Anda di halaman 1dari 4

Efek Rumah Kaca dan Dampak yang Ditimbulkan pada Bangunan Gedung

Nicolaus Igansius Marbun

Universitas Negeri Medan

nicolasmarbun@mh.unimed.ac.id

ABSTRAK

Efek rumah kaca (Green House Effect ), diartikan sebagai naiknya suhu bumi. Naiknya suhu bumi
disebabkan oleh terperangkapnya sinar matahari gelombang panjang (infra merah) oleh gas–gas rumah kaca.
(GRK) yang berada di lapisan troposfer , yang merupakan lapisan atmosfer yang berada dipermukaan bumi sampai
radius 10 Km ke angkasa. Naiknya suhu ini dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. Secara total, 29 %
energi matahari akan dipantulkan oleh atmosfer , 20 % di serap oleh gas-gas atmosfe , dan hanya 51 % yang sampai
dipermukaan bumi. GRK yang dapat menyebabkan efek rumah kaca adalah CO2, CH4,CFC, O3 dan N2O.
Seberapa besar kontribusi dari masing-masing GRK tergantug kepada lama waktu tinggal GRK di atmosfer dan
besarnya nilai GWP. CO2 menjadi fenomena belakangan ini karena kontribusinya yang sangat besar terhadap efek
rumah kaca yaitu 50 % di antara GRK yang lain . Selain itu CO2 dihasilkan dari kegiatan manusia yang akan
menambah emisi CO2 yaitu , Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak efisien dan peniadaan atau
pengurangan vegetasi termasuk pembabatan hutan. Efek rumah kaca dapat berdampak kepada rusaknya ekosistem
yang akhirnya akan memutus rantai makanan dan berpengaruh kepada seluruh kehidupan di muka bumi.
Penghematan penggunaan BBM dan pengelolaan sumber daya hutan merupaan salah satu tindakan prefentif
terhadap peningkatan emisi gas CO2 di lapisan troposfer. Semakin banyak luasan vegetasi dan luasan hutan
maka akan semakin banyak jumlah CO2 yang bisa diambil oleh permukaan daun untuk proses fotosintesa dan salah
satu produk akhirnya adalah O2 yang dimanfaatkan oleh makluk hidup pada saat respirasi .

Kata Kunci : Efek rumah kaca .

Abstrac

Greenhouse effect (Green House Effect), defined as an increase in the earth's temperature. The increase in the
earth's temperature is caused by trapping long-wave (infrared) sunlight by greenhouse gases. (GHG) which is in the
troposphere layer, which is a layer of the atmosphere on the earth's surface up to a radius of 10 km into space. This
temperature rise can cause global warming. In total, 29% of solar energy will be reflected by the atmosphere, 20%
will be absorbed by atmospheric gases, and only 51% will reach the surface of the earth. GHGs that can cause the
greenhouse effect are CO2, CH4, CFC, O3 and N2O. how much contribution of each GHG depends on the length of
time the GHG stays in the atmosphere and the amount of GWP value. CO2 has become a recent phenomenon
because of its very large contribution to the greenhouse effect, which is 50% among other GHGs. In addition, CO2
is produced from human activities that will increase CO2 emissions, namely, inefficient use of fuel oil (BBM) and
the removal or reduction of vegetation, including forest clearing. the greenhouse effect can have an impact on the
destruction of ecosystems which will eventually break the food chain and affect all life on earth. saving fuel use and
managing forest resources is one of the preventive measures to increase CO2 gas emissions in the troposphere. The
more vegetation and forest area, the more CO2 can be taken up by the leaf surface for photosynthesis and one of the
end products is O2 which is used by living things during respiration

Keyword : Greenhouse effect.

Pendahuluan
Beberapa tahun belakangan ini, sering kita merasakan perubahan cuaca yang ekstrim. Dalam waktu singkat
kita bisa merasakan cuaca yang sangat panas, kemudian tak berapa lama mendung dan kemudian hujan. Saat cuaca
panas, dapat dirasakan panas yang terlalu terik, dan ini dapat kita amati dari waktu ke waktu. Bumi kita terasa
semakin panas . Hal ini disebut sebagai pemanasan global atau global warming, yaitu terjadinya peningkatan suhu
di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan
kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali, sinar matahari berubah menjadi gelombang
panjang yang berupa energi panas. Namun, sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau
lolos keluar ke angkasa karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas
yang seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi, sehingga lebih dari dari kondisi
normal, inilah efek rumah kaca berlebihan.

Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi termal dari permukaan atmosfer yang diserap oleh gas
rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke segala arah. Mekanisme ini pada dasarnya berbeda dari yang rumah kaca
sebenarnya, yang bekerja dengan mengisolasi udara hangat dalam struktur tersebut sehingga panas yang tidak hilang
oleh konveksi. Efek rumah kaca ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, dan pertama kali dilaporkan
kuantitatif oleh Svante Arrhenius pada tahun 1896, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya Segala sumber energi yang
terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, (sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah
lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es
akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global”.

Metode yang digunakan

Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian Observasi atau
pengamatan.Metode penelitian ini merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi yaitu ketika
peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian seperti meninjau langsung ke lapangan.

Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya konsentrasi gas-gas di atmosfer. Gas-gas tersebut
disebut dengan gas rumah kaca.Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek
rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat
aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air
dari laut, danau dan sungai. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Berikut
akan dipaparkan mengenai gas-gas yang berperan dalam efek rumah kaca dengan persentase kontribusi mereka
terhadap efek rumah kaca;

a. Uap Air (36-70%)

Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari
efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional. Aktivitas manusia tidak secara langsung
memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan
meningkatnya efek rumah kaca yang mengakibatkan meningkatnya temperatur dan semakin meningkatknya jumlah
uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan.
b. Karbondioksida (9-26%)

Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan
bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan
listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat
perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.

c. Metana (4-9%)

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Metana merupakan
insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana
dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari
pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan
tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada
pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.

Dampak Efek rumah kaca

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan
global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan
semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat (Wikipedia, 2011).

Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu permukaan bumi. Sehingga terjadi
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air
laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.

Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit diprakirakan. Pada beberapa
bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah
longsor. Sedangkan belahan bumi yang lain bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena kenaikan
suhu dan turunnya kelembaban. Selanjutnya perubahan iklim akan berdampak pada segala sector

Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca

a. Penggunaan alat listrik


1. Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
2. Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi stand by, alat elektronik masih
mengalirkan listrik sebesar 5 watt.
3. Kabel dari barang elektronik akan lebih baik jika dilepas dari stop kontak bila sudah tidak digunakan
4. Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk lampu taman, sehingga lampu
akan hidup dan mati secara otomatis tergantung cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk
penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan
emisi penyebab pemanasan global.
b. Penggunaan kendaraan bermotor
c. Penanaman pohon
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat dilakukan juga penanaman
tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang
banyak menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi
pada gunung-gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa disebut dengan
taman kota.
d. Pengelolaan sampah
1. Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik.
2. Menghemat penggunaan kertas.
3. Mengurangi penggunaan tisu
4. Mendaur ulang kertas, plastik, dan logam
5. Membuat kompos.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa untuk bisa melestarikan lingkungan haruslah diawali dengan kesadaran dari individu
masing-masing. Kita harus sadar bahwa dengan tindakan kecil yang kita lakukan dapat memberikan pengaruh yang
sangat besar. Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau
satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya Efek rumah kaca timbul karena komposisi gas
rumah kaca yang sudah tidak stabil lagi. Beberapa gas tersebut yaitu uap air, karbondioksida,metana, nitrogen
dioksida, dan gas-gas lainnya.

Adanya efek rumah kaca dapat menyebabkan meningkatnya panas atau suhu bumi, atau biasa disebut sebagai
global warming atau pemanasan global. Global warming juga dapat menimbulkan beberapa akibat, perubahan yang
saat ini di Indonesia sedang terjadi adalah perubahan iklim, ditandai dengan cuaca yang selama sehari tidak
menentu. Hal ini nantinya akan berdampak pada aspek kehidupan lainnya.

Oleh karena itu, tentunya harus ada penanggulangan agar dampak dari efek rumah kaca tidak semakin parah dan
berimbas kepada kehidupan kita nantinya. Banyak hal yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi
dampak tersebut, beberapa diantaranya penghematan dalam menggunakan listrik, penggunaan kendaraan atau bahan
bakar, penanaman pohon, serta daur ulang sampah. Dengan dilakukannya beberapa hal tersebut, kita turut
memberikan perhatian dan tindakan demi kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita nantinya.

Saran

Sekiranya kerusakan lingkungan ini adalah masalah kita bersama,untuk itu selaku manusia haruslah bertanggung
jawab dan memegang teguh konsep keseimbangan alam,maka sudah sepantasnya kita menjaga lingkungan,mulai
dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman untuk kita
bersama.

Daftar Pustaka

Ismiyati. (2014). Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buangan Kendaraan Bermotor. Manajemen transportasi dan
Logistic. 1, 241-248.

Anggraeni, DY. (2015). Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca, Kinerja Lingkungan dan Nilai
Perusahaan. Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 12, 188-209.

Wardhana, IW. (2017). Analisis Dampak Kualitas Udara Karbon Monoksida Akibat Kegiatan Car Free Day.
Teknik Lingkungan, 6, 1-14

Siregar, YI. (2017). Analisis Pengaruh Konsentrasi Gas Rumah Kaca Terhadap Kenaikan Suhu Udara di
Kota Pekan Baru dan Kota Padang. Ilmu Lingkungan, 11, 35-43.

Pratama, Riza. (2019). Efek Rumah Kaca Terhadap Bumi. Buletin Utama Teknik, 14, 120-126.

Anda mungkin juga menyukai