
Arab dari Oman, Hadramaut (Yaman), Basrah, dan Bahrein untuk
menyebarkan Islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan
Malaka.
Munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan
masyarakat, yang banyak mengenalkan islam.
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana
pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan
Makkah.
2). Teori Gujarat
Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para
pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Terkait teori yang menyatakan
bahwa Islam di Indonesia berasal dari anak benua India, misalnya, ternyata
sejarawan tidak satu kata mengenai wilayah Gujarat. Pendapat Pijnappel yang juga
disokong oleh C. Snouck Hurgronje, J.P. Moquette, E.O. Winstedt, B.J.O.
Schrieke, dan lain-lainnya tersebut ternyata berbeda dengan yang dikemukakan
oleh S.Q. Fatimi dan G.E. Morison.Pijnapel, seorang ahli Melayu dari Universitas
Leiden, Belanda, mengemukakan teori ini pada tahun 1872.
Menurut Azyumardi Azra teori ini diambil dari terjemahan Perancis tentang
catatan perjalanan Sulaiman, Marcopolo, dan Ibnu Battutah. Kesimpulan catatan
Sulaiman menyebutkan bahwa Islam di Asia Tenggara dikembangkan oleh
orang-orang Arab yang bermazhab Syafi’i dari Gujarat dan Malabar di
India. Oleh karena itu, menurut teori ini, Nusantara menerima Islam dari India.
Kenyataan bahwa Islam di Nusantara berasal dari India menurut teori ini tidak
menunjukkan secara meyakinkan dilihat dari segi pembawanya. Sebagaimana
dikemukakan Pijnapel, bahwa Islam di Nusantara berasal dari orang-orang Arab
yang bermazhab Syafi’i yang bermigrasi ke Gujarat dan Malabar. Pijnappel
sebenarnya memandang Islam di Nusantara disebarkan oleh orang-orang Arab.
Pandangan ini cukup memberikan pengertian bahwa pada hakekatnya
penyebar Islam di Nusantara adalah orang-orang Arab yang telah bermukim di
India. Penjelasan ini didasarkan pada seringnya kedua wilayah India dan Nusantara
ini disebut dalam sejarah Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel
28 | P a g e
menyampaikan logika terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap
sebagai hasil kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari
Arab, melainkan dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar.
Jika logika ini dibalik, maka dapat dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara
berasal dari India, sesungguhnya ia dibawa oleh orang-orang Arab.
3). Teori Persia
Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam
perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke Nusantara sekitar abad ke-13 M.
Teori Persia yang dikemukakan oleh sebagian sejarawan di Indonesia tampaknya
kurang populer dibanding teori-teori sebelumnya.Teori Persia lebih menitik-
beratkan tinjauannya pada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam
Indonesia yang dirasakan mempunyai persamaan dengan Persia.
Teori Persia mendapat tantangan dari berbagai pihak, karena bila berpedo-
man kepada masuknya agama Islam pada abad ke-7, berarti terjadi pada masa
kekuasaan Khalifah Umayyah. Sedangkan, saat itu kepemimpinan Islam di bidang
politik, ekonomi dan kebudayaan berada di Makkah, Madinah, Damaskus dan
Baghdad. Jadi, belum memungkinkan bagi Persia untuk menduduki kepemimpinan
dunia Islam saat itu.
Berdasarkan berbagai paparan sejarah masuknya Islam di Nusantara, kita
bisa mengambil ibrah atau pelajaran berharga tentang da’wah Islam yang dilakukan
oleh para pendahulu. Keuletan dan kegigihan para juru da’wah yang berasal dari
berbagai tempat dalam menyampaikan ajaran Islam itulah yang mampu
menjadikan negara Indonesia berpenduduk muslim terbesar di dunia menjadikan
sebuah prestasi yang gemilang bagi mereka para juru da’wah di Nusantara.*
29 | P a g e
Dari Samudera Pasai, agama Islam dibawa ke wilayah lain di Sumatra oleh
Syah Baharuddin. Raden Rahmat dan Minak Kumala (raja Kerajaan Lampung)
membawa Islam ke Sumatra Selatan.
Raden Samudera atau Sultan Suryanullah membawa Islam ke Banjarmasin
(Kalimantan Selatan), sementara yang ke Kalimantan Timur dibawa oleh seorang
Arab dari Malaka yang menikah dengan putri raja.
Syekh Samsuddin membawa Islam ke Kalimantan Barat. Pembawa Islam
ke wilayah Maluku, Ternate, dan Nusa Tenggara adalah Sunan Giri. Datuk
riBandang membawa Islam ke Sulawesi. Fenomena menarik terjadi di PulauJawa.
Penyebaran agama dan kebudayaan Islam di pulau ini dilakukan olehsekelompok
yang kelak dikenal Wali Sanga. Akan tetapi, ulama pertamayang datang dan
menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa adalah MaulanaMalik Ibrahim.
Setelah abad XV penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
dilakukan olehulama-ulama lokal. Pusat penyebaran pada awalnya Kerajaan
Samudera Pasai kemudian berpindah dan berkembang ke berbagai daerah di
Indonesiabaik di daerah pesisir maupun di pedalaman.
Pedagang-pedagang Islam pada umumnya tinggal selama berbulan-bulan,
bertahun-tahun, bahkan akhirnya menetap di wilayah Nusantara.Pedagang-
pedagang tersebut kemudian mendirikan daerah tempat tinggaltersendiri yang
mayoritas dihuni oleh kelompok etnis mereka.
Perjalanan dakwah awal Islam di Nusantara tak terbatas hanya di Sumatera
atau Jawa saja. Hampir seluruh sudut kepulauan Indonesia telah tersentuh oleh
indahnya konsep rahmatan lil ‘alamin yang dibawa oleh Islam. Beberapa contoh
wilayah da’wah di kepulauan Nusantara, seperti :
1). pengaruh da’wah Islam di Kalimantan
Masjid Jami Kiai Gede Kotawaringin, Kalimantan Tengah di bangun Tahun 1632.
(https://bujangmasjid.blogspot.com/)
Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-
kader dakwah yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang
lebih dikenal dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran Islam masuk dari dua
pintu.
30 | P a g e
Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur
Malaka yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya
Malaka ke tangan penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar.
Para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat
Kalimantan.
Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para
mubaligh yang dikirim dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini
menemui puncaknya saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak
mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan
Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satunya adalah
Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. (Baca: Empat Sekawan Ulama Besar)
31 | P a g e
dari nama para ulama di atas, yang bergelar datuk adalah para ulama dan mubaligh
asal Minangkabau yang menyebarkan Islam ke Makassar. Pusat dakwah yang
dibangun oleh Kerajaan Goa inilah yang melanjutkan perjalanan ke wilayah lain
sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
32 | P a g e
Syi’ar Islam memasuki Papua sejak abad XVI.
https://www.materi4belajar.com/2019/08/sejarah-kerajaan-islam-di-papua.html
33 | P a g e
Selain Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis datang
ke Lombok dari Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini, beberapa
kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
Dengan data dan perjalanan Islam di atas, sesungguhnya bisa ditarik
kesimpula, bahwa Indonesia adalah negeri Islam. Bahkan, lebih jauh lagi, jika
dikaitkan dengan peran Islam di berbagai kerajaan tersebut di atas, Indonesia telah
memiliki cikal bakal atau embrio untuk membangun dan menjadi sebuah negara
Islam.
d. bidang Kebudayaan
Berkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia tidak serta
merta menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada. Kebudayaan
Islam mengakomodasi kebudayaan yang sudah ada, tentunya dengan modifikasi
34 | P a g e
dan penyesuaian agar tetap sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini menyebabkan
terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada.
Hasil akulturasi tersebut antara lain sebagai berikut :
1). Seni bangunan
Bentuk bangunan masjid kuno memiliki unsur kemiripan dengan kebudayaan
Hindu-Buddha. Kemiripan ini terlihat pada hal-hal berikut :
Atap Tumpang
Atap tumpang merupakan atap yang bersusun semakin ke atas semakin
kecil, tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang itu selalu
ganjil, biasanya 3 sampai 5 tingkat. Atap tumpang serupa dengan arsitektur
Hindu. Atap tumpang sampai saat ini masih banyak kita temukan di Bali.
Namanya meru, dan khusus digunakan sebagai atap bangunan-bangunan
suci di dalam pura. Contoh masjid yang menggunakan atap tumpang adalah
Masjid Demak dan Masjid Banten.
Menara
Menara merupakan bagian bangunan masjid yang berfungsi untuk
mengumandangkan adzan ketika waktu shalat telah tiba. Pada masjid
Kudus bentuk menara mirip sekali dengan bentuk bangunan Candi Jawa
Timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dan diberi atap
tumpang.
2). Seni Ukir
Seni ukir yang berkembang pada masa Islam merupakan modifikasi dari
masa sebelumnya.Dalam ajaran Islam ada larangan untuk membuat patung atau
melukis makhluk hidup apalagi dalam bentuk manusia. Meskipun demikian, seni
ukir terus berkembang dengan menggunakan ragam hias yang terdiri dari pola-pola
daun-daunan, bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit karang, pemandangan, dan
garis-garis geometri. Ragam hias ini kemudian ditambah dengan ragam hias huruf
Arab (kaligrafi) yang kerap kali digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk
hidup.
3). Seni Sastra Islam di Jawa dan Sumatera
Masuknya Islam ke Indonesia merupakan proses akulturasi penduduk
pribumi dengan para pedagang yang membawa ajaran Islam. Islam yang diterima
oleh masyarakat tidak hanya dalam konteks agama saja, tetapi juga unsur
pendukung yang dibawa oleh para pedagang seperti: bahasa Arab dengan
aksaranya, kesusteraan serta adat-istiadat tanah asalnya. Ketika masyarakat
menerima agama Islam seluruh kompleks kebudayaannya turut pula berakulturasi
dengan budaya pribumi. Pertemuan dua kebudayaan akan menghasilkan berbagai
perubahan dan melahirkan unsur baru dalam sastra, bahasa, dan perilaku sosial.
Pada abad 14 dan 15 M, ketika penyebaran agama Islam sedang berlang-
sung, bahasa pendukung budaya Islam di Nusantara adalah bahasa Melayu.
Sehingga, tidak heran bahasa Melayu menjadi lingua franca di Nusantara. Kita
dapat melihat pada saat awal aksara Arab sudah diadopsi oleh bahasa Melayu dan
mengungguli huruf abjad India. Di seluruh kepulauan Nusantara, kata dan
35 | P a g e
ungkapan Melayu yang ada kaitannya dengan keislaman diterima ke dalam bahasa
pribumi.
Bahasa lain yang juga memiliki sastra klasik yang luas tentang agama Islam
adalah bahasa Jawa. Pada awal penyebarannya, ajaran ditransfer secara lisan dan
kemudian ditulis dalam dalam aksara Jawa Kuno. Saat ini, bagi ulama
pengetahuan tulisan dan bahasa Arab merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan
dalam penyebaran agama Islam. Sehingga, lambat-laun aksara Jawa Kuno tersisih
oleh aksara Arab sebagai wahana bahasa Jawa bagi teks-teks keagamaan dan juga
dalam bahasa pribumi.
Karya sastra merupakan alat efektif dalam penyebaran sebuah
agama. Jalur sastra inilah yang ditempuh masyarakat muslim dalam penyebaran
ajaran mereka. Karya-karya sastra bercorak Islam yang ditulis di Indonesia,
terutama Sumatera dan Jawa, awalnya merupakan gubahan atas karya-karya sastra
klasik dan Hindu Budha. Cara ini ditempuh agar masyarakat pribumi tak terlalu
kaget akan ajaran Islam. Selanjutnya, tema-tema yang ada mulai bernuansa Islami
seperti kisah atau cerita para nabi dan rasul, sahabat Nabi, pahlawan-pahlawan
Islam, hingga raja-raja Sumatera dan Jawa. Adakalanya kisah-kisah tersebut
bersifat setengah imajinatif; dalam arti tak sepenuhnya benar.
36 | P a g e
Babad Sangkala, memuat daftar-daftar tarikh (tahun) yang lumayan
komplit tentang peristiwa-peristiwa sejarah pada masanya.
Sajarah Dalem, berisi silsilah keluarga raja Mataram-Islam yang
disusun di Surakarta (Solo) pada abad ke-19, di dalamnya terdapat
pula daftar generasi yang lebih tua dari raja-raja Mataram.
Babad Pasir, berasal dari pedalaman Banyumas, memuat seputar
islamisasi di Jawa Tengah dan Timur yang kebenarannya diragukan
karena bersifat legenda.
Babad Tanah Djawi, memuat asal-usul raja-raja di Jawa dari masa
Hindu-Buddha hingga Islam. Diceritakan bahwa raja-raja Jawa
merupakan keturunan langsung dari Nabi Adam, dewa-dewa Hindu,
Arjuna dari Pandawa, Jayabaya raja Kediri, raja-raja Mataram-
Islam, hingga sepak terjang para Wali (terutama Sunan Kalijaga)
dalam menyiarkan Islam dan membangun Masjid Agung Demak.
Dari babad ini terlihat bahwa terjadi pencampuradukan antara kitab
suci, alam mitologi dewa Hindu, dunia pewayangan, dengan sejarah
itu sendiri.
Suluk adalah salah satu aktifitas Sufi yang dilakukan dengan cara:
mengurangi makan dan tidur, tidak berbicara (kecuali bila dibutuhkan). Suluk
biasanya dilakukan pada bulan Ramadhan atau Dzulhijjah, lamanya 10, 20, atau 40
hari. Hamzah Fansuri menyebutkan syair-syair sebagai Islam suluk. Syair Prahu
yang mengibaratkan manusia sebagai perahu yang mengarungi lautan Dzat Tuhan
dengan manghadapi segala macam marabahaya yang hanya dapat dihadapi oleh
tauhid dan makrifat serta Syair Si Burung Pingai yang mengibaratkan jiwa
manusia sebagai seekor burung. Sebenarnya masih banyak lagi karya sastra pada
periode Islam ini. Kebanyakan masih seputar peristiwa-peristiwa sejarah sejak
Islam menginjakkan pengaruhnya di Indonesia, terutama Jawa.
37 | P a g e
Syekh Ismail, seorang utusan Syekh Mekah. Syekh Ismail pula yang
memberikan nama Malik as-Saleh padanya.
Hikayat Aceh, menceritakan sebagian besar tentang masa kanak-
kanak hingga kebesaran Iskandar Muda; juga dikisahkan berdirinya
Kerajaan Aceh. Namun, nama penulis hikayat ini tak diketahui;
yang jelas, penulisnya ini bisa satu orang atau terdiri dari beberapa
orang penulis yang bekerja untuk pihak Aceh.
Syair Burung Pungguk, Syair Burung Pingai, dan Syair Perahu,
ketiganya hasil karya Hamzah Fansuri yang memperkenalkan
bentuk syair kepada khasanah sastra Melayu. Fansuri hidup pada
masa Sultan Iskandar Muda. Hamzah Fansuri memiliki seorang
murid bernama Syekh Syamsuddin as-Sumatrani (Syamsuddin
Pasai).
Turjuman al-Mustafid (Terjemahan Pemberi Faedah), sebuah
kitab tafsir Al-Quran dalam bahasa Melayu karya Abdur Rauf
Singkel, merupakan buku tafsir pertama berbahasa Melayu yang
ditulis di Indonesia. Abdur Rauf Singkel adalah pendiri Tarekat
Syattariah di Aceh pada masa pemerintahan Sultanah Safiatuddin
Tajul Alam.
Bustanus-Salatin, yang ditulis Nuruddin ar-Raniri pada masa
Sultan Iskandar Thani, menceritakan sejarah Kerajaan Aceh, raja-
raja sebelum Iskandar Thani, masa kecil, perkawinan, pemakaman
Baginda Iskandar Thani, hingga tiga orang raja setelah Baginda.
Selain itu, kitab ini pun membahas proses penciptaan alam semesta,
para nabi, pahlawan, bahkan ilmu pengetahuan.
Sumber :
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia III.
Tahun 2008. Editor Uka Tjandrasasmita. Edisi Pemutakhiran 2007. Cetakan
keempat 2010. Jakarta : PT Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka.
Iwan Setiawan, Dedi, Suciati, dan A. Mushlih. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs
Kelas VII (Buku Siswa). 2017 (Edisi Revisi). Penyelia Penerbitan : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sumber digital :
https://en.wikipedia.org/wiki/Biofact_(archaeology);
https://en.wikipedia.org/wiki/Artifact_(archaeology)]
https://archaeology.mrdonn.org/fossilsandartifacts.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Fossil
https://en.wikipedia.org
https://www.organisasi.org
https://www.kompasiana.com/dodichandra/552e612a6ea834785a8b4571/pengaruh-
islam-terhadap-sastra-klasik-nusantara
38 | P a g e
https://www.nafiun.com/2013/02/pengaruh-agama-islam-terhadap-seni-sastra-
kesusastraan-di-indonesia.html
dan berbagai sumber lain.
39 | P a g e