Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA

PRAKTIK ICU RS ISLAM DARUS SYIFA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. Gita Nurkholif 20184663009
2. Nur Azizah 20184663034
3. Rizaldy Heru Susanto 20184663027
4. Moch Masyudiono 20184663037
5. Tiya Adriana 20184663052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat profesional, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini
dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar penanggung jawab
perawat satu dengan penanggung jawab perawat yang lain. Salah satu bentuk komunikasi
yang harus ditingkatkan keefektivitasannya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang
terima pasien.
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima
pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan /
belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima
dilakukan oleh perawat primer ke perawat penanggung jawab dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan.
Berdasarkan pengkajian dan pengamatan tanggal 18 Februari 2019 prosedur timbang
terima di paviliun ismail dilakukan pada setiap pergantian shif jaga, timbang terima
dilakukan terlebih dahulu di nurse station dipimpin oleh karu yang didahului dengan berdoa
bersama, tim yang berdinas sebelumnya menyampaikan laporan pekembangan tiap pasien
secara individu tentang situasi dan penyebab masalah pada klien, tindakan yang belum dan
sudah dilakukan, rencana tindakan yang akan dilaksanakan selanjutnya kepada tim jaga
berikutnya, kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi pasien secara berkeliling sambil
memvalidasi masalah klien yang sudah disampaikan sebelumnya
Masalah yang ditemukan selama pengkajian yaitu penyampaian setiap maasalah
keperawatan pasien tidak dibahas secara detail pada saat timbang terima diruangan, selain hal
diatas beberapa point yang belum dilaksanakan oleh perawat selama timbang terima ke
pasien yaitu tidak mengenalkan nama perawat yang akan bertugas pada shif selanjutnya dan
tidak melakukan klarifikasi keadaan klien setelah dilakukan validasi ke masing - masing
kamar klien.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum :
Setelah melaksanakan timbang terima mahasiswa mampu mengkomunikasikan keadaan
pasien yang sesuai dengan pengkajian dan perkembangan pasien berdasarkan intervensi
yang telah dilakukan.
1.2.2 Tujuan khusus :
a.Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus), serta data subyektif dan
obyektif pasien.
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam askep pada pasien
serta masalah keperawatan yang terjadi pada pasien .
c.Menyampaikan hal-hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
e.Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat.
a) Mengetahui keadaan pasien berdasarkan pengkajian dan
implementasi yang telajh dilakukan
b) Menjalin hubungan suatu kerjasama dan bertanggung jawab
antara perawat.
c) Perawat dapat melaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien
yang berkesinambungan.
d) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
komprehensif.

1.4 Bagi Pasien.


a) Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada keluhan baru yang
belum terkaji.
b) Pasien mendapatkan perawatan secara berkesinambungan dari perawat yang
sebelumnya jaga kepada perawat berikutnya yang jaga sesuai dengan tingkat
perkembangan pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pre-Post Confrence


Definisi Pre dan Post Conference. Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan
setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau
malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan
di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar. Konferensi terdiri dari
pre conference dan post conference yaitu :
2.1.1 Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah
hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan:
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus
dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.
2.1.2 Tujuan Post Conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai
situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga
dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara
yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 2007). Juga membantu
koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan
asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 2009).
Tujuan post conference adalah: Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.
2.1.3 Syarat Pre dan Post Conference
a) Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
conerence dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.
b) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
c) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.
d) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
2. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi Adapun panduan bagi PP
dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).
a) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau
sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b) Konferensi dihadiri oleh perawat primer dan PA dalam timnya masing – masing.
c) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1. Masalah Utama klien
2. Keluhan klien
3. TTV dan kesadaran
4. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5. Masalah keperawatan
6. Rencana keperawatan hari ini.
7. Perubahan keadaan terapi medis.
8. Rencana medis.
3. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang
terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
a) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti keterlambatan, kesalahan pemberian
makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
b) Ketepatan pemberian infuse.
c) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
f) Ketepatan dokumentasi.
g) Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
h) Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing –masing perawatan asosiet.
i) Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat diselesaikan.
2.2 Pengertian
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan. (Nursalam, 2011)
1) Tujuan
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum.
b. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
c. Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2) Langkah-langkah
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift selanjutnya
meliputi :
1. Situation
Meliputi nama pasien, usia, diagnose medis, nama dokter yang menangani,
tanggal masuk, hari rawat dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/ keluhan utama
2. Background
Jelaskan intervensi yang telah dilakuakan dan respon pasien dari setiap diagnosis
keperawatan, sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat
invasive dan obat-obatan termasuk cairan yang digunakan, jelaskan pengetahuan
pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis.
3. Assessment
Meliputi hasil pengkajian pasien terkini seperti vital sign, pain score, tingkat
kesadaran, braden score status restain, resiko jatuh, pivas score, status nutrisi,
kemampuan eliminasi, jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
4. Recommendation
Meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan discharge planning dan edukasi pasien dan
keluarga.
d. Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru.
e. Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat
keadaan klien.
3) Prosedur Timbang Terima
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
a. Persiapan
1) Kedua kelompok shift sudah dalam keadaan siap.
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer yang
mengganti jaga pada shift berikutnya :
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2) Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting
lainnya yang perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat untuk kemudian diserah terimakan kepada perawat jaga berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a. Situation
Meliputi meliputi nama pasien, usia, diagnosa medis, nama dokter yang
menangani, hari rawat dan masalah keperawatan.
b. Background
Meliputi perkembangan pasien saat ini, seperti kemajuan tingkat kesadaran,
mobilisasi.
c. Assessment
Meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran, hasil laboratorium, serta
informasi klinik yang mendukung.
d. Recommendation
Meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan.
Tabel 2. Kerangka Komunikasi dengan metode SBAR
S- SITUATION Situasi yang menggambarkan kondisi pasien
sehingga perlu dilaporkan
B- BACKGROUND Gambaran riwayat /hal yang berhubungan dengan
kondisi atau masalah pasien saat ini
A- ASSESSMENT Kesimpulan dari analisa terhadap gambaran situasi

R- RECOMMENDATION Usulan tentang alternatif tindakan yang akan


dilakukan, kapan, dimana

5) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi tanya jawab
terhadap hal-hal yang ditimbang-terimakan dan berhak menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas.
6) Penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat.
7) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 10 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
8) Sebelum validasi ke pasien semua perawat melakukan hand hygiene di pimpin
oleh kepala ruang.
9) Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap klien dan melakukan validasi
data tidak lebih dari 15 menit.
c. Penutup
1) Kembali ke nurse station, klarifikasi data setelah keliling ke tiap pasien
2) Tanda tangan perawat dan kepala ruangan di lembar timbang terima.
3) Laporan/handover alat-alat yang dimiliki.
4) Dokumentasi dalam Operan
a. Identitas Klien
b. Diagnosa medis klien
c. Dokter yang menangani
d. Kondisi klien saat ini
e. Masalah keperawatan
f. Intervensi yang sudah dilakukan
g. Intervensi yang belum dilakukan
h. Tindakan kolaborasi
i. Rencana umum dan persiapan lain
j. Tanda tangan dan nama terang
(Modul MPKP, 2006)

5) Hal-hal yang perlu Diperhatikan


a. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.
b. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
d. Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
e. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan menggambarkan
kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
f. Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yang ada pada
klien, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari masalahnya terlebih
dahulu (setelah diketahui melalui pengkajian), baru kemudian terhadap tindakan
yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan
tindakan.
g. Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara yang pelan
dan tegas (tidak berbisik) agar klien disebelahnya tidak mendengarkan apa yang
dibicarakan untuk menjaga privacy klien, terutama mengenai hal-hal yang perlu
dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.
h. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya jangan
dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.
(Modul MPKP, 2006)

2.3 Pre Conference


Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan
rencana dari katim dan PJ tim (Modul MPKP, 2006).
Waktu : Setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat pelaksana,
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan
yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara
2.3.1 Tujuan Pre Conference
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan
merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

BAB 3
RENCANA KEGIATAN
3.1 Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Rizaldi Heru Susanto, S.Kep


Perawat Primer (Pagi ) : Gita Nur Kholif, S.Kep
Perawat Primer (Sore) : Tiya Adriana, S.Kep
Perawat Associate (Sore) : Moch.Masyhudiono, S.Kep

3.2 Denah Kegiatan

Ket :
Karu
PP Malam
PA Malam
PP Pagi
PA Pagi

3.3 Pelaksanaan Timbang Terima


Hari/ tanggal : selasa, 29 April 2019
Jam : 07.00 WIB - selesai
Pelaksanaan : Timbang terima dari PP pagi ke PP sore
Tempat : Ruang Nurse Station dan ruang kelolaan mahasiswa
Sasaran : Seluruh pasien kelolaan
3.4 Metode dan Media
1. Metode :
a. Karu memimpin proses Timbang Terima
b. Melakukan timbang terima antara Perawat PP pagi
dengan PP sore
c. Melaporkan status keadaan pasien dari PP pagi ke PP
sore
d. Diskusi, tanya jawab dan Bedside teaching (validasi ke
pasien)
2. Media :
a. Materi disampaikan secara lisan.
b. Dokumentasi klien (status/hand over).
c. Buku operan
d. Bolpoint
3. Instrument
a. Status pasien.
b. Format lembar timbang terima

3.4 Alur Timbang Terima.

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KEPERAWATAN
KOLABORATIF

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH YANG AKAN


DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
/KEADAAN PASIEN

MASALAH :
TERATASI
BELUM TERATASI
TERATASI SEBAGIAN
MUNCUL MASALAH
BARU
3.6 Evaluasi.
1. Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain:
catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang terima. Kepala
ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada
shift sore ke malam di pimpim oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di Nurse station kemudian ke bed pasien dan kembali lagi
ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosa keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus.
Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
3.7 Uraian Kegiatan Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Persiapan 1. Sarana Prasarana 5 menit Nurse KARU


Post - perawat menyiapkan status pasien Station PP pagi
Conference - Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis PP pagi
timbang 2. Perawat PA sore
terima PP, dan PA pagi melakukan Post Conference PA sore
PP pagi membuka jalannya post conference dan mempersilahkan PA pagi
untuk melaporkan rencana keperawatan apa saja yang telah dilakukan
dan sudah dilakukan menggunakan SBAR / lembar timbang terima.
1. PA melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada PP
menggunakan lembar observasi dan buku injeksi / tindakan
keperawatan.
2. PP pagi mencocokkan laporan rencana keperawatan yang telah
dibuat dengan rencana keperawatan yang telah dilakukan PA pagi
melalui lembar timbang terima
3. PP pagi mencatat rencana keperawatan apa saja yang belum
dikerjakan oleh PA pagi
4. PP menutup post conference
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di Nurse Station 30 menit Nurse KARU
timbang 2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan (Work Sheet), Station PP pagi
terima PP pagi yang akan mengoperkan, menyiapkan buku status PP sore
3. Kepala ruangan membuka acara timbang terima PA sore
4. PP pagi melakukan timbang terima kepada PP dinas sore, hal-hal PA pagi
yang perlu disampaikan pada saat timbang terima :
a. Situation
Meliputi meliputi nama pasien, usia, diagnose medis, nama
dokter yang menangani, tanggal masuk, hari rawat dan
masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/
keluhan utama
b. Background
Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien
dari setiap diagnosis keperawatan, sebutkan riwayat alergi,
riwayat pembedahan, pemasangan alat invasive dan obat-
obatan termasuk cairan yang digunakan, jelaskan
pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis.
c. Assessment
Meliputi hasil pengkajian pasien terkini seperti vital sign,
pain score, tingkat kesadaran, resiko jatuh, status nutrisi,
kemampuan eliminasi, jelaskan informasi klinik lain yang
mendukung
d. Recommendation
Meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan. discharge
planning dan edukasi pasien dan keluarga
5. PP sore ke PP pagi dapat melakukan klarifikasi terhadap data-data
yang disampaikan pada lembar timbang terima SBAR
6. PA sore ke PA pagi dapat melakukan validasi data melalui lembar
observasi dan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan belum
dilakukan
7. Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat, dan padat
8. Lama timbang terima setiap klien kurang lebih 5-10 menit, kecuali
kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci
9. Sebelum validasi ke pasien perawat hand hygiene di pimpin oleh
kepala ruangan
10. Karu diikuti semua perawat keliling ke tiap pasien. PP dinas pagi Ruang Karu dan semua
melakukan validasi data Perawatan perawat
11. Karu membuka dan memberi salam kepada klien, PP pagi
menjelaskan tentang klien, PP sore mengenalkan anggota dan
melakukan validasi data. \
12. PA sore memastikan tindakan keperawatan dan tindakan
kolaboratif yang belum dan sudah dilakukan

Penutup 1. Perawat kembali ke Nurse Station. Diskusi tentang validasi data 5 menit Nurse Karu
2. Laporan timbang terima ditanda tangani oleh kedua PP dan station PP pagi
mengetahui Karu (kalau pagi saja). PP sore
3. Reward Karu terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas. PA pagi
4. Penutup oleh Karu disertai dengan doa. PA sore
Pre PP dan PA sore melakukan Pre Confren 5 menit Nurse Karu
Conference 1. PP sore membuat rencana keperawatan yang belum terselesaikan station PP sore
timbang oleh PP pagi PA sore
terima 2. PP sore mendelegasikan kepada PA rencana keperawatan yang
akan dilakukan
3. PA sore melaksanakan apa yang telah didelegasikan oleh PP sore
4. PP sore menutup pre conference
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, (1989). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi


Terjemahan. Alih bahasa : Dika Sukmana dkk. Jakarta

Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, (2014), Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional Edisi:2s, Salemba Medika, Jakarta

Suarli, YB. (2009). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.


Jakarta: Erlangga

Suyanto, (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di


Rumah Sakit. Jakarta: Mitra Cendika Press.

Anda mungkin juga menyukai