Abstract
The purpose of this study is to describe the effect of organizational culture and extrinsic
motivation on job satisfaction to improve employee performance. This research consist of
four variables, there are two independent variables (exogen), one dependent variable
(endogen), and one intervening variable. The two independent variables are organizational
culture and extrinsic motivation. Whereas, the dependent variable is employee performance
and the intervening variable is job satisfaction. The sample used in this research are 100
employees at DLH Kab. Serang. The data was collected by distributing questionnaires to
respondents. Data were analyzed with SEM (Structural Equation Model) technique by using
SmartPLS software. In this research, there are five hypotheses and all of them are accepted.
Organizational culture have positive and significant effect on employee performance,
extrinsic motivation have positive and significant effect to employee performance,
organizational culture have positive and significant effect to job satisfaction, extrinsic
motivation have positive and significant effect to job satisfaction, and job satisfaction have
a positive and significant effect on employee performance.
134
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
135
JRBM Tirtayasa Volume 3 (2) – November 2019
mencapai target kinerja organisasi, maka diberikan gaji dan tunjangan yang sama
efektivitas Manajemen Sumber Daya dengan pegawai yang beban kerjanya
Manusia dan kinerja pegawai di DLH Kab. sedikit. Menurut Herzberg yang dikutip oleh
Serang harus menerapkan kinerja pegawai Luthans (2015), penghasilan merupakan
seoptimal mungkin. salah satu unsur penting yang memiliki
Menurut Wibowo (2014) budaya pengaruh besar terhadap motivasi pegawai.
organisasi mempunyai peran penting dalam Selain itu para pegawai kurang
menentukan pertumbuhan organisasi karena motivasi untuk bekerja lebih baik, pekerjaan
budaya yang terdapat di dalamnya mampu ditumpuk dan ditunda-tunda. Hal ini
merangsang semangat kerja sumber daya mengakibatkan target pelaksanaan kegiatan
manusianya sehingga kinerja organisasi tidak sesuai dengan perencanaan awal, dan
meningkat. Di dalam budaya organisasi akhirnya menyebabkan penyerapan
terkandung nilai- nilai atau norma-norma anggaran tidak sesuai dengan target perodik
dan aturan yang dapat menjadi pegangan yang telah ditetapkan. Target penyerapan
setiap pegawai dalam beraktivitas atau anggaran dikejar pada akhir tahun yang
bekerja. mengakibatkan beban kerja di akhir tahun
Budaya organisasi dalam jadi lebih berat dan tidak terserapnya
pemerintahan merupakan budaya yang anggaran. Dari hal-hal tersebut berakibat
dapat membentuk sistem kerja dan budaya menurunnya kinerja pegawai dan pada
kerja yang disiplin, efektif dan efisien. akhirnya menurunnya kinerja organisasi.
Namun pada kenyataannya organisasi Fenomena berikutnya adalah
pemerintah belum menerapkan budaya beberapa pegawai merasa tidak puas dengan
organisasi yang diharapkan secara optimal. pekerjaannya. Prestasi kerja pegawai kurang
Hal ini juga yang terjadi pada DLH Kab. dihargai karena tidak adanya sistem reward
Serang. Hasil pengamatan pada beberapa dan punishment. Pegawai yang berprestasi,
pegawai DLH Kab. Serang masih belum rajin bekerja tidak pernah mendapatkan
menerapkan jam kerja yang sesuai dengan reward, begitu pun sebaliknya pegawai yang
ketentuan. Hal ini menggambarkan bahwa tidak rajin tidak mendapatkan punishment.
nilai budaya organisasi berupa disiplin Hal ini menimbulkan rasa ketidakpuasan
masih belum diterapkan secara optimal dan terhadap pekerjaan.
menyebabkan kinerja menjadi tidak optimal. Data yang dapat digunakan untuk
Kondisi motivasi ekstrinsik pegawai penilaian kinerja pegawai adalah data
DLH Kab. Serang dalam melaksanakan absensi, dari data tersebut akan terlihat
pekerjaan sehari-hari terlihat tidak seperti kedisiplinan pegawai yang memengaruhi
yang diharapkan, yaitu tidak meratanya kinerja pegawai, data absensi pegawai DLH
pembagian beban kerja. Pegawai yang Kab. Serang Tahun 2017 dapat dilihat pada
mendapat beban kerja yang lebih besar tabel berikut:
Tabel 1 Data Absensi Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang (DLH) pada
tahun 2017
Tidak
Ket. Jumlah % Ketidak
Bulan Sakit Izin Cuti Hadir
Tdk Hadir Hadiran
Tanpa Ket.
Jan 8 12 1 5 26 7.8
Feb 5 15 1 7 28 8.4
Mar 7 10 1 5 23 6.9
Apr - 8 - 12 20 6.0
Mei 5 15 - 11 31 9.3
Juni 3 7 - 13 23 6.9
Juli 2 13 3 20 38 11.3
136
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
Tidak
Ket. Jumlah % Ketidak
Bulan Sakit Izin Cuti Hadir
Tdk Hadir Hadiran
Tanpa Ket.
Agst 5 11 - 7 23 6.9
Sept 8 15 - 7 30 9.0
Okt 8 12 1 8 29 8.7
Nov 9 12 1 8 30 9.0
Des 7 12 1 14 34 10.2
Jumlah 67 142 9 117 335
Sumber : DLH Kab. Serang, 2018
137
JRBM Tirtayasa Volume 3 (2) – November 2019
138
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
kinerja pegawai pada Dinas Lingkungan budaya di dalam sebuah organisasi adalah:
Hidup Kabupaten Serang 1. Budaya menciptakan pembedaan yang
2. Pengaruh Motivasi ekstrinsik terhadap jelas antara satu organisasi dan yang lain.
kinerja pegawai pada Dinas Lingkungan 2. Budaya membawa suatu rasa identitas
Hidup Kabupaten Serang bagi anggota-anggota organisasi.
3. Pengaruh Budaya organisasi terhadap 3. Budaya mempermudah timbulnya
kepuasan kerja pada Dinas Lingkungan komitmen pada suatu yang lebih luas
Hidup Kabupaten Serang dari pada kepentingan diri individual
4. Pengaruh Motivasi ekstrinsik terhadap seseorang.
kepuasan kerja pada Dinas Lingkungan 4. Budaya merupakan perekat sosial yang
Hidup Kabupaten Serang membantu mempersatukan organisasi
5. Pengaruh Kepuasan kerja terhadap itu dengan memberikan standar-standar
kinerja pegawai pada Dinas Lingkungan yang tepat untuk dilakukan oleh
Hidup Kabupaten Serang pegawai.
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat
Telaah Pustaka makna dan kendali yang membentuk
Budaya Organisasi sikap serta perilaku pegawai.
Budaya organisasi adalah sebuah Indikator yang digunakan untuk
sistem makna bersama yang dianut oleh para membedakan budaya organisasi, menurut
anggota yang membedakan suatu organisasi Robbins (2015) ada tujuh karakteristik
dari organisasi – organisasi lainnya primer yang secara bersama-sama
(Robbins, 2015). Sistem makna bersama ini menangkap hakikat budaya organisasi,
adalah sekumpulan karakteristik kunci yang yaitu:
dijunjung tinggi oleh organisasi. Menurut 1. Inovasi. Sejauh mana para pegawai
Susanto dalam Intan (2015) memberikan didorong untuk inovatif dan berani
definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai mengambil risiko
yang menjadi pedoman sumber daya 2. Perhatian kepada hal yang rinci.
manusia untuk menghadapi permasalahan Sejauh mana para pegawai diharapkan
eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke mau memperlihatkan kecermatan,
dalam perusahaan sehingga masing-masing analisis, dan perhatian kepada rincian.
anggota organisasi harus memahami nilai- 3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen
nilai yang ada dan bagaimana mereka harus fokus pada hasil bukan pada teknik dan
bertindak atau berperilaku. Sedangkan proses yang digunakan untuk
budaya organisasi menurut Luthans (2015) mendapatkan hasil itu.
adalah pemahaman, prediksi, dan 4. Orientasi Individu. Sejauh mana
manajemen perilaku manusia di dalam keputusan manajemen
organisasi. Setiap anggota organisasi akan memperhitungkan efek hasil pada orang
berperilaku sesuai dengan budaya yang – orang di dalam organisasi itu.
berlaku agar diterima oleh lingkungannya. 5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan
Kast dalam Adriyanti (2014) mengatakan kerja diorganisasikan dalam tim-tim
bahwa budaya organisasi memengaruhi kerja, bukannya individu.
perilaku dan sebagai sistem nilai serta 6. Agresivitas. Sejauh mana orang-orang
kepercayaan yang dianut bersama, itu agresif dan kompetitif, bukan
berinteraksi dengan anggota organisasi, bersantai.
struktur dan sistem pengawasan untuk 7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan
menghasilkan norma-norma perilaku. organisasi menekan dipertahankannya
Budaya yang tumbuh menjadi kuat mampu status sebagai lawan dari pertumbuhan
memacu organisasi ke arah perkembangan atau inovasi.
yang lebih baik (Robbins, 2015).
Menurut Robbins (2015) fungsi Motivasi Ekstrinsik
139
JRBM Tirtayasa Volume 3 (2) – November 2019
140
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu Kualitas kerja diukur dari persepsi
yang ditetapkan pegawai terhadap kualitas pekerjaan
4. Kedisiplinan. Kondisi yang tercipta dan yang dihasilkan serta kesempurnaan
terbentuk melalui proses dari tugas terhadap keterampilan dan
serangkaian perilaku yang menunjukkan kemampuan pegawai.
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, 2. Kuantitas
kesetiaan, keteraturan dan atau Kuantitas diukur dari persepsi pegawai
ketertiban. terhadap jumlah aktivitas yang
5. Prestasi Kerja. Hasil kerja yang dicapai ditugaskan beserta hasilnya.
seseorang dalam melaksanakan tugas- 3. Ketepatan waktu
tugas yang dibebankan kepadanya yang Ketepatan waktu diukur dari persepsi
didasarkan atas kecakapan dan pegawai terhadap suatu aktivitas yang
kesungguhan serta waktu. diselesaikan di awal waktu sampai
menjadi output.
Kinerja 4. Efektivitas
Kinerja pegawai adalah suatu hasil Tingkat penggunaan sumber daya
yang dicapai oleh pegawai dalam organisasi (tenaga, uang, teknologi,
pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang bahan baku) dimaksimalkan dengan
berlaku untuk suatu pekerjaan (Robbins, maksud menaikkan hasil dari setiap unit
2015). Menurut Sedarmayanti (2013) di dalam penggunaan sumber daya,
mengungkapkan bahwa kinerja merupakan efektivitas kerja pegawai dalam menilai
terjemahan dari performance yang berarti pemanfaatan waktu dalam menjalankan
hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses tugas, efektivitas penyelesaian tugas
manajemen atau suatu organisasi secara yang dibebankan organisasi.
keseluruhan, di mana hasil kerja tersebut 5. Kemandirian
harus dapat ditunjukkan buktinya secara Merupakan tingkat kemampuan
konkret dan dapat diukur (dibandingkan seseorang dalam melakukan fungsi
dengan standar yang telah ditentukan). kerjanya tanpa meminta bantuan,
Menurut Mangkunegara (2016) bimbingan dari orang lain atau
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil pengawas.
kerja secara kualitas dan kuantitas yang 6. Komitmen kerja
dicapai oleh seorang pegawai dalam Merupakan tingkat di mana pegawai
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mempunyai komitmen kerja dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. instansi dan tanggung jawab terhadap
Sedangkan menurut Wibowo (2014) organisasi.
mengemukakan bahwa kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang Metodologi Penelitian
dicapai dari pekerjaan tersebut. Operasionalisasi Variabel
Berdasarkan pengertian-pengertian Variabel penelitian adalah segala
di atas, dapat dikemukakan bahwa kinerja sesuatu yang berbentuk apa saja yang
adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
seorang pegawai sesuai dengan standar dan sehingga diperoleh informasi tentang hal
kriteria yang telah ditetapkan dalam kurun tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
waktu tertentu. (Sugiyono, 2014). Secara teoritis variabel
Menurut Robbins (2015), dapat didefinisikan sebagai atribut
pendekatan untuk mengukur sejauh mana seseorang, atau objek, yang mempunyai
kinerja pegawai secara individual ada enam variasi antara satu orang dengan yang lain
kriteria, yaitu: atau satu objek dengan objek yang lain
1. Kualitas (Hatch dan Farhady dalam Sugiyono 2014).
Penelitian ini menggunakan tiga jenis
141
JRBM Tirtayasa Volume 3 (2) – November 2019
variabel, yaitu variabel independen, variabel berbagai hal seperti gaji tidak memadai,
intervening dan variabel dependen. kondisi kerja tidak menyenangkan, hal
Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan tersebut dapat menjadi sumber
hipotesis, maka variabel yang digunakan ketidakpuasan potensial (Herzberg dalam
dalam penelitian ini antara lain budaya Luthans, 2015).
organisasi dan motivasi ekstrinsik
ditetapkan sebagai variabel bebas atau 2. Variabel Intervening (Z): Kepuasan
independen, sebagai variabel intervening Kerja
yaitu kepuasan kerja, sedangkan variabel Menurut Hasibuan (2014), kepuasan
terikat atau dependen yaitu kinerja kerja adalah sikap emosional yang
karyawan. Variabel-variabel yang diukur menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.
dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
berikut: kedisiplinan, dan prestasi kerja.
1. Variabel Independen (X)
a. X1 : Budaya Organisasi 3. Variabel Dependen (Y): Kinerja
Budaya organisasi adalah sebuah Pegawai
sistem makna bersama yang dianut oleh para Kinerja pegawai adalah suatu hasil
anggota yang membedakan suatu organisasi yang dicapai oleh pegawai dalam
dari organisasi – organisasi lainnya pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang
(Robbins, 2015). Budaya organisasi sebagai berlaku untuk suatu pekerjaan (Robbins,
nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber 2015)
daya manusia untuk menghadapi Berdasarkan uraian tersebut jika
permasalahan eksternal dan usaha dibuat operasionalisasi variabel, dapat
penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan disusun sebagai berikut:
sehingga masing-masing anggota organisasi Tabel 5 Variabel dan Indikator Penelitian
harus memahami nilai-nilai yang ada dan Variabel Indikator
bagaimana mereka harus bertindak atau Budaya 1. Inovasi (BO1)
Organisasi 2. Orientasi tim (BO2)
berperilaku (Susanto dalam Intan, 2015). 3.Agresifitas (BO3)
b. X2 : Motivasi Ekstrinsik 4.Misi dan strategi (BO4)
Menurut Nawawi dalam Maulana 5.Kepemimpinan dan
(2013), bahwa motivasi ekstrinsik adalah Efektivitas Manajemen (BO5)
pendorong kerja yang bersumber dari luar 6.Komunikasi dan
pengambilan keputusan (BO6)
diri pekerja sebagai individu berupa suatu 7.Pengetahuan (BO7)
kondisi yang mengharuskannya Robbins (2015) dan Jerome
melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Want dalam Wibowo (2016)
Pengukurannya ditentukan oleh kebijakan
organisasi, pengawasan, penghasilan dan Motivasi 1. Kondisi kerja (ME1)
kondisi kerja. Motivasi ekstrinsik adalah Ekstrinsik 2. Gaji (ME2)
3.Penghargaan (ME3)
daya dorong yang datang dari luar diri 4.Kesempatan untuk maju
seseorang, terutama dari organisasi (ME4)
tempatnya bekerja dan memotivasi Herzberg dalam Luthans
seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan. (2015) dan Sagir dalam Lityaui
(2014)
Motivasi ekstrinsik atau yang dikenal
Kepuasan 1.Mencintai pekerjaannya
sebagai hygiene factor theory merupakan Kerja (KK1)
faktor eksternal yang diperlukan untuk 2.Moral kerja (KK2)
menghindari ketidakpuasan. Menurut 3.Kedisiplinan (KK3)
Herzberg faktor ekstrinsik tidak akan 4.Prestasi kerja (KK4)
mendorong para karyawan untuk 5.Promosi (KK5)
berperforma baik, akan tetapi jika faktor – Hasibuan (2014) dan Luthans
faktor ini dianggap tidak memuaskan dalam (2015)
142
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
143
JRBM Tirtayasa Volume 3 (2) – November 2019
144
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
145
JRBM Tirtayasa Volume 3 (2) – November 2019
Untuk melihat nilai T-statistik dan P- Pengujian ini dilakukan ketika diduga di
value dalam SmartPLS dilakukan melalui antara variabel independen dan dependen
proses bootstraping terhadap model yang terdapat variabel intervening. Artinya
sudah valid dan reliabel serta memenuhi pengaruh variabel independen terhadap
kelayakan model. Setelah dilakukan proses variabel dependen tidak secara langsung
bootstraping terhadap model pengukuran, terjadi tetapi melalui proses transformasi
maka diperoleh hasil pengujian hipotesis yang diwakili oleh variabel mediasi
sebagai berikut: (Jogiyanto, 2014). Untuk dapat menetapkan
Tabel 11 Hasil Pengujian Hipotesis variabel mediasi atau intervening, terdapat
T
Original Sample Standard
Statistics P
beberapa kriteria yang harus dipenuhi:
Sample Mean Deviation
(O) (M) (STDEV)
(|O/ Values 1. Variabel independen harus memengaruhi
STDEV|)
BO ->
0,543 0,543 0,099 5,473 0,000
variabel intervening
KK
BO ->
2. Variabel intervening harus memengaruhi
0,300 0,301 0,089 3,373 0,001
KIN variabel dependen
KK ->
KIN
0,294 0,302 0,091 3,241 0,001 Jika kedua kriteria ini sudah
ME ->
KK
0,320 0,323 0,102 3,125 0,002 terpenuhi, selanjutnya pengaruh variabel
ME ->
0,349 0,341 0,085 4,101 0,000 independen terhadap variabel dependen
KIN
Sumber: data diolah, 2018 harus lebih kecil daripada perkalian antara
Berdasarkan perhitungan tabel di variabel independen dengan variabel
atas, nilai koefisien parameter (original intervening dan variabel intervening dengan
sampel) semua variabel menunjukkan hasil variabel dependen (Baron dan Kenny dalam
yang positif dan hasil dari uji signifikansi Setyarini, 2014).
semua hipotesis dapat diterima karena nilai Selanjutnya terdapat dua
T-statisticsnya lebih besar dari 1,96 dan P- kemungkinan yang terjadi dari hasil uji
Value lebih kecil dari 0,005. Hasil pengujian mediasi menurut Rucker et al. dalam
hipotesis untuk budaya organisasi Yusniyar (2016) yaitu:
berpengaruh positif dan signifikan terhadap 1. Fully Mediation, artinya variabel
kepuasan kerja, budaya organisasi independen tidak mampu memengaruhi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap secara signifikan variabel dependen tanpa
kinerja pegawai, motivasi ekstrinsik melalui variabel mediator.
berpengaruh positif signifikan terhadap 2. Partially Mediation, artinya variabel
kepuasan kerja dan motivasi ekstrinsik independen mampu memengaruhi secara
berpengaruh positif signifikan terhadap langsung variabel dependen tanpa
kinerja pegawai. melalui atau melibatkan variabel
Uji Mediasi mediator.
Pengujian efek mediasi dilakukan Pada pengujian efek mediasi dalam
untuk melihat hubungan antara variabel penelitian ini, output parameter uji
independen dan variabel dependen melalui signifikansi dapat dilihat pada total indirect
variabel mediasi atau penghubung. effects. Hasil efek mediasi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 12 Hasil Indirect Effects
Standard
Original Sample T Statistics (|O/
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) STDEV|)
(STDEV)
BO -> KK -> KIN 0,160 0,164 0,059 2,712 0,007
ME -> KK -> KIN 0,094 0,097 0,043 2,183 0,029
146
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
147
JRBM Tirtayasa Volume 3 (2) – November 2019
148
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
149
JRBM Tirtayasa Volume 3 (2) – November 2019
Dessler, G. (2015). Manajemen Sumber Daya Karyawan PT. Warni Indah Cemerlang.
Manusia. Jakarta: Salemba Empat. JOM FEKON Vol. 1 No. 2.
Efendi, S, Alamsyah (2015). Pengaruh Budaya Luthans, Fred, Luthans, B. C., Luthans, K. W.
Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan (2015). Organizational Behavior: an
Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Negeri evidence-based approach 13th ed. North
Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan Carolina: Information Age Publishing.
Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmu Mangkunegara, A. P. (2016). Manajemen
dan Budaya Vol. 39 No. 45. Universitas Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Nasional Jakarta. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Mantauv, C,S. (2014) Kepuasan Kerja
Manajemen Edisi 5. Semarang: Undip. merupakan variabel intervening Pengaruh
Ghazali, I. (2017) Pengaruh Motivasi Kerja, antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Kepuasan Kerja dan Kemampuan Kerja Pegawai (Studi Empirik pada Badan
terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Penanggulangan Bencana). E- jurnal
Kementerian Agama Kabupaten Banjar. aplikasi ekonomi vol 2 no 1 STIE Yappas
Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Vol 3 No.1. Maulana, H., Gumelar, G. (2013). Psikologi
STIE Pancasetia Komunikasi dan Persuasi. Jakarta:
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Akademia Permata.
Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Muslih, B. (2012). Analisis Pengaruh Motivasi
(7 ed.). Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Gibson, J. L., Ivanceivch, J. M., Donnelly, J. H. Karyawan di PT Sang Hyang Seri (Persero)
Jr., Konopaske, R. (2012). Organizations: Regional III Malang. Jurnal Aplikasi
Behavior, Structure, Processes 14th ed. Manajemen.
New York: McGraw-Hill Companies. Putra A. K., Frianto, A. (2013). Pengaruh
Hasibuan, M. S. P. (2017). Manajemen Sumber Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Terhadap Kepuasan Kerja. Jurnal
Aksara. Manajemen Universitas Surabaya.
Iriani, Ida, N. (2010). Pengaruh Motivasi Robbins, S. P., Coulter, M. (2016). Management
Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik dan Disiplin 13th Edition. London: Pearson Educaton.
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Robbins, S. P., Judge T. A. (2015). Perilaku
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Organisasi, Edisi 16. Jakarta: Salemba
Sambas. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 8, Empat.
No 2. Samiadji, E. M., Yandono, P. E. (2016).
Jogiyanto, H. M., Abdillah, W. (2014). Konsep Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi
dan Aplikasi PLS (Patial Least Square) Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Melalui
untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: Kepuasan Kerja Pegawai (Studi Pada Dinas
BPFE. Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Julianto, Romi H., Hendriani, S. (2014). Alor Nusa Tenggara Timur). Jurnal
Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Ekonomi.
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Saryanto, Amboningtyas, D. (2017). Pengaruh
Kinerja Pegawai pada Kantor Wilayah Rotasi Kerja, Stres, Kepuasan Kerja dan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
Riau dan Sumatera Barat. Jurnal Ekonomi Karyawan (Studi Kasus pada Ace Hardware
Vol. 22 No. 2. Semarang). Journal of management
Laura, N., Susanto, Guno. (2016.) Pengaruh Unpand.
Budaya Organisasi dan Kompensasi Sedarmayanti. (2013). Manajemen Sumber
Terhadap kinerja Karyawan dengan Daya Manusia. Reformasi Birokrasi dan
Komitmen Organisasi sebagai variabel Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
intervening pada PT. Pembangunan Jaya Bandung: Refika Aditama.
Ancol TBK. Universitas 17 Agustus 1945 Setyarini, Maria Niken, A., Anastasia Susty.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program (2014). Pengaruh Partisipasi Anggaran
Studi Manajemen. terhadap Kinerja Manajerial dengan
Lityaui. (2014). Pengaruh Motivasi, Pelatihan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
dan Job Analisis terhadap Kinerja Intervening Pada Bank Perkreditan Rakyat.
MODUS Vol.26 (1), 2014.
150
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
Sipayung, L,M, Zamor, R. (2017). Pengaruh Undang – undang nomor 23 tahun 2014 tentang
Motivasi Instrinsik, Motivasi Ekstrinsik Pemerintahan Daerah
dan Kepemimpinan Transformasional Undang – undang nomor 5 tahun 2104 tentang
terhadap produktivitas kerja di Bidang Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pengelolaan Persampahan pada Dinas Wahyuni, E.S, Taufik, T, Ratnawati, V. (2016).
Lingkungan Hidup Kota Batam. Jurnal Pengaruh Budaya Organisasi, Locus of
Bening Prodi Manajemen Universitas Riau Control, Stres Kerja Terhadap Kinerja
Kepulauan Batam Aparat Pemerintah Daerah dan Kepuasan
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kerja sebagai variabel Intervening (Studi
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Empiris Pada Pemerintah Kabupaten
Sutrisno, E. (2014). Manajemen Sumber Daya Bengkalis). Jurnal Manajemen, Vol.XX No.
Manusia. Jakarta: Kencana Predana Media 2. Universitas Riau.
Grup. Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja Edisi
Suwatno, Priansa, D. J. (2013). Manajemen Keempat. Jakarta: Rajawali Press.
SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Wibowo. (2016). Management Kinerja. Jakarta:
Bandung: Andi. Rajawali Press.
151