Anda di halaman 1dari 39

stay healthy with

Indonesian spices
heal and warm you up

https://www.thejakartapost.com/

materi dan kisi-kisi


penilaian akhir tahun ips terpadu 7

page make up and edited on B5 paper size


by fairuz ask

SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta


Mbidan Lor - Mei 2020
1|Page
Kisi-kisi
Penilaian Akhir Tahun IPS Terpadu
Kelas 7, Semester Genap, TP. 2019/2020
Tema Pokok 3. Aktivitas Manusia dalam memenuhi Kebutuhan
Sub-Materi Proporsi
KD Indikator Rincian Materi
Pokok Soal
a. menjelaskan
3A.
kelangkaan sebagai
Kelangkaan 1. kelangkaan sbg
permasalahan
KD 3.3 dan permasalahan
ekonomi manusia;
kebutuhan manusia
5 soal
Menganalisis b. menyebutkan jenis-
konsep interaksi manusia
jenis kebutuhan
antara manusia dg manusia;
ruang sehingga 2. kebutuhan
menghasilkan manusai (jenis
berbagai kegiatan kebutuhan dan jenis 5 soal
ekonomi (produksi, alat pemuas
distribusi, kebutuhan)
konsumsi, d. menjelaskan 1. kegiatan
permintaan, dan kegiatan produksi; produksi
penawaran) dan e. menjelaskan 3B. Kegiatan (nilai guna, faktor
10 soal
interaksi antar kegiatan distribusi; ekonomi keberhasilan
ruang untuk f. menjelaskan produksi, faktor
keberlangsungan kegiatan konsumsi; produksi)
kehidupan g. menjelaskan kaitan 3. Pasar
ekonomi, sosial, antara permintaan, 3C. (pengertian, fungsi, 5 soal
penawaran, dan Permintaan, jenis)
dan budaya
harga; penawaran,
Indonesia. h. menjelaskan peran pasar, dan
pasar bagi kehidupan harga
4. Harga 5 soal
masyarakat;
Tema Pokok 4. Masyarakat Indonesia pada Masa Pra-aksara,
Hindu-Buddha, dan Islam
Sub-Materi Proporsi
KD Indikator Rincian Materi
Pokok Soal
KD 3.4 a. mengidentifikasi A. Kehidupan 1. mengenal masa 5 soal
Memahami berpikir periodisasi masa masyarakat pra-aksara
kronologi, praaksara di pada Masa
perubahan, dan Indonesia; Pra-aksara
b. mendeskrepsikan
kesinambungan
perkembangan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia
bangsa Indonesia pada masa
pada aspek politik, praaksara;
sosial, budaya,
geografis, dan

2|Page
d. mendeskrepsikan 1. masuknya
C.
perkembangan Islam ke 5 soal
Kehidupan
masyarakat Indonesia
pendidikan sejak masyarakat
Indonesia pada 2. persebaran
masa prasejarah pada Masa
masa Islam. Islam di Indonesia 5 soal
sampai masa Islam
Hindu-Buddha, dan
3. pengaruh Islam
Islam.
terhadap
5 soal
masyarakat
Indonesia
Jumlah Soal (Pilihan Ganda) 50 Soal
Yogyakarta, 2 Mei 2020

(Fairuz) Agus Sukristiono, S.S.


Guru IPS Terpadu Kelas VII-ABCD dan H

Sumber :
Iwan Setiawan, Dedi, Suciati, dan A. Mushlih. ‘Ilmu Pengetahuan Sosial
SMP/MTs Kelas VII. Tahun 2017 (Edisi Revisi 2017). Buku Siswa. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

3A. Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia


3|Page
Setiap wilayah yang ada di Indonesia memiliki kekayaan dan potensi alam
yang berbeda. Sumber daya yang tidak merata antarwilayah menimbulkan
kelangkaan komoditas tertentu di suatu wilayah. Kelangkaan dapat terjadi karena
sumber daya yang tersedia tidak sebanding dengan kebutuhan. Tidak terpenuhinya
kebutuhan manusia berarti munculnya masalah pemenuhan kebutuhan yang disebut
masalah ekonomi.
Manusia juga dikenal sebagai mahluk ekonomi (homo economicus) karena
manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan, tentu saja dengan cara yang rasional
sehingga dapat mencapai kesejahteraannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
manusia bertindak sebagai mahluk sosial. Manusia tidak mampu memenuhi
kebutuhan tanpa melakukan interaksi dengan orang lain.

1. Kelangkaan sebagai
Permasalahan Ekonomi Manusia
Manusia melakukan aktivitas sepanjang hari agar kebutuhannya terpenuhi.
Kebutuhan manusia semakin hari semakin bertambah. Kelangkaan sumber daya
dibanding dengan kebutuhan manusia akan menyebabkan kurangnya atau tidak
terpenuhinya sebagian atau seluruh kebutuhan untuk hidup. Kelangkaan ini
merupakan masalah ekonomi manusia. Masalah ekonomi muncul karena adanya
kebutuhan manusia yang terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan yang berupa
barang dan jasa terbatas adanya. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
ketersediaan alat pemuas kebutuhan itu disebut kelangkaan.
a. Pengertian kelangkaan sumber daya

blog.act.id
Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan menim-
bulkan kelangkaan pada sumber daya yang menjadi alat pemuas kebutuhan.
Definisi kelangkaan secara umum adalah “suatu bentuk ke-tidak seimbang-an
antara kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan (alat pemuas kebutuhan)”. Ketika
masyarakat memerlukan minyak tanah, sedangkan minyak tanah tidak ada di
pasaran, maka dikatakan minyak tanah mengalami kelangkaan. Demikian halnya

4|Page
pada musim kemarau banyak masyarakat memerlukan air, tetapi air sulit diperoleh
atau tidak dapat dijumpai. Jika ada air, bahkan itu pun tidak mencukupi kebutuhan.
Hal ini juga disebut sebagai bentuk kelangkaan.
Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua arti, yaitu :
1). terbatas, dalam arti “tidak cukup (sumber daya) dibandingkan
dengan banyaknya kebutuhan manusia”.
2). terbatas, dalam arti “manusia harus melakukan pengorbanan
untuk memperolehnya”.

b. Sebab kelangkaan
Terjadinya kelangkaan dapat disebabkan karena faktor berikut ini :
1) pertumbuhan penduduk yang lebih besar dibanding
dengan pertumbuhan produksi,
2) sumber daya alam yang terbatas,
3) terbatasnya kemampuan manusia,
4) sifat serakah manusia, dan
5) kurangnya tenaga ahli.

c. Cara mengatasi kelangkaan sumber daya


Apabila sumber daya terbatas, sedangkan kebutuhan banyak, maka harus
ada yang dikorbankan untuk pemakaian yang lebih penting. Usaha manusia untuk
mengatasi kelangkaan sumber daya lazimnya berbentuk kegiatan berikut :
1) menyusun skala prioritas, yakni membuat daftar kebutuhan mana yang
perlu didahulukan pemenuhannya karena dirasa lebih mendesak
2) menggunakan alat pengganti pemenuhan kebutuhan, misalnya kelangkaan
minyak tanah diganti dengan arang, kayu bakar, atau gas
3) melakukan penghematan dalam menggunakan sumber daya yang termasuk
langka/terbatas, misalnya dengan menggunakan moda transportasi sepeda
untuk perjalanan jarak dekat, mengangkut lebih banyak penumpang saat
berangkat kerja atau sekolah menggunakan mobil.

d. Cara membuat prioritas/pilihan


Manusia dituntut untuk mampu mengutamakan kebutuhan yang paling
mendesak. Setelah kebutuhan utama terpenuhi, maka manusia baru memikirkan
pemenuhan kebutuhan lainya. Oleh karena itu, manusia perlu menyusun skala
prioritas/pilihan kebutuhan mana yang perlu didahulukan dan kebutuhan mana saja
yang berikutnya atau malah ditunda pemenuhannya.
Hal2 yang perlu dipergunakan untuk mempertimbangan prioritas/pilihan :
1) tingkat urgensinya
Dalam menentukan pilihan mana yang harus didahulukan perlu
mempertimbangkan seberapa jauh tingkat kepentingan hal yang kita
butuhkan tersebut. Seorang pelajar yang sedang menghadapi tes misalnya,
maka lampu belajar lebih penting daripada alat tulis, karena lampu kamar
5|Page
sebagai sarana penerangan belajar, sedangkan alat tulis bisa membeli
keesokan harinya.
2) kesempatan yang dimiliki
Jika suatu kebutuhan hanya dibutuhkan pada saat itu saja maka perlu
didahulukan. Misalnya dalam kondisi darurat, keselamatan atau kesehatan
merupakan nomor satu. Demi kesembuhan, obat merupakan kebutuhan
yang perlu didahulukan, sedangkan hal yang lainnya bisa dikesampingkan.
3) pertimbangan masa depan
Dalam menghadapi pilihan yang sulit, faktor masa depan perlu
dipertimbangkan. Misalnya ada beberapa pilihan bidang kursus/les ingin
diikuti, namun tidak mungkin memilih semuanya. Maka perlu
mempertimbangkan jenis kursus yang lebih prospektif bagi masa depan.
4) kemampuan diri
Memiliki banyak keinginan dan selalu merasa tidak puas merupakan bagian
dari sifat manusia. Namun hal yang juga menjadi bagian dari sifat manusia
yang sering terlupakan adalah sifat keterbatasan kemampuan. Menentukan
pilihan perlu mempertimbangkan pula kemampuan yang dimiliki, baik
kemampuan materi maupun nonmateri, sehingga pilihan yang diputuskan
itu tepat. Misalnya hidup di kota besar dengan persaingan yang ketat
memaksa manusia untuk saling berlomba. Dalam kondisi seperti itu kadang
muncul persaingan yang tidak sehat. Memaksakan diri menyamai orang lain
tanpa mempertimbangkan kemampuan bukanlah keputusan yang tepat
dalam konteks tersebut.

2. Kebutuhan Manusia

https://images.slideplayer.com/
a. Kebutuhan manusia memang tidak terbatas
Kebutuhan manusia itu dari waktu ke waktu selalu saja berkembang dan
bertambah sejalan dengan perkembangan sains, teknologi, dan ‘ilmu
pengetahuan.Kebutuhan manusia itu sesungguhnyan tidak terbatas karena terus
menerus berubah, berkembang, dan bertambah. Adanya perkembangan sains,
6|Page
teknologi, dan ‘ilmu pengetahuan yang baru akan menghajatkan pula kebutuhan
yang baru. Jika kebutuhan yang paling mendesak sudah terpenuhi, maka akan
muncul kebutuhan berikutnya. Demikianlah adanya kebutuhan manusia....memang
tidak terbatas.
Beberapa hal yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas :
1) organ tubuh manusia memerlukan asupan
Organ-organ dalam tubuh manusia selalu menuntut dipenuhi kebutuhannya
dalam rangka menggerakkan metabolisme dan fungsinya dengan optimal.
2) kebudayaan manusia
Semakin maju kebudayaan manusia, maka semakin banyak jenis dan
jumlah kebutuhan manusia. Manusia juga ada tuntutan sosial/kehidupan
yang lebih baik contohnya model bangunan rumah, perhiasan, alat
komunikasi yang terus berubah, dst.
3) kebutuhan psikologis
Setiap menusia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi kepuasan batin
semisal rasa aman, kasih sayang, dan kepedulian, dsb.

b. Jenis-jenis kebutuhan manusia

http://www.moneycontrol.com/
Kebutuhan adalah “suatu keinginan terhadap suatu barang atau jasa yang
menuntut adanya pemenuhan, apabila tidak dipenuhi maka akan mempengaruhi
kehidupan”. Contoh, bagi mereka yang lapar menuntut untuk dipenuhi makan,
begitu juga mereka yang haus harus segera minum. Apabila kebutuhan ini tidak
dipenuhi maka akan berakibat pada kelangsungan hidup orang tersebut. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang kebutuhan manusia sebaiknya kita perlu mengetahui
macam-macam kebutuhan. Berbagai bentuk kebutuhan manusia dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) menurut kepentingan/intensitas/kepentingan-nya
Berdasarkan kepentingannya, kebutuhan manusia dapat dipilah menjadi :
 kebutuhan pokok/kebutuhan primer

7|Page
Kebutuhan pokok merupakan “bentuk kebutuhan yang mendasar
dan muncul secara alamiah sebagai sarana untuk kelangsungan
hidup manusia secara layak”. Kebutuhan primer adalah pangan,
sandang, dan papan. Manusia yang belum dapat memenuhi kebu-
tuhan primernya, maka disebut hidupnya belum layak.
 kebutuhan tambahan/kebutuhan sekunder
Kebutuhan tambahan merupakan “jenis kebutuhan yang muncul
karena ada tuntutan sosial yang berguna sebagai pelengkap
kebutuhan pokok”. Misalnya sepatu/sandal untuk melengkapi
kebutuhan akan pakaian, kendaraan (sepeda, sepeda motor) sebagai
alat transportasi. Keberadaan kebutuhan sekunder tidak mempe-
ngaruhi terhadap kelangsungan hidup seseorang, artinya jika tidak
terpenuhi manusia tetap masih dikatakan sebagai hidup yang layak.
 kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier merupakan “bentuk kebutuhan akan barang
mewah”. Menurut KBBI, barang mewah adalah “serba banyak;
serba indah; serba berlebih (biasanya tentang barang dan cara
hidup yang menyenangkan)”. Kebutuhan atas jenis ini tidak mutlak
harus dipenuhi, tetapi dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan
dari masing-masing orang. Dengan demikian pengertian mewah
memang sangat relatif. Karakteristik barang mewah al :
o barang yang bukan kebutuhan pokok (sebagai pelengkap
kebutuhan pokok dan kebutuhan tambahan)
o waktu pemenuhannya dapat ditunda
o barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status
o barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
o barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
(sumber : Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang
Perubahan Ketiga atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah).

2) menurut sifatnya
Menurut sifatnya, kebutuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
 kebutuhan jasmani
Kebutuhan jasmani merupakan “bentuk kebutuhan yang berkaitan
dengan fisik manusia termasuk di antaranya makanan-minuman,
pakaian, perhiasan, kendaraan, dan sebagainya” atau “kebutuhan
yang bersifat memberi kepuasan pada badan atau jasmani”.
 kebutuhan rohani
Kebutuhan rohani merupakan “kebutuhan yang dirasakan untuk ke-
pentingan jiwa manusia” atau “yang berkaitan dengan psikis/keji-

8|Page
waan seseorang”. Contohnya kebutuhan akan hiburan, agama, non-
ton TV, baca buku, prestasi, penghargaan, pendidikan dsb.

3) menurut waktu
Menurut waktu pemenuhannya, kebutuhan dapat diklasifikasikan sbb :
 kebutuhan sekarang
Kebutuhan sekarang merupakan “bentuk kebutuhan untuk
keperluan saat ini yang harus segera dipenuhi”. Contohnya adalah
kebutuhan akan makanan/minuman, kebutuhan alat tulis bagi
pelajar, kebutuhan kendaraan bagi yang bepergian, obat bagi yang
sakit dan sebagainya.
 kebutuhan yang akan datang
Kebutuhan yang akan datang merupakan “bentuk kebutuhan yang
pemenuhannya memerlukan proses lama, dan dapat ditangguhkan”.
Contohnya adalah kebutuhan akan rumah tinggal, kendaraan
pribadi, dan sebagainya.

4) menurut subjek
Menurut subjek atau pemakainya, kebutuhan dapat diklasifikasikan sbb :
 kebutuhan perorangan
Kebutuhan perorangan merupakan bentuk kebutuhan yang
diperlukan oleh setiap individu secara pribadi seperti makanan,
minuman, pakaian, sepatu, dan sebagainya
 kebutuhan kelompok atau kebutuhan bersama
Kebutuhan rohani merupakan bentuk kebutuhan yang dapat
dipergunakan secara bersama-sama semisal jembatan, gedung
sekolah, jalan raya, dan sebagainya.

9|Page
3B. Kegiatan Ekonomi
Tindakan ekonomi atau kegiatan ekonomi adalah “tindakan/kegiatan
manusia yang didorong oleh usaha memenuhi kebutuhan untuk mencapai
kemakmuran”. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang bertujuan
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan
ekonomi dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
 kegiatan produksi
 kegiatan distribusi dan
 kegiatan konsumsi.

1. Kegiatan Produksi
a. Pengertian
Produksi adalah kegiatan menghasilkan suatu barang. Kegiatan produksi
adalah “usaha/ kegiatan manusia untuk menghasilkan atau mengubah barang/jasa
agar memiliki nilai ekonomi lebih tinggi”. Produksi juga dapat diartikan sebagai
“usaha/ kegiatan manusia untuk menghasilkan atau menambah nilai guna
barang/jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan”. Misalnya, pabrik tekstil
mengolah serat kain dari bahan mentah menjadi kain. Kemudian kain itu diolah
menjadi pakaian yang siap digunakan. Kain yang dihasilkan sudah dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sandang. Namun kain itu akan lebih berguna apabila
diolah lagi menjadi pakaian. Dengan demikian menjadi jelas bahwa nilai guna
suatu barang akan bertambah bila barang tersebut diolah lagi dan menghasilkan
barang lain.

Pegawai dan tenaga ahli PT Pindad sedang


mengerjakan pembuatan Tank AMX. (https://en.tempo.co)

b. Nilai Guna (utilitas)


Berdasarkan pengertian/definisi produksi tersebut terdahulu, dapat
disimpulkan bahwa nilai guna suatu barang akan bertambah apabila benda/produk

10 | P a g e
tersebut diolah atau diproses menjadi benda/produk yang berbeda. Setiap barang
memiliki nilai guna (utilitas) yg berbeda. Nilai guna itu bermacam-macam, yakni :
1) nilai guna bentuk (form utility) yaitu suatu barang akan memiliki nilai guna
apabila telah meng-alami perubahan bentuk. Contoh perubahan tersebut
antara lain, kacang kedelai, akan memiliki nilai guna lebih tinggi apabila
dirubah atau diolah menjadi tahu atau tempe. Perubahan nilai guna tersebut
akan mempengaruhi harga dan manfaat barang tersebut. Harga dan manfaat
dari tahu atau tempe lebih tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai.
2) nilai guna tempat (place utility), nilai guna suatu barang akan lebih tinggi
karena perbedaan tempat. Misalnya, pasir akan bertambah nilai gunanya
kalau dibawa ke toko bangunan.
3) nilai guna waktu (time utility), nilai guna suatu barang akan bertambah
kalau barang tersebut digunakan pada saat yang tepat. Misalnya, jaket
digunakan pada saat kita kedinginan, payung kita gunakan pada saat hujan
atau panas. Nilai guna barang tersebut akan bertambah kalau kita
menggunakan pada saat kita membutuhkan.
4) nilai guna kepemilikan (ownership utility), nilai guna barang akan
bertambah apabila barang tersebut telah berpindah kepemilikannya.
Misalnya, sepatu di toko belum memiliki nilai guna dan akan memiliki nilai
guna kalau sepatu tersebut dibeli oleh seseorang dan kemudian dipakainya.
Nilai guna barang bukan hanya ditentukan oleh kepemilikan saja, akan
tetapi dapat juga dilihat dari siapa yang memiliki. Seorang pemilik restoran
akan lebih baik apabila memiliki juru masak yang terkenal.

c. Faktor Keberhasilan Produksi


Orang atau lembaga yang menghasilkan barang/jasa disebut produsen. Agar
produksinya sukses terjual atau terserap oleh pasar (konsumen), maka seorang
produsen harus mempertimbangkan tentang tiga faktor keberhasilan produksi ini,
yaitu :
1) Who
Aspek ini adalah mengenai kepada siapa produk akan didistribusikan atau
dijual ? Atau, konsumen/pasar yang dibidik itu siapa ? Atau, konsu-
men/pasar yang menjadi tujuan produk itu karateristiknya seperti apa ?
Atau produk apa saja yang diperlukan oleh konsumen/pasar sasaran ini.
Keberhasilan produksi bukan soal menghasilkan produk, akan tetapi produk
yang dihasilkan harus dapat diterima (dibeli) oleh konsumen/pasar yang
dimaksud. Oleh karena itu seorang pengusaha perlu mengerti bagaimana
karakteristik dari market share (pangsa pasar) atau konsumen yang dituju.
Semakin baik di mengenal karakteristik konsumennya, maka semakin
sukses ia mengetahui apak saja kebutuhannya. Dengan demikian ia semakin
akurat dalam menentukan produk yang djual.
2) What
Barang-barang apa saja yang akan dihasilkan, dan bahan-bahannya apa
saja ? Ini berhubungan dengan tujuan dari produksi itu. Artinya, tujuan
11 | P a g e
produksi adalah menghasilkan barang/jasa produksi yang diperlukan oleh
konsumen atau produk yang dihasilkan harus sesuai dengan karakteristik
konsumennya.
3) How
Bagaimana memilih faktor-faktor produksi untuk memproduksi barang
harus dipikirkan oleh seorang produsen karena ini menyangkut tenaga
kerja,modal dan bahan baku dengan tujuan memproduksi barang /jasa yang
berkualitas dan harga jual murah .

d. Faktor Produksi
Kegiatan produksi tidak dilaksanakan tanpa adanya faktor-faktor produksi
atau sumber daya ekonomi. Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap
sebagai faktor produksi, yaitu sumber daya alam/fisik (natural/physical resources),
tenaga kerja (labor), modal (capital), kewirausahaan (entrepre-neurship), dan
sumber daya informasi (information resources).
Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli,
sedangkan faktor produksi modal dan kewirausahaan disebut faktor produksi
turunan. Faktor alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli karena dengan
dua faktor tersebut manusia sudah dapat menghasilkan barang. Dan faktor modal
dan kewirausahaan disebut faktor produksi turunan karena faktor ini sebagai akibat
adannya faktor produksi asli.

Kesibukan di PT Garuda Maintenance AeroAsia (GMF AeroAsia), salah satu bengkel perawatan pesawat
yang terbaik dan terbesar di dunia.(http://img.beritasatu.com)
Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing faktor produksi,
1). faktor produksi alam (natural/physical resources)
Faktor produksi alam adalah faktor produksi yang disediakan oleh alam
sebagai bahan mentah atau bahan baku produksi.
a). tanah sebagai sumber daya alam, dan manusia dapat menggunakan
untuk lahan pertanian,
pabrik, perkebunan, peternakan, tempat untuk usaha dan lain
sebagainnya.
b). hutan dapat menghasilkan bahan mentah kayu.

12 | P a g e
c). barang/bahan tambang, seperti emas, bijih besi, minyak bumi, dan gas
alam.
d). air dapat digunakan untuk pengairan atau bahan baku lainnya.
2). faktor produksi tenaga kerja (labour/buruh)
Tenaga kerja adalah “sumber daya manusia yang dapat digunakan
kemampuannya untuk proses produksi”. Tenaga kerja dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
a) tenaga kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja yang
menempuh pendidikan formal. Contoh tenaga kerja ini antara lain
dokter, guru, dan konsultan.
b) tenaga kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja yang
memiliki ketrampilan yang terlatih, seperti montir, sopir, dan
penjahit.
c) tenaga kerja kerja tidak terdidik (unskilled labour) dan tidak terlatih
(untrained labour) adalah tenaga kerja yang tidak punya
ketrampilan atau tenaga kerja kasar seperti buruh angkut, tukang
sapu, tukang sampah, dan kuli bangunan.
3). faktor produksi modal (capital)
Modal adalah segala hasil produksi yang dibuat manusia dengan tujuan
untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa lain. Modal tidak hanya
berupa uang tetapi dapat juga berupa barang, contoh modal; gedung, mesin,
bahan mentah atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
4). faktor produksi kewirausahaan (entrepreneurship)
Faktor produksi kewirausahaan atau keahlian atau entrepreneurship adalah
“kemampuan seseorang atau beberapa orang untuk mengkoordinir/
mengelola semua faktor produksi agar dapat menghasilkan barang
tertentu”. Faktor produksi ini merupakan kemampuan menjalan-kan suatu
perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat berjalan secara efisien dan
menguntungkan. Kewirausahaan atau keahlian sangat besar peranannya dan
menjadi penentu dalam pelaksanaan produksi.
Faktor produksi keahlian  atau kewirausahaan meliputi :
a) Keahlian   mengatur  (managerial   skill)  adalah “kemampuan yang dibu-
tuhkan seorang pemimpin dalam menjalankan perusahaannya agar perusa-
haan yang dia miliki bisa menjadi lebih maju dan bisa lebih sukses”.
b) Keahlian bidang teknis (technological skill) adalah “kemampuan terhadap
suatu spesifikasi dari sebuah pekerjaan dimana terdiri atas pengetahuan
yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah pekerjaan dalam bidang
tertentu”.
c) Keahlian mengorganisasi (organizational skill) adalah “kemampuan untuk
berorganisasi agar dapat menggunakan waktu, energi, sumber daya, dan
lain-lain dengan cara yang efektif sehingga kita dapat mencapai hal-hal
yang ingin dicapai”.

13 | P a g e
d) Keahlian mengkonsep (conceptual skill) adalah “kemampuan untuk
berpikir secara analisis yakni menggambarkan sebuah organisasi secara
keseluruhan dan mengerti bagaimana bekerja secara bersama-sama”.
e) Keahlian human skill adalah “kemampuan dalam berinteraksi secara baik
dengan orang. Human skill ini sendiri terdiri dari kemampuan untuk
memotivasi, membangun sebuah kepercayaan, serta bagaimana
berkomunikasi secara baik dengan yang lain”.
5). faktor produksi sumber daya informasi (information resources) 
Faktor produksi sumber daya informasi adalah aset data dan informasi yang
digunakan oleh suatu organisasi, departemen atau unit. Sumber daya informasi
tidak hanya sekedar data (big data) dan informasi, melainkan mencakup pula
perangkat keras (hardware), peripheral, perangkat lunak (software/aplikasi), para
spesialis informasi, dan para pemakai informasi. Perusahaan harus mengelola
sumber daya tersebut untuk mencapai hasil yang optimal.

3C. Permintaan, penawaran, pasar dan harga


1. Pasar; pengertian, fungsi, dan jenisnya
a. Pengertian Pasar
Pengertian pasar secara luas merupakan “sarana bertemunya penjual dan
pembeli, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan jual beli”
atau “proses terjadinya interaksi antara penjual dan pembeli untuk mencapai
kesepakatan harga dan jumlah barang atau jasa yang diperjualbelikan”.
Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan
berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan.
Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau
tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional
dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar
ilegal seperti pasar untuk perdagangan senjata.
Dalam ilmu ekonomi, konsep pasar adalah “setiap struktur yang memung-
kinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa, dan informasi”.
Pertukaran barang atau jasa untuk uang disebut dengan transaksi. Pasar terdiri dari
semua pembeli dan penjual yang baik yang mempengaruhi harganya
Secara umum pasar dapat diartikan sebagai :
1). tempat orang berjual beli;
2). kekuatan penawaran dan permintaan, atau
3). tempat penjual yg ingin menukar barang atau jasa dng uang, dan
pembeli yg ingin menukar uang dengan barang atau jasa (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).

14 | P a g e
Dalam ekonomi, pasar lebih di-titik berat-kan pada aktifitas. Apabila
terdapat kegiatan jual beli maka disebut pasar. Jika tidak, berarti bukan pasar.
Dengan demikian pasar dapat berada dimana dan kapan saja selama sepanjang
disitu terjadi transaksi. Malahan bisa saja transaksi itu terjadi secara tidak langsung
yakni melalui surat, TV, radio, internet, dan lain-lain. Pasar jenis kedua ini disebut
dengan pasar abstrak.

b. Unsur atau syarat Pasar


Sebuah pasar dapat terbentuk apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1). adanya penjual dan pembeli,
2). adanya barang dan jasa yang diperjualbelikan dengan harga tertentu,
3). adanya interaksi antara penjual dan pembeli (transaksi jual beli), dan
4). adanya media atau tempat untuk interaksi penjual dan pembeli.

c. Fungsi Pasar
Pasar memiliki tiga jenis fungsi dalam kegiatan ekonomi yakni :
1). fungsi distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi :
a). mempertemukan konsumen dengan produsen
b). menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada konsumen
c). memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Melalui perdagangan di pasar, produsen dapat memasarkan barang
produksinya (langsung maupun tidak langsung) kepada pedagang perantara
lainnya maupun konsumen. Di situlah konsumen dapat memperoleh barang dan
jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nya secara mudah dan cepat. Jika
pasar berfungsi dengan baik, maka kegiatan distribusi juga akan berlangsung
lancar.
2). fungsi pembentukan harga
Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar
menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.
Dalam proses tawar menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli
dan penjual) digabungkan untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga
pasar.
3). fungsi promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar
banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan leaflet atau brosur
penawaran, membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli, dan
sebagainya.

d. Jenis Pasar dalam Kegiatan Ekonomi


Pasar pada kenyataannya memiliki berbagai macam bentuk dan rupa yakni :
1). pasar berdasarkan sifat/wujud barang dan cara penyerahannya
15 | P a g e
Pasar jenis ini dibedakan menjadi :
a). pasar nyata/konkret
Pasar konkret adalah “pasar dimana barang/jasa yang diperjualbelikan
benar-benar ada sedangkan penjual dan pembeli bertemu langsung (face to
face)”. Adapun karakteristik pasar nyata/konkret adalah : - transaksi
dilakukan secara tunai,
- barang dapat dibawa/diambil saat itu juga,
- barang yang diperjualbelikan benar-benar
ada/nyata,
- penjual dan pembeli bertemu langsung.
b). pasar semu/abstrak
Pasar semu/abstrak adalah “pasar dimana barang yang diperjualbelikan
tidak tersedia secara langsung, sedangkan antara penjual dan pembelinya
tidak bertatap muka secara langsung”.
Ciri-ciri pasar semu/abstrak adalah :
- penjual dan pembeli berada di tempat yang berbeda dan berjauhan
jaraknya,
- transaksi dilandasi oleh rasa saling percaya,
- barang yang diperjualbelikan tidak tersedia, hanya contoh atau
katalognya
(gambar) saja,
- transaksi dilakukan dalam partai besar.
Pasar semu/abstrak pada perkonomian modern adalah : pasar uang, pasar
valuta asing, pasar modal, pasar barang berjangka, dan pasar tenaga kerja.

2). pasar berdasarkan jenis barang yang diperjualbelikan


Pasar ini dipilah menjadi :
a). pasar barang produksi
Pasar barang produksi adalah pasar yang menjual faktor-faktor produksi.
Berdasarkan kepemilikan dalam faktor produksi, pasar barang produksi
dibedakan menjadi : pasar faktor produksi alam, pasar faktor produksi
tenaga kerja, dan pasar faktor produksi modal.
b). pasar barang konsumsi
Pasar barang konsumsi adalah pasar yang menjual barang yang secara
langsung dapat dikonsumsi atau digunakan seperti pasar buah dan sayur
Giwangan, Pasar Telo Karangkajen dsb.

3). pasar berdasarkan luas wilayah distribusinya


Pembagian pasar menurut luasnya kegiatan distribusi disebabkan beberapa
hal yaitu sifat barang, kelancaran transportasi, dan jumlah serta penyebaran
konsumen yang membutuhkan barang-barang. Pasar menurut luasnya kegiatan
distribusi dibedakan menjadi empat macam, yaitu pasar setempat, pasar daerah,
pasar nasional, dan pasar internasional.
Berdasarkan luas wilayah kegiatannya, pasar dapat dibedakan menjadi :
16 | P a g e
a). pasar lokal/setempat
Pasar lokal adalah pasar yang daerah pemasarannya hanya meliputi daerah
tertentu, dan pada umumnya menawarkan barang yang dibutuhkan
masyarakat di sekitarnya.Pasar setempat adalah kegiatan pertemuan antara
penjual dan pembeli yang hanya meliputi tempat tertentu.
Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut berupa barang-barang
konsumsi atau barang-barang keperluan sehari-hari. Contoh: pasar sayur-
mayur di Tawangmangu, pasar ikan di TPI Depok Bantul, pasar buah di
Giwangan dan pasar Beringharjo di Yogyakarta.
b). pasar nasional
Pasar nasional adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi wilayah
satu negara. Pasar ini menjual barang-barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat negara tersebut seperti pasar Tanah Abang (tekstil).
c). pasar regional
Pasar regional adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi beberapa
negara pada wilayah tertentu. Pasar ini biasanya di bawah naungan wadah
kerja sama regional, misalnya di kawasan Asia Tenggara.
d). pasar internasional
Pasar internasional adala pasar yang daerah pemasarannya mencakup
seluruh kawasan dunia. Pasar ini juga disebut pasar dunia, karena menjual
produk-produk yang dibutuhkan oleh semua masyarakat dunia, misalnya
pasar kopi di Brasil, pasar wol di Sidney, Australia.

2. Harga
a. Pengertian Harga

https://www.scoopnest.com/
Dalam pertukaran atau pengukuran nilai suatu produk dalam pasar biasanya
menggunakan uang. Jumlah uang tersebut biasanya menunjukkan harga suatu
produk. Jika seseorang ingin membeli sesuatu barang dan jasa, maka orang tersebut
akan mengeluarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang atau jasa tersebut.

17 | P a g e
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu
tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu
rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
Harga memang komponen muthlaq dalam bisnis. Lalu, apa yang dimaksud harga ?
Berikut beberapa pendapat ihwal definisi/pengertian harga:
1) menurut Djaslim Saladin (2003:95) harga adalah “sejumlah uang sebagai
alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa atau dapat juga dikatakan
penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen”.
2) menurut Basu Swastha (1998:97) bahwa pengertian harga adalah “ jumlah
uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya”.
3) menurut Wiliam J Stanton (1993:13) harga adalah “jumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya”.
Dari beberapa pengertian dan definisi tersebut di atas, secara umum dapat
disimpulkan bahwa harga adalah :
 “nilai pertukaran yang ditetapkan oleh penjual dan pembeli untuk
memperoleh suatu produk” , atau
 “suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam
satuan moneter”.

b. Proses Terbentuknya Harga Keseimbangan


(Equilibrium Price) atau Harga Pasar
Di pasar banyak penjual yang menawarkan barangnya dengan harga
tertentu. Harga yang ditetapkan oleh penjual biasa disebut harga penjual. Harga
penjual cenderung tinggi, karena penjual menginginkan keuntungan yang
maksimal. Sementara itu kita sebagai pembeli juga menetapkan harga penawaran
terhadap barang yang akan dibeli. Harga yang kita tetapkan disebut harga pembeli.
Harga pembeli cenderung lebih rendah dibanding harga penjual.

18 | P a g e
Kurva Harga Keseimbangan

Apabila antara penjual dan pembeli tidak ada kesepakatan terhadap harga
barangnya, maka jual-beli tidak akan terjadi. Namun apabila antara penjual dan
pembeli ada kesepakatan harga setelah melakukan tawar-menawar, maka transaksi
jual-beli akan terjadi. Dalam proses ini, penjual menurunkan harga penawaran,
sebaliknya pembeli menaikkan permintaannya sehingga bertemu pada titik harga
yang menjadi kesepakatan bersama. Harga yang disepakati penjual dan pembeli
disebut sebagai harga keseimbangan (equilibrium price) atau harga pasar. Bisa
juga dikatakan bahwa harga pasar terjadi karena adanya keseimbangan antara harga
penjual dan harga pembeli. Oleh karena itu harga pasar juga disebut harga
keseimbangan. Jadi, pengertian harga keseimbangan atau harga pasar adalah
“harga kesepakatan antara penjual dan pembeli yang tercipta melalui proses
tawar-menawar”.

c. Tujuan Penetapan Harga


Harga yang ditetapkan oleh produsen memiliki tujuan sebagai berikut :
1) mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan
mendulang untung yang optimal.
2) mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk
biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk
bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya
transportasi, dan lain sebagainya.
3) mencapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam
pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat
tercapainya modal kembali / roi.
4) menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat
mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di
pasaran.
5) mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan
harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

19 | P a g e
Tema Pokok 4A. Kehidupan Masyarakat Indonesia
pada Masa Pra-aksara
1. Mengenal Masa Prasejarah (Praaksara)

Indonesia pernah menjadi bagian dari dua daratan besar Sunda (Paparan Sunda) dan Sahul (Paparan Sahul)
(https://twitter.com/ExpandingEarth).

Di akhir Zaman Es terakhir (20.000-10.000 tahun yang lalu) suhu rata 2


bumi meningkat dan permukaan laut meningkat pesat. Sebagian besar Paparan
Sunda tertutup lautan dan membentuk rangkaian perairan Selat Malaka, Laut Cina
Selatan, Selat Karimata, dan Laut Jawa. Pada periode inilah terben-
tuk Semenanjung Malaya, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan
pulau-pulau di sekitarnya. Di timur, Pulau Irian dan Kepulauan Aru terpisah dari
daratan utama Benua Australia. Kenaikan muka laut ini memaksa masyarakat
penghuni wilayah ini saling terpisah dan mendorong terbentuknya masyarakat
penghuni Nusantara modern (Indonesia).
Nusantara (Indonesia) pada periode prasejarah mencakup suatu periode
yang sangat panjang, kira-kira sejak 1,7 juta tahun yang lalu, berdasarkan temuan-
temuan yang ada. Praseja-rah/pra-aksara merupakan suatu kurun waktu yang
terpanjang dalam sejarah umat manusia, yaitu sejak hadirnya manusia di bumi
hingga ditemukannya pengetahuan tentang tulisan atau aksara yang menandai era
sejarah. Penelitian di bidang prasejarah berupaya menjelaskan kehidupan manusia
purba melalui peninggalan-peninggalan mereka berupa artefak, biofak/ekofak, serta
fosil.

a. Pengertian prasejarah
Kata prasejarah atau prehistory secara lughatan (bahasa/etimologi) berasal
dari bahasa Latin præ yang berarti "sebelum,"  dan historia yang bermakna

20 | P a g e
“sejarah”. Oleh sebab itu kata prehistory secara harfiah berarti “sebelum
sejarah”. Prasejarah juga sering disebut pra-aksara atau nirleka. Kata
nirleka berasal dari bahasa Sansekerta dari kata nir yang berarti “tidak ada”
dan leka yang berarti “tulisan”. Secara harfiah nirleka itu berarti "tidak ada
tulisan" atau "sebelum sejarah".
Sedangkan secara istilahan (definisi/terminologi) yg dimaksud dengan
prasejarah adalah "suatu periode di mana keberadaan manusia masih belum
dicatat dalam catatan sejarah" (Renfrew, Colin. “Prehistory The Making Of The
Human Mind”. Tahun 2008. New York : Modern Library, 2008) .
Oleh sebab itu akhir zaman prasejarah setiap bangsa itu berbeda-beda. Hal
itu tergantung kepada kemajuan kebudayaan bangsa tersebut. Sumeria dan Mesir
Kuno misalnya, merupakan peradaban pertama yang mengenal tulisan. Sumeria
adalah kebudayaan dan kota yang dihuni sekitar tahun 5500 s/d 4000 BC (Sebelum
Masehi) di Mesopotamia selatan (Irak bagian selatan). Sumeria sudah mengenal
tulisan (tulisan Cuneiform/paku dan bahasa Sumeria) pada abad IV BC (SM).
Sedangkan sebagian besar kebudayaan lain mencapai akhir prasejarah selama
zaman logam.

b. Data dan sumber studi prasejarah


Oleh karena tidak ada data dokumen tertulis yang ditinggalkan, maka
kehidupan prasejarah digali dari data dan sumber berikut ini :
 artifact/artefact,
 manuport,
 biofact/ekofact, dan
 fossil.
Berikut penjelasannya,
1) artefact (English British) atau artefak secara bahasa adalah material culture
(benda budaya/purbakala).
Sedangkan pengertiannya adalah :
 bahan organik maupun non-organik yg sengaja dimanipulasi atau
diproses oleh manusia, atau
 sesuatu yang dibuat atau diberikan bentuk oleh manusia, seperti
alat atau karya seni
Contoh artefak di antaranya : alat-alat batu, bejana tembikar, benda-benda
logam seperti senjata, dan barang-barang perhiasan pribadi seperti kancing,
perhiasan, pakaian dsb. Tulang yang menunjukkan tanda-tanda modifikasi
oleh manusia juga merupakan contoh artefak.
Lalu dari mana artefak berasal atau ditemukan ? Artefak dapat berasal atau
ditemukan dari konteks atau sumber arkeologis seperti :
 terkubur bersama dengan jasad manusia
 berada di dalam tempat “sampah”, “bengkel”, atau tempat kegiatan
manusia lainnya
 dalam lobang timbunan seperti dalam sumur, dsb.

21 | P a g e
Moko, dibuat dari perunggu atau tembaga, artefak jaman logam di Indonesia
yang masih disimpan oleh masyarakat Pulau Alor. (https://www.goodnewsfromindonesia.id/).

2) manuport (manuport)
Dalam studi arkeologi dan antropologi, sebuah manuport adalah "objek
alami yang telah dipindahkan dari konteks aslinya oleh manusia, tetapi
tidak dimodifikasi".
Kata manuport ini berasal dari kata Latin manus yang berarti "tangan" dan
portare yang berarti "membawa". Jadi benda-benda alami yang telah
dipindahkan manusia, tetapi tidak diubah disebut sebagai manuport.
Contohnya : batu atau kerang yang dipindahkan dari pantai atau sungai dan
kerikil yang ditemukan dalam konteks geologi yang dipindahkan jauh dari
lingkungan air sebagai sumbernya. Beberapa manuport telah dikaitkan
dengan manusia purba sebelum Homo sapiens, yang menerapkan
keterkaitan pada benda-benda alami berbentuk menyenangkan seperti
kerikil. Beberapa manuport juga telah dikaitkan dengan masyarakat pada
masa selanjutnya.

Manuport granit eksotis atau batu sihir bira dari Situs 55-The Granite. The Archaeology of the
Sandalwood River, Mornington Island, Southeast Gulf of Carpentaria, Australia
(https://www.researchgate.net/).
22 | P a g e
3) fossil (fosil)
Sebuah fosil secara harfiah atau bahasa, berasal dari kata “fosil” bahasa
Latin klasik yang berarti "diperoleh dengan menggali".
Sedangkan pengertiannya adalah
“sisa-sisa atau jejak organisme apa pun yang pernah hidup dari zaman
geologis masa lalu”.
Contoh dari fosil di antaranya adalah tulang, cangkang, exo-skeletons
(kerangka luar yang melindungi tubuh hewan), cetakan batu dari hewan
atau mikroba, benda yang disimpan dalam damar (getah pinus), rambut,
kayu yang membatu, minyak, batu bara, dan sisa-sisa DNA.

Situs Manusia Purba Sangiran - Pusat Warisan Dunia UNESCO


(https://whc.unesco.org/).
Secara umum ukuran fosil bervariasi dari satu mikrometer (1 μm), mulai
dari bakteri yang sangat kecil hingga Dinosaurus dan pohon yang
panjangnya dapat mencapai beberapa meter dengan berat berton-ton.
Fosil juga dapat terdiri dari tanda/jejak yang ditinggalkan oleh organisme
saat masih hidup, seperti jejak hewan atau kotoran (coprolite). Jenis fosil
seperti ini disebut fosil jejak atau ichnofossil. Beberapa fosil bersifat
biokimia (disebut chemofossils atau biosignatures).

4) biofact/ecofact (biofak/ekofak)
Biofak/ekofak adalah “benda-benda alami yang ditemukan bersama
artefak atau fitur seperti tulang hewan, arang, tanaman, dan pollen (serbuk
sari)” atau "merupakan objek yang ditemukan pada situs arkeologi dan
memiliki signifikansi arkeologis, tetapi benda tersebut tidak pernah
memiliki perubahan yang dilakukan oleh manusia”.

23 | P a g e
Bukit Kerang jejak manusia purba di desa Mesjid,
Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang (https://acehnews.net/)

Biofak/ekofak merupakan objek alami yang biasanya terkait dengan temuan


artefak dan fitur. Ekofak memperlihatkan bagaimana manusia pada masa
lampau beradaptasi terhadap lingkungannya. Benda-benda alami, seperti
batu retak api dari perapian atau bahan tanaman yang digunakan untuk
makanan, bonggol jagung dsb. diklasifikasikan sebagai ecofacts/biofacts
dan bukan artefak.
Jenis biofact/ecofact yang umum adalah :
 plant/microplant (sisa tanaman)
 seed (bebijian/benih)
 pollen (serbuk sari)
 wood (kayu), dan
 arang.

24 | P a g e
Tema Pokok 4C. Kehidupan Masyarakat Indonesia
pada Masa Islam
I. Masuknya Islam ke Indonesia
Islam merupakan agama dengan pemeluk terbesar di Indonesia. Hal
tersebut tidak terlepas dari perjuangan juru da’wah Islam di  Indonesia. Berbagai
teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus muncul sampai saat ini.
Pembahasan sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal
kedatangannya, para pembawanya, dan waktu kedatangannya.

a. Kapan Masuknya Islam ke Indonesia


Paling tidak ada tiga pendapat besar perihal kapan masuknya Islam ke
Indonesia yaitu :
1) Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke VII
a) Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on
General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago
(1969), di dalamnya mengungkapkan bahwa Kaum Muslimin sudah
ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
b) Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia
mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M Kaum Muslimin Arab
telah masuk ke Malaya.
c) Prof. S. Muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnya
berjudul “Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia”,
menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan Kaum
Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan Kaum
Muslimin Indonesia.
d) Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954),
diterangkan bahwa Kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad
ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu
singgah di Sumatera dalam perjalannya ke China.
e) Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di
dalamnya menjelaskan bahwaKaum Muslimin sudah ada di kawasan
India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606-699 M.
f) W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya
Compiled From Chinese Sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat
Dinasti T’ang memberitahukan adanya Ta Shih berkunjung ke
Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).
g) T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The
Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang
dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyyah (Abad 7 M).
2) Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-XI
Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di
daerah Leran, Manyar, Gresik, yaitu makam Fathimah binti

25 | P a g e
Maimun dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasasti
huruf Arab Riq’ah yang ber-angka tahun (1082 Masehi).
3) Islam Masuk ke Indonesia pada Abad Ke-XIII
a) Catatan perjalanan Marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai
adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh, pada
tahun 1292 M.
b) K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut
adanya kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
c) J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken
Met Dergelijk Monumenten uit Hindoesten, menyatakan bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13.
d) Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje;
dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk
ke Indonesia pada abad ke-13.
Pendapat ini juga disampaikan oleh N.J. Krom dan Van den Berg.
Namun, pendapat ini memperoleh sanggahan dari : H. Agus Salim, M.
Zainal Arifin Abbas, Sayed Alwi bin Tahir Alhada, H.M Zainuddin,
Hamka, Djuned Parinduri, T.W. Arnold yang berpendapat Islam masuk
ke Indonesia telah dimulai sejak abad ke-7 M.

b. Tempat Asal Masuknya Pengaruh Islam ke Indonesia

Masjid Mantingan, Jepara, masjid kedua tertua setelah Masjid Agung Demak.Pembangunannya rampung
pada 1481 Saka atau 1559 Masehi. Tarikh itu terukir “Rupa Brahmana Warna Sari.”
(https://republika.co.id/berita/q8zdur458/masjid-mantingan-jepara-akulturasi-tiga-budaya)

Mengenai tempat asal masuknya Islam ke Indonesia, kalangan sejarawan


masih berbeda pendapat juga. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya
menjadi tiga teori besar :
1). Teori Makkah
Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melalui jasa
para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M.

26 | P a g e
Sedangkan tentang teori bahwa Islam Indonesia berasal langsung dari
Mekkah antara lain dikemukakan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Nieman
(1861), de Hollander (1861), dan Verth (1878). Tokoh dari Asia Tenggara,
termasuk Indonesia yang mendukung teori ini di antaranya Hamka, A. Hasymi, dan
Syed Muhammad Naquib Al-Attas.
Syed Muhammad Naquib Al-Attas sebagai tokoh pendukung teori ini
menyebutkan, bahwa aspek-aspek atau kerakteristik internal Islam harus menjadi
perhatian penting dan sentral dalam melihat kedatangan Islam di Nusantara, bukan
unsur-unsur luar, atau aspek eksternal. Karakteristik ini dapat menjelaskan secara
gamblang mengenai bentuk Islam yang berkembang di Nusantara. Lebih lanjut
Syed Muhammad Naquib Al-Attas menjelaskan bahwa penulis-penulis yang
diidentifikasi sebagai India dan kitab-kitab yang dinyatakan berasal dari India oleh
sarjana Barat khususnya, sebenarnya adalah orang Arab dan berasal dari Arab atau
Timur Tengah atau setidaknya Persia.
Sejalan dengan hal itu, Hamka menyebutkan pula bahwa kehadiran Islam di
Indonesia telah terjadi sejak abad ke-7 dan berasal dari Arab.
Sedangkan T.W. Arnold dan Crawford lebih didasarkan pada beberapa
fakta tertulis dari beberapa pengembara Cina sekitar abad ke-7 M, dimana kala itu
kekuatan Islam telah menjadi dominan dalam perdagangan Barat-Timur, bahwa
ternyata di pesisir pantai Sumatera telah ada komunitas muslim yang terdiri dari
pedagang asal Arab yang di antaranya melakukan pernikahan dengan perempuan-
perempuan lokal. Pendapat ini didasarkan pada berita Cina yang menyebutkan,
bahwa pada abad ke-7 terdapat sekelompok orang yang disebut Ta-shih yang
bermukim di Kanton (Cina) dan Fo-lo-an (termasuk daerah Sriwijaya) serta adanya
utusan Raja Ta-shih kepada Ratu Sima di Kalingga Jawa (654/655 M). Sebagian
ahli menafsirkan Ta-shih sebagai orang Arab. Mengenai Raja Ta-shih tersebut,
menurut Hamka, adalah Muawiyah bin Abu Sufyan yang saat itu menjabat sebagai
Khalifah Daulah Bani Umayyah.
Masa-masa awal kehadiran Islam pertama kali dilaporkan oleh seorang
agamawan dan pengembara terkenal dari Cina, bernama I-Tsing. Ia
menginformasikan bahwa pada 51 H/671 M, ia menumpang kapal Arab dan Persia
untuk berlayar dari Kanton dan berlabuh di pelabuhan muara sungai Bhoga, yang
disebut juga Sribhoga atau Sribuza, yaitu Musi sekarang. Banyak sarjana modern
mengidentifikasi Sribuza sebagai Palembang, ibukota kerajaan Budha Sriwijaya
pada masa itu.
Menurut Yuantchao kapal yang sampai di Palembang berjumlah sekitar 35
kapal dari Persia. Secara geografis, letak Sriwijaya yang berada di jalur
perdagangan internasional memberi pengaruh besar terhadap dunia luar. Beberapa
peristiwa yang terjadi di luar daerah kekuasaannya, misalnya perubahan politik di
India yang saat itu di bawah hegemoni Buddha, menjadikan Sriwijaya sebagai
wilayah Buddha yang dapat dijadikan pilihan. Ini menempatkan Sriwijaya sebagai
pusat terkemuka keilmuwan Buddha di Nusantara.
I-Tsing, yang menghabiskan beberapa tahun di Palembang dalam
perjalanannya menuju ke dan kembali dari India, merekomendasikan Sriwijaya
27 | P a g e
sebagai pusat keilmuwan Buddha yang baik bagi para penuntut ilmu agama ini
sebelum mereka melanjutkan pelajaran ke India. Meskipun Sriwijaya sebagai pusat
keilmuwan Buddha, tetapi ia memiliki watak yang kosmopolitan. Kondisi ini
memungkinkan masuknya berbagai pengaruh atau ajaran lain, termasuk agama
Islam. Watak Sriwijaya yang kosmopolitan itulah yang memungkinkan para
pengungsi Muslim Arab dan Persia yang diusir dari Kanton setelah terjadi
kerusuhan di sana, mereka melakukan eksodus menuju Palembang untuk mencari
suaka politik dari penguasa setempat. Bukti lain yang menunjukkan bahwa Islam
berasal dari Arab yaitu :
 Terdapat juga sebuah Kitab ‘Aja’ib al-Hind yang ditulis Al-
Ramhurmuzi sekitar tahun 1000 M, dikatakan bahwa para pedagang
muslim telah banyak berkunjung kala itu ke kerajaan Sriwijaya
 Menurut Al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas
Arab dari Oman, Hadramaut (Yaman), Basrah, dan Bahrein untuk
menyebarkan Islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan
Malaka.
 Munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan
masyarakat, yang banyak mengenalkan islam.
 Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana
pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan
Makkah.
2). Teori Gujarat
Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para
pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Terkait teori yang menyatakan
bahwa Islam di Indonesia berasal dari anak benua India, misalnya, ternyata
sejarawan tidak satu kata mengenai wilayah Gujarat. Pendapat Pijnappel yang juga
disokong oleh C. Snouck Hurgronje, J.P. Moquette, E.O. Winstedt, B.J.O.
Schrieke, dan lain-lainnya tersebut ternyata berbeda dengan yang dikemukakan
oleh S.Q. Fatimi dan G.E. Morison.Pijnapel, seorang ahli Melayu dari Universitas
Leiden, Belanda, mengemukakan teori ini pada tahun 1872.
Menurut Azyumardi Azra teori ini diambil dari terjemahan Perancis tentang
catatan perjalanan Sulaiman, Marcopolo, dan Ibnu Battutah. Kesimpulan catatan
Sulaiman menyebutkan bahwa Islam di Asia Tenggara dikembangkan oleh
orang-orang Arab yang bermazhab Syafi’i dari Gujarat dan Malabar di
India. Oleh karena itu, menurut teori ini,  Nusantara menerima Islam dari India.
Kenyataan bahwa Islam di Nusantara berasal dari India menurut teori ini tidak
menunjukkan secara meyakinkan dilihat dari segi pembawanya. Sebagaimana
dikemukakan Pijnapel, bahwa Islam di Nusantara berasal dari orang-orang Arab
yang bermazhab Syafi’i yang bermigrasi ke Gujarat dan Malabar. Pijnappel
sebenarnya memandang Islam di Nusantara disebarkan oleh orang-orang Arab.
Pandangan ini cukup memberikan pengertian bahwa pada hakekatnya
penyebar Islam di Nusantara adalah orang-orang Arab yang telah bermukim di
India. Penjelasan ini didasarkan pada seringnya kedua wilayah India dan Nusantara
ini disebut dalam sejarah Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel
28 | P a g e
menyampaikan logika terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap
sebagai hasil kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari
Arab, melainkan dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar.
Jika logika ini dibalik, maka dapat dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara
berasal dari India, sesungguhnya ia dibawa oleh orang-orang Arab.
3). Teori Persia
Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam
perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke Nusantara sekitar abad ke-13 M.
Teori Persia yang dikemukakan oleh sebagian sejarawan di Indonesia tampaknya
kurang populer dibanding teori-teori sebelumnya.Teori Persia lebih menitik-
beratkan tinjauannya pada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam
Indonesia yang dirasakan mempunyai persamaan dengan Persia.
Teori Persia mendapat tantangan dari berbagai pihak, karena bila berpedo-
man kepada masuknya agama Islam pada abad ke-7, berarti terjadi pada masa
kekuasaan Khalifah Umayyah. Sedangkan, saat itu kepemimpinan Islam di bidang
politik, ekonomi dan kebudayaan berada di Makkah, Madinah, Damaskus dan
Baghdad. Jadi, belum memungkinkan bagi Persia untuk menduduki kepemimpinan
dunia Islam saat itu.
Berdasarkan berbagai paparan sejarah masuknya Islam di Nusantara, kita
bisa mengambil ibrah atau pelajaran berharga tentang da’wah Islam yang dilakukan
oleh para pendahulu. Keuletan dan kegigihan para juru da’wah yang berasal dari
berbagai tempat dalam menyampaikan ajaran Islam  itulah yang mampu
menjadikan negara Indonesia berpenduduk muslim terbesar di dunia menjadikan
sebuah prestasi yang gemilang bagi mereka para juru da’wah di Nusantara.*

2. Persebaran pengaruh Islam di Indonesia


Pengaruh Islam diduga pertama-tama masuk ke Pulau Sumatra melalui
pelabuhan Barus yang terletak di pesisir barat Sumatra. Dari pulau ini aktivitas
da’wah bergerak ke pelabuhan Lamuri, Perlak, dan Samudera Pasai. Dari Pasai,
Islam kemudian berkembang ke Pariaman (Sumatra Barat), Malaka, Tapanuli,
Riau, Minangkabau, Kerinci, dan Sumatra Selatan.
Pengaruh agama dan kebudayaan Islam mulai menemukan bentuknya
ketika pada tahun 840 Masehi Perlak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di
Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Sulthan yang pertama adalah Alauddin Sayid
Maulana Abdul Aziz Syah.
Setelah Perlak, menyusul Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada
abad XIII oleh Marah Silu. Ia diangkat menjadi raja Islam oleh Syekh Ismail
(seorang ulama dari Dinasti Mamalik di Mesir) dengan gelar ”Malikus
Saleh”.Gelar ini diambil dari nama pendiri Dinasti Mamalik di Mesir yaitu”Al
Malikush Shaleh Ayub”. Dinasti Pasai memerintah sampai tahun 1406 Masehi.
Tampak bahwa pengaruh Asia Barat dalam penyebaran agama dan kebudayaan
Islam di Indonesia masih kuat sampai abad XV.

29 | P a g e
Dari Samudera Pasai, agama Islam dibawa ke wilayah lain di Sumatra oleh
Syah Baharuddin. Raden Rahmat dan Minak Kumala (raja Kerajaan Lampung)
membawa Islam ke Sumatra Selatan.
Raden Samudera atau Sultan Suryanullah membawa Islam ke Banjarmasin
(Kalimantan Selatan), sementara yang ke Kalimantan Timur dibawa oleh seorang
Arab dari Malaka yang menikah dengan putri raja.
Syekh Samsuddin membawa Islam ke Kalimantan Barat. Pembawa Islam
ke wilayah Maluku, Ternate, dan Nusa Tenggara adalah Sunan Giri. Datuk
riBandang membawa Islam ke Sulawesi. Fenomena menarik terjadi di PulauJawa.
Penyebaran agama dan kebudayaan Islam di pulau ini dilakukan olehsekelompok
yang kelak dikenal Wali Sanga. Akan tetapi, ulama pertamayang datang dan
menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa adalah MaulanaMalik Ibrahim.
Setelah abad XV penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
dilakukan olehulama-ulama lokal. Pusat penyebaran pada awalnya Kerajaan
Samudera Pasai kemudian berpindah dan berkembang ke berbagai daerah di
Indonesiabaik di daerah pesisir maupun di pedalaman.
Pedagang-pedagang Islam pada umumnya tinggal selama berbulan-bulan,
bertahun-tahun, bahkan akhirnya menetap di wilayah Nusantara.Pedagang-
pedagang tersebut kemudian mendirikan daerah tempat tinggaltersendiri yang
mayoritas dihuni oleh kelompok etnis mereka.
Perjalanan dakwah awal Islam di Nusantara tak terbatas hanya di Sumatera
atau Jawa saja. Hampir seluruh sudut kepulauan Indonesia telah tersentuh oleh
indahnya konsep rahmatan lil ‘alamin yang dibawa oleh Islam. Beberapa contoh
wilayah da’wah di kepulauan Nusantara, seperti :
1). pengaruh da’wah Islam di Kalimantan

Masjid Jami Kiai Gede Kotawaringin, Kalimantan Tengah di bangun Tahun 1632.
(https://bujangmasjid.blogspot.com/)
Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-
kader dakwah yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang
lebih dikenal dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran Islam masuk dari dua
pintu.
30 | P a g e
Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur
Malaka yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya
Malaka ke tangan penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar.
Para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat
Kalimantan.
Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para
mubaligh yang dikirim dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini
menemui puncaknya saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak
mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan
Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satunya adalah
Syekh Muhammad Arsyad al Banjari. (Baca: Empat Sekawan Ulama Besar)

2). pengaruh da’wah Islam di Sulawesi

Masjid Katangka (Masjid Al-Hilal), Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu,


Kabupaten Gowa. Masjid tertua di sulawesi ini dibangun pada tahun 1603.
Masjid ini dibangun di area Benteng Kale Gowa memiliki tembok yang sama
dengan Benteng Kale Gowa (https://katamedia.co/).
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan
dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan
kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan
merambah Celebes atau Sulawesi.
Menurut catatan company dagang Portugis yang datang pada tahun 1540
saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di
beberapa daerah. Meski belum terlalu besar, namun jalan dakwah terus berlanjut
hingga menyentuh raja-raja di Kerajaan Goa yang beribu negeri di Makassar.
Raja Goa pertama yang memeluk Islam adalah Sultan Alaidin al Awwal
dan Perdana Menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa pada tahun 1603.
Sebelumnya, dakwah Islam telah sampai pula pada ayahanda Sultan Alaidin yang
bernama Tonigallo dari Sultan Ternate yang lebih dulu memeluk Islam. Namun
Tonigallo khawatir jika ia memeluk Islam, ia merasa kerajaannya akan di bawah
pengaruh kerajaan Ternate.
Beberapa ulama Kerajaan Goa di masa Sultan Alaidin begitu terkenal
karena pemahaman dan aktivitas dakwah mereka. Mereka adalah Khatib Tunggal,
Datuk ri Bandang, datuk Patimang dan Datuk ri Tiro. Dapat diketahui dan dilacak

31 | P a g e
dari nama para ulama di atas, yang bergelar datuk adalah para ulama dan mubaligh
asal Minangkabau yang menyebarkan Islam ke Makassar. Pusat dakwah yang
dibangun oleh Kerajaan Goa inilah yang melanjutkan perjalanan ke wilayah lain
sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.

3). pengaruh da’wah Islam di Maluku

Masjid Wapauwe, Desa Kaitetu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah,


terbuat dari pelepah sagu pada Tahun 1414. (https://travel.detik.com/)
Kepulauan Maluku yang terkenal kaya dengan hasil bumi yang melimpah
membuat wilayah ini sejak zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang
seantero dunia. Karena status itu pula Islam lebih dulu mampir ke Maluku sebelum
datang ke Makassar dan kepulauan-kepulauan lainnya.
Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke
wilayah ini sejak tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada
tahun 1512, raja ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah. Kerajaan lain
yang juga menjadi representasi Islam di kepulauan ini adalah Kerajaan Tidore yang
wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir
Barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram.
Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah
Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Di tahun yang sama berdiri
pula Kerajaan Jailolo yang juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam dalam
pemerintahannya.
4). pengaruh da’wah Islam di Papua

32 | P a g e
Syi’ar Islam memasuki Papua sejak abad XVI.
https://www.materi4belajar.com/2019/08/sejarah-kerajaan-islam-di-papua.html

Beberapa kerajaan di kepulauan Maluku yang wilayah teritorialnya sampai


di pulau Papua menjadikan Islam masuk pula di pulau Cendrawasih ini. Banyak
kepala-kepala suku di wilayah Waigeo, Misool dan beberapa daerah lain yang di
bawah administrasi pemerintahan kerajaan Bacan. Pada periode ini pula, berkat
dakwah yang dilakukan kerajaan Bacan, banyak kepala-kepala suku di Pulau Papua
memeluk Islam. Namun, dibanding wilayah lain, perkembangan Islam di pulau
hitam ini bisa dibilang tak terlalu besar.
5). pengaruh da’wah Islam di Nusa Tenggara

Masjid Kuno Bayan Beleq terletak di Desa Bayan, Kecamatan Bayan,


Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat dibangun abad XVIII.
( https://steemit.com/)

Interior Masjid Kuno Bayan Beleq.( https://steemit.com/)


Islam masuk ke wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang sejak awal abad ke-
16. Hubungan Sumbawa yang baik dengan Kerajaan Makassar membuat Islam
turut berlayar pula ke Nusa Tenggara. Sampai kini jejak Islam bisa dilacak dengan
meneliti makam seorang mubaligh asal Makassar yang terletak di kota Bima.
Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali memeluk Islam. Bisa
disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim sejak mula.

33 | P a g e
Selain Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis datang
ke Lombok dari Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini, beberapa
kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
Dengan data dan perjalanan Islam di atas, sesungguhnya bisa ditarik
kesimpula, bahwa Indonesia adalah negeri Islam. Bahkan, lebih jauh lagi, jika
dikaitkan dengan peran Islam di berbagai kerajaan tersebut di atas, Indonesia telah
memiliki cikal bakal atau embrio untuk membangun dan menjadi sebuah negara
Islam.

3. Pengaruh Islam terhadap masyarakat


Indonesia
Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia telah membawa perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Perubahan-perubahan itu
antara lain tampak dalam bidang-bidang berikut ini.
a. bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha.Kerajaan-kerajaan tersebut kemudian mengalami kemunduran dan
digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan Islam.Pada masa Islam, konsep
kerajaan berubah menjadi kesultanan. Dalam sistem kesultanan nilainilai Islam
menjadi dasar dalam pengendalian kekuasaan.
b. bidang Sosial
Pada masa Hindu-Buddha terjadi pembedaan yang tegas antar kelompok
masyarakat, pembedaan ini disebut dengan sistem kasta.Sistem ini membedakan
masyarakat menjadi golongan Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.Setelah Islam
masuk, sistem kasta menjadi pudar karena ajaran Islam tidak menerapkan sistem
kasta.Meskipun demikian, pada masa Islam masih terdapat penggolongan
kelompok masyarakat.Di Jawa misalnya,seorang ulama diberi gelar Kyai, sebuah
gelar yang menunjukkan ketinggian derajat pada struktur sosial di
masyarakat.Begitu pula dengan para penyebar agama Islam yang diberi gelar
Sunan, gelar ini menujukkan status sosial yang tinggi.
c. bidang Agama
Pada masa Islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama
Islam. Meskipun demikian, masih terdapat masyarakat yang menganut agama
Hindu, Buddha, atau menganut kepercayaan terhadap roh halus. Hingga saat ini,
sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama Islam.

d. bidang Kebudayaan
Berkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia tidak serta
merta menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada. Kebudayaan
Islam mengakomodasi kebudayaan yang sudah ada, tentunya dengan modifikasi

34 | P a g e
dan penyesuaian agar tetap sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini menyebabkan
terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada.
Hasil akulturasi tersebut antara lain sebagai berikut :
1). Seni bangunan
Bentuk bangunan masjid kuno memiliki unsur kemiripan dengan kebudayaan
Hindu-Buddha. Kemiripan ini terlihat pada hal-hal berikut :
 Atap Tumpang
Atap tumpang merupakan atap yang bersusun semakin ke atas semakin
kecil, tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang itu selalu
ganjil, biasanya 3 sampai 5 tingkat. Atap tumpang serupa dengan arsitektur
Hindu. Atap tumpang sampai saat ini masih banyak kita temukan di Bali.
Namanya meru, dan khusus digunakan sebagai atap bangunan-bangunan
suci di dalam pura. Contoh masjid yang menggunakan atap tumpang adalah
Masjid Demak dan Masjid Banten.
 Menara
Menara merupakan bagian bangunan masjid yang berfungsi untuk
mengumandangkan adzan ketika waktu shalat telah tiba. Pada masjid
Kudus bentuk menara mirip sekali dengan bentuk bangunan Candi Jawa
Timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dan diberi atap
tumpang.
2). Seni Ukir
Seni ukir yang berkembang pada masa Islam merupakan modifikasi dari
masa sebelumnya.Dalam ajaran Islam ada larangan untuk membuat patung atau
melukis makhluk hidup apalagi dalam bentuk manusia. Meskipun demikian, seni
ukir terus berkembang dengan menggunakan ragam hias yang terdiri dari pola-pola
daun-daunan, bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit karang, pemandangan, dan
garis-garis geometri. Ragam hias ini kemudian ditambah dengan ragam hias huruf
Arab (kaligrafi) yang kerap kali digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk
hidup.
3). Seni Sastra Islam di Jawa dan Sumatera
Masuknya Islam ke Indonesia merupakan proses akulturasi penduduk
pribumi dengan para pedagang yang membawa ajaran Islam. Islam yang diterima
oleh masyarakat tidak hanya dalam konteks agama saja, tetapi juga  unsur
pendukung yang dibawa oleh para pedagang seperti: bahasa Arab dengan
aksaranya, kesusteraan serta adat-istiadat tanah asalnya. Ketika masyarakat
menerima agama Islam seluruh kompleks kebudayaannya turut pula berakulturasi
dengan budaya pribumi. Pertemuan dua kebudayaan akan menghasilkan berbagai
perubahan dan melahirkan unsur baru dalam sastra, bahasa, dan perilaku sosial.
Pada abad 14 dan 15 M, ketika penyebaran agama Islam sedang berlang-
sung, bahasa pendukung budaya Islam di Nusantara adalah bahasa Melayu.
Sehingga,  tidak heran bahasa Melayu menjadi lingua franca di Nusantara. Kita
dapat melihat pada saat awal aksara Arab sudah  diadopsi oleh bahasa Melayu dan
mengungguli huruf abjad India. Di seluruh kepulauan Nusantara, kata dan

35 | P a g e
ungkapan Melayu  yang ada kaitannya dengan keislaman diterima ke dalam bahasa
pribumi.
Bahasa lain yang juga memiliki sastra klasik yang luas tentang agama Islam
adalah bahasa Jawa. Pada awal penyebarannya, ajaran ditransfer secara lisan dan
kemudian ditulis dalam dalam aksara Jawa Kuno. Saat  ini, bagi ulama
pengetahuan tulisan dan bahasa Arab merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan
dalam penyebaran agama Islam. Sehingga,  lambat-laun aksara Jawa Kuno tersisih
oleh aksara Arab sebagai wahana bahasa Jawa bagi teks-teks keagamaan dan juga
dalam bahasa pribumi.
Karya sastra merupakan alat efektif dalam penyebaran sebuah
agama. Jalur sastra inilah yang ditempuh masyarakat muslim dalam penyebaran
ajaran mereka. Karya-karya sastra bercorak Islam yang ditulis di Indonesia,
terutama Sumatera dan Jawa, awalnya merupakan gubahan atas karya-karya sastra
klasik dan Hindu Budha. Cara ini ditempuh agar masyarakat pribumi tak terlalu
kaget akan ajaran Islam. Selanjutnya, tema-tema yang ada mulai bernuansa Islami
seperti kisah atau cerita para nabi dan rasul, sahabat Nabi, pahlawan-pahlawan
Islam, hingga raja-raja Sumatera dan Jawa. Adakalanya kisah-kisah tersebut
bersifat setengah imajinatif; dalam arti tak sepenuhnya benar.

a). Karya-karya Sastra Islam di Jawa


Karya-karya bercorak Islam di Jawa Barat, Tengah, dan Timur kebanyakan
merupakan sastra sejarah dan suluk. Di antaranya ditulis dengan huruf Arab dan
berbahasa Jawa dan Sunda. Tidak seperti sastra-sastra Hindu-Buddha yang
jumlahnya terbatas dan sebagian hilang, karya-karya bercorak Islam jumlahnya
lebih banyak dan cukup terpelihara. Tema-temanya pun cenderung bersifat
kesejarahan (meski sebagian isinya masih diragukan).
Berikut beberapa karya sastra yang ditulis pada masa Islam di Jawa, yaitu:
 Sajarah Banten, umumnya menceritakan riwayat raja-raja Banten,
raja-raja Demak yang berkaiatan dengan para penguasa Jepara,
kisah para sunan dan wali Islam. Sajarah Banten, di antaranya,
menulis Ki Dilah dari Palembang yang pernah membangkang
terhadap Majapahit dua kali; lalu Pati Unus sebagai penguasa
Demak diperintah untuk menundukkan Ki Dilah dan berhasil.
Menurut Sajarah Banten, Sunan Giri dan Bonang pernah belajar
Islam di Samudera Pasai.
 Hikayat Hasanuddin, isinya lebih pendek dari Sajarah Banten,
memuat riwayat raja-raja Banten, Demak, Sunan Gunung Jati, serta
nama-nama imam di Mesjid Demak.
 Serat Kandha, ditulis pada abad ke-18 yang bersumber dari karya-
karya penulis pesisir utara Jawa abad ke-16 dan 17, memuat
kehidupan Sultan Trenggana Demak.
 Babad Mataram, merupakan ringkasan Serat Kandha, ditulis pada
abad ke-18 juga, keduanya menceritakan riwayat keluarga Mataram.

36 | P a g e
 Babad Sangkala, memuat daftar-daftar tarikh (tahun) yang lumayan
komplit tentang peristiwa-peristiwa sejarah pada masanya.
 Sajarah Dalem, berisi silsilah keluarga raja Mataram-Islam yang
disusun di Surakarta (Solo) pada abad ke-19, di dalamnya terdapat
pula daftar generasi yang lebih tua dari raja-raja Mataram.
 Babad Pasir, berasal dari pedalaman Banyumas, memuat seputar
islamisasi di Jawa Tengah dan Timur yang kebenarannya diragukan
karena bersifat legenda.
 Babad Tanah Djawi, memuat asal-usul raja-raja di Jawa dari masa
Hindu-Buddha hingga Islam. Diceritakan bahwa raja-raja Jawa
merupakan keturunan langsung dari Nabi Adam, dewa-dewa Hindu,
Arjuna dari Pandawa, Jayabaya raja Kediri, raja-raja Mataram-
Islam, hingga sepak terjang para Wali (terutama Sunan Kalijaga)
dalam menyiarkan Islam dan membangun Masjid Agung Demak.
Dari babad ini terlihat bahwa terjadi pencampuradukan antara kitab
suci, alam mitologi dewa Hindu, dunia pewayangan, dengan sejarah
itu sendiri.
Suluk adalah salah satu aktifitas Sufi yang dilakukan dengan cara:
mengurangi makan dan tidur, tidak berbicara (kecuali bila dibutuhkan). Suluk
biasanya dilakukan pada bulan Ramadhan atau Dzulhijjah, lamanya 10, 20, atau 40
hari. Hamzah Fansuri menyebutkan syair-syair sebagai Islam suluk. Syair Prahu
yang mengibaratkan manusia sebagai perahu yang mengarungi lautan Dzat Tuhan
dengan manghadapi segala macam marabahaya yang hanya dapat dihadapi oleh
tauhid dan makrifat serta Syair Si Burung Pingai yang mengibaratkan jiwa
manusia sebagai seekor burung. Sebenarnya masih banyak lagi karya sastra pada
periode Islam ini. Kebanyakan masih seputar peristiwa-peristiwa sejarah sejak
Islam menginjakkan pengaruhnya di Indonesia, terutama Jawa.

b). Karya-karya Sastra Islam-Melayu di Sumatera


Sumatera merupakan daerah pertama di Indonesia yang dipengaruhi Islam
secara politis. Kerajaan Islam tertua pun ada di sini, yakni Samudera Pasai di Aceh.
Karya sastra yang dibuat di Sumatera ini kebanyakan menggunakan bahasa Melayu
yang merupakan bahasa istana dan dagang, dengan aksara Arab. Karya sastra di
Sumatera ini macam-macam bentuknya, ada yang berwujud kesusastraan agama,
kesusastraan epos Islam, kesusastraan sejarah, pantun, cerita berinduk, undang-
undang, cerita binatang (fabel), bahkan persuratan. Sedangkan dalam bentuknya
ada yang puisi (syair) dan prosa. Berikut ini beberapa karya sastra sejarah dan
agama yang ada di Sumatera:
 Hikayat Raja-Raja Pasai, menceritakan asal mula Kesultanan
Samudera Pasai yang didirikan oleh Sultan Malik as-Saleh yang
sebelumnya bernama Merah Sile (Merah Selu), putera bangsawan
Pasai, Merah Gajah. Merah merupakan gelar bagi bangsawan
Sumatera Utara. Merah Sile masuk Islam setelah bertemu dengan

37 | P a g e
Syekh Ismail, seorang utusan Syekh Mekah. Syekh Ismail pula yang
memberikan nama Malik as-Saleh padanya.
 Hikayat Aceh, menceritakan sebagian besar tentang masa kanak-
kanak hingga kebesaran Iskandar Muda; juga dikisahkan berdirinya
Kerajaan Aceh. Namun, nama penulis hikayat ini tak diketahui;
yang jelas, penulisnya ini bisa satu orang atau terdiri dari beberapa
orang penulis yang bekerja untuk pihak Aceh.
 Syair Burung Pungguk, Syair Burung Pingai, dan Syair Perahu,
ketiganya hasil karya Hamzah Fansuri yang memperkenalkan
bentuk syair kepada khasanah sastra Melayu. Fansuri hidup pada
masa Sultan Iskandar Muda. Hamzah Fansuri memiliki seorang
murid bernama Syekh Syamsuddin as-Sumatrani (Syamsuddin
Pasai).
 Turjuman al-Mustafid (Terjemahan Pemberi Faedah), sebuah
kitab tafsir Al-Quran dalam bahasa Melayu karya Abdur Rauf
Singkel, merupakan buku tafsir pertama berbahasa Melayu yang
ditulis di Indonesia. Abdur Rauf Singkel adalah pendiri Tarekat
Syattariah di Aceh pada masa pemerintahan Sultanah Safiatuddin
Tajul Alam.
 Bustanus-Salatin, yang ditulis Nuruddin ar-Raniri pada masa
Sultan Iskandar Thani, menceritakan sejarah Kerajaan Aceh, raja-
raja sebelum Iskandar Thani, masa kecil, perkawinan, pemakaman
Baginda Iskandar Thani, hingga tiga orang raja setelah Baginda.
Selain itu, kitab ini pun membahas proses penciptaan alam semesta,
para nabi, pahlawan, bahkan ilmu pengetahuan.
Sumber :
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia III.
Tahun 2008. Editor Uka Tjandrasasmita. Edisi Pemutakhiran 2007. Cetakan
keempat 2010. Jakarta : PT Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka.
Iwan Setiawan, Dedi, Suciati, dan A. Mushlih. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs
Kelas VII (Buku Siswa). 2017 (Edisi Revisi). Penyelia Penerbitan : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber digital :
https://en.wikipedia.org/wiki/Biofact_(archaeology);
https://en.wikipedia.org/wiki/Artifact_(archaeology)]
https://archaeology.mrdonn.org/fossilsandartifacts.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Fossil
https://en.wikipedia.org
https://www.organisasi.org
https://www.kompasiana.com/dodichandra/552e612a6ea834785a8b4571/pengaruh-
islam-terhadap-sastra-klasik-nusantara

38 | P a g e
https://www.nafiun.com/2013/02/pengaruh-agama-islam-terhadap-seni-sastra-
kesusastraan-di-indonesia.html
dan berbagai sumber lain.

39 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai