Fauziyah Annisaa - J310191209 - Kasus Mendalam (Kasus Obsgyn) PDF
Fauziyah Annisaa - J310191209 - Kasus Mendalam (Kasus Obsgyn) PDF
Disusun oleh:
Fauziyah Annisaa (J310191209)
Sebagai bagian prasyarat untuk memenuhi tugas akhir Praktek Kerja Lapangan
Pelayanan Gizi Klinik Rumah Sakit Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Menyetujui,
Elida Soviana
NIDN. 0616079001
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan berupa
kesehatan dan kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Praktek
Kerja Dietetika (PKD) Asuhan Gizi Pada Pasien dengan Diagnosis Ca Ovarium dengan Anemia
dan Obs Febris H7. Laporan ini dapat terselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari
berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Penanggung Jawab Praktek Kerja Dietetika.
3. Pembimbing Lapang Praktek Kerja Dietetika.
4. Pembimbing Akademik Praktek Kerja Dietetika.
5. Bapak dan Ibu dosen yang senantiasa memberikan doa dan dukungan demi kelancaran
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan studi kasus ini.
Desember 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
ii
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 31
LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat dan benar.
Rencana diet yang telah disusun selanjutnya diterjemahkan ke dalam menu dan porsi
makanan serta frekuensi makan yang akan diberikan. Perencanaan makan pasien dengan diet
khusus bertujuan untuk mempercepat penyembuhan pasien selama di rawat inap di rumah
sakit. Makanan yang dikonsumsi pasien perlu diperhatikan baik jenis makanan, jumlah yang
dimakan maupun jadwal waktu makan (Depkes RI, 2010).
Berbagai macam jenis penyakit yang diderita oleh pasien yang dirawat di rumah sakit
membutuhkan makanan dengan diet khusus. Diet khusus adalah pengaturan makanan yang
sesuai standar untuk pasien yang menderita penyakit khusus seperti : diabetes mellitus,
kanker, jantung, ginjal, hati, hipertensi, dan lain lainnya yang bertujuan untuk membantu
penyembuhan pasien dengan pemberian nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di
rumah sakit (Altmatsier, 2012).
Untuk memperoleh makanan yang sesuai standar pihak rumah sakit melaksanakan
penyelenggaraan makanan yang merupakan salah satu kegiatan pokok pelayanan gizi. Proses
penyembuhan pasien dapat dibantu dengan adanya makanan yang memenuhi syarat, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas (Almatsier, 2012).
Penatalaksanaan asuhan gizi di rumah sakit sangat penting dilakukan. Pelayanan gizi
di rumah sakit melalui penyedia makanan merupakan bagian integrasi dari upaya
penyembuhan pasien. Pelayanan asuhan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan. Adanya
pembatasan dan penambahan zat gizi tertentu pada penyakit kanker paru pro kemoterapi
disertai anemia membutuhkan pengaturan diet khusus dalam terapi makanan untuk
memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup pasien menjadi baik. (Depkes
RI, 2005)
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Memiliki kemampuan mengelola asuhan gizi klinik menggunakan standar baku Nutrition
Care Process untuk pasien di rumah sakit, yang kelak akan dipergunakan dalam
2
menjalankan tugas sebagai Sarjana Gizi sekaligus sebagai Dietisien dalam melakukan
pelayanan gizi klinik secara profesional.
B. Tujuan Khusus
a. Menentukan nilai skrining gizi.
b. Menentukan assesmen gizi
c. Menentukan diagnosis gizi
d. Merencanakan intervensi gizi/preskripi diet yang meliputi tujuan diet, syarat/prinsip
diet, menghitung kebutuhan energi, karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lain,
mengindentifikasi bahan makanan yang boleh dan dibatasi untuk dikonsumsi,
menentukan jenis/bentuk diet dan cara pemberian, edukasi/konseling gizi.
e. Menyusun rencana pemantauan asupan makan dan status gizi pasien.
f. Mendesain perencanaan konseling gizi beserta media yang diperlukan.
g. Membantu registered dietitian (RD) dalam memformulasi makanan enteral untuk
memenuhi kebutuhan gizi pasien.
h. Merencanakan makanan peralihan.
i. Menyusun rencana kondisi-konsisi jika diperlukannya rujukan kepada RD atau
profesional lain dimana menjumpai situasi diluar area kompetensi.
1.5 Manfaat
A. Bagi Institusi (Jurusan Gizi dan Rumah Sakit)
Memberikan informasi dalam hal penatalaksanaan diet pada pasien dengan
diagnosis kanker ovarium.
3
B. Bagi Pasien Pasien
Mengetahui dan memahami diet yang diberikan sehingga dapat mengubah
perilaku dan sikap dalam memilih konsumsi bahan makanan yang sesuai dengan anjuran
diet agar menjaga kesehatan dan tidak memperburuk penyakit pasien.
C. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman mahasiswa dalam
merencanakan dan melaksanakan manajemen proses asuhan gizi klinik.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
tahun 1998 yang mengatakan bahwa androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya
kanker ovarium karena didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen dan dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal serta sel-sel kanker
ovarium epitel dalam kultur sel.5 Penggunaan pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko
karsinoma ovarium sampai 11% karena terjadi penekanan kadar androgen. (Prawirohardjo,
2010)
6
c. Infeksi pada tumor Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman
patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut.
d. Robekan dinding kista
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan dapat
sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus.
e. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor diangkat perlu dilakukan
pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan
(Wiknjosastro,1999).
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam, kira-kira 60% terdapat pada usia peri
menopause 30% dalam masa reproduksi dan 10% usia jauh lebih muda.
Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal
dan supraclavikular. Untuk selanjutnya menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru-paru, hati
dan otak, obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor
ganas ovarium.
7
Beberapa komponen makanan yang penting diberikan bagi pasien kanker untuk membantu
penyerapan nutrisi makanan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien selama menjalani
pengobatan:
A. KARBOHIDRAT
Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh penderita kanker karena dapat memberikan energi yang
diperlukan tubuh selama pengobatan. contoh sumber karbohidrat adalah roti, gandum utuh,
beras merah, produk sereal, kacang kering, kacang polong, dan lentil.
B. PROTEIN
Asam amino yang terkandung dalam protein berguna untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan
tubuh, dan pemeliharaan sistem kekebalan tubuh. Protein juga membantu tubuh untuk
membuat sel, hormon, dan enzim. Beberapa makanan yang mengandung protein seperti
daging tanpa lemak, ikan, susu, telur, dan yogurt dapat mengganti dan memperbaiki sel tubuh
yang rusak karena penggerogotan sel kanker.
C. AIR
Sebagai komponen penting dalam tubuh, air dan cairan berfungsi untuk mengatur suhu tubuh,
menyalurkan nutrisi ke bagian tubuh yang membutuhkan, dan membantu mengeluarkan
kotoran. Air merupakan pilihan terbaik untuk membantu tubuh dalam mempertahankan
jumlah cairan yang memadai. Jika tubuh tidak mendapatkan cairan yang cukup selama
pengobatan kanker, pasien kanker akan mengalami dehidrasi, apalagi jika disertai dengan
muntah dan diare. Tanyakan kepada dokter untuk mengetahui berapa banyak air yang
dibutuhkan untuk mencegah dehidrasi serta jenis cairan dan minuman seperti apa yang boleh
dikonsumsi selama pengobatan.
D. VITAMIN
Sebagai senyawa kimia alami yang penting untuk kesehatan, vitamin membantu tubuh
menciptakan energi dari karbohidrat, lemak, dan protein. Vitamin juga dibutuhkan untuk
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, menjaga sistem imun tubuh, serta menjaga kekuatan
tulang, mata, kulit, kuku, dan rambut. Sumber utama vitamin dapat ditemukan dalam
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, seperti buah dan sayuran.
E. MINERAL
Tubuh membutuhkan mineral untuk membantu metabolisme karbohidrat dan lemak hingga
menjadi energi. Selain itu, mineral bersama vitamin juga berfungsi untuk membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Asupan mineral didapatkan dari jenis makanan nabati
8
dan hewani, antara lain seperti makanan mengandung kalsium, sayur-sayuran seperti brokoli,
makanan laut, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.
Selama pengobatan kanker, umumnya pasien akan kehilangan berat badan dan mengalami
kondisi seperti mual, hilang nafsu makan, dan lain-lain. Konsultasikan dan mintalah rujukan
pada dokter Anda serta dokter spesialis gizi klinik untuk membantu Anda membuat rencana
pola makan terbaik untuk menunjang kebutuhan Anda dan/atau orang terkasih selama
menjalani pengobatan kanker.
9
c. Makanan yang kaya vitamin K seperti kubis, brokoli, bayam, alpukat, dan selada, harus
dibatasi konsumsinya jika sedang mendapatkan terapi antikoagulan (misalnya warfarin),
untuk mengencerkan darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas pengobatan dan
meningkatkan risiko trombosis atau pembekuan darah.
d. Kafein dapat meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu seperti enoxacin,
ciprofloxacin, dan norfloksasin.Untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat
atau halusinasi, yang terbaik adalah menghindari minum kopi, teh atau soda pada masa
pengobatan.
(Noviani, 2017)
10
KASUS
Ny NH usia 59 tahun. Pendidikan terakhir adalah SMA dan beragama Islam. Masuk ke RS
dengan keluhan Perut bawah terasa keras sejak 2 HSMRS, jahitan bekas SC terasa perih, panas
naik turun. Pasien menginap kanker kandungan sejak 7 bulan yang lalu dan keluarga pasien ada
yang mengalami penyakit serupa. Sekarang pasien didiagnosis ca ovarium, anemia, dan obs
febris H7.
Data antropometri pasien panjang ulna 24 cm dan LLA 23 cm. Pasien mengalami penurunan BB
sebanyak 2 kg dalam 1 bulan, menjadi 43 kg.
Dat hasi pemeriksaan biokimia menunjukkan :
Kesan umum pasien lemah dan kesadaran CM. TD 110/61 mmHg, RR 20 x/menit, nadi 120
11
Pasien tidak memiliki alergi makanan dan tidak pernah menjalankan diet apapun. Pasien suka
makan ayam goreng.
Hasil recall menunjukkan energi 678,705 kkal, protein 29,07 g, lemak 19,82 g, dan KH 91,37.
Terapi medis yang diberikan Paracetamol, Cephiaxone, Metronidazole, inf NaCl. Telah
dilakukan pemeriksaan USG. Massa di perut teraba (+).
Kerjakan kasus tersebut dengan menggunakan form skrining gizi, dan buatlah asuhan gizi
dengan menggunakan form NCP serta buatlah menu sehari !
12
BAB III
SKRINING DAN NUTRITION CARE PROCESS
1. Skrining Awal
Jawaban
No Kriteria
Ya Tidak
1 Apakah IMT < 20.5 atau LLA < 25 cm untuk wanita
✓
dan LLA < 26.3 cm untuk pria?
2 Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir? ✓
3 Apakah asupan makan pasien menurun 1
✓
minggu terakhir?
4 Apakah pasien dengan penyakit berat ? (ICU) ✓
- Jika tidak untuk semua kriteria → skrining diulang 1 minggu kemudian
- Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya → dilakukan skrining lanjut
2. Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB > 5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75% dari
kebutuhan
Sedang (Skor = 2) Kehilangan BB > 5% dalam 2 bulan atau IMT 18.5-20.5 atau
asupan 25-50% dar kebutuhan
13
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB > 5% dalam 1 bulan (> 15% dalam 3 bulan) atau
IMT < 18.5 atau asupan 0-25% dari kebutuhan.
3. Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, DM,
kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stoke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (Skor = 3) Cedera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
(APACHE>10)
Tambahkan 1 skor apabila usia > 70 tahun
Total skor (skor skrining lanjut I + skor skrining lanjut II + koreksi usia) = 3
Kesimpulan
Skor > 3: pasien beresiko mengalami malnutrisi dan perlu dilakukan penanganan gizi
lebih lanjut
Skor < 3: pasien tidak beresiko mengalami malnutrisi, akan tetapi perlu dilakukan
skrining ulang tiap minggu. Jika pasien dijadwalkan untuk operasi bedah mayor, perlu
dilakukan penanganan gizi untuk menghindari resiko malnutrisi
14
FORM PERENCANAAN NUTRITION CARE PROCESS
NIM : J310191209
Penilaian/komentar dosen :
ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama (initial) : Ny. NH No RM : -
Umur : 59 th Ruang : -
Jenis Kelamin : P Tgl Masuk : -
Agama : Islam Tgl Kasus : 21/12/20
Pekerjaan/Penghsilan : - Alamat : -
Diagnosis Ca Ovarium, anemia
Pendidikan : SMA :
Medis dan obs febris H7
Aktivitas fisik : - Suku/Bangsa : -
2. Riwayat Penyakit
Perut bawah terasa keras sejak 2 HSMRS
Keluhan Utama Jahitan bekas SC terasa perih
Panas naik turun (demam)
Riwayat Penyakit
Ca Ovarium sejak 7 bulan yang lalu
Dahulu
Riwayat Penyakit
Ca Ovarium
Keluarga
15
Riwayat Penyakit
Sekarang/Diagnosis Ca Ovarium, anemia, obs febris H7
medis
3. Riwayat Gizi
16
Air Putih 8 gls/hr.
Makanan yang disukai Ayam goreng
Suplementasi gizi -
Cara pengolahan makanan -
Mual : -
Muntah : -
Nyeri ulu hati : -
Anoreksia : -
Gangguan fungsi Diare : -
gastrointestinal Konstipasi : -
Perubahan pengecapan/penciuman : -
Gangguan mengunyah: -
Gangguan menelan : -
Lain-lain:
Perubahan berat badan Penurunan BB sebanyak 2 kg dalam 1 bulan
Lain-lain -
A. Antropometri
Berat badan (BB)
: 43 Kg BB idaman/ideal : 48,27 kg
aktual
Tinggi Badan (TB) : - Cm IMT :-
Rumus estimasi TB berdasar panjang ulna :
68.777 + (3.563 x 24)
Panjang Ulna : 24 Cm
68.777 + 84.86
153,63 cm
Rentang lengan : - Cm Rumus estimasi TB berdasar rentang lengan : -
Lingkar lengan atas
: 23 Cm %LLA : 75,9%
(LLA)
17
Lingkar pinggang : - Cm
Rasio lingkar pinggang/pinggul : -
Lingkar pinggul : - Cm
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri:
Status gizi kurang
B. Biokimia
Pemeriksaan
Kadar Rentang Normal Keterangan
Urin/darah
Hemoglobin 11,54 g/dL 12-14 g/dL Rendah
Eritrosit 4,08 jt/uL 4,5 – 5,5 jt/uL Rendah
Hematokrit 35,6% 40 – 48% Rendah
Trombosit 515 x 103/uL 140 – 400 x 103/ml Tinggi
Leukosit 12,67 x 103/uL 4 – 11 x 103/ml Tinggi
Neutrofil 80,61% 54 – 62% Tinggi
Limfosit 9,77% 24 – 33% Rendah
MCHC 32,4 pg 32 – 36 gr/dl Normal
RDW 15,7 fL 39 – 47 fL Rendah
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan biokimia:
Hasil lab biokimia menandakan anemia dan adanya infeksi dalam tubuh
C. Clinic/Fisik
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Kesan Umum Lemah dan compos mentis
Nilai Nilai Normal Keterangan
Vital sign :
1. Tensi 110/61 mmHg 120/80 mmHg Optimal
2. Respirasi 20 x/mnt 14 – 20 x/mnt Normal
3. Nadi 120 x/mnt 60 – 100 x/mnt Tinggi
4. Suhu 38°C 36 - 37°C Tinggi
18
Kepala/abdomen/ekstrimitas dll Massa diperut teraba
Kesimpulan tatus gizi berdasarkan pemeriksaan Clinik/fisik :
aritmia dan demam
D. Dietary history
1. Kesimpulan berdasarkan riwayat gizi :
Kebiasaan makan pasien meggunakan bahan makanan yang sangat beragam namun
jarang sekali mengonsumsi sayur dan buah dan memenuhi cairan minimal 8 gelas/hr
19
E. Medical History
1. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan USG
2. Terapi Medis :
Interaksi dengan
Jenis Obat/ tindakan Fungsi
Zat Gizi
Paracetamol Penurun demam dan pereda nyeri -
NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan adanya penyakit kanker ovarium ditandai
dengan hasil recall menunjukkan defisit berat yaitu energi 41,43%, protein 50,2%, lemak
43,6% dan karbohidrat 36,4% (defisit tingkat berat)
NI 5.1 Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan adanya penyakit kanker
ditandai dengan pasien mengalami gizi kurang
20
NI 5.2 Malnutrisi berkaitan dengan penyakit kanker ovarium ditandai dengan %LLA
sebesar 75,9% dan hasil skrining pasien memiliki skor 3
NC 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pasien terindikasi anemia ditandai
dengan kadar hemoglobin, hematokrit, eritrosit dan RDW rendah
NC 3.2 Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan adanya penurunan konsumsi
energi karena penyakit ditandai dengan penurunan BB 4.6% selama 1 bulan terakhir.
1. Tujuan Diet :
- Meningkatkan asupan makan pasien secara bertahap hingga terpenuhi 80% dari
kebutuhan
- Meningkatkan status gizi secara bertahap menuju status gizi normal atau
mempertahankan status gizi agar tidak turun menjadi gizi buruk
2. Syarat/prinsip diet (plus jelaskan alasannya dan bahan makanan yang boleh dan tidak
boleh diberikan) :
21
vitamin K, kalsium dan Fe
- Cairan diberikan sesuai dengan kebutuhan energi yaitu 1 ml setiap 1 kkal kebutuhan
energi pasien
- Serat sebanyak 30 gram/hari
- Makanan yang dianjurkan: nasi, mie, roti gandum, jagung, kentang, kacang-kacangan,
susu dan olahannya, madu, daging tanpa lemak, ayam, ikan, telur, semua jenis sayuran,
semua jenis buah buahan. Pengolahan makanan dengan dikukus, rebus atau tumis.
- Makanan yang tidak dianjurkan: makanan kaleng (diberi pengawet), sosis, ham, bacon,
makanan dengan pengolahan digoreng, dibakar, atau dipanggang karena menimbulkan
karsinogenik sebagai pemicu pertumbuhan sel kanker.
Kebutuhan cairan:
1 ml setiap 1 kkal = 1700 ml air
Protein: Lemak: Karbohidrat:
= 1,5 gr/kgBBI = 25% x TEE/9 = 61,3% x TEE/4
= 1,5 x 48,27 = 25% x 1636,35/9 = 61,3% x 1636,35/4
= 72,4 gram → 17,6% dari TEE = 45,4 gram = 250,7 gram
4. Preskripsi Diet
Jenis diet : TETP
Bentuk Makanan : Lunak
Cara Pemberian : Oral
Frekuensi Makan : 3x makan utama 2x selingan
22
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Parameter Monitoring Evaluasi Tindak Lanjut Pelaksanaan
Setiap kali
Keluhan utama mulai Pemberian terapi
Keluhan utama Keluhan kunjungan ke
hilang diet yang tepat
pasien
Kenaikan BB 500
Pengecekan BB
Antropometri Berat Badan Peningkatan BB pasien gram dalam
setiap minggu
seminggu
Perubahan nilai lab
terutama jumlah sel
darah merah yang
Kadar laboratorium
menandakan adanya
Biokimia Nilai Laboratorium berada pada ambang Pemeriksaan rutin
anemia pada pasien dan
normal
sel darah putih yang
menandakan adanya
infeksi dalam tubuh
Pengecekan suhu
Pemberian diet yang setiap kali
Clinic/Fisik Demam Penurunan demam
tepat kunjungan ke
pasien
Memberikan asupan
secara bertahap
80% dengan kalori
Setiap kali
Peningkatan asupan 1309 kkal jika
Dietary History Asupan Makan pemberian
makan mampu dihabiskan
makanan
dapat diberikan
100% yaitu 1636,35
kkal
23
RENCANA KONSULTASI GIZI
24
IMPLEMENTASI DIET MENU SEHARI
25
tempe kacang
15 6.6 0.405 0.045 1.17 0.0195 3.15 52.05 4.5
kacang panjang 0.105
panjang kecap 5 2.3 0.285 0.065 0.45 0 0 4.8 0.285 55.7
minyak 2.5 22 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
jagung
15 26.7 1.185 0.51 9.54 0.0495 0 22.2 0
pipil 0.315
tumis wortel 20 4.5 0.24 0.06 1.86 0.012 1.2 7.4 0.16 14
sayuran buncis 20 7 0.48 0.04 1.54 0.016 3.8 8.8 0.22 1.6
tomat 15 3 0.15 0.045 0.63 0.009 6 4.05 0.075 1.5
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
buah pepaya 100 46 0.5 0 12.2 0.01 78 12 1.7 4
air mineral 240
maizena 20 45.9 0.06 0 17 0 0 6 0.3 1.2
puding susu cair 100 61 3.2 3.5 4.3 0.03 1 60 1.7 36
16.00 maizena gula pasir 6 21.84 0 0 5.64 0 0 0.06 0.006 0.06
agar-agar 10 25.78 0 0 0 0 0 12.5 0.5 0
air mineral 240
beras 100 178 2.1 0.1 40.6 0.02 0 22 0.5 27
bubur
ayam
ayam 50 95.8 7.2 8.4 0 0.04 0 100 54.5
giling 0.75
tahu kukus tahu 50 34 3.9 2.3 0.8 0.03 0 31.5 0.4 1
18.00 wortel 25 10.5 0.3 0.075 2.325 0.015 1.5 9.25 0.2 17.5
buncis 20 7 0.48 0.04 1.54 0.016 3.8 8.8 0.22 1.6
sayur sop
tomat 15 3 0.15 0.045 0.63 0.009 6 4.05 0.075 1.5
minyak 2.5 22 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
air mineral 240
Jumlah total 1635.87 57.18 45.8 243.519 0.9063 75.32 693.28 18.6255 535.92
Kebutuhan (Sesuai peritungan) 1636.35 72.4 45.4 250.7 1.1 75 700 8 1500
% jml total/kebutuhan 99.97 98.76 100.88 97.14 82.39 100.43 99.04 232.82 35.73
( )
26
Menu Hari ke-2
27
bubur beras 100 178 2.1 0.1 40.6 0.02 0 22 0.5 27
bakso
50 56.5 8.5 2.25 0 0.025 0 100 0.5 22.5
bakso ikan ikan
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
Tahu tahu 50 34 3.9 2.3 0.8 0.03 0 31.5 0.4 1
kukus wortel 25 10.5 0.3 0 2.325 0.015 1.5 9.25 0.2 17.5
sayur terigu 10 36.5 0.89 0.13 7.73 0.012 0 10.6 0.12 0
wortel 25 10.5 0.3 0 2.325 0.015 1.5 9.25 0.2 17.5
baby
tumis 20 6.6 0.44 0.02 1.48 0.016 1.6 20 0.1 1
jagung
sayuran
buncis 25 8.75 0.6 0.05 1.925 0.02 4.75 11 0.275 2
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
susu full
240 146.4 7.68 6.2 10.32 0.072 2.4 144 4.08 86.4
susu cream
gula pasir 13 47.32 0 0 12.22 0 0 0.13 0.013 0.13
air
240
mineral
Jumlah total 1636.9 56.52 44.63 256.6615 1.0148 82.65 702.56 18.6255 387.74
Kebutuhan (Sesuai peritungan) 1636.35 72.4 45.4 250.7 1.1 75 700 8 1500
% jml total/kebutuhan 100.03 97.62 98.30 102.38 92.25 110.20 100.37 232.82 25.85
( )
28
Formulir Riwayat Pola Makan / Kebiasaan
>1 x sehari
1 x sehari
3-6 x
1-2x seminggu
< 1x seminggu
Tak pernah
Beras x Tomat/wortel x
Jagung Brokoli
Mie Sayuran segal lainnya x
Roti Pisang x
Biskuit / kue x Papaya
Kentang Jeruk
Singkong x jambu X
Ubi rambat x apel
29
Tempe x Susu segar
Tahu x Susu kental manis
Oncom Susu kental tak manis
Kacang kering Susu tepung whole
Ayam x Susu tepung skim
Daging Keju
Daging diawet Minyak / goreng-gorengan x
Hati/Limpa/Otak/Usus/Pa Kelapa / santan
x
ru
Telor asin x Margarine / mentega
Ikan basah Teh manis x
Ikan kering Kopi manis
Udang basah Sirop
Sayuran hijau daun x Susu anlene x
Sayuran kacang - kacangan Minuman alkhol
Sate ayam
Sumber : Kementrian RI. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Bakti Husada
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil skrining pasien adalah memiliki skor 3 yang berarti pasien beresiko mengalami
malnutrisi dan perlu dilakukan penanganan gizi lebih lanjut
2. Pasien memiliki status gizi kurang
3. Diagnosis yang dapat ditegakkan yaitu NI 2.2, NC 2.2 dan NC 3.2
4. Diberikan diet TETP sesuai dengan kebutuhan yaitu energi 1636,35 kkal, protein 72,4 gram,
lemak 45,4 gram dan KH 250,7 gram
5. Asupan makan, berat badan dan nilai laboratorium perlu adanya monitoring dan di evaluasi
6. Konseling pasien sesuai dengan diet yang diberikan
B. Saran
1. Untuk meningkatkan asupan makan pasien sebaiknya diberikan dengan frekuensi sering
dengan porsi yang kecil
2. Pasien diharapkan dapat mengikuti ketetapan diet dan saran ahli gizi terkait kesehatan
pasien.
3. Keluarga diharapkan dapat membantu pasien dalam menjalankan dietnya.
4. Keluarga perlu memotivasi dan mendorong kesuksesan diet pasien terkait makanan yang
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2012. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi “. Jakarta. Gramedia Pustaka Umum.
Boy B. Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB. 2006. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: 468-90.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung.,
Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Departemen Kesehatan R.I. 2010. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Edisi Revisi. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2013, Buku pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Dirjen Pelayanan
Medik, Direktorat Rumah Sakit khusus dan Swasta, Jakarta.
Depkes RI, 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Jakarata.
Noviani, Nita. Nurilawati, Vitri. 2017. Farmakologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. PPSDMK
BPPSDMK.
Prawirohardjo S. 2010. Onkologi Ginekologi Edisi 4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 468-99.
Samsulhadi, Hendarto H. 2009. Induksi Ovulasi dan Stimulasi Ovarium, dalam: Permadi W.
(editor). Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia. Bandung: Sagung Seto.
32
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PEMORSIAN
33
MENU SELINGAN PAGI HARI KE-1
Bubur Sup ikan tuna (belum pakai kuah) Tumis tempe kc panjang
34
Tumis Sayuran Buah papaya
Makan siang
35
MENU SELINGAN SIANG HARI KE-1
Pudding maizena
36
MENU MAKAN PAGI HARI KE-2
Getuk
37
MENU MAKAN SIANG HARI KE-2
38
MENU SELINGAN SIANG HARI KE-2
Kue lapis
39
Tumis sayuran Makan malam
40
MENU MAKAN SEHARI HARI KE-1
41