Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN STUDI KASUS OBSGYN

PRAKTEK KERJA DIETETIKA DARING


PENATALAKSANAAN TERAPI DIET PADA PASIEN
KANKER OVARIUM, ANEMIA DAN OBS FEBRIS H7

Disusun oleh:
Fauziyah Annisaa (J310191209)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI TRANSFER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Penatalaksanaan Terapi Diet Pada Pasien Ca Ovarium dengan


Anemia dan Obs Febris H7
Nama Mahasiswa : Fauziyah Annisaa
Nomor Induk Mahasiswa : J310191209

Sebagai bagian prasyarat untuk memenuhi tugas akhir Praktek Kerja Lapangan
Pelayanan Gizi Klinik Rumah Sakit Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Surakarta, Desember 2020

Menyetujui,

Pembimbing Lapang PKL

Elida Soviana

NIDN. 0616079001
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan berupa
kesehatan dan kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Praktek
Kerja Dietetika (PKD) Asuhan Gizi Pada Pasien dengan Diagnosis Ca Ovarium dengan Anemia
dan Obs Febris H7. Laporan ini dapat terselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari
berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Penanggung Jawab Praktek Kerja Dietetika.
3. Pembimbing Lapang Praktek Kerja Dietetika.
4. Pembimbing Akademik Praktek Kerja Dietetika.
5. Bapak dan Ibu dosen yang senantiasa memberikan doa dan dukungan demi kelancaran
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan studi kasus ini.

Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 2
1.3 Waktu dan Tempat ........................................................................................................... 3
1.4 Jenis Data dan Cara Pengumpulan ................................................................................... 3
1.5 Manfaat............................................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 5


2.1 Definisi Penyakit .............................................................................................................. 5
2.2 Etiologi Penyakit .............................................................................................................. 5
2.3 Patofisiologi Penyakit ...................................................................................................... 6
2.4 Manajemen Terapi Gizi .................................................................................................... 7
2.5 Interaksi Obat dan Makanan ............................................................................................ 9

BAB III SKRINING DAN NUTRITION CARE PROCESS ........................................................ 13


NUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS-2002) ................................................................. 13
BAGIAN 1. NUTRITION ASSESMENT ................................................................................ 17
BAGIAN 2. NUTRITION DIAGNOSIS .................................................................................. 20
BAGIAN 3. NUTRITION INTERVENSION .......................................................................... 21
RENCANA KONSULTASI GIZI ............................................................................................ 24
IMPLEMENTASI DIET MENU SEHARI ............................................................................... 25

ii
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 32

LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh.
Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit meliputi asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat
inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan Pada ruang rawat inap,
pelayanan bertujuan untuk memperoleh asupan makan yang sesuai kondisi kesehatan dalam
upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi
(Kemenkes RI, 2013).
Asuhan gizi rawat jalan berbeda dengan asuhan gizi rawat inap. Asuhan gizi rawat
jalan hanya dibutuhkan kepandaian dalam berkomunikasi untuk melakukan konseling
terhadap pasien rawat jalan namun asuhan gizi rawat inap harus mempunyai keterampilan
dalam menganamnesis gizi pasien. Asuhan gizi rawat inap dilakukan mulai dari skrining
pasien untuk menentukan pasien malnutrisi atau tidak, lalu anamnesa dan assessment,
menghitung kebutuhan energi, protein, lemak dan KH juga mikro nutrient lainnya,
menetapkan diagnosis gizi, melakukan intervensi berupa diet yang diberikan, tujuan diet dan
syarat/prinsip diet yang diberikan, melakukan monitoring dan evaluasi, dan melakukan
konseling gizi di ruang rawat inap kepada pasien dan keluarga. Setelah itu seorang ahli gizi
dapat menetapkan menu seorang pasien sesuai dengan kebutuhan dan diet yang diberikan
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan untuk menyediakan makanan
yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh konsumen guna
mencapai status gizi yang optimal. Makanan sebagai asupan energi dan protein berkaitan erat
dengan siklus biologis manusia dan metabolisme tubuh serta menjadi pendukung dalam
terapi farmasi, dimana efektifitas obat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi dalam tubuh.
(PGRS, 2013)
Penyelenggaraan makanan rumah sakit terdiri dari rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien dalam rangka

1
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat dan benar.
Rencana diet yang telah disusun selanjutnya diterjemahkan ke dalam menu dan porsi
makanan serta frekuensi makan yang akan diberikan. Perencanaan makan pasien dengan diet
khusus bertujuan untuk mempercepat penyembuhan pasien selama di rawat inap di rumah
sakit. Makanan yang dikonsumsi pasien perlu diperhatikan baik jenis makanan, jumlah yang
dimakan maupun jadwal waktu makan (Depkes RI, 2010).
Berbagai macam jenis penyakit yang diderita oleh pasien yang dirawat di rumah sakit
membutuhkan makanan dengan diet khusus. Diet khusus adalah pengaturan makanan yang
sesuai standar untuk pasien yang menderita penyakit khusus seperti : diabetes mellitus,
kanker, jantung, ginjal, hati, hipertensi, dan lain lainnya yang bertujuan untuk membantu
penyembuhan pasien dengan pemberian nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di
rumah sakit (Altmatsier, 2012).
Untuk memperoleh makanan yang sesuai standar pihak rumah sakit melaksanakan
penyelenggaraan makanan yang merupakan salah satu kegiatan pokok pelayanan gizi. Proses
penyembuhan pasien dapat dibantu dengan adanya makanan yang memenuhi syarat, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas (Almatsier, 2012).
Penatalaksanaan asuhan gizi di rumah sakit sangat penting dilakukan. Pelayanan gizi
di rumah sakit melalui penyedia makanan merupakan bagian integrasi dari upaya
penyembuhan pasien. Pelayanan asuhan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan. Adanya
pembatasan dan penambahan zat gizi tertentu pada penyakit kanker paru pro kemoterapi
disertai anemia membutuhkan pengaturan diet khusus dalam terapi makanan untuk
memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup pasien menjadi baik. (Depkes
RI, 2005)

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Memiliki kemampuan mengelola asuhan gizi klinik menggunakan standar baku Nutrition
Care Process untuk pasien di rumah sakit, yang kelak akan dipergunakan dalam

2
menjalankan tugas sebagai Sarjana Gizi sekaligus sebagai Dietisien dalam melakukan
pelayanan gizi klinik secara profesional.
B. Tujuan Khusus
a. Menentukan nilai skrining gizi.
b. Menentukan assesmen gizi
c. Menentukan diagnosis gizi
d. Merencanakan intervensi gizi/preskripi diet yang meliputi tujuan diet, syarat/prinsip
diet, menghitung kebutuhan energi, karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lain,
mengindentifikasi bahan makanan yang boleh dan dibatasi untuk dikonsumsi,
menentukan jenis/bentuk diet dan cara pemberian, edukasi/konseling gizi.
e. Menyusun rencana pemantauan asupan makan dan status gizi pasien.
f. Mendesain perencanaan konseling gizi beserta media yang diperlukan.
g. Membantu registered dietitian (RD) dalam memformulasi makanan enteral untuk
memenuhi kebutuhan gizi pasien.
h. Merencanakan makanan peralihan.
i. Menyusun rencana kondisi-konsisi jika diperlukannya rujukan kepada RD atau
profesional lain dimana menjumpai situasi diluar area kompetensi.

1.3 Waktu dan Tempat


Dilakukan pada tanggal 14 - 26 Desember 2020

1.4 Jenis Data dan Cara Pengumpulan


Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu mahasiswa diberikan kasus dari
bank soal yang dibagikan lewat schoology dan di bimbing oleh supervisor.

1.5 Manfaat
A. Bagi Institusi (Jurusan Gizi dan Rumah Sakit)
Memberikan informasi dalam hal penatalaksanaan diet pada pasien dengan
diagnosis kanker ovarium.

3
B. Bagi Pasien Pasien
Mengetahui dan memahami diet yang diberikan sehingga dapat mengubah
perilaku dan sikap dalam memilih konsumsi bahan makanan yang sesuai dengan anjuran
diet agar menjaga kesehatan dan tidak memperburuk penyakit pasien.

C. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman mahasiswa dalam
merencanakan dan melaksanakan manajemen proses asuhan gizi klinik.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Penyakit


Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak lazim pada satu atau dua
bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu organ reproduksi yang sangat
penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini dihasilkan telur atau ovum, yang kelak bila
bertemu sperma akan terjadi pembuahan atau kehamilan. Indung telur juga merupakan sumber
utama penghasil hormon reproduksi perempuan, seperti hormon estrogen dan
progesteron.Kanker ovarium adalah kanker atau tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan
berbagai tipe atau histologi, yang dapat mengenai semua umur. (Prawirohardjo, 2010)

2.2 Etiologi Penyakit


Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan etiologi kanker ovarium. Berikut ini
akandiuraikan beberapa teori tentang etiologi tersebut :
1. Hipotesis incessant ovulation
Hipotesis ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla pada tahun 1972, yang menyatakan
bahwa pada saat terjadi ovulasi,terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium. Untuk
penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu. Apabila proses ovulasi dan kerusakan
epitel ini terjadi berkali-kali terutama jika sebelum penyembuhan sempurna tercapai, atau
dengan kata lain masa istirahat sel tidak adekuat, maka proses perbaikan tersebut akan
mengalami gangguan sehingga dapat terjadi transformasi menjadi sel-sel neoplastik. (Boy B,
2006)
2. Hipotesis gonadotropin
Hormon hipofisa diperlukan untuk perkembangan tumor ovarium. Pada percobaan terhadap
binatang ditemukan bahwa jika kadar hormon estrogen rendah di sirkulasi perifer, kadar
hormone gonadotropin akan meningkat. Peningkatan kadar hormone gonadotropin ini
ternyata berhubungan dengan makin bertambah besar tumor ovarium pada binatang
percobaan tersebut. (Samsulhadi, 2009)
3. Hipotesis androgen Penekanan kadar androgen juga dapat mempengaruhi kejadian kanker
ovarium. Hal ini berkaitan dengan teori yang pertama kali dikemukakan oleh Risch pada

5
tahun 1998 yang mengatakan bahwa androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya
kanker ovarium karena didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen dan dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal serta sel-sel kanker
ovarium epitel dalam kultur sel.5 Penggunaan pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko
karsinoma ovarium sampai 11% karena terjadi penekanan kadar androgen. (Prawirohardjo,
2010)

2.3 Patofisiologi Penyakit


Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor ovarium. Dapat
ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 50 tahun ke atas, pada masa
reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor
predisposisi ialah tumor ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan sekitar
yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan implantasi
dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites
(Brunner dan Suddarth, 2002).
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama tumor ovarium
kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas hormonal dan komplikasi
tumor-tumor tersebut.
1. Akibat Pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut, tekanan
terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain
gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar
dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon.
3. Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak sekonyong-konyong
dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan menimbulkan nyeri perut.
b. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui ligamentum infundibulo
pelvikum terhadap peritonium parietal dan menimbulkan rasa sakit.

6
c. Infeksi pada tumor Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman
patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut.
d. Robekan dinding kista
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan dapat
sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus.
e. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor diangkat perlu dilakukan
pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan
(Wiknjosastro,1999).
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam, kira-kira 60% terdapat pada usia peri
menopause 30% dalam masa reproduksi dan 10% usia jauh lebih muda.
Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal
dan supraclavikular. Untuk selanjutnya menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru-paru, hati
dan otak, obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor
ganas ovarium.

2.4 Manajemen Terapi Gizi


Terapi nutrisi yang tepat dan lingkungan yang mendukung diharapkan dapat menunjang
keberhasilan terapi pengobatan penderita kanker. Nutrisi yang masuk secara seimbang dapat
menghambat kemungkinan terjadinya penurunan berat badan dan infeksi lebih lanjut. Masalah
gizi yang dihadapi penderita kanker pada umumnya adalah sulitnya menerima makanan. Akibat
adanya kanker dalam tubuh dan efek dari terapi pengobatan membuat penderita kanker
mengalami berbagai problem nutrisi, bila tidak segera diatasi dapat memperburuk kondisi
kesehatannya. efek nutrisi yang dapat menunjang terjadinya kanker, efek pengobatan kanker
terhadap masukan nutrisi, problem nutrisi yang timbul akibat terapi pengobatan, serta terapi diet
yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi pasien. Salah satu zat gizi yang berkaitan dengan
penyebab terjadinya kanker adalah Lemak. Konsumsi lemak yang berlebih dapat meningkatkan
risiko terjadinya kanker. Hal ini disebabkan lemak bersifat Cancer Promoting. Adanya lemak
dalam tubuh membuat zat yang bersifat karsinogenik, zat yang membentuk terjadinya kanker,
berkembang.

7
Beberapa komponen makanan yang penting diberikan bagi pasien kanker untuk membantu
penyerapan nutrisi makanan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien selama menjalani
pengobatan:
A. KARBOHIDRAT
Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh penderita kanker karena dapat memberikan energi yang
diperlukan tubuh selama pengobatan. contoh sumber karbohidrat adalah roti, gandum utuh,
beras merah, produk sereal, kacang kering, kacang polong, dan lentil.
B. PROTEIN
Asam amino yang terkandung dalam protein berguna untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan
tubuh, dan pemeliharaan sistem kekebalan tubuh. Protein juga membantu tubuh untuk
membuat sel, hormon, dan enzim. Beberapa makanan yang mengandung protein seperti
daging tanpa lemak, ikan, susu, telur, dan yogurt dapat mengganti dan memperbaiki sel tubuh
yang rusak karena penggerogotan sel kanker.
C. AIR
Sebagai komponen penting dalam tubuh, air dan cairan berfungsi untuk mengatur suhu tubuh,
menyalurkan nutrisi ke bagian tubuh yang membutuhkan, dan membantu mengeluarkan
kotoran. Air merupakan pilihan terbaik untuk membantu tubuh dalam mempertahankan
jumlah cairan yang memadai. Jika tubuh tidak mendapatkan cairan yang cukup selama
pengobatan kanker, pasien kanker akan mengalami dehidrasi, apalagi jika disertai dengan
muntah dan diare. Tanyakan kepada dokter untuk mengetahui berapa banyak air yang
dibutuhkan untuk mencegah dehidrasi serta jenis cairan dan minuman seperti apa yang boleh
dikonsumsi selama pengobatan.
D. VITAMIN
Sebagai senyawa kimia alami yang penting untuk kesehatan, vitamin membantu tubuh
menciptakan energi dari karbohidrat, lemak, dan protein. Vitamin juga dibutuhkan untuk
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, menjaga sistem imun tubuh, serta menjaga kekuatan
tulang, mata, kulit, kuku, dan rambut. Sumber utama vitamin dapat ditemukan dalam
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, seperti buah dan sayuran.
E. MINERAL
Tubuh membutuhkan mineral untuk membantu metabolisme karbohidrat dan lemak hingga
menjadi energi. Selain itu, mineral bersama vitamin juga berfungsi untuk membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Asupan mineral didapatkan dari jenis makanan nabati

8
dan hewani, antara lain seperti makanan mengandung kalsium, sayur-sayuran seperti brokoli,
makanan laut, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.
Selama pengobatan kanker, umumnya pasien akan kehilangan berat badan dan mengalami
kondisi seperti mual, hilang nafsu makan, dan lain-lain. Konsultasikan dan mintalah rujukan
pada dokter Anda serta dokter spesialis gizi klinik untuk membantu Anda membuat rencana
pola makan terbaik untuk menunjang kebutuhan Anda dan/atau orang terkasih selama
menjalani pengobatan kanker.

2.5 Interaksi Obat dan Makanan


Interaksi antara obat dan makanan dapat terjadi ketika makanan yang kita makan
mempengaruhi obat yang sedang kita gunakan, sehingga mempengaruhi efek obat tersebut.
Interaksi antara obat dan makanan dapat terjadi baik untuk obat resep dokter maupun obat yang
dibeli bebas, seperti obat antasida, vitamin dan lain-lain. Kadang-kadang apabila kita minum obat
berbarengan dengan makanan, maka dapat mempengaruhi efektifitas obat dibandingkan apabila
diminum dalam keadaan perut kosong. Selain itu konsumsi secara bersamaan antara vitamin atau
suplemen herbal dengan obat juga dapat menyebabkan terjadinya efek samping.
Tidak semua obat berinteraksi dengan makanan. Namun, banyak juga obat-obatan yang
dipengaruhi oleh makanan tertentu pada waktu Anda memakannya. Berikut adalah beberapa
contohnya.
a. Jus jeruk.
Jus jeruk dapat menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme obat sehingga
mengintensifkan pengaruh obat-obatan tertentu. Peningkatan pengaruh obat mungkin
kelihatannya baik padahal tidak. Jika obat diserap lebih dari yang diharapkan, obat tersebut
akan memiliki efek berlebihan, misalnya, obat untuk membantu mengurangi tekanan darah
bisa menurunkan tekanan darah terlalu jauh. Konsumsi jus jeruk pada saat yang sama dengan
obat penurun kolesterol juga meningkatkan penyerapan bahan aktifnya dan menyebabkan
kerusakan otot yang parah. Jeruk yang dimakan secara bersamaan dengan obat anti-inflamasi
atau aspirin juga dapat memicu rasa panas dan meningkatkan kadar asam di lambung.
b. Kalsium.
Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan produk susu lainnya
dapat mengurangi penyerapan antibiotika tetrasiklin.

9
c. Makanan yang kaya vitamin K seperti kubis, brokoli, bayam, alpukat, dan selada, harus
dibatasi konsumsinya jika sedang mendapatkan terapi antikoagulan (misalnya warfarin),
untuk mengencerkan darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas pengobatan dan
meningkatkan risiko trombosis atau pembekuan darah.
d. Kafein dapat meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu seperti enoxacin,
ciprofloxacin, dan norfloksasin.Untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat
atau halusinasi, yang terbaik adalah menghindari minum kopi, teh atau soda pada masa
pengobatan.
(Noviani, 2017)

10
KASUS

Ny NH usia 59 tahun. Pendidikan terakhir adalah SMA dan beragama Islam. Masuk ke RS
dengan keluhan Perut bawah terasa keras sejak 2 HSMRS, jahitan bekas SC terasa perih, panas
naik turun. Pasien menginap kanker kandungan sejak 7 bulan yang lalu dan keluarga pasien ada
yang mengalami penyakit serupa. Sekarang pasien didiagnosis ca ovarium, anemia, dan obs
febris H7.
Data antropometri pasien panjang ulna 24 cm dan LLA 23 cm. Pasien mengalami penurunan BB
sebanyak 2 kg dalam 1 bulan, menjadi 43 kg.
Dat hasi pemeriksaan biokimia menunjukkan :

Pemeriksaan Urin/ Darah Kadar


Hemoglobin 11,54 g/dL
Eritrosit 4,08 jt/uL
Hematokrit 35,6 %
Trombosit 515. 103/uL
Leukosit 12,67.103/uL
Neutrofil 80,61 %
Limfosit 9,77 %
MCHC 32,4 pg
RDW 15,7 fL

Kesan umum pasien lemah dan kesadaran CM. TD 110/61 mmHg, RR 20 x/menit, nadi 120

x/menit, dan suhu 38oC.


Kebiasaan makan pasien 3x/ hari, Nasi 3x/hari @1ctg, biskuit 3x/mgg @ 1 kpng, singkong
1x/bln @ 2 ptg, ketela ungu 1x/mgg @ 1 ptg kcl, Daging ayam 2x/mgg @1 ptg, telur asin
2x/mgg @ 1btr, Tahu 5x/mgg @ 1 bj, tempe 5x/mgg @1 ptg, Kangkung 2x/mgg @ 5 sdg,
bayam 3x/mgg @ 3 sdm , kacang panjang 2x/mgg @ 2 sdm, daun papaya 1x/bln @ 5 sdm,
tomat 2x/bln @ 2 bh, wortel 5x/mgg @ 5 sdm, Pisang ambon 1x/mgg @1 bh, jambu 1x/mgg @
1 bh, Teh manis 1x/hr @1/2 gls, susu anlene 1x/hr @ 1 gls, Kacang hijau 1x/hr @ 1 gls, Minyak
4x/mgg @ 1 sdm, Santan 3/bln @ 5 gr, Air Putih 8 gls/hr.

11
Pasien tidak memiliki alergi makanan dan tidak pernah menjalankan diet apapun. Pasien suka
makan ayam goreng.
Hasil recall menunjukkan energi 678,705 kkal, protein 29,07 g, lemak 19,82 g, dan KH 91,37.
Terapi medis yang diberikan Paracetamol, Cephiaxone, Metronidazole, inf NaCl. Telah
dilakukan pemeriksaan USG. Massa di perut teraba (+).
Kerjakan kasus tersebut dengan menggunakan form skrining gizi, dan buatlah asuhan gizi
dengan menggunakan form NCP serta buatlah menu sehari !

12
BAB III
SKRINING DAN NUTRITION CARE PROCESS

NUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS-2002)

Nama : Ny. NH Usia : 59 th

Bangsal : - Diagnosis : Ca Ovarium, anemia, obs febris H7


Tanggal masuk RS : - Tanggal skrining : 21/12/20

1. Skrining Awal
Jawaban
No Kriteria
Ya Tidak
1 Apakah IMT < 20.5 atau LLA < 25 cm untuk wanita

dan LLA < 26.3 cm untuk pria?
2 Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir? ✓
3 Apakah asupan makan pasien menurun 1

minggu terakhir?
4 Apakah pasien dengan penyakit berat ? (ICU) ✓
- Jika tidak untuk semua kriteria → skrining diulang 1 minggu kemudian
- Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya → dilakukan skrining lanjut

2. Skrining Lanjut I
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB > 5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75% dari
kebutuhan
Sedang (Skor = 2) Kehilangan BB > 5% dalam 2 bulan atau IMT 18.5-20.5 atau
asupan 25-50% dar kebutuhan

13
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB > 5% dalam 1 bulan (> 15% dalam 3 bulan) atau
IMT < 18.5 atau asupan 0-25% dari kebutuhan.

3. Skrining Lanjut II
Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, DM,
kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stoke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (Skor = 3) Cedera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
(APACHE>10)
Tambahkan 1 skor apabila usia > 70 tahun
Total skor (skor skrining lanjut I + skor skrining lanjut II + koreksi usia) = 3

Kesimpulan
Skor > 3: pasien beresiko mengalami malnutrisi dan perlu dilakukan penanganan gizi
lebih lanjut
Skor < 3: pasien tidak beresiko mengalami malnutrisi, akan tetapi perlu dilakukan
skrining ulang tiap minggu. Jika pasien dijadwalkan untuk operasi bedah mayor, perlu
dilakukan penanganan gizi untuk menghindari resiko malnutrisi

14
FORM PERENCANAAN NUTRITION CARE PROCESS

Program Studi Ilmu Gizi


Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

Nama Mahasiswa : Fauziyah Annisaa

Jenis Kasus : Kasus Obsgyn (kelompok 3)

Tanggal Pengumpulan : 22/12/20

NIM : J310191209

Penilaian/komentar dosen :

ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama (initial) : Ny. NH No RM : -
Umur : 59 th Ruang : -
Jenis Kelamin : P Tgl Masuk : -
Agama : Islam Tgl Kasus : 21/12/20
Pekerjaan/Penghsilan : - Alamat : -
Diagnosis Ca Ovarium, anemia
Pendidikan : SMA :
Medis dan obs febris H7
Aktivitas fisik : - Suku/Bangsa : -

2. Riwayat Penyakit
Perut bawah terasa keras sejak 2 HSMRS
Keluhan Utama Jahitan bekas SC terasa perih
Panas naik turun (demam)
Riwayat Penyakit
Ca Ovarium sejak 7 bulan yang lalu
Dahulu
Riwayat Penyakit
Ca Ovarium
Keluarga

15
Riwayat Penyakit
Sekarang/Diagnosis Ca Ovarium, anemia, obs febris H7
medis

3. Riwayat Gizi

Alergi/ pantangan terhadap


-
bahan makanan tertentu
Diet yang pernah dijalankan -
Nasi 3x/hari @1ctg
biskuit 3x/mgg @ 1 kpng
singkong 1x/bln @ 2 ptg
ketela ungu 1x/mgg @ 1 ptg kcl
Daging ayam 2x/mgg @1 ptg
telur asin 2x/mgg @ 1btr
Tahu 5x/mgg @ 1 bj
tempe 5x/mgg @1 ptg
Kangkung 2x/mgg @ 5 sdg
bayam 3x/mgg @ 3 sdm
Kebiasaan makan kacang panjang 2x/mgg @ 2 sdm
daun papaya 1x/bln @ 5 sdm
tomat 2x/bln @ 2 bh
wortel 5x/mgg @ 5 sdm
Pisang ambon 1x/mgg @1 bh
jambu 1x/mgg @ 1 bh
Teh manis 1x/hr @1/2 gls
susu anlene 1x/hr @ 1 gls
Kacang hijau 1x/hr @ 1 gls
Minyak 4x/mgg @ 1 sdm
Santan 3/bln @ 5 gr

16
Air Putih 8 gls/hr.
Makanan yang disukai Ayam goreng
Suplementasi gizi -
Cara pengolahan makanan -
Mual : -
Muntah : -
Nyeri ulu hati : -
Anoreksia : -
Gangguan fungsi Diare : -
gastrointestinal Konstipasi : -
Perubahan pengecapan/penciuman : -
Gangguan mengunyah: -
Gangguan menelan : -
Lain-lain:
Perubahan berat badan Penurunan BB sebanyak 2 kg dalam 1 bulan

Lain-lain -

BAGIAN 1. NUTRITION ASSESMENT

A. Antropometri
Berat badan (BB)
: 43 Kg BB idaman/ideal : 48,27 kg
aktual
Tinggi Badan (TB) : - Cm IMT :-
Rumus estimasi TB berdasar panjang ulna :
68.777 + (3.563 x 24)
Panjang Ulna : 24 Cm
68.777 + 84.86
153,63 cm
Rentang lengan : - Cm Rumus estimasi TB berdasar rentang lengan : -
Lingkar lengan atas
: 23 Cm %LLA : 75,9%
(LLA)

17
Lingkar pinggang : - Cm
Rasio lingkar pinggang/pinggul : -
Lingkar pinggul : - Cm
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri:
Status gizi kurang

B. Biokimia
Pemeriksaan
Kadar Rentang Normal Keterangan
Urin/darah
Hemoglobin 11,54 g/dL 12-14 g/dL Rendah
Eritrosit 4,08 jt/uL 4,5 – 5,5 jt/uL Rendah
Hematokrit 35,6% 40 – 48% Rendah
Trombosit 515 x 103/uL 140 – 400 x 103/ml Tinggi
Leukosit 12,67 x 103/uL 4 – 11 x 103/ml Tinggi
Neutrofil 80,61% 54 – 62% Tinggi
Limfosit 9,77% 24 – 33% Rendah
MCHC 32,4 pg 32 – 36 gr/dl Normal
RDW 15,7 fL 39 – 47 fL Rendah
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan biokimia:
Hasil lab biokimia menandakan anemia dan adanya infeksi dalam tubuh

C. Clinic/Fisik
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Kesan Umum Lemah dan compos mentis
Nilai Nilai Normal Keterangan
Vital sign :
1. Tensi 110/61 mmHg 120/80 mmHg Optimal
2. Respirasi 20 x/mnt 14 – 20 x/mnt Normal
3. Nadi 120 x/mnt 60 – 100 x/mnt Tinggi
4. Suhu 38°C 36 - 37°C Tinggi

18
Kepala/abdomen/ekstrimitas dll Massa diperut teraba
Kesimpulan tatus gizi berdasarkan pemeriksaan Clinik/fisik :
aritmia dan demam

D. Dietary history
1. Kesimpulan berdasarkan riwayat gizi :

Kebiasaan makan pasien meggunakan bahan makanan yang sangat beragam namun
jarang sekali mengonsumsi sayur dan buah dan memenuhi cairan minimal 8 gelas/hr

2. Hasil Recall 24 jam diet : Rumah/Rumah Sakit


Tanggal : ...............................................
Diet RS : ...............................................

Energi Protein Lemak KH Na Cairan


Implementasi
(Kcal) (g) (g) (g) (mg) (ml)
Asupan Oral 678,705 29,07 19,82 91,37
Asupan Enteral
Parrenteral
Kebutuhan 1636,35 72,4 45,4 250,7
% Asupan 41,43 40,15 43,6 36,4
Kesimpulan berdasarkan recall 24 jam :
Asupan makan pasien buruk tidak memenuhi 80% dari kebutuhan
Deficit tingkat berat pada asupan energi, protein, lemak dan KH

19
E. Medical History
1. Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan USG

2. Terapi Medis :

Interaksi dengan
Jenis Obat/ tindakan Fungsi
Zat Gizi
Paracetamol Penurun demam dan pereda nyeri -

Cephiaxone Antibiotik (menghambat -


pertumbuhan bakteri dan parasit)

Metronidazole Antibiotik (mengobati infeksi dan Dapat meningkatkan


menghentikan pertumbuhan kadar natrium dalam
parasit dan bakteri) darah

Infus NaCl Menggantikan cairan tubuh yang -


hilang

BAGIAN 2. NUTRITION DIAGNOSIS

NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan adanya penyakit kanker ovarium ditandai
dengan hasil recall menunjukkan defisit berat yaitu energi 41,43%, protein 50,2%, lemak
43,6% dan karbohidrat 36,4% (defisit tingkat berat)

NI 5.1 Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan adanya penyakit kanker
ditandai dengan pasien mengalami gizi kurang

20
NI 5.2 Malnutrisi berkaitan dengan penyakit kanker ovarium ditandai dengan %LLA
sebesar 75,9% dan hasil skrining pasien memiliki skor 3

NC 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pasien terindikasi anemia ditandai
dengan kadar hemoglobin, hematokrit, eritrosit dan RDW rendah

NC 3.2 Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan adanya penurunan konsumsi
energi karena penyakit ditandai dengan penurunan BB 4.6% selama 1 bulan terakhir.

BAGIAN 3. NUTRITION INTERVENSION

A. Rencana Asuhan Gizi

1. Tujuan Diet :
- Meningkatkan asupan makan pasien secara bertahap hingga terpenuhi 80% dari
kebutuhan

- Meningkatkan status gizi secara bertahap menuju status gizi normal atau
mempertahankan status gizi agar tidak turun menjadi gizi buruk

- Meningkatkan kadar Hb, eritrosit, hematocrit dan RDW pasien

- -meningkatkan atau mempertahankan BB pasien secara bertahap hingga menuju BB


ideal

2. Syarat/prinsip diet (plus jelaskan alasannya dan bahan makanan yang boleh dan tidak
boleh diberikan) :

- Kebutuhan energi sebanyak 30 kkal/kgBBI


- Protein diberikan sebanyak 1,2 gr/kgBBI
- Lemak diberikan sebanyak 25% dari energi total diutamakan asam lemak essensial
khususnya minyak zaitun yang mengandung omega-3 untuk mengurangi inflamasi
- Vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan. Terutama vitamin A, vitamin C,

21
vitamin K, kalsium dan Fe
- Cairan diberikan sesuai dengan kebutuhan energi yaitu 1 ml setiap 1 kkal kebutuhan
energi pasien
- Serat sebanyak 30 gram/hari
- Makanan yang dianjurkan: nasi, mie, roti gandum, jagung, kentang, kacang-kacangan,
susu dan olahannya, madu, daging tanpa lemak, ayam, ikan, telur, semua jenis sayuran,
semua jenis buah buahan. Pengolahan makanan dengan dikukus, rebus atau tumis.
- Makanan yang tidak dianjurkan: makanan kaleng (diberi pengawet), sosis, ham, bacon,
makanan dengan pengolahan digoreng, dibakar, atau dipanggang karena menimbulkan
karsinogenik sebagai pemicu pertumbuhan sel kanker.

3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


Energi:
TEE = 30 kkal/kgBBI
= 30 x 48,27
= 1448,1 kkal + (kenaikan suhu x 13%) = 1636,35

Kebutuhan cairan:
1 ml setiap 1 kkal = 1700 ml air
Protein: Lemak: Karbohidrat:
= 1,5 gr/kgBBI = 25% x TEE/9 = 61,3% x TEE/4
= 1,5 x 48,27 = 25% x 1636,35/9 = 61,3% x 1636,35/4
= 72,4 gram → 17,6% dari TEE = 45,4 gram = 250,7 gram

4. Preskripsi Diet
Jenis diet : TETP
Bentuk Makanan : Lunak
Cara Pemberian : Oral
Frekuensi Makan : 3x makan utama 2x selingan

22
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Parameter Monitoring Evaluasi Tindak Lanjut Pelaksanaan
Setiap kali
Keluhan utama mulai Pemberian terapi
Keluhan utama Keluhan kunjungan ke
hilang diet yang tepat
pasien
Kenaikan BB 500
Pengecekan BB
Antropometri Berat Badan Peningkatan BB pasien gram dalam
setiap minggu
seminggu
Perubahan nilai lab
terutama jumlah sel
darah merah yang
Kadar laboratorium
menandakan adanya
Biokimia Nilai Laboratorium berada pada ambang Pemeriksaan rutin
anemia pada pasien dan
normal
sel darah putih yang
menandakan adanya
infeksi dalam tubuh
Pengecekan suhu
Pemberian diet yang setiap kali
Clinic/Fisik Demam Penurunan demam
tepat kunjungan ke
pasien
Memberikan asupan
secara bertahap
80% dengan kalori
Setiap kali
Peningkatan asupan 1309 kkal jika
Dietary History Asupan Makan pemberian
makan mampu dihabiskan
makanan
dapat diberikan
100% yaitu 1636,35
kkal

23
RENCANA KONSULTASI GIZI

Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling Keterangan


Asupan makan pasien Meningkatkan asupan Cara meningkatkan Media: leaflet
oral pasien secara asupan secara
bertahap sesuai bertahap yaitu dengan
dengan kebutuhan makan sedikit namun Tempat : ruang
sering rawat pasien

Penurunan berat Menaikkan BB Pemberian diet yang Sasaran : pasien


badan menuju BB ideal tepat yaitu diet TETP dan keluarga
secara bertahap dan bahan makanan
yang mengandung anti
oksidan Waktu : saat
melakukan
Perubahan nilai lab Meningkatkan jumlah Bahan makanan yang kunjungan
terkait gizi terutama sel darah merah untuk dianjurkan dan tidak (assestment dan
pada kadar sel darah menghilangkan dianjurkan terutama recall makanan)
merah anemia yang dapat
meningkatkan jumlah
sel darah merah

24
IMPLEMENTASI DIET MENU SEHARI

Menu Hari ke-1


Bahan Energi Protein Lemak Vit B Vit C P Fe Na
Jam Hidangan Berat KH (g)
Makanan (kkal) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
bubur beras 100 178 2.1 0.1 40.6 0.02 0 22 0.5 27
telur
50 65 5 2.5 0.35 0.005 0 90 71
semur ayam 1.35
telur kecap 5 2.3 0.285 0.065 0.45 0 0 4.8 0.285 55.7
minyak 2.5 22 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
tahu 50 34 3.9 2.3 0.8 0.03 0 31.5 0.4 1
wortel 20 4.5 0.24 0.06 1.86 0.012 1.2 7.4 0.16 2.5
loaf tahu terigu 10 36.5 0.89 0.13 7.73 0.012 0 10.6 0.12 0
06.30
telur
10 16.2 0.5 1.15 0.07 0.001 0 18 14.2
ayam 0.27
gambas 30 5.4 0.24 0.06 1.23 0.009 2.4 9.9 0.27 3.5
sup tomat 15 3 0.15 0.045 0.63 0.009 6 4.05 0.075 1.5
gambas wortel 20 4.5 0.24 0.06 1.86 0.012 1.2 7.4 0.16 14
minyak 2.5 22 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
the 3 1.5 0 0 2.034 0.0003 0 7.95 0.354 0
the manis
gula pasir 6 21.84 0 0 5.64 0 0 0.06 0.006 0.06
susu full
susu 200 122 6.4 3.5 8.6 0.06 2 120 72
cream 3.4
10.00
marie
biskuit 20 80 1 1.9 15.02 0.018 0 17.4 0
regal 0.54
bubur beras 100 178 2.1 0.1 40.6 0.02 0 22 0.5 27
ikan tuna 50 56.5 5.8 2.25 0 0.025 0 100 0.5 22.5
sup ikan
12.00 tomat 20 4 0.2 0.06 0.84 0.012 8 5.4 0.1 2
tuna
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
tumis tempe 50 173.5 7.5 5 14.95 0.385 0 272 4.2 0

25
tempe kacang
15 6.6 0.405 0.045 1.17 0.0195 3.15 52.05 4.5
kacang panjang 0.105
panjang kecap 5 2.3 0.285 0.065 0.45 0 0 4.8 0.285 55.7
minyak 2.5 22 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
jagung
15 26.7 1.185 0.51 9.54 0.0495 0 22.2 0
pipil 0.315

tumis wortel 20 4.5 0.24 0.06 1.86 0.012 1.2 7.4 0.16 14
sayuran buncis 20 7 0.48 0.04 1.54 0.016 3.8 8.8 0.22 1.6
tomat 15 3 0.15 0.045 0.63 0.009 6 4.05 0.075 1.5
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
buah pepaya 100 46 0.5 0 12.2 0.01 78 12 1.7 4
air mineral 240
maizena 20 45.9 0.06 0 17 0 0 6 0.3 1.2
puding susu cair 100 61 3.2 3.5 4.3 0.03 1 60 1.7 36
16.00 maizena gula pasir 6 21.84 0 0 5.64 0 0 0.06 0.006 0.06
agar-agar 10 25.78 0 0 0 0 0 12.5 0.5 0
air mineral 240
beras 100 178 2.1 0.1 40.6 0.02 0 22 0.5 27
bubur
ayam
ayam 50 95.8 7.2 8.4 0 0.04 0 100 54.5
giling 0.75
tahu kukus tahu 50 34 3.9 2.3 0.8 0.03 0 31.5 0.4 1
18.00 wortel 25 10.5 0.3 0.075 2.325 0.015 1.5 9.25 0.2 17.5
buncis 20 7 0.48 0.04 1.54 0.016 3.8 8.8 0.22 1.6
sayur sop
tomat 15 3 0.15 0.045 0.63 0.009 6 4.05 0.075 1.5
minyak 2.5 22 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
air mineral 240
Jumlah total 1635.87 57.18 45.8 243.519 0.9063 75.32 693.28 18.6255 535.92
Kebutuhan (Sesuai peritungan) 1636.35 72.4 45.4 250.7 1.1 75 700 8 1500
% jml total/kebutuhan 99.97 98.76 100.88 97.14 82.39 100.43 99.04 232.82 35.73
( )

26
Menu Hari ke-2

Bahan Energi Protein Lemak Vit B Vit C P Fe Na


Jam Hidangan Berat KH (g)
Makanan (kkal) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
bubur beras 100 178 2.1 0.1 40.6 0.02 0 22 0.5 27
telur
50 81 4.2 5.75 0.35 0.005 0 90 1.35 71
ayam
telur saus
tomat 10 2 0.1 0.03 0.42 0.006 4 2.7 0.05 1
tomat
maizena 10 34.3 0.03 0 8.5 0 0 3 0.15 0.6
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
06.30
tofu 50 34 2.6 0.3 0.8 0.03 0 31.5 0.4 1
sup
brokoli 25 10.92 1.165 0 2.0475 0.0225 0 25.7 0.3425 0
sayuran
wortel 20 8.4 0.24 0.06 1.86 0.012 1.2 7.4 0.16 14
dan tofu
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
the 3 3.96 0.585 0.021 2.034 0.0003 0 7.95 0.354 0
the manis
gula pasir 6 21.84 0 0 5.64 0 0 0.06 0.006 0.06
10.00 getuk getuk 50 102 0.25 0.7 23.7 0.04 0 26 0.75 0
bubur beras 100 178 2.1 0.1 40.6 0.02 0 22 0.5 27
pepes ayam 50 151 9.1 4.2 0 0.04 0 100 0.75 54.5
ayam kemangi 10 4.6 0.4 0.05 0.89 0.008 5 7.5 0.2 0
tempe bb tempe 50 74.5 4.2 2 6.35 0.35 0 77 5 0
kuning minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
labu siam 25 6.5 0.15 0 1.675 0.005 4.5 6.25 0.125 0.75
12.00 sup labu tomat 15 3 0.15 0 0.63 0.009 6 4.05 0.075 1.5
siam wortel 20 8.4 0.24 0.06 1.86 0.012 1.2 7.4 0.16 14
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
jeruk
buah 100 45 0.9 0.2 11.2 0.08 49 23 0.4 0
manis
air
240
mineral
16.00 kue lapis kue lapis 50 85.3 3.3 7.85 27.75 0.13 0 68 0.95 0

27
bubur beras 100 178 2.1 0.1 40.6 0.02 0 22 0.5 27
bakso
50 56.5 8.5 2.25 0 0.025 0 100 0.5 22.5
bakso ikan ikan
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
Tahu tahu 50 34 3.9 2.3 0.8 0.03 0 31.5 0.4 1
kukus wortel 25 10.5 0.3 0 2.325 0.015 1.5 9.25 0.2 17.5
sayur terigu 10 36.5 0.89 0.13 7.73 0.012 0 10.6 0.12 0
wortel 25 10.5 0.3 0 2.325 0.015 1.5 9.25 0.2 17.5
baby
tumis 20 6.6 0.44 0.02 1.48 0.016 1.6 20 0.1 1
jagung
sayuran
buncis 25 8.75 0.6 0.05 1.925 0.02 4.75 11 0.275 2
minyak 2.5 22.025 0 2.49 0.005 0 0 0.025 0.0025 0.05
susu full
240 146.4 7.68 6.2 10.32 0.072 2.4 144 4.08 86.4
susu cream
gula pasir 13 47.32 0 0 12.22 0 0 0.13 0.013 0.13
air
240
mineral
Jumlah total 1636.9 56.52 44.63 256.6615 1.0148 82.65 702.56 18.6255 387.74
Kebutuhan (Sesuai peritungan) 1636.35 72.4 45.4 250.7 1.1 75 700 8 1500
% jml total/kebutuhan 100.03 97.62 98.30 102.38 92.25 110.20 100.37 232.82 25.85

( )

28
Formulir Riwayat Pola Makan / Kebiasaan

INSTALASI GIZI POLIKLINIK GIZI KLINIK RS


RIWAYAT GIZI Tanggal: 21/12/20
Nama: Ny. NH Jenis Umur Panjang Berat Badan
P Ulna
59 Th 24 cm 43 Kg kg
Agama Pendidikan Pekerjaan Aktivitas Daerah asal
Islam TS SD SLTP SLTA PT - -

Dokter yang mengirim Diagnosis: Ca Ovarium, Anemia dan Obs Febris H7
Diit: TETP Pengobatan Penting
KETERANGAN TENTANG MAKANAN
Diit sebelumnya
Alergi terhadap makanan / Pantangan / Suka / Tidak Suka: -
Keterangan lain
POLA MAKANAN (Beri tanda x pada jawaban yang benar)
> 1 x sehari
1 x sehari
3-6 x
1-2x seminggu
< 1x seminggu
Tak pernah

>1 x sehari
1 x sehari
3-6 x
1-2x seminggu
< 1x seminggu
Tak pernah
Beras x Tomat/wortel x
Jagung Brokoli
Mie Sayuran segal lainnya x
Roti Pisang x
Biskuit / kue x Papaya
Kentang Jeruk
Singkong x jambu X
Ubi rambat x apel

29
Tempe x Susu segar
Tahu x Susu kental manis
Oncom Susu kental tak manis
Kacang kering Susu tepung whole
Ayam x Susu tepung skim
Daging Keju
Daging diawet Minyak / goreng-gorengan x
Hati/Limpa/Otak/Usus/Pa Kelapa / santan
x
ru
Telor asin x Margarine / mentega
Ikan basah Teh manis x
Ikan kering Kopi manis
Udang basah Sirop
Sayuran hijau daun x Susu anlene x
Sayuran kacang - kacangan Minuman alkhol

Mie Instan Kacang hijau X

Sate ayam

Sumber : Kementrian RI. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Bakti Husada

30
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil skrining pasien adalah memiliki skor 3 yang berarti pasien beresiko mengalami
malnutrisi dan perlu dilakukan penanganan gizi lebih lanjut
2. Pasien memiliki status gizi kurang
3. Diagnosis yang dapat ditegakkan yaitu NI 2.2, NC 2.2 dan NC 3.2
4. Diberikan diet TETP sesuai dengan kebutuhan yaitu energi 1636,35 kkal, protein 72,4 gram,
lemak 45,4 gram dan KH 250,7 gram
5. Asupan makan, berat badan dan nilai laboratorium perlu adanya monitoring dan di evaluasi
6. Konseling pasien sesuai dengan diet yang diberikan

B. Saran
1. Untuk meningkatkan asupan makan pasien sebaiknya diberikan dengan frekuensi sering
dengan porsi yang kecil
2. Pasien diharapkan dapat mengikuti ketetapan diet dan saran ahli gizi terkait kesehatan
pasien.
3. Keluarga diharapkan dapat membantu pasien dalam menjalankan dietnya.
4. Keluarga perlu memotivasi dan mendorong kesuksesan diet pasien terkait makanan yang
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2012. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi “. Jakarta. Gramedia Pustaka Umum.

Boy B. Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB. 2006. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: 468-90.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung.,
Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Departemen Kesehatan R.I. 2010. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Edisi Revisi. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2013, Buku pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Dirjen Pelayanan
Medik, Direktorat Rumah Sakit khusus dan Swasta, Jakarta.

Depkes RI, 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Jakarata.

Noviani, Nita. Nurilawati, Vitri. 2017. Farmakologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. PPSDMK
BPPSDMK.

Prawirohardjo S. 2010. Onkologi Ginekologi Edisi 4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 468-99.

Samsulhadi, Hendarto H. 2009. Induksi Ovulasi dan Stimulasi Ovarium, dalam: Permadi W.
(editor). Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia. Bandung: Sagung Seto.

Wiknjosastro. 1999. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.

32
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PEMORSIAN

MENU MAKAN PAGI HARI KE-1

Bubur Semur telur Sup gambas (blm pakai kuah)

Loaf tahu Makan pagi

33
MENU SELINGAN PAGI HARI KE-1

Biskuit dan susu

MENU MAKAN SIANG HARI KE-1

Bubur Sup ikan tuna (belum pakai kuah) Tumis tempe kc panjang

34
Tumis Sayuran Buah papaya

Makan siang

35
MENU SELINGAN SIANG HARI KE-1

Pudding maizena

MENU MAKAN MALAM HARI KE-1

Bubur ayam, tahu kukus dan sayur sop

36
MENU MAKAN PAGI HARI KE-2

Bubur Sup sayuran dan tofu Makan pagi

MENU SELINGAN PAGI HARI KE-2

Getuk

37
MENU MAKAN SIANG HARI KE-2

Bubur pepes ayam tempe bb kuning

Sup labusiam buah jeruk makan siang

38
MENU SELINGAN SIANG HARI KE-2

Kue lapis

MENU MAKAN MALAM HARI KE-2

Bubur Bakso ikan (blm di kuah) loaf tahu

39
Tumis sayuran Makan malam

40
MENU MAKAN SEHARI HARI KE-1

MENU MAKAN SEHARI HARI KE-2

41

Anda mungkin juga menyukai